You are on page 1of 15

Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link Recruit researchers Join for free Login

Article PDF Available

Evaluasi Kinerja Alat Ukur Tinggi Muka Air Otomatik Menggunakan Kalibrator Di Laboratorium

March 2019 · Jurnal Teknik Hidraulik 9(2)


DOI:10.32679/jth.v9i2.585
Authors:

Isnan Akrom
Hany Agustiani
public works indonesia

Citations (1) References (14) Figures (1)

Abstract and Figures

Water Resources Infrastructure Development requires careful planning, one of which


requires hydrological analysis. The accuracy of hydrological data is influenced by the Discover the world's
research
method, operator/observer, and the performance of the measuring instrument. Until now,
Water Resources Management Agencies in Indonesia conducted observations of 20+ million
discharges in rivers or channels indirectly, by observing WL (Water Level) in the WL members
Gauging Station. WL values can be read directly and manually or using an Automatic WL
Meter Tool (AUTO) which has been found in many types. Whatever the type, it is 135+ million
necessary to evaluate its performance, one of which is through calibration trials in the publications
laboratory. This paper presents an evaluation of several types of AUTO (AWLR, AWLL 700k+ research
Join for free
Buoyance, and AWLL Pressure) using a Calibrator in the Laboratory. With calibration can projects
be compared the results of WL readings from AUTO with the Standard/Reference Tool
using the Calibrator as the main facility, so that the value of the Measurement Error and
Measurement Uncertainty is obtained. Both parameters are used to determine the
performance of a device because it is related to the level of accuracy and precision. Based
on the results of the test, it was found that both the best level of accuracy and precision in
sequence are AWLR, AWLL Pressure, and AWLL Buoyance.

Gambar 4
Ilustrasi nilai…

Figures - uploaded by Isnan Akrom Author content


Content may be subject to copyright.

Public Full-text 1

Content uploaded by Isnan Akrom Author content


Content may be subject to copyright.
Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link
Evaluasi Kinerja Alat Ukur Tinggi Muka Air…….(Isnan F. Akrom dan Hany Ag

EVALUASI KINERJA ALAT UKUR TINGGI MUKA AIR OTOMATIS


MENGGUNAKAN KALIBRATOR DI LABORATORIUM

EVALUATION OF AUTOMATIC WATER LEVEL METER PERFORMAN


USING CALIBRATOR AT LABORATORY
Isnan Fauzan Akrom1) Hany Agustiani1)
1)
Pusat Litbang Sumber Daya Air
Jl. Ir H. Juanda No. 193 , Bandung, Indonesia
E-Mail: isnanakrom@gmail.com

ABSTRAK
Pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) membutuhkan perencanaan yang matang
satunya memerlukan analisis hidrologi. Akurasi data hidrologi dipengaruhi oleh
operator/pengamat, serta kinerja alat ukur yang digunakan. Sampai saat ini, instansi pengelola SD
ada di Indonesia melakukan pengamatan debit di sungai atau saluran tidak secara langsung, tetapi
cara pengamatan Tinggi Muka Air (TMA) pada Pos Duga Air. Nilai TMA dapat dibaca langsung
manual atau menggunakan alat ukur TMA otomatis (AUTO) yang sudah banyak dijumpai dengan b
tipe. Namun apapun tipenya, perlu dilakukan evaluasi kinerjanya, salah satunya melalui proses kal
laboratorium. Tulisan ini menyajikan evaluasi beberapa jenis AUTO (AWLR, AWLL pelampung, da
tekanan) menggunakan alat kalibrator di Laboratorium. Dengan membandingkan hasil pembaca
dari AUTO dengan alat standar/acuan menggunakan kalibrator, didapatkan nilai kesalahan peng
dan ketidakpastian pengukuran. Berdasarkan hasil ujicoba diketahui bahwa AUTO yang memiliki
akurasi maupun presisi terbaik secara berurutan adalah AWLR, AWLL tekanan, dan AWLL pelampun
Kata Kunci: AWLR, AWLL, Kalibrator, Kesalahan Pengukuran, Ketidakpastian Pengukuran

ABSTRACT
Water resources infrastructure development requires a careful planning, one of which requires hydr
analysis. The accuracy of hydrological data is influenced by the method, operator/observer, a
performance of the measuring instrument. Up date water resources management agencies in Indone
conducted observations of discharges in the rivers or channels, by observing Water Level (WL) at the g
station. WL values can be read directly or by using an automatic WL meter tools (AUTO) which ha
finstalled in many gauging stations. Therefore, it is necessary to evaluate the AUTO performance tha
done through calibration in the laboratory. This paper evaluates the performance of several types o
(AWLR, AWLL buoyance, and AWLL pressure) by comparing themeasurement results w
standard/reference tool i.e, using a calibrator instrument, so that the values of the measurement er
uncertainty were obtained. Both parameters were used to determine the performance of AUTO
because they are related to the level of accuracy and precision. Based on the results, it was found tha
produces the best level of accuracy and precision, followed by AWLL pressure, and AWLL buoyance.
Keywords: AWLR, AWLL, Calibrator, Measurement Error, Measurement Uncertainty.
Jurnal
Download full-text PDF Teknik Hidraulik, Vol. 9 No. 2, Desember
Read full-text 2018:
Download 127 – 138JurnalCopy
citation Teknik
link Hidraulik, Vol. 2 No. 1,
Juni 2011: 1 – 102

PENDAHULUAN dipasang di lapangan, tentu perlu dipastika


bahwa AUTO yang akan digunakan memilik
Pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air kinerja yang baik, yaitu memiliki akurasi da
(SDA) membutuhkan perencanaan yang matang, presisi yang sesuai dengan kebutuhan. Untu
salah satunya memerlukan analisis hidrologi. mengetahui akurasi dan kepresisian AUTO dapa
Agar mendapatkan hasil analisis hidrologi, yang dilakukan dengan uji coba kalibrasi d
akurat, perlu didukung oleh ketersediaan data
Laboratorium menggunakan Kalibrator AUTO.
yang berkualitas. Data hidrologi yang berkualitas
adalah data yang memiliki periode pengamatan Puslitbang Sumber Daya Air tela
yang panjang dan kontinyu (Riady dkk, 2017), mengembangkan alat Kalibrator AWLR
sekaligus juga akurat dan tepat waktu (Syofyan, ditunjukkan pada Gambar 1, yang bisa digunaka
2016). Akurasi data hidrologi dipengaruhi oleh juga untuk kalibrasi AWLL dengan sensor tip
metode pengukuran, ketelitian pelampung dan submersible jenis transduse
operator/pengamat, serta kinerja alat ukur yang tekanan atau jenis konduktansi (Ginanjar dkk
digunakan (Dahmen dan Hall, 1990). 2016). Kalibrator AWLR tersebut berupa
tabung berbahan besi (Ø 0,4 x 4,1 m), yan
Sampai saat ini instansi pengelola SDA yang
menyerupai tabung pipa pada pos duga ai
ada di Indonesia melakukan pengamatan debit di otomatis tipe konsol. Kedua tabung tersebu
sungai atau saluran tidak secara langsung, tetapi saling terhubung dibagian dasarnya. Pada ala
dengan cara pengamatan Tinggi Muka Air (TMA) tersebut terdapat pipa akrilik (Ø 0,02 x 4,1 m
pada pos duga air. Nilai TMA (m) dikonversi ke merupakan bejana berhubungan yang dilengkap
nilai debit (m3/s) menggunakan persamaan mistar dengan resolusi 1 mm sebagai pembacaa
rating curve. Persamaan tersebut diperoleh dari standar atau nilai acuan pada kalibrasi TMA
hubungan antara TMA dan pengukuran debit Simulasi fluktuasi TMA pada tabun
sesaat menggunakan Current Meter. TMA dapat menggunakan pompa dengan kapasitas debit 4
dibaca langsung melalui papan duga air lt/menit. Hasil uji coba sebelumnya menunjukka
(umumnya 3 kali sehari dilakukan oleh pengamat laju kenaikan TMA maksimum 10 cm dalam
pos duga air) atau dibaca secara otomatis detik.
menggunakan alat ukur TMA otomatis (AUTO).
Keuntungan menggunakan AUTO adalah dapat Tulisan ini menyajikan evaluasi beberap
diperoleh data TMA dengan resolusi temporal jenis AUTO melalui kalibrasi untuk mendapatka
yang tinggi (menitan atau jam-jaman). Hal nilai akurasi dan kepresisiannya. Paramete
tersebut sangat dibutuhkan khususnya untuk tersebut biasa digunakan untuk mengevaluas
analisis banjir, karena kenaikan TMA di sungai kinerja suatu alat ukur. Tipe AUTO yan
atau saluran drainase akibat hujan ekstrim dapat digunakan ditunjukkan pada Gambar 2, yait
berlangsung sangat cepat, dalam hitungan jam AWLR dengan sensor tipe pelampung, AWL
atau menit (Mulyanto dkk, 2012). Disamping itu, dengan sensor tipe pelampung, dan AWL
nilai TMA rata-rata harian yang diperoleh dari dengan sensor transduser tekanan. Pemiliha
pengamatan manual TMA tidak dapat digunakan alat yang digunakan menyesuaikan spesifikas
untuk analisis hidrograf banjir. teknis Kalibrator, kemudian jenis alat tersebu
banyak digunakan untuk telemetri di Indonesia
Ada berbagai tipe AUTO yang telah khususnya AWLL (Ginting dan Putuhena, 2014).
digunakan di Indonesia. Berdasarkan teknologi
perekaman datanya, terdapat AUTO dengan tipe
mekanik/grafik, sering disebut dengan Automatic KAJIAN PUSTAKA
Water Level Recorder (AWLR), dan tipe digital,
AWLR menggunakan jam mekanik denga
Automatic Water Level Logger (AWLL) (PUSAIR,
sistem dial/pegas atau jam elektronik untu
2016). Semua tipe AUTO memiliki kelebihan dan
memutar drum tempat pemasangan kertas grafik
kekurangan masing-masing, sehingga perlu
sehingga drum berputar sekali putaran (period
disesuaikan dengan penggunaannya agar
penggantian kertas grafik) dalam satu hari ata
didapatkan hasil yang optimal. Namun apapun
minggu. Perubahan muka air akan menggerakka
tipenya, perlu dilakukan evaluasi kinerjanya,
pelampung sehingga pada saat muka air naik
melalui uji coba kalibrasi di laboratorium dan
pelampung naik dan pemberat turun, begitu jug
lapangan. Kalibrasi di lapangan biasanya
sebaliknya. Pelampung dan pemberat tersebu
dilakukan pada saat pertama kali pemasangan
dihubungkan oleh tali yang mengikat suatu rod
dan tiap beberapa periode tertentu, baik saat
gigi, sehingga dapat memutar menggerakka
operasi rutin (saat penggantian kertas grafik
tangkai pena. Hidrograf tergambar pada kerta
untuk AWLR atau pengambilan data dari memori
grafik akibat tangkai pena yang bergerak sesua
untuk AWLL), evaluasi berkala, maupun
dengan perubahan TMA. AWLL ada yang jug
perbaikan. Sebelum direncanakan untuk

128 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 10


Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link

Evaluasi Kinerja Alat Ukur Tinggi Muka Air…….(Isnan F. Akrom dan Hany Ag

menggunakan sensor pelampung dengan prinsip pulsa listrik, yang kemudian dibaca oleh Lo
yang hampir sama dengan AWLR. Bedanya, roda (sistem pengolah data digital). Logger berfu
gigi yang berputar akibat gerakan pelampung dan untuk membaca data dari sensor, mengolah
pemberat, menggerakkan sistem incremental sederhana, menyimpan data kedalam s
rotary encoder, yang berfungsi merubah putaran memori, menampilkan data, dan mengirim
roda menjadi pulsa listrik. Semakin banyak roda menggunakan tambahan perangkat komun
berputar (akibat TMA berubah) semakin banyak (WMO, 2010).

(b)

(a) (c)

Gambar 1 (a) Kalibrator AWLR tampak depan; (b) Penempatan AUTO yang diuji/kalibrasi; (c) M
sebagai alat standar/acuan)

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2 (a) AWLR; (b) Sensor pelampung pada AWLL; (c) Transduser tekanan pada AWLL; (d) Lo
AWLL

Jenis-Jenis AUTO menggunakan sensor tipe pelampung. Se


muka air tipe konduktansi adalah yang pa
Berdasarkan teknologi sensor, terdapat sederhana. Dengan memanfaatkan sifat air
AUTO dengan tipe pelampung, konduktansi, dapat berfungsi sebagai konduktor, u
transduser tekanan, ultrasonik, dan lain-lain. detektor akan mengalirkan arus listrik
AWLL dapat dipadukan dengan semua tipe menyentuh muka air (Roy dkk, 2016). Tentu
sensor diatas, sedangkan AWLR biasanya hanya ini tidak praktis untuk keperluan hidrologi da
Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link

Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 9 No. 2, Desember 2018: 127 – 138Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1,
Juni 2011: 1 – 102

monitoring data muka air sungai atau saluran, METODOLOGI


karena dibutuhkan banyak kabel apabila
diharapkan data muka air dengan resolusi yang Evaluasi kinerja AUTO dilakukan denga
sama dengan papan duga air. Sensor muka air kalibrasi, yang mencakup perbandingan antar
tipe ultrasonik memancarkan gelombang akustik penunjukan AUTO dan alat standar (mistar)
ultrasonik yang akan memantul kembali apabila sehingga dapat diketahui tingkat akurasinya
mengenai benda, termasuk juga air. Makin jauh Didalam rangkaian kegiatan kalibrasi jug
jarak ujung sensor dengan muka air (TMA termasuk analisis ketidakpastian pengukura
rendah), maka makin besar waktu yang untuk mengetahui kepresisian alat. Alur evaluas
dibutuhkan gelombang ultrasonik memantul kinerja AUTO menggunakan Kalibrator
kembali untuk dibaca oleh sensor, dan berlaku ditunjukkan pada Gambar 3, dimulai denga
persiapan bahwa alat yang akan digunaka
sebaliknya. Selisih waktu antara pemancaran dan
berfungsi dengan baik. Pada AWLR diperiks
penerimaan gelombang ultrasonik tersebut
diterjemahkan menjadi data TMA (Tekle, 2014). tinta pada tangkai pena pencatat grafik
AWLL dengan tipe sensor ini tidak dapat pemeriksaan balikan grafik, pemeriksaa
dikalibrasi menggunakan Kalibrator pada kajian pelampung dan lain-lain. Persiapan pada AWL
ini, dikarenakan gelombang ultrasonik dilakukan dengan mengkonfigurasi paramete
dipancarkan dengan sudut tertentu, dapat pada Logger sesuai dengan manual, pemeriksaa
mengenai tabung bejana ( stilling well) pada kondisi sensor, dan lain-lain.
Kalibrator, yang hanya berdiameter 40 cm. Selain Uji coba pada berbagai alat ukur biasany
tipe pelampung, pada kajian ini juga dilakukan pembacaan atau pengukuran beberap
menggunakan sensor muka air tipe transduser kali atau biasa disebut dengan pengulanga
tekanan. Sensor menggunakan prinsip (repeatability). Hal tersebut dilakukan untu
hidrostatik dimana tekanan yang diterima oleh memperbesar tingkat kepercayaan. Pada Gamba
probe (ujung sensor yang sensitif terhadap 3 terlihat bahwa detail tahapan pada alu
tekanan) sebanding dengan kedalaman air. evaluasi kinerja berbeda untuk masing-masin
Komponen elektronik pada sensor mengubah jenis alat. Hal tersebut disesuaikan denga
tekanan yang dibaca menjadi arus atau tegangan prinsip kerja masing-masing alat, yang dijelaska
listrik (Indarto dkk, 2015). sebagai berikut:
1 AWLR memiliki grafik yang akan tergamba
membalik apabila TMA melebihi batas grafi
Prinsip kalibrasi
(0 atau 2,5 m), seperti yang ditunjukkan pad
Pengertian kalibrasi alat ukur menurut Gambar 5. Sistem pembalik pada AWLR perl
ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of diuji (PUSAIR, 2015), sehingga pada kalibras
International Metrology (VIM) adalah AWLR, dengan memanfaatkan TMA naik ata
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan turun (0 – 3 m), dilakukan beberap
antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen pengulangan proses membalik baik balika
ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang atas (2,5 m) atau balikan bawah (0 m). Ole
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang karena itu, proses kalibrasi dilakuka
sudah diketahui yang berkaitan dari besaran sedemikian hingga seperti pada Gambar 3.
yang diukur dalam kondisi tertentu. 2 AWLL pelampung tidak memiliki varias
Perbandingan atau hubungan antara obyek ukur pembacaan saat pengukuran TMA sesaa
dan standar ukur dapat berupa tabel yang Nilai yang tertampil pada Logger cenderun
menampilkan nilai keduanya atau persamaan tetap apabila tidak ada fluktuasi TMA
matematik hubungan antara keduanya. Demikian halnya AWLR yang memiliki senso
Tujuan utama kalibrasi adalah untuk pelampung mirip dengan AWLL. Grafik TMA
mencapai ketertelusuran pengukuran, sehingga tidak akan berubah apabila tidak ad
dapat diketahui seberapa jauh perbedaan perubahan TMA. Untuk mendapatka
(penyimpangan) antara nilai benar yang pengulangan pada AWLR/AWLL tip
tertelusur dengan nilai yang ditunjukkan oleh pelampung, maka diperlukan pengulanga
alat ukur. Data hasil kalibrasi juga dapat perubahan TMA pada Kalibrator.
dijadikan sebagai parameter untuk menentukan 3 AWLL tekanan sudah memiliki varias
kinerja atau performansi alat ukur, yang tentunya pembacaan saat pengukuran TMA sesaa
dalam hal ini tergantung pengguna sendiri yang sehingga tidak memerlukan banyak varias
memutuskan nilai toleransi atau batasan untuk TMA pada Kalibrator untuk mendapatka
beberapa data hasil kalibrasi (misal, nilai koreksi Pengulangan. Pada tampilan Logger terliha
atau kesalahan dan nilai ketidakpastian nilai TMA berubah setiap 2 - 3 detik seka
pengukuran) dari alat ukur yang digunakan.

130 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 10


Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link

Evaluasi Kinerja Alat Ukur Tinggi Muka Air…….(Isnan F. Akrom dan Hany Ag

meskipun tidak ada fluktuasi TMA. Besarnya ditanamkan pada Logger untuk updating
variasi tergantung dengan kualitas sensor juga berpengaruh terhadap variasi
dan Logger. Selain itu, program yang pembacaan.

Mulai

Persiapan

AWLR AWLL Pelampung AWLL Tekanan

Uji Coba MA naik, Balikan Atas Set nilai TMA_S = 0 m dan Set nilai TMA_S = 0 m dan
 Set nilai TMA_S = 0 m dan TMA_AWLR = 0 m TMA_AWLR = 0 m, Baca
TMA_AWLR = 1.8 m TMA_AWLR
 Set TMA_S = 1 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 2 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 3 m, baca TMA_AWLR

Muka air naik


 Set TMA_S = 1 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 2 m, baca TMA_AWLR
Muka air naik
Uji Coba MA turun, Balikan Atas  Set TMA_S = 3 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 1 m, baca TMA_AWL
 Set nilai TMA_S = 3 m dan
(5 kali pengulangan)
TMA_AWLR = 1.8 m
 Set TMA_S = 2 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 2 m, baca TMA_AWLR
(5 kali pengulangan)
 Set TMA_S = 1 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 3 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 0 m, baca TMA_AWLR Muka air turun (5 kali pengulangan)
 Set TMA_S = 2 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 1 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 0 m, baca TMA_AWLR

Uji Coba MA naik, Balikan Bawah


 Set nilai TMA_S = 0 m dan
TMA_AWLR = 1.8 m Muka air turun
 Set TMA_S = 1 m, baca TMA_AWLR  Set TMA_S = 2 m, baca TMA_AWL
 Set TMA_S = 2 m, baca TMA_AWLR (5 kali pengulangan)
 Set TMA_S = 3 m, baca TMA_AWLR  Set TMA_S = 1 m, baca TMA_AWLR
(5 kali pengulangan)
3 kali  Set TMA_S = 0 m, baca TMA_AWLR
pengulangan (5 kali pengulangan)
?
belum
Uji Coba MA turun, Balikan Bawah
 Set nilai TMA_S = 3 m dan
TMA_AWLR = 1.8 m
 Set TMA_S = 2 m, baca TMA_AWLR sudah
 Set TMA_S = 1 m, baca TMA_AWLR
 Set TMA_S = 0 m, baca TMA_AWLR

Selesai

Gambar 3 Alur Evaluasi Kinerja AUTO menggunakan Kalibrator

Nilai kesalahan (E) dari Alat/AUTO yang dari alat dan standar disetel sama saat inisial
dikalibrasi pada persamaan (1) adalah masing-masing pengujian. Pada saat awal
penyimpangan atau selisih antara pembacaan penunjukan alat standar (Ps) disetel 0
alat (Pa) terhadap nilai standar (Ns). Nilai E dapat kemudian penunjukan AUTO (Pa) juga diset
dijadikan parameter untuk melihat tingkat cm. Khusus untuk AWLL tekanan, akibat nila
akurasi suatu alat. Nilai standar merupakan yang terus berubah-ubah, maka meskipun t
penunjukkan alat standar (Ps), dalam hal ini disetel agar nilainya 0 cm, hasilnya tetap t
adalah selisih nilai TMA penunjukan mistar yang bisa tepat sama dengan 0 cm. Nilai TM
terkalibrasi/tertelusur ke laboratorium alat ukur pembacaan AWLL tekanan didapatkan den
dimensi dengan koreksi tertentu ( Ks), terhadap cara menghitung rata-rata pembacaan alat
TMA_0 (acuan TMA 0 cm). Pembacaan alat (Pa) beberapa pengulangan.
adalah selisih antara Penunjukan TMA pada alat
terhadap nilai TMA_0. Pada kajian ini nilai TMA_0
E = Pa - Ns = (Ps + Ks) - Pa ............................................
Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link

Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 9 No. 2, Desember 2018: 127 – 138Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1,
Juni 2011: 1 – 102

dimana :  : Ketidakpastian baku gabungan dari


E : Nilai kesalahan alat (cm) semua komponen (cm)
Pa : Pembacaan Alat (cm)  : Ketidakpastian baku pengulangan (cm)
Ns : Nilai standar (cm)  : Ketidakpastian baku alat standar pada
Ps : Pembacaan standar (cm) alat mistar (cm)
Ks : Koreksi alat standar (cm)  : Ketidakpastian baku resolusi alat
Tingkat kepresisian dari suatu alat dapat standar pada alat AUTO (cm)
dilihat dari nilai ketidakpastian pengukurannya.  : Ketidakpastian baku resolusi
Terdapat metode estimasi ketidakpastian
pengukuran (JCGM, 2008) yang sudah banyak pada alat Standar mistar (cm)
digunakan oleh laboratorium kalibrasi dan  : Ketidakpastian baku penyimpangan
pengujian di seluruh dunia. Metode tersebut alat standar pada alat mistar (cm)
diinisialisasi pembuatannya pada tahun 1993
s : Standar deviasi (cm)
(ISO/IEC Guide 98:1993), dikoreksi dan
diterbitkan lagi tahun 1995, hingga menjadi versi n : Jumlah pengulangan
terbarunya pada tahun 2008. Metode tersebut  : Ketidakpastian alat mistar
juga telah banyak digunakan oleh berbagai dari sertifikat hasil kalibrasi (cm)
bidang metrologi/pengukuran, termasuk yang
 : Resolusi alat pada alat AUTO (cm)
berkaitan dengan hidrologi yaitu hidrometri.
Estimasi nilai ketidakpastian pada pengukuran  : Resolusi alat standar pada alat
debit menggunakan metode yang sama telah mistar (cm)
dilakukan oleh Coz dkk (2012), yang kemudian  : Kesalahan maksimum yang diizinkan
dikembangkan oleh Despax dkk (2016). Gilmore
dari alat standar pada mistar (cm)
dkk (2013) menggunakan juga metode tersebut
untuk mengukur sumber dan besarnya kesalahan
pada alat ukur TMA berbasis citra digital.
Ketidakpastian total dari suatu pengukuran
dipengaruhi oleh beberapa faktor/komponen
yang menjadi sumber ketidakpastian. Masing-
masing komponen perlu diestimasi nilai rentang
paruh/semi range, yang merupakan suatu batas
kemungkinan nilai benar berada, ditunjukkan
pada Gambar 4. Pada kajian inl komponen
ketidakpastian yang berpengaruh adalah
Repeatability/Pengulangan, Readability/Daya
Baca AUTO, Readability/Daya Baca alat standar
(mistar), Drift (perubahan nilai) alat standar.
Gambar 4 Ilustrasi nilai pembacaan alat (Pa), nila
Ketidakpastian dari alat standar (diperoleh dari
standar (Ns), kesalahan ( E), rentan
hasil kalibrasi mistar). Pada kajian ini
menggunakan tingkat kepercayaan/confidence paruh (a), dan ketidakpastian baku (u
level (CL = 95%) dengan faktor cakupan (k = 2), dimana u = s (standar deviasi) dan a
yang umum dipakai oleh laboratorium kalibrasi 2s pada distribusi normal
di Indonesia. Perhitungan ketidakpastian alat
(AUTO) pada kajian ini menggunakan Persamaan Pengukuran menggunakan suatu ala
(2) dan (3). biasanya dilakukan pengulangan beberapa ka
untuk meningkatkan tingkat kepercayaan. Varias
     ...........................………(2)
dari pengulangan tersebut berkontribus
terhadap nilai ketidakpastian pengukuran
                Komponen nilai ketidakpastian dari pengulanga
( ) didapatkan dari nilai rentang paruh, yan
        

                …. (3) berupa standar deviasi (s), kemudian dibag
    dengan akar kuadrat jumla
dimana : pengukuran/pembacaan (  ). Ketidakpastia
U : Ketidakpastian terentang/total suatu baku alat standar ( ) merupakan Ketidakpastia
terentang dari alat standar (  ), merupaka
alat pada alat AUTO (cm) rentang paruh pada komponen ketidakpastia
 : Faktor cakupan pada CL = 95%
Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link
132 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 10

Evaluasi Kinerja Alat Ukur Tinggi Muka Air…….(Isnan F. Akrom dan Hany Ag

ini, dibagi dengan faktor cakupan alat standar (  persegi). Mirip halnya dengan , ketidakpas
= 2). Kedua nilai tersebut tercantum pada baku daya baca alat standar (, dihitung
sertifikat kalibrasi mistar. Nilai  bervariasi setengah nilai Resolusi (pembacaan terk
tergantung dari nilai pembacaan mistar. skala Mistar , kemudian dibagi dengan
Ketidakpastian baku daya baca dari AUTO ( Ketidakpastian baku Penyimpangan alat stan
dihitung dari nilai rentang paruh resolusi AUTO, diestimasi dengan 10% dari MPE (kesala
yang diestimasi dari setengah nilai Resolusi maksimum yang diizinkan), kemudian di
(pembacaan terkecil) skala AUTO (), kemudian dengan 
dibagi dengan  (koefisien pembagi distribusi

Gambar 5 Pembalikan grafik TMA pada AWLR (PUSAIR, 2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN nilai tengahnya, yaitu 101 cm. Pembagian s


terkecil alat ukur analog dipengaruhi oleh
Evaluasi Kinerja AWLR baca operator. Nilai Ks yang merupakan kor
Hasil ujicoba evaluasi kinerja AWLR, , sesuai dari pembacaan mistar, didapatkan dari serti
dengan metode pada kajian ini menghasilkan 6 hasil kalibrasi mistar tersebut dari laborator
titik uji, yaitu TMA naik sebesar 100, 200, dan kalibrasi alat ukur dimensi yang terakredi
300 cm serta TMA turun sebesar 100, 200, dan Nilai Ns dan E dihitung menggunakan Persam
300 cm (Tabel 1). Masing-masing titik uji (1).
memiliki 2 kali pengulangan (grafik tergambar Data hasil ujicoba pada Tabel 1 kemu
membalik pada skala atas dan skala bawah). dihitung rata-rata dan standar deviasinya u
Pembacaan TMA dari AWLR (Pa) pada Tabel 1 tiap titik uji. Nilai standar deviasi diguna
telah dikonversi dari skala grafik ke nilai TMA untuk menghitung ketidakpastian pengulan
yang mengacu pada TMA_0 (TMA pada Kalibrator Bersama dengan komponen ketidakpas
disetel sehingga menunjukkan 0 cm pada mistar). lainnya yang dihitung dengan Persamaan (2)
Pada Tabel 1 terlihat bahwa meskipun resolusi (3), didapatkan ketidakpastian AWLR untuk
AWLR adalah 2 cm, namun ada nilai TMA yang titik uji. Contoh perhitungan ketidakpa
terbaca 101 cm. Hal tersebut karena AWLR untuk titik uji TMA naik 100 cm disajikan p
merupakan alat ukur dengan skala analog, Tabel 2, sedangkan rekap hasil semua titik
sehingga saat grafik yang tergambar berada disajikan pada Tabel 3.
diantara garis skala 100 dan 102 cm , bisa diambil
Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link

Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 9 No. 2, Desember 2018: 127 – 138Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1,
Juni 2011: 1 – 102

Tabel 1 Hasil Ujicoba Evaluasi Kinerja AWLR


Alat Standar AWLR Kesalahan
Ps Ks Ns Pa E
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
100 -0,1 99,9 99 -0,9
TMA naik, grafik membalik pada
200 -0,1 199,9 199 -0,9
skala atas
300 -0,1 299,9 300 0,1

200 -0,1 199,9 200 0,1


TMA turun, grafik membalik pada
100 -0,1 99,9 100 0,1
skala atas
0 0 0 0 0

100 -0,1 99,9 100 0,1


TMA naik, grafik membalik pada
200 -0,1 199,9 200 0,1
skala bawah
300 -0,1 299,9 300 0,1

200 -0,1 199,9 200 0,1


TMA turun, grafik membalik pada
100 -0,1 99,9 101 1,1
skala bawah
0 0 0 0 0

Tabel 2 Contoh Perhitungan Ketidakpastian untuk Titik Uji TMA Naik 100 cm
Rentang paruh Tipe/ Ketidakpastian
No Komponen Ketidakpastian Pembagi u
(cm) sebaran baku (u) (cm)
1 Alat gtandar 0,095 normal 2,00 0,05 0,0
2 Pengulangan 0,7 Tipe A 1,41 0,50 0,2
3 Resolusi alat yang diuji (AUTO) 1 persegi 1,73 0,58 0,3
4 Resolusi alat standar 0,25 persegi 1,73 0,14 0,0
5 Penyimpangan slat standar 0,005 persegi 1,73 0,00 0,0
Jumlah   0,6
Ketidakpastian gabungan () =   0,7
Faktor Cakupan (k) pada tingkat kepercayaan 95 %
Ketidakpastian Total (U) = k x  (cm) 1

Tabel 3 Rekap Hasil Perhitungan Kesalahan dan Ketidakpastian AWLR


Alat standar AWLR Kesalahan Standar deviasi Ketidakpastian total
Ns Pa E SD U
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
Naik 100 99,9 99,5 -0,4 0,7 1,6
Naik 200 199,9 199,5 -0,4 0,7 1,6
Naik 300 299,9 300,0 0,1 0,0 1,2
Turun 100 199,9 200,0 0,1 0,0 1,2
Turun 200 99,9 100,5 0,6 0,7 1,6
Turun 300 0,0 0,0 0,0 0,0 1,2
sehingga rentang paruh dari komponen resolu
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa terdapat 5 alat adalah 1 cm. Meskipun resolusi dari mista
komponen sumber ketidakpastian yang adalah 1 mm, namun pada Gambar 1.c terliha
diperhitungkan dalam kajian ini. Nilai bahwa pada bejana indikator TMA terdapat bui
ketidakpastian baku (u) diperoleh dari estimasi di permukaan air. Hal tersebut menyebabka
nilai rentang paruh dan jenis distribusinya. kerancuan pembacaan mistar yang diestimas
Rentang paruh komponen ketidakpastian alat sekitar ±0,5 cm, sehingga rentang paruh dar
standar adalah nilai ketidakpastian pengukuran komponen resolusi standar adalah 0,25 cm
Rentang paruh pada komponen penyimpanga
pada sertifikat kalibrasi mistar (0 095 cm)
pada sertifikat kalibrasi mistar (0,095 cm).
Rentang paruh komponen ketidakpastian standar diestimasi dari 10% nilai MPE. Nila
Download full-text PDF
pengulangan Read full-text
didapatkan Download
dari standar deviasi (0,7 citation
tersebut Copy
diperoleh link nilai ketelitian mista
dari
cm pada titik uji naik 100 cm) dan jumlah yang merupakan setengah dari skala terkecilny
pengulangan (dua kali untuk tiap titik uji). (0,5 x 1 mm).
Resolusi AWLR adalah 2 cm (skala grafik AWLR)

134 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 10

Evaluasi Kinerja Alat Ukur Tinggi Muka Air…….(Isnan F. Akrom dan Hany Ag

Berdasarkan hasil perhitungan dengan cara yang tidak bisa sama. Hasil eval
ketidakpastian pengukuran pada Tabel 2 dapat kinerja AWLL pelampung sesuai dengan me
dilihat bahwa komponen ketidakpastian yang pada kajian ini menghasilkan 6 titik uji, y
paling dominan adalah Resolusi AWLR (2 cm), TMA naik sebesar 100, 200, dan 300 cm s
dimana nilai tersebut menghasilkan rentang TMA turun sebesar 100, 200, dan 300
paruh sebesar 1 cm, sehingga ketidakpastian ditunjukkan pada Tabel 4. Masing-masing titi
bakunya menjadi sebesar 0,58 cm, sedikit lebih memiliki 3 kali pengulangan. Pada uji
besar dari ketidakpastian baku pengulangan pengulangan ke-1 TMA turun terlihat ba
(0,50 cm). Dari kelima komponen ketidakpastian, pembacaan alat standar (Ps) tidak sam
yang membedakan ketidakpastian total (U) tiap kembali ke TMA_0 (0 cm), namun hanya sam
titik uji adalah komponen ketidakpastian TMA 10 cm. Hal tersebut dilakukan un
pengulangan, karena komponen ketidakpastian mengimbangi pembacaan AWLL tekanan
lainnya memberikan nilai yang sama untuk tiap karena AWLL tekanan yang digunakan p
titik uji. Ketidakpastian pengulangan dipengaruhi kajian ini tidak dapat membaca TMA neg
oleh standar deviasi (SD). oleh sebab itu pada Seperti yang disajikan pada Tabel 4 bahwa sa
Tabel 3 terlihat bahwa U untuk masing-masing = 10 cm, nilai Pa sudah mencapai 6 cm, sehin
titik uji hanya berubah saat SD berubah. apabila Ps dipaksakan sampai kembali ke ni
Berdasarkan hasil uji coba pada Tabel 3 cm, maka akan didapatkan Pa dengan nilai 0 j
tidak terlihat adanya tren besarnya perubahan padahal nilai Pa = 0 cm belum tentu benar-b
TMA terhadap besarnya nilai ketidakpastian dan bernilai 0 cm, namun akibat nilai negatif y
Koreksi. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa nilai telah dikonversi menjadi 0 cm oleh Logger AW
kesalahan (E) cukup kecil untuk semua titik uji, Hal yang sama juga dilakukan untuk pengulan
yaitu masih dibawah resolusi AWLR (2 cm), ke-2 dan ke-3.
bahkan dibawah resolusi papan duga air (1 cm), Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai kesal
sehingga dapat dikatakan bahwa AWLR ini makin besar seiring dengan banyak
memiliki akurasi yang tinggi. Pada Tabel tersebut pengulangan yang dilakukan. Dari percob
juga dapat diketahui bahwa nilai SD cukup kecil diketahui bahwa kesalahan nilai TMA mem
(maksimum 0,7 cm). Ketidakpastian total pada kecenderungan semakin negatif (semakin b
AWLR paling besar hanya sebesar 1,6 cm. Nilai dibawah nilai TMA Standar) saat TMA n
tersebut juga masih dibawah resolusi AWLR (2 meskipun tidak linier. Namun, kesala
cm). Berdasarkan ketidakpastian total AWLR cenderung tidak berubah saat TMA turun.
yang kecil, dapat disimpulkan bahwa AUTO jenis Perhitungan ketidakpastian penguk
AWLR ini sangat stabil atau presisi. pada ujicoba AWLL pelampung mirip den
AWLR pada Tabel 2, namun yang membed
Evaluasi Kinerja AWLL Tipe Pelampung adalah komponen ketidakpastian resolusi A
pelampung (1 cm). Nilai tersebut menghasi
Meskipun memiliki fungsi yang sama, yaitu rentang paruh sebesar 0,5 cm dan ketidakpas
mengukur TMA, namun masing-masing AUTO bakunya sebesar 0,29 cm. Rekap hasil semua
pada kajian ini memiliki karakteristik yang uji disajikan pada Tabel 5.
berbeda, sehingga ujicoba yang dilakukannya pun

Tabel 4 Hasil Ujicoba Evaluasi Kinerja AWLL Pelampung


AWLL
Alat standar tekanan Kesalahan
Ps Ks Ns Pa E
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
100 -0,1 99,9 98 -1
Pengulangan ke-1 TMA Naik
200 -0,1 199,9 197 -2
0-300 cm
300 -0,1 299,9 294 -5
PengulanganRead
ke-1full-text
TMA turun 200 -0 1 199 9 195 -4
Download full-text PDF 100 citation
Download -0,1 99,9Copy link 96 -3
300-0 cm
10 -0,02 9,98 6 -4
100 -0,1 99,9 92 -7
Pengulangan ke-2 TMA naik
200 -0,1 199,9 189 -10
0-300 cm
300 -0,1 299,9 289 -10

Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 9 No. 2, Desember 2018: 127 – 138Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1,
Juni 2011: 1 – 102

AWLL
Alat standar tekanan Kesalahan
Ps Ks Ns Pa E
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
200 -0,1 199,9 187 -12,9
Pengulangan ke-2 TMA turun
100 -0,1 99,9 87 -12,9
300-0 cm
20 -0,04 19,96 7 -13,0

100 -0,1 99,9 86 -13,9


Pengulangan ke-3 TMA naik
200 -0,1 199,9 184 -15,9
0-300 cm
300 -0,1 299,9 280 -19,9

200 -0,1 199,9 184 -15,9


Pengulangan ke-3 TMA turun
100 -0,1 99,9 86 -13,9
300-0 cm
20 -0,04 19,96 7 -13,0

Tabel 5 Rekap Hasil Perhitungan Kesalahan dan Ketidakpastian AWLL Pelampung


Alat standar AWLL pelampung Kesalahan Standar deviasi Ketidakpastian total
Ns Pa E SD U
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
Naik 100 99,9 92,0 -7,9 6,0 7,0
Naik 200 199,9 190,0 -9,9 6,6 7,6
Naik 300 299,9 287,7 -12,2 7,1 8,2

Turun 100 199,9 188,7 -11,2 5,7 6,6


Turun 200 99,9 89,7 -10,2 5,5 6,4
Turun 300 16,6 6,7 -10,0 5,2 6,0

Berdasarkan hasil perhitungan kesalahan encoder (sensor yang merubah putaran menjad
dan ketidakpastian AWLL pelampung (Tabel 5) pulsa listrik yang sebanding dengan perubaha
terlihat bahwa nilai kesalahan sangat besar, jauh TMA) saat TMA naik.
diatas resolusi AWLL (1 cm). Hal tersebut
menunjukkan AWLL pelampung yang digunakan
pada kajian ini sangat buruk akurasinya. Tabel Evaluasi Kinerja AWLL Tipe Transduse
tersebut juga menunjukkan bahwa nilai Tekanan
kesalahan semakin membesar negatif terhadap Uji kinerja AWLL tipe transduser tekana
kenaikan TMA, namun tidak ada tren perubahan juga telah dilakukan melalui kalibrasi sesua
kesalahan yang cukup signifikan saat TMA turun. dengan Gambar 3. Meskipun menggunaka
Hal tersebut mengakibatkan nilai TMA Logger yang sama dengan AWLL pelampung
pembacaan AWLL pelampung terus menerus namun AWLL tekanan menggunakan transduse
menjauhi TMA sebenarnya, seiring dengan makin tekanan yang prinsip kerjanya berbeda denga
banyaknya fluktuasi muka air, apabila diterapkan sistem encoder pada pelampung. AWL
di lapangan. Hasil ujicoba juga menunjukkan pelampung melakukan increment (penambaha
bahwa ketidakpastian total (U) masing-masing cacahan pulsa listrik) sebanding dengan kenaika
titik uji sangat dipengaruhi oleh standar deviasi TMA dan berlaku sebaliknya saat penuruna
(SD). Artinya, komponen ketidakpastian TMA. Sekali ada perbedaan antara TMA AWL
pengulangan yang paling berpengaruh. Hal dengan TMA sebenarnya maka kesalaha
tersebut menunjukkan bahwa kesalahan acak tersebut tetap ada, sampai AWLL di setel ulang
lebih dominan dibandingkan kesalahan H l b b b d d d k
lebih dominan dibandingkan kesalahan Hal tersebut berbeda dengan transduser tekanan
sistematis, sehingga dapat disimpulkan AWLL yang merubah tekanan air sesuai denga
Download full-text PDF yang Read full-text pada kajian
Download
ini citation
pelampung digunakan kedalaman ujung Copy link
sensor, menjadi nilai TMA
memiliki tingkat presisi yang buruk juga. Nilai U Artinya sistem pelampung membaca perubaha
yang lebih tinggi saat TMA naik daripada saat TMA, sedangkan sistem transduser tekana
turun serta ada tren terhadap kenaikan TMA juga membaca TMA sesaat. Oleh karena itu, ujicob
menunjukkan bahwa variasi makin banyak pada AWLL Tekanan tidak memerlukan varias
seiring dengan kenaikan TMA. Hal tersebut perubahan TMA. Pengulangan untuk tiap titik u
kemungkinan disebabkan oleh slip antara tali sudah didapatkan dari nilai TMA pembacaa
pelampung dengan roda pemutar pada sistem AWLL tekanan yang berubah-ubah (karakteristi

136 Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 2 No. 1, Juni 2011: 1 – 10

Evaluasi Kinerja Alat Ukur Tinggi Muka Air…….(Isnan F. Akrom dan Hany Ag

sensor analog) saat pembacaan TMA sesaat. memiliki 5 kali pengulangan. Hasil ujic
Maka dari itu, ujicoba AWLL pada kajian ini ditunjukkan pada Tabel 6, sedangkan re
memiliki 6 titik uji, yaitu TMA naik sebesar 100, perhitungan kesalahan dan ketidakpas
200, dan 300 cm serta TMA turun sebesar 100, pengukuran disajikan pada Tabel 7.
200, dan 300 cm, dengan masing-masing titik uji

Tabel 6 Hasil Ujicoba Evaluasi Kinerja AWLL Tekanan


TMA_0 TMA Naik 0-300 cm TMA Turun 300-0 cm
Pembacaan (Ps) (cm) 0 100 200 300 200 100
Alat Standar Koreksi (Ks) (cm) 0 -0,1 -0,1 -0,1 -0,1 -0,1
Nilai Standar (Ns) (cm) 0 99,9 199,9 299,9 199,9 99,9
1 -5 96 201 301 199 99
AWLL
2 4 101 202 302 200 98
Tekanan (cm)
3 1 99 201 301 197 92
Pengulangan
4 -1 98 197 302 198 94
ke-
5 4 100 201 300 198 99 -1
Keterangan: posisi ujung sensor terhadap muka air adalah pada kedalaman -20 cm saat TMA_0

Tabel 7 Rekap Hasil Perhitungan Kesalahan dan Ketidakpastian AWLL Tekanan


Alat Standar AWLL Tekanan Kesalahan Standar Deviasi Ketidakpastian Total
Ns Pa E SD U
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
Naik 100 99,9 98,2 -1,7 1,9 1,8
Naik 200 199,9 199,8 -0,1 1,9 1,9
Naik 300 299,9 300,6 0,7 0,8 1,0

Turun 100 199,9 197,8 -2,1 1,1 1,2


Turun 200 99,9 95,8 -4,1 3,2 2,9
Turun 300 0,0 -7,0 -7,0 2,3 2,2

Pembacaan AWLL tekanan (Pa) pada Tabel 7 dengan AWLL pelampung, kompo
merupakan rata-rata dari 5 pengulangan ketidakpastian pengulangan mendominasi
pembacaan AWLL tekanan setelah dikurangi ketidakpastian total (U), meskipun nilainya m
dengan TMA_0 pada Tabel 6. Pada saat ujicoba jauh lebih kecil daripada AWLL pelamp
tampilan pada AWLL menunjukan TMA yang Dengan melihat nilai E dan U pada ujicoba
berubah-ubah dalam 1-2 detik, hal tersebut wajar tingkat akurasi dan presisi AWLL tekanan l
mengingat karakterisitik sensor tekanan baik daripada AWLL pelampung, namun m
mengeluarkan sinyal listrik analog, kemudian kurang baik dibandingkan dengan AWLR.
dibaca oleh Logger menggunakan Analog to
Digital Converter (ADC), yang memang rentan
KESIMPULAN
terhadap gangguan (noise). Namun yang perlu
dikaji disini adalah variasinya yang cukup besar, Evaluasi Kinerja ketiga tipe AUTO t
terlihat pada hasil perhitungan standar deviasi dilakukan dengan menggunakan alat kalibrat
pada tiap titik uji, terutama untuk TMA rendah. laboratorium. Berdasarkan hasil uji
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai kesalahan didapatkan bahwa baik tingkat akurasi
(E) cenderung banyak yang bernilai negatif, presisi terbaik secara berurutan adalah AW
sehingga kemungkinan hampir mirip dengan AWLL tekanan, dan AWLL pelampung. AW
Download full-text PDF
AWLL Read full-text
pelampung, dimana makin Download
banyakcitation Copy link kelemahan, yaitu ke
pelampung memiliki
fluktuasi muka air, maka akan didapatkan nilai terjadi slip pada tali pelampung, a
TMA hasil pembacaan alat yang semakin dibawah menyebabkan kesalahan yang makin memb
TMA sebenarnya, meskipun untuk AWLL ini lebih seiring dengan banyaknya fluktuasi TMA. A
baik. Hal yang menarik dari ujicoba AWLL tekanan relatif lebih stabil daripada A
tekanan ini adalah terlihat adanya tren pada nilai pelampung khususnya pada TMA tinggi, ka
E terhadap TMA naik mapun turun. diduga AWLL tekanan kurang akurat apa
Perhitungan ketidakpastian pengukuran ujung transduser tercelup kedalam air den
pada ujicoba AWLL tekanan mirip dengan kedua kedalaman rendah. Baik AWLL pelamp
AUTO sebelumnya, yaitu seperti Tabel 2. Mirip maupun tekanan yang digunakan pada kajia
memiliki kinerja yang kurang memuas

Citations (1) References (14)

... So the CSR program develops appropriate technology as innovation, namely Automatic Water Level Recorder
(AWLR) in the Aren Village area as a selected area. AWLR is a data recording technology with a mechanical/graphic
type (Akrom & Agustiani, 2018) . ...
... AWLR as a tool to measure the height of a developing water level on the basis to minimize conventional
measurement fatigue. In conventional measurements, the water level is observed by looking at the water level threshold
directly (Akrom & Agustiani, 2018) . The results of these measurements have an impact on the occurrence of potential
large recording and measurement errors. ...

Early Warning System Technology Innovation Study in Flood Disaster Mitigation in Aren Village Area Bontang
Disability
Article Full-text available
Aug 2019
Nikita Adriyani · Rio Jumardi · Al Rosyid Anggi Satrya · Zaini Zaini

View Show abstract


Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link

Recommended publications Discover more

Conference Paper

Error bars in intensity and phase measurements of ultrashort laser pulses

June 1998

Michael Munroe · D. H. Christensen · R. Trebino

It is now possible to measure a pulse's intensity and phase versus


time. The most commonly used method, frequency-resolved optical
gating
(FROG), generates the full pulse intensity and phase versus time without
making any assumptions about the pulse. As a result,
it is potentially
accurate, limited only by the accuracy of the measured trace. Just how
accurate is a given FROG measurement of a ...
[Show full abstract]

Read more

Article

Error analysis leading to design criteria for transmission line model characterization of ohmic cont...

May 2001 · IEEE Transactions on Electron Devices

H. J. Ueng · David Janes · Kevin J. Webb

The transmission line model (TLM) is a standard method for planar


specific contact resistance measurement. Although widely used,
the
accuracy of a measurement is typically not stated. In addition to
contributions from random errors, there can be substantial
contributions
from systematic errors in typical TLM measurements. In this paper, we
develop an analytical model for the experimental
... [Show full abstract]

Read more

Conference Paper

Robust measurement disturbance observer design for AC motor drive systems with current measurement e...

November 2007

Kyung-Rae Cho · Jul-Ki Seok

In the vector control, current measurement errors deteriorate the motor drive system since the vector control is based on the current
control. In this paper, in order to obtain precise torque control and eliminate the speed ripple, an online measurement disturbance
observer (MDO) is proposed. Based on parameter sensitivity analysis, a practical method of designing robust MDO gains is proposed.
... [Show full abstract]

Read more

Article

Determination of constitutive parameters of homogeneous metamaterial slabs by a novel calibration-in...

October 2014 · AIP Advances

Ugur Cem Hasar · Gul Buldu · Musa Bute · [...] · Mehmet Ertuğrul

A calibration-independent line-line method for broadband and simultaneous constitutive parameters determination of homogeneous
metamaterial (MM) slabs is proposed. It is shown that the sufficient condition for parameters retrieval by the proposed method is to
measure uncalibrated (raw) complex scattering parameters of measurement cells (different air regions in free-space) which are
completely ... [Show full abstract]

Read more
Download full-text PDF Read full-text Download citation Copy link

Company Support Business solutions

About us Help Center Advertising


News Recruiting
Careers

© 2008-2022 ResearchGate GmbH. All rights reserved. Terms · Privacy · Copyright · Imprint

You might also like