You are on page 1of 16

PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR

“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

119
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

URGENSI PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM MENJAMIN HAK


PRIVASI MASYARAKAT
Oleh:
Ni Putu Noni Suharyanti1, Ni Komang Sutrisni2
1
Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, E-mail:
nonisuharyantifh@unmas.ac.id
2
Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, E-mail:
komangsutrisnifh@unmas.ac.id

Abtsract
The era of globalization has placed information technology in a very important position
because it presents a world without borders, time and space and can increase productivity
and efficiency. The rapid advancement of information and communication technology has
changed the pattern of people's lives in interactions, transactions and communications.
Maintaining privacy is not yet popular among Indonesian society, even though the practice
of personal data breaches is increasingly common. The marketing of a number of products,
such as credit card and insurance offers, as well as fraudulent modes shows the lack of
privacy in Indonesia. The situation is exacerbated by the absence of personal data
protection regulations in Indonesia. The objectives of this study include general objectives
and specific objectives using normative juridical methods. The results of this research show
that violations of the privacy rights of the public in relation to the leakage of personal data
are a type of act that violates human rights and the provisions of laws and regulations, so
that legal liability for leaks of personal data can be carried out either civil, administrative
or criminal. Then the protection of personal data as a form of guarantee of protection of
the privacy rights of the community has not been maximized, so there are still many
violations of personal data. This is due to the growing use of online media which is not
accompanied by preventive legal protections.
Keywords: Urgency, Legal Protection, Personal Data, Right to Privacy.

Abstrak
Era globalisasi telah menempatkan teknologi informasi ke dalam suatu posisi yang sangat
penting karena menghadirkan dunia tanpa batas, waktu dan ruang serta dapat meningkatkan
produktivitas serta efisiensi. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian
pesat mengubah pola hidup masyarakat dalam interaksi, transaksi, dan komunikasi.
Menjaga privasi memang belum populer di tengah masyarakat Indonesia, padahal praktek
pelanggaran data pribadi semakin marak terjadi. Pemasaran sejumlah produk, seperti
tawaran kartu kredit dan asuransi, serta modus penipuan menunjukkan minimnya privasi di
Indonesia. Situasi itu diperparah oleh kosongnya peraturan perlindungan data pribadi di
Indonesia. Tujuan dari penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus yang
menggunakan menggunakan metode yuridis normatif. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu
pelanggaran terhadap hak privasi masyarakat dalam kaitannya dengan kebocoran data
pribadi merupakan jenis perbuatan yang melanggar hak asasi manusia dan ketentuan

120
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

peraturan perundang-undangan, sehingga pertanggungjawan hukum terhadap kebocoran


data pribadi dapat dilakukan baik secara perdata, administratif, maupun pidana. Kemudian
Perlindungan data pribadi sebagai bentuk jaminan perlindungan terhadap hak privasi
masyarakat belum berjalan maksimal, sehingga masih banyak terjadi pelanggaran terhadap
data pribadi. Hal ini diakibatkan oleh semakin berkembangnya penggunaan media online
yang kurang dibarengi dengan perlindungan hukum yang sifatnya preventif.
Kata Kunci: Urgensi, Perlindungan Hukum, Data Pribadi, Hak Privasi.

121
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

meningkatkan produktivitas serta


1. PENDAHULUAN efisiensi. Teknologi informasi telah
a. Latar Belakang merubah sikap dan perilaku masyarakat
Revolusi digital telah secara global yang menyebabkan
menciptakan sebuah inovasi baru dalam perubahan ekonomi, sosial budaya, dan
kapasitas untuk memperoleh, kerangka hukum yang berlangsung
menyimpan, memanipulasi dan signifikan.1 Tidak dapat dipungkiri
mentransmisikan volume data secara bahwa kemajuan teknologi informasi
nyata (real time), luas dan kompleks. dan komunikasi yang demikian pesat
Oleh karenanya revolusi digital mengubah pola hidup masyarakat dalam
seringkali dianggap identik dengan interaksi, transaksi, dan komunikasi.
revolusi data. Perkembangan tersebut Kemajuan teknologi menghasilkan
telah mendorong pengumpulan berbagai sejumlah situasi yang tak pernah
data, tidak lagi tergantung pada terpikirkan sebelumnya oleh manusia.
pertimbangan data apa yang mungkin Komunikasi menjadi dipermudah
berguna di masa depan. Akan tetapi, dengan adanya internet, dan kini orang-
hampir semua data dikumpulkan, orang dari berbagai umur kerap
pemerintah dan swasta bersaing untuk menggunakan internet, khususnya
memperbesar kapasitas penyimpanan media sosial. Hal ini tentu berpotensi
data mereka, dan semakin jarang terjadi penyalahgunaan data pada saat
melakukan penghapusan data. Mereka kegiatan interaksi antara pengguna
menemukan nilai baru dalam data, media sosial. Hal ini dapat terjadi
sehingga data diperlakukan seperti apabila pemilik data pribadi yang telah
halnya aset yang berwujud. Era baru mencantumkan data-datanya di dalam
pengelolaan data inilah yang biasa media sosial digunakan oleh pihak lain
disebut sebagai “Big Data”. Secara yang dianggap mengganggu, dan
garis besar, Pasal 16 Komentar Umum membahayakan pemilik data pribadi itu
Kovenan Hak Sipil dan Politik sendiri.
menjelaskan bahwa regulasi harus Menjaga privasi memang belum
memungkinkan individu menentukan populer di tengah masyarakat Indonesia.
jenis data yang akan diserahkan serta Padahal praktek pelanggaran data
tujuan dari pengumpulan datanya. pribadi semakin marak terjadi.
Disamping itu, negara juga perlu Pemasaran sejumlah produk, seperti
memiliki standar prosedur untuk setiap tawaran kartu kredit dan asuransi, serta
institusi pengumpul data yang memuat modus penipuan menunjukkan
mekanisme pemulihan setelah minimnya privasi di Indonesia. Situasi
terjadinya pelanggaran data pribadi. itu diperparah oleh kosongnya peraturan
Perkembangan teknologi perlindungan data pribadi di Indonesia.
informasi saat ini jauh berbeda dan Sebagai sebuah hak yang melekat
sangat cepat pada diri pribadi, perdebatan
dibandingkan dengan masa awal mengenai pentingnya perlindungan
kehadirannya. Era globalisasi telah terhadap hak atas privasi seseorang
menempatkan teknologi informasi ke mula‐ mula mengemuka di dalam
dalam suatu posisi yang sangat penting
1
karena menghadirkan dunia tanpa batas, Ahmad M. Ramli H. (2013). Cyber Law Dan
waktu dan ruang serta dapat Haki Dalam Sistem Hukum Indonesia. Armico.
Bandung. h. 1.

122
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

putusan‐ putusan Pengadilan di prosedur yang jelas. Misalnya, dalam


Inggris dan kemudian di Amerika bidang perbankan, pengakuan
Serikat. Pada dasarnya, konsep kewajiban perlindungan data nasabah
perlindungan data pribadi merupakan ditemukan dalam Undang-Undang
bentuk penghormatan hak privasi. Alan Perbankan dan Undang-Undang
F. Wastin, dalam bukunya, “Privacy Perbankan Syariah. Setelah kehadiran
and Freedom”, mengenalkan konsep Undang-Undang Otoritas Jasa
information privacy. Konsep tersebut Keuangan, kewajiban Bank Indonesia
menegaskan kembali bagaimana untuk melindungi data nasabah
pemilik data memiliki kuasa atau digantikan oleh lembaga independen
kendali untuk menyebarkan atau tidak Otoritas Jasa Keuangan (OJK), namun
informasi yang dimilikinya. Undang-Undang tersebut belum
Regulasi pengaturan data pribadi menjelaskan mekanisme pemulihan jika
di negara Inggris dijamin dalam Data terjadi pelanggaran.
Protection Act 1998. Regulasi ini Hal yang sama juga terjadi pada
memberikan definisi data pribadi yang Undang-Undang Perlindungan
harus dilindungi, hak-hak pemilik data Konsumen, yang seharusnya
dan badan independen yang mengakomodasi kerugian konsumen
menegakkan hukumnya. Adapun di dalam hal kebocoran data. Demikian
Amerika Serikat tidak ada keseragaman pula dalam konteks data pribadi secara
definisi data pribadi. Ruang lingkup viral di internet. Undang-Undang
Privacy Act 1974 di negara Amerika tentang Informasi dan Transaksi
Serikat yang menjadi regulasi Elektronik (UU ITE) sebagai salah satu
perlindungan data dikhususkan untuk regulasi hukum internet juga belum
agen federal. Sedangkan untuk swasta memberikan perlindungan data pribadi.
merujuk pada pedoman yang diterbitkan Pasal 26 Undang-Undang Informasi dan
agen pemerintah dan kelompok industri Transaksi Elektronik memberikan
yang tidak mengikat secara umum. gambaran umum mengenai persyaratan
Meskipun berbeda pengaturan, persetujuan pemilik data dalam segala
keduanya memberikan mekanisme akses data pribadi di media elektronik,
perlindungan data bagi para pengumpul akan tetapi tidak mengatur secara jelas
dan pengelola data serta memberikan mengenai mekanisme internal yang
mekanisme rehabilitasi jika terjadi harus dilakukan pengumpul data dan
pelanggaran. tindakan setelah terjadinya pelanggaran.
Terdapat 30 (tiga puluh) regulasi Gambaran di atas menunjukkan
yang memiliki keterkaitan dengan bahwa Indonesia masih absen dalam
pengumpulan dan pengelolaan data perlindungan data pribadi. Dampaknya,
pribadi di negara Indonesia, termasuk mekanisme pengumpulan dan
penyadapan. Kewenangan tersebut pengelolaan data yang dilakukan oleh
dilakukan untuk berbagai macam swasta ataupun negara tidak memiliki
bidang, seperti media telekomunikasi, kepastian hukum dan berpotensi
pertahanan dan keamanan, penegakan membuka ruang kesewenang-
hukum, kesehatan, kependudukan, wenangan. Akibatnya, warga kembali
perdagangan, serta perekonomian. Akan dirugikan karena data privasinya tidak
tetapi, tidak seluruhnya memberikan dapat dilindungi. Padahal, perlindungan
perlindungan hukum yang nyata dengan data pribadi berdampak baik bagi

123
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

perekonomian negara. Dengan kaitannya dengan kebocoran


perlindungan tersebut, Indonesia dapat data pribadi.
membuka peluang yang baik bagi b) Untuk mengetahui dan
investor dengan menciptakan memahami tentang urgensi
lingkungan bisnis yang aman dan perlindungan data pribadi dalam
tepercaya, termasuk kepentingan menjamin hak privasi
konsumen, yang akan merasa aman masyarakat khususnya di
dalam melakukan transaksi ekonomi. Indonesia.
Selain itu, perlindungan data pribadi 2. METODE PENELITIAN
menjadi penting karena mereproduksi Penelitian ini menggunakan
kebebasan warga dalam berekspresi. metode yuridis normatif. Jenis
Keberanian warga dalam penelitian hukum yang dilakukan secara
mengekspresikan gagasan akan yuridis normatif dimaknai bahwa
terlaksana apabila dirinya telah hukum dikonsepkan sebagai apa yang
memperoleh jaminan perlindungan tertulis dalam peraturan perundang-
privasinya. undangan (law in books) atau hukum
b. Rumusan Masalah dikonsepkan sebagai kaidah atau norma
Berdasarkan latar belakang yang merupakan patokan berperilaku
masalah tersebut diatas, maka rumusan manusia yang dianggap pantas.2
masalah yang dapat dikemukakan yaitu Penelitian hukum normatif ini
sebagai berikut: didasarkan kepada bahan hukum primer
1) Bagaimanakah akibat hukum dan sekunder, yaitu penelitian yang
pelanggaran terhadap hak privasi mengacu kepada norma-norma yang
masyarakat dalam kaitannya dengan terdapat dalam peraturan perundang-
kebocoran data pribadi? undangan.3
2) Bagaimanakah urgensi perlindungan
data pribadi dalam menjamin hak 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
privasi masyarakat khususnya di 3.1. Akibat Hukum Pelanggaran
Indonesia? terhadap Hak Privasi
c. Tujuan Penelitian Masyarakat dalam kaitannya
Adapun tujuan dari penelitian dengan Kebocoran Data Pribadi
ini meliputi: Hak Privasi adalah hak
1) Tujuan Umum fundamental yang penting bagi otonomi
Untuk memberikan kajian secara dan perlindungan martabat manusia dan
mendalam serta memberikan bertujuan untuk menjadi dasar dimana
kontribusi pengetahuan di bidang banyak hak asasi manusia dibangun
ilmu hukum terkait dengan urgensi diatasnya. Privasi memungkinkan kita
perlindungan data pribadi dalam untuk membuat pembatasan dan
menjamin hak privasi masyarakat. mengelolanya untuk melindungi diri
2) Tujuan Khusus dari gangguan yang tidak diinginkan,
Adapun tujuan khusus dari yang membolehkan kita untuk
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui dan 2
Amiruddin & Zainal Asikin. (2012). Pengantar
memahami tentang akibat Metode Penelitian Hukum. Raja Grafindo
hukum pelanggaran terhadap Persada. Jakarta. h. 118.
3
hak privasi masyarakat dalam Soerjono Soekarto. (1984). Pengantar
Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta. h. 20.

124
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

menegosiasikan siapa kita dan tersebut adalah data pribadi. Nomor


bagaimana kita mau berinteraksi dengan telepon di dalam secarik kertas kosong
orang di sekitar kita. Peraturan yang bukan data pribadi karena data pribadi
melindungi privasi memberikan karena data tersebut tidak dapat
legitimasi terhadap hak yang kita miliki digunakan untuk mengidentifikasi
dan menjadi penting untuk melindungi pemiliknya, sedangkan data nomor
diri kita dan masyarakat.4 telepon dan nama pemiliknya dapat
Dari berbagai definisi yang digunakan untuk mengidentifikasi
diajukan mengenai "privasi", nampak pemilik data tersebut, oleh karena itu
sejumlah polarisasi yang mengemuka, dapat disebut sebagai data pribadi. Hak
yang pada intinya menempatkan privasi perlindungan data pribadi berkembang
sebagai klaim, hak, atau hak individu dari hak untuk menghormati kehidupan
untuk menentukan informasi apa saja pribadi atau disebut the right to private
tentang dirinya (sendiri), yang dapat life.
disampaikan kepada orang lain. Privasi Konsep kehidupan pribadi
juga telah diidentifikasi sebagai ukuran berhubungan dengan manusia sebagai
kontrol individu terhadap sejumlah makhluk hidup. Dengan demikian orang
elemen kehidupan pribadinya, yang perorangan adalah pemilik utama dari
meliputi: a) informasi tentang diri hak perlindungan data pribadi. Dalam
pribadinya, b) kerahasiaan identitas hal perlindungan terhadap data pribadi,
pribadinya, atau c) pihak‐ pihak yang terdapat beberapa kategori subyek
memiliki akses indrawi terhadap hukum yang harus diatur. Subyek
seseorang/pribadi tersebut. Mengacu hukum yang pertama adalah “pengelola
kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, data pribadi” yaitu orang, badan hukum
“privasi” diartikan sebagai kebebasan, publik atau swasta dan
kekuasaan pribadi. Kata “privasi” organisasi kemasyarakatan lainnya yang
berasal darikata “privat” yang berarti secara sendiri ataupun bersama-sama
pribadi.5 mengelola data pribadi.
Privasi adalah hak asasi manusia Perlindungan privasi
yang bernilai tinggi. Suatu data adalah berhubungan erat dengan pemenuhan
data pribadi apabila data tersebut hak data pribadi. Privasi sebagai hak
berhubungan dengan seseorang, individu, grup, lembaga untuk
sehingga dapat digunakan untuk menentukan apakah informasi tentang
mengidentifikasi orang tersebut, yaitu mereka akan dikomunikasikan atau
pemilik data. Sebagai contoh, nomor tidak kepada pihak lain. Di bawah Pasal
telepon di dalam secarik kertas kosong 28G Undang-Undang Dasar Negara
adalah data. Berbeda halnya apabila di Republik Inonesia Tahun 1945,
dalam secarik kertas tersebut tertulis perlindungan data pribadi merupakan
sebuah nomor telepon dan nama salah satu bentuk dari perlindungan
pemilik nomor telepon tersebut, data privasi yang diamanatkan langsung oleh
Konstitusi Negara Republik Indonesia
4 yang mengandung penghormatan atas
Tim Privacy Internasional dan ELSAM.
(2005). Privasi 101 Panduan Memahami nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM)
Privasi Perlindungan Data dan Surveilans dan nilai-nilai persamaan serta
Komunikasi. TIM ELSAM. Jakarta. h. 32. penghargaan atas hak perseorangan
5
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1989). Balai sehingga perlu diberikan landasan
Pustaka. Jakarta. h.701.

125
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

hukum untuk lebih memberikan (diamandemen 2013), dan The


keamanan privasi dan data pribadi dan Guidelines for the regulation of
menjamin terselenggaranya iklim dunia computerized personal data files
usaha yang kondusif. (General Assembly resolution 45/95
Hukum perlindungan data and E/CN.4/1990/72). Sedangkan
pribadi berkembang sejatinya APEC (Asia Pacifif Economic
bersamaan dengan perkembangan Cooperation) baru mengeluarkan
teknologi itu sendiri, khususnya APEC Privacy Framework pada 2004,
teknologi informasi dan komunikasi. yang kemudian diamandemen pada
Sebagaimana disinggung sebelumnya, 2015.
rezim perlindungan data lahir di Indonesia memiliki aturan
Eropa sebagai akibat dari ketiadaan perlindungan data pribadi yang tersebar
definisi yang jelas mengenai privasi di berbagai peraturan perundang-
dan kehidupan pribadi, yang diatur undangan, misalnya Undang-Undang
oleh ketentuan Pasal 8 Konvensi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
Eropa. Hak atas perlindungan data 2009 tentang Kesehatan mengatur
ini sendiri bertujuan untuk melindungi tentang rahasia kondisi pribadi pasien,
individu di era masyarakat informasi. sedangkan Undang-Undang Republik
Negara yang pertama kali Indonesia Nomor 10 Tahun 1998
mengesahkan UU Perlindungan Data tentang Perubahan Atas Undang-
adalah Jerman pada tahun 1970, yang Undang Republik Indonesia Nomor 7
kemudian diikuti oleh Inggris pada Tahun 1992 tentang Perbankan
tahun yang sama, dan kemudian mengatur data pribadi mengenai
sejumlah negara‐ negara Eropa nasabah penyimpan dan simpanannya.
lainnya, seperti Swedia, Prancis, Selain itu pengaturan perlindungan
Swiss, dan Austria. Perkembangan privasi dan data pribadi juga terdapat
serupa juga mengemuka di Amerika dalam Undang-Undang Republik
Serikat, dengan adanya UU Pelaporan Indonesia Nomor 36 Tahun 1999
Kredit yang Adil pada tahun 1970, yang tentang Telekomunikasi, Undang-
juga memuat unsur‐ unsur perlindungan Undang Republik Indonesia Nomor 39
data. tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
Pada dekade berikutnya, Undang-Undang Republik Indonesia
sejumlah organisasi regional juga Nomor 23 Tahun 2006 tentang
mulai memberikan respon terkait Administrasi kependudukan (telah
dengan perlindungan data pribadi, diubah dengan Undang-Undang
seperti lahirnya The Council of Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
Europe Convention for the Protection 2013) dan Undang-Undang Republik
of Individuals with regard to Automatic Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
Processing of Personal Data (No. 108), tentang Informasi dan Transaksi
pada 1981 (diamandemen pada 2018). Elektronik (telah diubah dengan
Sebelumnya juga lahir The Undang-Undang Republik Indonesia
Organization for Economic Nomor 19 tahun 2016), serta Peraturan
Co‐ operation and Development Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Guidelines on the Protection of Privacy 82 Tahun 2012 tentang
and Transborder Data Flows of Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Personal Data, pada 1980 Elektronik.

126
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

Pada Pasal 26 Ayat (1) Republik Indonesia Nomor 1 Tahun


dijelaskan bahwa dalam pemanfaatan 2003 tentang Advokat, Undang-Undang
teknologi informasi, perlindungan data Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
pribadi merupakan salah satu bagian 2007 tentang Pemberantasan Tindak
dari hak pribadi (privacy rights). Hak Pidana Perdagangan Orang, Undang-
pribadi mengandung pengertian sebagai Undang Republik Indonesia Nomor 11
berikut: a). Hak pribadi merupakan hak Tahun 2008 tentang Informasi dan
untuk menikmati kehidupan pribadi dan Transaksi Elektronik. Bahkan Undang-
bebas dari segala macam gangguan, b). Undang Informasi dan Transaksi
Hak pribadi merupakan hak untuk dapat Elektronik materinya tidak hanya
berkomunikasi dengan orang lain tanpa mengatur mengenai larangan tindakan
tindakan memata-matai, dan c). Hak penyadapan yang melawan hukum,
pribadi merupakan hak untuk tetapi juga telah mengatur (meski
mengawasi akses informasi tentang terbatas) larangan pemindahtanganan
kehidupan pribadi seseorang. data pribadi secara semena-mena.
Sebelum amandemen UUD Khusus mengenai data pribadi terkait
1945, penghormatan terhadap hak dengan rekam medis, perlindungannya
privasi seseorang sesungguhnya telah diatur secara khusus di dalam Undang-
mengemuka di dalam sejumlah Undang Republik Indonesia Nomor 36
peraturan perundang-undangan di Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Indonesia, bahkan ketika periode Sampai dengan saat ini yang
kolonial. Hal ini dapat dilihat di dalam sering menjadi pertanyaan di
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana masyarakat adalah sejauh mana privasi
(KUHP) dan Kitab Undang-Undang masyarakat dilindungi oleh hukum dan
Hukum Perdata (KUHPerdata). ada tidaknya landasan hukum bagi
Ketentuan Bab XXVII KUHP tentang pemerintah untuk menempatkan data
kejahatan Jabatan, Pasal 430 sampai pribadi masyarakat serta siapa yang
dengan Pasal 434 mengatur mengenai bertanggungjawab atas data tersebut
larangan penyadapan secara melawan apabila terjadi kebocoran. Sementara
hukum. Sementara KUHPerdata jaminan perlindungan hak atas privasi
mengatur hubungan hukum keperdataan secara umum, selain ditemukan di
antar-orang atau badan, yang dalam ketentuan Undang-Undang Dasar
memungkinkan adanya suatu gugatan Negara Republik Indonesia Tahun
hukum jikalau hak atas privasinya ada 1945, juga telah dirumuskan di dalam
yang dilanggar oleh pihak lain. ketentuan Undang-Undang Republik
Larangan penyadapan secara Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
sewenang-wenang atau melawan hukum tentang Hak Asasi Manusia, khususnya
(unlawfull interception), yang memiliki melalui pasal-pasal berikut:
keterkaitan erat dengan upaya  Pasal 29 ayat (1) yang menyatakan
perlindungan terhadap hak atas privasi bahwa: “Setiap orang berhak atas
juga dapat ditemukan di dalam Undang- perlindungan diri pribadi, keluarga,
Undang Republik Indonesia Nomor 5 kehormatan, martabat dan hak
Tahun 1997 tentang Psikotropika, miliknya”.
Undang-Undang Republik Indonesia  Pasal 30: “Setiap orang berhak atas
Nomor 36 Tahun 1999 tentang rasa aman dan tentram serta
Telekomunikasi, Undang-Undang perlindungan terhadap ancaman

127
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

ketakutan untuk berbuat atau tidak masa keadaan darurat dan akan selesai
berbuat sesuatu”. setelah keadaan darurat selesai.6
 Pasal 32: “Kemerdekaan dan rahasia Sementara itu sampai dengan
dalam hubungan surat menyurat saat ini, Indonesia masih belum
termasuk hubungan komunikasi memiliki kebijakan atau regulasi
sarana elektronika tidak boleh mengenai perlindungan data pribadi
diganggu, kecuali atas perintah dalam satu undang-undang khusus.
hakim atau kekuasaan lain sarana Pengaturan tersebut masih
elektronika tidak boleh diganggu, berupa rancangan undang-undang
kecuali atas perintah hakim atau perlindungan data pribadi. Aturan yang
kekuasaan lain yang sah sesuai berlaku saat ini mengenai hal tersebut
dengan ketentuan perundang- masih termuat terpisah dan tersebar di
undangan”. beberapa undang-undang dan hanya
Indonesia sebagai sebuah negara mencerminkan aspek perlindungan data
yang berlandaskan atas hukum pribadi secara umum. Meski demikian,
sebenarnya memiliki dilema tersendiri setidaknya dalam peraturan tingkat
khususnya terkait dengan data pribadi menteri, Menteri Komunikasi dan
warganya. Seperti halnya dalam hak Informatika telah mengeluarkan
perlindungan data pribadi dan Peraturan Menteri Komunikasi dan
pengawasan siber. Pada sebuah Informatika Nomor 20 Tahun 2016
penelitian telah diungkap bahwa tentang Perlindungan Data Pribadi
perdebatan pengawasan siber dalam Dalam Sistem Elektronik. Di dalamnya
kerangka keamanan nasional dan antara lain memuat ketentuan tentang
resistensinya terhadap hak perlindungan hak pemilik data pribadi, kewajiban
data pribadi yang kemudian pengguna data pribadi, kewajiban
memunculkan dilema. Fenomena penyelenggara sistem elektronik, dan
pandemi Covid-19 adalah salah satu penyelesaian sengketa. Namun tetap
“pintu masuk” perdebatan implementasi saja hal ini membuat perlindungan
praktik pengawasan siber dalam skala hukum terhadap data diri menjadi tidak
yang lebih massif dan semakin optimal.
terlegitimasi. Salah satu persoalan yang Suatu insiden kebocoran data,
warga negara hadapi adalah tidak ada tentu kemungkinannya tidak hanya
satu pun dari warga negara tersebut terjadi karena serangan dari luar saja,
yang mengetahui bagaimana dan kapan karena bias jadi merupakan suatu
diawasi, dan apa yang akan terjadi pada tindakan pengungkapan dari dalam
tahun-tahun selanjutnya. Pengawasan organisasi itu sendiri. Untuk
siber ibarat dua sisi mata uang, di satu memperjelas hal itu tentu diperlukan
sisi membawa keuntungan, di sisi lain pembuktian yang tidak mungkin
keburukan. Pengawasan siber tidak digantungkan hanya dari pernyataan
hanya sebagai alat dalam menghadapi satu pihak saja, melainkan harus juga
berbagai ancaman kejahatan siber, dibuktikan oleh audit dari pihak lain
namun juga dapat membantu memantau
penyebaran epidemi virus. Kegiatan 6
Anggi Anggraeni Kusumoningtyas dan
pengawasan siber dalam rangka Puspitasari. (2020). Dilema Perlindungan Data
pemantauan penyebaran epidemi virus Pribadi dan Pengawasan Siber: Tantangan di
ini merupakan tindakan sementara di Masa Depan. Jurnal Legislasi Indonesia. 17 (2):
234-250.

128
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

ataupun instansi yang terkait. 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan


Pemerintah melalui instansi sektoral Melalui Sistem Elektronik yang juga
yang sesuai dengan kewenangan yang mengatur aspek pelindungan data
diberikan oleh undang-undang, pribadi, maka setiap penyelenggara
memiliki tugas dan fungsi serta sistem elektronik selayaknya memenuhi
kewenangan untuk melakukan kepatuhan hukum atas pelindungan data
pengawasan atas pelindungan data pribadi yang ditentukan dalam peraturan
pribadi masyarakat. Khawatirnya, perundang-undangan tersebut. Dalam
publik justru akan menilai seakan-akan kedua Peraturan Pemerintah tersebut
tidak ada kesadaran hukum bagi diuraikan asas-asas pelindungan data
korporasi dan instansi terkait untuk pribadi berdasarkan kelaziman (best
melindungi data pribadi masyarakat. practices) telah diakomodir dalam Pasal
Seakan tidak ada upaya yang 2 ayat (5) Peraturan Pemerintah
dapat dilakukan oleh masyarakat untuk Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
menuntut pelindungan yang lebih baik, 2019 dan Pasal 33 Peraturan Pemerintah
karena terkesan bahwa korporasi dan Nomor 80 Tahun 2019 serta juga
instansi terkait hanya memandang terdapat ancaman sanksi administratif
remeh hal tersebut, karena kejadian itu terhadap ketidakpatuhan atas aturan
berulang kali terjadi tanpa penegakan tersebut.
hukum yang jelas. Apakah memang 3.2. Urgensi Perlindungan Data
tidak ada aturan pertanggungjawaban Pribadi dalam Menjamin Hak
hukum oleh penyelenggara sistem Privasi Masyarakat
elektronik terhadap kebocoran tersebut. Sepanjang tahun 2020, muncul
Apakah publik harus menunggu rentetan kasus kebocoran data baik yang
Rancangan Undang-Undang dialami pemerintah maupun perusahaan
Pelindungan Data Pribadi (RUU PDP) swasta seperti platform e-commerce.
disahkan dulu baru tindakan tersebut kebocoran data ini terjadi mulai bulan
dapat dimintakan pertanggungjawaban Mei hingga November 2020. Dalam
hukumnya. Pelanggaran terhadap data kasus kebocoran tersebut, peretas
pribadi sebagai sebuah hak privasi tentu mencuri data pengguna lalu menjualnya
telah melanggar Hak Asasi Manusia ke forum gelap. Adapun data yang
(HAM). Pertanggungjawaban hukum tersebar di antaranya seperti nama akun,
terhadap kebocoran data pribadi dapat alamat e-mail, tanggal lahir, nomor
dilakukan baik secara perdata, telepon, dan beberapa data pribadi
administratif, maupun pidana. lainnya yang tersimpan dalam sebuah
Meskipun belum ada Undang- file (dump) database. Adapun
Undang khusus, bukan berarti tidak ada kebocoran data tersebut terjadi pada
ketentuan sama sekali (kevakuman beberapa situs online seperti tokopedia,
hukum) terhadap tindakan pencurian bhinneka.com, daftar pemilih tetap
maupun pembocoran data pribadi (DPT) Pemilu 2014, kreditplus,
tersebut. Apalagi dengan telah adanya shopback, reddoorz dan cermati.7
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Sistem dan 7
Kompas.com. 7 Kasus Kebocoran Data yang
Transaksi Elektronik serta Peraturan Terjadi Sepanjang 2020. Available from
Pemerintah Republik Indonesia Nomor https://tekno.kompas.com/read/2021/01/01/1426
0027/7-kasus-kebocoran-data-yang-terjadi-

129
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

Bahkan tahun 2020 menjadi diselesaikan. Dengan demikian


tahun yang buruk bagi perlindungan mengandaikan ada suatu masalah dan
data pribadi masyarakat. Selain harus segera ditindaklanjuti. Urgensi
pandemi virus corona Covid-19, tahun yaitu kata dasar dari “urgen” mendapat
2020 telah terjadi rentetan kasus akhiran “i” yang berarti sesuatu yang
kebocoran data, baik yang dialami jadi bagian atau yang memegang
pemerintah maupun yang dialami pimpinan yang terutama atau unsur
perusahaan swasta. Kebocoran ini yang penting. Sedangkan menurut
terjadi sepanjang bulan Mei dan Juni. Kamus Besar Bahasa Indonesia, urgensi
Dalam kasus kebocoran data tersebut, diartikan sebagai “keharusan yang
peretas mencuri data-data masyarakat mendesak” atau “hal sangat penting”.9
atau konsumen dan menjualnya di Data pribadi sendiri memiliki
forum peretas. Adapun peristiwa arti data yang berkenaan dengan ciri
kebocoran data sepanjang tahun 2020 seseorang, nama, umur, jenis kelamin,
tersebut misalnya data warga terkait pendidikan, pekerjaan, alamat, dan
Covid-19 di Indonesia diduga telah kedudukan dalam keluarga. Data
dicuri oleh peretas (hacker). Mereka pribadi dapat didefinisikan sebagai
diduga menjual data pasien terinfeksi suatu informasi yang berkaitan
virus corona tersebut di forum dark web seseorang, sehingga informasi tersebut
RapidForums. Kemudian pada bulan dapat digunakan untuk
Mei 2020, data 2,3 juta warga dan mengidentifikasikan seseorang, yaitu
pemilih Indonesia diduga bocor di data pemilik.10 Kemudian definisi data
forum RapidForums. Hal ini diungkap pribadi terdapat juga dalam Pasal 1
oleh akun @underthebreach yang Angka 29 Peraturan Pemerintah
sebelumnya mengungkap soal penjualan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun
data 91 juta pengguna Tokopedia. 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem
Disamping itu terdapat juga peristiwa Transaksi Elektronik dimana Data
dimana data 13 juta akun Bukalapak Pribadi adalah “setiap data tentang
yang bocor kembali diperjualbelikan di seseorang baik yang teridentifikasi
forum hacker RaidForums.8 dan/atau dapat diidentifikasi secara
Urgensi jika dilihat dari bahasa tersendiri atau dikombinasi dengan
Latin “urgere” yaitu (kata kerja) yang informasi lainnya baik secara langsung
berarti mendorong. Jika dilihat dari maupun tidak langsung melalui Sistem
bahasa Inggris bernama “urgent” (kata Elektronik dan/atau nonelektronik”.
sifat) dan dalam bahasa Indonesia Perlindungan data pribadi
“urgensi” (kata benda). Istilah urgensi menjadi sangat penting karena jika
merujuk pada sesuatu yang mendorong disalahgunakan oleh pihak penyedia
kita, yang memaksa kita untuk data atau pihak ketiga, maka hal ini

sepanjang-2020?page=all. (Diakses 4 Januari


9
2021). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
8
CNN Indonesia. Deretan Peristiwa Kebocoran Kamus Versi Online/Daring (Dalam Jaringan).
Data Warga RI Sejak Awal 2020. Available Available from https://kbbi.web.id/urgensi.
from (Diakses 8 Januari 2021).
10
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200 R., Ibrahim. (2003). Jurisdiksi Dunia Maya
623160834-185-516532/deretan-peristiwa- (Cyberspace) dalam Sistem Hukum Nasional
kebocoran-data-warga-ri-sejak-awal-2020. Abad XXI. Ius Quia Iustum Law Journal. 10
(Diakses 4 Januari 2021). (24). h. 120-134.

130
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

dapat bertentangan dengan hak dasar Ruang lingkup Peraturan Menteri ini
manusia untuk mendapatkan mencakup perlindungan terhadap
perlindungan privasi terhadap data perolehan, pengumpulan, pengolahan,
pribadi. Namun kenyataannya, penganalisisan, penyimpanan,
kebutuhan aturan perlindungan data penampilan, pengumuman, pengiriman,
pribadi yang komprehensif tersebut penyebarluasan, dan pemusnahan data
belum dibarengi dengan tumbuhnya pribadi, sebagaimana yang diatur dalam
kesadaran publik dalam melindungi Pasal 2 ayat (1).
data pribadi. Publik umumnya belum Landasan dari dikeluarkannya
menempatkan data pribadi sebagai Peraturan Menteri tentang Perlindungan
bagian dari properti yang harus Data Pribadi adalah untuk memberikan
dilindungi. Hal ini salah satunya dapat penghormatan terhadap data pribadi
dilacak dari banyaknya postingan yang sebagai privasi seseorang. Privasi yang
mengandung konten data pribadi, baik dimaksudkan disini, merupakan hak
di sejumlah platform media sosial, pemilik data pribadi untuk menyatakan
maupun di berbagai grup jejaring sosial. boleh atau tidaknya data pribadi
Selain itu, ketika akan menggunakan miliknya untuk diketahui dan diakses
sejumlah platform sistem elektronik pihak-pihak yang bersangkutan, selama
(e‐ commerce, transportasi online, diatur oleh peraturan perundang-
fintech, dan lain-lain) umumnya undangan. Hal ini tak lain bertujuan
pengguna juga belum secara utuh untuk memberikan kenyamanan dan
memahami kebijakan privasi, syarat- kepercayaan dari pemilik data pribadi
syarat dan ketentuan layanan dari setiap ketika data tersebut bocor. Mengenai
aplikasi tersebut, khususnya yang Peraturan Menteri tersebut, penulis
terkait dengan penggunaan data pribadi. melihat masih banyak lingkup dalam
Ancaman kebocoran data Perlindungan Data Pribadi yang belum
pribadi juga semakin mengemuka terakomodir. Terutama di jenis-jenis
dengan berkembangnya sektor data pribadi yang tidak disebutkan
e‐ commerce di Indonesia. Sejatinya, dalam peraturan tersebut.
sudah menjadi tugas negara untuk Dikhawatirkan dalam
melindungi masyarakat dalam pengimplementasian peraturan ini, akan
menghadapi permasalahan seperti ini menjadi kurang efektif karena masih
sebagaimana termaktub dalam banyak permasalahan yang belum
konstitusi kita khususnya pada Pasal 28 diatur.
G ayat (1) dan Pasal 28 H ayat (4). Pada tahun 2019, pemerintah
Pemerintah melalui Kementerian kemudian kembali menyusun sebuah
Komunikasi dan Informasi Rancangan Undang-Undang
(Kemenkominfo) telah berusaha untuk Perlindungan Data Pribadi sebagai
mewujudkan amanah konstitusi tersebut wujud penyempurnaan dari berbagai
melalui dikeluarkannya Peraturan peraturan perundang-undangan yang
Menteri Komunikasi dan Informasi sudah ada. Rancangan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2016 tentang (RUU) ini terdiri dari 72 butir pasal,
Perlindungan Data Pribadi Dalam dan sudah melalui berbagai tahap
Sistem Elektronik yang ditetapkan pada pembahasan. Penulis merasa bahwa
tanggal 7 November 2016, diundangkan rancangan undang-undang ini harus
dan berlaku sejak 1 Desember 2016. segera disahkan terlebih mengingat

131
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

keadaan sekarang yang masih dalam Asasi Manusia (HAM) dan


masa pandemi, sehingga segala kegiatan ketentuan peraturan perundang-
konvensional dilakukan secara daring, undangan, sehingga
agar data pribadi masyarakat Indonesia pertanggungjawan hukum terhadap
tidak disalahgunakan. RUU kebocoran data pribadi dapat
Perlindungan Data Pribadi dinilai dilakukan baik secara perdata,
sangat penting untuk melindungi hak administratif, maupun pidana.
warga Negara, sehingga Rancangan 2) Perlindungan data pribadi sebagai
Undang-Undang ini sudah mulai bentuk jaminan perlindungan
diusulkan sejak tahun 2014. terhadap hak privasi masyarakat
Rancangan Undang-Undang belum berjalan maksimal, sehingga
Perlindungan Data Pribadi ini lebih masih banyak terjadi pelanggaran
menekankan terhadap privasi. terhadap data pribadi. Hal ini
Bagaimana caranya agar data privasi diakibatkan oleh semakin
seseorang tidak disalahgunakan oleh berkembangnya penggunaan media
pihak yang tidak bertanggung jawab. online yang kurang dibarengi
Namun demikian, disisi lain dengan perlindungan hukum yang
pengetahuan masyarakat mengenai sifatnya preventif, sehingga
privasi data pribadi ini masih sangat Rancangan Undang-Undang
kurang, beberapa orang tidak sadar Perlindungan Data Pribadi harus
melakukan hal-hal yang sangat beresiko segera diundangkan untuk
terjadinya pembocoran data seperti melengkapi kebutuhan hukum yang
membuat akun sosial media untuk sifatnya urgen terkait dengan
anaknya yang baru lahir, hal itu sangat perlindungan data pribadi.
rentan dalam penggunaan foto, data 4.2. Saran
oleh seseorang yang tidak bertanggung Adapun saran atau rekomendasi
jawab. Kebocoran data yang dialami yang dapat diberikan yakni sebagai
pengguna facebook tahun lalu menjadi berikut:
dasar atau menjadi pukulan bagi 1) Kepada Pemerintah, diharapkan
pemerintah Indonesia agar secepatnya harus lebih sigap dalam menghadapi
mengesahkan undang-undang yang perkembangan teknologi informasi
mengatur mengenai hal ini. Maka dari serta perkembangan masyarakat
itu dapat disimpulkan bahwa dalam membuat dan menerapkan
perlindngan data pribadi di Indonesia peraturan perundang-undangan di
belum maksimal, dibutuhkan regulasi Indonesia. Dengan begitu,
yang benar-benar mengatur secara tegas perlindungan terhadap hal-hal yang
agar bisa menghindari kebocoran data. berkaitan dengan perkembangan
zaman khususnya teknologi dan
4. PENUTUP perlindungan data pribadi menjadi
4.1. Simpulan jauh lebih tepat guna, tepat waktu,
Adapun simpulan yang dapat dan tepat sasaran
dikemukakan yaitu sebagai berikut: 2) Kepada Masyarakat, diharapkan
1) Pelanggaran terhadap hak privasi perlu mengetahui secara mendalam
masyarakat dalam kaitannya dengan tentang cara perlindungan diri
kebocoran data pribadi merupakan terhadap data pribadinya di dunia
jenis perbuatan yang melanggar Hak maya dengan tidak secara cuma-

132
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

cuma membagikan informasi CNN Indonesia. Deretan Peristiwa


mengenai dirinya sendiri sekaligus Kebocoran Data Warga RI
bijak menggunakan media sosial Sejak Awal 2020. Available
dan internet. from
https://www.cnnindonesia.com/t
DAFTAR PUSTAKA eknologi/20200623160834-185-
Buku 516532/deretan-peristiwa-
Ahmad M. Ramli H. (2013). Cyber Law kebocoran-data-warga-ri-sejak-
Dan Haki Dalam Sistem Hukum awal-2020. (Diakses 4 Januari
Indonesia. Armico. Bandung. 2021).
Amiruddin & Zainal Asikin. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Pengantar Metode Penelitian Kamus Versi Online/Daring
Hukum. Raja Grafindo Persada. (Dalam Jaringan). Available
Jakarta. from https://kbbi.web.id/urgensi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1989). (Diakses 8 Januari 2021).
Balai Pustaka. Jakarta. Peraturan Perundang-Undangan
Soerjono Soekarto. (1984). Pengantar Undang-Undang Dasar Negara
Penelitian Hukum. UI Press. Republik Indonesia Tahun 1945.
Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia
Tim Privacy Internasional dan ELSAM. Nomor 39 Tahun 1999 tentang
(2005). Privasi 101 Panduan Hak Asasi Manusia, Lembaran
Memahami Privasi Negara Republik Indonesia
Perlindungan Data dan Tahun 1999 Nomor 165 dan
Surveilans Komunikasi. TIM Tambahan Lembaran Negara
ELSAM. Jakarta. Republik Indonesia Nomor
Jurnal 3886.
Anggi Anggraeni Kusumoningtyas dan Peraturan Menteri Komunikasi dan
Puspitasari. (2020). Dilema Informasi Nomor 20 Tahun
Perlindungan Data Pribadi dan 2016 tentang Perlindungan Data
Pengawasan Siber: Tantangan di Pribadi Dalam Sistem
Masa Depan. Jurnal Legislasi Elektronik, Berita Negara
Indonesia. Republik Indonesia Tahun 2016
R., Ibrahim. (2003). Jurisdiksi Dunia Nomor 1829
Maya (Cyberspace) dalam Sistem
Hukum Nasional Abad XXI. Ius Quia
Iustum Law Journal.
Internet
Kompas.com. 7 Kasus Kebocoran Data
yang Terjadi Sepanjang 2020.
Available from
https://tekno.kompas.com/read/2
021/01/01/14260027/7-kasus-
kebocoran-data-yang-terjadi-
sepanjang-2020?page=all.
(Diakses 4 Januari 2021).

133
PROSIDING SEMINAR NASIONAL FH UNMAS DENPASAR
“Urgensi dan Implikasi RUU Perlindungan Keamanan Kerahasiaan Data Diri Berbasis Digitalisasi”

134

You might also like