You are on page 1of 10

TEKNOLOGI PANGAN : Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian Terakreditasi No.

36/E/KPT/2019
Website: https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/Teknologi-Pangan Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51
Licensed : Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY) p-ISSN: 2087-9679, e-ISSN: 2597-436X

Kualitas minuman serbuk instan sereh (Cymbopogon citratus) dengan


metode foam mat drying
The quality of drinks powders instant lemongrass (Cymbopogon citratus) with method
foam mat drying

Septiani Budi Ariska1), Deny Utomo1)*


1
Program Studi Ilmu Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Yudharta Pasuruan
*email: denyut369@gmail.com

Informasi Artikel:
Dikirim: 01/03/2020; ditinjau: 02/03/2020; disetujui: 25/03/2020

ABSTRACT

Lemongrass is still limited in use, namely more often for cooking ingredients.
Lemongrass contains bioactive compounds that are beneficial to the body. This study
aims to determine the quality of instant lemongrass powder drink with foam mat drying
method. The method used in the study of instant lemongrass powder is the
experimental design used was a factorial randomized block design (RAK) consisting of
2 factors, namely the concentration of maltodextrin (15%, 20%, and 30%) and the
concentration of Tween80 (0.3% and 0 , 4%) so we get 6 treatment combinations. Each
treatment was carried out 5 repetitions so that 30 trials were obtained. The tests
included physicochemical (antioxidant, water content test, total dissolved solids, color
test) and organoleptic tests (color, aroma, and taste). Data analysis was carried out
using ANOVA. If significantly different, then proceed by using the Least Significant
Difference test (BNT), organoleptic test using Friedman and to find the best treatment.
The best results were found in the treatment of maltodextrin percentage 15% and
tween 0.3% details of the results as follows: characteristics as follows color 3.04
(neutral / ordinary), aroma 3.6 (neutral / ordinary) and taste 4.12 (neutral / normal).
Keywords: lemongrass, maltodextrin, tween80, instant drinks.

ABSTRAK

Sereh masih terbatas penggunaannya yaitu lebih sering untuk bahan masakan. Serai
menggandung senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi tubuh. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kualitas minuman serbuk instan sereh dengan metode foam mat
drying. Metode yang digunakan dalam penelitian serbuk instan sereh yaitu Rancangan
percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang
terdiri dari 2 faktor yaitu konsentrasi maltodekstrin (15%, 20%, dan 30%) dan
konsentrasi Tween80 (0,3% dan 0,4%) sehingga didapatkan 6 kombinasi perlakuan.
Setiap perlakuan dilakukan 5 kali pengulangan. sehingga diperoleh 30 kali percobaan.
Uji yang dilakukan meliputi fisikokimia (antioksidan, uji kadar air, total padatan
terlarut, uji warna) dan uji organoleptik (warna, aroma, dan rasa). Analisa data
dilakukan secara ANOVA. Jika berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan menggunakan
uji Beda Nyata Terkecil (BNT), uji organoleptik menggunakan Friedman dan untuk
mencari perlakuan terbaik . Hasil penelitian terbaik terdapat pada perlakuan persentase
maltodekstrin 15% dan tween 0,3% rincian hasil sebagai berikut: karakteristrik sebagai
berikut warna 3,04 (netral/biasa), aroma 3,6 (netral/biasa) dan rasa 4,12 (netral/biasa).
Kata kunci : sereh, maltodekstrin, tween80, minuman instan.

42 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903
Ariska dan Utomo Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51

PENDAHULUAN (filler) dan bahan pembusa (foaming agent)


(Mulyani, 2014).
Serai merupakan salah satu jenis Bahan pengisi yang sering digunakan
tanaman obat yang mengandung berbagai pada pembuatan minuman serbuk adalah
senyawa bioaktif yang bermanfaat sebagai maltodesktrin. Penambahan maltodekstrin
antioksidan, anti-diabetes, antiencok, anti- bertujuan untuk melapisi komponen flavour,
malaria, anti-hepatotoxic, anti-obesitas, anti- meningkatkan jumlah total padatan,
hipertensi, dan aromanya mampu mengatasi memperbesar volume, mempercepat proses
kecemasan (Olorunnisola, 2014). Metode pengeringan, mencegah kerusakan bahan
yang dapat diterapkan untuk memperpanjang akibat panas serta meningkatkan daya
umur simpan dan memudahkan penyim- kelarutan dan sifat organoleptik minuman
panan produk yakni dengan mengolahnya serbuk kulit buah manggis (Putra, 2013).
menjadi minuman serbuk instan (Muchtadi, Bahan penstabil yang akan digunakan dalam
2010). Minuman instan berupa bubuk penelitian yakni carboxyl methyl cellulose
merupakan produk olahan pangan yang (CMC). Fungsi dasar CMC adalah untuk
berbentuk serbuk, mudah larut di air, praktis mengikat air dan memberi kekentalan pada
dalam penyajian dan memiliki luas fase cair sehingga dapat menstabilkan
permukaan yang besar (Tangkeallo, 2014). komponen lain dan mencegah sineresis.
Proses pembuatan minuman instan secara (Pujimulyani, 2009). Bahan pembuih yang
umum terdiri dari dua tahapan, yaitu proses digunakan untuk pengolahan buah markisa
ekstraksi dan proses pengeringan atau menjadi serbuk yakni dengan menggunakan
penguapan (Paramita et al., 2015). tween 80 (Susanti dkk, 2014). Tween 80
Permasalahan dalam pembuatan serbuk digunakan sebagai agen peningkatan larutan
instan adalah hilangnya beberapa zat penting (Nurhadi, 2015).
seperti vitamin dan mineral yang hilang Dari hasil uraian tersebut, diperoleh
akibat proses pengeringan tidak sesuai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil
(Mulyani, 2014). Foam mat drying adalah pembuatan serbuk instan dengan metode
teknik pengeringan bahan berbentuk cair dan pengeringan busa, yakni konsentrasi foaming
peka terhadap panas melalui teknik agent (tween 80), dan konsentrasi bahan
pembusaan dengan penambahan zat pengisi (maltodekstrin). Oleh sebab itu, perlu
pembuih. Pengeringan dengan bentuk busa dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
(foam), dapat mempercepat proses memperoleh formula yang optimum pada
penguapan air, dan dilakukan dengan suhu pembuatan serbuk instan sereh wangi
rendah (Asiah, 2012). Kelebihan dalam berpotensi sebagai minuman fungsional
metode pengeringan busa prosesnya relatif serbuk instan yang mengandung antioksidan.
sederhana dan murah, proses pengeringan di
suhu 50oC-80oC sehingga warna, flavour, METODE PELAKSANAAN
vitamin dan zat gizi lain dapat dipertahankan
(Mulyani, 2014). Penelitian ini menggunakan rancangan
Pada metode foam mat drying harus percobaan yang digunakan adalah rancangan
diperhatikan pertama proses pembuatan acak kelompok (RAK) 2 faktor yaitu
foam. foam stabilizer berfungsi untuk konsentrasi maltodekstrin (15%, 20%, dan
mempertahankan konsistensi busa adonan 30%) dan konsentrasi tween (0,3% dan
sehingga proses pengeringan akan cepat dan 0,4%) sehingga didapatkan 6 kombinasi
bahan tidak rusak karena pemanasan. perlakuan. Setiap perlakuan dilakukan 5 kali
Komposisi foam stabilizer sangat pengulangan.
mempengaruhi kualitas dan kestabilan foam
yang terbentuk (Asiah, 2012). Pengolahan
minuman serbuk pada metode foam-mat
drying dibutuhkan adanya bahan pengisi

43 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903
Ariska dan Utomo Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51

Tabel 1 Desain penelitian terikut. Sereh ditimbang sebanyak 250 gram.


Perlakuan
Ulangan Sereh kemudian dipotong sepanjang 22cm
I II III IV V lalu dilakukan proses perajangan dengan
A1B1 U1 U2 U3 U4 U5 ukuran 1cmx1cm untuk memudahkan proses
A1B2 U1 U2 U3 U4 U5
A2B1 U1 U2 U3 U4 U5 pemblenderan. Sereh kemudian diblender
A2B2 U1 U2 U3 U4 U5 dengan kecepatan paling tinggi selama ±3
A3B1 U1 U2 U3 U4 U5 menit. Sereh diblanching selama 3 menit
A3B2 U1 U2 U3 U4 U5 dengan suhu 70ºC, kemudian sereh disaring
Keterangan :
A1B1 = Presentasi maltodekstrin 15% : Presentasi tween 0,3%
untuk menjadi ekstrak sereh.
A1B2 = Presentasi maltodekstrin 15% : Presentasi tween 0,4% Setelah didapatkan filtrat/sari sereh
A2B1 = Presentasi maltodekstrin 20% : Presentasi tween 0,3%
A2B2 = Presentasi maltodekstrin 20% : Presentasi tween 0,4%
dalam proses penyaringan, langkah
A3B1 = Presentasi maltodekstrin 30% : Presentasi tween 0,3% selanjutnya yaitu pencampuran sari sereh
A3B2 = Presentasi maltodekstrin 30% : Presentasi tween 0,4%
dengan maltodekstrin sesuai formula yang
Bahan telah ditetapkan yaitu 15%, 20% dan 30%
Bahan yang digunakan dalam lalu ditambahkan tween sesuai formula yang
pembuatan minuman serbuk instan sereh telah ditetapkan yaitu 0,3% dan 0,4% lalu
adalah sereh segar yang diperoleh dari desa dilakukan pencampuran menggunakan mixer
Sekarmojo dusun Purwo kecamatan selama ±15 menit sampai busa naik dan
Purwosari Kabupaten Pasuruan, stabil setelah itu agar busa stabil
maltodekstrin dan CMC (Carboxyl Methyl ditambahkan CMC 0,3% lalu dicampurkan
Cellulose) dibeli di toko (Gunawan Chandra dengan menggunakan mixer selama ±1
Jakarta Barat), Tween80 dibeli di toko (Sari menit.
Kimia Malang) dan air (Sumur). Sedangkan Proses pengeringannya adalah setelah
bahan yang digunakan untuk analisa adalah bahan siap diletakkan di atas Loyang yang
aquadest, larutan 1,1-Diphenyl-2- telah dilapisi dengan aluminium foil
Picrylhyrazil (DPPH), alkohol. kemudian di keringkan dalam oven dengan
suhu 70ºC (7 atau 8 jam). Hasil dari
Alat pengeringan kemudian di blender kering
Alat yang digunakan dalam pembuatan selama ±2 menit sehingga dihasilkan serbuk
minuman instan sereh adalah pisau, sereh. Proses pengayakan dilakukan untuk
timbangan digital (Kabuto), timbangan memisahkan bubuk sereh yang kasar dan
dapur, blender (Cosmos cb-522), blender halus. Pengayakan dilakukan dengan cara
kering (Miyako), sendok aluminium, manual dan dengan menggunakan ayakan.
alumunium foil (Klin Pak), gelas ukur, kain
saring, saringan, sendok besar, gelas, plastik Analisis data
klip, loyang, oven, panci, dan baskom. Alat Pengumpulan data dilakukan dengan
yang digunakan dalam analisa adalah Color observasi terhadap sifat organoleptik
reader, Oven, refraktometer, buret, gegep, minuman instan sereh kepada 25 panelis
gelas piala (pirex), labu ukur, gelas ukur, tidak terlatih. Sifat organoleptik minuman
kaki tiga, pipet tetes, cawan aluminium, instan sereh meliputi warna, aroma dan rasa.
oven, cawan porselen, Erlenmeyer, kertas Analisis data uji organoleptik menggunakan
saring, wadah plastik, kapas, Bunsen, Uji Friedman. Parameter fisik kimia yang
desikator, aluminium foil, tanur, tabung diamati yang diamati pada produk minuman
reaksi, petridish, dan lain-lain. Alat yang sereh adalah aktivitas antioksidan (DPPH),
digunakan untuk keperluan analisis kadar air (AOAC,2005), total padatan
organoleptik minuman instan sereh terdiri terlarut (indeks brix) dan kadar warna
dari gelas dan sendok. (colour reader). Penelitian uji fisikokimia
dianalisa dengan uji F dan jika terdapat
Prosedur pengolahan minuman serbuk perbedaan dianalisa dengan uji Tuckey.
Sereh disortasi dan dicuci untuk Perlakuan terbaik dianalisa menggunakan
membersihkan sereh dari kotoran yang

44 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903
Ariska dan Utomo Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51

metode indeks efektifitas De Garmo (1984) total padatan dalam suatu bahan, maka kadar
yang dimodifikasi oleh Susrini (2003). aktivitas antioksidan yang terukur akan
semakin kecil (Yuliwaty, 2014).
HASIL DAN PEMBAHASAN Penambahan tween 80 memiliki fungsi
sebagai pembentuk busa. Makin besar
Analisis kadar antioksidan DPPH konsentrasi tween 80 dalam campuran
Berdasarkan hasil analisa antioksidan mengakibatkan koefisien perpindahan panas
yang dilakukan pada minuman instan sereh meningkat. Hasil penelitian menunjukkan
dengan perlakuan maltodekstrin dan tween bahwa semakin banyak konsentrasi tween 80
80 didapatkan rata-rata kadar antioksidan mengakibatkan semakin menurunnya
2,2905 mg/g sampai 9,3295 mg/g. Data hasil aktivitas antioksidan (Susianti,2014).
pegujian antioksidan dapat dilihat pada tabel Analisis kadar air
2. Sereh memiliki senyawa bioaktif seperti Berdasarkan hasil analisa kadar air yang
antioksidan, senyawa flavonoid dan vitamin dilakukan pada minuman instan sereh
C. Senyawa yang ada dalam serai selain dengan perlakuan maltodekstrin dan tween
flavonoid adalah licochacone A dan 80 didapatkan rata-rata kadar air 3,522%
licochacone B yang memiliki aktivitas sampai 5,7395. Data hasil pegujian kadar air
antioksidan yang sama dengan glaberen dan dapat dilihat pada tabel 3. Perlakuan
tiga kali lebih aktif dibandingkan dengan penambahan proporsi maltodekstrin dan
vitamin E (Gumilar, 2017). tween 80 mempengaruhi kadar air minuman
Tabel 2. Rata-rata kadar antioksidan mg/g instan sereh, hal ini dapat dilihat pada tabel
Perlakuan Antioksidan semakin banyak maltodekstrin maka
(mg/g) semakin tinggi kadar air.
A1B1 (Maltodektsrin 15%, 2,2905e
Tween 0,3%) Tabel 3 Rata-rata kadar air (%)
A1B2 (Maltodektsrin 15%, 4,1345c Kombinasi perlakuan kadar air
Tween 0,4%) (%)
A2B1 (Maltodektsrin 20%, 6,0335c A1B1 (Maltodektsrin 15%, 4,738b
Tween 0,3% Tween 0,3%)
A2B2 (Maltodektsrin 20%, 9,3295a A1B2 (Maltodektsrin 15%, 4,9125b
Tween 0,4%) Tween 0,4%)
A3B1 (Maltodektsrin 30%, 6,9275b A2B1 (Maltodektsrin 20%, 5,1675ab
Tween 0,3%) Tween 0,3%
A3B2 (Maltodektsrin 30%, 2,458e A2B2 (Maltodektsrin 20%, 5,7395a
Tween 0,4%) Tween 0,4%)
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf A3B1 (Maltodektsrin 30%, 3,5225c
yang sama tidak berpengaruh nyata Tween 0,3%)
menurut uji Tuckey. A3B2 (Maltodektsrin 30%, 5,334ab
Tween 0,4%)
Maltodekstrin juga dapat berfungsi Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf
untuk melindungi senyawa penting dalam yang sama tidak berpengaruh nyata
bahan seperti antioksidan karena menurut uji Tuckey.
maltodekstrin mempunyai daya ikat yang Pengaruh perlakuan penambahan
kuat terhadap bahan yang disalut (Oktaviana, konsentrasi maltodekstrin menyebabkan nilai
2012). Penambahan konsentrasi kadar air produk cenderung meningkat.
maltodekstrin yang semakin tinggi Diduga adanya penambahan konsentrasi
menyebabkan terjadinya penurunan kadar maltodekstrin yang tinggi menyebabkan
aktivitas antioksidan. Hal ini diduga oleh kadar air meningkat. Hal ini karena sifat dari
semakin banyaknya total padatan yang maltodekstrin yang bersifat higroskopis
terkandung dalam bahan yaitu maltodekstrin (kemampuan menyerap air) sehingga kadar
sebagai bahan pengisi sehingga aktivitas air menjadi meningkat seiring dengan
antioksidan yang terukur semakin sedikit, penambahan maltodektrin (Yuliwaty, 2014).
sehingga dengan semakin meningkatnya Perlakuan konsentrasi Tween 80 juga

45 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903
Ariska dan Utomo Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51

memberikan pengaruh yang nyata terhadap Maltodekstrin merupakan bahan


kadar air serbuk markisa. Hal ini diduga pengisi yang memiliki tingkat kelarutan
karena adanya gugus hidroksil yang dimiliki tinggi, hal ini karena sifat dari maltodekstrin
oleh Tween 80 sehingga diduga berpengaruh yaitu larut dalam air dan memiliki proses
pada semakin banyak konsentrasi tween 80 dispersi yang cepat (Ramadhani, 2016).
yang ditambahkan maka serbuk akan
Maltodekstrin juga mengandung gula
semakin bersifat higroskopis. Apabila serbuk
bersifat higroskopis maka kemampuan pereduksi, sehingga semakin banyak
mengikat gugus OH dari air juga semakin maltodekstrin maka nilai total padatan
besar (Susanti, 2014). terlarut meningkat (Siagian , 2017). Semakin
banyak gugus hidroksil bebas pada bahan
Total padatan terlarut (TPT).
Berdasarkan hasil analisa kadar total pengisi maka semakin tinggi tingkat
padatan terlarut (TPT) yang dilakukan pada kelarutannya. Artinya jika nilai kelarutan
minuman instan sereh dengan perlakuan yang diperoleh semakin tinggi maka
maltodekstrin dan tween 80 didapatkan rata- menunjukkan semakin baik mutu produk
rata kadar TPT 9,15 brix sampai13,5 brix. yang dihasilkan, karena proses penyajiannya
Data hasil pegujian kadar TPT dapat dilihat akan menjadi lebih mudah (Yuliwaty,2014).
pada tabel 4. Total padatan terlarut Semakin tinggi konsentrasi penstabil,
menunjukkan kandungan bahan-bahan yang semakin tinggi total padatan terlarutnya.
terlarut dalam larutan (Farikha, 2013). Nilai
Total padatan terlarut meningkat karena air
total padatan terlarut menunjukkan persen
bebas diikat oleh bahan penstabil sehingga
bahan terlarut dalam suatu larutan yang
kemudian tetap tinggal sebagai residu hasil konsentrasi bahan yang larut meningkat.
penguapan dan pemanasan, umumnya Semakin banyak partikel yang terikat oleh
dinyatakan dalam satuan % gula atau obrix. bahan penstabil maka total padatan yang
Komponen yang terkandung terdiri atas terlarut juga akan semakin meningkat dan
komponen-komponen yang larut air seperti mengurangi endapan yang terbentuk. Dengan
glukosa, fruktosa, sukrosa dan protein adanya bahan penstabil maka partikel-
(Bachtiar, 2013). partikel yang tersuspensi akan terperangkap
Tabel 4. Rata-rata total padatan terlarut dalam sistem tersebut dan tidak mengendap
(brix) oleh pengaruh gaya gravitasi (Kusumah,
Kombinasi perlakuan TPT (Brix) 2007).
A1B1 (Maltodektsrin 15%, 13,5a
Tween 0,3%) Analisis warna
A1B2 (Maltodektsrin 15%, 12,5ab Pengujian warna dilakukan dengan
Tween 0,4%)
A2B1 (Maltodektsrin 20%, 11bc menggunakan instrument Color Reader.
Tween 0,3% Hasil pengukuran terbagi menjadi tiga
A2B2 (Maltodektsrin 20%, 9,15c parameter yaitu L+ (Lightness), a+ (Redness),
Tween 0,4%)
A3B1 (Maltodektsrin 30%, 12.5ab b+ (Yellowness). Hasil pengujian warna
Tween 0,3%) minuman instan sereh dapat dilihat pada
A3B2 (Maltodektsrin 30%, 10,5bc tabel 5.
Tween 0,4%)
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf
yang sama tidak berpengaruh nyata
menurut uji Tuckey

46 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903
Ariska dan Utomo Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51

Tabel 5. Rata-rata kadar warna


Kombinasi Perlakuan L+ a+ b+
A1B1 (Maltodektsrin 15%, Tween 0,3%) 74,7c 6,075b 23,4d
A1B2 (Maltodektsrin 15%, Tween 0,4%) 75,9c 7,875a 25,275c
A2B1 (Maltodektsrin 20%, Tween 0,3% 82,8b 6b 27b
A2B2 (Maltodektsrin 20%, Tween 0,4%) 83,4b 7,8a 28,725a
A3B1 (Maltodektsrin 30%, Tween 0,3%) 88,275a 4,275c 28,65a
A3B2 (Maltodektsrin 30%, Tween 0,4%) 89,775a 3,3c 26,4bc
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berpengaruh nyata menurut uji Tuckey.
Hasil pengujian warna minuman instan umur tanaman. Perlakuan seperti perajangan
sereh menunjukkan warna merah kekuningan sangat mempengaruhi senyawa geraniol.
dengan nilai L kisaran antara (74,7-89,775), Pada suhu tinggi geraniol akan mudah
nilai a+ (3,3-7,875) dan nilai b+ (23,4- terpolimerisasi sehingga akan mengurangi
28,725). total geraniol di samping itu pada suhu tinggi
Sereh (Cymbopogon citratus) memiliki geraniol akan mudah terdekomposisi
komponen penyusun yaitu sitronelal, (Sembahyang, 2014).
sitronelol dan geraniol (Guenter, 1990). Uji organoleptik warna
Derajat kecerahan L+ perlakuan penambahan Total rengking tingkat kesukaan
maltodekstrin terhadap derajat kecerahan panelis terhadap warna serbuk instan sereh
(L+) mengalami penurunan. Diduga proses berkisar antara 1,2 (biasa/netral) - 4,12
pengeringan menyebabkan kerusakan (suka). Warna serbuk dengan tingkat
+
(Utomo, 2013). Warna (L ) merupakan hasil kesukaan paling tinggi adalah warna serbuk
dari turunan senyawa sitronela yaitu instan sereh dengan nilai 4,12 pada
sitronelol yang dapat bertahan selama proses perlakuan A1B1 . Pada perlakuan A1B1 ini
sampai 4jam, jika melebihi kadar 4jam maka konsentrasi maltodekstrin 15% dan
kadar dari sitronelol akan turun, hal ini Konsentrasi tween 0,3%. Hal ini dikarenakan
karena bahan yang terlalu panas sehingga warna sereh sama dengan ekstrak sereh yaitu
menyebabkan kadar sitronelal akan kecokelatan sedangkan penambahan
terdekomposisi menjadi senyawa isoterpen maltodekstrin yang semakin banyak
(Sebayang, 2014). menyebabkan warnanya semakin pucat.
Derajat kemerahan (a+) menunjukkan
bahwa perlakuan penambahan maltodekstrin
terhadap derajat kemerahan (a+) mengalami
penurunan. Diduga proses pengeringan
menyebabkan kerusakan sitronelal yang
mengalami reksi oksidasi menyebabkan
terjadinya reaksi pencokelatan sehingga
derajat kemerahan (a+) menurun (Utomo,
2013). Warna (a+) merupakan hasil dari
senyawa sitronelal dapat bertahan selama
proses sampai 4jam, jika melebihi kadar
4jam maka kadar dari sitronelal akan turun,
hal ini karena bahan yang terlalu panas
sehingga menyebabkan kadar sitronelal akan
terdekomposisi menjadi senyawa isoterpen
Gambar 1. Grafik tingkat kesukaan panelis
(Sembahyang, 2014).
terhadap warna minuman sereh
Derajat kekuningan (b+) merupakan
hasil dari senyawa geraniol. Geraniol Tingkat kesukaan terendah terhadap
dipengaruhi proses sebelum pembuatan warna serbuk instan sereh adalah pada
ekstrak sereh, setelah ekstrak sereh serta perlakuan A3B1 yaitu dengan konsentrasi

47 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903
Ariska dan Utomo Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51

maltodekstrin 30% dan dengan konsentrasi Tingkat kesukaan terendah oleh panelis
tween 0,3%. Hal ini dikarenakan terlalu diberikan pada minuman serbuk instan sereh
tinggi kandungan maltodekstrin membuat dengan konsentrasi maltodekstrin 15% dan
warna semakin pucat konsentrasi tween 0,3%. Tingkat kesukaan
Warna serbuk dengan tingkat kesukaan tertinggi oleh panelis diberikan pada
paling tinggi adalah warna serbuk instan minuman serbuk instan sereh dengan
sereh dengan nilai 4,12 pada perlakuan konsentrasi maltodekstrin 15% dan
A1B1 . Pada perlakuan A1B1 ini konsentrasi tween 0,4%. Konsentrasi
konsentrasi maltodekstrin 15% dan maltodekstrin dan tween terhadap aroma
Konsentrasi tween 0,3%. Penggunaan minuman serbuk instan sereh.
maltodekstrin sebanyak 30% dengan lama Uji organoleptik rasa
pengeringan yang panjang menghasilkan Total rengking penilaian panelis
warna serbuk yang cokelat. Pada sample terhadap rasa minuman serbuk instan Sereh
dengan kode A3B1 dan A3B2 menggunakan akibat pengaruh konsentrasi maltodekstrin
maltodekstrin 30% membuat panelis kurang dan lama pengeringan yang berbeda berkisar
begitu menyukai karena warna yang antara 2,52 (tidak suka) dan 3,04 (suka).
ditampilkan kurang menarik yaitu berwarna Tingkat kesukaan terendah oleh panelis
cokelat pudar. diberikan pada minuman serbuk instan sereh
UJI organoleptik aroma dengan konsentrasi maltodekstrin 30% dan
Tingkat kesukaan panelis terhadap konsentrasi tween 0,4%. Hal ini karena
aroma minuman dari serbuk instan sereh konsentrasi maltodekstrin dan konsentrasi
berkisar antara 2,6 (tidak suka) dan 3,6 tween 0,4 %. Tingkat kesukaan tertinggi oleh
(Suka). Tingkat kesukaan terendah oleh panelis diberikan pada minuman serbuk
panelis diberikan pada minuman serbuk instan sereh dengan konsentrasi
instan sereh dengan konsentrasi maltodekstrin 20% dan konsentrasi tween
maltodekstrin 15% dan konsentrasi tween 0,3%. Konsentrasi maltodekstrin dan tween
0,3%. Tingkat kesukaan tertinggi oleh terhadap aroma minuman serbuk instan
panelis diberikan pada minuman serbuk sereh. Rasa yang paling terasa sereh yaitu
instan sereh dengan konsentrasi A1B1 dikarenakan bahan tambahan yang
maltodekstrin 15% dan konsentrasi tween sedikit sehingga rasanya menjadi lebih terasa
0,4%. Konsentrasi maltodekstrin dan tween sangat pekat.
terhadap aroma minuman serbuk instan
sereh. Aroma paling terasa sereh yaitu
perlakuan pertama, dikarenakan sedikitnya
campuran dalam proses pembuatan ekstrak
seperti maltodekstrin dan tween.

Gambar 3. Grafik tingkat kesukaan panelis


terhadap rasa minuman sereh
Tingkat kesukaan terendah oleh panelis
diberikan pada minuman serbuk instan sereh
Gambar 2. Grafik tingkat kesukaan panelis dengan konsentrasi maltodekstrin 30% dan
terhadap aroma minuman sereh konsentrasi tween 0,4%. Hal ini karena

48 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903
Ariska dan Utomo Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51

konsentrasi maltodekstrin dan konsentrasi terbaik pada kombinasi perlakuan A1B1


tween 0,4 % memiliki rasa yang tidak terasa (maltodekstrin 15% dan Tween 0,3%)
sereh. Tingkat kesukaan tertinggi oleh dengan nilai 13,5 Brix. %. Analisa Kadar
panelis diberikan pada minuman serbuk warna L+ terbaik pada kombinasi perlakuan
instan sereh dengan konsentrasi A3B2 (maltodekstrin 30% dan Tween 0,4%)
maltodekstrin 20% dan konsentrasi tween dengan nilai 89,775. Analisa Kadar warna a+
0,3%. Konsentrasi maltodekstrin dan tween terbaik pada kombinasi perlakuan A1B2
terhadap aroma minuman serbuk instan (maltodekstrin 15% dan Tween 0,4%)
sereh. dengan nilai 7,875. Analisa Kadar warna b+
Perlakuan terbaik terbaik pada kombinasi perlakuan A2B2
Penentuan perlakuan terbaik minuman (maltodekstrin 20% dan Tween 0,4%)
serbuk instan sereh dilakukan dengan dengan nilai 28,725. Perlakuan terbaik
menggunakan metode indeks efektifitas De adalah A1B1 (maltodekstrin 15% dan
Garmo (1984) yang dimodifikasi oleh tween0,3%) dengan karakteristrik sebagai
Susrini (2003). Bobot parameter disajikan berikut warna 3,04 (netral/biasa), aroma 3,6
pada gambar 4. di bawah ini. (netral/biasa) dan rasa 4,12 (netral/biasa).

SARAN

Perlu adanya penelitian lanjut


mengenai pengaruh persentase sereh
terhadap maltodekstrin dan tween terhadap
kandungan antioksidan minuman serbuk
instan sereh dan Penelitian lanjutan
mengenai pengaruh suhu dan waktu saat
blanching dalam proses pembuatan ekstrak
Gambar 4. Bobot parameter dari perlakuan sereh pada pembuatan minuman serbuk
terbaik instan sereh.
Metode yang dilakukan dengan
UCAPAN TERIMA KASIH
parameter organoleptik dengan perlakuan
terbaik A1B1 (maltodekstrin 15% dan
Ucapan terima kasih kepada dosen
tween0,3%) dengan karakteristrik sebagai
pembimbing dan para dosen ilmu teknologi
berikut warna 3,04 (netral/biasa), aroma 3,6
pangan Universitas Yudharta Pasuruan, serta
(netral/biasa) dan rasa 4,12 (netral/biasa).
teman-teman yang ikut memberi saran
Menurut panelis dengan penambahan bahan
masukan kepada penulis.
pengisi yang rendah dan penambahan bahan
pembuih yang rendah membuat rasa dari
DAFTAR PUSTAKA
minuman serbuk instan sereh lebih terasa
sereh dan memiliki warna yang lebih
Asiah, N., Sembodo, R., & Prasetyaningrum,
menarik.
A. (2012). Aplikasi pengeringan
dengan metode foam mat drying pada
KESIMPULAN
proses pengeringan spriluna. Jurnal
Teknologi kimia dan industri, 1(1),
Analisa Antioksidan terbaik pada
461-467.
kombinasi perlakuan A2B2 (maltodekstrin
Bachtiar, R. (2011). Pembuatan minuman
20% dan tween 0,4%) dengan nilai
sari kurma (Phoenic dactylifera).
9,3295mg/g. Analisa Kadar Air terbaik
Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
pada kombinasi perlakuan A2B2
Bogor.
(maltodekstrin 20% dan tween 0,4%) dengan
nilai 5,795%. Analisa Total Padatan Terlarut

49 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903
Ariska dan Utomo Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51

Farikha, I. N., Anam, C., & Widowati, E. Teknologi Pertanian Andalas, 20(1),
(2013). Pengaruh jenis dan 44-49.
konsentrasi bahan penstabil alami Pujimulyani, D. (2009). Teknologi
terhadap karakteristik fisikokimia sari pengolahan sayur-sayuran dan buah-
buah naga merah (Hylocereus buahan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
polyrhizus) selama penyimpanan. Putra, S. D. R., Ekawati, L. M. (2013).
Jurnal Teknosains Pangan, 2(1), 30- Kualitas minuman serbuk instan kulit
38. buah manggis (Garcinia mangostana
Gumilar, J., Yohana, G. H. R., & Linn) dengan variasi maltodekstrin
Hidayatulloh, A. (2017). Kemampuan dan suhu pemanasan. Jurnal
Serbuk Serai (Cymbopogon Citratus) Universitas Atma Jaya Yogyakarta,1-
Menekan Peningkatan Total Bakteri 15.
Dan Keasaman (Ph) Dendeng Domba Ramadhani, D. (2016). Pengaruh
Selama Penyimpanan. Jurnal Ilmu konsentrasi maltodekstrin dan putih
Ternak, 17(2), 106-111. telur terhadap karakteristik minuman
Kusumah, R.A. 2007. Optimasi kecukupan serbuk buah naga merah (Hylocereus
panas melalui pengukuran distribusi polyrhizus). Artikel. Universitas
dan penetrasi panas pada formulasi Pasundan Bandung.
minuman sari buah pala (Myristica Sebayang, E. P. (2014). Pengendalian mutu
fragrans houtt). Skripsi.. Institut minyak atsiri sereh wangi
Pertanian Bogor. Bogor (Citronellal oil) di UKM sari murni.
Muchtadi T.R., Ayutaningwarno F. (2010). Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Teknologi proses pengolahan diakses tanggal, 24 Juli 2019.
pangan.bandung (ID): Alfabeta. Siagian, H. (2017). Pengaruh perbandingan
Mulyani, T. Yulistiani dan Nopriyanti M. jumlah gula aren dengan krimer dan
(2014). Pembuatan bubuk sari buah persentase maltodekstrin terhadap
markisa dengan metode (foam-mat karakteristik bubuk minuman jahe
dryig). Jurnal Rekapangan, 8(1), 22- instan. Skripsi. Universitas Sumatra
38. Utara. Medan.
Nurhadi, G. (2015). Pengaruh konsentrasi Susanti, Y. I., & Putri, W. D. R. (2014).
tween 80 terhadap stabilitas fisik obat Pembuatan minuman serbuk markisa
kumur minyak atsiri herba kemangi merah (Passiflora edulis f.edulis
(Ocimum americanum L.). Thesis. sims) (kajian konsentrasi tween 80
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dan suhu pengeringan). Jurnal
Olorunnisola, S.K. et al., (2014). Biological Pangan dan agroindustri, 2(3), 170-
properties of lemongrass : An 179.
Overview. International Food Tangkeallo, C., & Widyaningsih, T. D.
Research Journal, 21(2), 455-462 (2014). Aktivitas antioksidan serbuk
Paramita, I. M. I., Mulyani, S., & Hartiati, A. minuman instan berbasis miana
(2015). Pengaruh konsentrasi kajian jenis bahan baku dan
maltodekstrin dan suhu pengeringan penambahan serbuk jahe. Jurnal
terhadap karakteristik bubuk Pangan dan Agroindustri, 2(4), 278-
minuman sinom. Jurnal Rekayasa 284.
dan Manajemen Agroindustri, 3(2), Utomo, D. (2013). Pembuatan serbuk
58-68. effervescent murbei (Morus alba L.)
Permata, D. A., & Sayuti, K. (2016). dengan kajian konsentrasi
Pembuatan minuman serbuk instan maltodekstrin dan suhu pengering.
dari berbagai bagian tanaman Teknologi Pangan : Media Informasi
meniran (Phyllanthus niruri). Jurnal dan komunikasi Ilmiah Teknologi
Pertanian, 5(1), 49-69.

50 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903
Ariska dan Utomo Volume 11, No. 1, (2020), Halaman 42-51

Yuliwaty, S. T., & Susanto, W. H. (2014).


Pengaruh lama pengeringan dan
konsentrasi maltodekstrin terhadap
karakteristik fisik kimia dan
organoleptik minuman instan daun
mengkudu (Morinda citrifolia L) .
Jurnal Pangan dan Agroindustri,
3(1), 41-52.

51 DOI: https://doi.org/10.35891/tp.v11i1.1903

You might also like