Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Mangrove is a forest located in coastal area which always or regularly inundated by sea water and
affected by the tide but unaffected by the climatic. The condition of archipelago in Indonesia led to
a diverse ecosystem. In turn the diverse of this ecosystem creates a high diversity of flora and
fauna. Birds are wild animals living in the world and have an important role in preserving the
environment, example as a pest controller, a seed disperser and pollinator. Mangrove area in
pavilion of Palu city specifically is not known yet about birds’ relationship or dependences on
Mangrove in pavilion of Palu city. The purpose of this research is to know the association of birds
and Mangrove around pavilion of Palu city. This research was conducted for 2 months which
started on June-August 2015. This research used Concentration Counts method with 4 points
spread on Mangrove area in pavilion of Palu city. The observation was made at 05.30 am–07.30 am
WITA or at 04.00 pm–06.00 pm WITA. There were 10 families and 15 species of birds in this
research. The species of birds associated with point X (6.7) were 11 species, X (10.0) were 4
species and X (30.0) were 12 species. The species of birds that have high association number was
the yellow-vented bulbul (Pycnonotus goiavier), associated with the pasific swallow (Hirundo
Tahitica) and firm associated with the gould’s bronze cuckoo (Chrysococcyx russatus), White-
Breasted Waterhen (Amaurornis Phoenicurus), White-Shouldered Triller (Lalage sueurii), lemon-
bellied white-eye (Zosterops Chloris) and the zitting cisticola (Cisticola Juncidis).
Keywords: Diversity, Association, Bird, Mangrove
42
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 42-48
Juni 2016
43
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 42-48
Juni 2016
40 m X²= (ad-bc)² n
110-110 m Arah lintasan (a+b)(c+d)(a+c)(b+d)
Untuk mengetahui ada tidaknya asosiasi
Ket: P=Titik pengamatan; r=Radius lingkaran yang antara dua jenis dilakukan perbandingan antara
ditentukan berdasarkan kemampuan jarak pandang rata-
rata (40m). chi-square {X ² hitung} dengan X² tabel pada
Gambar 1. Bentuk unit contoh untuk derajat bebas = 1
inventarisasi satwa liar burung Keputusannya:
dengan Concentration counts Bila X ²< X ² tabel 0,05% maka kedua jenis
Analisis Data yang diuji (tidak berasosiasi)
Kehadiran tiap spesies akan dicatat dalam Bila X ² hitung >X ² 0,05 (berasosiasi)
jumlah plot yang dibuat dan data yang ada X ² hitung >X ² tabel 0,01(berasosiasi erat
dimasukkan ke dalam tabel kontigensi 2×2. sekali)
Hasil dapat diuji kebenarannya dengan Chi-square = X ² tabel 0,05 = 3,841
menggunakan tabel X ². Hasil akan bergantung X ² tabel 0,01 = 6,635
pada ukuran plot karena data yang dihasilkan Pada derajat bebas = 1
berasal dari frekuensi kemunculan.
Untuk mengetahui hubungan antara jenis HASIL DAN PEMBAHASAAN
digunakan analisis asosiasi yang dihitung
berdasarkan rumus yang ditemukan oleh Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
Goodall (1953) dalam Muller Dombois dan asosiasi jenis burung pada kawasan hutan
Ellenberg (1973), yang dijabarkan sebagai mangrove di Anjungan Kota Palu terdapat 10
berikut : famili dan 15 jenis burung. Komposisi
Tabel 1. Kontigensi 2×2 selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Jenis-Jenis Burung
Jenis a + -
No. Nama Jenis Famili
Jenis b
+ A B a+b 1. Nectarinia jugularis Nectariniidae
2. Halcyon sancta Alcedinidae
- C D c+d
3. Cisticola juncidis Cisticolidae
a+b a+b n=a+b+c+d 4. Streptopelia bitorquata Columbidae
Keteranagan : 5. Zosterops chloris Zosteropidae
a : jumlah plot pengamatan yang terdapat jenis A dan B
b : jumlah plot pengamatan yang terdapat jenis B 6. Lalage sueurii Campephagidae
c : jumlah plot pengamatan yang terdapat jenis A 7. Hirundo tahitica Hirundinidae
d : jumlah plot pengamatan yang tidak terdapat jenis A
8. Amaurornis phoenicurus Rallidae
dan B
n : jumlah plot pengamatan. 9. Chrysococcyx russatus Cuculidae
Untuk mengetahui besarnya tingkat asosiasi 10. Halcyon chloris Alcedinidae
yaitu hubungan dari dua jenis yang saling 11. Merops philippinus Meropidae
berinteraksi dapat bersifat positif atau negatif,
12. Pycnonotus goiavier Pycnonotidae
dimana nilai positif menunjukkan hubungan
yang bersifat mutualistik (saling 13. Aplonis panayensis Sturnidae
menguntungkan) sedangkan nilai negatif adalah 14. Gerygone sulphurea Acanthizidae
sebaliknya. Interspesifik asosiasi antara dua 15. Collocalia vanikorensis Apodidae
44
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 42-48
Juni 2016
45
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 42-48
Juni 2016
terbang yang sama yang dilakukan berulang- Secara umum burung ini dapat ditemukan pada
ulang kali. Dengan kondisi tempat penelitian berbagai macam habitat, di hutan Mangrove
yang berada di pinggiran kota Palu dan terdapat anjungan pada lokasi penelitian burung tersebut
bangunan dan jembatan yang menjadi tempat dapat teridentifikasi secara langsung dengan
bersarang dan melangsungkan kehidupannya. menggunakan alat bantu. Selain pengamatan
Burung ini cukup umum ditemukan pada kabel langsung burung remetuk laut juga dapat
listrik, ranting pohon kering, bangunan yang diindentifikasi melalui suara. Sehingga jenis
tidak berpenghuni. burung remetuk laut lebih dapat dikenal atau
Burung merbah cerukcuk berasosiasi teridentifikasi melalui suara. Biasanya jenis
dengan enam jenis burung. Secara umum burung ini ditemukan berpasangan dan
burung ini sangat umum ditemukan di lokasi berkelompok kecil pada saat mencari makan
penelitian. Sesuai dengan lokasi penelitian dan berbiak. Jumlah burung yang beroasiasi
bahwa menjadi tempat persinggahan, tempat dengan remetuk laut sangat kecil dibandingkan
bermain dan mencari makanan pada pohon dan dengan jenis burung yang lainnya. Hal ini
ranting mangrove. Burung merbak cerucuk disebabkan adanya perbedaan jumlah jenis
sering ditemukan pada ranting mangrove pada burung pada masing-masing lokasi pengamatan
bagian tajuk dan akar mangrove. Burung- ini diduga karena karakteristik habitat
burung tersebut merupakan burung yang hidup (komposisi tumbuhan) dan aktivitas masyarakat
secara berkelompok, suka terhadap habitat yang (Rusmendro, 2009).
terbuka, dan dapat berkembang biak sepanjang Selanjutnya jenis burung walet polos
tahun (Wibowo 2004). berasosiasi dengan 2 jenis burung. Jenis burung
Jenis burung perling kumbang berasosiasi ini cukup umum ditemukan di dataran rendah
denga 9 jenis burung. Penyebaran jenis burung terbang sambil memangsa serangga. Pada
perling kumbang pada lokasi penelitian cukup lokasi penelitian burung ini terbang melayang
mendominasi lokasi penelitian. Burung ini mencari serangga kecil. Burung walet memiliki
banyak ditemukan secara bergerombol dalam daya jelajah yang luas sehingga meskipun
mencari makanan di hutan mangrove Anjungan rumah rumah walet berada di daerah perkotaan,
Kota Palu dan secara umum juga terdapat burung walet masih bisa mencari makan di
mendominasi pada titik pengambilan data. hutan, sawah, padang rumput dan sungai yang
Tajuk dan akar mangrove menjadi tempat untuk berada di sekitar perkotaan, burung walet masih
mencari makanan jenis burung perling bisa mencari makan di hutan, sawah, padang
kumbang dan kondisi lahan hutan terbuaka dan rumput dan sungai yang berada di sekitar
habitat yang sangat mendukung untuk perkotaan (Arifin, 2012).
kelangsungan hidup burung perling kumbang. Cekakak sungai merupakan jenis yang
Keberadaan tumbuhan sangat terkait dengan berasosiasi erat dengan Madu sriganti. Burung
ketersediaan pakan, tempat bersarang, cekakak sungai sangat umum ditemukan di
perlindungan dari pemangsa dan juga faktor lokasi pelitian. Biasanya ditemukan pada
mikroklimat, dengan demikian tumbuhan dapat ranting pohon dan ujung pohon mati. Sangat
mempengaruhi ada dan tidaknya suatu jenis umum ditemukan di daerah perairan yang
burung di suatu lokasi (Maryanto 2010). menjadi tempat utama dalam mencari makanan.
Selanjutnya (Maryanto 2010) juga mengatakan Menurut Elfidasari, 2006 kelimpahan burung
aktivitas manusia (pengolahan lahan pertanian) pada suatu lokasi adalah ketersedian bahan
akan berdampak pada penurunan makanan.
keanekaragaman jenis tumbuhan asli yang juga Jenis yang berasosiasi erat selanjutnya
akan berdampak pada perubahan jenis burung yaitu jenis burung kacamata laut. Jenis burung
yang ada. ini dapat ditemukan pada ranting pohon yang
Jenis burung remetuk laut berasosiasi kecil sambil mencari makanan. Pada lokasi
dengan 2 jenis burung diantaranya jenis burung penelitian burung ini sangat cepat teridentifikasi
layang-layang batu dan perling kumbang. karena ciri utamanya yaitu berwarna kuning,
46
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 42-48
Juni 2016
bergerombol pada saat mencari makanan Kedasi gould berasosiasi erat dengan dua
maupun saat bermain. Hutan pantai juga jenis burung yaitu cici padi dan kareo padi.
banyak digunakan oleh burung terestrial untuk Pada lokasi penelitian burung ini aktif pada
beraktivitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya ujung ranting pohon mangrove. Jenis burung
sebagai tempat mencari pakan, bersarang, dan kedasi gould terindentifikasi melalui suara dan
berlindung dari cuaca pada saat pergantian selalu ditemukan sendiri. Cukup umum
musim. Jenis ini dikategorikan umum ditemukan pada hutan mangrove dan pada
disebabkan karena dapat berkompetisi dengan dataran rendah. Pohon di hutan pantai
jenis lain dalam memperebutkan makanan, serta merupakan habitat bagi berbagi jenis burung,
dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi baik sebagai tempat bersarang maupun tempat
habitat (Nur, 2013). beristrahat (Onrizal, 2004)
Kapasan sayap putih berasosiasi erat
dengan cici padi disebabkan adanya semak KESIMPULAN
belukar pada lokasi penelitian yang menjadi
tempat persinggahan dari kedua jenis burung Dari hasil pembahasaan, dapat ditarik
tersebut. Jenis burung kapasan sayap putih kesimpulan sebagai berikut: Pada lokasi
sering dijumpai secara berpasangan. Secara penelitian ditemukan terdapat 13 jenis famili,
langsung burung kapasan sayap putih memiliki 15 jenis burung. Jenis-jenis burung yang
perbedaan antara jantan dan betina, biasanya ditemukan berasal dari 14 famili dan terdapat 2
terjadi kesalahan pada saat pengamatan jenis jenis burung yang dilindungi, dan 1 jenis
burung kapasan betina dan jantan. Di lokasi burung migran. Pada lokasi penelitian
penelitian burung kapasan sayap putih individu ditemukan jenis burung yang dikategorikan
jantan cukup umum ditemukan sendiri. Bahwa berasosiasi yaitu 11 jenis dengan X hitung (6,7)
burung kapasan jantan menjadikan hutan dan burung yang berasosiasi erat sekali yaitu 4
mangrove di anjungan kota palu hanya sebagai jenis dengan X hitung (10,0) dan (30,0)
tempat persinggahan dan mencari makanan.
47
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 4, Nomor 1 Hal: 42-48
Juni 2016
48