You are on page 1of 18

Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No.

2, September 2020 125

LEGAL PROTECTION OF PERSONAL DATA AGAINST THE ABUSE OF PERSONAL


DATA ON THE SOCIAL MEDIA PLATFORM

PERLINDUNGAN HUKUM DATA PRIBADI TERHADAP PENYALAHGUNAAN


DATA PRIBADI PADA PLATFORM MEDIA SOSIAL

Lydia Kharista Saragih*, Danrivanto Budhijanto**, Somawijaya***

lydia16001@mail.unpad.ac.id

(Diterima pada: 01-04-2020 dan dipublikasikan pada:01-10-2020 )

ABSTRACT

Amid the development of technology, the use of social media is increasing. Information on social
media can be easily obtained including a person's personal data and privacy matters. This certainly
triggers the misuse of personal data when interacting between social media users. Even though
personal data are part of human rights that should be protected. This study aims to analyze the extent
to which the government provides legal protection for personal data against misuse of personal data
on social media platforms based on the ITE Law and how legal actions can be taken by victims for
misuse of personal data on social media platforms. The author uses the normative juridical research
method through the review of invitations to settle upon the matter. Based on the results of the study,
the government has not provided maximum legal protection for personal data for the society against
the misuse of personal data, especially those that occur on social media platforms. The establishment
of a clear and comprehensive law is needed to determine definite steps in the process of using
personal data in order to provide legal certainty to protect personal data of society. Legal actions
that victims can take for misuse of personal data on social media platforms provided by the law are
still limited to carrying out lawsuits and demanding administrative sanctions.

Keywords: Legal Protection, Personal Data, Privacy, Social Media.


ABSTRAK

Ditengah perkembangan teknologi, penggunaan media sosial pun semakin meningkat. Informasi
dalam media sosial pun dapat dengan mudah didapatkan termasuk halnya data pribadi seseorang dan
hal-hal yang bersifat privasi. Hal ini tentu dapat memicu terjadinya penyalahgunaan data pribadi
pada saat kegiatan interaksi antara pengguna media sosial. Padahal data pribadi merupakan bagian
dari HAM yang selayaknya diberi perlindungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh
mana pemerintah memberikan perlindungan hukum data pribadi terhadap penyalahgunaan data
pribadi pada platform media sosial berdasarkan UU ITE dan bagaimana tindakan hukum yang dapat
dilakukan korban terhadap penyalahgunaan data pribadi pada platform media sosial. Penulis
menggunakan metode penelitian yuridis normatif melalui pengkajian perundang-undangan yang
berlaku untuk menemukan jawaban atas masalah yang dihadapkan tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hukum data pribadi atas penyalahgunaan data pribadi
pada platform media sosial yang diberikan oleh undang-undang masih belum maksimal dan
menyeluruh. Pembentukan undang-undang yang jelas dan komprehensif sangat dibutuhkan untuk
menentukan langkah-langkah yang pasti dalam proses penggunaan data pribadi agar dapat
memberikan kepastian hukum untuk melindungi data pribadi masyarakat. Tindakan hukum yang
dapat dilakukan korban atas penyalahgunaan data pribadi pada platform media sosial yang diberikan
oleh undang-undang masih sebatas melakukan gugatan dan menuntut dilaksanakannya sanksi
administratif.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Data Pribadi, Privasi, Media Sosial.

*
Fakultas Hukum – Universitas Padjajaran Bandung
**
Fakultas Hukum – Universitas Padjajaran Bandung
*** Fakultas Hukum – Universitas Padjajaran Bandung
126 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...

A. Pendahuluan halnya informasi data pribadi


pengguna dan hal lainnya yang bersifat
privasi. Hal ini tentu dapat memicu
Teknologi informasi dan terjadinya penyalahgunaan data
komunikasi telah mengubah perilaku pribadi. Ini dapat terjadi apabila
manusia secara global dimana pemilik data pribadi merasa data
menyebabkan perubahan sosial yang pribadi yang tertera atau dicantumkan
signifikan dan cepat.1 Perkembangan dalam media sosialnya digunakan oleh
teknologi informasi dapat pihak lain tanpa seizinnya untuk tujuan
meningkatkan kinerja dan yang dianggap mengganggu,
produktivitas karena memungkinkan menguntungkan diri sendiri,
melakukan berbagai kegiatan dengan membahayakan atau mengancam orang
cepat, tepat dan akurat. Perkembangan lain yang pastinya akan memberikan
teknologi informasi dan komunikasi kerugian bagi pemilik data.
juga berakibat pada tidak adanya batas Menurut Jerry Kang, data
suatu wilayah (borderless).2 Teknologi pribadi mendeskripsikan suatu
yang diciptakan berkembang seiring informasi yang erat kaitannya dengan
dengan kebutuhan manusia untuk seseorang yang dapat membedakan
memudahkan hidup dari yang karateristik masing-masing pribadi.
sebelumnya. Perubahan pesat Data dapat dikatakan data pribadi jika
teknologi informasi kearah kemajuan pada data tersebut dapat digunakan
globalisasi berdampak ke hampir untuk mengenali atau mengidentifikasi
semua aspek kehidupan masyarakat.3 seseorang.4 Sejalan dengan definisi
Kemajuan serta perkembangan data pribadi yang terdapat dalam Pasal
teknologi telah banyak memberikan 1 Peraturan Menteri Komunikasi dan
pengaruh terhadap seluruh aspek Informatika Nomor 20 Tahun 2016
kehidupan sosial masyarakat. tentang Perlindungan Data Pribadi
Perkembangan media sosial dalam Sistem Elektronik, data pribadi
yang sangat pesat ditandai dengan diartikan sebagai setiap data
munculnya berbagai macam media perseorangan yang benar dan nyata
sosial seperti facebook, twitter, yang melekat dan dapat diidentifikasi
instagram, line dan lain sebagainya. terhadap orang tersebut, data
Media sosial memberikan kemudahan perseorangan tertentu yang disimpan,
dalam berkomunikasi dan berinteraksi dirawat, dan dijaga kebenaran serta
antar penggunanya tanpa harus tatap dilindungi kerahasiaannya. Maka dari
muka yang tidak dibatasi oleh ruang itu dibutuhkan perlindungan terhadap
dan waktu. Ditengah maraknya data pribadi itu sendiri. Perlindungan
penggunaan media sosial, informasi data pribadi adalah perlindungan
pengguna dalam media sosial dapat secara khusus tentang bagaimana
dengan mudah didapatkan termasuk undang-undang melindungi,

1 4
Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan HAKI Radian Adi Nugraha, Analisis
dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: Refika Yuridis Mengenai Perlindungan Data
Aditama, 2005, hlm. 1. Pribadi dalam Cloud Computing System
2
Ibid. Ditinjau dari Undang-Undang Informasi dan
3
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Transaksi Elektronik, Jakarta: Rajawali
Intelektual, Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2004, Press, 2012, hlm. 31.
hlm. 519.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 127

bagaimana data pribadi dikumpulkan, berkembang dari hak untuk


didaftarkan, disimpan, dieksploitasi, menghormati kehidupan pribadi atau
dan disebarluaskan.5 disebut “the right to private life”.
Dalam pemanfaatan Teknologi Konsep kehidupan pribadi
Informasi, perlindungan data pribadi berhubungan dengan manusia sebagai
merupakan salah satu bagian dari hak makhluk hidup. Dengan demikian
pribadi (privacy rights). Hak pribadi orang perorangan adalah pemilik
mengandung pengertian sebagai utama dari hak perlindungan data
6
berkut: pribadi.8 Perlindungan data pribadi
1. Hak pribadi merupakan hak merupakan bentuk dari perlindungan
untuk menikmati kehidupan privasi yang diamanatkan langsung
pribadi dan bebas dari segala oleh Konstitusi Negara Republik
macam gangguan; Indonesia yang mengandung
2. Hak pribadi merupakan hak penghormatan atas nilai-nilai HAM
untuk dapat berkomunikasi dan penghargaan atas hak
dengan orang lain tanpa perseorangan sehingga perlu diberikan
tindakan memata-matai; landasan hukum untuk lebih
3. Hak pribadi merupakan hak memberikan keamanan privasi dan
untuk mengawasi akses data pribadi.9 Sebagaimana terkandung
informasi tentang kehidupan dalam Pasal 28G Undang-Undang
pribadi dan data seseorang. Dasar 1945 tentang hak atas
Selanjutnya, Hak-hak pribadi perlindungan diri pribadi, keluarga,
(privacy rights) dalam cyberspace kehormatan, martabat, dan harta benda
mencakup 3 (tiga) aspek yang perlu yang berada di bawah kekuasaan
diperhatikan, yaitu:7 seseorang.
a. pengakuan terhadap hak Dapat dipahami bahwa data
seseorang untuk menikmati pribadi berkenaan dengan kehidupan
kehidupan pribadinya dan individu dan juga dekat kaitannya
terbebas dari gangguan; dengan konsep kerahasian atau hak
b. adanya hak untuk privasi seseorang yang harus dijaga dan
berkomunikasi dengan dilindungi oleh aturan perundang-
orang lain tanpa adanya undangan, maka dari itu dibutuhkan
pengawasan (tindakan kepastian hukum untuk melindungi hal
memata-matai dari pihak ini. Di setiap tempat dibutuhkan
lain); dan kepastian hukum. Kepastian hukum
c. adanya hak untuk dapat merupakan perlindungan yustiabel
mengawasi dan mengontrol terhadap tindakan sewenang-wenang
informasi pribadinya yang yang berarti bahwa seseorang akan
dapat diakses oleh orang dapat memperoleh sesuatu yang
lain.
Hak perlindungan data pribadi

5
Sinta Dewi Rosadi, Cyber Law: Aspek Data berjudul “Perlindungan terhadap Hak-hak Pribadi
Privasi Menurut Hukum Internasional, Regional, (Privacy Rights) dalam Transaksi melalui
dan Nasional, Bandung: PT Refika Aditama, 2015, Elektronik”
8
hlm. 1. Sinta Dewi Rosadi dan Garry Gumelar
6
Penjelasan Pasal 26 ayat (1) Undang- Pratama, “Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Undang UU ITE dalam Era Ekonomi Digital di Indonesia”, Jurnal
7
Mieke Komar Kantaatmadja, dkk, Hukum, Vol. 4 Nomor 1, Universitas Padjadjaran,
Cyberlaw: Suatu Pengantar, Bandung: ELIPS, 2018, hlm. 93.
9
2002, hlm. 118. Lihat juga dalam Tulisan Sinta Dewi Ibid., hlm. 95.
128 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...

diharapkan dalam keadaan tertentu.10 nama lengkap, nama fakultas, jurusan


Sebagai negara hukum, Negara hingga angkatan. Data pribadi yang
Republik Indonesia memiliki secara terang-terangan di umbar ke
kewajiban untuk melindungi hak warga publik ini tidak jarang menjadi
negaranya. Hak tersebut adalah bagian bumerang bagi si pemilik data pribadi.
dari hak asasi manusia yang dijamin Dengan informasi atas data pribadi
dalam UUD 1945 sebagaimana tersebut, masyarakat dapat mengakses
tercantum pada pasal 28D ayat (1) dengan mudah baik secara online,
dikatakan bahwa: melalui pesan pribadi media sosial,
“Setiap orang berhak atas pengakuan komentar di akun sosial media pemilik
jaminan, perlindungan, dan kepastian data, hingga dapat dengan mudah
hukum yang adil serta perlakuan yang menemui si pemilik foto di dunia
sama di hadapan hukum.” nyata.11 Hal ini tentu memberikan
Untuk menanggulangi masalah kerugian bagi pemilik data pribadi
keamanan dan perlindungan data tersebut.
pribadi, pemerintah pun membentuk Dalam Pasal 26 UU ITE
Undang-Undang Nomor 19 Tahun menyatakan bahwa penggunaan setiap
2016 Tentang Perubahan Atas Undang- data pribadi dalam sebuah media
Undang Nomor 11 Tahun 2008 elektronik termaksud di dalamnya
Tentang Informasi dan Transaksi platform media sosial harus mendapat
Elektronik (UU ITE). Namun, seiring persetujuan pemilik data bersangkutan.
pesatnya perkembangan teknologi, saat Jika adanya penyalahgunaan data
ini ketentuan tersebut dirasa belum pribadi tanpa persetujuan pemilik data,
cukup untuk menyelesaikan pemilik data tersebut dapat melakukan
permasalahan-permasalahan hukum tindakan hukum yaitu berupa
yang terjadi, terkhusus terhadap mengajukan gugatan atas kerugian
perlindungan data pribadi pada yang ditimbulkan seperti yang
platform media sosial. tercantum pada ayat 2 pasal tersebut.12
Seperti kasus yang terjadi pada Namun apakah ketentuan ini sudah
Annisa Alifah, ia membagikan cukup untuk memberikan perlindungan
pengalamannya dalam laman atas penyalahgunaan data pribadi,
twitternya, pengalaman yang tidak terkhususnya pada media elektronik
menyenangkan dengan akun instagram seperti platform media sosial, terlebih
@ui.cantik. Akun tersebut kerap jika berujung pada timbulnya kejahatan
membagikan foto mahasiswi- yang lebih serius atau berakibat tindak
mahasiswi Universitas Indonesia yang pidana lainnya, contohnya yang terjadi
dinilai cantik. Annisa kesal saat pada kasus penyalahgunaan data
mendapati foto dirinya diunggah di pribadi yang dilakukan dengan cara
akun tersebut pada awal tahun 2017. menyebarkan data pribadi seseorang
Pihak admin pemilik akun tidak pernah dengan maksud tertentu yang berujung
meminta izin terlebih dahulu sebelum mengakibatkan penghinaan dan
mengunggah ulang foto dirinya. Dalam pencemaran nama baik terhadap
setiap unggahannya, akun tersebut pemilik data. Hal ini terjadi pada Bulan
tidak hanya mencantumkan foto Mei tahun lalu. Ulin Yusron, seorang
pemiliknya, bahkan lengkap dengan pegiat media sosial dan sukarelawan

10
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum https://tirto.id/akun-mahasiswi-cantik-dan-
Suatu Pengantar, Bandung: Citra Aditya Bakti, pentingnya-ruu-perlindungan-data-pribadi-dcEk
2013, hlm. 160. diakses pada 10 September 2019
11 12
Tirto ID, Mahasiswi Cantik dan Pentingnya Pasal 26 UU ITE
RUU Perlindungan Data Pribadi dalam
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 129

Jokowi. Ulin tercatat membagikan data yang terkait dengan perlindungan data
pribadi dua orang bernama Cep Yanto pribadi menjadi meningkat. Hal ini
dan Dheva Suprayoga di akun Twitter disebabkan karena seringkali hukum
pribadinya. Data dua orang yang yang sudah ada tidak dapat bekerja
disebut sebagai pengancam Jokowi secara efektif dalam mengikuti
dengan menyampaikan keinginannya perkembangan teknologi. Hukum
membunuh presiden ketujuh RI. seringkali berjalan lebih lambat
Postingan yang diunggah Ulin dalam dibandingkan dengan perkembangan
akun Twitter-nya yang memberikan masyarakatnya, termasuk juga
banyak reaksi dan komentar. Bahkan perkembangan teknologi. Kekosongan
dalam postingan-nya tersebut hukum ini tentu saja membawa
tercantum data-data diri lengkap implikasi terhadap perlindungan
pemilik data beserta foto hingga alamat privasi dan data pribadi.14
tempat tinggal pemilik data tersebut. Pada tahun 2016, pemerintah
Tetapi setelah dilakukan penyelidikan, telah merancang regulasi mengenai
ternyata data yang disebarkan Ulin perlindungan data pribadi yaitu
Yusron adalah keliru, seseorang yang Rancangan Undang-undang
melakukan pengancaman diduga Perlindungan Data Pribadi, namun
berinisial HS, bukan pemilik data yang sampai sekarang RUU tersebut masih
disebarkan Ulin.13 Namun data pribadi belum disahkan. Hal ini perlu menjadi
tersebut sudah terlanjur tersebar di prioritas pemerintah dikarenakan
media sosial dan pastinya akan permasalahan hukum mengenai
memberikan kerugian pada pemilik penyalahgunaan data pribadi semakin
data pribadi tersebut. marak terjadi serta dibutuhkannya
Pemerintah dalam hal ini wajib perlindungan atas data pribadi itu
memberikan perlindungan dalam sendiri, mengingat data pribadi
menjaga keamanan data pribadi merupakan bagian dari privasi dimana
seseorang. Aturan berkaitan dengan privasi merupakan HAM dari setiap
perlindungan data pribadi di Indonesia individu. Penyalahgunaan data pribadi
dirasa masih belum maksimal dalam jelas merugikan pemilik data. Data
hal perlindungannya mengingat pribadi memiliki sifat rahasia yang
Indonesia masih belum memiliki seharusnya kerahasiannya tersebut
aturan hukum yang khusus yang secara dijaga. Maka dari itu diperlukan
spesifik mengatur mengenai pembentukan hukum yang
perlindungan data pribadi karena komprehensif berkenaan dengan
aturannya masih bersifat parsial dan perlindungan data pribadi agar
sektoral yang terdapat dalam beberapa perkembangan dan pemanfaatannya
peraturan perundang-undangan yang dapat berjalan dengan baik.
terpisah yang mengatur ranahnya Undang-undang yang jelas dan
sendiri-sendiri. komprehensif sangat dibutuhkan untuk
Dengan meningkatnya menentukan langkah-langkah yang
perkembangan teknologi, urgensi pasti yang dapat dilakukan dalam
untuk mengatasi permasalahan hukum proses pengamanan dan perlindungan

13
Nia Wahyu, “Penyebaran Data Pribadi di 14
Sinta Dewi, “Konsep Perlindungan Hukum
Media Sosial: Belajar dari Tingkah Ulin Yusron” Atas Privasi Dan Data Pribadi Dikaitkan Dengan
dalam Penggunaan Cloud Computing di Indonesia”,
https://teknologi.bisnis.com/read/20190515/84/923 Yustisia, Vol.5 No.1, Fakultas Hukum Universitas
013/penyebaran-data-pribadi-di-media-sosial- Padjadjaran, Januari - April 2016, hlm. 16.
belajar-dari-tingkah-ulin-yusron diakses pada 09
September 2019.
130 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...

data pribadi. Hal ini sejalan dengan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
fungsi hukum itu sendiri yakni agar 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-
tercapainya suatu keteraturan dalam Undang Nomor 11 Tahun 2008
kehidupan bermasyarakat. Hukum Tentang Informasi dan Transaksi
harus hadir ditengah masyarakat untuk Elektronik?
menjamin terlindunginya kepentingan-
kepentingan tiap individu maupun Metode Penelitian
masyarakat secara luas. 1. Penelitian Metode penelitian yang
Topik ini penting untuk diteliti digunakan dalam penelitian ini adalah
karena Indonesia saat ini tengah berada yuridis normatif. Spesifikasi penelitian
di era perkembangan zaman dimana adalah deskriptif analitis, yaitu suatu
setiap lapisan kegiatan masyarakat penulisan yang bertujuan untuk
sangatlah bergantung pada teknologi menggambarkan dan menganalisis
dan komunikasi digital dimana perlu fakta-fakta yang ada secara sistematis,
adanya aturan-aturan yang konkret dan faktual dan akurat dengan
jelas dalam memberikan perlindungan memperhatikan data-data, peraturan-
hukum atas data pribadi yang dimiliki peraturan yang berlaku dengan teori-
setiap masyarakat terlebih jika terjadi teori hukum dan praktik pelaksanaan
penyalahgunaan data pribadi hukum positif yang menyangkut
terkhususnya dalam platform media permasalahan di atas. Analisa data
sosial. Penelitian ini akan berfokus dalam penelitian ini dilaksanakan
pada perlindungan hukum data pribadi dengan metode normatif kualitatif.
terhadap penyalahgunaan data pribadi Normatif dimaksudkan atas titik tolak
pada platform media sosial yang dari peraturan-peraturan hukum yang
dilakukan oleh pengguna media sosial ada sebagai norma hukum positif.
itu sendiri, dikarenakan hal ini sudah
terlalu marak terjadi namun
perlindungannya yang belum maksimal B. Perlindungan Hukum Data Pribadi
serta kesadaran masyarakat yang Terhadap Penyalahgunaan Data
rendah terhadap perlindungan data Pribadi Pada Platform Media Sosial
pribadi itu sendiri membuat Berdasarkan UU ITE
permasalahan ini perlu untuk terus
dikaji. Data pribadi seseorang sangat
Adapun yang menjadi rumusan perlu untuk dilindungi agar tidak
masalah yang diteliti yakni, Bagaimana mudah untuk disalahgunakan. Apabila
perlindungan hukum data pribadi data pribadi yang merupakan privasi
terhadap penyalahgunaan data pribadi seseorang bisa diperoleh orang lain
pada platform media sosial tanpa seizin pemilik data, maka dapat
berdasarkan Undang-Undang Republik mengakibatkan hal-hal yang
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 merugikan bagi pemilik data.
Tentang Perubahan Atas Undang- Perlindungan data pribadi berhubungan
Undang Nomor 11 Tahun 2008 dengan konsep privasi dan konsep
Tentang Informasi dan Transaksi privasi sendiri adalah gagasan untuk
Elektronik dan bagaimana tindakan menjaga integritas dan martabat
hukum yang dapat dilakukan oleh pribadi.15 Sejatinya, Privasi dianggap
seseorang yang data pribadinya sebagai klaim atau hak individu,
disalahgunakan pada platform media kelompok, atau institusi untuk
sosial berdasarkan Undang-Undang menentukan apakah data tentang
15
Wahyudi Djafar dan Asep Komarudin, Beberapa Penjelasan Kunci, Jakarta: Elsam, 2014,
Perlindungan Hak Atas Privasi di Internet- hlm. 2.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 131

mereka akan diungkapkan atau tidak Hukum dijadikan sebagai


kepada pihak lain. 16 sarana untuk memberikan jaminan
Telah terang bahwa privasi perlindungan atas hak tersebut, seperti
merupakan bagian dari hak asasi yang terdapat dalam Pasal 28D ayat (1)
manusia, yang berarti privasi sebagai dikatakan bahwa:
hak individu harus dilindungi. “Setiap orang berhak atas pengakuan
Sebagaimana menurut Jimly jaminan, perlindungan, dan kepastian
Asshiddiqie hak asasi manusia (HAM) hukum yang adil serta perlakuan yang
dianggap sebagai ciri yang mutlak sama di hadapan hukum.”
harus ada dan negara hukum haruslah Hukum dapat bekerja dan berperan
menjamin terlindunginya hak-hak melalui bantuan dari perundang-
tersebut dengan mencantumkannya undangan, putusan pengadilan, atau
dalam konstitusi tertulis negara gabungan dari keduanya. Pembentukan
tersebut, selain itu juga dianggap perundang-undangan adalah cara yang
sebagai salah satu materi terpenting paling rasional dan cepat dibandingkan
yang ada dalam undang-undang dengan metode pengembangan hukum
dasar.17 Ini berarti perlindungan hukum lain seperti yurisprudensi dan hukum
atas data pribadi mutlak harus dipenuhi kebiasaan.20
karena perlindungan hukum Sejalan dengan itu,
merupakan unsur yang penting dalam pembentukan perundang-undangan
berdirinya negara hukum sebagaimana dalam hal perlindungan hukum atas
Indonesia merupakan negara hukum data pribadi di Indonesia terdapat
yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) dalam beberapa undang-undang yang
UUD NRI 1945, yakni “Negara tidak berdiri sendiri, setidaknya ada 30
Indonesia adalah negara hukum”, yang peraturan perundang-undangan
berarti segala aktivitas di Indonesia berbagai tingkatan yang mengatur
haruslah berdasarkan pada hukum. tentang perlindungan data pribadi yang
Perlindungan hukum merupakan bersifat sektoral, mengatur ranahnya
implementasi dari fungsi hukum agar sendiri-sendiri.21 Pada tahun 2008,
tercapainya keteraturan dalam pemerintah membentuk Undang-
kehidupan bermasyarakat, keteraturan undang Informasi dan Transaksi
menyebabkan kepastian yang Elektronik yang diperbaharui di tahun
berdampak pula pada ketertiban dalam 2016 (UU ITE) sebagaimana dalam
masyarakat.18 Sejalan dengan yang konsiderannya pembentukan UU ITE
terdapat dalam Naskah Akademik ini merupakan amanat dari 28G ayat (1)
RUU PDP bahwa perlindungan hukum UUD NRI 1945 dan juga Pasal 28D
atas data pribadi merupakan salah satu ayat (1) UUD NRI 1945. Pada Pasal 4
hak asasi manusia yang merupakan UU ITE disebutkan bahwa tujuan dari
bagian dari perlindungan diri pribadi undang-undang ini. Pasal 4 tersebut
dan perlu diberikan landasan hukum berbunyi sebagai berikut:
yang kuat untuk memberikan “Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
perlindungan dan keamanan atas data Transaksi Elektronik dilaksanakan
pribadi.19 dengan tujuan untuk:
16 19
Sinta Dewi. Op.Cit., hlm. 39. RUU Perlindungan Data Pribadi
17 20
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Mochtar Kusumaatmadja, Op.Cit., hlm. 21.
Tata Negara, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 21
Muhammad Iqsan Sirie, “The Mandatory
2015, hlm. 343. Designation of a Data Protection Officer in
18
Mochtar Kusumaatmadja dan B. Arief Indonesia’s Upcoming Personal Data Protection
Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum Suatu Pengenalan Law”, Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 5,
Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum, No. 1, 2018, hlm. 25.
Bandung: PT. Alumni, 2013, hlm. 50.
132 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...

a. Mencerdaskan kehidupan bangsa pada ayat (1) dapat mengajukan


sebagai bagian dari masyarakat gugatan atas kerugian yang
informasi dunia; ditimbulkan berdasarkan
b. Mengembangkan perdagangan Undang-Undang ini.
dan perekonomian nasional dalam (3) Setiap Penyelenggara Sistem
rangka meningkatkan Elektronik wajib menghapus
kesejahteraan masyarakat; Informasi Elektronik dan/atau
c. Meningkatkan efektivitas dan Dokumen Elektronik yang tidak
efisiensi pelayanan publik; relevan yang berada di bawah
d. Membuka kesempatan seluas- kendalinya atas permintaan
luasnya kepada setiap orang untuk Orang yang bersangkutan
memajukan pemikiran dan berdasarkan penetapan
kemampuan di bidang penggunaan pengadilan.
dan pemanfaatan Teknologi (4) Setiap Penyelenggara Sistem
Informasi seoptimal mungkin dan Elektronik wajib menyediakan
bertanggung jawab; dan mekanisme penghapusan
e. Memberikan rasa aman, keadilan, Informasi Elektronik dan/atau
dan kepastian hukum bagi Dokumen Elektronik yang
pengguna dan penyelenggara sudah tidak relevan sesuai
Teknologi Informasi.” dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Tujuan yang terdapat pada (5) Ketentuan mengenai tata cara
huruf e pada pasal tersebut penghapusan Informasi
menunjukkan bahwa pemerintah ingin Elektronik dan/atau Dokumen
memberikan rasa aman bagi semua Elektronik sebagaimana
pengguna teknologi informasi, dimaksud pada ayat (3) dan ayat
termasuk juga di dalamnya pengguna (4) diatur dalam peraturan
media sosial. Sehingga pengguna pemerintah.
media sosial dapat merasa aman dalam
melaksanakan interaksi dalam Dalam ayat 1 pasal tersebut
bermedia sosial termasuk dalam dijelaskan bahwa penggunaan data
perlindungan data pribadinya, karena pribadi harus dilakukan atas
pemerintah telah menjamin keamanan, persetujuan pemilik data. Kemudian
keadilan dan kepastian hukum seperti diperjelas kembali dalam bagian
yang tercantum dalam pasal tersebut. Penjelasan Pasal 26 ayat (1) bahwa
Perlindungan hukum atas perlindungan data pribadi merupakan
penyalahgunaan data pribadi pada bagian dari hak pribadi (privacy rights)
platform media sosial diatur dalam UU yakni:
ITE yang diakomodir dalam satu pasal “Dalam pemanfaatan Teknologi
yakni pasal 26. Pasal 26 tersebut Informasi, perlindungan data pribadi
berbunyi sebagai berikut: merupakan salah satu bagian dari hak
(1) Kecuali ditentukan lain oleh pribadi (privacy rights). Hak pribadi
peraturan perundang-undangan, mengandung pengertian sebagai
penggunaan setiap informasi berikut:
melalui media elektronik yang a. Hak pribadi merupakan hak untuk
menyangkut data pribadi menikmati kehidupan pribadi dan
seseorang harus dilakukan atas bebas dari segala macam
persetujuan orang yang gangguan.
bersangkutan. b. Hak pribadi merupakan hak untuk
(2) Setiap orang yang dilanggar dapat berkomunikasi dengan
haknya sebagaimana dimaksud
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 133

Orang lain tanpa tindakan memata- langkah-langkah yang secara detail


matai. diatur, tetapi dalam pasal tersebut
c. Hak pribadi merupakan hak untuk tidak menjelaskannya secara rinci
mengawasi akses informasi dengan cara bagaimana persetujuan
tentang kehidupan pribadi dan data itu dapat diperoleh dan bagaimana
seseorang. syarat-syarat atau langkah-langkah
persetujuan itu dilakukan, serta jika
Hal ini pun sejalan dengan pun persetujuan itu dapat diperoleh
aturan turunan dari UU ITE ini, sejauh mana penggunaannya dapat
yakni dalam Permenkominfo dipakai. Pasal ini hanya menyentuh
Perlindungan Data Pribadi Dalam subjek perlindungan data pribadi
Sistem Elektronik Pasal 2 ayat (3) tanpa adanya ketentuan lebih lanjut
termuat definisi normatif mengenai tentang rincian pelaksanaan
hak pribadi atau privasi, yaitu: perlindungan data pribadi tersebut.
“Privasi sebagaimana dimaksud Selanjutnya dalam ayat (2)
pada ayat (2) huruf a merupakan pasal tersebut menjelaskan upaya
kebebasan Pemilik Data Pribadi atau tindakan hukum yang dapat
untuk menyatakan rahasia atau dilakukan seseorang jika data
tidak menyatakan rahasia Data pribadinya disalahgunakan yakni
Pribadinya, kecuali ditentukan lain dengan “dapat mengajukan gugatan
sesuai dengan peraturan atas kerugian yang ditimbulkan”.
perundang-undangan” Lalu dalam ayat (3) mewajibkan
bahwa setiap Penyelenggara Sistem
Dari pasal di atas, dapat Elektronik untuk menghapus
dikatakan bahwa Privasi merupakan Informasi Elektronik dan/atau
hak seseorang untuk membuka atau Dokumen Elektronik yang tidak
tidak membuka Data Pribadinya relevan yang berada di bawah
kepada publik. Artinya, Pemilik kendalinya atas permintaan Orang
Data Pribadi memiliki kendali yang bersangkutan berdasarkan
penuh atas data pribadinya tersebut. penetapan pengadilan. Ketentuan
Ketentuan dalam Pasal 26 UU ITE ini sejalan dengan aturan turunan
ini memuat mengenai perlindungan dari UU ITE yang mengatur tentang
terhadap data pribadi secara Perlindungan Data Pribadi dalam
minimal dan sangat luas, terlebih Sistem Elektronik, Peraturan
dalam UU ini diatur hanya dalam Menteri Komunikasi dan
satu pasal ini dimana aturan- Informatika Nomor 20 Tahun 2016
aturannya belum cukup spesifik tentang Perlindungan Data Pribadi
memberikan ketentuan tentang dalam Sistem Elektronik
perlindungan data pribadi itu (Permenkominfo 20/2016) Pasal 36
sendiri. Dari ketentuan tersebut ayat (1) yang menyebutkan bahwa:
dijelaskan bahwa penggunaan setiap (1) Setiap orang yang
informasi melalui media elektronik memperoleh, mengumpulkan,
termasuk di dalamnya media sosial, mengolah, menganalisis,
yang menyangkut data pribadi menyimpan, menampilkan,
seseorang harus dilakukan atas mengumumkan, mengirimkan,
persetujuan orang yang dan/atau menyebarluaskan data
bersangkutan. Namun timbul pribadi tanpa hak atau tidak
pertanyaan apakah dalam pasal ini sesuai dengan ketentuan dalam
tergolong pada persetujuan implisit peraturan menteri ini atau
atau memang harus adanya peraturan perundang-undangan
persetujuan eksplisit dengan
134 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...

lainnya dikenai sanksi seseorang dan tidak adanya rasa takut


administratif sesuai dengan yang dimiliki, terlebih kasus-kasus
ketentuan peraturan perundang- seperti ini sering diabaikan dan jarang
undangan berupa: dilakukannya proses hukum atas
a. Peringatan lisan; penegakannya membuat tidak
b. Peringatan tertulis; mungkin adanya rasa jera yang
c. Penghentian sementara dirasakan pelaku. Pemerintah juga
kegiatan; dan/atau dirasa kurang berperan aktif dalam
d. Pengumuman di situs melakukan pengawasan dan
dalam jaringan (website penegakan hukum atau penahanan
online). terhadap tersangka penyalahgunaan
Dapat dilihat dalam pasal 26 ini data pribadi dalam platform media
bahwa sanksi yang diberikan hanya sosial sehingga membuka ruang bagi
berupa sanksi perdata ataupun hanya pelaku penyalahgunaan terhadap data
sekedar sanksi administratif saja. pribadi untuk lolos dari proses hukum.
Tidak ada sanksi yang tegas kepada Hal ini pun didukung dengan
pelaku penyalahgunaan data pribadi. pernyataan dari pihak KOMINFO
Hal ini memungkinkan tidak adanya menyatakan bahwa belum adanya
rasa takut yang dirasakan pelaku penanganan kasus penyalahgunaan
penyalahgunaan data pribadi, dimana data pribadi pada platform media
sanksi-sanksi yang diberikan pun sosial yang dilakukan pengguna
belum dirasa cukup untuk media sosial yang ditangani oleh
memberikan efek jera. Padahal pihak KOMINFO sebagaimana yang
dampak kerugian yang diperoleh oleh disampaikan oleh Ajeng Rahmadani,
korban sejatinya nyata, terlebih jika Staff divisi Perlindungan Data Pribadi
penyalahgunaan data pribadi ini dalam bidang Pengendalian Aplikasi
memberikan dampak kerugian yang Informatika KOMINFO mengatakan:
lebih berat yang memungkinkan “Selama ini tindakan KOMINFO
timbulnya tindak pidana lainnya. masih lebih mengarah kepada
Dalam hal ini diperlukan sanksi platform-platform yang melakukan
pidana dalam penegakannya karena penyalahgunaan data pribadi dengan
sifat sanksi pidana yang dipandang memberikan punishment, karena
sebagai senjata pamungkas atau dianggap tidak dapat menjaga
ultimum remedium yang jika keamanan data pribadi yang ada
dibandingkan dengan sanksi perdata dalam sistem elektroniknya dengan
atau sanksi administratif lebih dirasa merujuk kepada ketentuan PERMEN
memberikan efek jera kepada pelaku 20 Tahun 2016.”22
penyalahgunaan data pribadi terlebih
dikarenakan dengan adanya ancaman Ini disebabkan karena
pidana dalam sanksi pidana yang tidak penyalahgunaan data pribadi dalam
ditemukan dalam sanksi perdata media sosial masih merupakan delik
ataupun sanksi administratif. aduan, dimana korban sendirilah yang
Jika merujuk dalam kasus harus terlebih dahulu melaporkan
Annisa Alifah dan Ulin Yusron yang kasus penyalahgunaan data pribadi
telah dijelaskan pada bab sebelumnya, ini. Namun, dengan kurangnya
bahwa terlihat pelaku dengan kesadaran masyarakat atas
mudahnya menyebarkan data pribadi perlindungan data pribadi dan dengan

22
Hasil Wawancara Penulis dengan Ajeng Kementrian Komunikasi dan Informasi pada hari
Rahmadani selaku staff divisi Perlindungan Data Senin, 10 Februari 2020.
Pribadi pada Direktorat Pengendalian Aptika
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 135

proses pengadilan yang terkesan lama, langsung melalui sistem elektronik


masyarakat tidak jarang enggan untuk dan/atau non elektronik”. Data pribadi
melapor atau menggugat pelaku yang diatur pun bukan hanya yang
penyalahgunaan data pribadi dan bersifat umum yang dapat diketahui
berakhir dengan membiarkannya saja publik berupa nama lengkap, jenis
tanpa melakukan proses hukum. kelamin, kewarganegaraan, maupun
Agar perlindungan hukum agama, atau Data Pribadi lainnya yang
dapat diberikan kepada korban secara dikombinasikan sehingga
utuh, tentunya penegakan hukum juga memungkinkan mengidentifikasikan
harus dilakukan dengan baik. Serta seseorang, data pribadi yang bersifat
undang-undang yang mengatur pun sensitif pun turut diakomodir
harus diatur secara komprehensif dan perlindungannya yang memerlukan
spesifik agar dapat memberikan perlindungan secara khusus. Data
kepastian hukum untuk melindungi tersebut data berkaitan dengan data
data pribadi, seperti bagaimana data kesehatan, data biometrik yaitu data
pribadi boleh dikumpulkan, disimpan yang berkaitan dengan fisik, fisiologis
dan digunakan oleh pihak lain, serta atau karakteristik perilaku individu,
apa saja langkah-langkah atau aturan data genetik, kehidupan seksual,
yang pasti dalam proses pengamanan pandangan politik, data keuangan
data pribadi. pribadi, data pendidikan, serta data
Dalam UU ITE ini, dan informasi pribadi lainnya yang
perlindungan hukum data pribadi dan mungkin dapat membahayakan dan
sejauh mana penggunaan data pribadi merugikan privasi pemilik data.24
dapat dilakukan terasa masih kurang RUU ini juga mengatur bagaimana
jelas, terlebih hanya diatur dalam pemrosesan data pribadi itu harus
Pasal 26 saja. Maka dari itu, RUU dilakukan baik data yang bersifat
Perlindungan Data Pribadi yang kini umum maupun bersifat spesifik.
telah ada telah mencakup semua hal Lebih lanjut, RUU ini pun
yang dirasa kurang dalam UU ITE dan nantinya akan mengatur semua pihak
peraturan lainnya terhadap dan penerapannya akan mengikuti
perlindungan data pribadi. Seperti asas extra‐teritorial jurisdiction.
yang terkandung dalam konsideran Sebagaimana tercantum bahwa,25
RUU PDP ini bahwa pengaturan data “Undang‐Undang ini berlaku untuk
pribadi saat ini terdapat di dalam setiap Orang, Badan Publik, Pelaku
beberapa peraturan perundang- Usaha, dan organisasi/institusi yang
undangan maka untuk meningkatkan melakukan perbuatan hukum
efektivitas dalam pelaksanaan sebagaimana diatur dalam Undang‐
perlindungan data pribadi diperlukan Undang ini, baik yang berada di
pengaturan mengenai pelindungan wilayah hukum Indonesia maupun di
data pribadi dalam suatu undang- luar wilayah hukum Indonesia, yang
undang.23 memiliki akibat hukum di wilayah
Dalam RUU ini, data pribadi hukum Indonesia dan/atau di luar
ditafsirkan sebagai: “setiap data wilayah hukum Indonesia dan
tentang seseorang baik yang merugikan kepentingan Indonesia”.
teridentifikasi dan/atau dapat
diidentifikasi secara tersendiri atau Berbeda dengan pengaturan dalam
dikombinasi dengan informasi lainnya UU ITE, persetujuan menyangkut
baik secara langsung maupun tidak penggunaan data pribadi dalam RUU
23 25
RUU Perlindungan Data Pribadi Pasal 2 RUU PDP.
24
Pasal 3 RUU PDP.
136 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...

PDP ini lebih jelas diatur. Syarat RUU PDP ini, disamping adanya
persetujuan sudah diatur dengan sanksi perdata ataupun sanksi
secara detail dan spesifik dalam Pasal administratif. Ketentuan Pidana diatur
19, yakni: pada Bab XIII RUU PDP. Dengan
1) Persetujuan pemrosesan Data demikian, tujuan untuk memberikan
Pribadi dilakukan melalui efek jera terhadap pelaku dapat
persetujuan tertulis atau lisan terpenuhi dengan adanya sanksi pidana
terekam. dan juga kerugian yang diderita korban
2) Persetujuan secara tertulis dapat dikembalikan kepada kondisi
sebagaimana dimaksud pada semula melalui gugatan dengan
ayat (1) dapat disampaikan meminta ganti rugi.
secara elektronik atau Selanjutnya, dalam meningkatkan
nonelektronik. kesadaran masyarakat atas pentingnya
3) Persetujuan tertulis dan lisan perlindungan data pribadi, RUU PDP
terekam sebagaimana dimaksud pun mengatur hal ini bahwa
dalam ayat (1) mempunyai pelaksanaan peran serta masyakarat
kekuatan hukum yang sama dalam meningkatkan kesadaran
4) Dalam hal persetujuan tertulis pentingnya perlindungan data pribadi
sebagaimana dimaksud pada dapat dilakukan melalui Pendidikan,
ayat (1) di dalamnya memuat pelatihan, advokasi, bimbingan teknis,
tujuan lain, permintaan dan/atau sosialisasi.26 Sehingga
persetujuan harus memenuhi kesadaran atas perlindungan data
ketentuan: pribadi tidak hanya dapat dirasakan
a. dapat dibedakan secara jelas oleh pemerintah sebagai pembentuk
dengan hal lainnya; kebijakan namun dapat dirasakan dan
b. dibuat dengan format yang dilakukan oleh semua pihak.
dapat dipahami dan mudah Berdasarkan pembahasan
diakses; dan diatas dapat ditarik kesimpulan
c. menggunakan bahasa yang bahwa perlunya perlindungan dan
sederhana dan jelas. pembentukan hukum yang tegas dan
5) Persetujuan yang tidak komprehensif berkenaan dengan
memenuhi ketentuan penggunaan data pribadi agar
sebagaimana dimaksud pada perkembangan dan pemanfaatannya
ayat (1) sampai dengan ayat (4) dapat berjalan dengan baik. Undang-
dinyatakan batal demi hukum. undang yang jelas dan komprehensif
sangat dibutuhkan untuk menentukan
Serta lebih lanjut dijelaskan dalam langkah-langkah yang pasti dalam
Pasal 20 bahwa: proses penggunaan data pribadi dan
“Klausul perjanjian yang di dalamnya perlindungannya. Masalah keamanan
terdapat permintaan Data Pribadi yang dan kerahasiaan data pribadi
tidak memuat persetujuan secara tegas merupakan salah satu aspek paling
(explicit consent) dari Pemilik Data penting yang harus menjadi perhatian
Pribadi dinyatakan batal demi hukum” utama dalam setiap pembentukan
kebijakan, pemerintah selaku pihak
Hal ini tentu lebih memberikan yang membuat sebuah kebijakan
kepastian hukum dalam perlindungan harus lebih memberi perhatian terkait
data pribadi. Terlebih lagi ketika hal ini sebagaimana Thomas Hobbes
ketentuan pidana dimasukkan ke dalam berpendapat bahwa hak dan

26
Pasal 60 RUU PDP.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 137

kebebasan rakyat telah diserahkan hak pribadinya. Dengan demikian,


kepada primus inter paris yang pengaturan Data Pribadi akan
berkuasa sebagai bentuk dari kontrak menciptakan keseimbangan antara
sosial.27 hak-hak individu dan masyarakat
Indonesia dapat dikatakan yang diwakili kepentingannya oleh
tertinggal jika dibandingkan dengan negara. Pengaturan tentang
negara-negara lain yang sudah perlindungan Data Pribadi ini pun
memiliki aturan-aturan khusus yang akan memberikan kontribusi yang
mengatur perlindungan data pribadi. besar terhadap terciptanya ketertiban
Malaysia memiliki UU Perlindungan dan kemajuan dalam masyarakat
Data Pribadi sejak 2010. Singapura informasi.29
dan Filipina memilikinya sejak 2012.
Negara Asia Tenggara lain yang baru-
baru ini mengumumkan berlakunya C. Tindakan Hukum yang Dapat
UU Perlindungan Data Pribadi adalah Dilakukan Seseorang Yang Data
Thailand.28 Pribadinya Disalahgunakan Pada
Platform Media Sosial Berdasarkan
Peraturan perundang- UU ITE
undangan yang tersedia di Indonesia
saat ini mengenai perlindungan data
pribadi belum secara komprehensif Dengan banyaknya kasus
memberikan perlindungan yang penyalahgunaan data pribadi yang
cukup pada data pribadi. Dengan terjadi, hal ini menimbulkan
memperhatikan perkembangan pertanyaan bagaimana tindakan hukum
internasional dalam pengaturan data yang dapat dilakukan seseorang ketika
pribadi, baik yang telah dilakukan menjadi korban atas penyalahgunaan
oleh banyak negara di dunia maupun data pribadi terlebih jika terjadi pada
oleh organisasi-organisasi platform media sosial. Seperti yang
internasional, maka dari itu, RUU telah dijelaskan di atas, bahwa tindakan
Perlindungan Data Pribadi yang telah hukum yang dapat dilakukan seseorang
rampung disusun dan dibentuk, perlu jika data pribadinya disalahgunakan
segera disahkan karena akan lebih pada platform media sosial diatur
memberikan kepastian dan dalam Pasal 26 UU ITE, merujuk pada
perlindungan hukum untuk mengatur ayat (2) yang menyatakan:
dan melindungi data pribadi sebagai “Setiap orang yang dilanggar haknya
hak asasi dari setiap warga negara. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat mengajukan gugatan atas
Sejalan dengan yang kerugian yang ditimbulkan
tercantum dalam Naskah RUU PDP berdasarkan Undang-Undang ini”.
bahwa Perlindungan yang memadai
atas Data Pribadi akan mampu Dalam hal ini disebutkan
memberikan kepercayaan masyarakat bahwa penggunaan setiap informasi
untuk menyediakan Data Pribadi melalui media elektronik termasuk
guna berbagai kepentingan media sosial yang menyangkut data
masyarakat yang lebih besar tanpa pribadi seseorang harus dilakukan atas
disalahgunakan atau melanggar hak- persetujuan orang yang bersangkutan.

27 28
Bagir Manan dan Susi Dwi Harijanti, Tirto ID, Sulitnya Melindungi Data Pribadi
“Konstitusi dan Hak Asasi Manusia”, di Indonesia, dalam https://tirto.id/sulitnya-
Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum Vol. 3 No. 3, melindungi-data-pribadi-di-indonesia-edCX
tahun 2016, hlm. 451. diakses pada 9 September 2019
29
Naskah Akademik RUU PDP.
138 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...

Apabila seseorang yang merasa hak b) Hak atas harta kekayaan, hak
privasinya dilanggar, dapat kebendaan dan hak mutlak
mengajukan gugatan atas kerugian lainnya.
yang ditimbulkan. Alas hak
mengajukan gugatan tersebut ialah Sehingga jika merujuk pada
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) / kasus yang sudah dipaparkan pada bab
Onrechtmatige Daad yang terdapat sebelumnya terkait penyalahgunaan
dalam Pasal 1365 KUHPerdata / data pribadi pada platform media
Burgerlijk Wetboek (“BW”), yang sosial, perbuatan pelaku dalam kasus
mengatur Annisa Alifah dan perbuatan Ulin
"tiap perbuatan yang melawan hukum Yusron termasuk dalam perbuatan
dan membawa kerugian kepada orang melawan hukum yakni “bertentangan
lain, mewajibkan orang yang dengan hak subjektif orang lain”. Maka
menimbulkan kerugian itu karena dari itu, Annisa Alifah sebagai korban
kesalahannya untuk mengganti dan seorang korban dalam kasus Ulin
kerugian tersebut." Yusron dapat melakukan gugatan atas
kerugian terhadap penyalahgunaan
Selanjutnya, dalam menentukan suatu data pribadi mereka.
perbuatan dapat dikualifisir sebagai Beberapa kemungkinan gugatan
melawan hukum, yakni:30 atau tuntutan yang diberikan oleh Pasal
1. Bertentangan dengan kewajiban 1365 KUHPerdata, karena perbuatan
hukum si pelaku melawan hukum, antara lain:32
2. Bertentangan dengan hak a. Ganti kerugian atas kerugian
subjektif orang lain dalam bentuk uang
3. Bertentangan dengan kesusilaan b. Ganti kerugian atas kerugian
4. Bertentangan dengan kepatutan, dalam bentuk natura atau
ketelitian dan kehati-hatian. pengembalian keadaan pada
keadaan semula
Dalam hal ini penyalahgunaan c. Pernyataan bahwa perbuatan
data pribadi pada platform media sosial yang di lakukan adalah bersifat
yang dilakukan pelaku termasuk ke melawan hukum
dalam perbuatan melawan hukum yang d. Larangan untuk melakukan suatu
bertentangan dengan hak subjektif perbuatan
orang lain, dimana data pribadi yang e. Meniadakan sesuatu yang
termasuk privasi seseorang merupakan diadakan secara melawan hukum
hak subjektif setiap individu. f. Pengumuman daripada
Melanggar hak subjektif orang lain, keputusan atau dari sesuatu yang
berarti melanggar wewenang khusus telah diperbaiki.
yang diberikan oleh hukum kepada
seseorang, Yurisprudensi memberi hak Selanjutnya, tindakan hukum
subjektif sebagai berikut:31 yang dapat dilakukan yakni dengan
a) Hak-hak perorangan seperti menuntutnya dilakukan sanksi
kebebasan, kehormatan, nama administratif seperti tercantum dalam
baik; ayat (3) dan ayat (4) Pasal 26 UU ITE
disebutkan bahwa:
(3) Setiap Penyelenggara Sistem
Elektronik wajib menghapus

30 31
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Ibid.
32
Hukum, Jakarta: Pasca Sarjana FH Universitas Ibid., hlm. 85.
Indonesia, 2003, hlm. 117.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 139

Informasi Elektronik dan/atau ayat (1) yang menyebutkan bahwa:


Dokumen Elektronik yang tidak (1) Setiap orang yang
relevan yang berada di bawah memperoleh, mengumpulkan,
kendalinya atas permintaan mengolah, menganalisis, menyimpan,
Orang yang bersangkutan menampilkan, mengumumkan,
berdasarkan penetapan mengirimkan, dan/atau
pengadilan. menyebarluaskan data pribadi tanpa
(4) Setiap Penyelenggara Sistem hak atau tidak sesuai dengan ketentuan
Elektronik wajib menyediakan dalam peraturan menteri ini atau
mekanisme penghapusan peraturan perundang-undangan lainnya
Informasi Elektronik dan/atau dikenai sanksi administratif sesuai
Dokumen Elektronik yang dengan ketentuan peraturan
sudah tidak relevan sesuai perundang-undangan berupa:
dengan ketentuan peraturan a. Peringatan lisan;
perundang-undangan. b. Peringatan tertulis;
c. Penghentian sementara kegiatan;
Berdasarkan ketentuan dan/atau
tersebut, data pribadi yang disebarkan d. Pengumuman di situs dalam
atau disalahgunakan termasuk ke jaringan (website online).
dalam informasi elektronik yang tidak
relevan dalam artian informasi atau Sanksi ini dapat dilakukan oleh
data pribadi tersebut ada tanpa seizin pejabat yang berwenang. Selain itu,
pemilik data pribadi. Seperti dalam jika penyalahgunaan data pribadi
kasus Annisa Alifah sebagai korban berujung pada kerugian yang
dapat meminta penyelenggara sistem menimbulkan tindak pidana lainnya,
elektronik dalam hal ini, Instagram korban juga dapat menuntut dan
untuk menghapus postingan yang melaporkan dengan pasal yang sesuai.
dibagikan oleh akun uicantik yang Jika merujuk pada kasus Ulin Yusron,
menyebarkan data pribadinya tanpa pihak yang dijadikan korban tentu
izin. Maka pihak instagram pun harus dirugikan dengan disebarkan data
segera melakukan penghapusan atas pribadinya pada media sosial pelaku,
permintaan tersebut. Namun, terkadang terlebih tuduhan yang diberikan adalah
cara ini pun belum cukup efektif salah. Namun data pribadinya sudah
digunakan karena tidak semua terlanjur disebar dan sudah
penyelenggara sistem elektronik dalam mendapatkan banyak komentar. Dalam
hal ini media sosial secara langsung hal ini selain melakukan gugatan atau
menghapus postingan tersebut dan menuntut dilakukannya sanksi
tidak semua platform media sosial administratif atas penyalahgunaan dan
menyediakan pelayanan permanent penyebaran data pribadinya yang
deletion atau penghapusan unggahan dilakukan tanpa izin, korban pun dapat
secara permanen. melaporkan dengan tuduhan
Sanksi administratif lainnya pencemaran nama baik, mengingat
juga diatur dalam aturan turunan UU tindakan Ulin Yusron sebagai pelaku
ITE yang mengatur tentang yang dengan sengaja menyebarkan
Perlindungan Data Pribadi dalam data pribadinya telah memberikan
Sistem Elektronik, Peraturan Menteri kerugian dan tuduhan yang keliru
Komunikasi dan Informatika Nomor tersebut telah menimbulkan tindakan
20 Tahun 2016 tentang Perlindungan pidana lainnya yang menyerang
Data Pribadi dalam Sistem Elektronik kehormatan atau nama baiknya.
(Permenkominfo 20/2016) Pasal 36 Dimana pencemaran nama baik
140 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...

merujuk kepada pengertian “barang penyalahgunaan data pribadi. Untuk


siapa sengaja menyerang kehormatan melakukan pengawasan dan penegakan
atau nama baik seseorang, dengan hukum dalam hal upaya perlindungan
menuduh sesuatu hal yang maksudnya data pribadi perlu juga diterapkannya
terang supaya hal itu diketahui sanksi pidana disamping sanksi perdata
umum”33 maupun sanksi administratif yang
Sebagaimana perbuatan Ulin diberikan oleh undang-undang.
Yusron termasuk dalam perbuatan
yang dilarang dalam Pasal 27 ayat (3) Jika merujuk pada RUU PDP
UU ITE; yang telah memiliki sanksi pidana,
“Setiap Orang dengan sengaja dan pelaku dalam kasus Annisa Alifah dan
tanpa hak mendistribusikan dan/atau Kasus Ulin Yusron, melanggar Pasal
mentransmisikan dan/atau membuat 51 ayat 2 yakni,
dapat diaksesnya Informasi Elektronik “Setiap Orang dilarang secara
dan/atau Dokumen Elektronik yang melawan hukum mengungkapkan Data
memiliki muatan penghinaan dan/atau Pribadi yang bukan miliknya” dan
pencemaran nama baik dikenakan sanksi pidana yakni, pidana
Dan dikenakan ketentuan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
dalam Pasal 45 ayat (1) UU ITE, pidana denda paling banyak Rp.
20.000.000.000,00 (dua puluh miliar
“Setiap Orang yang memenuhi unsur rupiah).34
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) Namun, dikarenakan RUU PDP
dipidana dengan pidana penjara paling ini yang belum kunjung disahkan oleh
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda pemerintah, sanksi pidana pun belum
paling banyak Rp1.000.000.000,00 dapat diterapkan kepada pelaku
(satu miliar rupiah)” penyalahgunaan data pribadi sehingga
untuk saat ini korban hanya dapat
Berdasarkan pembahasan melakukan tindakan hukum dengan
diatas, tindakan yang dapat dilakukan melakukan gugatan atau menuntutnya
oleh korban yang data pribadinya dilaksanakan sanksi administratif
disalahgunakan pada platform media terhadap pelaku. Sanksi pidana hanya
sosial dapat melakukan gugatan dapat diterapkan jika tindakan pelaku
ataupun menuntut dilaksanakannya menimbulkan tindakan pidana lainnya
sanksi administratif kepada pelaku. yang diatur dalam pasal lain yang
Korban dapat menuntut sanksi pidana memberikan dampak lebih serius yang
jika hanya dikarenakan timbulnya bukan hanya sebatas kerugian atas
tindakan pidana lainnya yang telah diganggunya privasi korban.
diperbuat oleh pelaku yang tergolong
dalam pasal lainnya yang juga diatur
oleh undang-undang. D. Kesimpulan
Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa tindakan hukum Perlindungan hukum merupakan salah
yang hanya sebatas melakukan gugatan satu hal terpenting dalam unsur suatu
atau menuntut dilaksanakannya sanksi negara hukum karena dalam
administratif saja masih dirasa kurang pembentukan suatu negara akan
dalam perlindungan dan penerapan dibentuk pula hukum yang mengatur
penegakan hukum atas dan melindungi setiap warga
negaranya. Perlindungan hukum terkait
33 34
Pasal 310 ayat (1) KUHP. Lihat Pasal 61 ayat (2) RUU PDP.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 141

data pribadi saat ini sudah ada, tetapi oleh peraturan perundang-undangan
belum mengatur secara menyeluruh adalah melakukan gugatan serta
dan maksimal dikarenakan aturan yang menuntut dilakukannya sanksi
mengatur perlindungan data pribadi administratif. Disarankan perlu juga
masih bersifat umum dan belum diatur diterapkannya sanksi pidana disamping
dalam peraturan perundang-undangan sanksi perdata maupun sanksi
secara khusus dan komprehensif dalam administratif. Hal ini dikarenakan
satu aturan khusus. Pemerintah harus selain memberikan perlindungan atas
segera menerbitkan suatu undang- data pribadi, sanksi pidana juga dapat
undang khusus yakni RUU memberikan efek jera terhadap pelaku
Perlindungan Data Pribadi untuk penyalahgunaan data pribadi. Serta
melindungi data pribadi setiap warga disarankan adanya kerja sama antara 2
negara agar perlindungan mengenai aspek, yaitu aspek dari platform media
data pribadi dapat dilaksanakan dengan sosial itu sendiri dan pemerintah selaku
lebih efektif dan menyeluruh. Tindakan pembuat kebijakan dalam hal
hukum yang dapat dilakukan korban perlindungan data pribadi.
atas penyalahgunaan data pribadi pada
platform media sosial yang diberikan

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku.

Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan Haki dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: Refika
Aditama 2005.
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2007.
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2015.
Maria Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Fakultas Hukum UGM,
Yogyakarta: 1989.
Mieke Komar Kantaatmadja, dkk, Cyberlaw: Suatu Pengantar, Bandung: ELIPS, 2002.
Mochtar Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum Suatu Pengenalan
Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum, Bandung: PT. Alumni, 2013.
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: Raja Gravindo Persada,
2004.
Radian Adi Nugraha, Analisis Yuridis Mengenai Perlindungan Data Pribadi dalam Cloud
Computing System Ditinjau dari Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik, Jakarta: Rajawali Press, 2012.
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, Jakarta: Pasca Sarjana FH Universitas
Indonesia, 2003, hlm. 117.
Sinta Dewi Rosadi, Cyber Law: Aspek Data Privasi Menurut Hukum Internasional,
Regional, dan Nasional, Bandung: PT Refika Aditama, 2015.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Bandung: Citra Aditya Bakti,
2013.
Wahyudi Djafar dan Asep Komarudin, Perlindungan Hak Atas Privasi di Internet-Beberapa
Penjelasan Kunci, Jakarta: Elsam, 2014.
142 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...

B. Jurnal, internet

Bagir Manan dan Susi Dwi Harijanti, “Konstitusi dan Hak Asasi Manusia”, Padjadjaran
Jurnal Ilmu Hukum Vol. 3 No. 3, tahun 2016, hlm. 451.
Muhammad Iqsan Sirie, “The Mandatory Designation of a Data Protection Officer in
Indonesia’s Upcoming Personal Data Protection Law”, Padjadjaran Jurnal Ilmu
Hukum, Vol. 5, No. 1, 2018
Sinta Dewi Rosadi dan Garry Gumelar Pratama, “Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Dalam Era Ekonomi Digital di Indonesia”, Veritas et Justitia, Vol. 4, No.1, 2018
Sinta Dewi Rosadi, “Konsep Perlindungan Hukum atas Privasi dan Data Pribadi Dikaitkan
Dengan Penggunaan Cloud Computing di Indonesia”, Yustisia, Vo. 5, No. 1,
Januari – April 2016

C. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Elektronik.

D. Sumber Lainnya

Badan Pembinaan Hukum Nasional, “Naskah Akademik RUU Perlindungan Data Pribadi”, dalam
https://www.bphn.go.id/data/documents/na_perlindungan_data_pribadi.pdf diakses pada 24
Mei 2018
Nia Wahyu, “Penyebaran Data Pribadi di Media Sosial: Belajar dari Tingkah Ulin Yusron” dalam
https://teknologi.bisnis.com/read/20190515/84/923013/penyebaran-data-pribadi-di-media-
sosial-belajar-dari-tingkah-ulin-yusron diakses pada 09 September 2019.
Tirto ID, Sulitnya Melindungi Data Pribadi di Indonesia, dalam https://tirto.id/sulitnya-melindungi-
data-pribadi-di-indonesia-edCX diakses pada 9 September 2019
Tirto ID, Mahasiswi Cantik dan Pentingnya RUU Perlindungan Data Pribadi dalam
https://tirto.id/akun-mahasiswi-cantik-dan-pentingnya-ruu-perlindungan-data-
pribadi-dcEk diakses pada 10 September 2019

You might also like