You are on page 1of 6

Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.

Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Analisis Perbandingan Teknis Sistem ICCP Menggunakan Variasi


Peletakan Groundbed pada Line Pipa Gas di Perusahaan Pupuk

Vitalia Dian Novita1*, Bambang Antoko2, Pekik Mahardhika3


Program studi D-IV Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,
Indonesia1*,3
Program studi D-IV Teknik Permesinan Kapal, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya, Indonesia 2
Email: vitaliadn015@gmail.com1; bambangantoko@gmail.com2; pekikmahardhika@ppns.ac.id3

Abstract - Corrosion is a natural process indicated by material degradation caused by reaction of metal
with its environment. It became one of the problems often occured in industries. One of them is in
fertilizer industry. Therefore, the best prevention system should be chosen. Fertilizer industry is one of
industries in Indonesia established to fulfill national needs. In one particular factory, there is a problem
on cathodic protection, so countermeasures must be done. The pre-installed SACP with less protection
causes many recommendations proposed to change that into ICCP. Refer to the previous research and
based on the existing condition, variations of groundbed laying can be done to analyze which one is
the most suitable for that factory. 5 point locations have been selected in the area. The first step carried
out is to calculate technical needs on each variation. The second step is to do comparative analysis.
Finally, it can be concluded, in technical point of view, that ICCP system using 2 groundbed type 3 is
the most effective one to be used in that factory because it has the lowest protection voltage of 3.4268
volts. It is also the most advantageous one based on technical needs compared to the other variations.

Keyword: Cathodic Protection, Corrosion, Groundbed, ICCP, Industrial Fertilizer.

Nomenclature proses, sistem jaringan pipa dan instrumen lain


It total arus proteksi (A) didesain dengan aman dan ramah lingkungan.
SA luasan pipa (m2) Salah satunya yaitu sistem perpipaan
CD densitas arus (mA/m2) aboveground maupun underground yang
CB coating breakdown (%) dirancang dengan memperhatikan performanya.
sf1 safety factor 1 (%) Namun ada salah satu masalah yang sering timbul
RBR tahanan backfill relatif (Ω) dalam industri ini yaitu peristiwa korosi. Korosi
Rtanah resistivitas tanah (Ωm) adalah kerusakan material umumnya logam yang
LB panjang backfill aktif (m) ditandai dengan adanya pengurangan ketebalan
DB diameter backfill (m) pada material yang secara umum disebabkan oleh
RGB tahanan groundbed (Ω) reaksi material dengan lingkungan di sekitarnya.
Ra tahanan anoda relatif (Ω) Korosi tidak dapat dicegah atau dihilangkan,
Na jumlah anoda dalam 1 groundbed namun masih bisa dikendalikan dengan
(buah) menurunkan lajunya. Salah satu cara yang dipakai
fa faktor interferensi anoda untuk mengendalikan korosi pada salah satu
Rc tahanan kabel (Ω) perusahaan pupuk secara umum adalah dengan
Lc panjang kabel (m) menggunakan proteksi katodik. Berdasarkan data
Rcs tahanan kabel spesifik (Ω/m) dari Departemen Inspeksi Teknik di salah satu
N jumlah kabel paralel perusahaan pupuk yang ada di Indonesia yang
C umlah inti kabel sedang mengalami kegagalan proteksi katodik,
Rkabel-pos tahanan total sirkuit positif (Ω) sebelumnya telah menggunakan metode SACP
VDC tegangan proteksi DC yang untuk perlindungan korosinya. Namun, ada
dibutuhkan (V) permasalahan proteksi sehingga muncul
RT tahanan total (Rpos) (Ω) rekomendasi pergantian sistem proteksi katodik
sf3 safety factor 3 (%) metode SACP menjadi ICCP. Dengan
Bemf tegangan balik (V) memperhatikan lahan yang ada, variasi peletakan
groundbed dapat dilakukan untuk mendapatkan
1. PENDAHULUAN proteksi katodik ICCP yang paling sesuai dari segi
Industri pupuk yang ada di Indonesia teknisnya. Pada penelitian dengan judul “Analisis
memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan Perbandingan Teknis Sistem ICCP Menggunakan
nasional dalam bidang pertanian dan pangan yang Variasi Peletakan Groundbed pada Line Pipa Gas
semakin hari semakin meningkat. Demi di Perusahaan Pupuk” ini pada dasarnya merujuk
menunjang semua pelayanan distribusi dan penelitian sebelumnya dengan judul “Analisa

211
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Pengaruh Variasi Jumlah Groundbed Terhadap


Kebutuhan Tegangan Proteksi pada Metode • Metode Proteksi Katodik Arus Tanding
Proteksi Katodik ICCP untuk Underground Prinsip dari metode anoda arus tanding
Trunkline PGDP” dengan memvariasikan ini adalah melindungi logam dengan cara
peletakan groundbed pada ICCP sehingga dapat mengalirkan arus lisrtik searah yang diperoleh
diketahui lokasi groundbed yang paling sesuai dari sumber luar, biasanya dari penyearah arus
untuk perusahaan pupuk terkait. (transformer rectifier), dimana kutub negatif
dihubungkan ke logam yang dilindungi dan
2. METODOLOGI kutub positif dihubungkan ke anoda [3].
2.1 Alat & Bahan Dimana meterial anoda yang bisa digunakan
Dalam penelitian kali ini, beberapa standar dalam metode arus tanding adalah logam yang
digunakan untuk proses pengerjaannya. Berikut konduktif dan mempunyai sifat inert atau semi
adalah beberapa standar perancangan yang consumable. Skema ICCP seperti ditunjukkan
digunakan: oleh Gambar 1 di bawah ini:
a. NACE Standard RP-0169-2002 Control of
External Corrosion of Underground or
Submerged Metallic Piping System,
b. NACE Standard RP-0572-2001 Design,
Installation, Operation, and Maintenance of
Impressed Current Deep Groundbeds,
c. A.W. Peabody, Control of Pipeline Corrosion,
NACE International The Corrosion Society.

2.2 Tinjauan Pustaka Gambar 1. Skema Proteksi Katodik ICCP


Brikut beberapa pustaka yang perlukan
sebagai dasar teoritis pengerjaan penelitian ini: • Groundbed
• Korosi Secara definisi, groundbed adalah satu
Korosi adalah perusakan atau penurunan atau lebih anoda yang dipasang di bawah
mutu dari material akibat bereaksi dengan permukaan tanah dengan tujuan untuk
lingkungan [1]. Dalam kehidupan sehari-hari, melakukan proteksi katodik [4]. Secara
sering kita jumpai penggunaan istilah korosi bentuknya, groundbed dibedakan menjadi 2
yang disamaartikan dengan karat. Dua kata ini yaitu vertical groundbed dan horizontal
sebenarnya tidak sama. Karat adalah istilah groundbed. Dalam penggunaan pada
produk korosi yang lebih dikhususkan untuk lapangan, vertical groundbed lebih banyak
logam besi (ferrous). Sedangkan istilah korosi digunakan karena selain menghemat tempat
seharusnya dimaksudkan dengan cakupan secara horizontal, tipe ini digunakan untuk
yang lebih luas dan secara umum untuk mendapatkan resestivitas tanah yang kebih
material baik logam maupun non logam. kecil karena resistivitas tanah pada permukaan
yang sangat tinggi. Dalam penelitian ini
• Cathodic Protection (Proteksi Katodik) groundbed yang digunakan adalah vertical
Proteksi katodik (Cathodic Protection) groundbed. Sedangkan dilihat dari segi
merupakan teknik yang digunakan untuk pemasangannya, tipe groundbed dibagi
pengendalian korosi pada permukaan logam menjadi 2 macam [5] yaitu:
dengan menjadikan permukaan logam tersebut 1. Shallow Groundbed
sebagai katoda dari sel elektrokimia [2]. Shallow groundbed adalah groundbed
Proteksi katodik ini merupakan metode yang yang terdiri dari satu atau lebih anoda yang
umum digunakan untuk melindungi struktur dipasang secara vertikal atau horizontal
logam dari korosi. Sistem proteksi katodik ini dengan kedalaman kurang dari 15m (50 ft).
biasanya digunakan untuk melindungi baja, Tipe ini biasanya digunakan apabila
jalur pipa, tangki, tiang pancang, kapal, resistivitas tanah di permukaan tanah
anjungan lepas pantai, dan casing (selubung) rendah dan struktur tanah keras.
sumur minyak di darat. Efek samping dari 2. Deep Groundbed
penggunaan yang tidak tepat adalah timbulnya Sedangkan deep gorundbed adalah tipe
molekul hidrogen yang dapat terserap ke groundbed yang terdiri dari satu atau lebih
dalam logam sehingga menyebabkan anoda yang dipasang secara vertikal
hydrogen embrittlement (kegetasan hidrogen). dengan kedalaman 15m atau lebih di
Ditinjau dari sumber listriknya, metode bawah permukaan tanah dalam suatu
proteksi katodik dibagi menjadi dua, yaitu lubang.
metode anoda korban (sacrificial anode) dan Berikut Gambar 2 merupakan ilustrasi
metode arus tanding (Impressed Current). pemasangan vertical groundbed dan Gambar

212
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

3 merupakan ilustrasi pemasangan dari 𝑉𝐷𝐶 = [(𝐼𝑡 𝑥 𝑅𝑡 )𝑥(1 + 𝑠𝑓3 )] + 𝐵𝑒𝑚𝑓 (7


horizontal groundbed [6]:
2.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menganalisa perbandingan hasil
perhitungan kebutuhan teknis pada seluruh variasi
peletakan groundbed. Berikut Gambar 4
merupakan diagram alir penelitian:

Gambar 2. Ilustrasi Pemasangan Vertical Groundbed

Gambar 3. Ilustrasi Pemasangan Horizontal Groundbed

2.3 Formula Matematika Gambar 4. Diagram Alir Penelitian


Formula yang digunakan dalam perhitungan
– perhitungan pada penelitian ini meliputi: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Arus Proteksi Dalam penelitian ini, diperoleh hasil
Nilai arus proteksi yang digunakan dapat perhitungan teknis dari tiap variasi peletakan
diketahui dengan menggunakan persamaan groundbed sesuai dengan Tabel 1 sebagai berikut:
berikut:
Tabel 1: Hasil Perhitungan Teknis Variasi Peletakan
𝐼𝑡 = 𝑆𝐴 × 𝐶𝐷 (1) Groundbed
2. Hambatan Sirkuit Keseluruhan
Tegangan
Nilai hambatan sirkuit keseluruhan sangat Variasi Groundbed
Proteksi (V)
mempengaruhi nilai dari tegangan proteksi 1 Groundbed Terpusat 3,4398
yang digunakan. Untuk mengetahuinya dapat 2 Groundbed Tipe 1 3,4596
digunakan persamaan berikut: 2 Groundbed Tipe 2 3,4546
2 Groundbed Tipe 3 3,4268
3 Groundbed Tersebar 3,5178
𝑅 8×𝐿𝑎
𝑅𝑎 = 2×𝜋×𝐿
𝐵
× 𝑙𝑛 [( 𝐷𝑎
) − 1] (2) Berdasarkan hasil perhitungan teknis yang telah
𝑎
dilakukan, maka dapat dianalisa perbandingan
𝑅𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 8 𝑥 𝐿𝑏 hasil perhitungan yang didapatkan. Berikut
𝑅𝐵𝑅 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 𝐿𝑏
𝑥 ln[( 𝑑𝑏
) − 1] (3)
Gambar 5 merupakan grafik perbandingan teknis
𝑅𝑎
variasi peletakan groundbed pada sistem ICCP:
𝑅𝐺𝐵 = 𝑁𝑎
𝑥 𝑓𝑎 + 𝑅𝐵𝑅 (4)

𝐿𝑐 𝑥 𝑅𝑐𝑠
𝑅𝑐 = 𝑁𝑥𝐶
(5)

𝑅𝑝𝑜𝑠 = 𝑅𝑔𝑏 + 𝑅𝑘𝑎𝑏𝑒𝑙−𝑝𝑜𝑠 (6)

3. Tegangan Proteksi
Nilai dari tegangan proteksi yang digunakan
untuk proteksi dengan metode ICCP dapat
digunakan persamaan berikut: Gambar 5. Perbandingan Teknis Variasi Peletakan
Groundbed

213
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Berdasarkan Gambar 5 di atas, dapat dilihat berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
bahwa semakin banyak groundbed yang dipakai menyampaikan terima kasih kepada:
belum tentu tegangan yang diperlukan untuk 1. Kedua orang tua penulis yang memberikan
proteksi akan semakin besar. Tegangan proteksi dukungan lahir maupun batin.
yang dihasilkan diperoleh dari hasil perhitungan 2. Ir. Eko Julianto, M.Sc., MRINA., selaku
arus proteksi serta total tahanan yang didapatkan Direktur Politeknik Perkapalan Negeri
pada rangkaian sistem proteksi katodik. Surabaya.
Dari obyek penelitian yaitu disain sistem proteksi 3. George Endri Kusuma, S.T., M.Sc. Eng.,
katodik ICCP dengan variasi peletakan selaku Ketua Jurusan Teknik Permesinan
groundbed pada salah satu Perusahaan Pupuk Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri
yang diteliti, dapat dianalisa bahwa salah satu Surabaya.
perhitungan yang berpengaruh besar terhadap 4. Raden Dimas Endro Witjonarko, S.T., M.T.,
tegangan proteksi adalah tahanan kabel. Semakin selaku Koordinator Program Studi Teknik
panjang akumulasi kabel yang dihubungkan Perpipaan, Politeknik Perkapalan Negeri
antara positive junction box ke obyek pipa yang Surabaya.
diproteksi, maka akan semakin besar tahanan 5. Bambang Antoko, S.T., M.T., selaku Dosen
yang dihasilkan. Karena tahanan dan tegangan Pembimbing I, atas segala bimbingan ilmu,
berbanding lurus, sehingga apabila tahanan waktu dan kesabaran dalam memberi
semakin besar nilainya, maka tegangan yang pengarahan kepada penulis dalam
dihasilkan juga semakin besar. menyelesaikan penelitian ini.
Berdasarkan hasil perbandingan, sistem proteksi 6. Pekik Mahardhika, S.S.T., M.T., selaku Dosen
yang paling efektif untuk dipakai di salah satu Pembimbing II sekaligus koordinator Tugas
Perusahaan Pupuk yang diteliti adalah dengan Akhir Program Studi D4 Teknik Perpipaan,
menggunakan 2 groundbed tipe 3, yang mana atas segala bimbingan ilmu, waktu dan
memiliki tegangan terkecil sehingga mampu kesabaran dalam memberikan masukan dan
memperkecil arus final yang dikeluarkan oleh TR. pengarahan kepada penulis dalam
Selain itu, hal ini menjadi keunggulan teknis menyelesaikan penelitian ini.
karena dapat mencegah adanya protection failure 7. Civitas akademika Jurusan Teknik
yang disebabkan oleh gangguan eksternal sistem. Permesinan Kapal yang telah memberikan
Suatu sistem dengan adanya lebih dari 1 bimbingan dan pengarahan selama pengerjaan
groundbed juga dapat meminimalisir range penelitian.
proteksi yang terlalu lebar sehingga anoda akan
dapat bekerja lebih optimal. 6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Fontana, M. (1987). Corrosion Engineering.
4. KESIMPULAN Singapore: McGraw-Hill Book Company.
Berdasarkan perhitungan dan analisa pada
hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan [2] NACE RP 0169. (2002). Control of External
sebagai berikut: Corrosion on Underground or Submerged
Metallic Piping Systems. Texas: NACE
1. Variasi peletakan groundbed pada sistem International.
ICCP mempengaruhi hasil tegangan proteksi
yang dikeluarkan, yaitu 3,4398 volt untuk 1 [3] NACE RP 0572. (2001). Design, Installation,
groundbed terpusat; 3,4596 volt untuk 2 Operation, and Maintenance of Impressed
groundbed tipe 1; 3,4546 volt untuk 2 Current Deep Groundbeds. Texas: NACE
groundbed tipe 2; 3,4268 volt untuk 2 International.
groundbed tipe 3; dan 3,5178 volt untuk 3
groundbed tersebar. [4] Baboian, R. (2002). NACE CORROSION
2. Semakin besar nilai akumulasi panjang kabel ENGINEER'S REFERENCE BOOK Third
Edition. Texas: NACE INTERNATIONAL.
positif pada sistem proteksi katodik ICCP,
maka tegangan yang dihasilkan untuk proteksi [5] Kurniawantoro, F., Wismawati, E., & Bisono, F.
semakin besar. (2017). Analisa Pengaruh Variasi Jumlah
3. Sistem ICCP yang paling efektif digunakan Groundbed Terhadap Kebutuhan Tegangan
untuk perusahaan pupuk terkait adalah dengan Proteksi Pada Metode Proteksi Katodik ICCP
menggunakan 2 groundbed tipe 3 karena Untuk Underground Trunkline PGDP. 2nd
memiliki keunggulan teknis yang paling Conference Piping Engineering and It’s
banyak. Application (pp. 610-613). Surabaya: Teknik
Perpipaan - PPNS.
5. UCAPAN TERIMA KASIH [6] Peabody, A. W. (Sam). (2001). PEABODY’S
Penulis menyadari penyusunan penelitian ini CONTROL OF PIPELINE CORROSION
tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan SECOND EDITION. Texas: NACE International
The Corrosion Society.

214
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

[7] Adam, D. N., Prasojo, B., & Mahardhika, P.


(2016). Analisa Perbandingan SACP dan ICCP
sebagai Proteksi Katodik untuk Underground
Trunkline PGDP. 1st Conference on Piping
Engineering and Its Application (pp. 92-97).
Surabaya: PPNS.

215
Proceeding 3rd Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

(HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN)

216

You might also like