Professional Documents
Culture Documents
M. Wahyu Al Yubi
Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
Jl. H.M. Yasin Limpo No.36 Samata, Kab Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia
E-mail: mwahyualyubi26@gmail.com
Abstract
The purpose of this study was to determine the problems faced by the Department of Comparative Religion in
Indonesia especially in UIN, Bandung, Jakarta, and Yogyakarta. The problems could be experienced by the students
or by the department, in both academic field and student affairs, besides among academic authors also wish to
express how the perspective of rural communities, in the village area of West Bandung Cibenda about majoring in
comparative religion, is it true this course can not be accepted by society, especially rural areas? The results
showed that there was the strong relationship between exclusive religious attitudes and religious conflict in society.
The exclusive attitude could trigger conflict easily. In this situation, the existence of the Department of Comparative
Religion is needed, as an academic medium which task is to produce mediators, who can reduce or reconcile
religious conflicts through mainstreaming inclusive and pluralist religious attitudes in society. Unfortunately, the
existence of this Department has not been promoted well. So that, people have not perceived this department well.
Keywords:
Religious Studies; Pluralism; Tolerance.
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui problematika apa saja yang di hadapi oleh Jurusan Perbandingan Agama di
Indonesia secara umum dan ketiga UIN yaitu Bandung, Jakarta dan Yogyakarta secara khusus, baik persoalan yang
dialami oleh pihak mahasiswa dan Jurusan dalam bidang akademik ataupun kemahasiswaan, selain dikalangan
akademik, penulis juga ingin mengungkapkan bagaimana persfektif masyarakat pedesaan tepatnya di Desa Cibenda
daerah Bandung Barat tentang jurusan perbandingan agama, benarkah jurusan ini tidak bisa diterima oleh
masyarakat khususnya pedesaan? Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan sikap keberagamaan yang
ekslusif di masyarakat menjadi pemicu konflik agama mudah terjadi. Keberadaan Jurusan Perbandingan Agama
sangat dibutuhkan sebagai media akademik yang mampu mencetak mediator pendamai konflik agama, melalui
penanaman sikap keagamaan yang inklusif dan pluralis di masyarakat, tetapi keberadaan Jurusan ini belum
terpromosikan dengan baik sehingga eksistensinya belum dapat dirasakan oleh masyarakat.
Kata Kunci:
Religious Studies; Pluralisme; Toleransi.
A. PENDAHULUAN
Pluralisme agama merupakan kondisi Indonesia ada di sini. Bagaimana mungkin
masyarakat Indonesia yang tidak dapat di dapat memisahkan masalah ras, agama dan
pungkiri, dan kondisi ini bisa sebagai pemicu juga daerah dari kehidupan bangsa. Yang
konflik, bila agama dipahami hanya terbatas harus kita pahami sekarang adalah bagaimana
pada persoalan pribadi. Agama tidak lagi menghadapi tangtangan pluralitas keagamaan
merupakan kekuatan social dan tidak lagi seperti itu.
mempengaruhi serta membentuk persepsi Dalam kondisi masyarakat seperti ini
dunia, atau dapat mengatasi segala macam keberadaan Studi Perbandingan Agama sangat
persoalan social, tetapi dilema bagi masyarakat penting untuk di kembangkan, tetapi sudah
lebih dari empat puluh tahun Ilmu
M. Wahyu Al Yubi Islam dan Studi Agama-Agama di Indonesia
Perbandingan Agama berdiri di berbagai UIN kekhawatiran. Oleh karena itu menjadi
di Indonesia, tetapi pada kenyataannya kewajiban bagi mereka yang telah meng-
eksistensi keberadaan Jurusan ini kurang ber- abdikan diri untuk mempelajari agama-
kembang, baik secara akademik ataupun agama besar dunia dari menghargai agama
masyarakat. apapun bentuknya, untuk menekuni
Penelitian ini dilakukan yaitu untuk kawasan baru ini atas nama ilmu
mengetahui segala problematika yang dihadapi pengetahuan yang sesungguhnya.1
oleh Jurusan Perbandingan Agama baik secara Sejak ceramah Muller di atas, studi
akademik ataupun secara kemahasiswaan agar agama- agama lambat laun mulai menarik
didapatkan solusi yang efektif untuk minat para sarjana dan semakin popular.
mengembangkan Jurusan ini di masa depan. Para sarjana menyebut “kawasan baru” tadi
Untuk lokasi penelitian dilakukan pada tiga dengan berbagai nama, namun substansinya
Jurusan Perbandingan Agama di tiga UIN pada dasarnya tetap sama yaitu
yaitu: UIN Bandung, Jakarta dan Jogjakarta mempelajari agama- agama, terutama yang
dengan alasan bahwa Jurusan Perbandingan berbeda dengan agama sendiri dengan
Agama di ketiga UIN tersebut dipandang dapat menggunakan metode dan pendekatan
merepresentasikan kondisi Studi agama-agama ilmiah akademik.
di Indonesia baik secara Historis, Cultur Di Indonesia, khususnya di lingkungan
Akademic hingga pupulasi untuk sampel (UIN). Nama yang umum dipakai adalah
penelitian, selain dilakukan di tiga Universitas, “Perbandingan Agama”. Hal ini dapat
penulis juga meneliti di kalangan masyarakat dimaklumi karena tokoh yang mula-mula
Pedesaan dalam memandang jurusan ini, memperkenalkan dan mengembangkan
berangkat dari pengalaman penulis bahwa istilah tersebut di UIN adalah H.A Mukti
jangankan dikalangan masyarakat awam, Ali. Pada masa Mukti Ali, studi agama
dikalangan akademikpun jurusan ini masih adalah kajian yang bersifat ilmiah dan
asing dan terdengar ekstrim padahal memiliki objektif. Ilmu Perbandingan Agama
tujuan yang luar biasa. Namun benarkah didefinisikan sebagai berikut:
semua anggapan masyarakat khususnya “Sebuah cabang ilmu pengetahuan yang
Pedesaan memandang jelek terhadap jurusan berusaha untuk memahami gejala-gejala
perbandingan agama? dari suatu kepercayaan dalam hubu-
ngannya dengan agama-agama lain,
B. HASIL DAN PEMBAHASAN pemahaman ini meliputi persamaan juga
1. Ilmu Perbandingan Agama Sebagai perbedaan. Dari pembahasan yang
Sebuah Ilmu da Pengembangannya demikian, maka struktur yang asasi dari
Ilmu Perbandingan Agama mulai pengalaman keagamaan manusia dan
diperkenalkan ketika Friedrich Max Muller pentingnya bagi hidup dan kehidupan
menyampaikan sebuah ceramah di Royal orang itu akan dipelajari dan dimulai.2
Institute London, adapun isi pernyataan Walaupun berbagai definisi dari Ilmu
tersebut telah dikutip oleh Djam’anuri sebagai Perbandingan Agama telah diuraikan di atas
berikut: tetapi kenyataannya berbagai definisi itu
Sebuah ilmu agama, yang didasarkan pada mengalami perubahan seiring dengan
suatu perbandingan ilmiah yang jujur dan perkembangan jaman dan kemajuan studi
tidak memihak terhadap semua agama, agama sehingga definisi tersebut dirasakan
sekarang hanya tinggal masalah waktu saja.
ilmu tadi dituntut oleh orang-orang yang
suaranya tidak dapat diabaikan masalah-
masalahnya yang besar telah menarik 1
Djam’anuri, Ilmu Perbandingan Agama,
perhatian banyak peneliti. Dan hasilnya Pengertian dan Objek kajian (Kurnia Kalam Semesta:
1998), 2.
diantisipasi dengan harapan maupun 2
Ahmad Norman permata Ed, Metodologi Studi
agama, Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2000, 25.
6
Lihat kompas, “Teologi Pluralsitik Diperlukan 7
Lihat Media Indonesia, “Pluralisme memang
dalam Dialog Agama-agama”, senin 16 Oktober masih Problematis”, Jum’at 12 Desember 1997, 6.
2000,9. kolom 1-5.
65
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dibuktikan oleh hasil penyebaran angket yang
kemanusian bagi perdamaian. menyatakan 112 orang (49%) menempatkan
Dan Membangun kepercayaan bagi terciptanya Jurusan ini pada pilihan kedua dan sebanyak
kerjasama dengan berbagai pihak yang saling 25,4% atau 58 orang yang memilih Jurusan
memberi manfaat untuk mewujudkan jaringan Perbandingan Agama sebagai pilihan ke 1 dan
kerja di tingkat lokal, nasional, dan inter- yang menyatakan bahwa Jurusan Perban-
nasional. dingan Agama sebagai pilihan ketiga
Tujuan: Mencetak sarjana yang profesional sebanyak 53 orang atau 23,4%. hal ini
dalam Ilmu Perbandingan Agama yang menunjukkan bahwa sebenarnya Jurusan ini
berparadigma Islam dan semangat tidak sepenuhnya menjadi Jurusan buangan
keIndonesiaan. dan masih cukup diperhitungkan.
Jurusan Perbandingan Agama UIN Jakarta Kedua, ketika ditanyakan tujuan kuliah di
bertujuan menghasilkan sarjana Muslim yang perbandingan kedua, agama yang menjawab
memiliki keahlian dalam bidang perbandingan untuk meyakinkan kebenaran agama sendiri
agama, cakap dalam penelitian fenomena- dengan membandingkannya dengan agama
fenomena keagamaan, mampu mengantisipasi lain sebanyak 48 orang atau 21, 1%.
dan memecahkan persoalan-persoalann yang Sedangkan yang menjawab untuk membela
dapat menimbulkan konflik antar umat agama Islam sebanyak 45 orang atau 19, 7%
beragama, serta mendorong lahirnya kehi- dan terakhir yang menjawab untuk memahami
dupan yang damai dalam komunitas yang ajaran agama lain sebanyak 115 orang atau
plural. sekitar 59, 2%. Hal itu menunjukkan bahwa
Untuk kegiatan akademik pada Jurusan modal untuk membentuk sikap terbuka sudah
Perbandingan Agama di UIN Bandung setiap dimiliki oleh mahasiswa sudah baik sesuai
mahasiswa terbebani 144 sks, di Yogyakarta dengan tujuan dari Ilmu Perbandingan Agama
sebanyak 154 sks sedangkan di Jakarta itu sendiri, jadi dalam hal ini tidak ada
sebanyak 144 sks, berdasarkan catatan masalah.
kurikulum yang harus diselesaikan dalam 8 Ketiga, ketika ditanyakan apa
semester atau paling lambat 7 tahun. penyebab Ilmu Perbandingan Agama kurang
diminati oleh masyarakat, yang menjawab
c. Probematika Jurusan Perbandingan karena nama ilmu tersebut yang memberikan
Agama di UIN Bandung, Jakarta dan kesan kurang baik dengan asumsi untuk
Jogyakarta. membandingkan agamaagama sebanyak 58
Untuk menggambarkan Jurusan Perban- orang (25,4%), yang menjawab karena Ilmu
dingan Agama di ketiga UIN tersebut penulis Perbandingan Agama tidak menjanjikan lahan
mencoba mendeskripsikannya melalui penye- pekerjaan yang jelas sebanyak 21 orang
baran angket kepada 300 orang mahasiwa (9,2%) dan yang menjawab karena informasi
yang penyebarannya 100 mahasiswa di setiap yang dimiliki oleh masyarakat tentang Ilmu
Jurusan Perbandingan Agama. Selain angket Perbandingan Agama kurang sebanyak 34
penulis juga melakukan wawancara langsung orang (14,9%) dan terakhir yang menjawab
kepada sejumlah praktisi dan tokohtokoh bahwa semua permasalahan di atas betul
pemerhati Jurusan Perbandingan Agama, yang semua sebanyak 115 orang (50,4%) semua
sekaligus berkedudukan sebagai dosen atau pertanyaan di atas menunjukkan masih
pemegang kebijakan di fakultas dan institutnya banyak asumsiasumsi yang beredar di
masingmasing. Untuk hasilnya saya terangkan masyarakat mengandung pengertian yang
sebagai berikut: harus diluruskan.
Hasil Penyebaran Angket Pertanyaan keempat, menanyakan
Pertama, Jurusan Perbandingan Agama bagaimana bila nama perbandingan agama
masih menjadi Jurusan dengan prioritas kedua dirubah, yang menjawab setuju sebanyak 174
di mata mahasiswa baru, hal ini dapat orang (76,3%) dan yang menjawab tidak
setuju sebanyak 54 orang (24,1%) hal itu Padahal yang paling efektif untuk konteks
memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar keindonesiaan sekarang paradigm yang
mahasiswa menginginkan nama Jurusan dipakai harusnya paradigm pluralistik dengan
Perbandingan Agama dirubah. pendekatan studi agama-agama dengan
Kelima, ketika ditanyakan nama apa yang melihat konteks kemajemukan sebagai suatu
cocok untuk perbandingan agama, yang kenyataan yang harus dipahami dan dihargai.
menjawab studi agamaagama sebanyak 143
orang (62,7%) dan yang menjawab Sejarah 2. Studi Jurusan Perbandingan Agama di
agamaagama sebanyak 30 orang (13,2%) dan Masyarakat Pedesaan
yang terakhir yang menjawab fenomenologi Berbicara pluralistik, penulis menemukan
agama sebanyak 55 orang (24,1%). Hal ini ada sebagaian masyarakat yang sangat peka
memberikan kesimpulan bahwa sebagian terhadap konsep tersebut padahal masyarakat
mahasiswa atau kurang lebih setengah dari tersebut adalah masyarakat Pedesaan yang
mahasiswa menginginkan perubahan nama banyak teori yang berargumen bahwa
perbandingan agama dirubah menjadi studi masyarakat Pedesaan dari sisi paradigma
agamaagama. Selain itu penulis juga masih terkukung oleh nilai yang diwariskan
melakukan wawancara kepada beberapa pihak dari nenek moyang yang susah menerima
yang terkait di ketiga perguruan tinggi ini. sesuatu ideologi yang baru, namun berbeda
Diamana wawancara ini dilakukan kepada dengan masyarakat di Desa Cibenda, yang
pihak-pihak yang bertugas di Jurusan dan berada di daerah Saguling,Bandung Barat, saat
hasilnya sebagai berikut: penulis datang ke Desa tersebut para tokoh
Animo penerimaan mahasiswa baru dari dan masyarakatnya sangat ramah dan
tahun ke tahun mengalami perubahan yang penulispun berbincang-bincang dengan tokoh
fluktuatif, tetapi cenderung masih kurang masyarakat tersebut yaitu bapa E. Suhandi.
dengan kapasitas yang disediakan. Untuk Penulis penasaran dengan nama Desa tersebut,
beberapa UIN, hal ini disebabkan oleh dua hal mengapa dinamakan Cibenda?
yaitu: Dan beliaupun menceritakannya kepada
Karena Nama Jurusan Perbandingan penulis bahwa Cibenda diambil dari kata
Agama yang masih sangat problematik, asumsi Mena yang artinya mentok atau sama dengan
masyarakat dengan nama itu berarti, adanya tidak bisa kemana-mana. Masyarakat di sana
suatu proses perbandingan antar agama. mempercayai bahwa asal muasal kata tersebut
Dimana akan dimunculkan kesan agama diberikan kepada seorang pendatang dari
diperbandingkan, sehingga menunjukkan banten ke kampung tersebut,yang bernama
agama mana yang paling benar. Padahal Uyut Amsar. Tujuan dari orang pendatang
asumsi untuk masyarakat, buat apa agama tersebut untuk mengadu ilmu dengan
dibandingbandingkan lagi, karena agama yang masyarakat pribumi, dan saat itu yang
telah dianut akan dianggap yang paling benar, melawan Uyut Amsar tersebut yaitu Eyang
tanpa perlu membandingkannya lagi dengan Sumitra tidak lain masyarakat disana
agama lain, hal seperti itu sering disebut menyebutnya adu jajaten atau adu kanuragan,
sebagai klaim kebenaran agama. orang pendatang tersebut menetang orang
Pola pikir masyarakat Indonesia yang masih pribumi untuk menunjukan siapa yang paling
pragmatis akan menganggap Jurusan kuat diantara keduaanya. Adu jajaten tersebut
Perbandingan Agama tidak akan menjanjikan berlangsung dari pagi hingga sore hari, Uyut
lahan pekerjaan yang jelas. Sehingga membuat Sumitra mempunyai di tongkat yang selalu ia
animo masyarakat menjadi kecil. bawa kemana-mana.
Dilihat dari visi, misi dan paradigma, Hingga suatu ketika Uyut Amsar
Jurusan Perbandingan Agama di ketiga UIN menancapkan tongkatnya ke tanah, namun
tersebut masih menggunakan paradigm saat ingin diraihnya kembali tongkat tersebut
dakwah dengan pendekatan perbandingan. tidak bisa diambilnya karena tiba-tiba
terpinggirkan di antara Jurusan - Jurusan merubah sistem berfikir taklid yang sekarang
lainnya. beredar di masyarakat. Melalui pembentukan
Mencari dosen-dosen yang benar-benar forum komunikasi dialog antar umat beragama
lulusan dan ahli dari Ilmu Perbandingan yang kondusif dan tidak terkesan kaku dan
Agama agar tidak terkesan subjektif dalam beku antara iman yang berbeda. Agar mereka
mengajar serta menyediakan perpustakaan tidak hanya berkutat pada tarap wacana tetapi
khusus yang terdiri dari literature asli ilmu- mempunyai pengalaman pada tataran realitas
ilmu Jurusan Perbandingan Agama. Melalui dimasyarakat. adapun bentuk kegiatan ini bisa
cara bekerjasama dengan para alumni dan berupa forum komunikasi formal ataupun
dosen-dosen yang sedang studi di dalam atau informal.
di luar negeri. Hal itu dapat membantu para Penulis juga mempunyai saran untu
mahasiswa untuk terbiasa menggunakan pemerintah yaitu: Sebaiknya pemerintah mulai
bahasa asing dan menumbuhkan keberanian lebih melibatkan bantuan Jurusan
akademik dalam penelitian dengan menga- Perbandingan Agama dalam menghadapi
ngkat tema-tema pada fenomena keagamaan persoalan-persoalan konflik yang sekarang
yang bersifat kontemporer. Hal ini juga baik terjadi serta memberikan perhatian khusus
untuk memberikan informasi bagi mahasiswa pada Jurusan ini, dengan memberikan bidang
perbandingan agama terhadap perkembangan tersendiri di departemen agama bagi alumni-
Ilmu Perbandingan Agama yang terbaru. Juga alumni Jurusan ini. Yang bertugas sebagai
agar tidak terjadinya pemicu konflik batin media komunikator bagi masyakat dalam
khususnya di masyarakat pedesaan dalam menghadapi persoalan dan fenomena
menafsirkan yang menganggap Jurusan Per- keagamaan yang terjadi dimasyarakat dan
bandingan ini jelek, dikarenakan kurangnya memberikan penerangan tentang pemahaman
upaya jurusan dalam memperkenalkan Juru- keberagamaan yang pluralistik.
sanya kepada Masyarakat Pedesaan. Oleh
karena penulis berharap sosialisasi ke desa-
desa dan kerja sama dengan media-media, DAFTAR PUSTAKA
adalah cara yang tepat agar masyarakat Anuri, Djam’. Ilmu Perbandingan Agama,
mengetahui tujuan dari Jurusan Perbandingan Pengertian dan Objek kajian, Kurnia
Agama yaitu menanamkan sikap toleransi Kalam Semesta, 1998.
untuk kerukunan hidup beragama. Norman permata Ed, Ahmad. Metodologi
Sementara saran Bagi Mahasiswa Perban- Studi agama, Yogyakarta: Pustaka pelajar,
dingan Agama adalah: Mereka harus mening- 2000.
katkan pemaamannya tentang Ilmu Perban- Ketetapan MPR no 11/1978 tentang
dingan Agama dan metodologi ilmu-ilmu ban- penghayatan dan pengamalan pancasila.
tunya, agar dapat mengkombinasikan anatara Kompas, “Teologi Pluralsitik Diperlukan
keduanya dalam melihat setiap fenomena ke- dalam Dialog Agama-agama”, senin 16
agamaan yang terjadi di masyarakat. Dan Oktober 2000.
mereka juga harus meningkatkan pemahamaan Indonesia, Media. “Pluralisme memang masih
tentang ajaran agama yang diperlukanya, agar Problematis”, Jum’at 12 Desember 1997.
tidak terjebak pada pemikiran-pemikiran Ed, Andito. Atas Nama Agama: wacana
radikal yang dapat mengkikis keamanannya. Agama Dalam Dialog “bebas” Konflik,
Mahasiswa juga di tuntut untuk berfikir Bandung: Pustaka Hidayah, 1998.
kritis, terbuka serta memiliki sikap keagamaan Abdullah, Amin Studi Agama-Normativitas
yang pluralistik agar dapat membantu atau Historisitas, Yogyakarta: Pustaka
memecahkan kebekuan-kebekuan hubungan Pelajar, 1999.
antara umat beragama dimasyarakat yang Syamsul, Arifin. dan Tobroni, Islam
diakibatkan oleh truth claim kebenaran, dan pluralisme budaya dan politik-repleksi
sikap keberagaman yang ekslusif serta
teologi untuk aksi dalam keberagamaan Schuon, Frithjof, Mencari Titik Temu Agama-
dan pendidikan, Yogyakarta: 1994. Agama. Jakarta: Pustaka. 1987.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian Firdaus, Seri INIS Jilid VII Ilmu
suatu pendekatan Praktek, Jakarta: Pt. Perbandingan Agama di Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996. INIS. 1990.
Norman, ed, Ahmad. Metodologi studi agama, SIhab, DR Alwi, Islam Inklusif Menuju Sikap
Yogyakarta: pustaka pelajar, 2000. terbuka dalam Beragama, Bandung: Mizan.
Sabri, Muhammad, Keberagaan yang Saling 1999.
Menyapa pesfektif Filsafat Perenial, Suara, Hidayatulloh. Edisi: No 09/XI/Januari
ITTAQA Pers. 1999. 1999. Rumadi, “Menyoal Loyalitas
Saifudin, Fedyani, Achmad M.A. Konflik dan Keagamaan”. 1999.
Integrasi-Perbedaan Faham dalam agama Subantari, H. A dkk. Bahasa Indonesia dan
Islam. Jakarta: CV. Rajawali, 1986. Penyusunan Karangan Ilmiah, Bandung:
IAIN Sunan Gunung Djati. 1997.
Elizabeth k. Notingham, Agama dan
Masyarakat, Jakarta: Rajagrafindo
Persada,1996, 54-58.