You are on page 1of 14

ISLAM DAN STUDI AGAMA-AGAMA DI INDONESIA

M. Wahyu Al Yubi
Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Jl. H.M. Yasin Limpo No.36 Samata, Kab Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
E-mail: mwahyualyubi26@gmail.com

Abstract
The purpose of this study was to determine the problems faced by the Department of Comparative Religion in
Indonesia especially in UIN, Bandung, Jakarta, and Yogyakarta. The problems could be experienced by the students
or by the department, in both academic field and student affairs, besides among academic authors also wish to
express how the perspective of rural communities, in the village area of West Bandung Cibenda about majoring in
comparative religion, is it true this course can not be accepted by society, especially rural areas? The results
showed that there was the strong relationship between exclusive religious attitudes and religious conflict in society.
The exclusive attitude could trigger conflict easily. In this situation, the existence of the Department of Comparative
Religion is needed, as an academic medium which task is to produce mediators, who can reduce or reconcile
religious conflicts through mainstreaming inclusive and pluralist religious attitudes in society. Unfortunately, the
existence of this Department has not been promoted well. So that, people have not perceived this department well.

Keywords:
Religious Studies; Pluralism; Tolerance.

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui problematika apa saja yang di hadapi oleh Jurusan Perbandingan Agama di
Indonesia secara umum dan ketiga UIN yaitu Bandung, Jakarta dan Yogyakarta secara khusus, baik persoalan yang
dialami oleh pihak mahasiswa dan Jurusan dalam bidang akademik ataupun kemahasiswaan, selain dikalangan
akademik, penulis juga ingin mengungkapkan bagaimana persfektif masyarakat pedesaan tepatnya di Desa Cibenda
daerah Bandung Barat tentang jurusan perbandingan agama, benarkah jurusan ini tidak bisa diterima oleh
masyarakat khususnya pedesaan? Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan sikap keberagamaan yang
ekslusif di masyarakat menjadi pemicu konflik agama mudah terjadi. Keberadaan Jurusan Perbandingan Agama
sangat dibutuhkan sebagai media akademik yang mampu mencetak mediator pendamai konflik agama, melalui
penanaman sikap keagamaan yang inklusif dan pluralis di masyarakat, tetapi keberadaan Jurusan ini belum
terpromosikan dengan baik sehingga eksistensinya belum dapat dirasakan oleh masyarakat.

Kata Kunci:
Religious Studies; Pluralisme; Toleransi.

A. PENDAHULUAN
Pluralisme agama merupakan kondisi Indonesia ada di sini. Bagaimana mungkin
masyarakat Indonesia yang tidak dapat di dapat memisahkan masalah ras, agama dan
pungkiri, dan kondisi ini bisa sebagai pemicu juga daerah dari kehidupan bangsa. Yang
konflik, bila agama dipahami hanya terbatas harus kita pahami sekarang adalah bagaimana
pada persoalan pribadi. Agama tidak lagi menghadapi tangtangan pluralitas keagamaan
merupakan kekuatan social dan tidak lagi seperti itu.
mempengaruhi serta membentuk persepsi Dalam kondisi masyarakat seperti ini
dunia, atau dapat mengatasi segala macam keberadaan Studi Perbandingan Agama sangat
persoalan social, tetapi dilema bagi masyarakat penting untuk di kembangkan, tetapi sudah
lebih dari empat puluh tahun Ilmu
M. Wahyu Al Yubi Islam dan Studi Agama-Agama di Indonesia

Perbandingan Agama berdiri di berbagai UIN kekhawatiran. Oleh karena itu menjadi
di Indonesia, tetapi pada kenyataannya kewajiban bagi mereka yang telah meng-
eksistensi keberadaan Jurusan ini kurang ber- abdikan diri untuk mempelajari agama-
kembang, baik secara akademik ataupun agama besar dunia dari menghargai agama
masyarakat. apapun bentuknya, untuk menekuni
Penelitian ini dilakukan yaitu untuk kawasan baru ini atas nama ilmu
mengetahui segala problematika yang dihadapi pengetahuan yang sesungguhnya.1
oleh Jurusan Perbandingan Agama baik secara Sejak ceramah Muller di atas, studi
akademik ataupun secara kemahasiswaan agar agama- agama lambat laun mulai menarik
didapatkan solusi yang efektif untuk minat para sarjana dan semakin popular.
mengembangkan Jurusan ini di masa depan. Para sarjana menyebut “kawasan baru” tadi
Untuk lokasi penelitian dilakukan pada tiga dengan berbagai nama, namun substansinya
Jurusan Perbandingan Agama di tiga UIN pada dasarnya tetap sama yaitu
yaitu: UIN Bandung, Jakarta dan Jogjakarta mempelajari agama- agama, terutama yang
dengan alasan bahwa Jurusan Perbandingan berbeda dengan agama sendiri dengan
Agama di ketiga UIN tersebut dipandang dapat menggunakan metode dan pendekatan
merepresentasikan kondisi Studi agama-agama ilmiah akademik.
di Indonesia baik secara Historis, Cultur Di Indonesia, khususnya di lingkungan
Akademic hingga pupulasi untuk sampel (UIN). Nama yang umum dipakai adalah
penelitian, selain dilakukan di tiga Universitas, “Perbandingan Agama”. Hal ini dapat
penulis juga meneliti di kalangan masyarakat dimaklumi karena tokoh yang mula-mula
Pedesaan dalam memandang jurusan ini, memperkenalkan dan mengembangkan
berangkat dari pengalaman penulis bahwa istilah tersebut di UIN adalah H.A Mukti
jangankan dikalangan masyarakat awam, Ali. Pada masa Mukti Ali, studi agama
dikalangan akademikpun jurusan ini masih adalah kajian yang bersifat ilmiah dan
asing dan terdengar ekstrim padahal memiliki objektif. Ilmu Perbandingan Agama
tujuan yang luar biasa. Namun benarkah didefinisikan sebagai berikut:
semua anggapan masyarakat khususnya “Sebuah cabang ilmu pengetahuan yang
Pedesaan memandang jelek terhadap jurusan berusaha untuk memahami gejala-gejala
perbandingan agama? dari suatu kepercayaan dalam hubu-
ngannya dengan agama-agama lain,
B. HASIL DAN PEMBAHASAN pemahaman ini meliputi persamaan juga
1. Ilmu Perbandingan Agama Sebagai perbedaan. Dari pembahasan yang
Sebuah Ilmu da Pengembangannya demikian, maka struktur yang asasi dari
Ilmu Perbandingan Agama mulai pengalaman keagamaan manusia dan
diperkenalkan ketika Friedrich Max Muller pentingnya bagi hidup dan kehidupan
menyampaikan sebuah ceramah di Royal orang itu akan dipelajari dan dimulai.2
Institute London, adapun isi pernyataan Walaupun berbagai definisi dari Ilmu
tersebut telah dikutip oleh Djam’anuri sebagai Perbandingan Agama telah diuraikan di atas
berikut: tetapi kenyataannya berbagai definisi itu
Sebuah ilmu agama, yang didasarkan pada mengalami perubahan seiring dengan
suatu perbandingan ilmiah yang jujur dan perkembangan jaman dan kemajuan studi
tidak memihak terhadap semua agama, agama sehingga definisi tersebut dirasakan
sekarang hanya tinggal masalah waktu saja.
ilmu tadi dituntut oleh orang-orang yang
suaranya tidak dapat diabaikan masalah-
masalahnya yang besar telah menarik 1
Djam’anuri, Ilmu Perbandingan Agama,
perhatian banyak peneliti. Dan hasilnya Pengertian dan Objek kajian (Kurnia Kalam Semesta:
1998), 2.
diantisipasi dengan harapan maupun 2
Ahmad Norman permata Ed, Metodologi Studi
agama, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2000, 25.

kurang relevan untuk melukiskan Ilmu


M. Wahyu Al Yubi Islam dan Studi Agama-Agama di Indonesia
Perbandingan Agama di masa sekarang.
Objek kajian Ilmu Perbandingan Agama
menurut H.A Mukti Ali adalah pengalaman
agama yang bertitik tolak pada pengalaman
agama yang subjektif kemudian diobjektifkan bagaimana mereka memahami kebebasan
dalam berbagai macam ekspresi dan bahwa beragama, karena kebebasan beragama ini erat
ekspresi-ekspresi itu mempunyai struktur yang sekali hubungannya dengan pemahaman
pasif dan dapat dipelajari. konsep pluralisme di masyarakat.
Pengalaman keagamaan diekspresikan Penjelasan TAP MPR tentang P4
dalam tiga bentuk yaitu: menegaskan bahwa kebebasan beragama
1. Teoritis atau intelektualistis yaitu termasuk merupakan hak asasi dari manusia, ia berasal
di dalamnya teologi, kosmologi, dan dari tuhan dan sama sekali bukan pemberian
antropologi. Negara apalagi golongan. 4
2. Praktis atau amalan yaitu ibadah Walaupun di dalam penjelasan diatas
3. Sosiologis yaitu ekspresi dalam pergaulan mengisyaratkan bahwa di negeri ini tidak akan
di masyarakat. ada lagi persoalan mengenai hak asasi
Banyak metode yang ditawarkan oleh para beragama, bahkan sebagai Negara yang tidak
ahli Ilmu Perbandingan Agama tetapi yang berdasarkan agama dan tidak pula sekuler.
paling kondusif untuk masyarakat Indonesia Berarti Negara wajib memberikan pelayanan
adalah metode yang dikemukakan oleh W. C kepada semua agama dan tidak terlalu jauh
Smith yang telah dikutip oleh Ahmad Norman mencampuri keberagamaan umat. Tetapi
permata dalam bukunya yang berjudul sayang sekali jaminan tersebut bila ditarik
Metodologi Studi Agama yang isinya seperti pada tataran realitas jauh dari kenyataan,
di bawah ini: karena ternyata persepsi masyarakat tentang
Bentuk tadisional barat dalam mengkaji kemerdekaan beragama belum menjamin
agama-agama lain diawali dari pengcairan sepenuhnya pelaksanaan implementasi hak
impersonal dari sebuah itu. tetapi era asasi beragama.
sekarang berubah menjadi personalisasi Contohnya, anggapan sementara orang
keimanan yang diamati, sehingga mereka bahwa dalam Negara ini yang diakui secara
mulai menemukan pembicaraan tentang resmi hanya enam agama (Islam, Kristen,
mereka, kemudian pengamatan menjadi Katolik, Hindu, Budha dan khonghucu). Lalu
terlibat secara personal, sehingga situasinya bagaimana dengan kedudukan agama-agama
adalah kami berbicara tentang mereka, pribumi, seperti Kaharingan di Kalimantan,
tahap selanjutnya adalah dialog dimana Badui di Banten dan lain-lain. Yang
kami berbicara kepada engkau. Jika ada merupakan agama asli Indonesia yang telah
aktivitas mendengarkan secara timbal balik, dianut ratusan tahun oleh penduduknya. Salah
akan menjadi kami berbicara dengan persepsi di masyarakat yang menganggap
engkau, adapun puncak dari kemajuan ini hanya agama resmi yang boleh hidup telah
adalah engkau dan aku berbicara bersama memakan korban pada agama-agama lokal,
tentang kita.3 seperti peng-Hinduan penganut agama
1. Studi Perbandingan Agama Di Tiga Kaharingan yang merupakan agama ke dua
Lembaga UIN Bandung, Yogyakarta, Dan terbesar di Kalimantan tengah.5
Jakarta. Kasus terbaru yang senter dibicarakan oleh
a. Agama dan Kehidupan Beragama media adalah kasus Ahmadiah lawan Islam
di Indonesia radikal, dimana puncak semua konflik ketika
Untuk mengetahui kondisi kehidupan kerusuhan berdarah di Cikeusik terjadi, hal itu
beragama di Indonesia bisa di lihat dari menandakan bahwa konflik agama tidak
3
Permata, Metodologi Studi agama, 76. 4
Lihat Ketetapan MPR no 11, tentang penghayatan
dan pengamalan pancasila. 1978.
5
Ketetapan MPR no 11, tentang penghayatan dan
pengamalan pancasila, 1978, 113.
hanya terjadi pada wilayah ekternal agama saja sistem nilai yang diyakini dan sistem nilai
tetapi juga dapat terjadi secara internal dalam yang diyakini orang lain masih bisa dilihat
satu wilayah agama yang sama. Padahal persamaannya. Sikap bijaksana ini merupakan
seperti kita ketahui bersama bahwa keberadaan kunci dalam mendamaikan kemajemukan.7
jamaah Ahmadiyah sudah ada di Indonesia ini b. Jurusan Perbandingan Agama di Tiga UIN
sejak zaman penjajahan belanda tetapi kenapa (Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta) Jurusan
konflik secara keras baru terjadi sekarang- Perbandingan Agama di UIN
sekarang ini. Apa yang menyebabkan Bandung mempunyai Visi “Unggul dan
perubahan pandangan yang terjadi berkompeten dalam Studi Agama-agama”
dimasyarakat Indonesia sekarang ini akan untuk Misinya yaitu:
makna sebuah toleransi. 1. Menyelenggarakan pendidikan dan
Berbagai persoalan yang dipaparkan di atas pengajaran yang berorientasi kepada
berkorelasi erat dengan kondisi pluralisme pengkajian, penguasaan dan pengembangan
yang sekarang berkembang di masyarakat, dalam bidang studi agama-agama untuk
dimana masyarakat Indonesia telah terdoktrin menghasilkan sarjana yang religious, cakap
oleh teologi-teologi lama yang mengklaim dalam pengkajian agama-agama dan peka
bahwa hanya agamanyalah yang paling benar. terhadap persoalan-persoalan social
Teologi yang ekslusif ini berkembang baik keagamaan.
dalam agama-agama monoteisme. Klaim- 2. Menyelenggarakan penelitian serta
klaim kebenaran melahirkan fenomena suatu menerapkan dalam rangka mengatasi dan
agama menjadi ancaman bagi agama lain. menyelesaikan problematika masyarakat
Tetapi teologi inklusif pun tidak menjadi beragama dan persoalan kemanusiaan
cukup, karena cenderung masih menempatkan dalam krangka teori studi agama.
agama sendiri lebih tinggi dibandingkan 3. Membangun kepercayaan bagi terciptanya
agama lain, maka yang cocok dikembangkan kerjasama dengan berbagai pihak yang
dalam kondisi masyarakat seperti ini adalah saling member manfaat untuk mewujudkan
teologi pluralistik, yang mengakui eksistensi jaringan kerja di tingkat local, nasional dan
kebenaran agama lain. Seperti mengutip internasional.
pernyataan dari Budhi Munawwar Rahman: Tujuannya adalah: mencetak sarjana yang
Masyarakat Madani (civil society) tidak professional dalam Ilmu Perbandingan Agama
mungkin terwujud apabila orang masih yang berparadigma Islam dan semangat
memahami agama secara eksklusif dan keindonesiaan.
menganggap agamanya sendiri yang paling Sedangkan Jurusan Perbandingan Agama
benar; seorang penganut agama perlu di Yogyakarta memiliki Visi “Unggul dan
mentransendenkan agamanya, menjadikan terkemuka dalam studi Agama-agama sebagai
nilai agamanya lebih luas dan universal, pemaduan dan pengembangan keushuluddinan
serta mengutamakan nilai-nilai dengan Ilmu-ilmu Sosial-Humaniora” untuk
6
kemanusiaan dalam agamanya. Misi yaitu: Menyelenggarakan pendidikan dan
Selain mengembangkan konsep teologi pengajaran dalam bidang studi agama-agama
pluralistik, juga harus ditanamkan pada untuk menghasilkan sarjana yang relijius,
masyarakat, bahwa manusia itu memiliki cakap dalam pengkajian agama-agama dan
keunikan dan ciri khas, tingkah laku, sikap. peka terhadap persoalan-persoalan sosial
Dan bahwa kita harus bisa mengakui berbagai keagamaan, dan Menyelenggarakan penelitian
perbedaan. Karena sikap menghargai inlah dalam rangka menerapkan dan membangun
yang mendorong terbentuknya orientasi teori-teori tentang studi agama-agama, Juga
berfikir terbuka karena antara kontradiksi Meningkatkan peran serta studi agama-agama

6
Lihat kompas, “Teologi Pluralsitik Diperlukan 7
Lihat Media Indonesia, “Pluralisme memang
dalam Dialog Agama-agama”, senin 16 Oktober masih Problematis”, Jum’at 12 Desember 1997, 6.
2000,9. kolom 1-5.

65
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dibuktikan oleh hasil penyebaran angket yang
kemanusian bagi perdamaian. menyatakan 112 orang (49%) menempatkan
Dan Membangun kepercayaan bagi terciptanya Jurusan ini pada pilihan kedua dan sebanyak
kerjasama dengan berbagai pihak yang saling 25,4% atau 58 orang yang memilih Jurusan
memberi manfaat untuk mewujudkan jaringan Perbandingan Agama sebagai pilihan ke 1 dan
kerja di tingkat lokal, nasional, dan inter- yang menyatakan bahwa Jurusan Perban-
nasional. dingan Agama sebagai pilihan ketiga
Tujuan: Mencetak sarjana yang profesional sebanyak 53 orang atau 23,4%. hal ini
dalam Ilmu Perbandingan Agama yang menunjukkan bahwa sebenarnya Jurusan ini
berparadigma Islam dan semangat tidak sepenuhnya menjadi Jurusan buangan
keIndonesiaan. dan masih cukup diperhitungkan.
Jurusan Perbandingan Agama UIN Jakarta Kedua, ketika ditanyakan tujuan kuliah di
bertujuan menghasilkan sarjana Muslim yang perbandingan kedua, agama yang menjawab
memiliki keahlian dalam bidang perbandingan untuk meyakinkan kebenaran agama sendiri
agama, cakap dalam penelitian fenomena- dengan membandingkannya dengan agama
fenomena keagamaan, mampu mengantisipasi lain sebanyak 48 orang atau 21, 1%.
dan memecahkan persoalan-persoalann yang Sedangkan yang menjawab untuk membela
dapat menimbulkan konflik antar umat agama Islam sebanyak 45 orang atau 19, 7%
beragama, serta mendorong lahirnya kehi- dan terakhir yang menjawab untuk memahami
dupan yang damai dalam komunitas yang ajaran agama lain sebanyak 115 orang atau
plural. sekitar 59, 2%. Hal itu menunjukkan bahwa
Untuk kegiatan akademik pada Jurusan modal untuk membentuk sikap terbuka sudah
Perbandingan Agama di UIN Bandung setiap dimiliki oleh mahasiswa sudah baik sesuai
mahasiswa terbebani 144 sks, di Yogyakarta dengan tujuan dari Ilmu Perbandingan Agama
sebanyak 154 sks sedangkan di Jakarta itu sendiri, jadi dalam hal ini tidak ada
sebanyak 144 sks, berdasarkan catatan masalah.
kurikulum yang harus diselesaikan dalam 8 Ketiga, ketika ditanyakan apa
semester atau paling lambat 7 tahun. penyebab Ilmu Perbandingan Agama kurang
diminati oleh masyarakat, yang menjawab
c. Probematika Jurusan Perbandingan karena nama ilmu tersebut yang memberikan
Agama di UIN Bandung, Jakarta dan kesan kurang baik dengan asumsi untuk
Jogyakarta. membandingkan agamaagama sebanyak 58
Untuk menggambarkan Jurusan Perban- orang (25,4%), yang menjawab karena Ilmu
dingan Agama di ketiga UIN tersebut penulis Perbandingan Agama tidak menjanjikan lahan
mencoba mendeskripsikannya melalui penye- pekerjaan yang jelas sebanyak 21 orang
baran angket kepada 300 orang mahasiwa (9,2%) dan yang menjawab karena informasi
yang penyebarannya 100 mahasiswa di setiap yang dimiliki oleh masyarakat tentang Ilmu
Jurusan Perbandingan Agama. Selain angket Perbandingan Agama kurang sebanyak 34
penulis juga melakukan wawancara langsung orang (14,9%) dan terakhir yang menjawab
kepada sejumlah praktisi dan tokohtokoh bahwa semua permasalahan di atas betul
pemerhati Jurusan Perbandingan Agama, yang semua sebanyak 115 orang (50,4%) semua
sekaligus berkedudukan sebagai dosen atau pertanyaan di atas menunjukkan masih
pemegang kebijakan di fakultas dan institutnya banyak asumsiasumsi yang beredar di
masingmasing. Untuk hasilnya saya terangkan masyarakat mengandung pengertian yang
sebagai berikut: harus diluruskan.
Hasil Penyebaran Angket Pertanyaan keempat, menanyakan
Pertama, Jurusan Perbandingan Agama bagaimana bila nama perbandingan agama
masih menjadi Jurusan dengan prioritas kedua dirubah, yang menjawab setuju sebanyak 174
di mata mahasiswa baru, hal ini dapat orang (76,3%) dan yang menjawab tidak
setuju sebanyak 54 orang (24,1%) hal itu Padahal yang paling efektif untuk konteks
memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar keindonesiaan sekarang paradigm yang
mahasiswa menginginkan nama Jurusan dipakai harusnya paradigm pluralistik dengan
Perbandingan Agama dirubah. pendekatan studi agama-agama dengan
Kelima, ketika ditanyakan nama apa yang melihat konteks kemajemukan sebagai suatu
cocok untuk perbandingan agama, yang kenyataan yang harus dipahami dan dihargai.
menjawab studi agamaagama sebanyak 143
orang (62,7%) dan yang menjawab Sejarah 2. Studi Jurusan Perbandingan Agama di
agamaagama sebanyak 30 orang (13,2%) dan Masyarakat Pedesaan
yang terakhir yang menjawab fenomenologi Berbicara pluralistik, penulis menemukan
agama sebanyak 55 orang (24,1%). Hal ini ada sebagaian masyarakat yang sangat peka
memberikan kesimpulan bahwa sebagian terhadap konsep tersebut padahal masyarakat
mahasiswa atau kurang lebih setengah dari tersebut adalah masyarakat Pedesaan yang
mahasiswa menginginkan perubahan nama banyak teori yang berargumen bahwa
perbandingan agama dirubah menjadi studi masyarakat Pedesaan dari sisi paradigma
agamaagama. Selain itu penulis juga masih terkukung oleh nilai yang diwariskan
melakukan wawancara kepada beberapa pihak dari nenek moyang yang susah menerima
yang terkait di ketiga perguruan tinggi ini. sesuatu ideologi yang baru, namun berbeda
Diamana wawancara ini dilakukan kepada dengan masyarakat di Desa Cibenda, yang
pihak-pihak yang bertugas di Jurusan dan berada di daerah Saguling,Bandung Barat, saat
hasilnya sebagai berikut: penulis datang ke Desa tersebut para tokoh
Animo penerimaan mahasiswa baru dari dan masyarakatnya sangat ramah dan
tahun ke tahun mengalami perubahan yang penulispun berbincang-bincang dengan tokoh
fluktuatif, tetapi cenderung masih kurang masyarakat tersebut yaitu bapa E. Suhandi.
dengan kapasitas yang disediakan. Untuk Penulis penasaran dengan nama Desa tersebut,
beberapa UIN, hal ini disebabkan oleh dua hal mengapa dinamakan Cibenda?
yaitu: Dan beliaupun menceritakannya kepada
Karena Nama Jurusan Perbandingan penulis bahwa Cibenda diambil dari kata
Agama yang masih sangat problematik, asumsi Mena yang artinya mentok atau sama dengan
masyarakat dengan nama itu berarti, adanya tidak bisa kemana-mana. Masyarakat di sana
suatu proses perbandingan antar agama. mempercayai bahwa asal muasal kata tersebut
Dimana akan dimunculkan kesan agama diberikan kepada seorang pendatang dari
diperbandingkan, sehingga menunjukkan banten ke kampung tersebut,yang bernama
agama mana yang paling benar. Padahal Uyut Amsar. Tujuan dari orang pendatang
asumsi untuk masyarakat, buat apa agama tersebut untuk mengadu ilmu dengan
dibandingbandingkan lagi, karena agama yang masyarakat pribumi, dan saat itu yang
telah dianut akan dianggap yang paling benar, melawan Uyut Amsar tersebut yaitu Eyang
tanpa perlu membandingkannya lagi dengan Sumitra tidak lain masyarakat disana
agama lain, hal seperti itu sering disebut menyebutnya adu jajaten atau adu kanuragan,
sebagai klaim kebenaran agama. orang pendatang tersebut menetang orang
Pola pikir masyarakat Indonesia yang masih pribumi untuk menunjukan siapa yang paling
pragmatis akan menganggap Jurusan kuat diantara keduaanya. Adu jajaten tersebut
Perbandingan Agama tidak akan menjanjikan berlangsung dari pagi hingga sore hari, Uyut
lahan pekerjaan yang jelas. Sehingga membuat Sumitra mempunyai di tongkat yang selalu ia
animo masyarakat menjadi kecil. bawa kemana-mana.
Dilihat dari visi, misi dan paradigma, Hingga suatu ketika Uyut Amsar
Jurusan Perbandingan Agama di ketiga UIN menancapkan tongkatnya ke tanah, namun
tersebut masih menggunakan paradigm saat ingin diraihnya kembali tongkat tersebut
dakwah dengan pendekatan perbandingan. tidak bisa diambilnya karena tiba-tiba

menyatu dengan tanah. Akhirnya dia tidak bisa


keluar dari kampung tersebut dan tidak bisa
kemana-mana lagi dan menetap di kampung
tersebut, dan hidup seperti orang pribumi,
memiliki istri dan anak dari kampung tersebut,
hingga meninggalnyapun dimakamkan di penjual, tuan tanah, penyewa, prajurit, tokoh
tempat khusus orang yang berpengaruh di agama, sarjana yaitu yang mendapat
kampung tersebut. Dan tongkat Uyut Amsar konsfirmasi agama. Di lain pihak agama tidak
tersebut menjadi pohon jati yang rindang, dan memberi dukungan, yang sempuna seperti itu
masih ada sampai saat ini dan menjadi pohon terhadap aktivitas sehari-hari sebagaimana
yang bersejarah dan disakralkan, karena tidak dalam masyarakat tipe petama. Lagi pula
ada yang bisa merobohkan pohon jati tersebut. kepercayaan keagamaan itu sendiri pantas
Dan saat itu mulailah ada kampung Jati di desa dikembangkan dengan agak baik sebagai suatu
tersebut, kampung Jati merupakan kampung sitem yang serba lengkap seperti yang penulis
pertama di desa tersebut sebelum dijadikan temukan di Desa Cibenda tersebut.
desa. Dari kata mena berkembang menjadi Oleh karena itu disinilah terdapat
benda, yang jelas nama dari desa Cibenda kemungkinan bagi timbulnya ketegangan
tersebut diambil dari peristiwa yang menimpa antara sistem nilai keagamaan dan masyarakat
orang pendatang.8 Yang penulis temukan secara keseluruhan meskipun kecenderungan
bahwa masyarakat disana adalah tipe bagi agama untuk tenggelam kedalam tradisi
masyarakat desa yang terbuka. tetap ada. Akan tetapi dalam masyarakat tipe
Dan ciri-ciri masyarakat ini adalah kedua, agama bisa merupakan fokus potensial
masyarakat Pedesaan industri yang sedang bagi munculnya pembaharuan yang kretif dan
berkembang. Menurut Elizabet K. juga kekacauan masyarakat. Perlu diketahui
Notingham, masyarakat tipe ini tidak begitu bahwa dalam hubungan ini agam-agama besar
terisolasi karena perubahannya yang cepat, etik yang di dirikan di dunia- Budha, Yahudi,
lebih luas daerahnya, tingkat perkembangan Kristen, Islam- muncul dan berkembang
teknologi lebih tinggi dari pada masyakat didalam masyarakat tipe ini membentuk
Masyarakat yang terbelakang dan nilai sinkritisme dan merupakan cikal bakal
sakral. terhadap pemahaman pluralisme.
Ciri-ciri umumnya adalah pembagian kerja
yang luas, kelas-kelas sosial yang beraneka a. Ritual Keagamaan Sebelum Terjadinya
ragam serta adanya kemampuan baca tulis Pergeseran Budaya.
sampai tingkat tertentu. Pertanian dan industri Nilai keagamaan dalam masyarakat ini
tangan adalah sarana-sarana utama untuk menempatkan fokus utamanya pada
menopang ekonomi pedesaan dengan beberapa pengintegrasian tingkah laku perorangan dan
pusat perdagangan kota. Lembaga-lembaga pembentukan citra pribadinya. Sebagian besar
pemerintahan dan kehidupan ekonomi anggota masyarakat ini adalah
berkembang menuju spesialisasi dan jelas anggotaanggota suatu organisasi agama yang
dapat dibedakan. berpengaruh, yang biasanya juga mengelola
Dari segi agama,dianggap memberikan arti pemberantasan buta huruf dan pendidikan.
dan ikatan terhadap sistem nilai, akan tetapi konflik keagamaan disini hanya pertentangan
pada saat yang sama lingkungan yang sakral batin karena di landasi oleh agama saja, oleh
dan sekuler itu sedikit banyaknya masih dapat karena itu tidak terlalu terlihat karena tidak
dibedakan. Pola-pola yang berlaku bagi pelaku berbentuk kemuka atau aksi.9
sosial yang penting pria, wanita, suami, istri, Seperti yang telah peneliti paparkan
orang tua, anak, penguasa, rakyat, pembeli, sebelumnya bahwa sistem keagamaan
masyarakat di Desa ini Mengalami sinkritisme
yang berpengaruh terhadap ritual-ritual
keagamaan yang terjadi di masyarakat ini,
namun seiring berjalannya waktu, saat ini
ritual-ritual tersebut sudah tidak di pakai lagi.
8
E. Suhandi (tokoh masyarakat ) wawancara oleh 9
Elizabeth k. Notingham, Agama dan Masyarakat,
herlina, tanggal 20 September, 2015. Rajagrafindo Persada, Jakarta: 1996, 54-58
Salah satu contohnya masyarakat di desa ini Namun ritual-ritual tersebut saat ini sudah
dulu sangat mempercayai adanya roh gaib, tidak ditemukan dan tidak gunakan lagi oleh
tidak jarang setiap malam jum’at masyarakat masyarakat di desa Cibenda tersebut.
ini membakar kemenyan dan kemenyan
tersebut diletakan di belakang rumah mereka, b. Sistem Keagamaan Masyarakat Desa Cibenda
hal ini dilakukan untuk mengusir roh, atau sebelum terjadinya perubahan Budaya.
hantu yang datang di malam jumat tersebut. Tradisi keagamaan di masyarakat desa
Masyarakat ini juga melakukan ritual Cibenda memiliki kegiatan keagamaan
ngaruat atau menaruh kepala kambing saat ada tertentu seperti yasinan, tahlilan, solawatan
salah satu masyarakat yang ingin membangun itulah ciri khas NU. Tradisi yang berkembang
rumah, hal ini di lakukan atas kepercayaan di masyarakat adalah karakter Islam
tentang roh jahat yang akan membuat si calon Nusantara. Karakter dan praktik yang
pemilik rumah tersebut merasa malas dan dilakukan umat Islam di Nusantara itulah ciri
menyebabkan bangunan tersebut tersebut tidak khas keagamaan NU Masyarakat misalnya
jadi dibangun, dengan dilakukan nya ritual tiap Kamis, mengadakan tradisi yasinan.
tersebut di harapkan bangunan tersebut cepat Tradisi yasinan ini dihadiri oleh siapa saja.
selesai karena semangat dari pegawai dan Mereka yang bisa membaca tulisan Arab atau
pemilk rumah. tidak, tetap Menghindari upacara yasinan,
Selain itu ada ritual yang dilakukan oleh mereka bisa membaca latinnya dulu. Salah
masyarakat ini seperti Marhabaan, marhabaan atau benar bacaan mereka, tidak dipersoalkan.
adalah syukuran 40 hari bayi setelah di Tetapi lama-kelamaan, mereka akan hafal
lahirkan, berupa tahlil dan membaca ayat suci seiring berjalannya waktu, tambahnya.
Al-Qur’an, namun marhabaan yang dilakukan Warisan-warisan Walisongo seperti itu sampai
oleh masyarakat ini tidak demikian, nama kini masih mengisi praktik keagamaan
marhabaan di ganti dengan nama Mahinum, masyarakat Islam Nusantara NU adalah
mahinum berasal dari kata Pahinuman yang organisasi keislaman yang berakar pada
berarti makanan yang terbuat dari kacang- akidah Ahlussunnah wal Jama‘ah-nya Imam
kacangan. Berupa kacang tanah lalu d Asy‘ari dan Maturidi. Teologi bercorak
campurkan dengan kayu muda, masyarakat di Asy‘arian dan Maturidian ini cenderung
sana menyebutnya iwung. Saat hari perayaan mengakomodir tradisi keagamaan yang
marhabaan tersebut di iringi dengan berkembang di tengah masyarakat. Tradisi
ngahuripan dalam bahasa sunda kata ini sama keagamaan yang antara lain upacara tahlilan,
dengan ngahirupan upacara ini dilakukan yasinan, kenduren, dan hadiyah doa, mendapat
dengan cara simbol-simbol seperti bayi harus tempat tersendiri dalam teologi keduanya, Ia
di pakaikan gelang dan kalung dari benang menegaskan bahwa banyak sekali orang-orang
warna putih, dan menyiapkan telor ayam hitam yang tidak bisa membaca tulisan Arab surat
dan ayamnya lalu menggunakan beras yang di Yasin, tetapi hafal surat Yasin. Mereka hafal
berikan kepada ayam tersebut, putih teor karena surat Yasin dibaca rutin di kampung-
tersebut di oleskan kepada alis bayi tersebut. kampung tiap Kamis. Mereka pada giliran
hal tersebut memiliki makna tersendiri, dimana tertentu menjadi hafal surat Yasin itu. Umat
kalung dan gelang di harapkan bahwa bayi Islam Nusantara pun yakin bahwa orang yang
setelah dewasa akan mendapatkan gelang dan melantunkan surat Yasin akan mendapatkan
kalung yang terbuat dari emas berlian, lalu catatan istimewa di sisi Tuhan seru sekalian
ayam hitam betina tujuan nya agar kelak si alam.
anak setelah dewasa bisa hidup mandiri dan Selain itu kegiatan keagamaan yang sering
mencari kesuksesan nya sendiri, dan beras dilakukan oleh masyarakat Desa Cibenda ini
tujuan nya agar kelak si anak setelah dewasa yaitu Maulid Nabi, tradisi keagamaan tersebut
bisa berbagai atau memberi harta kepada orang biasa dilakukan satu tahun sekali yaitu pada
yang membutuhkan ( dermawan).
bulan rabiul awal, dalam rangka memperingati
hari kelahiran nabi Muhammad Saw. Kegiatan
maulid nabi di masyarakat ini biasanya
dilakukan dengan sangat meriah seperti
mengundang tokoh agama sebagai
penceramah, dan para seniman yang sengaja di
datangkan dari luar ataupun seniman lokal,
untuk membawakan solawat, dan masyarakat
disanapun sangat antusias dalam acara memperdalam pluralisme, masyarakat tipe
tersebut, hal ini memberi pesan bahwa selain inilah yang sesuai.
memiliki nilai kesakralan kegiatan tersebut Dan berdasarkan hasil wawancara penulis,
juga memiliki nilai sosial yaitu menjalin masyarakat Desa Cibenda memandang
kebersamaan dalam menjaga nilai keragaman adalah sebagai suatu yang wajar
persaudaraan khusunya di masyarakat desa dan sah, khususnya di negara Indonesia yang
Cibenda tersebut. terbentuk menjadi negra NKRI ini tidak
Selain maulid nabi adapula kegiatan terlepas dari bangsa yang berbeda- beda baik
keagamaan yang bernama Rajaban atau dari ras, suku, agama dan budaya. Selain itu
memperingati hari Isra Miraj, Isra Miraj yaitu Negara Indonsesia menjadi NKRI (negra
memperingati kenaikan nabi Muhammad dari kesatuan Republik Indonesia) memiliki
mekah ke sujrotul muntaha. Acara peringatan semboyan Bhineka Tunggal Ika, yang artinya
Isra Mi’raj ini dilakukan dengan cara berbeda-beda namun satu tujuan yaitu
mengundang tokoh agama untuk jadi membangun perdamaian di Negara. Begitupun
penceramah, dan masyarakat tersebut dengan konsep keragaman agama Negara
membawa makanan dari Rumah nya dan di telah mencantumkannya dalam falsafah
bawa ke mesjid, untuk saling berbagi makanan Negara yaitu pancasila di sila pertama yang
kepada orang lain. Selain itu pula masyarakat berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa, artinya
memberikan makanan kepada tokoh agama di sininegaramemilikitujuan yang sangat mulia
untuk diberikan kepada para jamaah yang yaitu melihat keragaman agama yang ada di
berada di mesjid. Indonesia harus tetap berdampingan tanpa
Selain itu pula ada tradisi keagamaan yang adanya konflik.
di sebut Tahlillan Tahlilan adalah ritual atau Berikut ungkapan dari tokoh masyarakat
upacara selamatan yang dilakukan sebagian yang bernama, Jajang Suparman: “perbedaan
umat Islam, kebanyakan di Indonesia dan agama merupakan suatu keanekaragaman
kemungkinan di Malaysia, untuk mempe- ideologi yang tercantum dalam semboyan
ringati dan mendoakan orang yang telah Bhineka Tunggal Ika, dan merupakan asas
meninggal yang biasanya dilakukan pada hari dasar dari pancasila yaitu sila pertama yang
pertama kematian hingga hari ketujuh, dan berbunyi “ ketuhanan yang maha Esa.”10
selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100,
kesatu tahun pertama, kedua, ketiga dan c. Persfektif Masyarakat Desa Cibenda
seterusnya. Ada pula yang melakukan tahlilan Terhadap Jurusan Perbandingan Agama.
pada hari ke 1000. Implikasi dan pandangan masyarakat
Dari hasil wawancara dan pengamatan terhadap jurusan Perbandingan Agama
penulis selama berada di Desa tersebut, bisa dapatlah disimpulkan menjadi dua katagori
menimbulkan argumen bahwa mayarakat Desa yaitu katagori masyarakat yang terbuka atau
Cibenda adalah masyarakat yang mengalami yang sudah menerima keragamana agama
pergeseran budaya, dan pergeserannyapun yang ada di Indonesia, katagori ke dua yaitu
cukup cepat, dan menurut Elizabet K. masyarakat yang masih belum menerima
Notingham adalah masyarakat pra industri keragaman agama, sekalipun menerima itu
yang sedang berkembang, dan untuk hanya tuntunan dia sebagai warga negara
Indonesia. Dan hal tersebut digambarkan oleh
tokoh yang penulis wawancarai yaitu pa
jajang suparman, beliau menceritakan kepada
penulis bahwa disana ada beberapa lulusan
jurusan Perbandingan Agama, dan beliau
merasa lulusan jurusan Perbandingan Agama
10
Jajang Suparman (Tokoh Masyarakat),
wawancara oleh herlina, tanggal 27 November 2015.
manfaatnya banyak di rasakan. Selain aktip di keragaman agama bukan lagi suatu hal yang
beberapa kegitan di Desa seperti acara tujuh asing di telinga masyarakat, artinya masya-
belas agustus yang sering mengadakan rakat terebut sudah bisa melihat adanya
perlombaan MTQ tingkat Desa, juga aktip di keragaman di Negara Indonesia.
organisasi desa seperti karang taruna yang Ketika ditanyakan apa yang menyebabkan
mengadakan kegiatannya jumsih (jum’at terjadinya kerukunan antar umat beragama
bersih agar semua ikut terlibat atau gotong yang menjawab sikap menghargai perbedaan
royong. jauh lebih banyak di bandingkan dengan yang
Selain itu pa jajang juga memiliki putra menjawab mengakui perbedaan saja dan tidak
yang beliau kuliahkan di jurusan perbandingan mengakui perbedaan. Hal ini dibuktikan oleh
Agama. Dan menurut pa jaajng bahwa Jurusan hasil angket dimana yang menjawab sikap
Perbandingan Agama sangat berguna untuk menghargai perbedaan sebanyak 21 orang,
pedoman kerukunan antar umat beragama yang atau sedangkan yang menjawab mengakui
ada di indonesia agar menjadi solid dalam perbedaan sebanyak 18 orang atau dan
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang terakhir yang menjawab tidak menghargai
multikultural seperti di indonesia untuk perbedaan sebanyak 10 orang. Hal itu
menanamkan sikap toleransi pada masa kini menunjukan bahwa ciri awal sikap terbuka
dan masa yang akan datang.11 yang dimiliki oleh masyarakat desa Cibenda.
Ketiga penulis memberikan pertanyaan Ketika ditanyakan apakah masyarakat
kepada pa abdurohman yang merupakan tersebut mengetahui tentang jurusan
kepala Desa tentang pandangan masyarakat perbandingan agama, yang menjawab
Desa Cibenda tentang konsep kerukunan untuk mengetahui sebanyak 12 orang dan yang tidak
Indonesia. Dan beliaupun mengungkapkan mengetahui 80 orang. Hasil angket tersebut
bahwa konsep toleransi harus dimiliki oleh menunjukan bahwa jurusan Perbandingan
setiap manusia, toleransi adalah sikap Agama belum terlalu dikenali oleh masyarakat
menghargai orang yang berbeda dengan kita, terutama di desa Cibenda, namun ada
tujuannya untuk mendamaikan masyarakat beberapa orang yang sudah mngetahui jurusan
khususnya indonesia yang berbeda-beda tersebut dikarenakan ada alumni dari jurusan
agama, suku, ras, dan budaya yang harus perbandingan agama dan ang kuliah di
memahami satu sama lain dan mampu univesitas UIN Bandung.
menghargai pendapat orang lain, khususnya Pertanyaan keempat menanyakan tentang
dalam agama, saling tolong menolong dalam setuju atau tidak adanya jurusan Perbandingan
kebaikan karena Indonesia merupakan negara Agama di UIN Bandung yang menyatakan
multikultural, maka dari itu akan terjadi setuju sebanyak 75 orang dan yang tidak
kerukunan. Beliau juga mengungkapkan setuju sebanyak 21 orang. Hal itu memberikan
bahwa Jurusan Perbandingan Agama sangat kesimpulan bahwa masyarakat desa Cibenda
berguna untuk pedoman kerukunan antar umat menginginkan keberadaan jurusan Perban-
beragama yang ada di Indonesia agar menjadi dingan Agama.
upaya untuk menjaga kesatuan dan persatuan Pertanyaan selanjutnya penulis mengajukan
terhadap perbedaan antar umat beragama.12 pertanyaan tentang perlukah jurusan Perban-
Dan dari hasil penyebaran angket, penulsi dingan Agama untuk menyelesaikan konflik
menemukan: Masyarakat di Desa ini sudah agama, dan yang menjawab perlu sebanyak 35
banyak menerima konsep keragaman, hal ini orang, yang meenjawab tidak perlu 22 dan
dapat dibuktikan dari hasil penyebaran angket yang menjawab sangat perlu 20. Hal ini
yang menyatakan 34 orang menempatkan menunjukan bahwa masyarakat mayoritas
11
sudah mengakui bahwa jurusan perbandingan
Jajang Suparman (tokoh masyarakat). Wawancara
agama mampu berkontribusi dalam menye-
oleh herlina, pada 27 November 2015.
12
Abdul, (Tokoh Desa), wawancara oleh herlina, di lesaikan konflik keagamaan.
kantor desa Cibenda, pada tanggal 24 november 2015.

Ketika ditanyakan arti jurusan perban-


dingan agama kepada masyarakat tersebut,
yang menjawab membandingkan agama-
agama sebanyak 33 orang, yang menjawab
untuk mencari agama mana yang paling benar
sebanyak 19 orang, dan yang menjawab untuk orang dan yang menjawab tidak menghargai
memahami agama lain sebanyak 41 orang. Hal orang yang berbeda agama sebnayak 10 orang.
ini memberi kesimpulan bahwa yang Hal ini menujukan bahwa masyarakat tersebut
menjawab memahami agama lain itu lebih lebih banyak yang memiliki sikap terbuka dan
banyak, namun masih banyak asumsi-asumsi tidak menutup diri terhadap orang yang
yang beredar di masyarakat mengandung arti berbeda keyakinan dengan mereka.
yang harus di luruskan dan diberikan Pertanyaan kesepuluh apa solusi agar
pengertian yang lebih jelas kepada masyarakat jurusan perbandingan agama dikenali, yang
tersebut. menjawab sosialisasi kedesa-desa sebanyak
Pertanyaan ketujuh menanyakan tentang 72, yang menjawab bekerjasama dengan
apakah anda setuju perbandingan agama kementrian agama untuk membuat kurikulum
dirubah menjadi studi agama-agama, dan yang tingkat SD,SMP,SMA tentang kerukunan
menjawab setuju sebanyak 70, yang kurang sebanyak 10 orang, dan yang menjawab sosia-
setuju 20, dan tidak setuju 10. Hal ini lisasi ke media-media sosial, sebanyak 18
menunjukan bahwa masyarakat di desa ini orang. Hal ini memberi pengertian bahwa
menginginkan nama dari jurusan perbandingan masyarakat tersebut memberikan cara kepada
agama dirubah menjadi studi agama-agama itu Institusi agar mampu mensosialisasikan
jauh lebih banyak dibandingkan yang jurusan nya, khusunya dengan cara sosialisasi
mengingkan tetap dengan nama jurusan ke desa-desa.
perbandingan agama, karena dengan studi Dari penelitian diatas, penulis
agama-agama itu akan merubah perspektif menyimpulkan bahwa untuk mengembangkan
yang buruk tentang jurusan perbandingan studi agama-agama atau perbandingan agama
agama. maka beberapa pihak harus bisa mengenali
Pertanyaan selanjutnya apakah jurusan tipe kalangan baik akademik maupun
perbandingan agama memberi manfaat, dan masyarakat apakah inklusif atau eksklusif.
yang menjawab memberi manfaat sebanyak 70 Dan jika sudah mengetahui ciri-
orang, yang menjawab tidak memberi manfaat masyarakatnya, maka akan memudahkan studi
sebanyak 6 orang. Hal ini menujukan bahwa agama-agama untuk bisa eksis baik secara
masyarakat di desa tersebut mengakui adanya nasional maupun internasional tentunya
manfaat yang di berikan oleh jurusan dengan visi dari studi agama-agama atau
Perbandingan Agama dikarenakan disediakan perbandingan agama yaitu sadar akan
di perguruan tinggi dan pasti memberikan keragaman untuk menciptakan kehidupan
manfaat, namun ada pula yang menjawab yang harmonis antar sesama manusia
memberi manfaat tersebut alasannya adalah beragama.
karena lulusan dari jurusan tersebut yang
C. SIMPULAN
mampu berkontribusi dalam kehidupan ber-
Ilmu Perbandingan Agama untuk sebagian
agama di masyarakat.
masyarakat Indonesia masih asing
Pertanyaan kesembilan bagaimana cara
keberadaaanya selain itu masih adanya asumsi
untuk terjadinya kerukunan antar umat
masyarakat yang terjebak pada symbol atau
beragama yang menjawab sikap menghargai
judul dari ilmu tersebut. Dimana dengan nama
kepada orang yang berbeda agama sebanyak
Perbandingan Agama member kesan yang
71, yang menjawab menjalin kerjasama
kurang baik yaitu membanding-bandingkan
dengan orang yang berbeda agama sesuai
agama. Padahal buat apa agama dibanding-
selogan bhineka tunggal ika sebanyak 26
bandingkankan sudah pasti agama saya yang
paling benar. Untuk itulah agar Ilmu
Perbandingan Agama dapat diterima di
masyarakat dan tidak adanya salah persepsi
sebaiknya nama diganti menjadi Studi Agama- di masyarakat walaupun sifatnya masih
Agama. individual ataupun kelompok.
Selain masalah nama, ada masalah lain Dan bila dilihat dalam konteks kemasya-
yang harus dirubah oleh Jurusan Perbandingan rakatan keberadaan Ilmu Perbandingan Agama
Agama agar keberadaannya dapat sejalan dapat membuka pintu komunikasi antara
dengan fenomena keberagaman masyarakat sesama pemeluk agama yang berbeda atau
Indonesia yang plural, maka dari itu metode sama melalui forum dialog yang selama ini
yang dipakai oleh Jurusan Perbandingan dirasakan terkesan beku, melalui forum dialog
Agama harusnya menggunakan metode dan menciptakan komunitas bersama anatar
pluralistik atau holistik dengan pendekatan iman yang selama ini mulai marak di
studi agama-agama dengan mengedepankan Indonesia.
kemajemukan dan menerima perbedaan- Adapun bentuk kegiatan yang biasa
perbedaan, bukan dengan menggunakan dilakukan oleh mahasiswa di ketiga UIN ter-
metode perbandingan dengan pendekatan sebut baru sebatas mengadakan acara-acara
dakwah, walaupun perbandingan tidak sama social dan diskusi-diskusi dengan menjalin
sekali ditinggalkan tetapi pendekatannya komunikasi dengan berbagai komunitas ke-
haruslah akademis. agamaan baik yang bersifat formal ataupun
Beberapa kekurangan lain dari Jurusan informal. Untuk UIN Yogyakarta mereka aktif
Perbandingan Agama di ketiga UIN tersebut melakukan komunikasi dengan komunitas
adalah masih kacaunya system kurikulum agama lain dan mereka membuat satu
yang diterapkan hal ini ditandai dengan komunitas antar iman. Untuk Bandung hanya
seringnya kurikulum berubah-rubah pada baru bekerja sama dengan mereka pada tarap
waktu singkat, sehingga mahasiswa kesulitan acara-acara resmi saja begitu juga dengan
dalam mengambil mata kuliah yang Jakarta.
diinginkan. Tidak jelasnya paradigma yang Untuk prospek dan pengembangan ilmu
digunakan dan masih cenderung dan Jurusan Perbandingan Agama di Indo-
mengunggulkan kedudukan satu agama nesia dipandang cukup baik selama pluralism
tertentu. Tidak adanya keseragaman visi, misi, keagamaan dan budaya di Indonesia masih
serta tujuan yang dipakai mengakibatkan menjadi fenomena nyata yang belum terbina
paradigma yang dipakainya pun berbeda. dengan baik, tetapi untuk Jurusan Perban-
Adapun bentuk implikasi dan implementasi dingan Agama khususnya masih harus memer-
keberadaan ilmu Perbandingan Agama lukan banyak rekonstruksi agar keberadaan-
terhadap terciptanya kerukunan hidup umat nya dapat diterima dan dirasakan oleh masya-
beragama pada masyarakat Indonesai sangat rakat luas. Adapun masalah-masalah yang
terlihat karena Ilmu Perbandingan Agama harus direkonstruksi sudah di atas.
dapat menjembatani berbagai perbedaan Penulis membuat klasifikasi persyaratan
keagamaan yang terjadi di masyarakat karena yang jelas dan melakukan rekruitmen yang
ilmu ini mengajak manusia untuk berfikir lebih ketat bagi mahasiswa baru yang ingin masuk
positif dan terbuka dalam meliaht berbagai Jurusan Perbandingan Agama. Karena sebe-
perbedan jalan keagamaan yang ditenpuh oleh narnya ilmu ini memerlukan kesiapan mental
manusia agar dapat dipahami dan kemudian yang lebih dibandingkan ilmu lainnya. Ukuran
timbul saling menghargai. kuantitas boleh sedikit atau satu kelas tetapi
Dan bentuk implementasi keberadaan Ilmu kualitas yang dihasilkan nantinya akan baik.
Perbandingan Agama dalam menciptakan Khususnya UIN Bandung sebaiknya tidak
kerukunan dapat dilakukan melalui para maha- mengedepankan kuantitas dan menempatkan
siswa dan alumninya yang dengan keber- Jurusan Perbandingan Agama sebagai Jurusan
adaannya di masyarakat dapat membentuk nu- yang ditawarkan. Karena hal itu berimbas
ansa baru bagi pemahaman pluralism yang ada pada mental mahasiswanya yang merasakan
keberadaan Jurusan ini seperti buangan atau
Religious: Jurnal Agama dan Lintas Budaya 1, 1 (September 2016): 62-75 73

terpinggirkan di antara Jurusan - Jurusan merubah sistem berfikir taklid yang sekarang
lainnya. beredar di masyarakat. Melalui pembentukan
Mencari dosen-dosen yang benar-benar forum komunikasi dialog antar umat beragama
lulusan dan ahli dari Ilmu Perbandingan yang kondusif dan tidak terkesan kaku dan
Agama agar tidak terkesan subjektif dalam beku antara iman yang berbeda. Agar mereka
mengajar serta menyediakan perpustakaan tidak hanya berkutat pada tarap wacana tetapi
khusus yang terdiri dari literature asli ilmu- mempunyai pengalaman pada tataran realitas
ilmu Jurusan Perbandingan Agama. Melalui dimasyarakat. adapun bentuk kegiatan ini bisa
cara bekerjasama dengan para alumni dan berupa forum komunikasi formal ataupun
dosen-dosen yang sedang studi di dalam atau informal.
di luar negeri. Hal itu dapat membantu para Penulis juga mempunyai saran untu
mahasiswa untuk terbiasa menggunakan pemerintah yaitu: Sebaiknya pemerintah mulai
bahasa asing dan menumbuhkan keberanian lebih melibatkan bantuan Jurusan
akademik dalam penelitian dengan menga- Perbandingan Agama dalam menghadapi
ngkat tema-tema pada fenomena keagamaan persoalan-persoalan konflik yang sekarang
yang bersifat kontemporer. Hal ini juga baik terjadi serta memberikan perhatian khusus
untuk memberikan informasi bagi mahasiswa pada Jurusan ini, dengan memberikan bidang
perbandingan agama terhadap perkembangan tersendiri di departemen agama bagi alumni-
Ilmu Perbandingan Agama yang terbaru. Juga alumni Jurusan ini. Yang bertugas sebagai
agar tidak terjadinya pemicu konflik batin media komunikator bagi masyakat dalam
khususnya di masyarakat pedesaan dalam menghadapi persoalan dan fenomena
menafsirkan yang menganggap Jurusan Per- keagamaan yang terjadi dimasyarakat dan
bandingan ini jelek, dikarenakan kurangnya memberikan penerangan tentang pemahaman
upaya jurusan dalam memperkenalkan Juru- keberagamaan yang pluralistik.
sanya kepada Masyarakat Pedesaan. Oleh
karena penulis berharap sosialisasi ke desa-
desa dan kerja sama dengan media-media, DAFTAR PUSTAKA
adalah cara yang tepat agar masyarakat Anuri, Djam’. Ilmu Perbandingan Agama,
mengetahui tujuan dari Jurusan Perbandingan Pengertian dan Objek kajian, Kurnia
Agama yaitu menanamkan sikap toleransi Kalam Semesta, 1998.
untuk kerukunan hidup beragama. Norman permata Ed, Ahmad. Metodologi
Sementara saran Bagi Mahasiswa Perban- Studi agama, Yogyakarta: Pustaka pelajar,
dingan Agama adalah: Mereka harus mening- 2000.
katkan pemaamannya tentang Ilmu Perban- Ketetapan MPR no 11/1978 tentang
dingan Agama dan metodologi ilmu-ilmu ban- penghayatan dan pengamalan pancasila.
tunya, agar dapat mengkombinasikan anatara Kompas, “Teologi Pluralsitik Diperlukan
keduanya dalam melihat setiap fenomena ke- dalam Dialog Agama-agama”, senin 16
agamaan yang terjadi di masyarakat. Dan Oktober 2000.
mereka juga harus meningkatkan pemahamaan Indonesia, Media. “Pluralisme memang masih
tentang ajaran agama yang diperlukanya, agar Problematis”, Jum’at 12 Desember 1997.
tidak terjebak pada pemikiran-pemikiran Ed, Andito. Atas Nama Agama: wacana
radikal yang dapat mengkikis keamanannya. Agama Dalam Dialog “bebas” Konflik,
Mahasiswa juga di tuntut untuk berfikir Bandung: Pustaka Hidayah, 1998.
kritis, terbuka serta memiliki sikap keagamaan Abdullah, Amin Studi Agama-Normativitas
yang pluralistik agar dapat membantu atau Historisitas, Yogyakarta: Pustaka
memecahkan kebekuan-kebekuan hubungan Pelajar, 1999.
antara umat beragama dimasyarakat yang Syamsul, Arifin. dan Tobroni, Islam
diakibatkan oleh truth claim kebenaran, dan pluralisme budaya dan politik-repleksi
sikap keberagaman yang ekslusif serta
teologi untuk aksi dalam keberagamaan Schuon, Frithjof, Mencari Titik Temu Agama-
dan pendidikan, Yogyakarta: 1994. Agama. Jakarta: Pustaka. 1987.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian Firdaus, Seri INIS Jilid VII Ilmu
suatu pendekatan Praktek, Jakarta: Pt. Perbandingan Agama di Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996. INIS. 1990.
Norman, ed, Ahmad. Metodologi studi agama, SIhab, DR Alwi, Islam Inklusif Menuju Sikap
Yogyakarta: pustaka pelajar, 2000. terbuka dalam Beragama, Bandung: Mizan.
Sabri, Muhammad, Keberagaan yang Saling 1999.
Menyapa pesfektif Filsafat Perenial, Suara, Hidayatulloh. Edisi: No 09/XI/Januari
ITTAQA Pers. 1999. 1999. Rumadi, “Menyoal Loyalitas
Saifudin, Fedyani, Achmad M.A. Konflik dan Keagamaan”. 1999.
Integrasi-Perbedaan Faham dalam agama Subantari, H. A dkk. Bahasa Indonesia dan
Islam. Jakarta: CV. Rajawali, 1986. Penyusunan Karangan Ilmiah, Bandung:
IAIN Sunan Gunung Djati. 1997.
Elizabeth k. Notingham, Agama dan
Masyarakat, Jakarta: Rajagrafindo
Persada,1996, 54-58.

You might also like