Professional Documents
Culture Documents
php/bit
JURNAL BIT
(Budi Luhur Information Technology)
Vol. 16 No. 2 (2019) 35 - 41 ISSN Media Elektronik: 2685-127X
Abstract
Our education world knows the Guidance and Counseling professions that formulate the nature of
specialization in the implementation of the 2013 curriculum. The majors curriculum at SMAN 5 South
Tangerang currently has 2: Mathematics & Natural Sciences (MIA) and Social Sciences (IIS), the process
of direction is aimed at candidates new student. Problems during majors: difficult to determine
specialization in student majors. Criteria used: Score_Raport, Psychotest, Interview, and
Questionnaire_Orang_Tua. The purpose of this study is to facilitate the Guidance and Counseling section
in determining student majors and simplify the assessment process. So, the school, especially the Guidance
and Counseling section requires a decision support system for determining student majors, using the AHP
method for weighting the value of each criterion and the Profile Matching method is used to reduce the
level of subjectivity so that the results of determining majors are faster, more accurate, and objective. The
results of the calculation of the Consistency Ratio (CR) criterion for determining majors obtained CR =
0.09, the results of the calculation ≤0.1 or 10%, so that the comparative assessment criteria for determining
majors are consistent and do not require revision of the assessment. Overall testing results indicate the
quality of the application of this decision support system has the criteria of "Good" that is 77.57%.
Keyword: Department Specialization Decision Support System, Analytical Hierarchy Process, Profile
Matching
Abstrak
Dunia pendidikan kita mengenal profesi Bimbingan dan Konseling yang merumuskan hakikat peminatan
dalam implementasi kurikulum 2013. Kurikulum penjurusan di SMAN 5 Tangerang Selatan saat ini ada 2:
Matematika & Ilmu Alam(MIA) dan Ilmu-ilmu Sosial(IIS), proses penjurusan ditujukan kepada calon
siswa baru. Masalah saat penjurusan: sulit menentukan peminatan jurusan siswa. Kriteria yang digunakan:
Nilai_Raport, Psikotes, Wawancara, dan Angket_Orang_Tua. Tujuan penelitian ini untuk mempermudah
bagian Bimbingan dan Konseling dalam menentukan jurusan siswa dan mempermudah proses penilaian.
Maka, pihak sekolah khususnya bagian Bimbingan dan Konseling membutuhkan suatu sistem penunjang
keputusan penentuan jurusan siswa, menggunakan metode AHP untuk pembobotan nilai setiap kriteria dan
metode Profile Matching digunakan untuk mengurangi tingkat subyektifitas sehingga hasil penentuan
jurusan menjadi lebih cepat, akurat, dan obyektif. Hasil perhitungan uji Consistency Ratio(CR) kriteria
penentuan jurusan didapat nilai CR=0,09, hasil perhitungan ≤0,1 atau 10%, sehingga penilaian
perbandingan kriteria penentuan jurusan sudah konsisten dan tidak memerlukan revisi penilaian.
Kata Kunci : Sistem Penunjang Keputusan Peminatan Jurusan, Analytical Hierarchy Process, Profile
Matching
1. Pendahuluan proposal yang akan didanai oleh BLM. Hasil akhir dalam
Dalam dunia pendidikan, khususnya profesi penelitian ini adalah perangkat lunak sistem pendukung
keputusan untuk penilaian proposal PNPM-MPd yang
Bimbingan dan Konseling telah merumuskan hakikat
dapat menentukan rangking nilai dari yang tertinggi sampai
peminatan dalam implementasi kurikulum 2013
terendah. [3]
bahwa peminatan dapat dipahami sebagai upaya
Penelitian sebelumnya dengan judul Kombinasi
advokasi dan fasilitasi perkembangan peserta didik
Metode Profile Matching Dan Metode Analytical
agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Hierarchy Proses (AHP) Pada Pengambilan
potensi dirinya sehingga mencapai perkembangan
Keputusan (Studi Kasus Aplikasi Pelelangan Jabatan
optimum. Peminatan adalah sebuah proses yang di
Pemerintah Daerah), di mana Metode Profile
dalamnya melibatkan serangkaian pengambilan
matching dan metode AHP dimulai dari
pilihan dan keputusan oleh peserta didik yang
mengkonversi data perhitungan, mengkonversi nilai
didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang
gap, membentuk matriks perbandingan berpasangan,
yang ada di lingkungannya. Kurikulum penjurusan di mencari matriks nilai prioritas kriteria, menghitung
SMA Negeri 5 Tangerang Selatan saat ini ada 2 yaitu
nilai eigen dan membuktikan kelayakan dari
Matematika dan Ilmu Alam (MIA) dan Ilmu-ilmu
perhitungan dengan aturan nilai consistency ratio ≤
Sosial (IIS).Proses penjurusan di SMA ini akan
0.1. Penelitian ini lebih difokuskan pada tujuan
mengikuti kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2017-
mengetahui pengaruh AHP terhadap bobot nilai yang
2018, di mana proses penjurusannya akan ditujukan
dihasilkan oleh metode profile matching dalam kasus
kepada calon peserta didik baru. Prosedur operasional
pelelangan jabatan dengan menggunakan data aspek-
yang dilakukan adalah sekolah memberikan pilihan
aspek penentuan suatu jabatan pada pemerintah
jurusan kepada calon peserta didik baru untuk dapat
daerah. [4].
menentukan minat siswa baik MIA atau IIS dilihat
Penelitian sebelumnya dengan judul Sistem
dari hasil kriteria yang akan diperhitungkan oleh
Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kualitas
bagian Bimbingan dan Konseling. Calon peserta
Tenun Ikat Troso Khas Jepara Menggunakan Metode
didik baru harus memberikan data untuk diproses
Profile Matching Dan Analytic Hierarchy Process
bagian Bimbingan dan Konseling yang hasil
(AHP), di mana Metode yang digunakan pada sistem
pengambilan keputusannya dapat ditentukan
pendukung keputusan menentukan kualitas kain
berdasarkan nilai akademik, nilai psikotes, nilai
tenun adalah kombinasi metode AHP dan metode
wawancara, serta hak angket orang tua siswa.
profile matching. Metode AHP digunakan dalam
Permasalahan yang sering muncul dalam proses pembobotan kriteria dan uji konsistensi terhadap
penjurusan disini adalah sulitnya menentukan
matriks perbandingan berpasangan, sedangkan
peminatan jurusan siswa yang mengakibatkan
metode profile matching digunakan untuk melakukan
ketidak sesuaian antara hasil penentuan jurusan
perankingan dalam penentuan alternatif terbaik [5].
dengan bakat dan minat siswa. Kondisi sejauh ini
Penelitian sebelumnya dengan judul
jelas akan mempengaruhi motivasi siswa dalam
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, untuk
belajar di sekolah. Selain itu, kesulitan dalam mengoptimalkan proses penjurusan atau peminatan
mekanisme pengumpulan data akademik masih yang dilakukan pihak sekolah khususnya bagian
menggunakan sistem manual sehingga membutuhkan Bimbingan dan Konseling diperlukan suatu sistem
waktu yang lama. penunjang keputusan menggunakan metode
Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Profile
dengan topik peminatan jurusan, diantaranya dengan Matching.
judul Sistem Pendukung Keputusan Peminatan SMA Penelitian sebelumnya dengan judul pemilihan
menggunakan metode Weighted Product (WP), pegawai berprestasi dengan menggunakan metode
dalam penelitian ini terdapat 3 kriteria, yaitu Nilai profile matching pada Kecamatan Pinang Kota
Raport SMP,Nilai UN SMP dan minat siswa [1]. Tangerang yang memiliki penilaian prestasi kerja
Selanjutnya dengan judul Sistem Pendukung yang dilakukan setiap tahun, Dari hasil perhitungan
Keputusan Penjurusan Siswa dengan metode Simple di atas, Hasil akhir tersebut diurutkan dari yang
Additive Weighting (SAW), dalam jurnal tersebut tertinggi sampai dengan yang terendah untuk
terdapat 4 kriteria, yaitu nilai IQ, minat ortu, minat mengetahui siapa yang layak menjadi pegawai
Siswa, nilai mapel [2]. berpestasi [6].
Penelitian sebelumnya dengan judul Sistem Penelitian sebelumnya dengan judul sistem
Pendukung Keputusan Penilaian Proposal Kegiatan pendukung keputusan pemilihan karyawan terbaik
PNPM MPd Menggunakan Metode Profile Matching menggunakan metode profile matching. Penelitian
dan Analytic Hierarchy Process (AHP), di mana dilakukan dengan menentukan aspek dan sub aspek,
Metode profile matching digunakan untuk memberikan serta mencari nilai bobot untuk setiap sub aspek,
penilaian, penentuan gap, dan pembobotan kriteria.
mencari GAP antara profil dengan keadaan data dari
Sedangkan metode AHP digunakan untuk menghitung
matrik perbandingan berpasangan, eigen, skala prioritas, karyawan. [7].
eigen maksimal, consistency index (CI) dan consistency Penelitian sebelumnya dengan judul Sistem
ratio (CR). Nilai CR digunakan untuk menentukan urutan Pendukung Keputusan Pemilihan Personel
sistem ini adalah input data siswa, penilaian terhadap suatu kriteria. Dalam pemberian bobot
kemampuan siswa, kriteria, target yang dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise
dihasilkan dari kriteria hingga laporan siswa comparison). Penemu AHP yaitu Dr. Thomas Saaty
yang terpilih masuk ke jurusan tertentu di SMA kemudian menentukan cara yang konsisten untuk
Negeri 5 Tangerang Selatan mengubah perbandingan berpasangan/pairwise
menjadi suatu himpunan bilangan yang
3. Hasil dan Pembahasan merepresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria
3.1. Hasil Penentuan Kriteria Penentuan Jurusan dan alternatif.
Pada awal tahun ajaran baru bagian BP/BK Gambar 3 berikut adalah struktrur permasalahan
bekerja sama dengan lembaga psikologi akan yang ingin diteliti yaitu penentuan jurusan siswa.
menyelenggarakan psikotes yang dikerjakan oleh
siswa sebagai tahap awal dalam penentuan jurusan.
Setelah hasil psikotes didapatkan bagian BP/BK
merekap hasil tersebut di buku arsip hasil psikotes
siswa sebagai data pendukung dalam penentuan
jurusan. Bagian BP/BK memberikan form angket
orang tua kepada siswa untuk memperoleh informasi
jurusan yang dipilih dengan persetujuan orang tua.
Kemudian bagian BP/BK mengadakan wawancara
kepada tiap siswa untuk lebih mendalami seberapa
Gambar 3. Struktur Hirarki Penentuan Jurusan Siswa
besar minat jurusan yang dipilih dan berguna sebagai Pada SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
data pendukung dalam penentuan jurusan. Dalam
penentuan jurusan bagian BP/BK juga melihat nilai 3.3 Model Keputusan dengan Profile Matching
raport siswa sebagai data pendukung. Kemudian Dalam perhitungan penempatan siswa dengan
penentuan jurusan dilakukan melalui rapat pertemuan metode Profile Matching diperlukan kriteria-kriteria
yang melibatkan koordinator BP/BK dan wali kelas. dan bobot. Keluaran yang dihasilkan adalah urutan
Setelah hasil siswa perjurusan telah didapatkan lalu alternatif tertinggi sampai alternatif terendah. Jurusan
bagian BP/BK akan membuat hasil seleksi penentuan merupakan alternatif yang dimaksud. Dalam kasus
jurusan yang kemudian akan diumumkan melalui ini kriteria mempunyai subkriteria yang
mading masing-masing jurusan di sekolah seperti dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu core factor dan
Gambar 2.. secondary factor. Core factor mempunyai bobot
60%, sedangkan secondary factor mempuyai bobot
40%. Berikut akan dilakukan perhitungan untuk
jurusan Matematika dan Ilmu Alam (MIA).
3.2. Perhitungan bobot penentuan jurusan Contoh Kasus Pemilihan Siswa pada Jurusan
metode AHP Matematika dan Ilmu Alam (MIA)
Analytical Hierarchy Process memungkinkan Diambil dari dua orang siswa sebagai contoh
pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari untuk penerapan dengan metode Profile Matching
suatu kriteria mejemuk atau alternatif majemuk dalam kasus penentuan jurusan siswa pada jurusan
Matematika dan Ilmu Alam (MIA). Dengan
Tiga contoh siswa pada jurusan Matematika dan Tabel 11. Perhitungan Bobot Angket Orang Tua
Nilai Gap Bobot Nilai
Ilmu Alam (MIA) memiliki data pada tabel 3. Kriteria
A1 A2 A3 A1 A2 A3
Tabel 3. Perhitungan Nilai Gap Psikotes K6 0 0 0 5 5 5
Kriteria A1 A2 A3 Profil A1 A2 A3
K1 3 2 3 3 0 -1 0
K2 1 1 1 1 0 0 0 Selanjutnya dilakukan perhitungan core factor
dan secondary factor, yang termasuk core factor
Tabel 4. Perhitungan Nilai Gap Nilai Raport (faktor utama) adalah intelegensi umum (IQ), nilai
Kriteria A1 A2 A3 Profil A1 A2 A3 IPA, wawancara dan angket. Sedangkan secondary
K3 2 2 2 3 -1 -1 -1 factor (faktor kedua) adalah saran lanjutan studi dan
K4 1 3 2 1 0 2 1
nilai matematika seperti tabel 12.
Tabel 5. Perhitungan Nilai Gap Wawancara
Tabel 12. Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor
Kriteria A1 A2 A3 Profil A1 A2 A3
Psikotes
K5 1 1 1 1 0 0 0
Siswa Core Factor Secondary Factor
Tabel 6. Perhitungan Nilai Gap Angket Orang Tua 𝟓 𝟓
Kriteria A1 A2 A3 Profil A1 A2 A3 A1 𝐍𝐂𝐅 = =𝟓 𝐍𝐒𝐅 = =𝟓
𝟏 𝟏
K6 1 1 1 1 0 0 0
𝟒 𝟓
Setelah diperoleh gap pada masing-masing data A2 𝐍𝐂𝐅 = =𝟒 𝐍𝐒𝐅 = =𝟓
𝟏 𝟏
siswa, seperti tabel 4, 5, dan 6 setiap profil siswa
diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai A3
𝟓 𝟓
𝐍𝐂𝐅 = =𝟓 𝐍𝐒𝐅 = =𝟓
gap seperti yang terlihat dalam tabel 7. 𝟏 𝟏
Tabel 7. Bobot Nilai Gap
Selisih Bobot Keterangan
Nilai Dari hasil perhitungan core factor dan secondary
0 5 Tidak ada selisih (kompetensi factor psikotes sebelumnya dilakukan perhitungan
sesuai yang dibutuhkan) nilai total agar dapat menentukan ranking siswa.
1 4,5 Kompetensi individu A1 = (60% x 5) + (40% x 5)
kelebihan 1 tingkat/level
-1 4 Kompetensi individu =3+2
kekurangan 1 tingkat/level =5
2 3,5 Kompetensi individu A2 = (60% x 4) + (40% x 5)
kelebihan 2 tingkat/level = 2,4 + 2
-2 3 Kompetensi individu
kekurangan 2 tingkat/level = 4,4
3 2,5 Kompetensi individu A3 = (60% x 5) + (40% x 5)
kelebihan 3 tingkat/level =3+2
-3 2 Kompetensi individu =5
kekurangan 3 tingkat/level
4 1,5 Kompetensi individu
kelebihan 4 tingkat/level
-4 1 Kompetensi individu
kekurangan 4 tingkat/level
Tabel 13. Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor Dari hasil perhitungan core factor dan secondary
Nilai Raport factor psikotes sebelumnya tabel 15 dilakukan
Siswa Core Factor Secondary Factor
perhitungan nilai total agar dapat menentukan
𝟓 ranking siswa.
A1 𝟒 𝐍𝐒𝐅 = =𝟓
𝐍𝐂𝐅 = =𝟒 𝟏
𝟏
𝟑, 𝟓
A1 = (60% x 5) + (40% x 0)
A2 𝟒 𝐍𝐒𝐅 = = 𝟑, 𝟓 =3+0
𝐍𝐂𝐅 = = 𝟒 𝟏
𝟏 =3
𝟒, 𝟓 A2 = (60% x 5) + (40% x 0)
A3 𝟒 𝐍𝐒𝐅 = = 𝟒, 𝟓
𝐍𝐂𝐅 = =𝟒 𝟏 =3+0
𝟏
=3
Dari hasil perhitungan core factor dan secondary A3 = (60% x 5) + (40% x 0)
factor nilai raport sebelumnya dilakukan perhitungan =3+0
nilai total agar dapat menentukan ranking siswa. =3
𝟓
Dalam contoh kasus Penentuan Jurusan
A2 𝐍𝐂𝐅 = =𝟓 𝐍𝐒𝐅 = 𝟎 Matematika dan Ilmu Alam Pada SMA Negeri 5
𝟏
A3
𝟓
𝐍𝐒𝐅 = 𝟎
Tangerang Selatan maka terpilih adalah A3, A1 dan
𝐍𝐂𝐅 = = 𝟓
𝟏 dan A23 dengan nilai tertinggi yaitu 4,4692.
Dari hasil perhitungan core factor dan secondary
factor wawancara tabel 14 sebelumnya dilakukan 4. Kesimpulan
perhitungan nilai total agar dapat menentukan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada
ranking siswa. bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal
A1 = (60% x 5) + (40% x 0) sebagai berikut:
=3+0 Dengan adanya sistem penunjang keputusan ini
=3 membantu pihak Bimbingan dan Konseling pada
A2 = (60% x 5) + (40% x 0) SMA Negeri 5 Tangerang Selatan dalam menentukan
=3+0 jurusan yang tepat bagi para siswa dengan cepat dan
=3 akurat. Sistem menggunakan kriteria, metode
A3 = (60% x 5) + (40% x 0) Analytical Hierarchy Process dan Profile Matching
=3+0 sebagai proses penentuan jurusan yang mana akan
=3 memperkecil tingkat kesubyektifan yang ada dan
lebih tepat sasaran. Penggunanaa Metode Analytical
Tabel 15. Perhitungan Core Factor dan Hierarchy Process untuk penentuan bobot dari setiap
Secondary Factor Angket kriteria sehingga hasil penilaian menjadi lebih
Siswa Core Factor Secondary Factor maksimal. Data tersimpan dalam database sehingga
𝟓 mempermudah bagian Bimbingan dan Konseling
A1 𝐍𝐂𝐅 = = 𝟓 𝐍𝐒𝐅 = 𝟎
𝟏 dalam memutuskan jurusan bagi siswa yang memiliki
nilai yang berbeda-beda. Dengan menggunakan
𝟓 sistem penunjang keputusan, pihak sekolah dapat
A2 𝐍𝐂𝐅 = =𝟓 𝐍𝐒𝐅 = 𝟎
𝟏 menentukan keputusan dengan cepat dan tepat
𝟓
sehingga tidak memakan waktu lama. Berdasarkan
A3 𝐍𝐂𝐅 = =𝟓 𝐍𝐒𝐅 = 𝟎 hasil studi kasus dalam peminatan jurusan siswa pada
𝟏
SMA Negeri 5 Tangerang Selatan untuk jurusan MIA Hal : 45 – 51, pISSN : 2549-5836.
(Matematika dan Ilmu Alam), didapatkan hasil [8] Sudarmadi, A., Santoso, E. dan Sutrisno.
bahwa siswa atas nama Fathhiyyah Adillah (2017). Sistem Pendukung Keputusan
mendapatkan peringkat tertinggi dengan nilai 4,4692 Pemilihan Personel Homeband Universitas
dibandingkan dengan siswa lainnya. Brawijaya Menggunakan Metode Profile
Saran untuk penelitian berikutnya diharapkan Matching. Jurnal Pengembangan Teknologi
penelitian ini dapat diterapkan metode-metode lain Informasi dan Ilmu Komputer
seperti Simple Additive Weighting (SAW), Expert Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1788-
Choice dan lainnya untuk pengambilan-pengambilan 1796. e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id.
keputusan. [9] Frieyadie. (2016). Penggunaan Metode Profile
Matching Untuk Sistem Penunjang Keputusan
Daftar Pustaka Kenaikan Jabatan Pada Instansi Pemerintah
PARADIGMA Vol. XVIII. No.2 September
[1] Fartindyyah, Nurul, Subiyanto , 2014, Sistem 2016 PARADIGMA Vol. XVIII. No.2
Pendukung Keputusan Peminatan SMA September 2016. Hal. 75-80.
menggunakan metode Weighted Product (WP), [10] Anto Tri S, A. (2017). Penerapan Metode
Semarang : Jurnal Pendidikan UNY. Vol 44, Profile Matching pada Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Ketua
No.2, p-issn: 2580-5525, e-ISSN: 2580-5533,
Program Studi (STUDI Kasus: Program Studi
pp. 139-145. Teknik Informatika STMIK Musi Rawas).
[2] Pratiwi, Wawan Laksito YS, dan Sri Siswanti, JUITA p-ISSN: 2086-9398; e-ISSN: 2579-
2014, Sistem Pendukung Keputusan Penjurusan 8901; Volume V, Nomor 2, November 2017.
Siswa dengan metode Simple Additive Hal.87-89.
Weighting (SAW), Jurnal Ilmiah SINUS, Vol 12
No. 1, ISSN: 1603-1173 (print). 2548-4028
(online), pp. 45-56.
[3] Ahmad Mufid, 2014, Sistem Pendukung
Keputusan Penilaian Proposal Kegiatan PNPM
MPd Menggunakan Metode Profile Matching
danAnalytic Hierarchy Process (AHP), Jurnal
Sistem Informasi Bisnis, 01(2014), On-line :
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis,
pp. 40-47.
[4] Wenefrida T. Ina, Sarlince Manu, Said Abdullah
Nahdi, Kombinasi Metode Profile Matching
Dan Metode Analytical Hierarchy Proses
(AHP) Pada Pengambilan Keputusan (Studi
Kasus Aplikasi Pelelangan Jabatan Pemerintah
Daerah Jurnal Media Elektro, Vol. VII, No. 1
ISSN: 2252-6692, pp. 1-6.
[5] Muhammad Nurul Umam, 2017, Sistem
Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Kualitas Tenun Ikat Troso Khas Jepara
Menggunakan Metode Profile Matching Dan
Analytic Hierarchy Process (AHP), Skripsi.
Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang. pp. 1-76.
[6] Sudrajat, Budi. (2018). Pemilihan Pegawai
Berprestasi dengan Menggunakan Metode
Profile Matching, Sinkron, Jurnal & Penelitian
Teknik Informatika Volume 3 Nomor 1,
Oktober 2018, Hal. 202-210, e-ISSN : 2541-
2019.
[7] Angeline, Mervin, dan Astuti, Feriani, (2018)
Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Karyawan Terbaik Menggunakan Metode
Profile Matching. Jurnal Ilmiah Smart, Volume
II No.2, Desember 2018