Professional Documents
Culture Documents
lydia16001@mail.unpad.ac.id
ABSTRACT
Amid the development of technology, the use of social media is increasing. Information on social
media can be easily obtained including a person's personal data and privacy matters. This certainly
triggers the misuse of personal data when interacting between social media users. Even though
personal data are part of human rights that should be protected. This study aims to analyze the extent
to which the government provides legal protection for personal data against misuse of personal data
on social media platforms based on the ITE Law and how legal actions can be taken by victims for
misuse of personal data on social media platforms. The author uses the normative juridical research
method through the review of invitations to settle upon the matter. Based on the results of the study,
the government has not provided maximum legal protection for personal data for the society against
the misuse of personal data, especially those that occur on social media platforms. The establishment
of a clear and comprehensive law is needed to determine definite steps in the process of using
personal data in order to provide legal certainty to protect personal data of society. Legal actions
that victims can take for misuse of personal data on social media platforms provided by the law are
still limited to carrying out lawsuits and demanding administrative sanctions.
Ditengah perkembangan teknologi, penggunaan media sosial pun semakin meningkat. Informasi
dalam media sosial pun dapat dengan mudah didapatkan termasuk halnya data pribadi seseorang dan
hal-hal yang bersifat privasi. Hal ini tentu dapat memicu terjadinya penyalahgunaan data pribadi
pada saat kegiatan interaksi antara pengguna media sosial. Padahal data pribadi merupakan bagian
dari HAM yang selayaknya diberi perlindungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh
mana pemerintah memberikan perlindungan hukum data pribadi terhadap penyalahgunaan data
pribadi pada platform media sosial berdasarkan UU ITE dan bagaimana tindakan hukum yang dapat
dilakukan korban terhadap penyalahgunaan data pribadi pada platform media sosial. Penulis
menggunakan metode penelitian yuridis normatif melalui pengkajian perundang-undangan yang
berlaku untuk menemukan jawaban atas masalah yang dihadapkan tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hukum data pribadi atas penyalahgunaan data pribadi
pada platform media sosial yang diberikan oleh undang-undang masih belum maksimal dan
menyeluruh. Pembentukan undang-undang yang jelas dan komprehensif sangat dibutuhkan untuk
menentukan langkah-langkah yang pasti dalam proses penggunaan data pribadi agar dapat
memberikan kepastian hukum untuk melindungi data pribadi masyarakat. Tindakan hukum yang
dapat dilakukan korban atas penyalahgunaan data pribadi pada platform media sosial yang diberikan
oleh undang-undang masih sebatas melakukan gugatan dan menuntut dilaksanakannya sanksi
administratif.
*
Fakultas Hukum – Universitas Padjajaran Bandung
**
Fakultas Hukum – Universitas Padjajaran Bandung
*** Fakultas Hukum – Universitas Padjajaran Bandung
126 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...
1 4
Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan HAKI Radian Adi Nugraha, Analisis
dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: Refika Yuridis Mengenai Perlindungan Data
Aditama, 2005, hlm. 1. Pribadi dalam Cloud Computing System
2
Ibid. Ditinjau dari Undang-Undang Informasi dan
3
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Transaksi Elektronik, Jakarta: Rajawali
Intelektual, Jakarta: Raja Gravindo Persada, 2004, Press, 2012, hlm. 31.
hlm. 519.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 127
5
Sinta Dewi Rosadi, Cyber Law: Aspek Data berjudul “Perlindungan terhadap Hak-hak Pribadi
Privasi Menurut Hukum Internasional, Regional, (Privacy Rights) dalam Transaksi melalui
dan Nasional, Bandung: PT Refika Aditama, 2015, Elektronik”
8
hlm. 1. Sinta Dewi Rosadi dan Garry Gumelar
6
Penjelasan Pasal 26 ayat (1) Undang- Pratama, “Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Undang UU ITE dalam Era Ekonomi Digital di Indonesia”, Jurnal
7
Mieke Komar Kantaatmadja, dkk, Hukum, Vol. 4 Nomor 1, Universitas Padjadjaran,
Cyberlaw: Suatu Pengantar, Bandung: ELIPS, 2018, hlm. 93.
9
2002, hlm. 118. Lihat juga dalam Tulisan Sinta Dewi Ibid., hlm. 95.
128 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...
10
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum https://tirto.id/akun-mahasiswi-cantik-dan-
Suatu Pengantar, Bandung: Citra Aditya Bakti, pentingnya-ruu-perlindungan-data-pribadi-dcEk
2013, hlm. 160. diakses pada 10 September 2019
11 12
Tirto ID, Mahasiswi Cantik dan Pentingnya Pasal 26 UU ITE
RUU Perlindungan Data Pribadi dalam
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 129
Jokowi. Ulin tercatat membagikan data yang terkait dengan perlindungan data
pribadi dua orang bernama Cep Yanto pribadi menjadi meningkat. Hal ini
dan Dheva Suprayoga di akun Twitter disebabkan karena seringkali hukum
pribadinya. Data dua orang yang yang sudah ada tidak dapat bekerja
disebut sebagai pengancam Jokowi secara efektif dalam mengikuti
dengan menyampaikan keinginannya perkembangan teknologi. Hukum
membunuh presiden ketujuh RI. seringkali berjalan lebih lambat
Postingan yang diunggah Ulin dalam dibandingkan dengan perkembangan
akun Twitter-nya yang memberikan masyarakatnya, termasuk juga
banyak reaksi dan komentar. Bahkan perkembangan teknologi. Kekosongan
dalam postingan-nya tersebut hukum ini tentu saja membawa
tercantum data-data diri lengkap implikasi terhadap perlindungan
pemilik data beserta foto hingga alamat privasi dan data pribadi.14
tempat tinggal pemilik data tersebut. Pada tahun 2016, pemerintah
Tetapi setelah dilakukan penyelidikan, telah merancang regulasi mengenai
ternyata data yang disebarkan Ulin perlindungan data pribadi yaitu
Yusron adalah keliru, seseorang yang Rancangan Undang-undang
melakukan pengancaman diduga Perlindungan Data Pribadi, namun
berinisial HS, bukan pemilik data yang sampai sekarang RUU tersebut masih
disebarkan Ulin.13 Namun data pribadi belum disahkan. Hal ini perlu menjadi
tersebut sudah terlanjur tersebar di prioritas pemerintah dikarenakan
media sosial dan pastinya akan permasalahan hukum mengenai
memberikan kerugian pada pemilik penyalahgunaan data pribadi semakin
data pribadi tersebut. marak terjadi serta dibutuhkannya
Pemerintah dalam hal ini wajib perlindungan atas data pribadi itu
memberikan perlindungan dalam sendiri, mengingat data pribadi
menjaga keamanan data pribadi merupakan bagian dari privasi dimana
seseorang. Aturan berkaitan dengan privasi merupakan HAM dari setiap
perlindungan data pribadi di Indonesia individu. Penyalahgunaan data pribadi
dirasa masih belum maksimal dalam jelas merugikan pemilik data. Data
hal perlindungannya mengingat pribadi memiliki sifat rahasia yang
Indonesia masih belum memiliki seharusnya kerahasiannya tersebut
aturan hukum yang khusus yang secara dijaga. Maka dari itu diperlukan
spesifik mengatur mengenai pembentukan hukum yang
perlindungan data pribadi karena komprehensif berkenaan dengan
aturannya masih bersifat parsial dan perlindungan data pribadi agar
sektoral yang terdapat dalam beberapa perkembangan dan pemanfaatannya
peraturan perundang-undangan yang dapat berjalan dengan baik.
terpisah yang mengatur ranahnya Undang-undang yang jelas dan
sendiri-sendiri. komprehensif sangat dibutuhkan untuk
Dengan meningkatnya menentukan langkah-langkah yang
perkembangan teknologi, urgensi pasti yang dapat dilakukan dalam
untuk mengatasi permasalahan hukum proses pengamanan dan perlindungan
13
Nia Wahyu, “Penyebaran Data Pribadi di 14
Sinta Dewi, “Konsep Perlindungan Hukum
Media Sosial: Belajar dari Tingkah Ulin Yusron” Atas Privasi Dan Data Pribadi Dikaitkan Dengan
dalam Penggunaan Cloud Computing di Indonesia”,
https://teknologi.bisnis.com/read/20190515/84/923 Yustisia, Vol.5 No.1, Fakultas Hukum Universitas
013/penyebaran-data-pribadi-di-media-sosial- Padjadjaran, Januari - April 2016, hlm. 16.
belajar-dari-tingkah-ulin-yusron diakses pada 09
September 2019.
130 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...
data pribadi. Hal ini sejalan dengan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
fungsi hukum itu sendiri yakni agar 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-
tercapainya suatu keteraturan dalam Undang Nomor 11 Tahun 2008
kehidupan bermasyarakat. Hukum Tentang Informasi dan Transaksi
harus hadir ditengah masyarakat untuk Elektronik?
menjamin terlindunginya kepentingan-
kepentingan tiap individu maupun Metode Penelitian
masyarakat secara luas. 1. Penelitian Metode penelitian yang
Topik ini penting untuk diteliti digunakan dalam penelitian ini adalah
karena Indonesia saat ini tengah berada yuridis normatif. Spesifikasi penelitian
di era perkembangan zaman dimana adalah deskriptif analitis, yaitu suatu
setiap lapisan kegiatan masyarakat penulisan yang bertujuan untuk
sangatlah bergantung pada teknologi menggambarkan dan menganalisis
dan komunikasi digital dimana perlu fakta-fakta yang ada secara sistematis,
adanya aturan-aturan yang konkret dan faktual dan akurat dengan
jelas dalam memberikan perlindungan memperhatikan data-data, peraturan-
hukum atas data pribadi yang dimiliki peraturan yang berlaku dengan teori-
setiap masyarakat terlebih jika terjadi teori hukum dan praktik pelaksanaan
penyalahgunaan data pribadi hukum positif yang menyangkut
terkhususnya dalam platform media permasalahan di atas. Analisa data
sosial. Penelitian ini akan berfokus dalam penelitian ini dilaksanakan
pada perlindungan hukum data pribadi dengan metode normatif kualitatif.
terhadap penyalahgunaan data pribadi Normatif dimaksudkan atas titik tolak
pada platform media sosial yang dari peraturan-peraturan hukum yang
dilakukan oleh pengguna media sosial ada sebagai norma hukum positif.
itu sendiri, dikarenakan hal ini sudah
terlalu marak terjadi namun
perlindungannya yang belum maksimal B. Perlindungan Hukum Data Pribadi
serta kesadaran masyarakat yang Terhadap Penyalahgunaan Data
rendah terhadap perlindungan data Pribadi Pada Platform Media Sosial
pribadi itu sendiri membuat Berdasarkan UU ITE
permasalahan ini perlu untuk terus
dikaji. Data pribadi seseorang sangat
Adapun yang menjadi rumusan perlu untuk dilindungi agar tidak
masalah yang diteliti yakni, Bagaimana mudah untuk disalahgunakan. Apabila
perlindungan hukum data pribadi data pribadi yang merupakan privasi
terhadap penyalahgunaan data pribadi seseorang bisa diperoleh orang lain
pada platform media sosial tanpa seizin pemilik data, maka dapat
berdasarkan Undang-Undang Republik mengakibatkan hal-hal yang
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 merugikan bagi pemilik data.
Tentang Perubahan Atas Undang- Perlindungan data pribadi berhubungan
Undang Nomor 11 Tahun 2008 dengan konsep privasi dan konsep
Tentang Informasi dan Transaksi privasi sendiri adalah gagasan untuk
Elektronik dan bagaimana tindakan menjaga integritas dan martabat
hukum yang dapat dilakukan oleh pribadi.15 Sejatinya, Privasi dianggap
seseorang yang data pribadinya sebagai klaim atau hak individu,
disalahgunakan pada platform media kelompok, atau institusi untuk
sosial berdasarkan Undang-Undang menentukan apakah data tentang
15
Wahyudi Djafar dan Asep Komarudin, Beberapa Penjelasan Kunci, Jakarta: Elsam, 2014,
Perlindungan Hak Atas Privasi di Internet- hlm. 2.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 131
22
Hasil Wawancara Penulis dengan Ajeng Kementrian Komunikasi dan Informasi pada hari
Rahmadani selaku staff divisi Perlindungan Data Senin, 10 Februari 2020.
Pribadi pada Direktorat Pengendalian Aptika
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 135
PDP ini lebih jelas diatur. Syarat RUU PDP ini, disamping adanya
persetujuan sudah diatur dengan sanksi perdata ataupun sanksi
secara detail dan spesifik dalam Pasal administratif. Ketentuan Pidana diatur
19, yakni: pada Bab XIII RUU PDP. Dengan
1) Persetujuan pemrosesan Data demikian, tujuan untuk memberikan
Pribadi dilakukan melalui efek jera terhadap pelaku dapat
persetujuan tertulis atau lisan terpenuhi dengan adanya sanksi pidana
terekam. dan juga kerugian yang diderita korban
2) Persetujuan secara tertulis dapat dikembalikan kepada kondisi
sebagaimana dimaksud pada semula melalui gugatan dengan
ayat (1) dapat disampaikan meminta ganti rugi.
secara elektronik atau Selanjutnya, dalam meningkatkan
nonelektronik. kesadaran masyarakat atas pentingnya
3) Persetujuan tertulis dan lisan perlindungan data pribadi, RUU PDP
terekam sebagaimana dimaksud pun mengatur hal ini bahwa
dalam ayat (1) mempunyai pelaksanaan peran serta masyakarat
kekuatan hukum yang sama dalam meningkatkan kesadaran
4) Dalam hal persetujuan tertulis pentingnya perlindungan data pribadi
sebagaimana dimaksud pada dapat dilakukan melalui Pendidikan,
ayat (1) di dalamnya memuat pelatihan, advokasi, bimbingan teknis,
tujuan lain, permintaan dan/atau sosialisasi.26 Sehingga
persetujuan harus memenuhi kesadaran atas perlindungan data
ketentuan: pribadi tidak hanya dapat dirasakan
a. dapat dibedakan secara jelas oleh pemerintah sebagai pembentuk
dengan hal lainnya; kebijakan namun dapat dirasakan dan
b. dibuat dengan format yang dilakukan oleh semua pihak.
dapat dipahami dan mudah Berdasarkan pembahasan
diakses; dan diatas dapat ditarik kesimpulan
c. menggunakan bahasa yang bahwa perlunya perlindungan dan
sederhana dan jelas. pembentukan hukum yang tegas dan
5) Persetujuan yang tidak komprehensif berkenaan dengan
memenuhi ketentuan penggunaan data pribadi agar
sebagaimana dimaksud pada perkembangan dan pemanfaatannya
ayat (1) sampai dengan ayat (4) dapat berjalan dengan baik. Undang-
dinyatakan batal demi hukum. undang yang jelas dan komprehensif
sangat dibutuhkan untuk menentukan
Serta lebih lanjut dijelaskan dalam langkah-langkah yang pasti dalam
Pasal 20 bahwa: proses penggunaan data pribadi dan
“Klausul perjanjian yang di dalamnya perlindungannya. Masalah keamanan
terdapat permintaan Data Pribadi yang dan kerahasiaan data pribadi
tidak memuat persetujuan secara tegas merupakan salah satu aspek paling
(explicit consent) dari Pemilik Data penting yang harus menjadi perhatian
Pribadi dinyatakan batal demi hukum” utama dalam setiap pembentukan
kebijakan, pemerintah selaku pihak
Hal ini tentu lebih memberikan yang membuat sebuah kebijakan
kepastian hukum dalam perlindungan harus lebih memberi perhatian terkait
data pribadi. Terlebih lagi ketika hal ini sebagaimana Thomas Hobbes
ketentuan pidana dimasukkan ke dalam berpendapat bahwa hak dan
26
Pasal 60 RUU PDP.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 137
27 28
Bagir Manan dan Susi Dwi Harijanti, Tirto ID, Sulitnya Melindungi Data Pribadi
“Konstitusi dan Hak Asasi Manusia”, di Indonesia, dalam https://tirto.id/sulitnya-
Padjadjaran Jurnal Ilmu Hukum Vol. 3 No. 3, melindungi-data-pribadi-di-indonesia-edCX
tahun 2016, hlm. 451. diakses pada 9 September 2019
29
Naskah Akademik RUU PDP.
138 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...
Apabila seseorang yang merasa hak b) Hak atas harta kekayaan, hak
privasinya dilanggar, dapat kebendaan dan hak mutlak
mengajukan gugatan atas kerugian lainnya.
yang ditimbulkan. Alas hak
mengajukan gugatan tersebut ialah Sehingga jika merujuk pada
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) / kasus yang sudah dipaparkan pada bab
Onrechtmatige Daad yang terdapat sebelumnya terkait penyalahgunaan
dalam Pasal 1365 KUHPerdata / data pribadi pada platform media
Burgerlijk Wetboek (“BW”), yang sosial, perbuatan pelaku dalam kasus
mengatur Annisa Alifah dan perbuatan Ulin
"tiap perbuatan yang melawan hukum Yusron termasuk dalam perbuatan
dan membawa kerugian kepada orang melawan hukum yakni “bertentangan
lain, mewajibkan orang yang dengan hak subjektif orang lain”. Maka
menimbulkan kerugian itu karena dari itu, Annisa Alifah sebagai korban
kesalahannya untuk mengganti dan seorang korban dalam kasus Ulin
kerugian tersebut." Yusron dapat melakukan gugatan atas
kerugian terhadap penyalahgunaan
Selanjutnya, dalam menentukan suatu data pribadi mereka.
perbuatan dapat dikualifisir sebagai Beberapa kemungkinan gugatan
melawan hukum, yakni:30 atau tuntutan yang diberikan oleh Pasal
1. Bertentangan dengan kewajiban 1365 KUHPerdata, karena perbuatan
hukum si pelaku melawan hukum, antara lain:32
2. Bertentangan dengan hak a. Ganti kerugian atas kerugian
subjektif orang lain dalam bentuk uang
3. Bertentangan dengan kesusilaan b. Ganti kerugian atas kerugian
4. Bertentangan dengan kepatutan, dalam bentuk natura atau
ketelitian dan kehati-hatian. pengembalian keadaan pada
keadaan semula
Dalam hal ini penyalahgunaan c. Pernyataan bahwa perbuatan
data pribadi pada platform media sosial yang di lakukan adalah bersifat
yang dilakukan pelaku termasuk ke melawan hukum
dalam perbuatan melawan hukum yang d. Larangan untuk melakukan suatu
bertentangan dengan hak subjektif perbuatan
orang lain, dimana data pribadi yang e. Meniadakan sesuatu yang
termasuk privasi seseorang merupakan diadakan secara melawan hukum
hak subjektif setiap individu. f. Pengumuman daripada
Melanggar hak subjektif orang lain, keputusan atau dari sesuatu yang
berarti melanggar wewenang khusus telah diperbaiki.
yang diberikan oleh hukum kepada
seseorang, Yurisprudensi memberi hak Selanjutnya, tindakan hukum
subjektif sebagai berikut:31 yang dapat dilakukan yakni dengan
a) Hak-hak perorangan seperti menuntutnya dilakukan sanksi
kebebasan, kehormatan, nama administratif seperti tercantum dalam
baik; ayat (3) dan ayat (4) Pasal 26 UU ITE
disebutkan bahwa:
(3) Setiap Penyelenggara Sistem
Elektronik wajib menghapus
30 31
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Ibid.
32
Hukum, Jakarta: Pasca Sarjana FH Universitas Ibid., hlm. 85.
Indonesia, 2003, hlm. 117.
Jurnal Hukum De'rechtsstaat. P-ISSN:2442-5303. E-ISSN:2549-9874. Volume 6 No. 2, September 2020 139
data pribadi saat ini sudah ada, tetapi oleh peraturan perundang-undangan
belum mengatur secara menyeluruh adalah melakukan gugatan serta
dan maksimal dikarenakan aturan yang menuntut dilakukannya sanksi
mengatur perlindungan data pribadi administratif. Disarankan perlu juga
masih bersifat umum dan belum diatur diterapkannya sanksi pidana disamping
dalam peraturan perundang-undangan sanksi perdata maupun sanksi
secara khusus dan komprehensif dalam administratif. Hal ini dikarenakan
satu aturan khusus. Pemerintah harus selain memberikan perlindungan atas
segera menerbitkan suatu undang- data pribadi, sanksi pidana juga dapat
undang khusus yakni RUU memberikan efek jera terhadap pelaku
Perlindungan Data Pribadi untuk penyalahgunaan data pribadi. Serta
melindungi data pribadi setiap warga disarankan adanya kerja sama antara 2
negara agar perlindungan mengenai aspek, yaitu aspek dari platform media
data pribadi dapat dilaksanakan dengan sosial itu sendiri dan pemerintah selaku
lebih efektif dan menyeluruh. Tindakan pembuat kebijakan dalam hal
hukum yang dapat dilakukan korban perlindungan data pribadi.
atas penyalahgunaan data pribadi pada
platform media sosial yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku.
Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan Haki dalam Sistem Hukum Indonesia, Bandung: Refika
Aditama 2005.
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2007.
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2015.
Maria Sumardjono, Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian, Fakultas Hukum UGM,
Yogyakarta: 1989.
Mieke Komar Kantaatmadja, dkk, Cyberlaw: Suatu Pengantar, Bandung: ELIPS, 2002.
Mochtar Kusumaatmadja dan B. Arief Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum Suatu Pengenalan
Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum, Bandung: PT. Alumni, 2013.
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: Raja Gravindo Persada,
2004.
Radian Adi Nugraha, Analisis Yuridis Mengenai Perlindungan Data Pribadi dalam Cloud
Computing System Ditinjau dari Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik, Jakarta: Rajawali Press, 2012.
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, Jakarta: Pasca Sarjana FH Universitas
Indonesia, 2003, hlm. 117.
Sinta Dewi Rosadi, Cyber Law: Aspek Data Privasi Menurut Hukum Internasional,
Regional, dan Nasional, Bandung: PT Refika Aditama, 2015.
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Bandung: Citra Aditya Bakti,
2013.
Wahyudi Djafar dan Asep Komarudin, Perlindungan Hak Atas Privasi di Internet-Beberapa
Penjelasan Kunci, Jakarta: Elsam, 2014.
142 Lydia Kharista Saragih Pelindungan Hukum data ...
B. Jurnal, internet
Bagir Manan dan Susi Dwi Harijanti, “Konstitusi dan Hak Asasi Manusia”, Padjadjaran
Jurnal Ilmu Hukum Vol. 3 No. 3, tahun 2016, hlm. 451.
Muhammad Iqsan Sirie, “The Mandatory Designation of a Data Protection Officer in
Indonesia’s Upcoming Personal Data Protection Law”, Padjadjaran Jurnal Ilmu
Hukum, Vol. 5, No. 1, 2018
Sinta Dewi Rosadi dan Garry Gumelar Pratama, “Perlindungan Privasi dan Data Pribadi
Dalam Era Ekonomi Digital di Indonesia”, Veritas et Justitia, Vol. 4, No.1, 2018
Sinta Dewi Rosadi, “Konsep Perlindungan Hukum atas Privasi dan Data Pribadi Dikaitkan
Dengan Penggunaan Cloud Computing di Indonesia”, Yustisia, Vo. 5, No. 1,
Januari – April 2016
C. Peraturan Perundang-Undangan
D. Sumber Lainnya
Badan Pembinaan Hukum Nasional, “Naskah Akademik RUU Perlindungan Data Pribadi”, dalam
https://www.bphn.go.id/data/documents/na_perlindungan_data_pribadi.pdf diakses pada 24
Mei 2018
Nia Wahyu, “Penyebaran Data Pribadi di Media Sosial: Belajar dari Tingkah Ulin Yusron” dalam
https://teknologi.bisnis.com/read/20190515/84/923013/penyebaran-data-pribadi-di-media-
sosial-belajar-dari-tingkah-ulin-yusron diakses pada 09 September 2019.
Tirto ID, Sulitnya Melindungi Data Pribadi di Indonesia, dalam https://tirto.id/sulitnya-melindungi-
data-pribadi-di-indonesia-edCX diakses pada 9 September 2019
Tirto ID, Mahasiswi Cantik dan Pentingnya RUU Perlindungan Data Pribadi dalam
https://tirto.id/akun-mahasiswi-cantik-dan-pentingnya-ruu-perlindungan-data-
pribadi-dcEk diakses pada 10 September 2019