You are on page 1of 6

Jurnal Penelitian Tugas Akhir

KARAKTERISTIK MANISAN MANGGA KERING (Mangifera indica L.) AKIBAT


PENAMBAHAN KONSENTRASI SODIUM METABISULFIT (Na 2S2O5) DAN LAMA
PERENDAMAN

Shoffandi Munqidzulhaq *), Yudi Garnida **), dan Syarif Assalaam ***).

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the characteristics of dried mango
(Mangifera indica L.) candied due to the addition of Na2S2O5 concentrations and soaking
time and their interactions. The expected benefits from this research are to provide a variety
of processed mango cengkir varieties and to extend the shelf life of cengkir mangoes.
The research method used consists of preliminary research and main research.
Ppreliminary research was carried out to determine the content of Vitamin C in cengkir
mango. The main research was carried out using a randomized block design (RDB) with 3 x
3 factorial three replications, so obtained 27 a unit of experiment. Faktor A treatments were
obtained with Na2S2O5 concentration (500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm) and factor B
immersion time (1 hourm 2 hours, 3 hours). The analysis was carried out by testing the
water content, analysisi level sugar, analisysis level vitamin C, analysis residue sulphite,
and analysis organoleptic by test hedonik to texture, color, taste, and flavor.
The results of the preliminary research showed that the vitamin C content of the
cengkir mango fruit was 34.8255 mg / 100g. The main research results indicated that the
addition factor of Na2S2O5 (A) concentration had a significant effect on Vitamin C levels
and sulfite residues but did not affect testing the water content, total sugar content,
organoleptic response (texture, color, aroma and taste). The immersion time factor (B)
significantly affected water content, vitamin C, sulfite residue, and organoleptic response
(texture) but did not affect total sugar content and organoleptic response (taste, color, and
aroma). The interaction between the addition of Na2S2O5 concentration factor and
immersion time (AB) had a significant effect on organoleptic response (color, aroma, and
taste) but did not affect water content, total sugar content, vitamin C, sulfite residue, and
organoleptic response (texture).

Keywords: Mango Cengkir, Dired Sweets, Na2S2O5, Soaking Time

PENDAHULUAN 2.624.791 ton. Di Indonesia terdapat tiga


provinsi penghasil mangga terbesar yaitu
Mangga adalah buah bernilai Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan
ekonomi tinggi dan merupakan bahan Jawa Barat. Kontribusi produksi mangga di
makanan penting setelah pisang bagi Jawa Timur adalah 40,36 persen (1.059.325
masyarakat di daerah beriklim tropis. ton) dari total produksi nasional. Provinsi
Hal ini dikarenakan buah mangga Jawa Tengah merupakan provinsi dengan
memiliki kandungan vitamin A dan C kontribusi terbesar kedua sebesar 16,90
yang cukup tinggi,masing - masing persen (443.487 ton), diikuti Provinsi Jawa
sebesar 1.000 IU (International Unit) Barat dengan kontribusi sebesar 15,41
per 100 gr bobot segar dan 20 mg per persen (404.543 ton). (BPS, 2019).
100 gr bobot segar. (Medina, 2002). Mangga memiliki banyak sekali
Produksi nasional buah mangga di jenisnya salah satunya adalah mangga
Indonesia pada tahun 2018 adalah sebesar
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

Cengkir yang berasal dari Indarmayu, metabisulfit untuk mencegah


Jawa Barat. Mangga cengkir Indramayu pencoklatan pada buah mangga masih
dalam bahasa lokal juga dikenal sebagai
belum banyak dipelajari. Oleh sebab
pelem cengkir. Ciri utama yang dimiliki
itu, tujuan dari penelitian ini adalah
mangga ini adalah buah yang besar dan
punya serat buah yang khas. Produksi untuk mempelajari pengaruh perlakuan
buah mangga pada tahun 2016 di Natrium metabisulfit (SO2) terhadap
Indramayu sendiri sebanyak 906.435 manisan mangga kering khususnya
kwintal (Dinas Pertanian dan Peternakan banyaknya konsentrasi yang
Indramayu, 2016). ditambahkan serta waktu perendaman
Manisan dibedakan atas dua yang dilakukan. Sehingga diharapkan
jenis yaitu manisan buah basah dan menghasilkan produk manisan mangga
manisan buah kering. Perbedaan kering yang diinginkan.
manisan buah basah dan manisan
buah kering adalah proses BAHAN DAN METODE
pembuatannya, daya awet dan PERCOBAAN
kenampakannya. Daya awet manisan
Bahan dan Alat
buah kering lebih lama dibandingkan
dengan daya awet manisan buah Bahan-bahan yang digunakan
basah. Hal ini disebabkan karena dalam pembuatan manisan mangga
kadar air pada manisan buah kering kering adalah mangga jenis cengkir,
lebih rendah dan kandungan gulanya gula pasir (sukrosa), serta sodium
yang lebih tinggi dibandingkan metabisulfit (Na2S2O5).
dengan manisan buah basah Bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian manisan mangga
(Sediaoetomo, 2006).
kering adalah kadar gula total yaitu
SO2 (sebagai sulfit, bisulfit atau
aquadest, larutan Luff Schoorl, H2SO4
metabisulfit) selain sebagai anti
6N, KI, amilum, Na2S2O3 0,1 N, HCl
mikroorganisme, juga digunakan pekat, phenolphthalein, NaOH 30%,
dalam bahan pangan yang HCl 9,5 N. Untuk kadar vitamin C
beranekaragam untuk menghambat metode titrasi Iodimetri amylum, I2,
pencoklatan non enzimatis, dan aquadest. Residu sulfit natrium
menghambat pencoklatan enzimatik tiosulfat 0,1 N, larutan Iod 0,1 N,
lainnya yang dikatalisis oleh enzim, indikator kanji, dan HCl pekat.
dan sebagai suatu antioksidan dan Alat-alat yang digunakan
pereduksi. Dalam konsentrasi tinggi, dalam pembuatan manisan mangga
SO2 akan ditolak karena rasanya kering adalah pisau, baskom,
(Buckle, dkk., 2010). Sodium saringan, timbangan, tray, tunel dryer,
metabisulfit (SMB) sebagai anti- kompor, panci, sendok, dan plastik
browning sudah digunakan pada zip.
Alat yang digunakan untuk
berbagai buah maupun sayuran
analisis kimia analisis kadar air, kadar
(Ioannou dan Ghoul, 2013) tetapi
vitamin C, analisis kadar gula total,
penelitian penggunaan natrium
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

dan analisis warna chromatografi 1. b1 = 1 Jam


adalah gelas ukur, pipet, gelas 2. b2 = 2 Jam
kimia, erlenmeyer, labu takar, oven, 3. b3 = 3 Jam
tangkrus, kaca arloji, eksikator, IV. Rancangan Respon
timbangan digital, alat
kromatografi, statif, klem, dan
buret.
Metode Penelitian
I. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan yang
akan dilakukan adalah dengan
menganalisis kadar vitamin C pada
buah mangga cengkir yang akan
digunakan pada proses pembuatan
manisan mangga kering, hal ini
bertujuan utuk mengetahui adanya
kenaikan atau penurunan pada kadar
vitamin C setelah dilakukan proses
pengoalahan untuk pembuatan
manisan mangga kering. Analisis
kadar vitamin C yang dilakukan
adalah dengan metode Iodimetri.
II. Penelitian Utama
Penelitian utama yang dilakukan
pada proses pembuatan manisan
mangga kering bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan
antara lama perendaman dan
konsentrasi sodium metabisulfit
(Na2S2O5) terhadap karakteristik
manisan mangga kering..
III. Rancangan Perlakuan
Penelitian pembuatan manisan
mangga kering ini terdiri dari dua
daktor perlakuan yaitu konsentrasi
sodium metabisulfit yang ditambahkan
(A) dengan 3 taraf, sebagai berikut:
1. a1 = 500 ppm
2. a2 = 1000 ppm
3. a3 = 1500 ppm
Serta faktor perlakuan yang
kedua adalah lama perendaman sodium
metabisulfit yang digunakan (B)
dengan 3 taraf, sebagai berikut:
*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan
**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

tekstur dari keju terbentuk. (Sutomo, 2006).


Keju mozzarella merupakan salah satu jenis keju pasta filata (curd yang elastis) yaitu
keju yang dipanaskan dan dilelehkan serta dilakukan pada suhu 70- 85°C dan merupakan keju
asli Italia. Ciri- ciri keju mozarella adalah elastis, berserabut, dan lunak. Hal ini disebabkan
adanya proses pembuatan di dalam bak air panas dan adanya penekanan hingga lunak. Keju ini
sangat terkenal karena cara pembuatannya dengan pemasakan dan pemuluran curd segar dalam
penangas air panas, sehingga mempunyai karakteristik struktur berserabut, daya leleh, dan
kemuluran yang tinggi. (DMI, 1998).
Menurut Carvalho (2007) teknik pembuatan keju dengan direct acidification atau
pengasaman langsung dapat menghasilkan keju lunak dan berwarna putih (white soft cheese)
dan dikonsumsi tanpa melalui proses pematangan (ripening). Eksplorasi terhadap teknik
pengasaman langsung, utamanya yang menggunakan ekstrak buah masih sangat terbatas.
Padahal teknik tersebut dapat menghasilkan keju yang lunak, mudah meleleh (high meltability),
mudah mulur (good stretchability) dan membentuk serat-serat saat direngangkan sehingga
cocok untuk digunakan dalam pembuatan pizza maupun keju olesan.
Pengasaman langsung dengan menggunakan berbagai macam bahan asam utamanya
ditunjukan untuk mempercepat proses pembentukan curd, sedangkan pembentukan citarasa oleh
biakan bakteri starter dengan penggunaan asam tersebut lazim tidak berlangsung, karena
citarasa keju lebih didominasi oleh rasa asam yang ditambahkan. Oleh karena itu, agar kedua
tujuan tersebut dapat berlangsung dan tercapai, maka perlu

*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II
Jurnal Penelitian Tugas Akhir

dicari bahan pengasam yang dapat mempercepat proses pembentukan curd, namun citarasa
khas keju juga terbentuk.
Dalam teknik pembuatan keju Mozzarella pengasaman dapat dilakukan dengan
menggunakan asam yang berasal dari buah-buahan. Buah yang dapat digunakan adalah
ekstrak buah yang mengandung tingkat asam yang cukup tinggi contohnya adalah ekstrak
buah belimbing wuluh, ekstrak buah jeruk lemon, dan ekstrak buah jeruk nipis serta
merupakan jenis buah-buahan lokal. Buah- buahan tersebut dapat dimanfaatkan dalam proses
pembuatan keju Mozzarella karena dapat meningkatkan nilai guna dari buah- buahan tersebut.

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan Keju Mozzarella adalah susu sapi segar
yang didapat dari peternak sapi perah di Pangalengan dengan jumlah keseluruhan adalah 15
L, enzim rennet merk Danisco dengan jenis mikrobial rennet yang diekspor dari Negara
Denmark dengan jumlah keseluruhan adalah 4 gram, garam merk cap kapal dengan jumlah
keseluruhan adalah 100 gram, ekstrak buah belimbing wuluh yang dimana buah didapatkan
dari kebun daerah Riung Bandung, ekstrak jeruk nipis, dan ekstrak Jeruk Lemon yang
buahnya di dapatkan dari kebun daerah Cijembar, Pangalengan.
Bahan yang digunakan dalam analisis kadar air metode destilasi adalah alkohol 70%,
aquadest, dan toluena. Bahan yang digunakan untuk analisis kadar lemak metode Soxhlet
adalah n- heksan. Bahan yang digunakan untuk

*Alumni Teknologi Pangan Universitas Pasundan


**Dosen Pembimbing I
***Dosen Pembimbing II

You might also like