You are on page 1of 11

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 8 No.

2 September 2021
P - ISSN : 2503-4413
E - ISSN : 2654-5837, Hal 279 – 289

DAMPAK E-MONEY DAN DIMENSI TRANSAKSI TERHADAP PERMINTAAN


UANG DI INDONESIA
Oleh :
Nurhaida Purnamawati,
Jihad Lukis Panjawa
Universitas Tidar, Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Universitas Tidar, Dosen Ekonomi Pembangunan
Email: jipanjawa@untidar.ac.id

Article Info Abstract


Article History : Technological developments have shifted the payment system from
Received 30 August - 2021 paper based instruments to card based and electronic based
Accepted 16 Sept - 2021 instruments. The ease of making non-cash payment transactions
Available Online 25 Sept - changes people's lifestyles, including the function of money
2021 demand. The purpose of this study is to analyze the effect of e-
money and transaction dimensions on money demand in
Indonesia. The data used is monthly secondary data for 2017-
2020. The analysis tool uses the Engle Granger-Error Correction
Model. The results show that debit card transactions have a
significant effect on money demand in Indonesia, while e-money
and credit cards have no significant effect on money demand in
Indonesia. Debit cards have been issued by many banks and are
widely used by the people of Indonesia. However, if the use of e
money, debit cards and credit cards is used in the long term, it will
have an impact on decreasing money demand in Indonesia. The
money demand will arise from the use of money in the transaction
process, where the size of the transaction volume is determined by
the nature of the transaction process prevailing in the community
in a period.

Keyword :
Money Demand, E-money,
Transaction Dimensions,
Engle Granger-Error
Correction Model

1. PENDAHULUAN menunaikan salah satu ibadah umat islam dan


Kegiatan ekonomi timbul karena instrument moneter (Gustiani and Effendi
adanya interaksi dalam pasar, dimana 2010). Selain faktor pembayaran non tunai
mempertemukan antara permintaan dengan menggunakan e money, kartu debet dan kartu
penawaran. Adanya pertukaran barang dan jasa kredit, faktor inflasi juga dapat mempengaruhi
antara konsumen dan produsen, dibutuhkan alat permintaan uang. Boediono berpendapat inflasi
pembayaran yang sah untuk mengukur harga juga menjadi faktor yang mempengaruhi
dari suatu barang atau jasa tersebut. Seiring permintaan uang bersamaa dengan pendapatan
berkembangnya jaman, segala aktivitas dan suku bunga (Polontalo et al. 2018).
masyarakat dipengaruhi, diukur dan banyak Menurut Bank Indonesia uang adalah
ditentukan oleh uang sebagai alat tukar. Sejak suatu benda yang berfungsi sebagai alat tukar,
awal berdirinya Islam uang telah dikenal alat penyimpan nilai, satuan hitung, dan ukuran
sebagai alat tukar yaitu dinar (uang emas) dan pembayaran yang tertunda. Bagi perekonomian
dirham (uang perak), dan juga digunakan untuk keberadaan uang sangat berperan penting.

279
Semua kegiatan ekonomi seperti produksi, memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi dan investasi membutuhkan uang. masyarakat agar lebih mudah dan efisien.
Jenis uang yang beredar di masyarakat adalah Penggunaan alat pembayarn non tunai
uang kartal, uang giral, dan uang kuasi. seperti APMK (Kartu debit/ATM, kartu kredit)
Pentingnya keberadaan uang tidak menutup dan e money ini secara perlahan merubah pola
kemungkinan jumlah uang yang beredar pada hidup masyarakat dalam melakukan transaksi
masyarakat akan mengalami kenaikan maupun ekonomi. Dikarenakan pembayaran non cash
penurunan. Hal tersebut sangat bergantung sudah menjadi alternatif masyarakat sebagai
pada perkembangan ekonomi dan kebutuhan alat transaksi selain menggunakan uang.
masyarakat di suatu negara. Dapat dilihat Perkembangan dan pengembangan instrument
kondisi jumlah uang yang beredar (M1) di sistem pembayaran non tunai berbasis kartu dan
Indonesia selama tahun 2017-2020. e money di Indonesia berpotensi sangat besar.
Grafik 1. Perkembangan Jumlah Uang Beredar Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nominal
(M1) Periode Januari 2017 – Oktober 2020 transaksi menggunakan kartu debit/ATM, kartu
kredit dan e money yang sangat signifikan
dalam beberapa tahun terakhir. Berikut ini
adalah perkembangan jumlah transaksi kartu
debit/atm dan kartu kredit sebagai dimensi
kartu dan e money di Indonesia selama 4 tahun
terakhir.

Tabel 1. Nominal Transaksi E


Money, Kartu Debit/ATM dan Kartu
Kredit di Indonesia (Milyar Rupiah)
Tahun E-Money
Sumber : BPS, Tahun 2017-2020 (diolah) TKD TKK
2017 12,375.5 6,200,437.6 297,761.2
Berdasarkan grafik diatas dapat 2018 47,198.6 6,927,267.5 314,294.1
diketahui bahwa secara umum kondisi jumlah 2019 145,165.5 7,474,823.8 342,682.8
uang yang beredar (M1) di masyarakat 2020 204,909.2 6,916,875.2 238,903.6
mengalami kenaikan setiap bulannya, hal itu
Sumber : Statistik Sistem
menggambarkan bahwa kebutuhan akan uang
Pembayaran Bank Indonesia, Tahun
oleh masyarakat juga mengalami kenaikan.
2017-2020
Dengan mengetahui jumlah uang yang diminta
Dari table 1. dapat diketahui bahwa
oleh masyarakat Indonesia maka dapat
penggunaan uang elektronik, kartu debit dan
membantu Bank Indonesia sebagai otoritas
kartu kredit setiap tahunnya semakin
moneter dalam mengendalikan peredaran uang
meningkat. Peningkatan nominal transaksi e
di masyarakat.
money yang sangat pesat tejadi pada tahun
Kegagalan dalam menciptakan
2019, yang mana jumlah nominal transaksi
permintaan uang yang stabil dimungkinkan
sebelumnya sebesar 47,198.6 menjadi
karena mengabaikan peran inovasi finansial
145,165.5 milyar rupiah. Pada tahun 2020
(Adil et al., 2020). Seiring dengan
nominal transaksi mencapai 204,909.2 milyar
perkembangan teknologi dan informasi, sistem
rupiah. Angka ini adalah angka tertinggi
pembayaran yang digunakan sebagai alat tukar
transaksi e money selama tahun 2017-2020.
dalam aktivitas perekonomian mengalami
Sedangkan transaksi kartu debit dan kartu
perubahan. Perkembangan inovasi keuangan
kredit tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan
berbasis teknologi telah menggeser transaksi
nominal transaksi sebesar 7,474,823.8 milyar
pembayaran menggunakan paper based
dan 342,682.8 milyar.
instrument ke card based dan electronic based
Adanya perkembangan inovasi
instrument (Tribudhi and Soekapdjo 2019).
keuangan ini memiliki pengaruh pada
Transaksi menggunakan kartu (Kartu
permintaan uang. Pendekatan teori money
debet/ATM, kartu kredit) dan uang elekronik (e
demand tradisional mengestimasi fungsi
money) termasuk dalam inovasi keuangan pada
permintaan uang dengan tidak memasukkan
transaksi pembayaran non tunai. Perkembangan
variabel inovasi keuangan akan membuat
inovasi keuangan pada sektor ekonomi
money demand misspecified, padahal stabilitas

280
dan predictability dari fungsi demand for Baumol (1952) dan Tobin (1956),
money berpengaruh dalam penetapan mengembangkan teori Keynes mengenai motif
mekanisme kebijakan moneter (Arrau & individu memegang uang menggunakan asumsi
Gregorio, 1993;Aristiyowati & Falianty, 2019). bahwa untuk setiap melakukan penarikan uang
Pembayaran non tunai adalah suatu bentuk akan ada biaya yang harus dikeluarkan . artinya
penggunaan teknologi dalam sistem semakin banyak individu melakukan penarikan
pembayaran, sehingga akan mempengaruhi laju dana dalam jumlah tertentu, menunjukkan
peredaran uang dan memiliki hubungan yang bahwa semakin besar biaya yang dikeluarkan.
positif dimana penggunaan teknologi seperti Handa (2009) mengemukakan bahwa
kartu pembayaran elektronik dan e money akan penggunaan alat pembayaran non tunai dari
mempercepat perpindahan uang dari tangan adanya inovasi berbasis teknologi seperti debt
masyarakat satu ke masyarakat lainnya. card, transfer dana secara elektronik dan online
Permintaan uang erat kaitannya dengan payment, akan mengurangi biaya dan
kecepatan peredaran uang sehingga menurunkan permintaan uang. Teori
pembayaran non tunai akan berhubungan selanjutnya diperbaharui lagil oleh Lippi &
negatif dengan permintaan uang (Priscylia, Secchi (2009), mengenai transaction
2014). Penggunaan alat pembayaran non tunai technology pada transaction demand for
secara luas memiliki pengaruh terhadap money, dimana dengan adanya peningkatan
berkurangnya permintaan uang terhadap uang teknologi akan menurunkan biaya yang
yang diterbitkan oleh bank sentral, base money, dikeluarkan individu pada saat melakukan
yang akhirnya akan berpengaruh terhadap penarikan uang. dari teori Bamoul dan Tobin
pelaksanaan tugas bank sentral dalam serta Lippi dan secchi dapat disimpulkan bahwa
melaksanakan kebijakan moneter. Seperti teori adanya adanya teknologi, maka permintaan
yang diungkapkan oleh Freidman, adanya uang akan menurun.
perkembangan teknologi informasi akan Electronic payment system adalah
berpengaruh terhadap berkurangnya peran base sistem pembayaran dengan menerapkan
money dalam transaksi pembayaran (S and teknologi untuk efektivitas perbankan yang
Fauzie 2014). Selain faktor pembayaran non lebih cepat, tepat dan akurat guna
tunai menggunakan e money, kartu debet dan meningkatkan produktifitas perbankan
kartu kredit, faktor inflasi juga dapat (Warjiyo, 2007). Selain itu, bank-bank sentral
mempengaruhi permintaan uang. Boediono dunia juga mendorong transaksi non tunai
berpendapat inflasi juga menjadi faktor yang dengan alasan menginginkan sistem
mempengaruhi permintaan uang bersamaa pembayaran yang relative lebih aman, efektif
dengan pendapatan dan suku bunga (Polontalo dan efisien sehingga produktivitas
et al. 2018). perekonomian suatu negara menjadi lebih baik
Namun, peningkatan transaksi (Lintangsari et al., 2018; Fatmawati & Indah
menggunakan kartu dan e money setiap Yuliana, 2020). Semakin banyaknya
tahunnya berbanding terbalik dengan pembayaran menggunakan metode transfer
permintaan uang (M1) yang seharusnya dapat antar rekening bank dan semakin banyaknnya
menurunkan permintaan uang. Kestabilan penggunaan kartu seperti debit, ATM kredit
dalam permintaan uang berperanan penting dan e-money dalam bertransaksi, menandakan
terutama berkaitan dengan pemilihan kebijakan bahwa pembayaran non tunai telah menggeser
moneter yang dilakukan oleh bank sentral. peran uang tunai khususnya dalam perdagangan
Ketepatan respon kebijakan moneter terhadap besar, transaksi keuangan dengan nilai besar
pembayaran non-tunai akan sangat tergantung dan dalam pembayaran retail (Lahdenpera
dari kemampuan model pengaruh pembayaran 2005; Fatmawati and Indah Yuliana 2020).
non-tunai terhadap permintaan uang. Oleh Teori yang dikemukana oleh Irving
karena itu, peneliti ingin mengkaji bagaimana Fisher yaitu MV = PT. Apabila V dan T
pengaruh e-money dan dimensi transaksi dianggap tetap maka kenaikan P akan
terhadap permintaan uang di Indonesia. menyebabkan kenaikan dalam jumlah uang
beredar (M). Inflasi adalah proses kenaikan
2. KAJIAN PUSTAKA DAN harga-harga umum barang-barang secara terus-
PEGEMBANGAN HIPOTESIS menerus, maka apabila P mengalami kenaikan
akan menyebabkan inflasi. Dari teori Fisher
dapat diilustrasikan dengan semakin banyaknya

281
uang yang beredar maka akan meningkatkan banyak, dikarenakan akibat dari inflasi yang
minat masyarakat dalam bekonsumsi sehingga menyebabkan nilai riil uang turun. Berbeda
harga-harga barang akan semakin tinggi karena dengan Nia et al. (2014) bahwa ketidakpastian
permintaan akan barang meningkat, dengan inflasi meningkatkan kehati-hatian permintaan
tingkat harga yang tinggi akan memacu uang di Republik Islam Irak, apabila terjadi
kenaikan tingkat upah/pendapatan masyarakat, peningkatan ketidakpastian inflasi akan
yang berarti uang yang beredar di masyarakat menyebabkan lebih banyak uang yang
semakin banyak (Fatmawati & Yuliana, 2019; I dikonversikan menjadi barang tahan lama dan
Wayan Wenagama, 2019). aset keuangan sehingga permintaan uang akan
Lubis & Lubis (2012) menyatakan jatuh.
bahwa penggunaan kartu kredit berdampak Berdasarkan teori yang dikemukakan
pada perilaku masyarakat Muslim di Kota oleh Irvhing Fisher, Baumol dan Tobin, dan
Medan yang boros atau konsumtif, tetapi faktor teori yang disempurnakan oleh Lippi dan
yang mendorong penggunaan kartu kredit Secchi serta perbedaan hasil penelitian
adalah karena lebih praktis untuk digunakan terdahulu yang membuat adanya kontradiksi
dalam proses transaksi pembayaran. Sayuti dan hasil yang tidak tepat. Maka, hipotesis
(2018) menyampaikan bahwa apabila dikaitkan dalam penelitian ini adalah e money, dimensi
dengan implementasi akad pada produk e transaksi dan inflasi akan berdampak pada
money belum memenuhi kriteria dan ketentuan penurunan permintaan uang di Indonesia.
sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah, tetapi e
money dalam Islam memenuhi dimensi hifz al- 3. METODE PENELITIAN
mal yang terletak pada ketentuan Penelitian ini menggunakan metode
Redeemability, dimana masyarakat dapat setiap kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah
saat menukarkan electronic value tersebut baik data sekunder dengan jenis data time series.
dalam bentuk uang tunai maupun melalui Data time series yang digunakan adalah data
transfer ke rekening yang bersangkutan. bulanan dalam 4 tahun terakhir (2017-2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Amromin & Metode pengumpulan data yang digunakan
Chakravorti (2007) yang membahas mengenai dalam penelitian ini adalah menggunakan
pengaruh meningknya penggunaan kartu debet Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi
terhadap penggunaan uang tunai. Hasil studinya resmi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan
menunjukkan adanya alternatif elektronik pada Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang
uang tunai (kartu debet) memang mampu digunakan dalam penelitian ini adalah data e
mengurangi permintaan uang tunai, tetapi money, data dimensi transaksi, permintaan uang
secara umum permintaan uang tunai akan dan inflasi.Variabel dependen yang digunakan
menjadi lebih kuat di masa depan. Penelitian dalam penelitian ini adalah variabel permintaan
yang dilakukan oleh Nirmala & Widodo (2011) uang dalam arti sempit (M1) yaitu data bulanan
menyatakan bahwa adanya alat pembayaran menggunakan proxy jumlah uang yang beredar
menggunakan kartu menyebabkan penurunan (M1) selama tahun 2017-2020 dalam miliar
pada permintaan dan meningkatkan mata uang rupiah. Adapun variabel independennya adalah
M1 dan M2. Hasil yang berbeda dalam variabel e-money dan dimensi transaksi yang
penelitian Saraswati & Mukhlis (2018) meliputi kartu debet/ATM dan kartu kredit
menyatakan e money berpengaruh positif dan dalam satuan miliar rupiah. Variabel e money
signifikan terhadap permintaan uang di menggunakan proxy nominal transksi e money,
Indonesia dalam jangka pendek dan panjang, sedangkan variabel dimensi transaksi
tetapi tingkat pembayaran non tunai di menggunakan proxy nominal transaksi kartu
Indonesia masih rendah apabila dibandingkan debet/ATM dan nominal transaksi kartu kredit.
dengan negara-negara ASIA. Variabel lainnya yaitu variabel inflasi adalah
Widodo (2015), meneliti mengenai data bulanan tingkat inflasi yang dinyatakan
faktor ekonomi makro yang mempengaruhi dalam satuan persen.
permintaan uang di Indonesia. Hasil Teknis analisis data yang digunakan
penelitiannya adalah faktor inflasi dalam untuk memecahkan permasalahan dalam
jangka pendek berpengaruh positif terhadap penelitian ini adalah teknis analisis kuantitatif
permintaan uang, dimana kenaikan harga dengan menggunakan bantuan programa
barang menyebabkan jumlah uang yang STATA 14. Metode analisis data yang
diperlukan untuk transaksi menjadi lebih digunakan untuk mengetahui dampak e-money,

282
dimensi transaksi terhadap permintaan uang α5 = koefisien ECT
(M1) adalah dengan pendekatan pendekatan et = error term
Engle Granger-Error Corection. Metode ini
dipilih memngingat estimasi dengan ECM
dinilai tepat untuk menggambarakan hubungan 4. HASIL PENELITIAN DAN
jangka pendek dan panjang antara variable PEMBAHASAN
independent terhadap dependent, mengkaji Untuk menghindari terjadinya regresi
konsistensi model empiris dengan teori lancung pada time series yang disebabkan oleh
ekonomi, dan mampu mencari pemecahan data tidak stasioner, maka digunakan uji ini
terhadap persoalan variabel time series yang untuk mengetahui apakah data yang digunakan
tidak stasioner dan spurious regression dalam sudah stasioner. Jika nilai ADF lebih besar dari
ekonometri (Insukindro and Aliman, 1999; nilai kritis Mackinnon maka kita menolak
Setyowati, 2003). hipotesisi nol atau dapat dikatakan bahwa data
Prosedur dalam melakukan estimasi tersebut stasioner dan sebaliknya. Dapat dilihat
dengan menggunakan Engle Granger-ECM juga dari nilai probabilitas Augmented Dickey-
adalah 1). Pengujian unit root test untuk melihat Fuller (ADF), jika nilai probabilitas lebih kecil
stasioneritas data dari masing-masing variable dari α maka menolak H0 sehingga data yang
dengan menggunakan ADF test. 2). Uji diamati menunjukkan stasioner dan sebaliknya.
kointegrasi untuk mengetahui adakah Nilai kritis (α) yang digunakan dalam penelitian
hubungan jangka panjang dengan ini adalah 5%. Hasil pengujian Unit Root
menggunakan uji stasionaritas residual. Model menggunakan Augmented Dickey-Fuller
Engle Granger Error Correction Model (EG- (ADF) adalah sebagai berikut:
ECM) dapat digunakan apabila residual dari
persamaan jangka panjang stasioner pada Tabel 1. Hasil Uji ADF pada Tingkat Level
tingkat level. 3). Dalam estimasi model Engle Nilai Kritis
Grenger ECM dikenal dengan model dua Variabel ADF Mackinnon Prob. Keterangan
langkah atau two steps Engle Grenger. Tahap 5%
M1 -2,617 -3,512 0,2721 Tidak Stasioner
pertama adalah mengestimasi persamaan EM -2,042 -3,512 0,5785 Tidak Stasioner
regresi jangka panjang. Model ekonometrika TKD -3,896 -1,679 0,0002 Stasioner
jangka panjangnya adalah sebagai berikut: TKK -2,096 -1,679 0,0209 Stasioner
M1t = β0 + β1EMt + β2TKDt + β3TKKt + INF -2,351 -3,512 0,4058 Tidak Stasioner
β4INFt + ut …………………………………(1) Sumber : STATA 14,
Untuk memastikan persamaan regresi diolah
jangka Panjang terbebas dari masalah Berdasarkan Tabel 1. hasil uji
normalitas, multikolonieritas, Augmented Dickey-Fuller (ADF) di atas dapat
heterokedastisitas, dan autokorelas, maka diketahui bahwa semua variabel tidak stasioner
diperlukan pengujian asumsi klasik. pada tingkat level karena nilai ADF test lebih
Tahap kedua dari persamaan two step besar dari nilai kritis Mackinnon 5% dan nilai
Engle Granger, adalah melakukan regres untuk probabilitas lebih besar dari 0,05. Sehingga
persamaan jangka pendek. Berikut persamaan perlu melakukan uji derajat integrasi untuk
jangka pendek yang digunakan dalam mengetahui apakah data stasioner pada derajat
penelitian ini: first difference atau second difference.
∆M1t = α0 + α 1∆EMt + α 2 ∆TKDt + α 3 Tabel 2. Uji Derajat Integrasi pada Tingkat
∆TKKt + α 4 INFXt + α 5 ECTt-1+ First Difference
et……….(2) Variabel
Level
Uji Akar Unit
1stDifference
Keterangan : ADF Prob* ADF Prob*
M1 = jumlah uang beredar dalam arti M1 -2,617 0,2721 -9,556 0,0000
sempit EM 2,042 0,5785 -6,575 0,0000
TKD -3,896 0,0000 -14,639 0,0000
EM = uang elektronik (e money) TKK -2,096 0,0209 -8,870 0,0000
TKD = trandaksi kartu debet INF -2,351 0,4058 -5,893 0,0000
TKK = transaksi kartu kredit Sumber: STATA 14, diolah
INF = inflasi Berdasarkan tabel 2. Hasil uji derajat
ECT = Error Correction Term integrasi menggunakan Augmented Dickey-
α0 = konstanta Fuller (ADF) di atas dapat diketahui bahwa
α1,α2,α3,α4 = koefisien variabel independen semua data stasioner pada derajat first

283
difference. Dibuktikan dengan nilai Tidak Signifikan
∆(EM) 3,61777 0,61 0,546
propabilitas yang lebih kecil daripada α yaitu ∆(TKD) 0,4716451 3,23 0,002 Signifikan
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa pada ∆(TKK) -3,837121 -1,21 0,231
Tidak Signifikan
diferensi pertama semua variabel yaitu M1, e-
Tidak Signifikan
money, TKD, TKK dan inflasi sudah stasioner. ∆(INF) -14820,77 -0,62 0,536
ECT(-1) -0,752017 -4,88 0,000 Valid
Hasil Stasionaritas Residual Adjusted R-
0,37
squared
Untuk mengetahui stasioneritas F-statistic 6,00
residual terlebih dahulu membentuk persamaan Prob 0,00
regresi meggunakan kuadrat terkecil biasa Sumber : STATA 14,
(OLS). Model yang digunakan pada regresi ini diolah
adalah sebagai berikut :
M1t = α + β1 EMt + β2 TKDt + β3 TKKt
+ β4 INFt + ut……………………….. (3) Berdasarkan tabel dapat disusun
Setelah didapatkan nilai residualnya, persamaan regresi di bawah ini:
dilakukan pengujian ADF untuk mengetahui DM1t = 9379,893 + 3,61777 DEMt +
nilai residual tersebut stasioner atau tidak. 0,4716451 DTKDt – 3,837121DTKKt –
Didapatkan nilai ADF sebagai berikut : 14820,77 DINFt – 0,720622 ECT(-1)
Tabel 3. Hasil Uji Stasionaritas Residual ………………………………………………………
ADF Nilai ………………….(5)
Variabe test Kritis Prob. Keputusa Dari persamaan diatas, dapat
l statisti Mackinno * n
c n 5% disimpulkan bahwa nilai koefisien ECT pada
Residua 0,000 hasil estimasi model jangka pendek nilai
-6,789 -2,938 Stasioner probabilitas sebesar 0,0001 < 0,05 dan nilai t-
l 0
Sumber : STATA 14, statistik bertanda negatif yang menunjukkan
diolah bahwa Engle Grenger Error Correction Model
Berdasarkan tabel hasil uji kointegrasi (EG-ECM) yang digunakan valid. Hasil nilai
menggunakan metode Augmented Dickey- Adj R2 sebesar 0,37, artinya variabel nominal
Fuller (ADF) dapat diketahui bahwa residual transaksi E Money, nominal transaksi kartu
nilai absolut ADF sebesar -6,789 > nilai kritis debet/ATM, nominal transaksi Kartu Kredit,
5% sehingga sudah dikatakan stasioner pada dan inflasi dan ECT dalam persamaan jangka
tingkat level. pendek secara bersama-sama mempengaruhi
Apabila residual stasioner pada tingkat variabel perminaan uang 37% sementara
level, maka Engle Granger Error Correction sisanya 63% dipengaruhi oleh variabel-variabel
Model (EG-ECM) dapat digunakan. lain di luar model penelitian.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas Hasil dalam estimasi jangka pendek
Variabel VIF Uncentered VIF perubahan dari variabel E Money berpengaruh
EM 4,06 0,246272 positif dan tidak signifikan terhadap permintaan
TKD 3,82 0,261517
TKK 3,40 0,293759 uang (M1), setiap kenaikan 1 milyar transaksi e
INF 3,01 0,332007 money tidak akan menyebabkan perubahan
Sumber : permintaan uang di Indonesia. Variabel
STATA 14, diolah Transaksi Kartu Debet berpengaruh positif dan
Berdasarkan pengujian signifikan terhadap perubahan permintaan uang
multikolinieritas menggunakan metode korelasi dalam jangka pendek. Hal ini menunjukkan
parsial antar variabel independent diperoleh bahwa setiap kenaikan 1 milyar transaksi kartu
hasil bahwa model bebas dari gejala debet akan menyebabkan kenaikan permintaan
multikolinieritas. Hal itu dikarenakan semua uang sebesar 0,4716451 milyar. Variabel
variabel independent memiliki nilai VIF kurang transaksi kartu kredit berpengaruh negatif dan
dari 10. tidak signifikan terhadap perubahan permintaan
Tabel 5. uang di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa
Hasil Estimasi Error Engle-Granger setiap penurunan 1 milyar transaksi kartu kredit
Correction Model (EG-ECM) tidak akan menyebabkan perubahan permintaan
Variabel Dependen : D(M1) uang di Indonesia. Variabel inflasi berpengaruh
Variabel Keterangan
Independen
Koefisien t-statistik Prob. negatif dan tidak signifikan terhadap
C 9379,893 1,52 0,137 permintaan uang di Indonesia. Hal ini

284
menunjukkan bahwa setiap penurunan 1 persen menggunakannya. Hal ini dikarenakan
inflasi tidak akan menyebabkan perubahan pengguna uang digitial datang dari masyarakat
dalam permintaan uang di Indonesia. pengguna ponsel yang rata-rata berusia remaja
Secara simultan dengan menggunakan hingga dewasa yang sudah mengerti paham
α = 5%, nilai F hitung lebih besar dari F tabel cara menggunakannya dan tidak semua
(6,00> 2,59) dan nilai probabilitas F statistik kalangan masyarakat dapat dengan mudah
lebih kecil dari α (0,00 < 0,05) yang berarti menggunakan e money. Faktor lain yang
variabel e money, transaksi kartu debet, mempengaruhi penggunaan e money adalah
transaksi kartu kredit dan inflasi bersama-sama akses teknologi yang belum merata ke seluruh
secara simultan mempengaruhi permintaan kelompok masyarakat seperti masyarakat yang
uang (m1) di Indonesia. tinggal pada wilayah pegunungan dan pesisir
Estimasi jangka panjang sebagai sehingga penggunaan uang kartal masih
berikut: mendominasi dibandingkan dengan e money.
M1t = 1274721. + 12,78626 EMt + Transaksi e-money di Indonesia mengalami
0,9590699 TKDt – 14,70999 TKKt – 35623,39 peningkatan yang cukup besar sejak bulan
INFt ….(6) September 2018. Artinya dalam jangka pendek
Dalam jangka panjang variabel e belum terlihat dampaknya terhadap permintaan
money, transaksi kartu debet dan transaksi kartu uang. Sedangkan dalam jangka panjang
kredit berpengaruh signifikan terhadap transaksi e money Tetapi, transaksi e-money
permintaan uang di Indonesia. Perubahan satu semakin bulan semakin tahun meningkat maka
miliar transaksi e money akan menyebabkan akan sangat signifikan berdampak terhadap
perubahan permintaan uang sebesar 12,78626 permintaan uang (M1) di Indonesia. Seiring
milyar rupiah. Perubahan satu milyar transaksi perkembangan jaman, pengetahuan akan
kartu debet akan menyebabkan perubahan teknologi akan semakin menyebar luas disemua
permintaan uang sebesar 0,9590699 milyar kalangan. Semakin banyaknya perusahaan yang
rupiah. Perubahan satu milyar transaksi kartu menerbitkan produk e money, akan mendorong
kredit akan menurunkan permintaan uang tingkat keamanan dan kemudahan dalam
sebesar 14,70999 milyar. Sedangkan variabel bertransaksi menggunakan uang digital.
inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan Akhirnya, semakin banyak masyarakat
terhadap permintaan uang di dalam jangka bertransaksi menggunakan e money, jumlah
panjang. Perubahan 1 persen inflasi tidak akan uang yang beredar (m1) akan berkurang.
menyebabkan perubahan permintaan uang di Sejalan dengan penelitian Moelgini et al.
Indonesia. (2019) yang menyatakan bahwa peningkatan e
Secara simultan dengan menggunakan money akan menyebabkan kenaikan
α = 5%, nilai F hitung lebih besar dari F tabel permintaan uang di Indonesia.
(160, > 2,59) dan nilai probabilitas F statistic Penelitian ini juga didukung oleh S and
lebih kecil dari α (0,00 < 0,05) yang berarti Fauzie (2014) yang mengatakan bahwa dalam
variabel e money, transaksi kartu debet, jangka panjang transaksi e money signifikan
transaksi kartu kredit dan inflasi bersama-sama terhadap M1. Namun, dalam jangka pendek
secara simultan mempengaruhi permintaan hasil ini tidak sesuai dengan teori Baumol
uang di Indonesia. (1952) dan Tobin (1956) yang diperbaharui
lagi oleh Lippi & Secchi (2009), yang mana
Pembahasan secara teori adanya pembayaran non tunai
Dampak Pengaruh E money Terhadap berpengaruh menurunkan permintaan uang,
Permintaan Uang di Indonesia yang berarti jika terjadi peningkatan
Berdasarkan hasil penelitian ini penggunaan pembayaran non tunai akan
menunjukkan bahwa dalam jangka pendek menurunkan permintaan uang tunai. Demikian
variabel e money tidak signifikan berpengaruh juga dengan penelitian Aristiyowati & Falianty
terhadap permintaan uang di Indonesia (2019), menunjukkan bahwa e money
Transaksi menggunakan e-money dalam jangka berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pendek belum signifikan berpengaruh terhadap M1, yang berarti kenaikan penggunaan e money
permintaan uang di Indonesia. Meskipun e akan menurunkan permintaan uang.
money sudah mulai popular di Indonesia,
masyarakat masih enggan menggunakannya. Dampak Pengaruh Kartu debet/ATM
Salah satu penyebabnya adalah keraguan saat Terhadap Permintaan Uang di Indonesia

285
Menurut teori Baumol (1952) dan permintaan uang di Indonesia. Hal ini terjadi
Tobin (1956) yang diperbaharui lagil oleh karena penggunaan kartu kredit di Indonesia
Lippi & Secchi (2009) bahwa adanya adalah pembayaran non tunai yang menunda
pembayaran non tunai berpengaruh terhadap pembayarannya di akhir periode tertentu yang
penurunan permintaan uang. Hasil ini sesuai secara logika tidak secara langsung akan
dengan teori yang digunakan bahwa dalam mempengaruhi jumlah uang tunai yang
jangka pendek dan panjang variabel kartu dibutuhkan oleh masyarakat. Penggunaan kartu
debet/ATM berpengaruh signifikan terhadap kredit cenderung mengarahkan sesorang hidup
permintaan uang di Indonesia. Eksistensi kartu boros/konsumtif dan hanya mengikuti gaya
debit/ATM dimasyarakat sudah bagus dimana hidup yang terlihat mewah. Selain itu,
kartu debit sudah banyak digunakan oleh pembayaran non tunai retail di Indonesia masih
masyarakat, hampir satu orang memiliki lebih sangat sedikit dan lebih didominasi oleh uang
dari satu kartu debit. Sudah banyak perusahaan tunai. Mengingat tidak semua kalangan
yang menggunakan kartu debit untuk menggaji masyarakat dapat dengan mudah mempunyai
para karyawannya. Proses transaksi yang lebih kartu kredit yang disebabkan oleh persyaratan
mudah dengan menggunakan mesin atm, bisa yang terbilang cukup ketat dalam pembuatan
melakukan transaksi transfer ke seluruh kartu kredit. Faktor lain yang mempengaruhi
wilayah baik dalam negeri maupun luar negeri. penggunaan kartu kredit adalah akses teknologi
Meskipun dalam proses tarik tunai terdapat yang belum merata ke seluruh kelompok
batasan jumlah uangnya, namun untuk masyarakat seperti masyarakat yang tinggal
mengatasinya dapat dilakukan berulang kali. pada wilayah pegunungan dan pesisir sehingga
Sejalan dengan penelitian Pramono et penggunaan uang kartal masih mendominasi
al. (2006) yang menyatakan bahwa pembayaran dibandingkan dengan kartu kredit. Sesuai
non tunai akan menurunkan permintaan uang dengan teori Fisher bahwa permintaan uang
(M1). S and Fauzie (2014) juga mengatakan akan timbul dari penggunaan uang dalam
dalam penelitiannya bahwa transaksi kartu proses transaksi, dimana besar kecil nya
debit/ATM dalam jangka pendek dan panjang volume transaksi ditentukan oleh sifat proses
berpengaruh positif dan signifikan terhadap transaksi yang berlaku di masyarakat dalam
M1. Teori yang lain juga disampaikan oleh suatu priode. Namun untuk jangka panjang
friedman bahwa perkembangan teknologi penggunaan kartu kredit oleh masyarakat
informasi akan memberikan implikasi pada sebagai pengganti dari uang tunai berdampak
berkurangnya uang kartal dalam transaksi menurunkan permintaan uang (M1) di
pembayaran. Teori Cambridge juga Indonesia.
mengatakan bahwa apabila tingkat bunga naik, Hasil ini sejalan dengan penelitian Sari
maka ada kecenderungan masyarakat and Setiawati (2020), dimana hasil analisis
mengurangi uang yang ingin mereka pegang, menunjukkan bahwa penggunaan transaksi
Dikarenakan return yang akan mereka terima kartu kredit tidak berpengaruh signifikan
apabila menyimpan uangnya dalam kartu debit terhadap jumlah uang beredar dalam arti sempit
akan lebih besar. Selain itu, penggunaan kartu (M1). Berbeda dengan penelitian Moelgini et
debit untuk pembayaran oleh masyarakat al. (2019) & Aristiyowati & Falianty (2019),
Indonesia dapat menurunkan permintaan uang yang menyatakan bahwa dalam jangka pendek
(M1), masyarakat lebih memilih untuk kartu kredit berpengaruh negatif dan signifikan
menyimpan uangnya dan bertransaksi terhadap permintaan uang (M1). Dalam jangka
menggunakan kartu debet dibandingkan panjang berdampak pada menurunnya
menggunakan uang tunai. penggunaan uang tunai untuk bertransaksi.
Artinya pembayaran retail di Indonesia sudah
Dampak Pengaruh Kartu kredit Terhadap menyeluruh menggunakan uang kredit,
Permintaan Uang di Indonesia kemudahan dalam proses pembuatan kartu, dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses teknologi yang sudah menyeluruh.
dalam jangka pendek variabel kartu kredit Didukung dengan penelitian Saraswati &
berpengaruh negatif sesuai dengan teori bahwa Mukhlis (2018) menyatakan bahwa dalam
pembayaran non tunai dapat menurunkan jangka panjang variabel kartu kredit
permintaan uang. Namun dalam jangka pendek, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
banyaknya masyarakat yang menggunakan permintaan uang (M1) di Indonesia.
kartu kredit ternyata tidak signifkan terhadap

286
Dampak Pengaruh Inflasi Terhadap dengan kartu debet/ATM yang sudah banyak
Permintaan Uang di Indonesia diterbitkan oleh bank-bank di Indonesia,
Menurut teori, terjadinya inflasi yang banyak digunakan oleh perusahan untuk
disebabkan oleh kenaikan harga terus menerus menggaji karywan dan digunakan oleh
berpengaruh positif terhadap permintaan uang, masyarakat luas karena merasa mudah, aman
jika terjadi peningkatan inflasi akan menaikan dan yakin. Bahkan satu orang hampir memiliki
permintaan uang. Penelitian ini menunjukkan lebih dari satu kartu debit/ATM. Perlu digaris
hasil yang berbeda, yang mana dalam jangka bawahi bahwa permintaan uang akan timbul
pendek dan panjang variabel inflasi dari tujuan penggunaan uang dalam proses
berpengaruh negatif dan tidak signifikan transaksi, dimana besar kecil nya volume
terhadap permintaan uang di Indonesia tahun transaksi di tentukan oleh sifat proses transaksi
2017M1- 2020M12. Namun hasil ini sejalan yang berlaku di masyarakat dalam suatu priode
dengan penelitian Polontalo et al. (2018) yang Kartu debet memiliki pengaruh yang
menyatakan bahwa dalam jangka pendek dan signifikan terhadap permintaan uang di
panjang variabel inflasi tidak signifikan Indonesia baik dalam jangka Panjang maupaun
terhadap permintaan uang. Namun hasil ini jangka pendek. Maka diperlukan peningkatan
bertentangan dengan penelitian Widodo (2015) tingkat keamanan sehingga tidak merugikan
dan Setiadi (2013), yang menyatakan bahwa pengguna. Transaksi e money perlu
dalam jangka pendek dan panjang variabel ditingkatkan lagi dalam penggunaan transaksi
inflasi berpengaruh positif dan signifikan pembayaran, menyakinkan masyarakat untuk
terhadap permintaan permintaan uang. Artinya, tidak ragu penggunaan e money itu aman.
dalam jangka pendek dan panjang ketika terjadi Mengingat jumlah penduduk usia produktif
kenaikan inflasi masyarakat akan lebih memilih Indonesia banyak dan dapat dengan mudah
menunda maupun mengurangi konsumsi dan memahami bagaimana penggunaan e-money.
tidak langsung melakukan permintaan uang. Sedangkan untuk kartu kredit agar lebih
memberi kemudahan bagi masyarakat dalam
5. KESIMPULAN proses pembuatan kartu dan mampu
Berdasarkan hasil penelitian yang menjangkau ke seluruh kelompok masyarakat.
dilakukan mengenai analisi dampak e money,
dimensi transaksi dan permintaan uang
terhadap permintaan uang di Indonesia 6. REFERENSI
menunjukkan hasil yang bervariasi. Transaksi
Kartu Debet/ATM menujukkan hasil yang Adil, Masudul Hasan, Neeraj Hatekar, and
signifikan terhadap permintaan uang di Pravakar Sahoo. 2020. “The Impact of
Indonesia. Hal ini dikarena penggunakan kartu Financial Innovation on the Money
debet sudah banyak diterbitkan dan digunakan Demand Function: An Empirical
untuk transaksi secara meluas. Selain itu, Verification in India.” Margin 14 (1):
apabila tingkat suku bunga naik, masyarakat 28–61.
akan lebih banyak menyimpan uangnya agar https://doi.org/10.1177/09738010198864
mendapatkan return yang lebih banyak. 79.
Sedangkan transaksi kartu kredit dan e money Amromin, Gene, and Sujit Chakravorti. 2007.
menunjukkan hasil yang tidak signifikan “Debit Card and Cash Usage: A Cross-
terhadap permintaan uang di Indonesia. Country Analysis.” Federal Reserve
Penggunaan kartu kredit cenderung mendorong Bank of Chicago Working Paper, no. No.
masyarakat untuk boros/konsumtif, sehingga WP 2007-04.
masyarakat jarang menggunakan untuk jangka Aristiyowati, Endah Siska, and Telisa Aulia
waktu yang lama. Namun, apabila penggunaan Falianty. 2019. “Peranan Perkembangan
kartu kredit terus mengalami peningkatan akan Inovasi Finansial Sistem Pembayaran
menurunkan uang beredar (M1). Di sisi lain, e Dalam Mempengaruhi Permintaan Uang
money menunjukkan pengaruh yang tidak Di Indonesia.” EKUITAS (Jurnal
signifikan terhadap permintaaan uang di Ekonomi Dan Keuangan) 2 (3): 404–26.
Indonesia. Hal ini dikarena penggunaan e https://doi.org/10.24034/j25485024.y201
money belum menjangkau seluruh kalangan 8.v2.i3.128.
masyarakat di Indonesia dan masih adanyanya Arrau, P., and J. D. Gregorio. 1993. “Financial
keraguan dalam melakukan transaksi.. Berbeda Innovation and Money Demand:

287
Application to Chile and Mexico.” The Lippi, F., and A. Secchi. 2009. “Technological
Review of Economics and Statistics 75 Change and The Households Demand for
(3): 524–30. Currency.” Journal of Monetary
Baumol, W. J. 1952. “The Transactions Economics 66: 222–30.
Demand for Cash: An Inventory Lubis, Ahmad Fadlan, and Irsad Lubis. 2012.
Theoretic Approach.” Quarterly Journal “Analisis Perilaku Masyarakat Muslim
of Economics 66: 545–56. Terhadap Penggunaan Kartu Kredit Di
Fatmawati, Meilinda Nur Rasyida, and Indah Kota Medan.” Jurnal Ekonomi Dan
Yuliana. 2020. “Bagaimana Dampak Keuangan 1 (1).
Transaksi Non Tunai Dan Inflasi Moelgini, Yoke, Pengaruh Pembayaran, Non
Terhadap Jumah Uang Yang Beredar.” Tunai, Terhadap Jumlah, and Uang
JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains Yang. 2019. “Pengaruh Pembayaran Non
Indonesia 11 (1): 130–48. Tunai Terhadap Jumlah Uang Yang
https://doi.org/10.21009/jrmsi.011.1.07. Diminta Masyarakat (M1) Dan
Fatmawati, Meilinda Nur Rasyida, and Indah Perekonomian.” JEP 8 (3): 285–306.
Yuliana. 2019. “Pengaruh Transaksi Non Nia, Ebrahim Bahrami, Sayed Hosein Izadi,
Tunai Terhadap Jumlah Uang Beredar Di and Fariba Chavoshzadeh Tafti. 2014.
Indonesia Tahun 2015- 2018 Dengan “The Effect of Inflation Uncertainty on
Inflasi Sebagai Variabel Moderasi.” Money Demand in Islamic Republic of
Ekspansi: Jurnal Ekonomi, Keuangan, Iran.” International Journal of Business
Perbankan Dan Akuntansi 11 (2): 269– and Social Science 5 (2): 92–100.
83. Nirmala, Tiara, and Tri Widodo. 2011. “Effect
https://doi.org/10.35313/ekspansi.v11i2.1 Of Increasing Use The Card Payment
608. Equipment On The Indonesian
Gustiani, Ebrinda Daisy, and Jaenal Effendi. Economy.” Jurnal Bisnis Dan Ekonomi
2010. “Analisis Pengaruh Social Values (JBE) 18 (1): 36–45.
Terhadap Jumlah Permintaan Uang Islam Polontalo, F., Rotinsulu, T. O., & Maramis, M.
Di Indonesia.” Buletin Eokonomi T. B. (2018). Analisis Faktor – Faktor
Moneter Dan Perbankan, 517–48. Yang Mempengaruhi Permintaan Uang
Handa, J. (2009). Monetary Economics , 2nd Di Indonesia Periode 2010.1 – 2017.4.
Edition. USA: New York Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 18(3),
I Wayan Wenagama, K. S. S. 2019. “Pengaruh 35–46.
Tingkat Suku Bunga, Tingkat Pramono, B., T. Yanuarti, P. D. Purusitawati,
LN_INFlasi, Kurs Dollar AS Terhadap and Y. T. Emmy. 2006. “Dampak
Jumlah Uang Beredar Di Indonesia.” E- Pembayaran Non Tunai Terhadap
Jurnal Ekonomi 8 (4): 703–940. Perekonomian Dan Kebijakan Moneter.”
Insukindro, and Aliman. 1999. “Pemilihan Working Paper Bank Indonesia, 1–60.
Dan Bentuk Fungsi Model Empirik: Priscylia, Donna Anggia. 2014. “Pengaruh
Studi Kasus Permintaan Uang Karta Riil Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank
Di Indonesia.” Jurnal Ekonomi Dan Indonesia (SBI) Dan Pembayaran Non
Bisnis Indonesia 14: 49–61. Tunai Terhadap Permintaan Uang Di
Lahdenpera, Harri. 2005. Payment and Indonesia.” Jurnal Ekonomi
Financial Innovation, Reserve Demand Pembangunan 12 (2): 106–17.
and Implementation of Monetary Policy. https://www.neliti.com/.
SSRN Electronic Journal. S, Lasondy Istanto, and Syarif Fauzie. 2014.
https://doi.org/10.2139/ssrn.315479. “Analisis Dampak Pembayaran Non
Lintangsari, Nastiti Ninda, Nisaulfathona Tunai Terhadap Jumlah Uang Beredar Di
Hidayati, Yeni Purnamasari, Hilda Indonesia.” Jurnal Ekonomi Dan
Carolina, and Wiangga Febranto Keuangan 2 (10): 610–21.
Ramadhan. 2018. “Analisis Pengaruh Saraswati, Nurma, and Imam Mukhlis. 2018.
Instrumen Pembayaran Non-Tunai “The Influence of Debit Card, Credit
Terhadap Stabilitas Sistem Keuangan Di Card, and E-Money Transactions Toward
Indonesia.” Jurnal Dinamika Ekonomi Currency Demand in Indonesia.”
Pembangunan 1 (1): 47. Quantitative Economics Research 1 (2):
https://doi.org/10.14710/jdep.1.1.47-62. 87–94.

288
Sari, Devi Kartika, and Ririt Iriani Sri Transactions Demand for Cash. Review
Setiawati. 2020. “Analisis Pengaruh of Economics and Statistics.” Review of
Transaksi Pembayaran Non Tunai Economics and Statistics 38 (3): 241–47.
Terhadap Jumlah Uang Beredar Di Tribudhi, Debbie Aryani, and Soeharjoto
Indonesia.” Journal of Economics Soekapdjo. 2019. “Determinasi Transaksi
Development Issues (JEDI) 3 (2): 361– Dengan Menggunakan Uang Elektronik
76. https://doi.org/10.33005/jedi.v3i2.68. Di Indonesia.” Journals of Economics
Sayuti, Muhammad Noor. 2018. “E-Money and Business Mulawarman (JEBM) 16
Ditinjau Dari Dimensi Maqāṣid Al- (1): Hal : 78-84.
Syarī’ah.” Jurnal Al-Qardh 5 (2): 1689– Warjiyo, Perry. 2007. “Stabilitas Sistem
99. Perbankan Dan Kebijakan Moneter :
Setiadi, Inung Oni. 2013. “Mempengaruhi, Keterkaitan Dan Perkembangannya Di
Analisis Faktor-Faktor Yang Permintaan Indonesia.” Buletin Ekonomi Moneter
Uang Di Indonesia Tahun 1999 : Q1 - Dan Perbankan 8 (4): 429–54.
2010 : Q4 Dengan Pendekatan Error https://doi.org/10.21098/bemp.v8i4.144.
Corection Models (Ecm).” Economics Widodo, Arif. 2015. “Faktor-Faktor
Development Analysis Journal 2 2 (4). Makroekonomi Yang Mempengaruhi.”
Setyowati, Eni. 2003. “Faktor-Faktor Yang Jurnal Bisnis Dan Ekonomi 16 (1): 610–
Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah 21.
Terhadap Dolar Amerika Dengan Model https://www.neliti.com/publications/1481
Korelasi Kesalahan Engle-Granger 7/analisis-dampak-pembayaran-non-
(Pendekatan Moneter).” Jurnal Ekonomi tunai-terhadap-jumlah-uang-beredar-di-
Pembangunan 4 (2): 162–86. indonesia.
Tobin, J. 1956. “The Interest Elasticity of

289

You might also like