You are on page 1of 10

Abdul dan Moch. Badru/Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Produk terhadap Produk...

/75-84

ISSN: 2407-6325
The Asia Pacific
Journal of Management Studies Vol. 6No. 2

PENGARUH BIAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK


TERHADAP PRODUK CACAT AIR MINUM DALAM KEMASAN
KABUPATEN LEBAK
Abdul Hakim * Moch. Badru**
* STIE La Tansa Mashiro
** STIE La Tansa Mashiro

Article Info Abstract


Keywords: Business competition in the bottled water beverage industry is
quality costs, getting tougher so that companies are able to reduce failures in running
defective their businesses. One of them is controlling the number of defective
products, quality products. Therefore, the company must have a product quality control
control. system and for that reason it is necessary to allocate adequate costs so as
to reduce the occurrence of defective products in its business activities.
This study aims to determine the effect of product quality control costs on
bottled water defect products at PT Etika Jayadi Makmur Lebak Regency.
The research was conducted using descriptive quantitative methods.
The study population is the entire production data which includes the
number of defective products and quality control costs at PT. Jayadi
Makmur Ethics. The research sample is data on the number of defective
products and quality control costs at PT Etika Jayadi Makmur Lebak
_____________________ Regency in 2016-2018. Data analysis uses simple linear regression
Corresponding Author: techniques.
abdulhakim06088@gmail.com The results showed that: (1) the average cost of quality control per
mochbadru31@gmail.com month that must be spent by the company is Rp. 3,025,555.60 and still
below 3-5% of production costs; (2) the average percentage of defective
products is still relatively high, namely above 1.5%, ideally not more than
1.5%; and (3) there is an influence of product quality control costs on
defective products at PT. Jayadi Makmur Ethics of Lebak Regency which
is shown by the t-value of 6.692 with a p-value of 0.044 which is smaller
than 0.05.
The study concluded that there is an effect of product quality control
costs on bottled drinking water defects in PT Etika Jayadi Makmur, Lebak
Regency. Furthermore, it is recommended that more extensive and
complete research be carried out by adding the variables studied and the
number of companies as comparative material.

75
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)

Persaingan usaha di industri minuman air dalam kemasan semakin ketat


sehingga menuntut perusahaan mampu mengurangi kegagalan dalam
menjalankan usahanya. Salah satunya adalah pengendalian terhadap jumlah
produk cacat. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki sistem
pengendalian kualitas produk dan untuk itu perlu dialokasikan biaya yang
memadai sehingga dapat menekan terjadinya produk cacat pada kegiatan
usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh biaya
pengendalian kualitas produk terhadap produk cacat air minum dalam
kemasan pada PT Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak.
Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif
deskriptif. Populasi penelitian adalah keseluruhan data produksi yang
meliputi jumlah produk cacat dan biaya pengendalian kualitas pada PT. Etika
Jayadi Makmur. Sampel penelitian merupakan data jumlah produk cacat dan
biaya pengendalian kualitas pada PT Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak
tahun 2016-2018. Analisis data menggunakan teknik regresi linear sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) rata-rata biaya pengendalian
kualitas per bulan yang harus dikeluarkan perusahaan adalah Rp.
3.025.555,60 dan masih di bawah 3-5% dari biaya produksi; (2) persentase
rata-rata produk cacat masih tergolong tinggi, yaitu di atas 1,5%, idealnya
tidak lebih dari 1,5%; dan (3) terdapat pengaruh biaya pengendalian kualitas
produk terhadap produk cacat pada PT. Etika Jayadi Makmur Kabupaten
Lebak yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung sebesar 6,692 dengan p-value
The Asia Pacific Journal of sebesar 0,044 yang lebih kecil dari 0,05.
Management Studies Penelitian tersebut disimpulkan bahwa terdapat pengaruh biaya
Volume 6 dan Nomor 2
Mei-Agustus 2019 pengendalian kualitas produk terhadap produk cacat air minum dalam
ISSN 2407-6325 kemasan pada PT Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak. Selanjutnya,
hh. 75-84 disarankan agar dilakukan penelitian yang lebih luas dan lengkap dengan
menambah variabel yang diteliti dan jumlah perusahaan sebagai bahan
©2019 APJMS. All rights reserved.
komparatif.

Latar Belakang perusahaan lain. Kualitas suatu produk bukan


Kondisi perekonomian nasional yang suatu yang serba kebetulan, tetapi hal tersebut
cenderung masih belum menunjukkan kondisi telah ditetapkan sesuai dengan standar yang
yang stabil tidak menjadikan perkembangan sebelumnya telah ditetapkan. Menurut
dunia usaha menurun. Justru kondisi tersebut Alisjahbana (2005), “Kualitas merupakan tingkat
telah memberikan dampak terhadap persaingan atau ukuran kesesuaian suatu produk dengan
usaha yang semakin tinggi dan tajam, terutama di pemakainya, secara sempit dapat diartikan
pasar domestik (nasional). Setiap usaha dalam sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar
persaingan tinggi dituntut untuk selalu yang telah ditetapkan.” Jadi, kualitas yang baik
berkompetisi dengan perusahaan lain di dalam akan dihasilkan dari proses yang baik dan sesuai
usaha yang sejenis. Salah satu cara agar bisa dengan standar kualitas yang telah ditentukan
memenangkan kompetisi atau paling tidak dapat berdasarkan kebutuhan pasar. Kenyataan di
bertahan di dalam kompetisi tersebut adalah lapangan menunjukkan bahwa perusahaan yang
dengan memberikan perhatian penuh terhadap sukses dan mampu bertahan pasti memiliki
kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan program mengenai kualitas, karena melalui
sehingga bisa mengungguli produk yang program kualitas yang baik akan dapat secara
dihasilkan oleh kompetitornya. efektif mengeliminasi pemborosan dan
Permasalahan kualitas telah mengarah meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan.
pada taktik dan strategi perusahaan secara Kualitas suatu produk dapat memiliki
menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya peranan penting didalam perusahaan, karena
saing dan bertahan terhadap persaingan usaha dapat memiliki simbol kepercayaan yang bernilai
dengan produk-produk sejenis yang dihasilkan di mata konsumen. Usaha yang telah dilakukan

76
Abdul dan Moch. Badru/Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Produk terhadap Produk.../75-84

perusahaan untuk menacapai nama baik adanya SNI dapat mengetahui kualitas produk
perusahaan itu sendiri tergantung pada kualitas yang ditawarkan sehingga dapat melakukan
produk yang telah dihasilkan. Salah satu upaya evaluasi baik terhadap kualitas maupun harga;
yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dan (3) bagi Pemerintah, SNI dapat melindungi
dengan meningkatkan pengendalian kualitas produk dalam negeri dari produk-produk luar
produk. yang murah tapi tidak terjamin kualitas maupun
Kualitas dari produk yang dihasilkan keamanannya, dan meningkatkan keunggulan
oleh suatu perusahaan ditentukan berdasarkan kompetitif produk dalam negeri di pasaran
ukuran-ukuran dan karakteristik tertentu. Suatu internasional.
produk dikatakan berkualitas baik apabila dapat Penetapan SNI tersebut merupakan
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan upaya agar produk yang dihasilkan aman untuk
atau dapat diterima oleh pelanggan sebagai batas digunakan atau dikonsumsi dan tentunya
spesifikasi, dan proses yang baik yang diberikan memiliki nilai kompetitif dalam menghadapi
oleh produsen sebagai batas kontrol. Barang yang persaingan usaha yang dewasa ini sangat ketat.
kualitas atau prosesnya jelek menurut produsen Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
belum tentu ditolak oleh pelanggan, dan oleh Purwoko (2103:129) bahwa “Penetapan
sebaliknya barang diluar batas kontrol produsen, standar mutu merupakan upaya agar produk yang
karena merupakan barang yang rusak atau cacat diproduksi dapat bersaing dan terus diminati
tetapi oleh konsumen masih diterima. Produk konsumen.”
yang berkualitas akan memberikan keuntungan PT Etika Jayadi Makmur adalah
bisnis bagi produsen, dan tentunya juga dapat perusahaan yang memproduksi air minum
memberikan kepuasan bagi konsumen dan kemasan yang beralamat di Jalan Raya Rangkas-
menghindari banyaknya keluhan para pelanggan Pandeglang, Kecamatan Cibadak, Kabupaten
setelah menggunakan produk yang dibelinya. Lebak, Provinsi Banten. Perusahaan tersebut
Produk yang baik ialah produk yang selama 15 tahun telah mengkhususkan diri dalam
memiliki kualitas yang tinggi dan tahan lama. produksi air minum kemasan yang sampai saat
Oleh karena itu, banyak perusahaan berlomba- ini baru dipasarkan di sekitar Wilayah Provinsi
lomba untuk memproduksi suatu barang yang Banten, sementara wilayah terjauh baru mencapai
berkualitas dan disukai oleh konsumen dan sesuai Kabupaten Kerawang, Jawa Barat. Dalam proses
dengan apa yang mereka butuhkan. Hal tersebut produksinya, perusahaan telah menerapkan
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Menurut mesin-mesin dengan teknologi yang tinggi. Oleh
Purwoko (2013:129), bahwa “Kualitas adalah karena itu, produk-produk yang dihasilkannnya
tingkat yang mana produk yang dihasilkan dapat dapat dikatakan sebagai produk yang
sesuai dengan spesifikasi.” Pengawasan terhadap berikualitas. Apabila terdapat produk yang
kualitas suatu produk merupakan hal yang sangat dikategorikan sebagai produk reject (cacat),
penting bagi kegiatan usaha produksi. Oleh perusahaan akan langsung memisahkannya untuk
karena itu, dewasa ini semua perusahaan diperbaiki lagi.
diwajibkan memenuhi standar hasil produksi. Di PT. Etika Jayadi Makmur menghasilkan
Indonesia dinyatakan dalam SNI (Standar produk air minum dalam kemasan dengan merek
Nasional Indonesia), sebagaimana diatur dalam AERIO dan VENUS yang dikemas dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 berbagai bentuk, yaitu: gelas (240 ml), botol (600
tentang Standardisasi Nasional yang kemudian ml dan 1500 ml), dan galon (19 liter). Walaupun
melahirkan Standar Nasional Indonesia (SNI). dalam kegiatan operasionalnya perusahaan telah
Secara umum SNI mempunyai manfaat menerapkan sistem pengendalian terhadap
yaitu: (1) bagi produsen dengan adanya SNI produksi, namun masih terjadi atau ditemukan
dapat memperjelas target kualitas produk yang adanya kerusakan produk.
harus dihasilkan sehingga terjadi persaingan Adanya kerusakan atau produk cacat
yang lebih adil; (2) bagi konsumen dengan tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor,

77
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)

seperti: bahan baku kemasan, tenaga kerja, Krista, 2014:198) bahwa, “Pada umumnya
maupun kinerja dari fasilitas-fasilitas mesin perusahaan menetapkan biaya untuk
produksi yang digunakan dalam proses produksi pengendalian kualitas produk yang meliputi:
tersebut. Agar supaya produk yang dihasilkan biaya pencegahan (preventive cost), biaya
tersebut mempunyai kualitas sesuai dengan penilaian (appraisal cost), dan biaya kegagalan
standar yang ditetapkan perusahaan dan sesuai (failure cost). Biaya tersebut pada umumnya
dengan harapan konsumen, maka perusahaan dialokasikan setiap tahunnya.”
harus melakukan kegiatan yang berdampak pada Berdasarkan hasil pengamatan awal pada
kualitas yang dihasilkan dan menghindari PT Etika Jayadi Makmur, proses pengendalian
banyaknya produk yang rusak/cacat ikut terjual kualitas produk dilakukan oleh suatu bagian
ke pasar. Hal tersebut dilakukan dalam suatu tersendiri, yang disebut dengan bagian QC
sistem pengendalian kualitas produksi. (Quality Control). Setelah produk dihasilkan oleh
Berdasarkan hal tersebut, pengendalian Bagian Produksi, sebelum proses packing
kualitas sangatlah penting diterapkan di dalam (pengepakan) dilakukan pemeriksaan secara teliti
setiap proses produksi yang dilakukan di oleh Bagian QC. Apabila hasil pemeriksaan
perusahaan. Pengendalian kualitas merupakan menunjukkan adanya kecacatan pada produk,
sarana bagi perusahaan untuk dapat memproduksi maka akan dikembalikan kepada Bagian Produksi
suatu barang yang berkualitas. Menurut Khodijah untuk diperbaiki. Apabila jumlah produk cacat
(2014), kualitas tidak hanya dapat diperbaiki bila sangat besar, maka perusahaan akan
hanya dengan bekerja lebih keras, akan tetapi memisahkannya untuk tidak dipasarkan. Setiap
juga harus dengan metode yang tepat guna bulan, keberadaan produk cacat mencapai rata-
mengenali, mengendalikan, serta mengurangi rata 1,0% - 1.5%. Namun, pada tahun 2018 rata-
penyimpangan yang ada. rata produk cacat mencapai 1,68%. Hal tersebut
Salah satu metode yang banyak mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian
diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di dunia yaitu sebesar Rp 72.000.000,00 atau 2,04% dari
yaitu dengan menerapkan metode pengendalian pendapatan yang mencapai Rp.
kualitas yang lebih dikenal dengan sebutan TQM 3.524.100.000,00.
(Total Quality Management). Penerapan TQM Terjadinya kerugian tersebut dikarenakan
akan sangat penting bagi perusahaan dalam perusahaan PT. Etika Jayadi Makmur
meningkatkan kualitas produk, karena TQM Rangkasbitung belum optimalnya pelaksanaan
mengharuskan semua manajemen turut kegiatan pengendalian produksi. Hal tersebut
berpartisipasi dan bertanggung jawab terhadap salah satunya dikarenakan perusahaan masih
kualitas produk yang akan diproduksi. sedikit mengalokasikan anggaran untuk biaya
Menurut Nasution (2008:153), “TQM pengendalian kualitas produksi. Rata-rata setiap
merupakan sistem manajemen yang berfokus tahunnya, perusahaan hanya mengeluarkan biaya
pada semua orang/tenaga kerja, bertujuan untuk rata-rata Rp. 36.000.000,00 atau 1,5% dari biaya
terus-menerus meningkatkan nilai yang diberikan produksi. Hal tersebut masih kurang
bagi pelanggan dengan biaya penciptaan nilai dibandingkan kerugian yang harus ditanggung
yang lebih rendah daripada suatu produk.” perusahaan rata-rata pertahunnya mencapai Rp.
Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua 50.000.000,00. Oleh karena itu, minimnya
anggota organisasi terhadap perbaikan seluruh alokasi biaya pengendalian kualitas menjadikan
aspek manajemen organisasi. Konsep TQM ini pelaksanaannya belum berjalan dengan optimal
sendiri bertujuan untuk memastikan proses dan memadai.
produksi berjalan dengan baik dan dapat Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
menghasilkan produk yang berkualitas. produk cacat masih tergolong tinggi, dan hal
Kegiatan pengendalian kualitas produk tersebut sebagai indikator bahwa adanya proses
tentunya sangat membutuhkan biaya. Oleh produksi yang tidak baik. Hal tersebut, apabila
karena itu, menurut Carter dan Usry yang dikutip dibiarkan tanpa diidentifikasi apa penyebab

78
Abdul dan Moch. Badru/Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Produk terhadap Produk.../75-84

kecacatan produk yang sering terjadi tentu ini (2015:16), bahwa “Produk cacat merupakan
akan menambah kerugian kepada perusahaan. produk dengan karakteristik abnormal atau
Untuk itu, perlu adanya upaya untuk berbeda dari produk yang diproduksi sehubungan
memecahkan masalah kecacatan yang terjadi dengan kualitasnya.”
selama ini dan mengarahkan proses produksi Adapun, pengertian produk cacat
yang tepat agar meminimalisir kecacatan produk. menurut Siregar, dkk. sebagaimana dikutip oleh
Wahyuni (2015:6) bahwa “Produk cacat diartikan
Kajian Pustaka sebagai unit produk yang tidak memenuhi standar
Produk Cacat produksi dan dapat diperbaiki secara teknis dan
Karim, Asma dan Talaat (2011:154) ekonomis untuk dapat dijual sebagai produk baik
mengutip dalam Kamus bahasa Oxford atau tetap sebagai produk cacat.”
Dictionary (1992) yang mengistilahkan produk Pengertian lain dari produk cacat adalah
cacat dengan sebutan “defective” yang secara produk rusak. Firdaus (2009:69) mengemukakan,
harfiah diartikan sebagai produk yang tidak bahwa “Produk rusak merupakan produk yang
sempurna atau tidak lengkap. tidak memenuhi standar produksi dan tidak
Sementara itu, Hansen dan Mowen memerlukan proses lebih lanjut untuk
(2009:271) menyatakan bahwa yang dimaksud memperbaiki barang-barang tersebut.” Dari
dengam produk cacat adalah “Suatu produk yang pengertian tesebut, produk rusak memiliki tingkat
tidak sesuai dengan spesifikasinya.” Dari kualitas yang sangat rendah, apabila
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa semua dibandingkan dengan produk kategori cacat. Hal
perusahaan pada prinsipnya telah menetapkan tersebut dikarenakan produk rusak biasanya tidak
spesifikasi standar produk untuk dijual. Apabila dapat dijual kepada konsumen, namun produk
produk tersebut tidak sesuai dengan spek yang cacat masih bisa dijual kepada konsumen,
ditetapkan, maka perusahaan menggolongkannya tentunya dengan harga yang lebih rendah.
menjadi produk reject atau produk cacat.
Pengertian senada dikemukakan oleh Biaya Pengendalian Kualitas Produk
Bastian dan Nurlela (2010:13) yang Sebelum memahami pengertian dari
mendefinisikan produk cacat sebagai suatu pengendalian kualitas perlu dipahami pengertian
produk yang dihasilkan dalam proses dari kata “biaya’, “pengendalian” dan “kualitas”.
produksi, dimana produk yang dihasilkan Biaya dapat dipandang sebagai suatu nilai tukar
tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang yang dikeluarkan atau suatu pengorbanan sumber
ditetapkan, tetapi secara ekonomis produk daya yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat
tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan di masa datang. Pengorbanan tersebut dapat
biaya tertentu, dalam hal ini perlu berupa uang atau materi lainnya yang setara
diperhatikan biaya yang dikeluarkan lebih nilainya kalau diukur dengan uang. Dalam
untuk memperbaiki rendah dari nilai jual pengertian yang lebih luas, terdapat dua istilah
setelah produk tersebut diperbaiki. biaya, yaitu biaya sebagai cost dan biaya sebagai
Selanjutnya lebih jelas dikemukakan oleh expense. Biaya (cost) adalah apabila biaya
Firdaus (2009:69), bahwa “Barang-barang yang tersebut belum digunakan untuk menghasilkan
tidak memenuhi standar produksi karena produk atau jasa atau belum habis digunakan.
kesalahan dalam bahan, tenaga kerja atau mesin Sedangkan biaya (expenses) jika biaya
dan harus diproses lebih lanjut agar memenuhi tersebut habis digunakan untuk memproduksi
standar mutu yang ditentukan, sehingga barang- suatu produk atau jasa yang menghasilkan
barang tersebut dapat dijual disebut sebagai pendapatan di masa yang akan datang. (Hariadi,
produk cacat.” 2012:43-44). Selanjutnya terkait dengan
Begitu juga pengertian yang pengertian pengendalian, Schermerhorn Jr.
dikemukakan oleh Evans dan Lindsay (2010:13) mengemukakan, bahwa “Pengendalian
sebagaimana dikutip oleh Lucky dan Takim merupakan proses pengukuran kinerja,

79
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)

membandingkan antara hasil sesungguhnya Penelitian ini menggunakan metode


dengan rencana serta mengambil tindakan kuantitatif. Menurut Suriasumantri dalam
pembetulan yang diperlukan.” Jadi pengendalian Sugiyono (2014:16), “Penelitian kuantitatif
dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan didasarkan pada paradigma positivism bersifat
untuk memantau aktivitas dan memastikan logico-hypotheco-verifikatif dengan berlandaskan
kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai pada asumsi mengenai objek empiris”.
dengan yang direncanakan. Selanjutnya, Nasution (2011:24) mengatakan,
Selanjutnya, perlu juga diuraikan bahwa “penelitian kuantitatif lebih spesifik
pengertian dari kualitas. Pengertian atau definisi memusatkan perhatian kepada aspek-aspek
kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas, tertentu dan sering menunjukan hubungan antara
relatif, berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga berbagai variabel atau memberi gambaran yang
definisi dari kualitas memiliki banyak kriteria lebih jelas tentang situasi-situasi sosial sehingga
dan sangat bergantung pada konteksnya terutama bersifat deskriptif”.
jika dilihat dari sisi penilaian akhir konsumen dan Berdasarkan uraian di atas, maka metode
definisi yang diberikan oleh berbagai ahli serta penelitian ini, sesuai dengan masalahnya adalah
dari sudut pandang produsen sebagai pihak yang menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode
menciptakan kualitas. Konsumen dan produsen tersebut penulis bermaksud mengetahui
itu berbeda dan akan merasakan kualitas secara hubungan sebab akibat.
berbeda pula sesuai dengan standar kualitas yang
dimiliki masing-masing. Begitu pula para ahli Populasi Dan Sampel
dalam memberikan definisi dari kualitas juga Menurut Sugiyono (2014:90), “Populasi
akan berbeda satu sama lain karena mereka adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas
membentuknya dalam dimensi yang berbeda. obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan
Oleh karena itu, definisi kualitas dapat diartikan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
dari dua perspektif, yaitu dari sisi konsumen dan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
sisi produsen. Namun pada dasarnya konsep dari kesimpulannya”.
kualitas sering dianggap sebagai kesesuaian, Berdasarkan pengertian diatas maka yang
keseluruhan ciri-ciri atau karakteristik suatu menjadi populasi didalam penelitian ini adalah
produk yang diharapkan oleh konsumen. seluruh data produk cacat produk air minum
kemasan dan biaya pengendalian kualitas pada
Metode Penelitian PT Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak tahun
Menurut Sugiyono (2014:1), “Metode 2016-2018.
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah Sampel pada penelitian ini adalah data
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan hasil produksi produk cacat setiap bulannya,
keguanaan tertentu”. Penelitian dilakukan mulai dari tahun 2016 sampai dengan tahun
dikarenakan adanya permasalahan, sehingga 2018, tepatnya adalah selama 36 bulan pada PT
dilakukan guna memahami permasalahan Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak.
tersebut, kemudian dilakukan upaya untuk
memecahkannya, sehingga hasil dari penelitian Teknik Pengumpulan Data
tersebut dapat dilakukan antisipasi terhadap Menurut Riduwan (2010:51), “Metode
permasalahan sejenis muncul kembali. Menurut pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara
Afifuddin dan Saebani (2009:33), penelitian yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
dilaksanakan sebagai upaya untuk mengumpulkan data”. Metode pengumpulan data
mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena yang digunakan dalam penelitian ini adalah
itu, dalam penelitian harus selalu ada pemahaman dengan melakukan pengamatan langsung di
yang logis atau masuk akal, yaitu pemahaman perusahaan yang menjadi objek penelitian.
yang sesuai dengan hukum-hukum berpikir logis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut :

80
Abdul dan Moch. Badru/Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Produk terhadap Produk.../75-84

1. Observasi Moment yang disajikan pada tabel


Menurut Sugiyono (2014:165-166), “Teknik Correlations.
pengumpulan data melalui observasi
mempunyai ciri yang spesifik bila 2. Analisis Regresi Linear Sederhana
dibandingkan dengan teknik yang lain. Analisis regresi merupakan studi
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi ketergantungan satu atau lebih variabel bebas
juga obyek-obyek alam yang lain”. Dalam terhadap variabel tidak bebas. Dengan maksud
pelaksanaannya, penulis menggunakan jenis untuk meramalkan nilai variabel tidak bebas.
observasi tidak terstruktur, dimana penulis Pada penelitian ini, analisis regresi linear
hanya mencatat dan mengumpulkan data yang sederhana dilakukan dengan menggunakan
diperlukan untuk kegiatan penelitian. program SPSS, dimana nilai konstanta (a) dan
Dari pengertian diatas penulis nilai koefisien (b) dicantumkan dalam output
menyimpulkan bahwa observasi adalah teknik SPSS pada tabel Coefficients.
pengumpulan data yang dilakukan dengan 3. Analisis Koefisien Determinan (R2)
cara mempelajari dan mengadakan Koefisien determinasi (R²) pada intinya
pengamatan secara langsung ke dalam mengukur seberapa jauh kemampuan model
perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti dalam menerangkan variasi variabel
yang dapat mendukung dan melengkapi hasil dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
penelitian di PT Etika Jayadi Makmur. Dari antara nol sampai satu (0 < R² < 1). Nilai R²
hasil wawancara awal, penulis juga yang kecil berarti kemampuan variabel
mendapatkan data hasil produksi produk cacat independen dalam menjelaskan variasi
yang tercatat pada tahun 2016 sampai dengan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
tahun 2018 atau sebanyak 36 bulan pada PT mendekati satu berarti variabel-variabel
Etika Jayadi Makmur. independen memberikan hampir semua
2. Dokumentasi informasi yang dibutuhkan untuk
Menurut Sugiyono (2014:240), “Dokumentasi memprediksi variasi variabel dependen.
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya- 4. Uji-t
karya monumental dari seseorang.” Uji-t dilakukan untuk mengetahui ada atau
Dokumentasi penelitian ini merupakan tidak adanya pengaruh variabel independen
dokumen profil perusahaan dan juga terhadap variabel dependen. Tahapan uji-t
pengambilan gambar oleh peneliti untuk adalah :
memperkuat hasil penelitian. a. Perumusan hipotesis statistic
Hipotesis statistik dinyatakan sebagai
Teknik Analisis Data berikut :
Pada tahapan pengujian hipotesis, Ho :  = 0 (Tidak adanya pengaruh biaya
sebelum dilakukan uji-hipotesis (uji-t), maka pengendalian kualitas produk terhadap
berikut adalah beberapa analisis yang harus produk cacat air minum dalam kemasan
dilakukan, pada PT Etika Jayadi Makmur).
yaitu : Ha :  ≠ 0 (Adanya pengaruh biaya
1. Analisis Korelasi pengendalian kualitas produk terhadap
Penulis menggunakan analisis korelasi produk cacat air minum dalam kemasan
untuk mengukur ada atau tidak adanya pada PT Etika Jayadi Makmur).
hubungan antar variabel dan sebesara besar Keterangan :
kekuatan dari hubungan tersebut.  = Koefisien regresi varabel X
Pada penelitian ini, analisis korelasi b. Penghitungan statistik uji (Nilai t-hitung)
dilakukan dengan menggunakan program Pengujian hipotesis di atas menggunakan
SPSS dengan korelasi Pearson Product statistik uji-t. Dengan menggunakan SPSS,

81
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)

nilai t-hitung akan dicantumkan pada tabel


Coefficients. Berdasarkan Tabel di atas, diperoleh
bahwa pengaruh pengendalian kualitas
Taraf signifikan (α) untuk uji-t, yaitu : ditunjukkan oleh t-hitung sebesar 6,692 dan
1) Uji satu arah atau satu sisi, maka taraf p-value (Sig.) sebesar 0,044, lebih kecil dari nilai
nyatanya adalah α = 0,05 (taraf kepercayaan α = 5%. Sehingga dapat diartikan bahwa terdapat
95%) atau α = 0,01 (taraf kepercayaan 99%). pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas produk
2) Uji dua arah atau dua sisi, maka taraf terhadap produk cacat. Hasil penelitian dapat
nyatanya adalah α/2 = 0,025 (taraf menolak hipotesis yang menyatakan “Terdapat
kepercayaan 95%) atau α/2 = 0,005 (taraf pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas produk
kepercayaan 99%). terhadap produk cacat pada PT. Etika Jayadi
c. Keputusan dan Kesimpulan Makmur Kabupaten Lebak”.
Keputusan dan kesimpulan dari uji-t dengan
menggunakan program SPSS adalah : Pembahasan
1) Jika Sig. (pada tabel Coefficients kolom Gambaran Biaya Pengendalian Kualitas
Sig.) < α (= 0,05), maka Ho (Hipotesis Produk pada PT. Etika Jayadi Makmur
null) ditolak. Artinya, terdapat pengaruh Kabupaten Lebak
biaya pengendalian kualitas produk Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terhadap produk cacat air minum dalam Biaya Pengendalian Kualitas produk yang terjadi
kemasan pada PT Etika Jayadi Makmur. pada PT. Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak
2) Jika Sig. (pada tabel Coefficients kolom ditunjukkan dalam bentuk Biaya Pengendalian
Sig.) ≥ α (= 0,05), maka terima Ho atau H1 Kualitas setiap bulannya perusahaan rata-rata
(Hipotesis alternatif) ditolak. Artinya, tidak harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.
terdapat pengaruh biaya pengendalian 3.025.555,60. Biaya tersebut setiap bulan
kualitas produk terhadap produk cacat air berubah (fluktuatif), dan cenderung sangat besar.
minum dalam kemasan pada PT Etika Hal tersebut menunjukkan pula bahwa Biaya
Jayadi Makmur. Pengendalian Kualitas yang masih jauh dari
harapan.
Hasil dan Pembahasan Untuk mencapai produk yang
Hasil berkualitas, perusahaan harus dengan tepat
Hipotesis pada pengujian ini adalah : merencanakan Biaya Pengendalian Kualitas yang
H0 : Tidak terdapat pengaruh Biaya tepat, sehingga akan diperoleh hasil akhir yang
Pengendalian Kualitas produk terhadap optimal. Dengan penganggaran Biaya
produk cacat pada PT. Etika Jayadi Pengendalian Kualitas yang tepat akan dapat
Makmur Kabupaten Lebak. mengurangi terjadinya produk rusak. Dengan
H1 : Terdapat pengaruh Biaya Pengendalian demikian, kondisi tersebut akan meningkatkan
Kualitas produk terhadap produk cacat laba, karena peningkatan kualitas ini akan
pada PT. Etika Jayadi Makmur Kabupaten mengakibatkan biaya-biaya yang terus menurun
Lebak. dan naiknya pangsa pasar.
Hasil olahan SPSS untuk uji hipotesis di atas Biaya Pengendalian Kualitas pada PT.
ditunjukkan pada tabel di bawah ini : Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak meliputi
Tabel Uji-t : prevential cost (biaya pencegahan), appraisal
cost (biaya penilaian), internal failure cost (biaya
Model t Sig. kegagalan akibat proses di dalam), external
failure cost (biaya adanya kegagalan akibat
(Constant)
1 9.298 .000
adanya komplain dari konsumen). Biaya-biaya
Biaya Pengendalian 6.692 .044 tersebut tentunya menjadi beban bagi perusahaan.
Kualitas
a. Dependent Variable: Produk Cacat

82
Abdul dan Moch. Badru/Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Produk terhadap Produk.../75-84

Dan agar biaya-biaya tersebut efektif dan efesien, tepat, dapat menyebabkan kerugian. PT. Etika
maka perlu dibuat perencanaan yang baik. Jayadi Makmur Kabupaten Lebak sebagai
perusahaan besar sangat berkepentingan terhdap
Gambaran Produk Cacat pada PT. Etika kepuasan konsumennya. Oleh karena itu,
Jayadi Makmur Kabupaten Lebak berkurangnya produk cacat menunjukkan bahwa
Adapun produk cacat pada penelitian ini kebijakan pembiayaan, khususnya Biaya
adalah suatu produk yang dihasilkan dalam suatu Pengendalian Kualitas belum berjalan dengan
kegiatan proses produksi yang tidak memenuhi baik, dan tentunya akan dapat mengurangi
standar mutu produksi yang telah ditetapkan oleh kerugian akibat tingginya jumlah produk cacat.
perusahaan, sehingga tidak bisa untuk dijual
kepada konsumen. Keberadaan produk cacat Kesimpulan
pada penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata Berdasarkan hasil penelitian dan
sebesar 1,55%, artinya masih di atas batas pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
toleransi yang ditetapkan perusahaan yaitu diuraikan kesimpulan sebagai berikut:
1,50%. 1. Rata-rata Biaya Pengendalian Kualitas per
Keberadaan produk cacat memang selalu bulan yang harus dikeluarkan perusahaan PT.
saja terjadi. Namun, jumlah produk cacat yang Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak
besar akan berdampak pada penurunan adalah pada kisaran Rp. 36.000.000,-.
pendapatan, bahkan apabila dibiarkan dapat 2. Produk cacat yang terjadi pada PT. Etika
menyebabkan kebangkrutan usaha. Dalam suatu Jayadi Makmur Kabupaten Lebak tergolong
kegiatan produksi, banyak hal yang dapat tinggi, yaitu di atas 1,5%.
dilakukan untuk mengendalikan jumlah produk 3. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat
cacat. Misalnya, dengan pengawasan dan juga pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas produk
mempekerjakan pegawai yang tepat dan terhadap produk cacat pada PT. Etika Jayadi
kompeten. Adanya permasalahan dimana Makmur Kabupaten Lebak. Besarnya
karyawan dibagian produksi, baik jumlahnya pengaruh PT. Etika Jayadi Makmur
maupun personilnya sering berubah merupakan Kabupaten Lebak termasuk kategori sedang.
salah satu faktor yang dapat menyebabkan Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
tingginya produk cacat. terdapat hubungan positif antara biaya
pengendalian kualitas produk dengan produk
Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas cacat, artinya jika biaya pengendalian kualitas
Produk terhadap Produk Cacat pada PT. produk semakin besar, maka produk cacat
Etika Jayadi Makmur Kabupaten Lebak akan semakin besar, begitu juga sebaliknya.
Adapun terkait dengan hasil uji hipotesis
yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh Daftar Pustaka
pengendalian kualitas produk terhadap produk Alisjahbana, J. 2005. “Evaluasi Pengendalian
cacat pada PT. Etika Jayadi Makmur Kabupaten Kualitas Total Produk Pakaian Wanita
Lebak yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung pada Perusahaan Konveksi”. Jurnal
sebesar 6,692 dengan p-value sebesar 0,044 yang Ventura, 8(1).
lebih kecil dari 0,05. Adapun besarnya pengaruh Assauri, S. 2010. Manajemen Pemasaran. Jakarta
tersebut adalah sebesar 26,8%, sedangkan sisanya : Rajawali Gramedia Pustaka Utama
sebesar 73,2% diakibatkan faktor lain yang tidak Bastian, B. dan Nurlela. 2010. Akuntansi Biaya.
diteliti. Edisi Kedua. Jakarta : Mitra Wacana
Pengaruh Biaya Pengendalian Kualitas Media
produk dalam mencegah atau mengurangi Fahmi, I. 2012. Analisis Laporan Keuangan.
produk cacat dalam suatu kegiatan produksi Cetakan Ke-2. Bandung : Alfabeta
adalah besar, apabila penganggaran Biaya Firdaus, A. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 2.
Pengendalian Kualitas tidak dilakukan dengan Jakarta : Penerbit Salemba

83
The Asia Pacific Journal of Management Vol. 6 No. 2,(2019)

Hansen, D. R. dan M. M. Mowen. 2009.


Manajemen Biaya Akuntansi dan
Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat
Hardjosoedarmo, S. 2010. Total Quality
Management. Yogyakarta : Andi Offset
Hariadi, B. 2012. Manajemen Produksi dan
Operasi. Edisi Revisi. Jakarta : LPFE UI
Nasution, M. N. 2009. Manajemen Mutu
Terpadu. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
Nasution. 2011. Metode Research: Penelitian
Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara
Prawirosentono, S. 2013. Manajemen Operasi
(Operations Management): Analisis dan
Studi Kasus. Jakarta : Bumi Aksara
Purwoko, B. Pujo. 2013. Manajemen Produksi
dan Operasi. Banten : Pustaka Murni
Riduwan, A. 2010. Skala Pengukuran Variabel-
Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta
Riyanto, B. 2012. Dasar-dasar Pembelanjaan.
Edisi 4. Yogyakarta : BPFE. Yogyakarta
Schermerhorn Jr., John R. 2010. Organizational
Behavior. 7th Ed. Phoenix: John Wiley &
Sons, Inc.
Schroeder, R. G. 2009. Operations Management:
Contemporary Concepts and Cases. 3rd
Ed. Singapore : McGraw Hill.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Administrasi:
Dilengkapi dengan Metode R&D.
Cetakan Ke-22. Bandung: Alfabeta
Wahyuni, F. I. 2015. Analisis Perlakuan Produk
Rusak dan Produk Cacat dalam
Perhitungan Biaya Produksi untuk
Menentukan Harga Jual Produk pada
UD. Susana Baru. Artikel Skripsi. Kediri
: Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Wahyuningtias, K. A. 2013. “Pengaruh Biaya
Kualitas Terhadap Produk Rusak Pada
CV. Ake Abadi”. Jurnal EMBA, 1(3),
321-330
Yamit, Z. 2013. Manajemen Kualitas Produk dan
Jasa. Yogyakarta : Ekonisia

84

You might also like