Professional Documents
Culture Documents
NAAT Antigen
0
0
1-May
1-Mar
1-Oct
1-Jun
1-Nov
1-Apr
1-Jul
1-Aug
1-Dec
1-Feb
1-Sep
1-Jan
1-Jan
Harian 55.526 236.879
1-Jan
1-Jan
1-Mar
1-May
1-Nov
1-Oct
1-Apr
1-Aug
1-Dec
1-Jul
1-Jun
1-Feb
1-Sep
7DMA 49.024 225.856
Harian 2 2000
Harian 5.317 100000
7DMA 5 7DMA 4.901
(↓ 9,52%)* (↑ 30,04%)*
1000
CFR 3,37% 50000
BOR 7DMA 7%
Isolasi Intensif
0
0
1-May
1-Mar
1-Oct
1-Nov
1-Jul
1-Jun
1-Aug
1-Apr
1-Dec
1-Feb
1-Sep
1-Jan
1-Jan
1-May
1-Mar
1-Jul
1-Oct
1-Jun
1-Nov
1-Aug
1-Apr
1-Dec
1-Feb
1-Sep
1-Jan
1-Jan
7DMA 4.667 234
* Keterangan: tren dihitung dengan membandingkan 7DMA seminggu terakhir dengan 7DMA seminggu sebelumnya..
Daily Confirmed Cases
1000
1500
2000
2500
3000
500
0
1-Dec 278
311
3-Dec 245
246
5-Dec 196
130
7-Dec 261
264
9-Dec 220
192
11-Dec 228
163
13-Dec 106
190
15-Dec 205
213
17-Dec 291
232
19-Dec 164
133
21-Dec 216
179
23-Dec 136
204
25-Dec 255
92
27-Dec 120
278
Konfirmasi Harian
29-Dec 194
189
31-Dec 180
274
2-Jan 174
265
4-Jan 299
404
6-Jan 533
518
8-Jan 479
529
10-Jan 454
802
12-Jan 646
793
14-Jan 850
1054
16-Jan 855
772
18-Jan 1362
Kasus Konfirmasi Harian (1 Desember 2021-21 Januari 2022)
1745
20-Jan 2116
2604
JUMLAH KASUS KONFIRMASI OMICRON
15 Desember 2021-21 Januari 2022
Berdasarkan Negara Kedatangan
STATUS TRANSMISI
Arab Saudi 147
Turki 127
USA 101
Malaysia 75
UEA 63
Lokal/Non-PPLN 282 Unknown
Singapura
Qatar
28
28
33
UK 20
Rusia 16
PPLN 831 Spanyol
Hongkong
Australia
15
15
15
Jepang 13
Unknown 48 perancis
Taiwan
Filipina
9
9
10
Kenya 8
India
Total 1161
8
Finlandia 7
Jerman 6
Guinea 6
Pakis tan 5
Ukraina 4
Malawi 4
Korea Selatan
Tren Harian Omicron 1 Jan-21 Jan Chin a
4
4
Jumlah kasus, perawatan RS, dan kematian di Gauteng, dalam proporsi puncak
gelombang Delta (%)
Sumber Data: South Africa’s National Institute for Communicable Disease & Louis Rossouw 4
Grafik analisa: Financial Times, oleh John Burn-Murdoch
Vaksinasi menunjang T-cell immune response terhadap
varian Omicron
Johnson Johnson Pfizer
&Johnson &Johnson BioNTech Unvaccinated
(1 dose) (2 doses) (2 doses) Ringkasan Studi
• T-cell response yang diperoleh pasca vaksinasi
dapat memberikan perlindungan yang substantial
pada pasien Omicron.
Data interim kasus Omicron pada pasien yang belum divaksinasi dan telah menerima vaksinasi lengkap
100 100
90 80% 90
Omicron has
80 80 materially reduced
70 70 vaccine
effectiveness
60 60 against new
50 50 infections,
potentially
40 40 compounded by
30 30 waning durability
56%
20 20
37%
10 10 25%
0 0
2 to 4 weeks 1 to 2 months 3 to 4 months
Pre-Omicron Omicron wave post 2nd dose post 2nd dose post 2nd dose
100
93%
90
0
Pre-Omicron Omicron wave
350.000.000
305.927.390
300.000.000
150.000.000
123.373.412 59.24%
100.000.000
Sasaran Vaksinasi
50.000.000
208.265.720
2.315.759
0 Total Vaksinasi
305.927.390
4/7/2021
5/5/2021
6/2/2021
9/8/2021
10/20/2021
11/17/2021
12/15/2021
12/29/2021
1/13/2021
1/27/2021
2/10/2021
2/24/2021
3/10/2021
3/24/2021
4/21/2021
5/19/2021
6/16/2021
6/30/2021
7/14/2021
7/28/2021
8/11/2021
8/25/2021
9/22/2021
10/6/2021
11/3/2021
12/1/2021
1/12/2022
Kumulatif Total Dosis Kumulatif Dosis 1 Kumulatif Dosis 2 Kumulatif Dosis 3
Penularan penyakit infeksi dapat bersifat
endemik maupun epidemik
Transisi dari epidemi Pandemi adalah suatu epidemi yang menyebar luas di level global
mensyaratkan anggota
populasi yang memiliki
kekebalan mencapai
Epidemi Endemi Eliminasi
ambang tertentu (herd r>1 r=1 r<1
Waning immunity,
escape variants
29
Laju penularan dan cakupan vaksinasi yang tinggi dapat
mempercepat tercapainya endemisitas
Cakupan vaksinasi yang diperlukan
untuk mencapai herd immunity
dipengaruhi oleh:
Efektivitas vaksin , dan
Tingkat kekebalan alami yang ada di
populasi .
Semakin tinggi efektivitas vaksin, semakin
tinggi kekebalan alami, semakin rendah
cakupan vaksinasi yang diperlukan untuk
mencapai herd immunity.
30
Gambar: McKinsey and Company (2021)
JENIS & JUMLAH LINIAGE SARS-COV2 DI INDONESIA
•
SAMPAI DENGAN 19 DESEMBER 2022
ALFA (B.1.1.7 ), BETA (B.1.351, B.1.1351.2, , B.1.351.3), Delta (B.1617.2, AYx) B.1.525 (ETA), B.1617.1 (Kappa), Omicron (BA.1)
Lokasi adalah Lab Pengirim Spesimen,Sumber: Jejaring surveilans genomik Indonesia dilaporkan ke GISAID, 19 Januari 2022 Pukul 18.00,
Infeksi SARS COV2 dapat meningkatkan respon memori
imun
2
Source: Dan et al, 2021. DOI: 10.1126/science.abf4063
Hybrid immunity membentuk antibodi yang memiliki afinitas
tinggi terhadap RBD dan kemampuan netralisasi yang kuat
3
Sokal et al, 2021. doi: 10.1016/j.immuni.2021.09.011
Super-immunity dari hybrid antibodi menetralisasi berbagai macam
varian SARS COV2 lebih baik hanya dengan 1 dosis vaksinasi
• Hybrid antibodi
membentuk antibodi
netralisasi yang lebih
tinggi walaupun hanya
mendapat 1 dosis vaksin
mRNA
• Kemampuan netralisasi
hybrid antibody lebih baik
dari naïve antibody 2 dosis
• Naive donor (tidak ada
riwayat infeksi)
membutuhkan 2 dosis
mRNA untuk dapat
memproduksi antibodi
netralisasi
• Titer antibodi IgG hybrid lebih tinggi daripada naïve, baik Antibodi hybrid mampu menetralisasi varian SARS COV2
dari pasien dengan gejala parah maupun ringan lebih baik dari naïve
• Tidak ada perbedaan signifikan dari antibodi yang
didapatkan oleh hybrid immunity pasien parah dan ringan
5
Sokal et al, 2021. doi: 10.1016/j.immuni.2021.09.011
Hybrid immunity membentuk lebih banyak
memory B sel, namun tidak ada perbedaan pada
respon sel T
ns = not significant
Hybrid Naïve
netralisasi varian mampu menetralisasi varian lebih netralisasi lemah terhadap beberapa
luas, termasuk escape mutant varian
epitop target daerah epitop yang lebih target daerah epitop tertentu, sesuai
beragam dengan desain vaksin
memory B cells maturasi MBC lebih tinggi maturasi MBC lebih rendah
(MBC)
Mutasi bagian VH dari antibodi lebih
tinggi pada infeksi alami, sehingga
antibodi yang dihasilkan mampu
mengenali antigen yang lebih beragam 7
Individu yang pernah terinfeksi SARS
COV2 sebelum divaksinasi memiliki
potensi membentuk super-immunity
Mampu menetralisasi varian SARS COV2 dan escape mutants
• Terekspos antigen yang lebih beragam, tidak hanya protein spike
• Membentuk level antibodi lebih tinggi dan stabil
• Maturasi/pematangan sel B lebih optimal
Kesimpulan • Diferensiasi sel B lebih tinggi
• Menginduksi tidak hanya respon imun humoral, namun juga selular
Limitasi
Penelitian dilakukan hanya pada kelompok yang menerima vaksin mRNA
Vaksin mRNA menggunakan antigen spesifik hanya protein spike atau RBD dari
SARS COV2
8
SEROPREVALENS & KEMATIAN
CSDR dan CFR
Persent
1,4
CSDR CFR
Sero survey di DKI Jakarta
Prelimininary Result
26
Proteksi dari vaksin COVID-19 memiliki dua mekanisme
Efektivitas vaksin bergantung pada imunitas dengan antibodi (humoral) dan sel (selular)
• Antibodi SARS-CoV-2 terbukti menurun setelah Meski demikian, tubuh juga membentuk imunitas selular (terutama sel B memori)
6 bulan pasca vaksinasi lengkap. yang bertahan lama dan akan membentuk antibodi baru saat ada paparan lagi
• Bahkan, kadar antibodi neutralisasi menurun terhadap virus.
lebih cepat pada kelompok lansia, dibandingkan
populasi umum.
Sumber: Dorisa-Rose, N, et al. 2021, NEJM Cohen, KW, et al. 2021, Cell 25
Vaksinasi booster homologus
Jenis dan platform booster Janssen: Adenovirus vector Valneva: Inactivated virus
Kontrol: Vaksin Meningokokal Moderna: mRNA
Sumber: Munro, APS, et al. The Lancet, Desember 2021. Novavax: Protein subunit
34
AZ: Adenovirus vector
CVnCoV: mRNA Pfizer: mRNA
Efektivitas vaksin 2 dosis Astrazeneca dan Pfizer menurun terhadap Omicron, namunbooster
dapat meningkatkan kembali efektivitas vaksin meskipun tidak setinggi pada varian Delta
Pemberian booster cenderung meningkatkan efektivitas vaksin
2 dosis AZ dan 1 dosis booster Pfizer 2 dosis Pfizer dan 1 dosis booster Pfizer
booster booster
Catatan:
Pengamatan awal 2 dosis AZ berdasarkan jumlah sampel yang kecil dan relative lebih menggambarkan populasi lanjut usia dan populasi komorbid dibandingkan kelompok yang menerima
Pfizer. Hal tersebut dapat menjadi penyebab nilai estimasi negatif.Interpretasi terhadap data preliminary ini harus dilakukan secarahati-hati
Approval dosis penggunaan Pfizer sebagai booster adalah Full-Dose h, i namun hasil penggunaan Half-Dose Pfizer sebagai
booster menunjukkan hasil yang baik a, d
a. Interim Report Uji Klinik Booster oleh Konsorsium (Litbangkes Kemenkes, Unpad, UI) f. Penelitian UI – Eikjman - Oxford
b. Trial Sinovac g. Penelitian di Canada, Chile, dan Spanyol
c. Trial AstraZeneca h. Approval WHO
d. Uji Klinik di United Kingdom (COV-BOOST) i. Approval CDC
e. Uji Klinik Fase 3 Coronavirus Efficacy (COVE) trial di Cambridge, MA
28
Pemberian booster dianjurkan ≥ 6 bulan
setelah vaksinasi lengkap
60000
homolog dan heterolog booster Litbangkes
Kemenkes dengan hasil sebagai berikut: jarak
40000
29.740 waktu pemberian dosis ke-2 (vaksinasi lengkap)
20000
18.560
dan ke- 3 selama ≥ 6 bulan dengan vaksin
Moderna menunjukkan hasil titer total
0
bulan
antibodi (IgG, IgM) yang lebih tinggi
<6bulan > = 6bulan
vaksin N 22 Moderna N 74
Sumber: WHO, CDC, interim report studi efektivitas vaksin Litbangkes Kemkes 29
Prof Dr Kusnandi Rusmil dr Sp.A(K)., MM., KF UNPAD-RSHS Bandung
35
Kombinasi Saat Ini
1. Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan:
Ø Vaksin Astra Zeneca, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
Ø Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
2. Untuk sasaran dengan dosis primer Astra Zeneca maka
diberikan:
Ø Vaksin Modema , separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml.
Ø Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml.
3. Bila ada regimen dosis lanjutan yang baru untuk Vaksinasi
Program akan disampaikan kemudian.
Terimakasih