You are on page 1of 12

Analisis Humas Bank Indonesia dalam Pelaksanaan Sosialisasi Penggunaan

Uang Elektronik Berbasis Chip Pada Masyarakat Kelas Bawah

Oleh:
Aulia Ramadhany Edrin , Dini Valdiani, M.Si2, Feri Ferdinan,M. Si3
1

Abctract
This study aims to find out how Bank Indonesia Public Relations in carrying out the socialization of
the use of-based electronic money chip in the lower class society and the obstacles faced by Bank
Indonesia Public Relations in conducting socialization of the National Non-Cash Movement
Program (GNNT) to the lower class and how to overcome them. This study uses descriptive
qualitative research methods. The theory used in this study is the Cutlip & Center Theory "Four
Stages of Implementation of Work Programs" namely Research-Listening, Planning-Decission,
Communication-Action, and Evaluation. Key informants from this study were Rebeca Karina
Rahajeng as Manager of the Communication Department of the Planning, Control and Internal
Relations Division of Bank Indonesia as the party that established the socialization strategy and
included the implementation of program socialization. The results of this research are Public
Relations of Bank Indonesia dividing the implementation of socialization into four stages, namely
1) Mapping stakeholders, 2) Planning strategies, 3) Implementation of socialization, and 4)
Evaluation of communication. Constraints faced by Bank Indonesia Public Relations in conducting
this socialization are 1) The public argument against the National Non-Cash Movement (GNNT)
program only benefits the government and the use of electronic money benefits the middle and upper
classes, 2) negative public reporting onsocial media twitter regarding toll road electronification,
and 3) Indonesian infrastructure that is not fully prepared with the National Non-Cash Movement
Program (GNNT).

Keywords: GNNT, Electronic Money, Bank Indonesia

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIB Universitas Pakuan Bogor
2
Dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi FISIB Universitas Pakuan Bogor
3
Dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi FISIB Universitas Pakuan Bogor

1
PENDAHULUAN perluasan aksses layanan sistem pembayaran
di Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia
Latar Belakang
bersama perbankan sebagai pihak utama
Bank Indonesia merupakan satu-satunya dalam penyediaan layanan sistem
Bank Sentral yang dimiliki oleh Negara pembayaran kepada masyarakat perlu
Republik Indonesia. Dalam kapasitasnya memiliki visi yang sama dan komitmen yang
sebagai Bank Sentral, Bank Indonesia kuat untuk mendorong penggunaan transaksi
memiliki satu tujuan tunggal, yaitu mencapai non tunai oleh masyarakat dalam
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. mewujudkan Less Cash Society
Kestabilan rupiah ini mengandung dua aspek, (www.bi.go.id, 2014).
yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap
Ke depan, dalam rangka mewujudkan
barang dan jasa yang tercermin pada
sistem pembayaran yang efisien, aman dan
perkembangan laju inflasi. Aspek kedua
andal dengan tetap menjunjung tinggi aspek
yakni kestabilan terhadap mata uang Negara
perlindungan konsumen, memperhatikan
lain yang tercermin pada perkembangan nilai
perluasan akses dan kepentingan nasional,
tukar rupiah terhadap mata uang Negara lain
Bank Indonesia akan meningkatkan
yang diwujudkan melalui program-program
elektronifikasi transaksi pembayaran dan
yang dibuat oleh Bank Indonesia
peningkatan infrastruktur sistem
(www.bi.go.id, 2014).
pembayaran. Dalam rangka tersebut, Bank
Pada 14 Agustus 2014, Gubernur Bank Indonesia akan menyusun pembayaran utility
Indonesia Agus D.W. Martowardojo secara bills dan mendorong penggunaan transaksi
resmi mencanangkan “Program Gerakan pembayaran pemerintah secara elektronik
Nasional Non Tunai (GNNT)”. Pencanangan dengan lebih aktif dan terkoordinasi.
ini ditandai dengan penandatanganan Nota
Uang elektronik terdiri dari dua jenis,
Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan
yakni uang elektronik berbasis chip dan uang
Kementerian Koordinator Bidang
elekronik berbasis server. Uang elektronik
Perekonomian, Kementerian Keuangan,
berbasis chip terdiri dari Sembilan produk
Pemerintah Daerah serta Asosiasi
non tunai diantaranya Tapcash BNI, E-
Pemerintahan Provinsi di seluruh Indonesia
Money Mandiri, Flazz BCA, Brizzi BRI,
sebagai komitmen untuk mendukung
Blink BTN, Mega Cash, Nobu E-Money,
Program GNNT (www.bi.go.id, 2014).
JakCard Bank DKI, dan Skye Mobile Money.
Gubernur Bank Indonesia menyatakan Sedangkan uang elektronik berbasis server
bahwa Program GNNT ditujukan untuk terdiri dari kartu debit, kartu kredit, Mobile
meningkatkan kesadaran masyarakat banking, SMS Banking, dan dompet online
terhadap penggunaan instrumen non tunai, yang ada pada aplikasi belanja online
sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu (Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan lain
komunitas atau masyarakat yang lebih sebagainya).
menggunakan instrumen non tunai (Less
Sejak dicanangkannya gerakan non
Cash Society/LCS) khususnya dalam
tunai, Bank Indonesia secara bertahap
melakukan transaksi atas kegiatan
mengubah sistem pembayaran yang diawali
ekonominya. Sebagai bentuk komitmen atas
dengan moda transportasi yang ada di
perluasan penggunaan instrumen non tunai,
Jabodetabek, yakni PT KAI Commuter
Bank Indonesia akan menjadikan Program
Jabodetabek dan dilanjutkan dengan PT
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dalam
Transportasi Jakarta. Dalam hal tersebut,
melakukan transaksi pembayaran
uang elektronik berbasis chip digunakan
(www.bi.go.id, 2014).
sebagai tiket transportasi atau lebih dikenal
Dalam laman resmi Bank Indonesia dengan sebutan e-ticketing
menyebutkan bahwa penggunaan transaksi (www.cnnindonesia.com, 2017).
pembayaran berbasis elektronik yang
Kemudian elektronifikasi diperluas ke
dilakukan masyarakat Indonesia relatif masih
sektor retail dan di tahun 2017, Bank
rendah apabila dibandingkan Negara-negara
Indonesia memberlakukan sistem
ASEAN, sementara dengan kondisi geografi
pembayaran non tunai terhadap penggunaan
dan jumlah populasi yang cukup besar, masih
administrasi jalan tol. Karena tujuan akhir
terdapat potensi yang cukup besar untuk

2
dari program ini adalah terciptanya Less Cash terhadap penggunaan uang elektronik
Society, proses elektonifikasi akan terus berbasis chip?
berlanjut dan menyebar ke berbagai sektor
2. Kendala apa saja yang dihadapi Humas
ekonomi di Indonesia (www.merdeka.com,
Bank Indonesia dalam melaksanakan
2017).
sosialisasi Program GNNT kepada
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, masyarakat kelas bawah khususnya
diperlukan sebuah sosialisasi yang ditujukan terhadap penggunaan uang elektronik
untuk seluruh lapisan kelas masyarakat mulai berbasis chip dan bagaimana solusinya?
dari masyarakat kelas atas, masyarakat kelas
menengah, dan masyarakat kelas bawah. Tujuan Penelitian
Menurut Weber dalam Maryati dan 1. Untuk mengetahui tahapan sosialisasi
Suryawati (2012:21), masyarakat kelas atas Program GNNT Humas Bank Indonesia
terdiri dari para pejabat atau penguasa dan kepada masyarakat kelas bawah
pengusaha kaya, masyarakat kelas menengah khususnya terhadap penggunaan uang
biasanya meliputi kaum intelektual seperti elektronik berbasis chip.
dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil
dan menengah serta pegawai negeri, 2. Apa saja kendala yang dihadapi Humas
sedangkan masyarakat kelas bawah meliputi Bank Indonesia dalam melaksanakan
buruh dan pedagang kecil. sosialisasi Program GNNT kepada
masyarakat kelas bawah terhadap
Untuk mewujudkan Less Cash Society, penggunaan uang elektronik berbasis
diperlukan sebuah sosialisasi humas terhadap chip dan bagaimana solusinya.
Program GNNT yang ditujukan kepada setiap
lapisan masyarakat tersebut agar tujuan Manfaat
program tercapai secara maksimal khususnya
masyarakat kelas bawah yang kurang familiar Adapun manfaat dari penelitian ini dibagi
baik itu terhadap perbankan maupun menjadi dua, yaitu:
transaksi non tunai. Hal ini dibuktikan oleh Manfaat Praktis
survey Mars Indonesia yang menyatakan
bahwa baru 23,8% masyarakat Indonesia 1. Bagi perusahaan diharapkan dapat
yang memahami apa itu uang elektronik dan memberikan manfaat agar menjadi
itu berarti masih sebanyak 76,2% mayarakat masukan bagi Bank Indonesia sebagai
yang belum memahami apa itu uang bahan informasi dalam melaksanakan
elektronik dan didominasi oleh masyarakat Program Gerakan Nasional Non Tunai
kelas menengah ke bawah (GNNT).
(www.marsindonesia.com, 2014). 2. Bagi masyarakat diharapkan dapat
Untuk itu, peneliti membuat penelitian digunakan sebagai salah satu sumber
mengenai bagaimana tahapan Humas Bank informasi, wawasan, dan pengetahuan
Indonesia dalam melakukan sosialisasi khususnya mengenai strategi
instumen non tunai khususnya terhadap sosialisasisuatu perusahaan.
penggunaan uang elektronik berbasis chip Manfaat Teoritis
yang pada masyarakat kelas bawah dengan
judul “ANALISIS HUMAS BANK Manfaat Teoritis penelitian ini adalah
INDONESIA DALAM PELAKSANAAN untuk pengembangan ilmu komunikasi
SOSIALISASI PENGGUNAAN UANG secara umum dan khususnya bidang kajian
ELEKTRONIK BERBASIS CHIP PADA Humas tentang strategi Humas dalam
MASYARAKAT KELAS BAWAH”. melakukan sosialisasi program.Penelitian
inipun dapat lebih membuka wawasan dan
Rumusan Masalah pengetahuan baru bagi peneliti mengenai
ilmu komunikasi terutama bidang kajian
Berdasarkan uraian dari latar belakang Humas.
masalah, maka dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan sosialisasi Program
GNNT Humas Bank Indonesia kepada
masyarakat kelas bawah khususnya

3
TINJAUAN PUSTAKA 2. Perencanaan dan Mengambil
Keputusan (Planning-Decision)
Program Gerakan Nasional Non Tunai
(GNNT) Dalam tahap ini sikap, opini, ide-ide dan
reaksi yang berkaitan dengan kebijaksanaan
Pada 14 Agustus 2014, Gubernur Bank
serta penetapan program kerja organisasi
Indonesia Agus D.W. Martowardojo secara
yang sejalan dengan kepentingan atau
resmi mencanangkan “Program Gerakan
keinginan-keinginan pihak yang
Nasional Non Tunai (GNNT)”. Pencanangan
berkepentingan mulai diberikan: Here's what
ini ditandai dengan penandatanganan Nota
we can do? (Apa yang dapat kita kerjakan).
Kesepahaman antara Bank Indonesia dengan
Kementerian Koordinator Bidang 3. Mengkomunikasikan dan
Perekonomian, Kementerian Keuangan, pelaksanaan (Communication-
Pemerintah Daerah serta Asosiasi Action)
Pemerintahan Provinsi di seluruh Indonesia
Dalam tahap ini informasi yang berkenaan
sebagai komitmen untuk mendukung
dengan langkah-langkah yang akan
Program GNNT.
dilakukan dijelaskan sehingga mampu
Gubernur Bank Indonesia menyatakan bahwa menimbulkan kesan-kesan yang secara
Program GNNT ditujukan untuk efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak
meningkatkan kesadaran masyarakat yang dianggap penting dan herpotensi untuk
terhadap penggunaan instrumen non tunai, memberikan dukungan sepenuhnya: Here's
sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu what we did and why? (Apa yang telah kita
komunitas atau masyarakat yang lebih lakukan dan mengapa begitu).
menggunakan instrumen non tunai (Less
4. Mengevaluasi (Evaluation)
Cash Society/LCS) khususnya dalam
melakukan transaksi atas kegiatan Pada tahapan ini, pihak public
ekonominya. Sebagai bentuk komitmen atas relations/Humas mengadakan penilaian
perluasan penggunaan instrumen non tunai, terhadap hasil-hasil dari program-program
Bank Indonesia akan menjadikan Program kerja atau aktivitas Humas yang telah
Gerakan Nasional Non Tunai dalam dilaksanakan. Termasuk mengevaluasi
melakukan transaksi pembayaran keefektivitasan dari teknik-teknik
(www.bi.go.id, 2014). manajemen dan komunikasi yang telah
dipergunakan: How did we do?(Bagaimana
Proses Empat Tahap Pelaksanaan yang telah kita lakukan).
Program
Tiap tahapan dari keempat tahapan yang
Cutlip & Center dalam Ruslan (2012:148), disebutkan di atas saling berkaitan erat satu
menyatakan bahwa proses perencanaan dengan yang lainnya. Artinya tahapan satu
program melalui "proses empat tahapan atau dengan tahapan yang lainnya saling
langkah-langkah pokok" yang menjadi berhubungan erat dan tidak dapat dipisah-
landasan acuan untuk pelaksanaan program pisahkan. Setiap tahap dari proses kerha
kerja kehumasan adalah sebagai berikut: humas di atas, sama pentingnya bagi
1. Penelitian dan Mendengarkan terlaksananya suatu program (Ruslan,
(Research-Listening) 2012:151).

Dalam tahap ini, penelitian yang dilakukan Alur Berpikir


berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari
Bank Indonesia merupakan satu-
mereka yang berkepentingan dengan aksi
satunya Bank Sentral yang dimiliki oleh
dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu
Negara Republik Indonesia. Dalam
organisasi. Setelah itu dilakukan
kapasitasnya sebagai Bank Sentral, Bank
pengevaluasian fakta-fakta, dan informasi
Indonesia memiliki satu tujuan tunggal, yaitu
yang masuk untuk menentukan keputusan
mencapai dan memelihara kestabilan nilai
berikutnya. Pada tahap ini akan ditetapkan
rupiah. Kestabilan rupiah ini mengandung
suatu fakta dan informasi yang berkaitan
dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang
langsung dengan kepentingan organisasi,
terhadap barang dan jasa yang tercermin pada
yaitu What's our problem? (Apa yang
perkembangan laju inflasi. Aspek kedua
menjadi problem kita)

4
yakni kestabilan terhadap mata uang Negara
lain yang tercermin pada perkembangan nilai Bank Indonesia
tukar rupiah terhadap mata uang Negara lain Membentuk
yang diwujudkan melalui program-program Program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)
yang dibuat oleh Bank Indonesia.
Pada 14 Agustus 2014, Gubernur
Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo Sosialisasi
secara resmi mencanangkan “Program
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)”.
Pencanangan ini ditandai dengan
penandatanganan Nota Kesepahaman antara Masyarakat Masyarakat Masyarakat Mayarakat
Bank Indonesia dengan Kementerian Kelas Kelas Kelas Anti Jasa
Koordinator Bidang Perekonomian, Atas Menengah Bawah Perbankan
Kementerian Keuangan, Pemerintah Daerah
serta Asosiasi Pemerintahan Provinsi di
seluruh Indonesia sebagai komitmen untuk
mendukung Program GNNT. Pelaksanaan Humas Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia menyatakan dalam Sosialisasi Program GNNT
bahwa Program GNNT ditujukan untuk (Konsep 4 Tahapan pelaksanaan
meningkatkan kesadaran masyarakat Program Cuttlip &Center :
terhadap penggunaan instrumen non tunai, 1. Research-Listening
sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu 2. Planning-Decision
komunitas atau masyarakat yang lebih 3. Communication-Action
menggunakan instrumen non tunai (Less 4. Evaluation)
Cash Society/LCS) khususnya dalam
melakukan transaksi atas kegiatan
Tantangan:
ekonominya. Sebagai bentuk komitmen atas
Masyarakat
perluasan penggunaan instrumen non tunai,
kelas bawah
Bank Indonesia akan menjadikan Program
Gerakan Nasional Non Tunai dalam
melakukan transaksi pembayaran Terbentuk masyarakat
(www.bi.go.id, 2014). yang menggunakan
Dalam rangka mewujudkan tujuan instrumen non tunai
terciptanya less cash society, Bank Indonesia (Less Cash Society)
melakukan sosialisasi yang ditujukan kepada
seluruh lapisan masyarakat mulai dari Gambar 1. Alur Berpikir Penelitian
masyarakat kelas atas, kelas menengah, dan
kelas bawah. Tantangan yang diterima oleh
humas Bank Indonesia dalam melaksanakan
METODOLOGI PENELITIAN
Program GNNT adalah masyarakat kelas
bawah yang tidak terlalu familiar terhadap
Penelitian ini menggunakan metode
jasa perbankan. masyarakat kelas bawah
meliputi buruh dan pedagang kecil. deskriptif kualitatif. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif.
Dari permasalahan di atas, Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
dibentuklah sosialisasi Humas Bank bermaksud untuk memahami fenomena
Indonesia dalam pelaksanaan Program
tentang apa yang dialami oleh subjek
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)
penelitian misalnya perilaku, persepsi,
dengan tujuan utamanya mewujudkan
masyarakat yang menggunakan instrument motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara
non tunai/less cash society,seperti pada holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
Gambar 1. bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan

5
memanfaatkan berbagai metode alamiah Teknik Pengumpulan Data
(Moleong, 2011:6).
Teknik pengumpulan data dilakukan
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode wawancara mendalam dan
dengan tujuan untuk mendeskripsikan metode observasi. Wawancara mendalam
dilakukan dengan informan yang memahami
analisis sosialisasi yang dilakukan oleh
sosialisasi penggunaan uang elektronik
Humas Bank Indonesia dalam sosialisasi berbasis chip pada masyarakat kelas bawah.
Program Gerakan Nasional Non Tunai Dalam metode observasi, peneliti melakukan
(GNNT). Dan juga termasuk dalam observasi bukan partisipasi karena peneliti
penelitian yang bersifat fenomenologi, melakukan pengamatan tanpa memposisikan
karena permasalahan yang terjadi bukan dirinya sebagai anggota kelompok.
hanya ada di satu tempat melainkan dirasakan
oleh berbagai kalangan masyarakat di HASIL DAN PEMBAHASAN
Indonesia (Moleong, 2011:17).
Hasil
Jenis dan Sumber Data Penelitian Setelah melakukan penelitian pada
Departemen Komunikasi Bank Indonesia,
Data Primer maka peneliti akan memaparkan dan
menjelaskan hasil penelitian yang telah
Peneliti mendapatkan data primer
dilakukan mengenai analisis Humas Bank
melalui wawancara mendalam dengan
Indonesia dalam pelaksanaan sosialisasi
informan kunci dan informan pendukung. Program Gerakan Non Tunai (GNNT)
Pemikiran informan dilakukan dengan cara khususnya penggunaan uang elektronik
purposive, yaitu atas dasar apa yang ingin berbasis chip pada masyarakat kelas bawah.
diketahui tentang perusahaan. Purposive
dilakukan agar memilih informan yang Analisis data dilakukan berdasarkan
teori Cutlip & Center yang digunakan dalam
dianggap kompeten dibidangnya sehingga
penelitian ini yaitu “Empat Tahap
mampu menjawab dan memaparkan Program
Pelaksanaan Program”. Tahap pertama
Gerakan Nasional Non Tunai. Key person merupakan Research-Listening yang berarti
atau informan kunci dalam penelitian ini penelitian dan mendengarkan. Analisis
adalah Rebeca Karina Rahajeng sebagai peneliti pada tahapan ini, seorang Humas
Manajer Departemen Komunikasi Bank melakukan penelitian dan mendengarkan
Indonesia Divisi Perencanaan, Pengendalian, opini, sikap, dan reaksi dari para stakeholders
dan Relasi Internal yang merupakan orang tentang kebijakan yang dibentuk oleh suatu
yang membentuk strategi sosialisasi Program perusahaan maka dapat ditetapkan hal apa
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). saja yang menjadi problem perusahaan dalam
melaksanakan program kerja yang sudah
Data Sekunder dibentuk.

Merupakan data dalam bentuk yang Tahap kedua merupakan Planning-


sudah jadi melalui publikasi dan informasi Decision, yakni perencanaan dan mengambil
yang dikeluarkan di berbagai perusahaan. keputusan. Dalam tahapan ini, peneliti
menganalisis bahwa setelah Humas
Data tersebut adalah data yang mendukung
menemukan apa yang menjadi permasalahan
penelitian. Data sekunder ini diperoleh
dalam merealisasikan program kerja
melalui buku-buku, media internet, foto-foto perusahaan, dibentuklah sebuah perencanaan
kegiatan melalui situs laman resmi dan pengambilan keputusan bagaimana cara
www.bi.go.id, dan informasi sebagai menyampaikan program tersebut kepada
penunjang arsip perusahaan, catatan, serta stakeholders dengan tepat dan tujuan
bahan-bahan tertulis lainnya sebagai bahan perusahaan dapat terlaksana.
penelitian pengumpulan data dari pihak Bank
Tahap ketiga ialah Communication-
Indonesia.
Action, yaitu mengkomunikasikan dan
pelaksanaan. Analisis peneliti dalam tahapan
ini adalah Humas merealisasikan

6
perencanaan dan keputusan yang telah dibuat Tunai (GNNT) ialah memetakan
pada tahap sebelumnya, yakni mengirimkan stakeholders terkait. Dalam hal ini, Humas
pesan kepada para stakeholders dengan Bank Indonesia menentukan pihak mana saja
tujuan program yang dijalankan oleh Humas yang menjadi target utama sosialisasi ini.Dari
dapat terwujud. tahap tersebut, Humas Bank Indonesia
menentukan stakeholders utama dari
Dan tahap keempat adalah Evaluation,
berbagai lini dalam sosialisasi ini, yaitu
yakni mengevaluasi. Dalam tahapan ini,
Pemerintah yang terdiri dari Kementerian dan
Humas meninjau kembali proses pelaksanaan
instansi pemerintah lainnya, Badan Usaha
dalam mengkomunikasikan program kerja
Milik Negara (BUMN) diantaranya BNI,
perusahaan, menilai sejauh mana efektifitas
Mandiri, BRI, BTN, PT Jasa Marga, PT
yang didapat dari teknik atau strategi yang
Kereta Commuter Indonesia, PT Transportasi
dibentuk untuk merealisasikan program kerja
Jakarta (TransJakarta), Bank swasta
perusahaan.
Indonesia yaitu BCA dan Nobu Bank, dan
Analisis Humas Bank Indonesia dalam masyarakat yang terdiri dari Masyarakat
Pelaksanaan Sosialisasi Penggunaan Uang kelas atas, masyarakat kelas menengah,
Elektronik Berbasis Chip pada masyarakat kelas bawah, dan masyarakat
Masyarakat Kelas Bawah yang tidak mau menggunakan jasa
perbankan.
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang
dicanangkan oleh Gubernur Bank Indonesia Selanjutnya, Humas Bank Indonesia melihat
Agus D.W. Martowardojo sejak tahun pemberitaan yang beredar di media massa
2014merupakan sebuah program kebijakan terkait isu kebijakan yang diangkat, yakni
yang ditujukan untuk meningkatkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
kesadaran masyarakat terhadap penggunaan Humas Bank Indonesia meneliti tentang opini
instrumen non tunai. Sosialisasi program yang beredar di masyarakat, bertanya
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) ini mengenai pendapat para influencer seperti
dilaksanakan oleh Departemen Komunikasi pengamat dan akademisi perihal kebijakan
Bank Indonesia. Dalam penelitian ini, tersebut, apabila pemberitaan di media massa
peneliti memfokuskan untuk mengetahui dinilai positif, maka akan ditentukan tahap
strategi Humas Bank Indonesia dalam pelaksanaan program yang selanjutnya.
melakukan sosialisasi penggunaan uang Namun, apabila pemberitaan yang beredar
elektronik berbasis chip diantaranya Tapcash bersifat negatif, maka langkah edukasi akan
BNI, E-Money Mandiri, Flazz BCA, Brizzi dilakukan kepada pihak yang memberi
BRI, Blink BTN, Mega Cash, Nobu E- tanggapan negatif tersebut.
Money, JakCard Bank DKI, dan Skye Mobile Dalam hal ini, masyarakat kelas bawah
Money pada masyarakat kelas bawah. merupakan salah satu stakeholders kunci
Menurut Rebeca Karina Rahajeng selaku dalam sosialisasi program Gerakan Nasional
Manager Departemen Komunikasi Divisi Non Tunai (GNNT) khususnya uang
Perencanaan, Pengendalian, dan Relasi elektronik berbasis chip. Permasalahan yang
Internal Bank Indonesia, Gerakan Nasional ditemukan oleh Humas Bank Indonesia
Non Tunai membahas tentang Gerbang dalam tahapan memetakan stakeholders ini
Pembayaran Nasional (GPN) yang saat ini adalah masyarakat kelas bawah yang
logo domestik tersebut telah tertera pada sebagian besar lebih nyaman melakukan
setiap instrument non tunai di Indonesia. kegiatan ekonomi sehari-harinya dengan
Dalam praktiknya, sosialisasi uang elektronik sistem konvensional. Untuk itu, diperlukan
berbasis chip pada masyarakat kelas bawah strategi yang tepat untuk mengedukasi
terdiri dari beberapa tahap. Berikut analisis masyarakat khususnya masyarakat kelas
data dari strategi sosialisasi Humas Bank bawah untuk mau beralih menggunakan uang
Indonesia. elektronik berbasis chip.
Apabila dikaitkan dengan teori “Proses
1. Memetakan Stakeholders Empat Tahapan Pelaksanaan Program Kerja”
Tahap pertama yang dilakukan oleh Humas Cutlip & Center dalam Ruslan (2012:148),
Bank Indonesia dalam membentuk strategi Humas Bank Indonesia menerapkan langkah
sosialisasi Program Gerakan Nasional Non penelitian dan mendengarkan (research and

7
listening). Dalam hal ini, Humas Bank Program Keluarga Harapan (PKH)
Indonesia melakukan sebuah riset untuk merupakan program bantuan sosial non
menentukan pihak-pihak yang akan menjadi tunaiyang dibentuk pemerintah untuk
sasaran utama sosialisasi program Gerakan masyarakat kelas bawah di Indonesia. Dalam
Nasional Non Tunai (GNNT). Kemudian, pelaksanaannya, pemerintah melibatkan
Humas Bank Indonesia mendengarkan BUMN dalam realisasi program
bagaimana pemberitaan yang beredar perihal tersebut.Masyarakat diberikan Kartu
isu kebijakan yang akan dilaksanakan guna Masyarakat Sejahtera (KMS) dari
mengukur sejauh mana tanggapan wilayahnya masing-masing. Kartu
masyarakat dan influencer di Indonesia akan Masyarakat Sejahtera (KMS) merupakan
menerima kebijakan. Hasil yang didapat dari uang elektronik yang dikeluarkan oleh
langkah tersebut, Humas Bank Indonesia pemerintah untuk menyalurkan bantuan
mengetahui permasalahan apa yang muncul sosial non tunai secara langsung. Dengan
dan harus dihadapi dalam merealisasikan menggunakan uang elektronik tersebut,
sosialisasi program tersebut. masyarakat akan mendapatkan bantuan
berupa sembilan bahan pokok (sembako) dan
2. Merencanakan Strategi uang tunjangan untuk anak sekolah.
Tahap kedua, setelah tahap menentukan Sedangkan sosialisasi kepada pihak below
stakeholders selesai, Humas Bank Indonesia the line adalah sosialisasi yang ditujukan
memasuki tahap selanjutnya yakni langsung kepada masyarakat.Dalam hal ini,
merencanakan strategi sosialisasi uang Humas Bank Indonesia merencanakan
elektronik berbasis chip kepada masyarakat strategi sosialisasi yang dikhususkan kepada
kelas bawah. Dalam hal ini, Humas Bank masyarakat diberbagai lapisan. Namun,
Indonesia membagi strategi sosialisasi ke lapisan masyarakat kelas bawah tetap
dalam dua bagian, yakni above the line dan menjadi prioritas karena pemahaman yang
below the line. Menurut Rebeca Karina masih minim mengenai penggunaan uang
Rahajeng, Manager Departemen Komunikasi elektronik berbasis chip.
Divisi Perencanaan, Pengendalian, dan
Relasi Internal Bank Indonesia, strategi Selain itu, pada tahap ini perencanaan secara
above the line merupakan sosialisasi yang visual dibentuk seperti pembuatan pamflet,
diarahkan kepada pihak-pihak seperti desain logo program Gerakan Nasional Non
pemerintah, pihak perbankan untuk Tunai (GNNT), dan lain sebagainya yang
mendukung realisasi program Gerakan didiskusikan dalam rapat bersama Kepala
Nasional Non Tunai (GNNT). Sedangkan Divisi Departemen Komunikasi Bank
below the line adalah strategi yang Indonesia Divisi Perencanaan, Pengendalian,
dikhususkan secara langsung ditujukan dan Relasi Internal. Perencanaan visual
kepada masyarakat terutama masyarakat tersebut bertujuan untuk menambah
kelas bawah yang kurang memahami apa itu ketertarikan dan minat masyarakat tentang
uang elektronik. apa itu uang elektronik. Seluruh aspek visual
dibuat dengan bahasa yang mudah dipahami
Tujuan dari dibedakannya strategi tersebut oleh berbagai lapisan masyarakat, hal ini
ialah untuk menciptakan sebuah sinergi bertujuan agar masyarakat kelas bawahpun
dinamis yang dihasilkan dari sosialisasi yang dapat dengan mudah memahami apa itu
dibentuk. Sosialisasi terhadap pihak above Program Gerakan Nasional Non Tunai
the line dilihat sebagai bentuk dukungan (GNNT) khususnya cara penggunaan uang
terhadap jalannya program ini. Dari elektronik.
sosialisasi tersebut, maka akan dibentuk
kembali tim sosialisasi baik dari kementerian, Dari deskripsi di atas, dapat ditarik analisis
instansi pemerintah, BUMN, maupun Bank bahwa Humas Bank Indonesia menerapkan
Swasta di Indonesia yang ditujukan untuk tahapan dari teori Cutlip & Center dalam
masyarakat. Sehingga akan terbentuk Ruslan (2012:148) “Empat Tahap
sosialisasi berkelanjutan dari stakeholders Pelaksanaan Program Kerja” yakni Planning-
above the line. Salah satu program Decision. Humas Bank Indonesia melakukan
Pemerintah yang dalam pelaksanaannya sebuah perencanaan dan pengambilan
melibatkan penggunaan instrument non tunai keputusan mengenai strategi sosialisasi apa
adalah Program Keluarga Harapan (PKH). yang tepat agar tujuan dilaksanakannya

8
sosialisasi Program Gerakan Nasional Non dari masyarakat kelas atas, masyarakat kelas
Tunai (GNNT) ini dapat terwujud. Sosialisasi bawah, masyarakat kelas menengah, dan
ini masuk ke dalam sosialisasi sekunder, masyarakat yang tidak mau menggunakan
karena bersifat memperkenalkan individu jasa perbankan. Di tahun 2018 ini, fokus
yang telah disosialisasikan ke dalam sektor utama Humas Bank Indonesia dalam
baru di dunia objektif masyarakatnya. melakukan sosialisasi program Gerakan
Nasional Non Tunai (GNNT) adalah
3. Pelaksanaan Sosialisasi mewujudkan Gerbang Pembayaran Nasional
Setelah melalui tahapan merencanakan (GPN) melalui bantuan sosial dan
strategi, Humas Bank Indonesia memasuki elektronifikasi fasilitas publik yang
tahap pelaksanaan sosialisasi Program rencananya akan terus berkembang yang
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). nantinya akan berada di segala aspek
Sosialisasi pertama ditujukan untuk kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
stakeholders above the line yakni pemerintah Sosialisasi kepada masyarakat juga dilakukan
yang terdiri dari kementerian dan instansi oleh Humas Bank Indonesia melalui
pemerintah lainnya, Badan Usaha Milik komunitas yang dibentuk oleh Bank
Negara (BUMN) diantaranya BNI, Mandiri, Indonesia yakni Generasi Muda Bank
BRI, BTN, PT Jasa Marga, PT Kereta Indonesia (GENBI). GENBI merupakan
Commuter Indonesia, PT Transportasi komunitas yang berisi pemuda-pemudi
Jakarta (TransJakarta), Bank swasta Indonesia yang menerima beasiswa Bank
Indonesia yaitu BCA dan Nobu Bank. Indonesia.Salah satu tugas mereka adalah
Tata cara sosialisasi Program Gerakan mensosialisasikan Program Gerakan
Nasional Non Tunai (GNNT) ini dilakukan Nasional Non Tunai (GNNT) kepada
dengan mengumpulkan para stakeholders masyarakat.
terkait dalam sebuah Focus Group Discussion Dari penjelasan di atas, dapat ditarik analisis
(FGD). Humas Bank Indonesia memberikan bahwa Humas Bank Indonesia juga
sosialisasi tentang tata cara penggunaan alat menerapkan teori Cutlip & Center “Empat
pembayaran uang elektronik berbasis chip Tahap Pelaksanaan Program Kerja” yakni
beserta peraturan dari kebijakan tersebut. Communication-Action. Humas Bank
Sebagai pihak-pihak yang mengeluarkan alat Indonesia menjalankan perencanaan yang
pembayaran, Bank Indonesia meminta pihak telah dibuat untuk mengkomunikasikan
stakeholders terkait untuk membentuk tim program Gerakan Nasional Non Tunai
sosialisasi guna mendukung terwujudnya less (GNNT) kepada masyarakat dan
cash society. mempengaruhi masyarakat agar mau beralih
Salah satu program pemerintah yang menggunakan uang elektronik berbasis chip.
ditujukan untuk masyarakat kelas bawah
4. Evaluasi Komunikasi
adalah Program Keluarga Harapan (PKH)
yang merupakan salah satu Layanan Tahap terakhir yang dilakukan oleh Humas
Keuangan Digital (LKD).Pemerintah Bank Indonesia ialah evaluasi komunikasi.
mewajibkan masyarakat kelas bawah untuk Evaluasi komunikasi merupakan tools yang
memiliki Kartu Masyarakat Sejahtera digunakan Humas Bank Indonesia untuk
(KMS). Teknis dari pelaksanaan program meninjau kembali sejauh mana keberhasilan
tersebut adalah dengan cara pemerintah program kerja yang mereka jalankan dan
mensosialisasikan Program Keluarga menilai apa saja kekurangan dan kelebihan
Harapan (PKH) kepada masyarakat di tiap dari strategi yang dibuat.
wilayah. Pemegang kartu tersebut berhak
Pada tahap ini, Humas Bank Indonesia
mendapatkan bantuan sosial non tunai
mengundang seorang pakar untuk membantu
pemerintah seperti Sembilan bahan pokok
dalam hal mengevaluasi strategi yang
(Sembako), uang pendidikan anak sekolah,
dijalankan.Dalam tahap ini pula, Humas
dan sebagainya.
Bank Indonesia membuat sebuah grafik
Setelah melakukan sosialisasi pada pihak pengunaan uang elektronik dari tahun ke
above the line, Humas Bank Indonesia tahun. Hasil yang didapatkan sejauh ini ialah
memfokuskan sosialisasi pada stakeholders pertumbuhan pengguna uang elektronik di
below the line yakni masyarakat yang terdiri Indonesia yang setiap tahun meningkat. Hal

9
tersebut dapat dikatakan sebagai keberhasilan rangkaian dari kebijakan gerakan non tunai
strategi sosialisasi yang dibuat oleh Humas yang telah disetujui oleh pemerintah dan
Bank Indonesia. penyelenggara jalan tol, sehingga pada
akhirnya masyarakat mengikuti perubahan
Dari tahapan terakhir yang dilakukan oleh
sistem tersebut dan secara perlahan
Humas Bank Indonesia dapat dianalisis
pemberitaan tersebut surut dan masyarakat
bahwa tahap Evaluation dalam teori Cutlip &
merasakan manfaat dari penggunaan uang
Center “Empat Tahap Pelaksanaan Program
elektronik pada jalan tol.
Kerja” menjadi bagian dari tahapan Humas
Bank Indonesia ketika melaksanakan suatu Infrastruktur juga menjadi salah satu kendala
program kerja. Dari tahapan ini, dapat yang dihadapi Humas Bank Indonesia dalam
diketahui kelemahan dan kelebihan yang melakukan program kerja tersebut kepada
dimiliki dari sebuah perencanaan strategi masyarakat yang tinggal di pedalaman suku
sosialisasi oleh Humas Bank Indonesia. Indonesia. Prioritas utama yang akan
dilakukan Humas Bank Indonesia kepada
Kendala yang Dihadapi Humas Bank masyarakat di pedalaman suku Indonesia
Indonesia dalam Pelaksanaan Sosialisasi ialah mengenalkan pada uang cetakan baru.
Penggunaan Uang Elektronik Berbasis Menurut Rebeca Karina Rahajeng, dalam hal
Chip pada Masyarakat Kelas Bawah mengenalkan program Gerakan Nasional
Menurut Rebeca Karina Rahajeng selaku Non Tunai (GNNT) pada masyarakat yang
Manager Departemen Komunikasi Divisi tinggal di pedalaman suku Indonesia
Perencanaan, Pengendalian, dan Relasi memiliki berbagai hambatan. Program ini
Internal Bank Indonesia, kendala yang bisa berjalan apabila infrastruktur sudah
dihadapi oleh Humas Bank Indonesia dalam siap.Sehingga Humas Bank Indonesia
melakukan sosialisasi uang elektronik sangat mengutamakan masyarakat untuk
beragam. Salah satunya adalah anggapan mengetahui alat pembayaran tunai terlebih
masyarakat bahwa Program Gerakan dahulu sampai infrastruktur siap.
Nasional Non Tunai (GNNT) dianggap hanya
menguntungkan pihak Bank Sentral dan KESIMPULAN DAN SARAN
lembaga yang mengeluarkan alat Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
pembayaran lainnya. Tanggapan lainnya maka peneliti dapat menyimpulkan hasil
ialah masyarakat kelas bawah yang merasa penelitian ini sebagai berikut:
bahwa adanya uang elektronik ini lebih
menguntungkan masyarakat kelas atas. 1. Humas Bank Indonesia dalam melakukan
pelaksanaan sosialisasi penggunaan uang
Pihak Bank Indonesia berupaya untuk elektronik berbasis chip pada masyarakat
meyakinkan masyarakat dengan cara kelas bawah terbagi menjadi empat tahap,
mengedukasi mengenai keuntungan yang yaitu 1) Memetakan stakeholders, yakni
didapatkan masyarakat apabila bertransaksi menentukan pihak mana saja yang
menggunakan uang elektronik mulai dari menjadi sasaran utama pelaksanaan
meningkatnya efisiensi waktu bertransaksi sosialisasi penggunaan uang elektronik
sampai keamanan masyarakat yang tidak berbasis chip. Selain itu, Humas Bank
harus membawa uang cash. Indonesia juga meneliti dan
Kendala lainnya adalah ketika elektronifikasi mendengarkan pemberitaan yang beredar
jalan tol mulai berjalan, Bank Indonesia di masyarakat. 2) Merencanakan strategi,
mendapatkan ungkapan-ungkapan negatif pada tahap ini Humas Bank Indonesia
dari masyarakat melalui media sosial twitter. membagi strategi menjadi dua yakni
Masyarakat menganggap elektronifiasi jalan above the line dan below the line. 3)
tol justru membuat transaksi semakin lama Pelaksanaan sosialisasi, pelaksanaan
dan merugikan banyak pihak. Selain itu, menyampaikan pesan kepada masyarakat
masyarakat menganggap bahwa dengan dimulai pada tahap ini, Humas Bank
adanya perubahan sistem seperti itu akan Indonesia melibatkan seluruh lembaga
mengakibatkan masalah tambahan yakni yang mengeluarkan alat pembayaran dan
pengurangan pegawai. Hal yang dilakukan pihak yang menggunakan uang elektronik
Humas Bank Indonesia ialah menekankan untuk melakukan sosialisasi pada
bahwa elektronifikasi jalan tol merupakan masyarakat khususnya masyarakat kelas

10
bawah. Sosialisasi kepada masyarakat media-media konvensional seperti
dilakukan dengan cara diskusi secara televisi, radio, koran, majalah, dan lain
langsung, melalui event di car free day, sebagainya. Iklan layanan dibuat dengan
dan membuat konser musik yang dapat bahasa yang mudah dipahami oleh
menarik minat masyarakat. 4) Evaluasi seluruh lapisan masyarakat dan
komunikasi, yakni peninjauan kembali menjelaskan keuntungan yang diperoleh
sejauh mana keberhasilan sosialisasi dan masyarakat apabila menggunakan uang
melihat kelemahan dan kelebihan dari elektronik.
strategi yang dibuat dengan meminta 2. Lebih banyak menyelenggarakan event
pendapat seorang pakar. yang menjadi media sosialisasi kepada
2. Kendala dari sosialisasi penggunaan uang masyarakat yang menyampaikan
elektronik berbasis chip pada masyarakat keuntungan dan kemudahan apa saja
kelas bawah adalah 1) Anggapan yangdidapatkan oleh masyarakat apabila
masyarakat kelas bawah bahwa adanya menggunakan uang elektronik. Event-
program ini justru merugikan masyarakat event tersebut dapat berupa
dan hanya memberikan keuntungan pada penyelenggaraan kompetisi sosialisasi
pihak penyelenggara saja. Kemudian, program melalui akun sosial media
masyarakat kelas bawah juga berpendapat pribadi, menyelenggarakan sosialisasi
bahwa program ini lebih menguntungkan ditengah event musik, car free day,
masyarakat kelas atas saja. Humas Bank talkshow di radio dan lain sebagainya
Indonesia mengatasi kendala ini dengan secara rutin sehingga masyarakat akan
cara mengkomunikasikan masyarakat semakin familiar dan memahami
bahwa penggunaan uang elektronik justru keuntungan menggunakan uang
membuat transaksi ekonomi semakin elektronik.
efisien dan aman. 2) Argumen negatif 3. Mempercepat pembangunan infrastruktur
masyarakat mengenai elektronifikasi agar masyarakat yang tinggal di daerah
jalan tol melalui media sosial twitter yang pedalaman suku di Indonesia dapat segera
mengatakan bahwa dengan adanya merasakan manfaat penggunaan uang
program ini justru meningkatkan elektronik berbasis chip sebagai sesama
pemutusan hak kerja karyawan yang anak bangsa. Infrastruktur merupakan
diatasi oleh Humas Bank Indonesia untuk kendala utama dari pelaksanaan
tetap melakukan sosialisasi dan penggunaan uang elektronik berbasis
menekankan bahwa hal tersebut chip, keterbatasan infrastruktur membuat
merupakan kebijakan yang sudah masyarakat yang berada di kelas bawah
ditetapkan. 3) Belum siapnya sulit untuk menerapkan Program Gerakan
infrastruktur pada masyarakat yang Nasional Non Tunai (GNNT), sehingga
tinggal di pedalaman suku Indonesia. dampak dari hal tersebut adalah muncul
Humas Bank Indonesia memfokuskan argumen masyarakat kelas bawah bahwa
pada edukasi masyarakat pedalaman suku program ini hanya menguntungkan
di Indonesia mengenai alat pembayaran masyarakat yang berada di kelas
tunai. menengah dan atas.
4. Memetakan wilayah penyebaran
Saran masyarakat kelas bawah yang menjadi
Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat target utama pelaksanaan sosialisasi agar
memberikan masukan yang mungkin dapat tujuan utama dilakukan sosialisasi
berguna bagi jalannya sosialisasi penggunaan penggunaan uang elektronik berbasis chip
uang elektronik berbasis chip pada tepat pada sasaran dan masyarakat kelas
masyarakat kelas bawah diantaranya: bawah tidak beranggapan negatif pada
program tersebut.
1. Membuat lebih banyak iklan layanan 5. Membuat grafik penggunaan uang
masyarakat yang berisi sosialisasi elektronik berbasis chip pada setiap
mengenai uang elektronik berbasis chip lapisan masyarakat khususnya
kepada masyarakat sehingga lebih mudah masyarakat kelas bawah yang menjadi
untuk masyarakat memahami sasaran utama edukasi Humas Bank
penggunaan uang elektronik. Iklan Indonesia dalam sosialisasi penggunaan
layanan masyarakat yang ditayangkan di

11
uang elektronik berbasis chip, sehingga
dapat terukur dengan pasti sejauh mana
tingkat keberhasilan sosialisasi program
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Moleong, J. Lexy. 2011. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public
Relations dan Media Komunikasi.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
www.bi.co.id diakses pada 25 Oktober 2017
http://www.marsindonesia.com/newsletter/e-
money-baru-dikenal-23-masyarakat-di-
indonesia diakses pada 25 Oktober 2017
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/201
70906120637-78-239778/2018-sistem-
pembayaran-transportasi-jabodetabek-
terintegrasi diakses pada 25 Oktober 2017
https://www.merdeka.com/uang/uang-
elektronik-tingkatkan-kualitas-program-
pemerintah.htmldiakses pada 30 Oktober
2017

12

You might also like