Professional Documents
Culture Documents
id/JVN
Abstract
Riwayat Artikel: Snakewood’s active compounds have known to be potential as
Diterima: anti-plasmodium by the in-vitro study. However, the inhibition
24 Januari 2019 activity mechanism of snakewood active compounds against
Direvisi: Plasmodium is not yet known. In this study, we determined the
27 Januari 2019 activity of snakewood’s active compounds by in-silico approach.
Disetujui: Firstly, We identified the pharmacodynamic properties of
1 Februari 2019 snakewood’s active compounds, which are SA1, SA2, SA3, SA4,
and SA5. Furthermore, drug-likeness and pharmacokinetic:
absorption-distribution-metabolism-excretion (ADME) analyses
Keywords: were also carried out against snakewood’s active compounds to
Drug-likeness, Molecular determine the most potential candidate for anti-Plasmodium
docking, pfLDH, falciparum drug. Molecular docking analyses using Plasmodium
Pharmacokinetic, falciparum lactate dehydrogenase (PfLDH) enzyme against the
Pharmacodynamic, active compounds were undertaken to observe their specific
snakewood’s active compound interactions. The result of molecular docking based on binding
energy and inhibitory constant showed that SA3 (3-
Korespondensi : ethoxyacetophenone (C9H10O2)) active compound is the most
dede.rival.novian@gmail.com potential inhibitor of PfLDH than others. It’s caused by the binding
energy and inhibitory constant of SA3 lower than the other
snakewood’s active compound. Therefore, SA3 can be a potential
candidate for the anti-plasmodium agent.
Vol. 2 No. 1
70
Novian et al. 2019
Vol. 2 No. 1
72
Novian et al. 2019
Studi Literatur
Validasi dengan
program procheck
Vol. 2 No. 1
73
Novian et al. 2019
Vol. 2 No. 1
74
Novian et al. 2019
SA 4 -0.60 1.8 1730.2 69.06 0 0 (warna hijau), SA3 (warna ungu), SA4 (warna merah
9 1 muda), SA5 (warna putih) dan artemisinin (kuning)
yang ditunjukkan pada gambar 2. Sedangkan interaksi
SA5 -0.54 2.7 1189.6 29.46 0 0 residu asam amino dengan senyawa aktif kayu ular
6 3
ditunjukkan oleh gambar 3 dan tabel 4.
SA 2 Jelek 1.5 100 Transelu 61.95 Gambar. 2. Interaksi senyawa aktif dari kayu ular
ler dengan protein. senyawa aktif SA1 (warna biru muda),
SA2 (warna hijau), SA3 (warna ungu), SA4 (warna
SA 3 Baik 1.52 100 Transelu 86.71 merah muda), SA5 (warna putih) dan artemisinin
ler (kuning)
ALA98,
Metode Molecular Docking Senyawa Aktif Kayu Ular ILE54,GLY27,
dengan pfLDH
PHE52, TYR85
Dalam menentukan interaksi senyawa aktif kayu ular,
kami menggunakan analisa molecular docking untuk SA 2 -5,2 1,555 x THR97,GLY29, 1
menentukan interaksi spesifik antar ligan, dalam hal ini 10-4 MET30,
senyawa aktif kayu ular dengan protein target PfLDH. GLY32, ILE31
Berdasarkan hasil docking diperoleh visualisasi interaksi
antara senyawa aktif SA1 (warna biru muda), SA2 SA 3 -5,3 1,314 x ILE119,ALA98, 1
Vol. 2 No. 1
75
Novian et al. 2019
Pembahasan
Preparasi Senyawa Aktif dan Senyawa Obat
Preparasi struktur senyawa aktif dan obat dilakukan
SA1 SA2 untuk menstabilkan struktur 3D yang baru dibuat dengan
program Marvinsketch versi 6. Minimisasi dilakukan
oleh program avogadro 1.2 menggunakan MMFF94
force field. MMFF94 force field baik digunakan untuk
senyawa organik [25]. Struktur yang stabil akan
meminimalkan energi yang terlibat dalam pengujian
farmakokinetik dan farmakodinamik, di mana senyawa
artemisinin digunakan se-bagai senyawa pembanding.
Vol. 2 No. 1
76
Novian et al. 2019
kelarutan paling rendah. Kelima senyawa tersebut ikat menunjukkan bahwa senyawa SA2 dan SA3
memiliki nilai TPSA yang sudah baik karena memiliki memiliki kemampuan inhibisi paling tinggi
nilai TPSA sesuai standar yaitu kurang dari 150 [28]. dibandingkan dengan SA1 dan SA4, namun masih lebih
Berdasarkan hasil analisa drug-likeness, dapat rendah dibandingkan dengan obat antimalaria komersil
dinyatakan bahwa kelima molekul sudah memenuhi Artemisinin (Tabel 4). Berdarakan data tabel 3, SA2
semua kriteria Lima aturan Lipinski [27,29] dimana memiliki avaibilitas yang jelek, sehingga hanya snyawa
tidak ditemukan penyimpangan sifat drug-likeness pada SA3 yang dapat dijadikan sebagai kandidat agen anti-
kelima senyawa tersebut. plasmodium. Penelitian ini membutuhkan tahap uji
Pada analisa lebih lanjut, analisis farmakokinetik lanjut in vitro maupun in vivo sebagai langkah validasi
ditentukan melalui sifat adsorbsi, distribusi, aktivitas senyawa SA3 dalam sel hidup.
metabolisme, dan ekskresi (ADME). kandidat obat
dalam tubuh manusia sangat penting dilakukan [30]. SIMPULAN
Senyawa SA1 memiliki fraksi terikat pada protein dalam Senyawa Aktif kayu ular telah berhasil diuji secara in
plasma darah paling kecil dibandingkan dengan keempat silico, dan senyawa SA3 memiliki sifat drug-likeness
senyawa lain. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian dan sifat ADME yang baik sebagai kandidat agen anti-
besar fraksi senyawa SA1 tidak terikat dalam protein plasmodium. Aktivitas spesifik SA3 menunjukkan
plasma darah sehingga akan terbawa ke dalam sistem aktivitas inhibisi terhadap protein target PfLDH, dengan
metabolisme tubuh sampai tahap eksresi, maka tingkat Energi ikat = -5,3 kkal/mol. Dengan demikian, senyawa
obat terakumulasi dalam tubuh menjadi lebih kecil SA3 memiliki aktivitas inhibisi parasit malaria yang
dibandingkan dengan keempat senyawa lainnya, namun mendekati daripada obat Artemisinin, sehingga dapat
SA1 memiliki bioavailabilitas yang buruk sehingga tidak dijadikan obat anti-plasmodium dengan beberapa
bisa digunakan sebagai obat. modifikasi agar dapat memiliki aktivitas inhibisi yang
Sementara itu senyawa SA3 memiliki fraksi ikat sama atau lebih baik dari obat artemisinin.
protein paling kecil setelah SA5 dan memiliki
bioavailabilitas yang baik. Dengan demikian, SA3 DAFTAR PUSTAKA
dinilai memiliki sifat ADME yang paling baik, karena [1] Elyzaar IRF, Hay SI, Baird JK. 2011. Malaria
memiliki tingkat resiko toksisitas paling rendah dalam distribution, prevalence, drug resistance and control
tubuh. in Indonesia. AdvParasitol. 74: 41–175.
[2] Gogtay NJ, Kshirsagar NA, Vaidya AB. 2006.
Metode Molecular Docking Senyawa Aktif Kayu Ular Current challenges in drug-resistant malaria. J Post-
dengan pfLDH grad Med. 52:241–242.
Interaksi senyawa aktif kayu ular dan artemisinin [3] Kshirsagar NA. 2006. Malaria: Antimalarial
dengan residu asam amino tertentu pfLDH distabilkan resistance and policy ramifications and challenges. J
oleh suatu ikatan hidrogen. Pada interaksi SA1 dengan Postgrad Med. 52:291–293.
protein pfLDH Ikatan hidrogen terbentuk antara gugus [4] Krettli AU, Adebayo JO, Krettli LG. 2009. Testing
amina dari rantai samping asam amino TYR-85 dengan of natural products and synthetic molecules aim-ing
molekul hidrogen dari SA1. ikatan hidrogen SA2 at new antimalarials. Curr Drug Targets. 10:261–270.
terbentuk dari Ikatan antara gugus amina dari rantai [5] Foley M, Tilley L 1998. Quinoline antimalarials:
samping asam amino GLY-32 dengan molekul hidrogen mechanisms of action and resistance and prospects
dari Sa2. Ikatan hidrogen SA3 terbentuk antara gugus for new agents. Pharmacol Ther. 79:55–87.
amina dari rantai samping asam amino tyrosin-85 [6] Egan T, Ncokazi K. 2005. Quinoline antimalarials
dengan molekul hidrogen dari SA3. Ikatan hidrogen SA4 decrease the rate of beta-hematin formation. J In-org
terbentuk antara gugus amina dari rantai samping asam Biochem. 99:1532–1539.
amino ALA-236 dan ARG-171 dengan molekul [7] Read J, Wilkinson K, Tranter R, Sessions R, Brady
hidrogen dari SA4. Dan ikatan hidrogen SA5 terbentuk R. 1999. Chloroquine binds in the cofactor bind-ing
antara gugus amina dari rantai samping asam amino site of Plasmodium falciparum lactate
ALA-98 dengan ILE54. dehydrogenase. J Biol Chem. 274:10213–10218.
Senyawa obat artemisinin hanya mengalami interaksi [8] Ncokazi KK, Egan TJ. 2005. A colorimetric high-
hidrofobik dan Van der Waals dengan residu asam throughput beta-hematin inhibition screening as-say
amino spesifik dari pfLDH (Gambar 5). Berdasarkan
hasil interaksi docking, dimana hasil dari nilai energi
Vol. 2 No. 1
77
Novian et al. 2019
for use in the search for antimalarial compounds. [21] Molsoft LLC, version 2019. Drug-Likeness and
Anal Biochem. 338:306–319. molecular property prediction. Molsoft L.L.C. 11199
[9] Menting J, Tilley L, Deady L, Ng K, Simpson R et al. Sorrento Valley Road, S209 San Diego CA 92121.
1997. The antimalarial drug, chloroquine, in-teracts www.molsoft.com.
with lactate dehydrogenase from Plasmodium [22] ACD/Structure Elucidator, version 2018.1. 2019.
falciparum. Mol Biochem Parasitol. 88:215–224. Advanced Chemistry Development, Inc., Toronto,
[10] Balaban AT. 1982. Highly discriminating distance- ON, Canada, www.acdlabs.com.
based topological Index. Chem Phys Lett. 89:399- [23] Tanchuk VY, Tanin VO, Vovk AI, Poda G. 2015.
404. A New Scoring Function for Molecular docking
[11] Kaushik D. Paliwal D, Kumar A. 2015. 2D QSAR Based on AutoDock and AutoDock Vina. Curr Drug
and Molecular docking studies of chloroquine- Discov Technol.
thiazolidinone derivatives as potential pfLDH [24] kim S, et al. 2016. Pubchem Subtance and
inhibitors of Plasmodium falciparum. International Compund databae. Nucleic Acid Res. 4;44 (D1):
Journal of Pharmacology and Pharmaceutical D1202-13.
Sciences. 2(5): 42-53 [25] Marcus D Hanwell, Donald E Curtis, David C
[12] Hughes JP, Rees S, Kalindjian SB, Philpott, KL. Lonie, Tim Vandermeersch, Eva Zurek and Geoffrey
2011. Principles of early drug discovery. Br. J. R Hutchison. 2012. “Avogadro: An advanced
Pharmacol. 162:1239–1249. semantic chemical editor, visualization, and analysis
[13] Lipinski CA, Lombardo F, Dominy BW, Feeney PJ. plat-form” Journal of Cheminformatics 2012, 4:17.
2012. Experimental and computational ap-proaches [26] Negus ST and Banks ML. 2018. Pharmacokinetic –
to estimate solubility and permeability in drug pharmacodinamic (PKDA) Analysis with Drug
discovery and development settings. Adv. Drug Dicrimination. Curr Top Behav Neurosci. 39: 245-
Deliv. Rev. 64: 4–17. 259
[14]Berman HM, Westbrook J, Feng Z, Gilliland G, [27] C.A. Lipinski. 2004. Lead- and drug-like
Bhat TN, Weissig H, Shindyalov IN, Bourne PE. compounds: the rule-of-five revolution. Drug
2000. The protein data bank. Nucleic Acids Res. 28: Discovery Today: Technologies 1: 337–341.(2004)
235-242. [28] S. Shityakov, W. Neuhaus, T. Dandekar, C. Förster.
[15] Ferreira LG, dos Santos RN, Oliva G, Andricopulo 2013. Analysing molecular polar surface descriptors
AD. 2015. Molecular docking and Structure-Based to predict blood-brain barrier permeation. Int. J.
Drug Design Strategies. Molecules. 20: 13384-13421. Comput. Biol. Drug Des. 6: 146-156.
[16] Singh IV dan Mishra S. 2018. Molecular docking [29] C.A. Lipinski, F. Lombardo, B.W. Dominy, P.J.
Analysis of Pyrimethamine Derivatives with Feeney. 2001. Experimental and computational ap-
Plasmodium falciparum Dihydrofolate Reductase. proaches to estimate solubility and permeability in
J.Bioinformation. 14(5): 232-235. drug discovery and development settings. Adv. Drug
[17] Fatmawaty, Hanafi M, Rosmalena, Prasasty VD. Deliv. Rev. 46: 3–26.
2015. Skrining in silico potensi senyawa allicin dari [30] G. Borbely G, M. Huszar, A.Varga, K. Futosi, A.
allium sativum sebagai antiplasmodium. JKTI. Mocsai. 2012. Optimization of important early
17(2): 175-184. ADME(T) parameters of NADPH oxidase-4 inhibitor
[18] Read JA, Wilkinson KW, Tranter R, Sessions RB, molecules. Med Chem. 8: 174-181.
Brady RL. 1999. Chloroquine binds in the cofac-tor
binding site of plasmodium falciparum lactate
dehydrogenase. J Biol Chem. 274(15):10213-8.
[19]Syafii W, Sari RK, Cahyaningsih U, Anisah LN.
2016. Aktivitas Antimalaria Ekstrak Kayu Bidara
Laut. J. Ilmu Teknol. Kayu Tropis. 14:1-10.
[20] Sadono A. 2011. Aktivitas Antioksidan dan
Analisis Komposisi Senyawa Fenolik dari Pohon Bi-
dara Laut (Strychnos ligustrina). Departemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Vol. 2 No. 1
78