Professional Documents
Culture Documents
331 671 1 SM
331 671 1 SM
/75-84
ISSN: 2407-6325
The Asia Pacific
Journal of Management Studies Vol. 6No. 2
75
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)
76
Abdul dan Moch. Badru/Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Produk terhadap Produk.../75-84
perusahaan untuk menacapai nama baik adanya SNI dapat mengetahui kualitas produk
perusahaan itu sendiri tergantung pada kualitas yang ditawarkan sehingga dapat melakukan
produk yang telah dihasilkan. Salah satu upaya evaluasi baik terhadap kualitas maupun harga;
yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dan (3) bagi Pemerintah, SNI dapat melindungi
dengan meningkatkan pengendalian kualitas produk dalam negeri dari produk-produk luar
produk. yang murah tapi tidak terjamin kualitas maupun
Kualitas dari produk yang dihasilkan keamanannya, dan meningkatkan keunggulan
oleh suatu perusahaan ditentukan berdasarkan kompetitif produk dalam negeri di pasaran
ukuran-ukuran dan karakteristik tertentu. Suatu internasional.
produk dikatakan berkualitas baik apabila dapat Penetapan SNI tersebut merupakan
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan upaya agar produk yang dihasilkan aman untuk
atau dapat diterima oleh pelanggan sebagai batas digunakan atau dikonsumsi dan tentunya
spesifikasi, dan proses yang baik yang diberikan memiliki nilai kompetitif dalam menghadapi
oleh produsen sebagai batas kontrol. Barang yang persaingan usaha yang dewasa ini sangat ketat.
kualitas atau prosesnya jelek menurut produsen Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
belum tentu ditolak oleh pelanggan, dan oleh Purwoko (2103:129) bahwa “Penetapan
sebaliknya barang diluar batas kontrol produsen, standar mutu merupakan upaya agar produk yang
karena merupakan barang yang rusak atau cacat diproduksi dapat bersaing dan terus diminati
tetapi oleh konsumen masih diterima. Produk konsumen.”
yang berkualitas akan memberikan keuntungan PT Etika Jayadi Makmur adalah
bisnis bagi produsen, dan tentunya juga dapat perusahaan yang memproduksi air minum
memberikan kepuasan bagi konsumen dan kemasan yang beralamat di Jalan Raya Rangkas-
menghindari banyaknya keluhan para pelanggan Pandeglang, Kecamatan Cibadak, Kabupaten
setelah menggunakan produk yang dibelinya. Lebak, Provinsi Banten. Perusahaan tersebut
Produk yang baik ialah produk yang selama 15 tahun telah mengkhususkan diri dalam
memiliki kualitas yang tinggi dan tahan lama. produksi air minum kemasan yang sampai saat
Oleh karena itu, banyak perusahaan berlomba- ini baru dipasarkan di sekitar Wilayah Provinsi
lomba untuk memproduksi suatu barang yang Banten, sementara wilayah terjauh baru mencapai
berkualitas dan disukai oleh konsumen dan sesuai Kabupaten Kerawang, Jawa Barat. Dalam proses
dengan apa yang mereka butuhkan. Hal tersebut produksinya, perusahaan telah menerapkan
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Menurut mesin-mesin dengan teknologi yang tinggi. Oleh
Purwoko (2013:129), bahwa “Kualitas adalah karena itu, produk-produk yang dihasilkannnya
tingkat yang mana produk yang dihasilkan dapat dapat dikatakan sebagai produk yang
sesuai dengan spesifikasi.” Pengawasan terhadap berikualitas. Apabila terdapat produk yang
kualitas suatu produk merupakan hal yang sangat dikategorikan sebagai produk reject (cacat),
penting bagi kegiatan usaha produksi. Oleh perusahaan akan langsung memisahkannya untuk
karena itu, dewasa ini semua perusahaan diperbaiki lagi.
diwajibkan memenuhi standar hasil produksi. Di PT. Etika Jayadi Makmur menghasilkan
Indonesia dinyatakan dalam SNI (Standar produk air minum dalam kemasan dengan merek
Nasional Indonesia), sebagaimana diatur dalam AERIO dan VENUS yang dikemas dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 berbagai bentuk, yaitu: gelas (240 ml), botol (600
tentang Standardisasi Nasional yang kemudian ml dan 1500 ml), dan galon (19 liter). Walaupun
melahirkan Standar Nasional Indonesia (SNI). dalam kegiatan operasionalnya perusahaan telah
Secara umum SNI mempunyai manfaat menerapkan sistem pengendalian terhadap
yaitu: (1) bagi produsen dengan adanya SNI produksi, namun masih terjadi atau ditemukan
dapat memperjelas target kualitas produk yang adanya kerusakan produk.
harus dihasilkan sehingga terjadi persaingan Adanya kerusakan atau produk cacat
yang lebih adil; (2) bagi konsumen dengan tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor,
77
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)
seperti: bahan baku kemasan, tenaga kerja, Krista, 2014:198) bahwa, “Pada umumnya
maupun kinerja dari fasilitas-fasilitas mesin perusahaan menetapkan biaya untuk
produksi yang digunakan dalam proses produksi pengendalian kualitas produk yang meliputi:
tersebut. Agar supaya produk yang dihasilkan biaya pencegahan (preventive cost), biaya
tersebut mempunyai kualitas sesuai dengan penilaian (appraisal cost), dan biaya kegagalan
standar yang ditetapkan perusahaan dan sesuai (failure cost). Biaya tersebut pada umumnya
dengan harapan konsumen, maka perusahaan dialokasikan setiap tahunnya.”
harus melakukan kegiatan yang berdampak pada Berdasarkan hasil pengamatan awal pada
kualitas yang dihasilkan dan menghindari PT Etika Jayadi Makmur, proses pengendalian
banyaknya produk yang rusak/cacat ikut terjual kualitas produk dilakukan oleh suatu bagian
ke pasar. Hal tersebut dilakukan dalam suatu tersendiri, yang disebut dengan bagian QC
sistem pengendalian kualitas produksi. (Quality Control). Setelah produk dihasilkan oleh
Berdasarkan hal tersebut, pengendalian Bagian Produksi, sebelum proses packing
kualitas sangatlah penting diterapkan di dalam (pengepakan) dilakukan pemeriksaan secara teliti
setiap proses produksi yang dilakukan di oleh Bagian QC. Apabila hasil pemeriksaan
perusahaan. Pengendalian kualitas merupakan menunjukkan adanya kecacatan pada produk,
sarana bagi perusahaan untuk dapat memproduksi maka akan dikembalikan kepada Bagian Produksi
suatu barang yang berkualitas. Menurut Khodijah untuk diperbaiki. Apabila jumlah produk cacat
(2014), kualitas tidak hanya dapat diperbaiki bila sangat besar, maka perusahaan akan
hanya dengan bekerja lebih keras, akan tetapi memisahkannya untuk tidak dipasarkan. Setiap
juga harus dengan metode yang tepat guna bulan, keberadaan produk cacat mencapai rata-
mengenali, mengendalikan, serta mengurangi rata 1,0% - 1.5%. Namun, pada tahun 2018 rata-
penyimpangan yang ada. rata produk cacat mencapai 1,68%. Hal tersebut
Salah satu metode yang banyak mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian
diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di dunia yaitu sebesar Rp 72.000.000,00 atau 2,04% dari
yaitu dengan menerapkan metode pengendalian pendapatan yang mencapai Rp.
kualitas yang lebih dikenal dengan sebutan TQM 3.524.100.000,00.
(Total Quality Management). Penerapan TQM Terjadinya kerugian tersebut dikarenakan
akan sangat penting bagi perusahaan dalam perusahaan PT. Etika Jayadi Makmur
meningkatkan kualitas produk, karena TQM Rangkasbitung belum optimalnya pelaksanaan
mengharuskan semua manajemen turut kegiatan pengendalian produksi. Hal tersebut
berpartisipasi dan bertanggung jawab terhadap salah satunya dikarenakan perusahaan masih
kualitas produk yang akan diproduksi. sedikit mengalokasikan anggaran untuk biaya
Menurut Nasution (2008:153), “TQM pengendalian kualitas produksi. Rata-rata setiap
merupakan sistem manajemen yang berfokus tahunnya, perusahaan hanya mengeluarkan biaya
pada semua orang/tenaga kerja, bertujuan untuk rata-rata Rp. 36.000.000,00 atau 1,5% dari biaya
terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan produksi. Hal tersebut masih kurang
bagi pelanggan dengan biaya penciptaan nilai dibandingkan kerugian yang harus ditanggung
yang lebih rendah daripada suatu produk.” perusahaan rata-rata pertahunnya mencapai Rp.
Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua 50.000.000,00. Oleh karena itu, minimnya
anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh alokasi biaya pengendalian kualitas menjadikan
aspek manajemen organisasi. Konsep TQM ini pelaksanaannya belum berjalan dengan optimal
sendiri bertujuan untuk memastikan proses dan memadai.
produksi berjalan dengan baik dan dapat Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
menghasilkan produk yang berkualitas. produk cacat masih tergolong tinggi, dan hal
Kegiatan pengendalian kualitas produk tersebut sebagai indikator bahwa adanya proses
tentunya sangat membutuhkan biaya. Oleh produksi yang tidak baik. Hal tersebut, apabila
karena itu, menurut Carter dan Usry yang dikutip dibiarkan tanpa diidentifikasi apa penyebab
78
Abdul dan Moch. Badru/Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Produk terhadap Produk.../75-84
kecacatan produk yang sering terjadi tentu ini (2015:16), bahwa “Produk cacat merupakan
akan menambah kerugian kepada perusahaan. produk dengan karakteristik abnormal atau
Untuk itu, perlu adanya upaya untuk berbeda dari produk yang diproduksi sehubungan
memecahkan masalah kecacatan yang terjadi dengan kualitasnya.”
selama ini dan mengarahkan proses produksi Adapun, pengertian produk cacat
yang tepat agar meminimalisir kecacatan produk. menurut Siregar, dkk. sebagaimana dikutip oleh
Wahyuni (2015:6) bahwa “Produk cacat diartikan
Kajian Pustaka sebagai unit produk yang tidak memenuhi standar
Produk Cacat produksi dan dapat diperbaiki secara teknis dan
Karim, Asma dan Talaat (2011:154) ekonomis untuk dapat dijual sebagai produk baik
mengutip dalam Kamus bahasa Oxford atau tetap sebagai produk cacat.”
Dictionary (1992) yang mengistilahkan produk Pengertian lain dari produk cacat adalah
cacat dengan sebutan “defective” yang secara produk rusak. Firdaus (2009:69) mengemukakan,
harfiah diartikan sebagai produk yang tidak bahwa “Produk rusak merupakan produk yang
sempurna atau tidak lengkap. tidak memenuhi standar produksi dan tidak
Sementara itu, Hansen dan Mowen memerlukan proses lebih lanjut untuk
(2009:271) menyatakan bahwa yang dimaksud memperbaiki barang-barang tersebut.” Dari
dengam produk cacat adalah “Suatu produk yang pengertian tesebut, produk rusak memiliki tingkat
tidak sesuai dengan spesifikasinya.” Dari kualitas yang sangat rendah, apabila
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa semua dibandingkan dengan produk kategori cacat. Hal
perusahaan pada prinsipnya telah menetapkan tersebut dikarenakan produk rusak biasanya tidak
spesifikasi standar produk untuk dijual. Apabila dapat dijual kepada konsumen, namun produk
produk tersebut tidak sesuai dengan spek yang cacat masih bisa dijual kepada konsumen,
ditetapkan, maka perusahaan menggolongkannya tentunya dengan harga yang lebih rendah.
menjadi produk reject atau produk cacat.
Pengertian senada dikemukakan oleh Biaya Pengendalian Kualitas Produk
Bastian dan Nurlela (2010:13) yang Sebelum memahami pengertian dari
mendefinisikan produk cacat sebagai suatu pengendalian kualitas perlu dipahami pengertian
produk yang dihasilkan dalam proses dari kata “biaya’, “pengendalian” dan “kualitas”.
produksi, dimana produk yang dihasilkan Biaya dapat dipandang sebagai suatu nilai tukar
tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang yang dikeluarkan atau suatu pengorbanan sumber
ditetapkan, tetapi secara ekonomis produk daya yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat
tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan di masa datang. Pengorbanan tersebut dapat
biaya tertentu, dalam hal ini perlu berupa uang atau materi lainnya yang setara
diperhatikan biaya yang dikeluarkan lebih nilainya kalau diukur dengan uang. Dalam
untuk memperbaiki rendah dari nilai jual pengertian yang lebih luas, terdapat dua istilah
setelah produk tersebut diperbaiki. biaya, yaitu biaya sebagai cost dan biaya sebagai
Selanjutnya lebih jelas dikemukakan oleh expense. Biaya (cost) adalah apabila biaya
Firdaus (2009:69), bahwa “Barang-barang yang tersebut belum digunakan untuk menghasilkan
tidak memenuhi standar produksi karena produk atau jasa atau belum habis digunakan.
kesalahan dalam bahan, tenaga kerja atau mesin Sedangkan biaya (expenses) jika biaya
dan harus diproses lebih lanjut agar memenuhi tersebut habis digunakan untuk memproduksi
standar mutu yang ditentukan, sehingga barang- suatu produk atau jasa yang menghasilkan
barang tersebut dapat dijual disebut sebagai pendapatan di masa yang akan datang. (Hariadi,
produk cacat.” 2012:43-44). Selanjutnya terkait dengan
Begitu juga pengertian yang pengertian pengendalian, Schermerhorn Jr.
dikemukakan oleh Evans dan Lindsay (2010:13) mengemukakan, bahwa “Pengendalian
sebagaimana dikutip oleh Lucky dan Takim merupakan proses pengukuran kinerja,
79
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)
80
Abdul dan Moch. Badru/Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Produk terhadap Produk.../75-84
81
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)
82
Abdul dan Moch. Badru/Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Produk terhadap Produk.../75-84
Dan agar biaya-biaya tersebut efektif dan efesien, tepat, dapat menyebabkan kerugian. PT. Etika
maka perlu dibuat perencanaan yang baik. Jayadi Makmur Kabupaten Lebak sebagai
perusahaan besar sangat berkepentingan terhdap
Gambaran Produk Cacat pada PT. Etika kepuasan konsumennya. Oleh karena itu,
Jayadi Makmur Kabupaten Lebak berkurangnya produk cacat menunjukkan bahwa
Adapun produk cacat pada penelitian ini kebijakan pembiayaan, khususnya Biaya
adalah suatu produk yang dihasilkan dalam suatu Pengendalian Kualitas belum berjalan dengan
kegiatan proses produksi yang tidak memenuhi baik, dan tentunya akan dapat mengurangi
standar mutu produksi yang telah ditetapkan oleh kerugian akibat tingginya jumlah produk cacat.
perusahaan, sehingga tidak bisa untuk dijual
kepada konsumen. Keberadaan produk cacat Kesimpulan
pada penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata Berdasarkan hasil penelitian dan
sebesar 1,55%, artinya masih di atas batas pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
toleransi yang ditetapkan perusahaan yaitu diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1,50%. 1. Rata-rata Biaya Pengendalian Kualitas per
Keberadaan produk cacat memang selalu bulan yang harus dikeluarkan perusahaan PT.
saja terjadi. Namun, jumlah produk cacat yang Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak
besar akan berdampak pada penurunan adalah pada kisaran Rp. 36.000.000,-.
pendapatan, bahkan apabila dibiarkan dapat 2. Produk cacat yang terjadi pada PT. Etika
menyebabkan kebangkrutan usaha. Dalam suatu Jayadi Makmur Kabupaten Lebak tergolong
kegiatan produksi, banyak hal yang dapat tinggi, yaitu di atas 1,5%.
dilakukan untuk mengendalikan jumlah produk 3. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat
cacat. Misalnya, dengan pengawasan dan juga pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas produk
mempekerjakan pegawai yang tepat dan terhadap produk cacat pada PT. Etika Jayadi
kompeten. Adanya permasalahan dimana Makmur Kabupaten Lebak. Besarnya
karyawan dibagian produksi, baik jumlahnya pengaruh PT. Etika Jayadi Makmur
maupun personilnya sering berubah merupakan Kabupaten Lebak termasuk kategori sedang.
salah satu faktor yang dapat menyebabkan Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
tingginya produk cacat. terdapat hubungan positif antara biaya
pengendalian kualitas produk dengan produk
Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas cacat, artinya jika biaya pengendalian kualitas
Produk terhadap Produk Cacat pada PT. produk semakin besar, maka produk cacat
Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak akan semakin besar, begitu juga sebaliknya.
Adapun terkait dengan hasil uji hipotesis
yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh Daftar Pustaka
pengendalian kualitas produk terhadap produk Alisjahbana, J. 2005. “Evaluasi Pengendalian
cacat pada PT. Etika Jayadi Makmur Kabupaten Kualitas Total Produk Pakaian Wanita
Lebak yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung pada Perusahaan Konveksi”. Jurnal
sebesar 6,692 dengan p-value sebesar 0,044 yang Ventura, 8(1).
lebih kecil dari 0,05. Adapun besarnya pengaruh Assauri, S. 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta
tersebut adalah sebesar 26,8%, sedangkan sisanya : Rajawali Gramedia Pustaka Utama
sebesar 73,2% diakibatkan faktor lain yang tidak Bastian, B. dan Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya.
diteliti. Edisi Kedua. Jakarta : Mitra Wacana
Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Media
produk dalam mencegah atau mengurangi Fahmi, I. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
produk cacat dalam suatu kegiatan produksi Cetakan Ke-2. Bandung : Alfabeta
adalah besar, apabila penganggaran Biaya Firdaus, A. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2.
Pengendalian Kualitas tidak dilakukan dengan Jakarta : Penerbit Salemba
83
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)
84