You are on page 1of 37

Update Covid 19 Vaccination in Indonesia

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid


DIREKTUR P2 PENYAKIT MENULAR LANGSUNG (P2PML)
JUBIR VAKSIN C 19, KEMENKES
Situasi Covid 19
• 21 JANUARI 2022
KASUS KONFIRMASI 4.280.248 SPESIMEN DIPERIKSA 68.819.737

Harian 2.604 56000 Harian 292.405


7DMA 274.880 300000
7DMA 1.501
(↑ 130,79 %)* (↑ 0,47%)*

28000 7DMA Pos-Rate 0,83% 150000

NAAT Antigen
0
0

1-May
1-Mar

1-Oct
1-Jun

1-Nov
1-Apr

1-Jul
1-Aug

1-Dec
1-Feb

1-Sep
1-Jan

1-Jan
Harian 55.526 236.879
1-Jan

1-Jan
1-Mar

1-May

1-Nov
1-Oct
1-Apr

1-Aug

1-Dec
1-Jul
1-Jun
1-Feb

1-Sep
7DMA 49.024 225.856

KEMATIAN 144.201 RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT

Harian 2 2000
Harian 5.317 100000
7DMA 5 7DMA 4.901
(↓ 9,52%)* (↑ 30,04%)*
1000
CFR 3,37% 50000
BOR 7DMA 7%
Isolasi Intensif
0
0
1-May
1-Mar

1-Oct
1-Nov
1-Jul
1-Jun

1-Aug
1-Apr

1-Dec
1-Feb

1-Sep
1-Jan

1-Jan

Harian 5.077 240

1-May
1-Mar

1-Jul

1-Oct
1-Jun

1-Nov
1-Aug
1-Apr

1-Dec
1-Feb

1-Sep
1-Jan

1-Jan
7DMA 4.667 234

* Keterangan: tren dihitung dengan membandingkan 7DMA seminggu terakhir dengan 7DMA seminggu sebelumnya..
Daily Confirmed Cases

1000
1500
2000
2500
3000

500

0
1-Dec 278
311
3-Dec 245
246
5-Dec 196
130
7-Dec 261
264
9-Dec 220
192
11-Dec 228
163
13-Dec 106
190
15-Dec 205
213
17-Dec 291
232
19-Dec 164
133
21-Dec 216
179
23-Dec 136
204
25-Dec 255
92
27-Dec 120
278
Konfirmasi Harian

29-Dec 194
189
31-Dec 180
274
2-Jan 174
265
4-Jan 299
404
6-Jan 533
518
8-Jan 479
529
10-Jan 454
802
12-Jan 646
793
14-Jan 850
1054
16-Jan 855
772
18-Jan 1362
Kasus Konfirmasi Harian (1 Desember 2021-21 Januari 2022)

1745
20-Jan 2116
2604
JUMLAH KASUS KONFIRMASI OMICRON
15 Desember 2021-21 Januari 2022
Berdasarkan Negara Kedatangan
STATUS TRANSMISI
Arab Saudi 147
Turki 127
USA 101
Malaysia 75
UEA 63
Lokal/Non-PPLN 282 Unknown
Singapura
Qatar
28
28
33

UK 20
Rusia 16
PPLN 831 Spanyol
Hongkong
Australia
15
15
15
Jepang 13
Unknown 48 perancis
Taiwan
Filipina
9
9
10

Kenya 8
India
Total 1161
8
Finlandia 7
Jerman 6
Guinea 6
Pakis tan 5
Ukraina 4
Malawi 4
Korea Selatan
Tren Harian Omicron 1 Jan-21 Jan Chin a
4
4

2022 Berdasarkan Status Vaksinasi Brunei


Rep. K ongo 3
4
Portugal 3
Mauritius 3
Italia 3
Yunani 2
Yaman 2
Oman 2
Mesir 2
200 Malta 2
179 Leban on 2
180 18,2% Kazakhstan 2
Ethiopita 2
160 BELARUS 2
Belanda 2
Thailan d 1
140 6,2% Tanzania 1
120
Suriah 1
3,4% Sri Lanka 1
89 87 91 Selan dia Baru 1
100 83 Rep. Dominika 1
78 74 79
Nigeria 1
80 66
59
72,1% Mozambik 1
Meks iko 1
60 Liberia 1
Kirgiz stan 1
40 Kanada 1
15 11 15 Irlandia 1
20 2 7 Bangladesh 1
0 0 0 0 0 0
Bahrain 1
0
Vak sinasi Lengkap Vak sinasi tapi tidak lengkap 0 50 100 150 200
01/01/2022
02/01/2022
03/01/2022
04/01/2022
05/01/2022
06/01/2022
07/01/2022
08/01/2022
09/01/2022
10/01/2022
11/01/2022
12/01/2022
13/01/2022
14/01/2022
15/01/2022
16/01/2022
17/01/2022
18/01/2022
19/01/2022
20/01/2022
21/01/2022

Belum Vaksinasi Belum tahu status vaksinasi


Sumber : Ditjen P2P per 21 Januari 2022
Perkembangan Omicron
Total Probable Probable Non Positif Non
Tanggal Probable PPLN Positif PPLN
(+) PPLN PPLN
Dec-21 222 202 20 132 4
M1 Jan 710 647 63 162 41
M2 Jan 2012 1730 282 279 115
15-Jan-22 169 102 67 14 1
16-Jan-22 302 302 0 0 0
17-Jan-22 175 157 18 81 3
18-Jan-22 35 0 35 44 10
19-Jan-22 661 629 32 46 99
20-Jan-22 9 0 9 73 4
21-Jan-22 0 0 0 0 0
Di Gauteng, perawatan RS & kematian lebih rendah pada
gelombang Omicron dibandingkan Delta

Jumlah kasus, perawatan RS, dan kematian di Gauteng, dalam proporsi puncak
gelombang Delta (%)

Namun, tren ini perlu


terus dipantau, karena
angka kematian
biasanya terobservasi
belakangan (2-3 minggu
setelah tren kasus)

Sumber Data: South Africa’s National Institute for Communicable Disease & Louis Rossouw 4
Grafik analisa: Financial Times, oleh John Burn-Murdoch
Vaksinasi menunjang T-cell immune response terhadap
varian Omicron
Johnson Johnson Pfizer
&Johnson &Johnson BioNTech Unvaccinated
(1 dose) (2 doses) (2 doses) Ringkasan Studi
• T-cell response yang diperoleh pasca vaksinasi
dapat memberikan perlindungan yang substantial
pada pasien Omicron.

• Meski kemampuan netralisasi antibodi menurun


terhadap varian Omicron, vaksinasi tetap
memberikan imunitas tubuh (sel T) yang dapat
mengenali varian Omicron.

Data interim kasus Omicron pada pasien yang belum divaksinasi dan telah menerima vaksinasi lengkap

Keeton, R. et al. bioRxiv. https://doi.org/10.1101/2021.12.26.21268380 (2021)


10
Efektivitas Vaksin 33% menurunkan infeksi
Omicron
Real-world Pfizer vaccine Waning effectiveness against infection
effectiveness against infection over time

100 100

90 80% 90
Omicron has
80 80 materially reduced
70 70 vaccine
effectiveness
60 60 against new
50 50 infections,
potentially
40 40 compounded by
30 30 waning durability
56%
20 20
37%
10 10 25%

0 0
2 to 4 weeks 1 to 2 months 3 to 4 months
Pre-Omicron Omicron wave post 2nd dose post 2nd dose post 2nd dose

*To be submitted for peer review and publication


Authors have no conflicts of interest direct or in kind
Source: Discovery Health Insights https://discv.co/DiscoveryHealthInsights 25
70% efektifmenurunkanresikonperawatanRS
Real-world Pfizer-BioNTech vaccine
effectiveness against hospital admission

100
93%
90

80 Real world effectiveness of the


Pfizer-BioNTech vaccine
70
against hospital admission has
60 reduced from 93% in the Delta
50 (pre-Omicron) wave to 70% in
the Omicron wave, continuing
40
to provide substantial
30 protection against hospital
20 admission
10

0
Pre-Omicron Omicron wave

* Submitted for peer review and publication with the NEJM


Authors have no conflicts of interest direct or in kind
Source: Discovery Health analysis of Pfizer-BioNTech effectiveness 26
PERKEMBANGAN VAKSINASI NASIONAL
DATA DIAMBIL PUKUL 18.00 WIB

350.000.000

305.927.390
300.000.000

• Kapasitas vaksinasi bisa mencapai


2.540.987 per hari
250.000.000
• Total vaksinasi pada 21 Januari 2022
hingga pukul 18.00 adalah sebanyak
200.000.000
180.236.089 86.54% 970.196 orang

150.000.000
123.373.412 59.24%

100.000.000

Sasaran Vaksinasi
50.000.000
208.265.720
2.315.759
0 Total Vaksinasi
305.927.390
4/7/2021

5/5/2021

6/2/2021

9/8/2021

10/20/2021

11/17/2021

12/15/2021

12/29/2021
1/13/2021

1/27/2021

2/10/2021

2/24/2021

3/10/2021

3/24/2021

4/21/2021

5/19/2021

6/16/2021

6/30/2021

7/14/2021

7/28/2021

8/11/2021

8/25/2021

9/22/2021

10/6/2021

11/3/2021

12/1/2021

1/12/2022
Kumulatif Total Dosis Kumulatif Dosis 1 Kumulatif Dosis 2 Kumulatif Dosis 3
Penularan penyakit infeksi dapat bersifat
endemik maupun epidemik
Transisi dari epidemi Pandemi adalah suatu epidemi yang menyebar luas di level global

menjadi endemi Pola musiman

mensyaratkan anggota
populasi yang memiliki
kekebalan mencapai
Epidemi Endemi Eliminasi
ambang tertentu (herd r>1 r=1 r<1

immunity threshold). Vaksinasi

Kekebalan dapat dicapai


Infeksi Sembuh
melalui infeksi alami
maupun vaksinasi.

Waning immunity,
escape variants
29
Laju penularan dan cakupan vaksinasi yang tinggi dapat
mempercepat tercapainya endemisitas
Cakupan vaksinasi Ž yang diperlukan
untuk mencapai herd immunity
dipengaruhi oleh:
Efektivitas vaksin Œ, dan
Tingkat kekebalan alami yang ada di
populasi .
Semakin tinggi efektivitas vaksin, semakin
tinggi kekebalan alami, semakin rendah
cakupan vaksinasi yang diperlukan untuk
mencapai herd immunity.

30
Gambar: McKinsey and Company (2021)
JENIS & JUMLAH LINIAGE SARS-COV2 DI INDONESIA

SAMPAI DENGAN 19 DESEMBER 2022

ALFA (B.1.1.7 ), BETA (B.1.351, B.1.1351.2, , B.1.351.3), Delta (B.1617.2, AYx) B.1.525 (ETA), B.1617.1 (Kappa), Omicron (BA.1)

Lokasi adalah Lab Pengirim Spesimen,Sumber: Jejaring surveilans genomik Indonesia dilaporkan ke GISAID, 19 Januari 2022 Pukul 18.00,
Infeksi SARS COV2 dapat meningkatkan respon memori
imun

Infeksi dapat menginduksi


respon imun :
• IgG
• Memory B cells
• T cells
• IgA
Respon imun masih terdeteksi
hingga 6 bulan pasca infeksi
Kombinasi respon imun yang
terbentuk Paling tidak ada 4 kombinasi
dominan respon imun yang
terdeteksi pasca infeksi

2
Source: Dan et al, 2021. DOI: 10.1126/science.abf4063
Hybrid immunity membentuk antibodi yang memiliki afinitas
tinggi terhadap RBD dan kemampuan netralisasi yang kuat

Pada individu yang


pernah terinfeksi SARS
COV2 : vaksinasi
Vaccination boosts high-affinity
memperbanyak high-affinity
RBD memory B cells (MBCs) matured MBC dan
menghasilkan antibodi yang
menetralisasi varian

Pada individu naïve (tidak


ada riwayat infeksi) :
vaksinasi menginduksi
kumpulan MBC dan
membentuk antibodi
netralisasi yang rendah

3
Sokal et al, 2021. doi: 10.1016/j.immuni.2021.09.011
Super-immunity dari hybrid antibodi menetralisasi berbagai macam
varian SARS COV2 lebih baik hanya dengan 1 dosis vaksinasi
• Hybrid antibodi
membentuk antibodi
netralisasi yang lebih
tinggi walaupun hanya
mendapat 1 dosis vaksin
mRNA
• Kemampuan netralisasi
hybrid antibody lebih baik
dari naïve antibody 2 dosis
• Naive donor (tidak ada
riwayat infeksi)
membutuhkan 2 dosis
mRNA untuk dapat
memproduksi antibodi
netralisasi

Source: Stamatatos et al, 2021. doi: 10.1126/science.abg9175 4


Hybrid immunity menghasilkan titer IgG lebih
tinggi dan mampu menetralisasi varian SARS
COV2

• Titer antibodi IgG hybrid lebih tinggi daripada naïve, baik Antibodi hybrid mampu menetralisasi varian SARS COV2
dari pasien dengan gejala parah maupun ringan lebih baik dari naïve
• Tidak ada perbedaan signifikan dari antibodi yang
didapatkan oleh hybrid immunity pasien parah dan ringan

5
Sokal et al, 2021. doi: 10.1016/j.immuni.2021.09.011
Hybrid immunity membentuk lebih banyak
memory B sel, namun tidak ada perbedaan pada
respon sel T

ns = not significant

Source: Stamatatos et al, 2021. doi: 10.1126/science.abg9175 6


Perbedaan kemampuan respon pada hybrid dan naïve
immunity

Hybrid Naïve

netralisasi varian mampu menetralisasi varian lebih netralisasi lemah terhadap beberapa
luas, termasuk escape mutant varian

titer antibodi tinggi relatif rendah

durasi pembentukan antibodi terjadi pembentukan antibodi berhenti


hingga lebih dari 1 tahun setelah beberapa minggu

epitop target daerah epitop yang lebih target daerah epitop tertentu, sesuai
beragam dengan desain vaksin

memory B cells maturasi MBC lebih tinggi maturasi MBC lebih rendah
(MBC)
Mutasi bagian VH dari antibodi lebih
tinggi pada infeksi alami, sehingga
antibodi yang dihasilkan mampu
mengenali antigen yang lebih beragam 7
Individu yang pernah terinfeksi SARS
COV2 sebelum divaksinasi memiliki
potensi membentuk super-immunity
Mampu menetralisasi varian SARS COV2 dan escape mutants
• Terekspos antigen yang lebih beragam, tidak hanya protein spike
• Membentuk level antibodi lebih tinggi dan stabil
• Maturasi/pematangan sel B lebih optimal
Kesimpulan • Diferensiasi sel B lebih tinggi
• Menginduksi tidak hanya respon imun humoral, namun juga selular

Limitasi
Penelitian dilakukan hanya pada kelompok yang menerima vaksin mRNA
Vaksin mRNA menggunakan antigen spesifik hanya protein spike atau RBD dari
SARS COV2

8
SEROPREVALENS & KEMATIAN
CSDR dan CFR
Persent

1,4

Prevalensi (adjusted) 14,8% (Maret 2020-Feb 2021)


CSDR=0,36% dan CFR=1,4%
0,36

CSDR CFR
Sero survey di DKI Jakarta
Prelimininary Result

26
Proteksi dari vaksin COVID-19 memiliki dua mekanisme
Efektivitas vaksin bergantung pada imunitas dengan antibodi (humoral) dan sel (selular)
• Antibodi SARS-CoV-2 terbukti menurun setelah Meski demikian, tubuh juga membentuk imunitas selular (terutama sel B memori)
6 bulan pasca vaksinasi lengkap. yang bertahan lama dan akan membentuk antibodi baru saat ada paparan lagi
• Bahkan, kadar antibodi neutralisasi menurun terhadap virus.
lebih cepat pada kelompok lansia, dibandingkan
populasi umum.

Sumber: Dorisa-Rose, N, et al. 2021, NEJM Cohen, KW, et al. 2021, Cell 25
Vaksinasi booster homologus

Vaksinasi booster homologus


pada vaksin Sinovac,
AstraZeneca, dan Pfizer
tampak semua kadar antibodi
meningkat

Peningkatan kadar antibodi


membuktikan ketiga vaksin
mempunyai sel memori yang baik

WHOStrategy Advisory Group of Expert (SAGE) meeting , July 2021


Perbandingan imunogenesitas booster pasca vaksin primer AZ dan Pfizer
Berdasarkan studi booster 7 jenis vaksin di Inggris terhadap 2.878 sampel

Ringkasan studi dan progres

Seluruh platform vaksin terbukti efektif sebagai


booster meningkatkan antibodi netralisir dan respon
seluler

Jenis dan platform booster Janssen: Adenovirus vector Valneva: Inactivated virus
Kontrol: Vaksin Meningokokal Moderna: mRNA
Sumber: Munro, APS, et al. The Lancet, Desember 2021. Novavax: Protein subunit
34
AZ: Adenovirus vector
CVnCoV: mRNA Pfizer: mRNA
Efektivitas vaksin 2 dosis Astrazeneca dan Pfizer menurun terhadap Omicron, namunbooster
dapat meningkatkan kembali efektivitas vaksin meskipun tidak setinggi pada varian Delta
Pemberian booster cenderung meningkatkan efektivitas vaksin

2 dosis AZ dan 1 dosis booster Pfizer 2 dosis Pfizer dan 1 dosis booster Pfizer

booster booster

Catatan:
Pengamatan awal 2 dosis AZ berdasarkan jumlah sampel yang kecil dan relative lebih menggambarkan populasi lanjut usia dan populasi komorbid dibandingkan kelompok yang menerima
Pfizer. Hal tersebut dapat menjadi penyebab nilai estimasi negatif.Interpretasi terhadap data preliminary ini harus dilakukan secarahati-hati

Sumber: Technical Briefing UKHSA No.31 10 December 2021 31


Evidence pemberian vaksin lanjutan (booster)

Efektivitas Booster Homolog


§ virus based: GMR 9,1 a ; GMR 21 b (Full Dose)
§ vector based: GMR 2,1 c ; GMR 3,25 d (Full Dose)
§ mRNA: Pfizer: GMR 8,11 d (Full Dose), GMR 6,78 d (Half Dose); Moderna GMR 16,7 e (Half Dose)

Efektivitas Booster Heterolog


§ primer virus, booster vector: AstraZeneca: GMR 28 a (Full Dose), GMR 18 a (Half Dose)
§ primer virus, booster mRNA: Pfizer: GMR 69,4 a (Full Dose), GMR 80,7 a (Half Dose); Moderna: GMR 9,3 f (Full Dose)
§ primer vector, booster mRNA: Pfizer: GMR 24,5 d (Full Dose), GMR 16,8 d (Half Dose); Moderna GMR 32,3 d (Full Dose)
§ primer mRNA, booster mRNA: GMR 11,49 d (Pfizer-Pfizer-Mod)

Efektivitas Full Dose & Half Dose


§ primer virus, booster mRNA: Pfizer: GMR 69,4 a (Full Dose) & GMR 80 a (Half Dose)
§ primer vector, booster mRNA: Pfizer: GMR 24,5 d (Full Dose) & GMR 16,8 d (Half Dose)

Approval dosis penggunaan Moderna sebagai booster adalah Half-Dose e, h, i

Approval dosis penggunaan Pfizer sebagai booster adalah Full-Dose h, i namun hasil penggunaan Half-Dose Pfizer sebagai
booster menunjukkan hasil yang baik a, d

a. Interim Report Uji Klinik Booster oleh Konsorsium (Litbangkes Kemenkes, Unpad, UI) f. Penelitian UI – Eikjman - Oxford
b. Trial Sinovac g. Penelitian di Canada, Chile, dan Spanyol
c. Trial AstraZeneca h. Approval WHO
d. Uji Klinik di United Kingdom (COV-BOOST) i. Approval CDC
e. Uji Klinik Fase 3 Coronavirus Efficacy (COVE) trial di Cambridge, MA
28
Pemberian booster dianjurkan ≥ 6 bulan
setelah vaksinasi lengkap

Pemberian booster ≥ 6 bulan setelah


120000

vaksinasi lengkap berdasarkan:


100000
§ rekomendasi WHO & CDC
80000
§ interim report studi efektivitas vaksin
IgG Titer (U/ml)

60000
homolog dan heterolog booster Litbangkes
Kemenkes dengan hasil sebagai berikut: jarak
40000
29.740 waktu pemberian dosis ke-2 (vaksinasi lengkap)
20000
18.560
dan ke- 3 selama ≥ 6 bulan dengan vaksin
Moderna menunjukkan hasil titer total
0

bulan
antibodi (IgG, IgM) yang lebih tinggi
<6bulan > = 6bulan
vaksin N 22 Moderna N 74

Individual standard deviations are used to calculate the intervals.

Sumber: WHO, CDC, interim report studi efektivitas vaksin Litbangkes Kemkes 29
Prof Dr Kusnandi Rusmil dr Sp.A(K)., MM., KF UNPAD-RSHS Bandung

Kadar antibodi (imunoglobulin G dan antibodi neutralisasi)


menurun pada 6 bulan setelah pemberian vaksin Sinovac 2x

Pemeriksaan Sebelum Pasca vaksinasi Sinovac 2x


antibodi vaksina
si
14 hari 3 bulan 6 bulan
Seropositif IgG - 99.75% 99.23% 84.87%
GMTIgG 220.27 5181.19 1605.90 670.12
Seropositif NAb - 99.72% 83.85% 44.10%
Seroconvert 2.0 15.76 7.12 5.08
ion rate NAb
§ Vaksinasi dosis booster dimulai tanggal 12 Januari
2022.
§ Kelompok penerima vaksin adalah:
1. Dewasa ≥ 18 tahun,
2. Sudah menerima dosis kedua/lengkap minimal
6 bulan sebelumnya

Dosis booster bagi lansia dapat dimulai di seluruh


kab/kota, sedangkan bagi non lansia di
kabupaten/kota yang sudah mencapai 70% dosis 1
total dan 60% dosis 1 lansia

35
Kombinasi Saat Ini
1. Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan:
Ø Vaksin Astra Zeneca, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
Ø Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
2. Untuk sasaran dengan dosis primer Astra Zeneca maka
diberikan:
Ø Vaksin Modema , separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
Ø Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
3. Bila ada regimen dosis lanjutan yang baru untuk Vaksinasi
Program akan disampaikan kemudian.
Terimakasih

You might also like