You are on page 1of 11

Volume 11 No.

02 Desember 2020

ANALISIS TIPE DAN STRUKTUR BATUAN UNTUK MENENTUKAN METODE


PENAMBANGAN YANG AKAN DIGUNAKAN

THE ANALYSIS OF ROCK TYPE AND STRUCTURE FOR DETERMINING


APPLIED MINING METHOD

Hadi1), Sepriadi2)
1)
Alumni Program Studi Teknik Pertambangan Politeknik Akamigas Palembang, 30257, Indonesia
2)
Program Studi Teknik Pertambangan Politeknik Akamigas Palembang, 30257, Indonesia
Corresponding Author E-mail: rukminihadi25@gmail.com dan sepri@pap.ac.id

Abstract: PT Ulima Nitra is a company engaged in contractor field in construction and mining service, PT Ulima
Nitra cooperated with PT Banyan Koalindo Lestari located in Beringin Makmur II District, Musi Rawas Utara
Regency, South Sumatera Province, and tectonically located in the western part of the South Sumatra Basin. In the
partnership agreement with PT Banyan Koalindo Lestari, PT Ulima Nitra was tasked with conducting mining
activities ranging from overburden removal to coal exploitation activities, however in the mining activities PT Ulima
Nitra encountered several problems such as ineffective mining method, with the problem the researcher conducted a
research about rock type and structures on determining the mining methods which would be applied, therefore several
parameters were done i.e. literature study, geological identification of rock types and structures. Based on the
interpretation of related previous study, the research field was in Muara Enim formation (TMPM) and lack of
references. The result of geological identification in the research area was that it generally consisted of sedimentary
rocks in the form of sandstone, siltstone, shalestone and claystone while the non-clastic sedimentary rocks contained
coal which had a strike position between N300°E-N320°E and a dip between 30°-45°. Based on the primary
structure of the research area, there were some structures of lamination, cross lamination and cross bedding. From the
analysis result based on the geological identification, the mining method which could be properly applied was open pit
method with the digging position following the rock structure and slope, and the mining direction following the coal
spread.
Keywords: Geology, Sedimentary Rock, Mining Method

Abstrak: PT Ulima Nitra merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor dalam jasa konstruksi dan
penambangan, PT Ulima Nitra bekerja sama dengan PT Banyan Koalindo Lestari yang terletak di Kecamatan Beringin
Makmur II, Kabupaten Musirawas Utara, Propinsi Sumatera Selatan, dan secara tektnonik terletak di bagian barat
dari Cekungan Sumatera Selatan. Dalam kontrak kerja dengan PT Banyan Koalindo Lestari, PT Ulima Nitra bertugas
melakukan kegiatan penambangan mulai dari pengupasan tanah penutup sampai dengan kegiatan ekploitasi batubara,
tetapi dalam kegiatan penambangan PT Ulima Nitra mengalami beberapa kendala seperti metode penambangan yang
masih belum efektif digunakan, dengan masalah tersebut penulis melakukan penelitian mengenai tipe dan struktur
batuan terhadap penentuan metode penambangan yang akan digunakan, untuk mencapai hal tersebut dilakukan
beberapa parameter yaitu studi pustaka, identifikasi geologi berupa tipe batuan dan struktur batuan. Berdasarkan
interpretasi penelitian terdahulu bahwa daerah penelitian terletak di formasi Muaraenim (TMPM), kemudian minimnya
ditemukan referensi pada daerah penelitian. Hasil identifikasi geologi pada daerah penelitian seara umum tersusun
atas batuan sedimen berupa sandstone, siltstone, shalestone dan claystone sedangkan untuk batuan sedimen non-klastik
terdapat batubara yang memiliki kedudukan strike antara N300°E-N320°E dan dip antar 30°-45°. Berdasarkan
struktur primer daerah penelitian terdapat struktur berupa lamination, cross lamination, dan corss bedding. Dari hasil
analisis berdasarkan identifikasi geologi didapatkan metode penambangan yang baik diterapkan berupa metode open
pit, dengan posisi penggalian mengikuti struktur dan kemiringan batuan, serta arah penambangan yang mengikuti
penyebaran batubara.
Kata kunci : Geologi, Batuan Sedimen, Metode Penambangan

1. PENDAHULUAN kontrak kerja dengan beberapa perusahaan


1.1 Latar Belakang tambang, salah satunya dengan PT Banyan
PT Ulima Nitra merupakan salah satu Koalindo Lestari. Lokasinya terletak di desa
perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir,
penambangan. PT Ulima Nitra memiliki Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan.

64
Volume 11 No. 02 Desember 2020

Dalam kontrak kerja dengan PT Banyan 2. Mahasiswa dapat memahami metode


Koalindo Lestari, PT Ulima Nitra bertugas penambangan yang digunakan
melakukan kegiatan penambangan mulai dari berdasarkan tipe dan struktur batuan yang
pengupasan tanah penutup sampai dengan ada di pit utara PT Ulima Nitra site
eksploitasi batubara, dengan menggunakan Banyan Koalindo.
sistem tambang terbuka atau surface mining. Sebagai referensi untuk mahasiswa
Dalam kegiatan operasi penambangan dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai
yang dilakukan oleh PT Ulima Nitra kondisi geologi dan metode penambangan di
mengalami beberapa kendala seperti metode PT Ulima Nitra site Banyan Koalindo Lestari.
penambangan yang masih belum efektif
digunakan. Berdasarkan penelitian yang akan 2. TEORI DASAR
saya lakukan, tipe dan struktur batuan 2.1. Batuan Sedimen
memiliki peranan penting dalam penentuan Batuan sedimen adalah batuan yang
metode penambangan. terbentuk di permukaan bumi pada kondisi
Dengan masalah tersebut Penulis temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan
melakukan penelitian mengenai “Analisis Tipe ini berasal dari batuan yang lebih dahulu
dan Struktur Batuan untuk Menentukan terbentuk. Proses yang mempengaruhinya
Metode Penambangan yang Akan Digunakan” adalah erosi, dan kemudian lapukannya
yang nantinya dapat menentukan metode diangkut oleh air, udara, atau es, yang
penambangan yang baik diterapkan selanjutnya diendapkan dan berakumulasi
berdasarkan tipe batuan dan struktur batuan didalam cekungan pengendapan, membentuk
pada daerah penelitian. sedimen. Material-material sedimen itu
1.2 Batasan Masalah kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami
Batasan masalah yang akan dibahas litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen.
dalam penelitian ini adalah : 2.2 Klasifikasi Batuan Sedimen
1. Menganalisis tipe dan struktur batuan Berdasarkan ada tidaknya proses
yang ada di PT Ulima Nitra site Banyan transportasi dari batuan sedimen dapat
Koalindo Lestari dengan metode dibedakan menjadi dua macam:
measuring section. a. Batuan sedimen klastik
2. Menentukan metode penambangan Merupakan batuan sedimen yang
berdasarkan tipe dan struktur batuan. terbentuk dari hancuran batuan lain, kemudian
1.3 Tujuan Penulisan tertransportasi dan terdeposisi dan selanjutnya
Tujuan yang ingin dicapai dalam akan mengalami diagenesa dan
kegiatan penelitian ini adalah: dikelompokkan berdasarkan butir materialnya.
1. Mengidentifikasi tipe dan struktur batuan Untuk itu, diperlukan satu acuan butir
yang terdapat pada pit utara PT Ulima komponen materialnya, dan telah dibuat oleh
Nitra site Banyan Koalindo Lestari Wentworth, dikenal sebagai skala Wenworth.
dengan metode measuring section. b. Batuan sedimen non-klastik
2. Memahami metode penambangan yang Batuan sedimen non klastik merupakan
akan digunakan berdasarkan tipe dan batuan sedimen sebagai hasil dari aktifitas
struktur batuan yang ada di pit utara PT organisme / pengendapan sisa-sisa organisme,
Ulima Nitra site Banyan Koalindo. proses penguapan air laut, dan pengendapan
1.4. Manfaat Penulisan unsur kimia tertentu. Contoh batuan sedimen
Manfaat yang ingin dicapai dalam non-klastik, yaitu:
penelitian ini adalah: 1. Batubara
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi tipe Batubara disebut juga dengan coal,
dan struktur batuan yang terdapat di PT merupakan batuan sedimen non klastik yang
Ulima Nitra site Banyan Koalindo Lestari terbentuk dari hasil kompaksi material organik
pada pit utara. seperti akar, batang atau daun tumbuhan.

65
Volume 11 No. 02 Desember 2020

Proses pembentukannya terjadi di daerah batuan yang lebih muda memotong lapisan
beriklim tropis dengan air yang mengandung batuan yang lebih tua.
sedikit oksigen seperti daerah rawa-rawa. 2. Lapisan bersusun (graded bedding) adalah
Bagian-bagian tubuh tumbuhan yang jatuh ke struktur perlapisan sedimen yang
rawa akan mengendap. menunjukkan perbedaan fragmen atau
Semakin lama akan semakin banyak ukuran butir sedimen yang membentuk
bagian tumbuhan yang mengendap dan suatu lapisan batuan.
terakumulasi. Setelah terkumpul, material- 3. Gelembur gelombang (ripple mark) adalah
material tersebut akan terkubur oleh material struktur primer perlapisan sedimen yang
lain sehingga tekanannya bertambah. Tekanan menunjukan adanya permukaan seperti
tersebut akan mengeluarkan air lalu ombak atau begelombang yang disebabkan
mengalami kompaksi dan terbentuklah adanya pengikiran oleh kerja air, dan angin.
batubara. Pada umumnya batubara berwarna 2.3.2 Struktur Sekunder
coklat kehitaman dengan tekstur amorf, tebal Struktur sekunder merupakan struktur
dan berlapis. Batu ini tersusun dari humus dan yang terbentuk setelah proses sedimentasi dan
karbon dengan pecahan yang bersifat sebelum atau saat diagenesa. Hal ini juga
prismatik. menggambarkan keadaan lingkungan
2. Batugamping pengendapannya atau struktur yang terjadi
Batugamping atau batukapur setelah batuan terbentuk, struktur ini bisa
(limestone) adalah batuan sedimen non klastik biasanya dihasilkan oleh interaksi batuan
yang tersusun dari mineral utama berupa kalsit dengan proses tektonik. Interaksi batuan
(CaCO3). Batu ini mempunyai berbagai variasi dengan tektonik (dalam hal ini pergerakan
tekstur. Ada yang bertekstur rapat, oolit atau antar lempeng), akan menyebabkan suatu
kristalin, afanatis hingga berbutir kasar. batuan tersebut terdeformasi menurut Pettijohn
Pembentukan batugamping diakibatkan dan Potter, 1964; Koesoemadinata (1981).
adanya proses organisme atau proses Struktur sekunder antara lain:
anorganik. Pembentukan batugamping 1. Kekar (joint)
kebanyakan terjadi di laut dangkal yang tenang Kekar adalah rekahan-rekahan dalam
dan hangat. Kondisi tersebut merupakan batuan yang terjadi karena tekanan atau tarikan
kondisi yang baik bagi organisme untuk yang disebabkan oleh gaya yang bekerja dalam
membentuk skeleton. kerak bumi atau pengurangan/hilangnya
2.3 Struktur Batuan tekanan, dimana pergeseran dianggap sama
Struktur batuan merupakan bentuk dari sekali tidak ada.
perlapisan normal atau mengalami perubahan 2. Sesar (fault)
yang disebabkan aktifitas sedimentasi. Pada Sesar atau patahan adalah rekahan pada
daerah penelitian secara umum tersusun atas batuan yang mengalami pergeseran yang
batuan sedimen, pembentukannya dipengaruhi berarti dan suatu sesar dapat berupa bidang
oleh proses pengendapan dan keadaan energi. sesar atau rekahan tunggal tetapi sesar juga
Pembentukan dapat terjadi pada waktu sering dijumpai sebagai semacan jalur yang
pengendapan (primer) maupun setelah proses terdiri dari beberapa sesar minor.
pengendapan (sekunder). 3. Lipatan (fold)
2.3.1 Struktur Primer Lipatan adalah hasil perubahan bentuk
Struktur primer adalah struktur yang atau volume dari suatu bahan yang ditunjukan
dibentuk bersamaan dengan terbentuknya sebagai lengkungan atau kumpulan
batuan tersebut, antara lain: lengkungan yang dihasilkan oleh proses
1. Lapisan silang (cross bedding) adalah deformasi dari suatu permukaan batuan yang
struktur primer yang membentuk sruktur relatif datar.
penyilangan suatu lapisan batuan terhadap
lapisan batuan yang lainya, atau lapisan

66
Volume 11 No. 02 Desember 2020

2.4 Penampang Stratigrafi (Measured 2.4.2 Metode Tongkat Jacob (Jacob’s staff
Stratigraphic Section) method)
Penampang stratigrafi terukur Metode ini dilaksanakan dengan
(measured stratigraphic section) adalah suatu menggunakan tongkat Jacob yang panjangnya
penampang atau kolom yang menggambarkan 1,5 m. Menurut Fritz dan Moore (1998), pada
kondisi stratigrafi suatu jalur, yang secara hakekatnya metode tongkat Jacob merupakan
sengaja telah dipilih dan telah diukur untuk metode yang mengkompromikan ketepatan
mewakili daerah tempat dilakukannya pengukuran (efektifitas) dan kecepatan waktu
pengukuran tersebut. Jalur yang diukur (efesiensi).
tersebut dapat meliputi satu formasi batuan Pada metode tongkat Jacob,
atau lebih. Definisi sebaliknya pengukuran pengukuran ketebalan singkapan
dapat pula dilakukan hanya pada sebagian dari sesungguhnya dapat dilakukan secara langsung
suatu formasi, sehingga hanya meliputi satu tanpa harus melakukan koreksi terhadap
atau lebih satuan lithostratigrafi yang lebih perubahan lereng. Hal ini dikarenakan telah
kecil dari formasi, misalnya anggota atau dilengkapi dengan klinometer, sehingga
bahkan hanya beberapa perlapisan saja. Tujuan koreksi kemiringan dapat dilakukan langsung
pembuatan penampang startigrafi antara lain: di lapangan. Kelebihan metode tongkat Jacob
1. Keterangan litologi terperinci yang dapat dilakukan oleh satu orang saja dan cocok
menyangkut tentang jenis, macam, untuk semua kondisi medan.
komponen penyusun, tekstur, kemas, 2.5 Metode Penambangan Batubara
kandungan fosil, struktur sedimen dan lain- Pengelompokan jenis-jenis tambang
lain sifat geologis dari setiap satuan yang terbuka batubara didasarkan pada letak
terdapat pada jalur tersebut. endapan, dan alat-alat mekanis yang
2. Kedudukan dan ketebalan dari setiap dipergunakan. Teknik penambangan pada
litologi yang dijumpai. umumnya dipengaruhi oleh kondisi geologi
3. Urutan dari semua litologi yang ada serta berupa tipe batuan seperti jenis batuan,
jenis hubungan dari dua litologi yang kedudukan batuan, serta karakteristik batuan
berdampingan, apakah selaras, tidak dan struktur batuan seperti adanya lipatan,
selaras, menyisip, selang seling, bergradasi patahan, intrusi dan diskotinuitas, untuk faktor
normal atau terbalik dan lain sebagainya. lainnya seperti topografi daerah yang akan
Ada dua metode yang biasa dilakukan ditambang. Jenis-jenis metode tambang
dalam usaha pengukuran jalur stratigrafi, terbuka batubara dibagi menjadi:
metode tersebut adalah: 2.5.1 Contour Mining
2.4.1 Metode Rentang Tali Contour mining cocok diterapkan
Metode rentang tali atau yang dikenal untuk endapan batubara yang tersingkap di
juga sebagai metode brunton and tape lereng pegunungan atau bukit. Cara
(Compton, 1985; Fritz dan Moore, 1988) penambangannya diawali dengan pengupasan
dilakukan dengan dasar perentangan tali atau tanah penutup (overburden) di daerah
meteran panjang. Semua jarak dan ketebalan singkapan di sepanjang lereng mengikuti garis
diperoleh berdasar rentangan terbut. ketinggian (kontur), kemudian diikuti dengan
Pengukuran dengan metode ini akan langsung penambangan endapan batubaranya.
menghasilkan ketebalan sesungguhnya hanya Penambangan dilanjutkan ke arah tebing
apabila dipenuhi syarat sebagai berikut: Arah sampai dicapai batas endapan yang masih
rentangan tali tegak lurus pada jalur ekonomis bila ditambang.
perlapisan. Arah kelerengan dari tebing atau 2.4.2. Mountaintop Removal Method
rentangan tali tegak lurus pada arah Metode mountaintop removal method
kemiringan. Diantara 2 ujung rentangan tali ini dikenal dan berkembang cepat, khususnya
tidak ada perubahan jurus maupun kemiringan. di Kentucky Timur (Amerika Serikat). Dengan
metode ini lapisan tanah penutup dapat

67
Volume 11 No. 02 Desember 2020

terkupas seluruhnya, sehingga memungkinkan lapisan batu bara dengan bentuk pengupasan
perolehan batubara 100%. baris-baris sejajar.
2.4.3. Area Mining Method
Metode ini diterapkan untuk 3. METODOLOGI PENELITIAN
menambang endapan batubara yang dekat 3.1 Jenis Penelitian
permukaan pada daerah mendatar sampai agak Jenis penelitian yang dilakukan pada
landai. Penambangannya dimulai dari adalah penelitian kuantitatif dengan proses
singkapan batubara yang mempunyai lapisan penelitiannya langsung melakukan observasi
dan tanah penutup dangkal dilanjutkan ke yang ke lapangan.
lebih tebal sampai batas pit. 3.2 Lokasi Penelitian
2.4.4. Open Pit Method Tempat yang akan dijadikan lokasi
Metode ini digunakan untuk endapan dalam kegiatan penelitian ini di PT Ulima
batubara yang memiliki kemiringan (dip) yang Nitra site Banyan Koalindo Lestari yang
besar dan curam. Endapan batubara harus tebal berlokasi di Jl. Beringin Makmur 3, Bingin
bila lapisan tanah penutupnya cukup tebal, Tlk., Kec. Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas,
dengan lapisan penutup mayoritas batupasir. Sumatera Selatan 31655.
1. Lapisan miring 3.3 Metode Pengambilan Data
Cara ini dapat diterapkan pada lapisan Metode pengambilan data penelitian
batubara yang terdiri dari satu lapisan (single yang digunakan dalam penyusunan penelitian
seam) atau lebih (multiple seam). Pada cara ini ini adalah:
lapisan tanah penutup yang telah dapat 1. Studi literatur
ditimbun di kedua sisi pada masing-masing Studi literatur adalah serangkaian
pengupasan. kegiatan yang berkenaan dengan metode
2. Lapisan tebal pengumpulan data pustaka, membaca dan
Pada cara ini penambangan dimulai mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.
dengan melakukan pengupasan tanah penutup Studi literatur dilakukan dengan mencari
dan penimbunan dilakukan pada daerah yang informasi serta teori yang berhubungan dengan
sudah ditambang. Sebelum dimulai, harus analisis tipe batuan dan struktur batuan untuk
tersedia dahulu daerah singkapan yang cukup menentukan metode penambangan, dan
untuk dijadikan daerah penimbunan pada dibantu dengan referensi dari buku, jurnal,
operasi berikutnya. internet, dan laporan tugas akhir dari senior
Pada cara ini, baik pada pengupasan kami yang menjadi acuan dalam penulisan
tanah penutup maupun penggalian penelitian ini.
batubaranya, digunakan sistem jenjang 2. Observasi lapangan
(benching system). Observasi lapangan dilakukan dengan
2.4.5. Strip Mining menganalisis tipe batuan dan struktur batuan,
Strip mining merupakan pertambangan spesifikasi alat gali muat dan alat angkut yang
kupas atau pertambangan baris yang secara ada di PT Ulima Nitra Site Banyan Koalindo
khusus merupakan sistem tambang terbuka Lestari.
atau tambang permukaan untuk batubara. 3.4 Pengambilan Data
Metode ini diterapkan pada keadaan bahan Jenis data yang diambil pada penelitian
galian memiliki lapisan yang hampir penelitian ini adalah data primer dan data
horizontal atau memiliki dip 0°-15°, pada sekunder.
penambangan strip mine batuan penutup lebih a. Data primer
banyak batupasir dan batulempung. Metode Data primer adalah data yang diperoleh
penambangan ini pada dasarnya terbagi dua, dari melakukan pengamatan langsung ke
yaitu tambang area dan tambang kontur. lapangan dan melakukan wawancara terhadap
Pertambangan kupas adalah merupakan pegawai setempat, data tersebut diantaranya,
operasi pengupasan tanah atau batuan penutup yaitu:

68
Volume 11 No. 02 Desember 2020

1. Tipe batuan yang ada di Pit Utara,


2. Jenis batuan yang ada di Pit Utara,
3. Strike and dip batuan yang ada di pit
utara, dan
4. Struktur batuan yang ada di Pit Utara.
b. Data sekunder
Data sekunder ialah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada,
data tersebut diantaranya, yaitu: Gambar 2.1 Menentukan Cross Section
1. Peta geologi regional,
2. Peta topografi detail, 2. Penentuan metode penambangan yang baik
3. Peta kesampaian daerah PT Ulima Nitra diterapkan berdasarkan tipe dan struktur
site Banyan Koalindo Lestari, dan batuan yang ada di pit utara PT Ulima Nitar
4. Peta administrasi Kabupaten Musi site Banyan Koalindo Lestari.
Rawas Utara.
3.5 Pengolahan Data 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengolahan data dilakukan secara 4.1. Identifikasi Tipe dan Struktur Batuan
manual terhadap data yang diperoleh dari Analisis tipe dan struktur batuan
pengamatan di lapangan maupun data bertujuan untuk mendapatkan data berupa tipe
perusahaan dengan panduan dari dasar teori dan struktur batuan yang terdapat di daerah
yang sudah diperoleh dari bahan pustaka yang penelitian, untuk mendapatkan tipe dan
menunjang. Langkah pengolahan data yang struktur batuan dalam penelitian melakukan
dilakukan, yaitu: kegiatan measuring section, kegiatan tersebut
1. Pengolahan data dari hasil measuring bertujuan untuk mendapatkan keterangan
section litologi seperti komponen penyusun, tekstur,
Pemetaan geologi merupakan suatu struktur sedimen dan sifat geologi serta
kegiatan pendataan informasi geologi kedudukan tiap perlapisan batuan dan
permukaan dan menghasilkan suatu bentuk ketebalan dari setiap litologi, kegiatan
laporan berupa peta geologi yang dapat measuring section.
memberikan gambaran mengenai penyebaran 4.2. Tipe Batuan di Daerah Penelitian
dan susunan batuan (lapisan batuan), serta PT Ulima Nitra site Banyan Koalindo
memuat informasi gejala struktur geologi yang Lestari masuk ke dalam formasi Muaraenim
mungkin mempengaruhi pola penyebaran yang berumur Pliosen-Miosen (Suwarna et.al.,
batuan pada daerah tersebut. Data yang 1992), maka dari itu batuan yang ada di lokasi
didapat dari kegiatan measuring section antara penelitian terdapat batuan klastik dan non-
lain: klastik, batuan klastik terdiri dari claystone,
a. Tipe batuan, siltstone, shalestone dan sandstone, sedangkan
b. Struktur batuan, non-klastik terdiri dari batubara.
c. Strike dan dip setiap perlapisan, dan 4.2.1. Sedimen Klastik
d. Ketebalan perlapisan. Merupakan batuan sedimen yang
Untuk menghitung ketebalan terbentuk berasal dari hancuran batuan lain.
perlapisan digunakan persamaan berikut: Kemudian tertransportasi dan terdeposisi dan
BC = AB sin (X + Y) selanjutnya akan mengalami diagenesa.
Dimana: Berikut merupakan contoh batuan sedimen
AB = panjang pengukuran (m) klastik yang berada di lokasi penelitian.
Y = kemiringan pengukuran (m) 1. Siltstone
X = dip perlapisan (o) Berdasarkan identifikasi di lapangan
siltstone merupakan batuan sedimen klastik
yang memiliki ukuran butir halus 0,062 -

69
Volume 11 No. 02 Desember 2020

0,088 mm, pada Gambar 4.1 merupakan 0,125-0,250 mm dengan struktur laminasi,
contoh siltstone di pit utara dengan koordinat bersisipan dengan clay, berwarna coklat
x: 295593 dan y: 971368, dengan struktur keputihan segar, dan didapatkan kedudukan
laminasi, bersisipan clay dan sandstone, N330°E/35°. Pada Gambar 4.3 didapatkan
berwarna orange putih segar, dan didapatkan perlapisan sandstone di pit utara dengan
kedudukan N302°E/30°. koordinat x: 295726 dan y: 9713782.
4. Claystone
Berdasarkan identifikasi di lapangan
claystone merupakan batuan sedimen klastik
yang memiliki ukuran butir halus 0,063 mm,
berwarna abu-abu segar, dan didapatkan
kedudukan N315°E/50°, pada Gambar 4.4
didapatkan perlapisan claystone yang terdapat
Gambar 4.1 Perlapisan Siltstone di Pit Utara dengan koordinat x: 295771 dan y:
9713801.
2. Shalestone
Berdasarkan identifikasi di lapangan
shalestone merupakan batuan sedimen klastik.

Gambar 4.4 Perlapisan Claystone

4.2.2. Sedimen Non Klastik


Gambar 4.2 Perlapisan Shalestone Batuan sedimen non klastik merupakan
batuan yang terbentuk sebagai hasil dari
Shale memiliki ukuran butir halus aktifitas organisme atau pengendapan sisa
0,002 - 0,252 mm, bersisipan dengan organisme, proses penguapan air laut, dan
carbonanceous, berwarna coklat lapuk, dan pengendapan unsur kimia tertentu. Di lokasi
didapatkan kedudukan N310°E/35°. Pada penelitian terdapat batu sedimen berupa
Gambar 4.2 didapatkan perlapisan shalestone batubara, dan berdasarkan identifikasi di
di Pit Utara dengan koordinat x: 295302 dan y: lapangan didapatkan kedudukan batubara
9713969. berupa strike N300°E-N320°E dan dip 30°-
3. Sandstone 45°, di lokasi penelitian terdapat beberapa
Berdasarkan identifikasi di lapangan seam batubara terdiri dari seam 30L, 40A,
sandstone. 40B, 40C, dan 60, dengan ketebalan rata-rata
tiap seam 3 m-16 m.

Gambar 4.3 Perlapisan Sandstone


Gambar 4.5 Perlapisan Seam 30, 40A, 40B,
Sandstone merupakan batuan sedimen 40C, dan 60
klastik yang memiliki ukuran butir kasar

70
Volume 11 No. 02 Desember 2020

4.3. Struktur Batuan di Daerah Penelitian Struktur tersebut ditemukan pada


Struktur batuan merupakan bentuk dari batuan siltstone. Pada Gambar 4.7 didapatkan
perlapisan normal atau mengalami perubahan struktur cross lamination yang terdapat di Pit
yang disebabkan oleh aktifitas sedimentasi Utara dengan koordinat x: 295593 dan y:
menurut menurut Pettijohn dan Potter (1964), 9713689.
Koesoemadinata (1981), pada daerah 3. Struktur cross bedding
penelitian terdapat struktur primer antara lain Cross bedding merupakan bentuk
lamination, cross lamination, dan cross perlapisan yang terpotong pada bagian
bedding. atasnya oleh lapisan berikutnya yang
4.3.1. Struktur Primer berlainan sudutnya, lapisan ini terdapat pada
Struktur primer merupakan struktur siltstone.
yang terbentuk bersamaan dengan proses
pembentukan batuan (pada saat sedimentasi).
Struktur yang terdapat di daerah penelitan
antara lain:
1. Struktur lamination
Struktur lamination merupakan
struktur yang menunjukan perlapisan batuan
sedimen sejajar (horizontal), struktur tersebut Gambar 4.8 Struktur Cross Bedding
terdapat pada lapisan sandstone bersisipan
dengan claystone, pada Gambar 4.6 Pada Gambar 4.8 didapatkan struktur
didapatkan struktur lamination yang terdapat cross bedding yang terdapat di Pit Utara
di Pit Utara dengan koordinat x: 295546 dan dengan koordinat x: 295286 dan y: 9713964.
y: 9713633. 4.4. Penentuan Metode Penambangan
Metode penambangan merupakan cara
pengambilan bahan galian dari kondisi asli
dengan memperhatikan aspek geologi berupa
tipe batuan. Dengan menentukan metode
penambangan yang baik dan benar sesuai
dengan faktor yang telah ditentukan kita dapat
meningkatkan produktivitas sesuai target yang
Gambar 4.6 Struktur Lamination telah di tetapkan. Berikut ini merupakan faktor
yang menentukan pemilihan metode
2. Struktur cross lamination penambangan di lokasi penelitian.
Struktur cross lamination merupakan 4.4.1. Tipe Batuan
struktur yang menunjukan perlapisan batuan Berdasarkan hasil pengamatan Pit
yang mengalami persilangan dan terlihat Utara terdapat batuan dengan jenis sedimen
memotong lapisan sedimen lainnya. klastik berupa sandstone, siltstone, shalestone,
dan claystone serta sedimen non klastik berupa
batubara.

Gambar 4.7 Struktur Cross Lamination

Gambar 4.9 Kemiringan Perlapisan Batubara

71
Volume 11 No. 02 Desember 2020

Dengan tiap perlapisan batuan akan tetapi penggunaan metode penambangan


memiliki strike N300°E-N305°E dan memiliki open pit memiliki keterbatasan, yaitu:
dip antara 30° - 40°, dari kedudukan dip setiap 1. Dengan peralatan yang ada pada saat
perlapisan memiliki kemiringan yang terjal sekarang ini keterbatasan kedalaman
seperti pada Gambar 4.9. lapisan batubara yang dapat ditambang.
4.4.2. Morfologi 2. Pertimbangan ekonomis antara biaya
Berdasarkan pengamatan yang telah pembuangan batuan penutup dengan biaya
dilakukan di lokasi penambangan Pit Utara pengambilan batubara.
terletak di antara perbukitan dan berada di 4.5. Posisi Penggalian
elevasi 40 - 80 mdpl. Berdasarkan struktur batuan yang ada
di Pit Utara berupa lamination dan graded
bedding dapat ditentukan posisi penggalian
mengikuti kemiringan dari lapisan,
dikarenakan berdasarkan proses terjadinya
sedimentasi, lapisan di Pit Utara menghasilkan
bentuk lapisan yang miring, sehingga untuk
proses diging lebih efektif digunakan.
Gambar 4.10 Kondisi Area Penambangan
Terletak di Perbukitan

4.4.3. Karakteristik Endapan


Berdasarkan pengamatan di lapangan
Gambar 4.12 Posisi Penggalian dan
batubara yang ada di Pit Utara memiliki
Penumpukan Bahan Galian
kedalaman yang terletak berkisar antara 5 m -
10 m dari permukaan, hal tersebut dapat dilihat
4.6. Arah Penambangan
pada Gambar 4.11.
Berdasarkan pengamatan di lapangan
untuk arah penambangan di Pit Utara
mengarah ke arah Baratlaut atau ke Tenggara,
hal tersebut ditentukan berdasarkan letak
kedudukan strike perlapisan bahan galian atau
arah penyebaran batubara tersebut.

Gambar 4.11 Letak Batubara

Dari analisis berdasarkan aspek geologi


berupa tipe batuan, keadaan morfologi, dan
karakterisktik endapan dapat ditentukan
metode penambangan yang digunakan di Pit
Utara adalah metode penambangan open pit,
metode tersebut merupakan penambangan
Gambar 4.13 Arah Penambangan di Pit Utara
yang dilakukan jika bahan galian tersebut
cukup tebal dan memiliki dip atau kemiringan
bahan galian yang cukup curam, serta 4.7. Geometri Penambangan
Cadangan batubara yang akan
keberadaan bahan galian yang terletak tidak
ditambang dengan cara teknik tambang
terlalu dalam dari permukaan dengan lokasi
terbuka sangat dipengaruhi oleh beberapa
penambangan terletak di antara perbukitan
aspek meliputi ukuran, bentuk, orientasi dan
dengan lapisan penutup mayoritas batupasir,
faktor kedalaman dari permukaan dari

72
Volume 11 No. 02 Desember 2020

cadangan batubara tersebut. Keadaan topografi DAFTAR PUSTAKA


mencakup daerah pegunungan sampai daerah Boggs, Sam Jr. 1987. Principles of
dasar lembah. Oleh karena itu, terdapat Sedimentology and Stratigraphy. Longman
beberapa pertimbangan geometri yang harus Higher Education.
diperhatikan antara lain adalah geometri
jenjang. Fourie, G, A. 1992. Open Pit Planing and
Berdasarkan pengamatan yang telah saya Design, SME Mining Engineering Handbook,
lakukan untuk tinggi single bench yang 2nd Edition. New York : littlelon, Co.
digunakan di Pit Utara sebesar 7 m. Hal
tersebut ditentukan berdasarkan maximum Fritz, Wiliam J., Moore, Johnnie N. 1988.
digging height pada excavator sebesar 7,3 m, Basic of Physical Stratigraphy and
dengan kemiringan single bench sebesar 45°, Sedimentology. New York : Wiley.
kemiringan bench didapatkan dari hasil
wawancara dengan geologist PT Ulima Nitra, Howard L, Hartman, 1987. Introduction
untuk bench width sebesar 12,6 m. Hal ini Mining Engineering. Canada : A John Wiley
ditentukan dari lebar jalan untuk 2 unit alat dan Sons. Inc
angkut berupa HD450-7. Pada Pit Utara untuk
kegiatan penggalian dengan pola pemuatan Koesoemadinata, R, P. 1981. Klasifikasi
bottom loading. Batuan Sedimen. Bandung : Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Komatsu. 2006. Spesification dan Aplication
Dari hasil penelitian yang dilakukan, Handbook Komatsu Edition 27. Komatsu Ltd.
maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut: Nicholas, Gary. 2009. Sedimentology and
1. PT Ulima Nitra site Banyan Koalindo Stratigraphy, Second Edition. Canada : A John
Lestari memiliki tipe batuan klastik terdiri Wiley dan Sons, Ltd., Publication.
dari sandstone, siltsone, dan claystone,
sedangkan tipe batuan non-klastik terdiri Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi.
dari batubara, dengan ketebalan perlapisan Edisi Kedua. Bogor : Universitas Pakuan.
berkisar antara 3 m-16 m, dengan Noor, Djauhari. 2016. Prinsip-prinsip
kedudukan strike antara N300°E-N3015°E Stratigrafi. Bogor : Pakuan University Press.
dan dip antara 30°-35°, dengan struktur
batuan yang terdiri dari lamination, cross Pettijohn, F.J., Potter, Paul E. 1987. Sand and
bedding, dan cross lamination, Sandstone. New York : Springer-Verlag New
2. Metode penambangan yang diterapkan di York.
PT Ulima Nitra site Banyan Koalindo
Lestari adalah metode open pit, hal Pudjosumarto, Partanto, 1993. Pemindahan
tersebut ditentukan dari faktor tipe batuan, Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan
dan kondisi morfologi di lokasi penelitian, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
dengan posisi penggalian mengikuti
struktur batuan. Pudjosumarto, Partanto, 2002. Tambang
4.8. Saran Terbuka. Jurusan Teknik Pertambangan
Saran yang dapat disampaikan Penulis Institut Teknologi Bandung, Bandung.
terhadap hasil penelitian yang dilakukan,
bahwa untuk metode penambangan di Pit Suwarna, N., Suharsono, Amin, T. C.,
Utara dapat diterapkan juga di Pit Selatan Kusnama, Hermanto, B. 1992. Peta Geologi
dengan memperhatikan faktor keamanan. Lembar Muara Enim, Sumatra.

73
Volume 11 No. 02 Desember 2020

74

You might also like