You are on page 1of 8

Oxygenius Vol. 1, No.

2: 40 - 47, 2019
ISSN 2686-4649

Studi Kelayakan Penuntun Praktikum Asam Basa Berbasis Bahan


Lingkungan Menggunakan Model 3-D dan Penerapan Metode
Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
SMA Negeri 1 Tenga

Gerry H. Lumolos*a ,Dokri Gumolunga, Joice Carolesa


a Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Manado, Minahasa, 95618, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRACT

Diterima 25 Agustus 2019 Practicum guides are printed teaching materials that students can use in the learning
Disetujui 27 Desember 2019 process. This development research aims to determine the feasibility of an acid base
practicum guide based on environmental materials with a 3-D model and to improve
Key word: student learning outcomes through practicum activities and the application of guided
Learning Outcomes inquiry methods. The subject of this research was class XI IPA 1 at SMA Negeri 1
Acid Bases Tenga. The feasibility test for large groups has an average percentage of 88.24% which
Guided Inquiry Methods means that this practical guide is suitable for use with valid qualifications. Student
learning outcomes using post test scores with the technique of statistical analysis of
Kata kunci:
one sample t-test (one sample t-test). The results of the one-sample t-test hypothesis
Hasil Belajar
Asam Basa at a level of α = 5% were obtained tcount = 4.604> ttable = 1.708. The results of this
Inkuiri Terbimbing study indicate that guidance practicum based on environmental materials is suitable
for use in chemichal subject, and the treatment of practicum giude based on
environmental materials with the application of guided inquiry methods can improve
learning outcomes of 92.4% of students on acidic base subject.

ABSTRAK

Penuntun praktikum merupakan bahan ajar dalam bentuk cetak yang dapat
digunakan siswa dalam proses belajar pembelajaran. Penelitian
pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan penuntun
praktikum asam basa berbasis bahan lingkungan dengan model 3-D dan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui kegiatan praktikum dan
penerapan metode inkuiri terbimbing. Subjek penelitian ini adalah kelas XI
IPA 1 di SMA Negeri 1 Tenga. Uji kelayakan kelompok besar terdapat rata-
rata presentase 88,24% yang berarti penuntun praktikum ini layak digunakan
dengan kualifikasi valid. Hasil belajar siswa menggunakan nilai post test
dengan teknik analisis data statistik uji-t satu sampel (one sample t-test). Hasil
uji hipotesis uji-t satu sampel pada taraf α=5% diperoleh thitung = 4,604 > ttabel =
1,708. Hasil penelitian ini menunjukan penuntun praktikum asam basa
*e-mail:
berbasis bahan lingkungan layak digunakan dalam pembelajaran kimia, dan
gerryh.lumolos@yahoo.com penggunaan penuntun praktikum asam basa berbasis bahan lingkungan
*Telp: 082293618807 dengan penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil
belajar 92.4% siswa pada materi asam basa.

Pendahuluan khususnya pada materi asam basa. Materi asam


Ilmu kimia tumbuh dan berkembang basa di kelas XI harusnya disertai dengan
melalui eksperimen, sehingga dalam kegiatan praktikum berdasarkan standar
pembelajaran kimia di sekolah perlu dilakukan kurikulum yang ada yaitu pada kegiatan
pendekatan yang berbasis eksperimen pembelajaran siswa dapat merancang dan

40
Lumolos, G. H., Gumolung, D., Caroles, J., 2019

melakukan percobaan membuat indikator asam penuntun praktikum ini bersifat terbuka,
basa dari bahan alam dan melaporkannya. Pada artinya tidak terikat waktu maupun tempat dan
kegiatan praktikum siswa dapat lebih dapat diterapkan oleh guru kimia sebagai
memahami tentang teori pelajaran yang mereka strategi belajar-mengajar kimia.
terima dari guru melalui eksperimen yqng Metode pembelajaran merupakan salah
dilakukan karena mereka akan mengalami satu penunjang dalam pembelajaran. Menurut
sendiri proses ditemukannya suatu teori, siswa yang ada disekolah tersebut, metode
dengan dmikian siswa akan lebih yakin atas mengajar yang digunakan oleh guru kimia saat
suatu hal dari pada hanya menerima informasi mengajar hanya penggunakan metode ceramah
yang diberikan dari guru dan buku. sehingga membuat siswa cenderung malas
Hasil belajar adalah kemampuan – belajar kimia karena pembelajaran yang terlalu
kemampuan yang dimiliki siswa setelah dia monoton sehingga tidak berdampak besar
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dalam peningkatan hasil belajar para siswa.
merupakan tolak ukur keberhasilan siswa Model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif
dalam belajar. Dari hasil belajar guru dapat membantu guru dalam memotivasi siswa untuk
menilai apakah proses pembelajaran berhasil mengajukan pertanyaan yang merupakan
atau tidak [1]. Hasil belajar kimia siswa SMA N bagian penting dari pembelajaran berbasis
1 Tenga khususnya di kelas XI masih sangat penyelidikan. Selain itu, dengan model inkuiri
bervariasi, terdapat sekitar 45% siswa dengan terbimbing dapat meningkatkan rasa percaya
hasil belajar diatas KKM dan sekitar 55% siswa diri siswa dan dapat meningkatkan prestasi
dengan hasil belajar kimia dibawah KKM. Salah belajar siswa [3]. Tujuan utama dari model
satu faktor yang menyebabkan hasil belajar inkuiri adalah pengembangan kemampuan
kimia siswa kurang antara lain adalah berpikir siswa secara ilmiah dalam beraktifitas
pembelajaran kimia tidak dilakukan kegiatan mencari dan menemukan sesuatu [4]. Metode
praktikum sehingga membuat siswa bosan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
untuk belajar kimia. Observasi yang dilakukan meningkatkan adanya rasa keingintahuan
di SMA Negeri 1 Tenga mengenai praktikum siswa terhadap mata pelajaran kimia terlebih
kimia memberi informasi dimana; siswa kelas pada materi asam basa, sehingga sangat cocok
XI belum pernah melakukan kegiatan untuk digunakan dalam proses belajar-
praktikum. Menurut salah satu guru kimia mengajar di SMA.
sekolah tersebut menyampaikan bahwa Penelitian ini merupakan penelitian
kendala tidak dilaksanakan kegiatan praktikum pengembangan perangkat pembelajaran kimia
khususnya pada materi asam basa karena yanng dikembangkan dengan model
jumlah alat dan bahan yang ada dalam pengembangan 4-D yang dimodifikasi menjadi
laboratorium sudah rusak dan tidak layak 3-D, yaitu: pendefinisian (define), perencanaan
digunakan sehingga laboratorium tidak (design), pengembangan (develop). Model
terpakai. Keterbatasan alat dan bahan pengembangan 3-D ini merupakan salah satu
praktikum sebenarnya bukanlah masalah yang model pengembangan yang dapat digunakan
rumit, karena praktikum asam basa bisa untuk membuat perangkat pembelajaran kimia
terlaksana dengan mengunakan alat dan bahan berbentuk penuntun praktikum. Penuntun
yang ada di lingkungan tempat tinggal siswa. praktikum yang akan dirancang menggunakan
Penuntun praktikum berbasis bahan model 3-D merupakan penuntun praktikum
lingkungan dapat menjadi alternatif sebagai yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan
usaha untuk membantu guru kimia dalam efektif serta dapat menumbuhkan minat belajar
pelaksanaan praktikum di sekolah. Penuntun siswa dalam pembelajaran kimia khususnya
praktikum berbasis bahan lingkungan tempat pada materi asam basa.
tinggal siswa ini dikembangkan dengan Penelitian ini bertujuan mengetahui
mengaitkan penggunaan bahan-bahan lokal kelayakan penuntun praktikum asam basa
dilingkungan tempat tinggal siswa seperti dari berbasis bahan lingkungan dengan model
dapur, taman/kebun, apotik, buangan sampah, pengembangan 3-D. Dan untuk meningkatkan
atau warung/toko/pasar) [2]. Selain itu, hasil belajar siswa kelas XI di SMA N 1 Tenga

41
Lumolos, G. H., Gumolung, D., Caroles, J., 2019

melalui kegiatan praktikum asam basa keterbasatan alat dan bahan yang ada di
menggunakan penuntun praktikum asam basa laboratorium sekolah tersebut. Selain itu di
berbasis bahan lingkungan dngan metode peroleh data bahwa masih ada 44% siswa yang
pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki hasil belajar yang rendah pada mata
pelajaran kimis. Salah satu faktor yanng
Metode mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa
Model penelitian ini adalah Research and yaitu penggunaan bahan ajar dimana bahan ajar
Development (R & D) dengan menggunakan yang digunakan masih berupa buku paket yang
model 3-D. Model pengembangan 3-D meliputi tampilannya kurang menarik dan penuntun
3 tahap penting yaitu, tahap pendefinisian praktikum yang tidak lengkap prosedur kerja
(difine), tahap perancangan (design), dan tahap serta alat dan bahan.
pengembangan (develop). Adapun penelitian b. Analisis siswa (student analysis)
ini menggunakan pendekatan deskripsi Pada tahap analisis siswa ini, di berikan
kuantitatif, kuantitatif uji hipotesis. angket kepada siswa untuk mengetahui bahan
Teknik analisis data yang digunakan dalam ajar dan proses pembelajaran kimia yang
penelitian ini adalah dengann teknik mereka inginkan. Angket diberikan kepada 5
perhitungan menggunakan t-hitung satu siswa yang ada di kelas XI MIA 1. Hasil dari
sampel (one sample t-test) dan teknik angket, dapat di lihat pada tabel 4.1.
perhitungan untuk kelayakan modul
menggunakan angket validasi dan dianalisis Tabel 1. Hasil angket analisis siswa
menggunakan rumus berikut:
No. Pertanyaan respon
𝑋
𝑃= 100% Bahan ajar yang sangat
𝑋𝑖
1 2 SS, 3 S
Keterangan: mudah dimengerti
P= presentase Bahan ajar yang memiliki
x= jawaban responden dalam satu item 2 3 SS, 2S
percobaan praktikum
xi= jumlah skor ideal dalam satu item Bahan ajar yang memiliki
gambar-gambar yang
Hasil dan Pembahasan 3 3 SS, 2 S
mudah dipahami dan
Kelayakan Penuntun Praktikum menarik
Sesuai dengan model pengembangan Bahan ajar yang memuat 1 SS, 2 S,
penuntun praktikum 3-D, berikut uraian secara 4
banyak teorinya 2 TS
lengkap mengenai proses pengembangan Bahan ajar yang memuat
penuntun praktikum yang melalui 3 tahap 5 3 S, 2 TS
banyak soal-soal latihan
define, design, dan develop.
Sudah memahami apaitu
6 2 SS, 3 S
1. Pendefinisian (define) asam basa
a. Analisis ujung depan Dapat menjelaskan teori
Analisis Kebutuhan ini mengacu pada 7 asam basa menurut para 3 SS, 2 S
kondisi yang ada di lapangan. Proses ahli
pengembangan perangkat pembelajaran dalam Dapat menjelaskan peran
penelitian ini diawali dengan mengamati dan 8 asam basa dalam 3 SS, 2 S
mencari informasi mengenai pembelajaran lingkungan sekitar
kimia yang ada di kelas XI IPA. Analisis ujung Mampu mengidentifikasi
depan (front-end analysis) dilakukan dengan tiga 9 berbagai jenis indikator 1 SS, 4 S
langkah yaitu observasi kegiatan pembelajaran, asam basa alami
wawancara dengan guru kimia, dann observasi Membedakan asam kuat,
perangkat pembelajaran yang digunakan. 10 asam lemah dan basa kuat, 1 SS, 4 S
Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran basa lemah
di peroleh informasi bahwa dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas XI IPA tidak di sertai c. Analisis konsep
dengan kegiatan praktikum oleh karena Pada penelitian yanng dilakukan di SMA

42
Lumolos, G. H., Gumolung, D., Caroles, J., 2019

Negeri 1 Tenga, siswa tertarik pada praktikum yang diperlukan dalam proses pembelajaran
berbasis bahan lingkungan, selain itu siswa juga yang sesuai dengan kompetensi dasar. Berikut
tertarik pada metode pembelajaran inkuiri ini merupakan hasil analisis tugas yang diambil
terbimbing yang dapat mendorong mereka dari kompetensi dasar dan indikator serta
unttuk menemukan konsep kimia sendiri. tujuan pembelajaran yang ada pada materi
Analisis konsep yang telah dilakukan pada asam basa
penelitian ini adalah dengan mengidentifikasi
bagian-bagian penting dan utama yang akan e. Perumusan tujuan pembelajaran
dipelajari dan menyusunnya dalam bentuk Berdasarkan analisis-analisis yang telah
yang sistematis dan terperinci yang akan masuk dilakukan, ini diperoleh tujuan-tujuan
pada penuntun praktikum berdasarkan analisis pembelajaran yang akan dicapai pada modul
Front-end yaiitu prasyarat, petunjuk yang dikembangkan sebagai berikut:
penggunaan, Kompetensi Isi (KI), Kompetensi
Dasar (KD) dan kriteria keberhasilan Tabel 3. analisis tujuan pembelajaran
pembelajaran kimia. Hal ini didukung oleh
hasil wawancara dngan guru mata pelajaran Indikator Tujuan
kimia yang menyatakan bahwa belum ada Pembelajaran Pembelajaran
pengembangan penuntun praktikum berbasis  Mengamati  Siswa dapat
bahan lingkungan. Selain itu belum pernah perubahan warna mengamati
dilakukan penerapan metode inkuiri indikator dalam perubahan warna
terbimbing dengan menggunakan penuntun berbagai larutan. indikator dalam
praktikum berbasis bahan lingkungan.  Membahas bahan berbagai larutan
alam yang dapat  Siswa dapat
d. Analisis tugas digunakan mengetahui
sebagai indikator. bahan alam yang
Tabel 2. Hasil analisis tugas kelas XI pada  Merancang dan dapat digunakan
penuntun praktikum asam basa melakukan sebagai indikator
percobaan asam basa
Kompetensi Indikator
dasar pembelajaran
membuat  Siswa dapat
indikator asam merancang dan
 Mengamati
basa dari bahan melakukan
perubahan warna
alam dan percobaan
indikator dalam
Menganalisis melaporkannya. membuat
berbagai larutan.
trayek indikator asam
 Membahas bahan
perubahan pH basa
alam yang dapat
beberapa menggunakan
digunakan sebagai
indikator yang bahan alam dan
indikator.
diekstrak dari melaporkannya
 Merancang dan
bahan alam
melakukan
melalui
percobaan membuat
percobaan
indikator asam basa 2. Perancangan (design)
dari bahan alam dan a. Penyusunan pedoman praktikum
melaporkannya. Tahap penyusunan pedoman praktikum ini
adalah langkah awal untuk menggabungan
Pada analisis tugas dilakukan analisis tahap define dan tahap design. Penuntun
kompetensi dasar kemudian menjabarkan praktikum disusun berdasarkan hasil
indikator pembelajaran. Peneliti menganalisis perumusan dari kompetensi dasar, indikator,
tugas-tugas pokok yang harus dikuasai siswa dan tujuan pembelajaran serta analisis siswa.
agar siswa dapat mencapai ketentuan Peneliti memilih untuk membuat penuntun
kompetensi minimal. Berdasarkan hasil analisis praktikum pda materi asam basa karena sesuai
diperoleh gambaran mengenai tugas-tugas

43
Lumolos, G. H., Gumolung, D., Caroles, J., 2019

dngan tanggapan siswa yang sangat tertarik Berisikan ucapan dari penulis atas
untuk melakukan praktikum menggunakan selesainya penuntun praktikum baik tentang
bahan lingkungan karena pada praktikum asam ucapan rasa syukur, ucapan terima kasih
basa dapat memanfaatkan alat dan bahan maupun tujuan dan manfaat dari penuntun
lingkungan yang tentunya lebih murah dan praktikum.
mudah untuk didapat. Penuntun praktikum  Tata-tertib laboratorium
inilah yang nantinya digunakan untuk Berisikan tentang apa yang harus
membantu meninggatkan hasil belajar siswa dilakukan siswa didalam laboratorium dan apa
pada materi asam basa. yang tidak boleh dilakukan siswa saat berada di
b. Pemilihan alat dan bahan laboratorium.
Pemilihan alat dan bahan untuk praktikum  Daftar isi
asam basa ini peneliti memilih alat dann bahan Daftar isi berisikan petunjuk halaman
dari lingkungan tempat tinggal siswa agar lebih penuntun praktikum agar mempermudah
murah dan lebih mudah untuk didapatkan. siswa dalam menggunakannya.
Tabel 4. Alat dan bahan  Materi praktikum
Alat Bahan Berisikan materi praktikum yaitu asam
 Lumpang dan  Kunyit basa.
alu  kulit buah manggis  Percobaan praktikum
 Gelas plastik  Kulit buah naga Mencakup: tujuan percobaan, alat daan
 Sendok  Bunga kembang bahan, prosedur kerja, tabel hasil pengamatan,
 Tabung reaksi sepatu analisa data, dan pertanyaan.
 Rak tabung  Bungah belimbing  Lembar kerja siswa (LKS)
reaksi wuluh  Daftar pustaka.
 Pipet tetes  Akuades
 Wadah kaca  Alkohol 95% 3. Pengembangan (development)
 Saringan  Air jeruk nipis
a. Validasi tim ahli
 Cuka
Hasil yang diperoleh dari validasi tim ahli
 Bayclin
adalah sebagai berikut:
c. Pemilihan metode pembelajaran
Tabel 5. Hasil validasi tim ahli
Pemilihan metode pembelajaran pada
penelitian ini berdasarkan hasil observasi yang No. Validator Hasil (%)
telah dilakukan pada tahap analisis ujung 1 Ahli media 83,3%
depan dan analisis siswa yaitu siswa cenderung
2 Ahli bahasa 84,2%
lebih tertarik pada model pembelajaran yang
dapat mendorong mereka menemukan konsep 3 Ahli materi 84%
kimia dari permasalahan yang ada. Pada
penelitian ini metode pembelajaran inkuiri b. Uji coba kelompok kecil
terbimbing dilakukan sebagai metode Uji coba kelompok kecil mendapatkan hasil
pembelajaran yang akan diterapkan dikelas. seperti yang tercantum dalam tabel 6.

d. Pemilihan format penuntun praktikum Berdasarkan hasil respon siswa pada uji
Adapun format yang digunakan dalam kelompok kecil maka didapatkan nilai rata-rata
penelitian ini adalah: hasil uji kelompok kecil yaitu 88,77%, maka
 Halaman depan (cover) skor yang didapatkan termasuk dalam
Berisikan judul praktikum dan ilustrasi kualifikasi valid.
gambar yang disesuaikan dengan percobaan
asam basa berbasis bahan lingkungan yang
akan dilakukan.
 Kata pengantar
Tabel 6. Hasil uji coba kelompok kecil

44
Lumolos, G. H., Gumolung, D., Caroles, J., 2019

c. Uji coba kelompok besar 25 B.T 33 38 22 92,7%


26 J.K 34 38 20 90,7%
No Nama Aspek Penilaian Presen
tase
Tam- Mate- Man- (%) Berdasarkan hasil respon siswa pada uji
pilan ri faat kelompok besar maka didapatkan nilai rata-rata
1 E.P 30 36 20 85,4% hasil uji kelompok besar yaitu 88,24%, maka
skor yang didapatkan termasuk dalam
2 V.W 33 37 22 91,9%
kualifikasi valid.
3 M.M 32 35 21 87,9%
Hasil Belajar
4 K.M 33 35 19 86% Berdasarkan nilai post test dari 26 siswa
dikelas X IPA I maka, dapat dilakukan
5 K.N.M 33 34 21 88% perhitungan uji-t satu sampel sebagai uji
hipotesis.
6 J.L 31 37 22 90,6%
Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada
7 M.M 33 35 21 88,8% tabel 8.

8 E.T 33 35 22 90,2% Tabel 8. Ringkasa hasil pengujian hipotesis


kelas XI IPA 1
9 L.L 34 32 23 89,9%
Jum- Mea Stan- Thitung Ttabel Kesim-
lah n dar pulan
10 L.S 32 33 23 89%
respon devi-
den asi
Uji coba kelompok kecil mendapatkan
hasil sebagai berikut:
26 85,11 11,201 4,604 1,70 Tolak
538 1 8 Ho
Tabel 7. Hasil uji kelompok besar (thitung >
Aspek penilaian Presen ttabel)
No Nama tase
Tam- Ma- Man-
(%) Pembahasan
pilan teri faat
1 M.R 32 37 20 88.2% Pada uji validasi tim ahli menggunakan
2 B.J 31 36 22 89.3 % instrumen berupa angket untuk menilai
3 G.T 30 37 21 87.7% kelayakan penuntun praktikum dari tiga aspek
4 T.K 32 33 23 89% yaitu, media, bahasa, dan materi. Berdasarkan
5 A.R 35 36 23 94.6% penilaian ahli media diperoleh hasil presentase
6 K.R 32 36 23 87.2% 75% sehingga dapat disimpulkan bahwa
7 E.E 32 34 23 92.4% produk penuntun praktikum yang di
8 J.M 31 30 21 82.8%
kembangkan cukup layak sehingga perlu di
9 F.T 33 32 22 87,7%
revisi kembali sesuai dengan saran-saran yang
10 A.M 32 35 22 89,3%
11 S.K 32 34 22 88,4% diberikan oleh ahli media. Saran dan masukan
12 J.M 32 33 21 86,2% yang perlu diperbaiki dari ahli media yaitu
13 S.S 30 33 22 85,8% gambar-gambar pada cover penuntun
14 Y.K 34 34 20 87,4% praktikum harus sesuai dengan bahan-bahan
15 E.L.E 32 38 19 87,6% yang digunakan dalam kegiatan praktikum,
16 A.H 30 35 21 86,1% mengurangi kontras warna, dan perbaiki
17 G.S 32 33 20 86,3% kesalahan pada penulisan. Kemudian produk
18 S.M 33 34 17 82.6%
diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan
19 N.M 28 35 23 87%
yang diberikan oleh ahli media. Setelah
20 A.T 33 37 22 91,9%
21 A.L 32 38 22 91,8% melakukan revisi produk, kemudian dilakukan
22 R.P 29 33 21 83,5% kembali penilaian kelayakan modul tahap 2
23 S.P 32 36 20 88% pada ahli media dengan hasil yang diperoleh
24 F.S 33 35 22 90,2% yaitu 83,3% yang menunjukan bahwa produk

45
Lumolos, G. H., Gumolung, D., Caroles, J., 2019

penuntun yang dihasilkan memiliki kualifikasi 100% yang berarti produk penuntun praktikum
layak dan dapat digunakan dalam tersebut dinyatakan valid dan layak.
pembelajaran kimia pada materi asam dan basa. Berdasarkan data hasil dari post test, rata-
Penilaian ahli bahasa diperoleh hasil 84,4%, jika rata hasil belajar siswa pada materi asam basa
dicocokan dengan tabel kriteria maka skor yang setelah menggunakan penuntun praktikum dan
didapat menujukan kualifikasi layak dan penerapan metode inkuiri terbimbing adalah
produk penuntun praktikum dapat digunakan 85,11 yang berarti lebih tinggi dari nilai KKM
dalam kegiatan belajar kimia pada materi asam (75), dengan hasil pengujian hipotesis
dan basa sesuai dengan saran-saran yang menggunakan uji statistik uji-t satu sampel (one
diberikan yaitu, memperbaiki kesalahan- sample t-test) pada taraf α = 5% dengan hasil
kesalahan penulisan yang ada pada penuntun yang diperoleh thitung = 5,604 > ttabel = 1,708 (H0
praktikum. Penilaian ahli materi diperoleh hasil ditolak).
84%, jika dicocokan dengan tabel kriteria maka Dari data uji hipotesis yang telah diperoleh
skor yang didapat menunjukan kualifikasi dalam penelitian ini menunjukan bahwa
layak sehingga produk yang dihasilkan dapat terdapat peningkatan hasil belajar kimia siswa
digunakan pada kegiatan belajar kimia pada kelas XI IPA 1 pada materi asam basa setelah
materi asam basa dengan mengikuti saran dan penggunaan penuntun praktikum dalam
masukan yang diberikan. kegiatan praktikum dengan penerapan metode
Setelah melakukan validasi uji tim ahli, mengajar inkuiri terbimbing. Hal ini
produk penuntun praktikum yang dihasilkan dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa
kemudian di lakukan uji coba pada kelompok tidak hanya menjadi pendengar tetapi siswa
kecil dan uji kelompok besar menggunakan dapat mencari informasi sendiri dan
instrumen angket respon siswa. Berdasarkan uji memecahkan masalah melalui kegiatan ilmiah
kelompok kecil yang dilakukan teridiri dari 10 dalam hal ini adalah kegiatan praktikum.
orang siswa kelas XI IPA 2 dengan hasil yang di
peroleh masing-masing presentase secara Kesimpulan
berurutan 85,4%, 91,9%, 87,9%, 86%, 88%, Berdasarkan nilai dari tim ahli yaitu,
90,6%, 88%, 90,2%, 89,9%, dan 89% maka dari 83,3%, 84,2%, dan 84% serta nilai hasil respon
hasil tersebut mendapatkan presentase siswa yaitu, 88,24%, penuntun praktikum
kelayakan rata-rata dari uji kelompok kecil berada pada interval 81%-100% dengan
adalah 88,77%. Skor yang di peroleh pada uji kualifikasi valid, mqka dapat di simpulkam
kelompok kecil berada pada presentase 81%- bahwa penuntun praktikum asam basa berbasis
100% dengan kriteria sangat baik, maka dari itu bahan lingkungan dengan model 3-D layak
penuntun praktikum tersebut dapat dinyatakan digunakan dalam proses pembelajaran kimia
valid dan layak untuk diujicobakan pada dikelas. Rata-rata hasil belajar siswa pada
kelompok besar. materi asam basa dengan menggunakan
Pada pengujian kelompok besar terdiri dari penuntun praktikum asam basa berbasis bahan
26 siswa kelas XI MIA 1 menggunakan lingkungan dengan penerapan metode inkuiri
instrumen penelitian berupa angket respon terbimbing adalah 85,11 yang menunjukan
siswa terhadap penuntun praktikum dengan lebih tinggi dari nilai KKM sekolah yqng
masing-masing hasil presentase secara ditentukan yaitu 75, dan masih terdapat 7.6%
berurutan 88,2%, 89,3%, 87,7%, 98%, 94,6%, siswa yg memiliki hasil belajar dibawah nilai
87,2%, 92,4%, 92,8%, 87,7%, 89,3%, 88,4% 86,2%, KKM.
85,8%, 87,4%, 87,6%, 86,1% , 86,3%, 82,6%, 87%,
91,9%, 91,8% , 83,5%, 88%, 90,2%, 92,7%, dan
90,7% maka dari masing-masing hasil
presentase tersebut, didapatkan rata-rata Daftar Pustaka
presentasekelayakan dari uji coba kelompok
1. Sudjana, N., Metode statistika. Bandung:
besar yaitu 88,24%. Hasil uji coba kelompok
Tarsito 2005, 168.
besar tersebut, penuntun praktikum yang
2. HAM, M. M., Pengembangan dan
dibuat berada pada presentase kelayakan 81%-
implementasi model praktikum kimia

46
Lumolos, G. H., Gumolung, D., Caroles, J., 2019

berbasis lingkungan tempat tinggal siswa


pada SMU di Bandung. Jurnal Pengajaran
MIPA 2005, 6, (1), 61-73.
3. Setiowati, H.; Saputro, A. N. C.; Setyowati,
W. A. E., Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
Dilengkapi LKS Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada
Materi Pokok Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan Kelas XI MIA SMA Negeri 1
Banyudono Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jurnal Pendidikan Kimia 2015, 4, (4), 54-60.
4. Waluyo, M. E.; Parmin, P., Pengembangan
panduan praktikum IPA terpadu berbasis
inkuiri terbimbing tema fotosintesis untuk
menumbuhkan keterampilan kerja ilmiah
siswa SMP. Unnes Science Education Journal
2014, 3, (3).

47

You might also like