You are on page 1of 22

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS RISK DAN RETURN PADA SAHAM


PERUSAHAAN SEKTOR PROPERTY AND REAL ESTATE
YANG TERCATAT
DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH :

FIRAWAN
B2091141028

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
ANALISIS RISK DAN RETURN PADA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR
PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERCATAT
DI BURSA EFEK INDONESIA

Analysis of Risk And Return On The Stock of The


Property And Real Estate Sector Companies Listed On The Indonesia Stock Exchange

Oleh : Firawan
Program Study Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura

ABSTRACT
Investing is placing money or funds in the hope of obtaining a profit that will come from
investing in financial assets, especially stocks. Basically investors are aiming to obtain
maximum return or profit. To obtain maximum return, the activities of stock selection by
investors have a high interest in terms of stock price information. Investors do not know for
sure the results that will be obtained from the investment they make. So in the formation of
portfolio, between the level of profit and the level of risk, it must be considered. One of them
is Sharpe model portfolio analysis where the basis of the analysis is on past returns to predict
future risk and return. The research method used is descriptive method and data collection
technique used is secondary data obtained by documentation research techniques from the
Capital Market Information Center. In addition to the data, the researcher also used Bank
Indonesia (BI) interest rates or Bank Indonesia Certificates (SBI). The sampling technique in
this study uses regular random sampling technique (ordinal sampling) by taking samples
from the subject numbers with the same distance, namely the sample member of the running
number of 2, 4, 6, 8, 10. The data analysis technique used is quantitative data analysis by
calculating the Sharpe model portfolio. Based on the discussion and research results, it can
be seen that out of 10 company securities selected as samples grouped into two forms of
checking consisting of 5 companies on the main listing board and 5 companies on the
development recording board, it can be concluded that the average expected return is 0.054%
and the average risk value is 0.163%, and all shares have E(Ri) < oi. Therefore, all of these
shares cannot be included in the next step in the process of establishing the Sharpe model
portfolio, because there are no companies that have a smaller return value than risk, due to
return factors which consist of two main components, namely yield and capital gain (loss).
Yield is a component of return that reflects the cash flow or income obtained periodically
from an investment and capital gain (loss) as the second component of the return which is an
increase (decrease) in the price of securities, which can provide profit (loss) for investors.

Keywords: Stock, Risk and Return.

1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Investasi saham di samping mengandung risiko yang besar tetapi juga menawarkan
keutungan yang besar juga. Investasi merupakan sarana untuk mencapai kemakmuran bukan
kehancuran, sehingga investor harus pandai mengatur perencanaan keuangannya. Apabila
pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus

1
menanggung risiko yang tinggi pula. Yang dapat di lakukan adalah memperkirakan berapa
keuntungan yang di harapkan dari investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang
sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang di harapkan. Maka dalam pembentukan
portofolio, antara tingkat keuntungan dan tingkat risiko harus di pertimbangkan. Mengukur
kinerja portofolio tidak hanya di lihat dari keuntungannya saja tetapi juga harus
memperhatikan risiko yang akan di tanggung investor. Salah satunya dengan analisis
potofolio model Sharpe di mana dasar analisisnya adalah pada return masa lalu untuk
memprediksi risk dan return masa datang. Analisis portofolio saham dapat di permudah
dengan menggunakan suatu proksi, dalam hal ini proksi yang di pilih adalah sektor property
yang akhir - akhir ini berkembang sangat baik.
Perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen yang tepat, perusahaan harus
terlebih dahulumemperhatikan keadaan perusahaan dari berbagai aspek. Dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kebijakan dividen tersebutdiantara lain adalahkesempatan investasi,
profitabilitas, likuiditas, akses ke pasar keuangan, stabilitas dan kebutuhan pendanaan.
Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan
perusahaan (James C. Van Horne & John M. Wachowicz, Jr., 2013:206).Perusahaan harus
menetapkan kebijakan dividen, yaitu kebijakan yang dibuat oleh perusahaan untuk
menetapkan proporsi pendapatan yang dibagikan sebagai dividen dengan proporsi laba
ditahan perusahaan diinvestasikan kembali.
Beberapa tahun terakhir ini sektor yang cukup memberikan pengaruh dalam
perekonomian Indonesia adalah sektor property, di mana begitu gencarnya perusahaan –
perusahaan di sektor ini melakukan promosi pada berbagai media cetak maupun elektronik
dalam memperkenalkan hasil produk mereka. Dengan masih tingginya potensi
pengembangan sektor property di Indonesia yang didukung oleh wilayah negara yang luas,
sektor property masih bisa menjadi pilihan bagi para pelaku pasar. Kebutuhan yang masih
sangat tinggi ini dapat memberikan peluang bagi para investor di sektor property untuk terus
berkembang. Undang-Undang (UU) membolehkan warga negara asing (WNA) membeli
apartemen. Selain hal diatas sentimen positif yang menyebabkan sektor ini adalah rendahnya
bunga kredit, melemahnya nilai tukar dolar terhadap rupiah, serta terkendalinya inflasi.
Walaupun saham – saham sektor ini sensitif terhadap suku bunga kredit atau BI rate namun
ke depannya saham sektor properti masih mempunyai prospek yang cerah karena permintaan
dalam bidang sektor tersebut hingga saat ini masih banyak dan cenderung akan bertambah.
Data pertama yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) selama periode Januari 2013-Januari 2017 yang diperoleh dari laporan
2
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Data IHSG mewakili data pasar yang diperlukan untuk
menghitung tingkat return pasar (Rm) dan risiko pasar (σm).
Dukungan pemerintah terhadap sektor property dilihat dari kebijakan pemerintah
yang menitikberatkan perhatiannya pada percepatan penyediaan rumah untuk masyarakat
berpenghasilan rendah. Kebijakan pemerintah ini telah menyederhanakan regulasi sekaligus
menekan pajak bagi pengembang kawasan perumahan. Pengembang sebelumnya harus
melewati 33 tahapan perizinan, kini pengembang hanya perlu melewati 11 tahapan perizinan.
Jenis perizinan yang dihilangkan antara lain menyangkut izin lokasi, rekomendasi peil banjir,
persetujuan gambar master plan, persetujuan dan pengesahan gambar site plan, izin cut and
fill dan analisis dampak lingkungan lalu lintas (Andal Lalin). Pengurangi jenis perizinan yaitu
adanya beberapa proses perizinan yang digabungkan menjadi satu, yakni proposal
pengembang dengan surat pernyataan bebas sengketa lahan. Pengesahan site plan juga bisa
diproses bersamaan dengan izin lingkungan yang mencakup SPPL (Surat Pernyataan
Pengelolaan Lingkungan), rekomendasi damkar dan retribusi penyediaan lahan pemakaman.
Pemangkasan proses dan biaya perizinan ini, biaya pembangunan rumah akan semakin murah
dan permintaan akan semakin meningkat. Penelitian ini menfokuskan pada perusahaan sektor
property and real estate, walaupun di antara perusahaan retail tersebut memiliki kemampuan
asset yang berbeda-beda. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Risk Dan Return Pada Saham Perusahaan Sektor Property And Real Estate
Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia”.

1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanarisk dan return pada saham perusahaan sektor property and real estateyang
tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode Januari 2013-Januari 2017

1.3.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahuiriskdan return pada
saham perusahaan sektor property and real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
pada periode Januari 2013-Januari 2017.

3
1.4.Kegunaan Penelitian
Manfaat/kegunaan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak, diantaranya :
1. Bagi Penulis
Sebagai tugas akhir bagi penulis dalam mengaplikasikan teori – teori dari disiplin
ilmu yang di peroleh selama kegiatan perkuliahan.Serta dapat memperkaya atau
menambah pengetahuan tentang pasar modal, saham, investasi, dan risk dan
returnperusahaan.
2. Bagi Investor
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan yang
bermanfaat bagi investor yang ingin melakukan investasi pada pasar modal, khususnya
pada saham perusahaan sektor property and real estate.
3. Bagi Almamater
Dengan banyaknya mahasiswa yang melakukan penelitian di bidang pasar modal di
harapkan Universitas Tanjungpura Pontianak nantinya akan memiliki sumber daya
manusia yang ahli di bidang investasi khususnya asset financial, serta dapat terbentuknya
pusat kajian tentang Pasar Modal Indonesia.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Landasan Teori
2.1.1 Investasi
Investasi adalah menempatkan dana selama periode tertentu dengan harapan untuk
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas dana tersebut. Pihak – pihak yang
melakukan kegiatan investasi di sebut investor.Investor dapat di golongkan menjadi dua,
yaitu investor individual (individual/investors) dan investor institusional (institusional
investors).Investors individual terdiri dari individu–individu yang melakukan aktivitas
investasi. Menurut Tendelilin (2010) mendefinisikan investasi sebagai berikut : “Investasi
adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini
dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan.” Menurut Sunariyah (2006)
mengatakan bahwa : “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan
dimasa yang akan datang”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah
penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu asset dengan harapan
4
memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Dilihat dari jangka waktunya investasi
dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang.Sedangkan dilihat dari jenis aktivanya investasi dibedakan kedalam investasi riil dan
investasi non riil (aktiva financial).Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat
penting bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan
keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang
dilakukan pengembalian investasi dan resiko investasi yang akan timbul. Pengembalian
keputusan investasi ini mempertimbangkan aliran kas keluar (cash out flow) dan aliran kas
masuk (cash flow) yang akan diperoleh berkaitan dengan investasi yang akan diambil oleh
suatu perusahaan yang akan berinvestasi.

2.1.2 Pengertian Saham


Menurut Mohamad Samsul (2006 :45) “Saham adalah tanda bukti memiliki
perusahaan di mana pemiliknya di sebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau
stockholder)”. Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang
saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang di
sebut Daftar Pemegang Saham (DPS). Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar
keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan
ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan.Adapun jenis saham menurut Kamaruddin
Ahmad (2004 : 74), antara lain
1. Menurut cara peralihan
a. Saham atas unjuk (Bearer Stocks). Tanpa Identitas Pemilik.
b. Saham atas nama (Registered Stocks).
2. Menurut Hak Tagihan
a. Saham Biasa (common stocks)
Surat berharga yang paling banyak dan luas perdagangannya.
a. Saham Preferen
Tanpa hak suara (versi Amerika), sedangkan di Indonesia memiliki hak suara.
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki
saham:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan.Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan
dari pemegang saham dalam RUPS.Jika seorang pemodal ingin mendapatkan Dividen,
5
maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan Dividen.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.Capital gain terbentuk
dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.Sebagai instrument
investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
1) Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual
saham lebih rendah dari harga beli.
2) Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan.Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham
mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari
hasil penjualan kekayaan perusahaan).

2.1.3 Indeks Harga Saham


Indeks saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks.Indeks saham
di gunakan untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga
saham dalam rupiah.Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga
saham.Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di
pasar modal, khususnya saham.Setiap bursa efek akan menetapkan angka basis indeks yang
berbeda, yaitu ada yang di mulai dengan basis 100, 500, atau 1.000. Jenis indeks dapat di
kelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Indeks Harga Saham Individu
Pertama kali saham di catatkan di Bursa Efek, yaitu pada pagi hari sebelum perdagangan
di bursa di mulai, saham tersebut sudah mempunyai harga, yaitu harga yang di bayar
oleh investor di pasar perdana, atau harga perdana.
2. Indeks Harga Saham Parsial
Setiap pihak dapat menciptakan indeks harga saham yang terdiri dari beberapa jenis
saham untuk kepentingan sendiri. Apabila indeks harga saham parsial tersebut ternyata
baik di gunakan sebagai pedoman oleh investor, maka indeks tersebut akan laris di
perdagangkan.

6
3. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks harga saham gabungan (composite stock price index = CSPI) merupakan indeks
gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di bursa efek. Menggunakan semua
Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks.Agar IHSG dapat
menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang
mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa Perusahaan Tercatat dari
perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan
Tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi
pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham Perusahaan Tercatat tersebut
berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.IHSG adalah milik Bursa Efek
Indonesia.Bursa Efek Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan
oleh pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).Bursa Efek
Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi
yang dilakukan oleh siapapun Pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan
(benchmark).

2.2.Kerangka Pemikiran
Portofolio merupakan investasi dalam berbagai instrument keuangan atau disebut juga
diversifikasi. Portofolio di maksudkan untuk mengurangi risiko investasi dengan cara
menyebarkan dana ke berbagai aset yang berbeda, sehingga apabila suatu aset menderita
kerugian sementara lainnya tidak menderita rugi, maka nilai investasi kita tidak hilang semua.
Peribahasa ini sudah ada sebelum teori portofolio modern di kembangkan oleh Harry
Markowitz, yaitu : “Don’t put all your eggs in one basket” atau jangan menaruh semua telur
ke dalam satu keranjang. Salah satu analisis portofolio adalah model Sharpe. Kamaruddin
Ahmad (2004 : 115) : “Sharpe menyarankan untuk mengacuhkan kovarian antar saham dan
sebagai gantinya menggunakan hubungan informasi hubungan setiap saham dengan pasar”.
Sharpe berkaitan dengan prediksi kinerja masa datang yang menggunakan data masa lalu
untuk menguji modelnya. Metode sharpemenekankan pada risiko total (deviasi standar).

7
Di bawah ini dapat dilihat kerangka pemikiran yang menjadi dasar penelitian :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Data Saham Perusahaan Sektor
Property and Real Estate

Data HargaSaham Perusahaan


Sektor Property and Real Estate
Yang Masuk Dalam Papan
Pencatatan Utama dan
Pengembangan

Nilai Risk dan Return

3. METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif. Menurut Hariwijaya (2011: 22):
“Penelitian deskriptif bertujuan untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-
banyaknya dari suatu fenomena”. Dalam hal ini, penelitian yang penulis lakukan adalah
pengamatan terhadap saham sektor Property and Real Estate dalam hal pembentukan
portofolio dengan menggunakan metode Sharpe.

3.2.Sampel
a) Populasi
Menurut Maman (2011: 129): “Populasi adalah keseluruhan elemen atau unit
penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang
dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian
(pengamatan)”.Yang merupakan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham
perusahaan sektor property and real estate periode Januari 2013-Januari 2017.
b) Sampel
Menurut Maman (2006: 129): “Sampel adalah sebagian kecil dari anggota
populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili

8
populasinya”.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Sampling acak beraturan (ordinal sampling) di gunakan oleh peneliti apabila populasi
dari mana sampel di ambil merupakan populasi homogen yang hanya mengandung
satu ciri. Teknik sampling ini memberikan kesempatan yang sama kepada tiap - tiap
subjek untuk terambil sebagai anggota sampel. Teknik ini mengambil sampel dari
nomor – nomor subjek dengan jarak yang sama. Dalam hal ini ordinal subjek yang
diambil sebagai anggota sampel adalah nomor urut 2, 4, 6, 8, 10.Maka sampel dalam
penelitian ini adalah saham sektor property and real estateyang terdaftar di papan
pencatatan utama dan papan pengembangan pada Bursa Efek Indonesia.Dengan
pembagian 50 % pada papan pencatatan utama dan 50 % pada papan
pengembangan.Adapun di pencatatan papan perkembangan harga saham perusahaan
sektor property and real estateutama dapat di lihat pada Tabel 1 dan 2 di bawah ini :
Tabel 1
Perusahaan Sektor Property and Real Estate Utama
Harga
NO KODE EMITEN
Saham
1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk Rp 335
2 CTRA Ciputra Development Tbk Rp 420
3 CTRS Ciputra Surya Tbk Rp 770
4 LPCK Lippo Cikarang Tbk Rp 610
5 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk Rp 120
Sumber : Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)

Adapun perkembangan harga saham perusahaan sektor property and real

estatedi pencatatan papan pengembang dapat di lihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 2
Perusahaan Sektor Property and Real Estate Pengembang
NO KODE EMITEN Harga Saham
1 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk Rp 250
2 BKDP Bukit Darmo Property Tbk Rp 134
3 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk Rp 275
4 SCBD Danayasa Arthatama Tbk Rp 620
5 DUTI Duta Pertiwi Tbk Rp 1.990
Sumber : Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)

9
3.3.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Analisis Risk and Return
1) Menghitung return masing-masing perusahaan (Rit)
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data histories.
Dapat dihitung dengan rumus menghitung tingkat keuntungan masing-masing
saham (Jogiyanto, 2003: 108).

Dimana :Ri= Tingkat return saham


Pt= Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode sebelum t

2) Menghitung rata-rata return masing-masing perusahaan (Ri)

Dimana : E ( )= Rata-rata Expected return saham i


Rij= Tingkat return saham pada periode i sampai j
N = Jumlah data

3) Menghitung risiko masing – masing perusahaan


( ( ))
=

dimana : σi = standar deviasi saham i

4) Menghitung ReturnIHSG
Menghitung Return pasar (IHSG) dapat dihitung dengan rumus:

=

Dimana : IHSGt = IHSG periode t


IHSGt-1 = IHSG periode sebelumnya

10
Rm = returnpasar
t = time periode

5) Menghitung Rata – rata Return IHSG



=

Dimana : = rata-rata returnpasar


Rmi = returnpasar IHSG

6) Menghitung beta (βi) saham

Dimana : βi = beta saham

7) Menghitung alpha (αi)

( ) − βi. (Rm)
∝=
βi
Dimana :αi = alpa saham i
Ri= return rata-rata yang diharapkan sebagai minimumreturn
βi = tingakat returnbebas risiko rata-rata
Rm = return pasar

a) Menghitung tingkat bebas risiko/risk free rate (Rf) dengan menghitung rata-
rata tingkat bunga atau suku bunga Bank Indonesia periode Januari 2013-
Januari 2017.
Pada penelitian ini, return aktiva bebas risiko yang digunakan adalah tingkat
suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diambil secara bulanan selama
Januari 2013-Januari 2017. Perkembangan tingkat suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) selama Januari 2013-Januari 2017 yang digunakan sebagai Rf
adalah tingkat SBI dari rata-rata bulanan.Dengan persamaan untuk
menghitungbesarnya bunga bulanan( ) adalah sebagai berikut :

11

=

Rf= return bebas risiko


Rata-rata suku bunga bulanan tersebut akan digunakan untuk menyeleksi saham-
sahamyang akan membentuk portofolio optimal. Seleksi ini didasarkan pada
besarnya return ekspektasi saham, yaitu return saham yang akan membentuk
portofolio harus lebih besar dari standar batas investasi bebas risiko yang berupa
tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
b) Menghitung Return Pasar
1) Menghitung Varians IHSG
∑ ( − )
=
−1
Dimana : = Varians IHSG
Rm = returnpasar
= rata-rata returnpasar

2) Menghitung Standar Deviasi IHSG

∑ ( − )
=
−1
Dimana : = Standar deviasi IHSG
Rm = returnpasar
= rata-rata returnpasar

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil
4.1.1 Gambaran Umum Pasar Modal
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.Pasar modal
atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan
pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

12
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.Pemerintah Republik Indonesia
mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar
modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Desember Tahun 1912 :Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda.
2. Tahun 1914 – tahun 1918 :Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.
3. Tahun 1925 – tahun 1942 :Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya.
4. Awal tahun 1939 :Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan
Surabaya ditutup.
5. Tahun 1942 – tahun 1952 :Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia
II.
6. Tahun 1956 :Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif.
7. Tahun 1956 – 1977 :Perdagangan di Bursa Efek vakum.
8. Tanggal 10 Agustus 1977 :Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus
diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara.
9. Tahun 1977 – 1987 :Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga
1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan
instrumen Pasar Modal.
10. Tahun 1987 :Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan
investor asing menanamkan modal di Indonesia.
11. Tahun 1988 – 1990 :Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
12. Tanggal 2 Juni 1988 :Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari
broker dan dealer.
13
13. Bulan Desember 1988 :Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88)
yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain
yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
14. Tanggal 16 Juni 1989 :Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
15. Tanggal 13 Juli 1992 :Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
16. Tanggal 22 Mei 1995 :Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
17. Tanggal 10 November 1995 :Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.
18. Tahun 1995 :Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
19. Tahun 2000 :Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan
di pasar modal Indonesia.
20. Tahun 2002 :BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading).
21. Tahun 2007 :Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
22. Tahun 02 Maret 2009 :Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
Indonesia.

4.1.2 Perkembangan dan Kinerja Pasar Modal Indonesia


Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar
tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar
menawar harga.Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, perusahaan yang tercatat dalam pasar
modal mengalami peningkatan tiap tahunnya.Pada tahun 2013 perusahaan yang tercatat
dalam pasar modal terdapat 398 perusahaan dengan jumlah perusaaan IPO sebanyak 13
perusahaan, pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 420 perusahaan dengan
jumlah perusaaan IPO sebanyak 23 perusahaan dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan
menjadi 440 perusahaan dengan jumlah perusaaan IPO sebnayak 20 perusahaan yang sudah
tercatat tercatat dalam pasar modal.
Indikator pasar BEI di akhir tahun 2016 menunjukkan perkembangan yang signifikan,
khususnya dalam pertumbuhan IHSG yang meningkat lebih dari dua kali lipat selama
lima tahun terakhir. Pertumbuhan yang demikian cepat memberikan prospek yang
14
menjanjikan di masa depan. Tahun 2015 Bursa Efek Indonesia (BEI) memasuki babak
baru di antaranya dengan diakuinya BEI sebagai bursa dengan pertumbuhan indeks dan
kapitalisasi pasar terbaik di antara bursa-bursa utama di kawasan Asia Pasifik.

4.2.Pembahasan
4.2.1 Perkembangan Harga Saham, IHSG dan SBI
Data harga saham yang diteliti adalah harga saham penutupan (closing price) pada
setiap akhir bulan selam aperiode Juli 2016 – Juni 2017. Nilai return dan risiko saham
diambil dari perubahan harga saham bulanan. Data harga saham penutupan (closing price)
dari 10 saham tersebut diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal.
4.2.2 MenghitungRisk and Return
1. Menghitung Tingkat Keuntungan Masing-masing Saham
Sebagai contoh, berdasarkan persamaan tersebut di atas, makabesarnya tingkat
masing-masing saham (Ri) untuk perusahaan sampel pada perusahaan Sektor Property and
Real Estate, untukbulan Agustus adalah sebagai berikut :
178 − 205
( ) =
205
= - 13,17 %
Hasil perhitungan nilai saham (Ri) sebesar -13,17 artinya terjadi penurunan harga
saham rata-rata untuk perusahaan ASRI sebesar 13, 17 persen.
2. Menghitung rata-rata return masing-masing perusahaan (Ri)
Sebagai contoh, berdasarkan persamaan tersebut di atas, makabesarnya tingkat return
ekspektasi [E(Ri)]untuk perusahaan sampel pada perusahaan Sektor Property and Real Estate,
yaitu sebagai berikut :
−13,17 % + 15,17 % + 29,27 % + ⋯ + 8,06 %
( )=
12 − 1
= 5,30 %
Hasil perhitungan nilai return ekspektasi [E(Ri)]sebesar 5,30 artinya terjadi
kemungkinan keuntungan return untuk perusahaan ASRI sebesar 5,30 persen.

3. Menghitung risiko masing – masing perusahaan


Berdasarkan persamaan tersebut di atas, makabesarnya tingkat risiko masing–masing
perusahaan( ) pada perusahaan Sektor Property and Real Estate, adalah sebagai berikut :

15
(−13,17 % − (5,30 %))
=

= 18,47 %
Hasil perhitungan nilai risiko perusahaan( ) sebesar 18,47 artinya terjadi
kemungkinan resiko kerugian yang mungkin ditanggung oleh perusahaan ASRI sebesar 18,47
persen.
4.2.3 Menghitung tingkat bebas risiko/risk free rate (Rf)
Sebagai contoh, berdasarkan persamaan tersebut di atas, makabesarnya bunga
bulanan( ) adalah sebagai berikut :
6,5 + 6,5 + 6,5 + ⋯ … … + 6,75
=
12
= 6,60 %
Hasil perhitungan nilai tingkat bebas risiko/risk free rate (Rf) sebesar 6,60 artinya
terjadi kemungkinan peningkatan tingkat oleh perusahaan bebas resiko untuk perusahaan
ASRI sebesar 6,60 persen dari tingkat suku bunga, setelah dijumlahkan lalu dirata-rata
dengan periodeJuli 2016 – Juni 2017.

4.2.4 Menghitung Return Pasar


Pasa prinsipnya, perhitungan IHSG tidak berbeda dengan perhitungan indeks harga saham
individual.Hanya saja, dalam perhitungan IHSG, kita harus menjumlahkan seluruh harga
saham yang ada (listing).Bila IHSG berada di atas 100, berarti kondisi pasar sedang dalam
keadaan ramai, sebaliknya bila IHSG berada di bawah angka 100, maka pasar dalam keadaan
lesu.Bila IHSG tepat menunjuk angka 100, maka pasar dalam keadaan stabil.Pada penelitian
ini nilai IHSG didapat langsung dari perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
1. Menghitung Return IHSG
Sebagai contoh, berdasarkan persamaan tersebut di atas, makabesarnya tingkat return
pasar( ) adalah sebagai berikut :
3.081,88 − 3.069,28
=
3.069,28
= 0,41 %
Hasil perhitungan nilai return pasar ( ) sebesar 0,41 artinya terjadi kemungkinan
return pasar yang mungkin diterima oleh perusahaan ASRI sebesar 0,41 persen.
2. Menghitung Rata – rata Return IHSG

16
Untuk menghitung rata-rata return pasar ( ) dapat dicari dengan
menggunakanrumus sebagai berikut :

=

Berdasarkan persamaan tersebut di atas, maka besarnya tingkat rata-rata return pasar
( ) pada perusahaan Sektor Property and Real Estate, adalah sebagai berikut :
0,41 % + 13,61 % + 3,83 % + ⋯ + 0,02 %
=
11
= 2%
Hasil perhitungan nilai tingkat rata-rata return pasar ( ) sebesar 2 artinya terjadi
kemungkinan tingkat rata-rata return pasar yang mungkin diterima oleh perusahaan ASRI
sebesar 2 persen,maka pada rata- rata return pasar pada periode juli 2016 – juni 2017
diperoleh sebesar 2 %.

3. Menghitung Beta (βi) dan Alpha (αi) Saham


3.1 Menghitung Beta (βi)
Makabesarnya tingkat beta (βi) untuk perusahaan sampel pada perusahaan Sektor
Property and Real Estate, adalah sebagai berikut :
[(−18,47%). (−1,59%)] + [(9,87%). (11,61%)] + ⋯ + [(2,76%). (−1,98%)]
βi =
− 1,98%
= 2,2196 %
Hasil perhitungan nilai tingkat beta (βi) sebesar 2,22 artinya terjadi kepekaanreturn
sekuritas terhadap return pasar yang mungkin diterima oleh perusahaan ASRI sebesar 2,22
persen.Perhitungan secara keseluruhan beta perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.3.
3.2 Menghitung Alpha (αi) Saham
makabesarnya tingkat alpa (∝ ) untuk perusahaan sampel pada perusahaan Sektor
Property and Real Estate, adalah sebagai berikut :
(5,30 %) − (2,2196). (0,0200)
∝=
2,2196
= 0,86 %
Hasil perhitungan nilai tingkat alpa (∝ ) sebesar 0,86 artinya terjadi kemungkinan
kepekaan return sekuritas terhadap return pasar yang mungkin diterima oleh perusahaan
ASRI sebesar 0,86 persen.

17
4.2.5 Menghitung Varians Pasar (IHSG)
Sebagai contoh, berdasarkan persamaan tersebut di atas, makabesarnya tingkat varian
pasar( ) adalah sebagai berikut :
(− 0,0159) + (0,1161) + (0,0183) + ⋯ + (− 0,0198)
=
12 − 1
= 0,27 %
Hasil perhitungan nilai tingkat varian pasar ( ) sebesar 0,27 artinya harga dari suatu
sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar terjadi terhadap return pasar yang akan
diterima oleh perusahaan ASRI sebesar 0,27 persen.

4.2.6 Menghitung Standar Deviasi (IHSG)


Sebagai contoh, berdasarkan persamaan tersebut di atas, makabesarnya tingkat
standar deviasi ( ) adalah sebagai berikut :

(0,41% − 2%) + (13,61% − 2%) + ⋯ + (0,02% − 2%)


=
12 − 1

= 5,20 %
Hasil perhitungan nilai tingkat standar deviasi ( ) sebesar 5,20 artinya terjadi
kemungkinan penyimpangan terhadap return pasar yang akan diterima oleh perusahaan ASRI
sebesar 5,20 persen.
Hasil perhitungan untuk beta (β) dan alpha (α) masing-masing sekuritasperusahaan

dapat dilihat pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa betapaling tinggi diperoleh Lippo

Cikarang Tbk (LPCK)yakni sebesar5,4046dan beta terkecil diperoleh sekuritas Bekasi Asri

Pemula Tbk (BAPA) sebesar- 19,54%, sedangkan nilai alpha tertinggi diperolehCitra Kebun

Raya Agri Tbk (CKRA)sebesar 10,94%, sedangkan nilai alpha terkecil diperolehCiputra

Surya Tbk (CTRS) sebesar -0,89%.

4.2.7 Analisis Kelayakan Risk dan Return


Pada penelitian ini, setelah dilakukan perhitungan risk dan return untuk 10
perusahaan sektor property and real estate utama dan pengembang diperoleh nilai return dan
risk tiap perusahaan. Untuk dapat dilanjutkan menghitung portofolio model Sharpe, maka
dilakukan seleksi yang didasarkan pada besarnya return ekspektasi saham, yaitu return

18
saham yang akan membentuk portofolio harus lebih besar dari risiko saham pada tiap
perusahaan. Kriteria ini adalah E(Ri) > σi, saham yang mempunyai return ekspektasi lebih
besar dari risiko, merupakan saham yang terpilih dalam proses pembentukan portofolio
model Sharpe. Untuk mengetahui saham-saham mana yang dapat diikut sertakan pada
langkah selanjutnya untuk membentuk portofolio model Sharpe, dapat dilihat pada tabel 4.4
yang menunjukkan perbandingan antara nilai E(Ri) dengan σisebagai berikut :
Tabel 3 Nilai Risk dan Return
NO KODE σp E(Ri)
1 ASRI 0.1232 0.0530
2 CTRA 0.1049 0.0146
3 CTRS 0.1156 0.0311
4 LPCK 0.2164 0.0991
5 GPRA 0.0679 0.0023
6 BAPA 0.0438 0.0228
7 BKDP 0.0504 0.0210
8 CKRA 0.5448 0.1771
9 SCBD 0.1702 0.0492
10 DUTI 0.1934 0.0644
Sumber : Data Olahan

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa semua saham mempunyai E(Ri) < σi. Oleh karena
itu semua saham tersebut dapat tidak dapat diikut sertakan pada langkah selanjutnya dalam
proses pembentukan portofolio model Sharpe. Dikarenakan tidak terdapat perusahaan yang
memiliki nilai return yang lebih kecil dari risk, dikarenakan faktor-faktor return yang terdiri
dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen
return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari
suatu investasi. Sedangkan capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return yang
merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan
keuntungan (kerugian) bagi investor. Sedangkan bila ditinjau dari segi risk, dikarenakan
risiko pasar yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan,
dimana perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi dan
risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan yang terkait pada
perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 10 sekuritas
perusahaan yang dipilih sebagai sampel yang dikelompokkan dalam dua bentuk pencatan
yang terdiri dari 5 perusahaan pada papan pencatatan utama dan 5 perusahaan pada papan

19
pencatatan pengembangan dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata expected return sebesar
0,054 % dan nilai rata-rata risk sebesar 0,163 %, dan semua saham mempunyai E(Ri) <σi.
Oleh karena itu semua saham tersebut dapat tidak dapat diikut sertakan pada langkah
selanjutnya dalam proses pembentukan portofolio model Sharpe. Dikarenakan tidak terdapat
perusahaan yang memiliki nilai return yang lebih kecil dari risk, dikarenakan faktor-faktor
returnyang terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield
merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh
secara periodik dari suatu investasi dan capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari
return yang merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa
memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Sedangkan bila ditinjau dari segi risk,
dikarenakan risiko pasar yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara
keseluruhan, dimana perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu
investasi dan risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan yang
terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas.

5.2 Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan diatas dan analisis yang telah dilakukan, ada
beberapa saran perbaikan yang dapat kemukakan adalah :
1. Bagi Investor dan calon investor yang akan menginvestasikan sahamnya,lebih baik
berinvestasi pada sektor property and real estate utama dan pengembang yang sahamnya
dipilih secaraacak tanpa pertimbangan apapun, karena menghasilkan keuntungan yang
besar dengan risiko kecil.
2. Bagi pembaca yang akan melakukan penelitian yang sama, disarankan agarmemunculkan
rumus yang lain, karena seiring dengan perkembangan ilmupengetahuan maka alat ukur
untuk mengukur kinerja portofolio tidak hanyaterbatas pada lima model indeks saja.
3. Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan bulanan selama dua belas bulan, bila ada
pembaca yang tertarik untuk melakukan penelitian yang sama, disarankan agar
menggunakan data harian dalam periode pengamatan yang sama.

6. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharmi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Asdi
Mahasatya. Jakarta.

Hariwijaya, 2011, Pedoman Penulisan Skripsi dan Tesis, Penerbit Oryza, Jakarta.

20
Jonathan, Sarwono, 2011, Mixed Methods Cara Menggabungkan Riset Kualitatif dan
Riset Kualitatif Secara Benar, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Halim, Abdul 2003.Analisis Investasi. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

Husnan, Suad 2001.Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: AMP YKPN.

Jogiyanto 2003.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE.Yogyakarta.

Jogiyanto 2007.Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima. BPFE.Yogyakarta.

Putra, Bonny Artha Hangga Dwi 2004. Analisis Portofolio Optimal :Perbandingan
Empat Tipe Portofolio. Skripsi Sarjana (Tidakdipublikasikan). Yogyakarta:
Fakultas Ekonomi UII.

Sagita, Desrini 2004.Analisis PerbandinganDua Tipe Portofolio Optimal Perbandingan


Antara Portofolio Yang dibentuk Secara Acak Dengan Portofolio Yng dibentuk
Dari Industri Property dan Real Estate.SkripsiSarjana (Tidak dipublikasikan).
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.

Satori, Djam’an, dan Aan Komariah, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit
Alfabeta, Bandung.

Tandelilin, Eduardus 2001.Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:


BPFE.

Widoatmojo, Sawidji., 2009Pasar Modal Indonesia : Pengantar dan Studi Kasus, Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia.

21

You might also like