You are on page 1of 9

Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat

Universitas Tanjungpura Pontianak


Hal 368 - 376

AKTIVITAS ANTIBAKTERI BAKTERI ASAM LAKTAT DARI YOGURT


KEMASAN DAN PRODUKSI INDUSTRI RUMAH TANGGA TERHADAP
Escherichia coli DAN Salmonella typhi

ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF LACTIC ACID BACTERIA FROM YOGHURT


PACKAGING AND HOME INDUSTRY AGAINST Escherichia coli
AND Salmonella typhi

Rodesia Mustika Roza1*, Atria Martina1, Ike Yuliana1 dan Liliyani1

Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau1


Kampus Bina Widya Jl. HR Subrantas Panam Pekanbaru RIAU
rodesiamustikaroza@yahoo.com

ABSTRACT

Yoghurt is a fermented product of a group of lactic acid bacteria (LAB) on milk. LAB
produces metabolites that inhibit the growth of pathogenic bacteria. The aim of this
research was to isolate LAB from yoghurt packaging and home industry and test
antibacterial activity against Escherichia coli and Salmonella typhi. LAB was isolated from
12 samples (9 from yoghurt packaging and 3 from home industry). A total population of
LAB in yoghurt was 6,4 x 106 - 2,1 x 108 CFU/ml. Thirty-six isolate LAB were
characterized based on colony and cell morphology, physiological and biochemical test. In
this study, inhibition test of pathogenic bacteria E.coli and S.typhi used isolates and
samples yoghurt. The isolates of yoghurt that had the highest clear zone against E. coli
and S.typhi were isolates RtS_3 (37,9 mm), and RtS_6 (35,0 mm), respectively. The
sample of yoghurt that had the highest against E. coli was sample RY with diameter clear
zone 24,1 mm, while the yogurt sample that had the highest clear zone of RYMg sample
is 29,9 mm for S. typhi was sampel RYMg.

Keywords: yoghurt, lactic acid bacteria, pathogen, Escherichia coli, Salmonella typhi

ABSTRAK

Yogurt adalah produk hasil fermentasi susu oleh sekelompok bakteri asam laktat (BAL).
BAL menghasilkan metabolit yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktifitas antibakteri BAL yang diisolasi dari sampel
yogurt kemasan dan yogurt produksi industri rumah tangga terhadap Escherichia coli dan
Salmonella typhi. BAL diisolasi dari 12 sampel (sembilan dari yogurt kemasan dan tiga
dari produksi industri rumah tangga). Total populasi BAL diperoleh berkisar antara 6,4 x
106 - 2,1 x 108 CFU/ml. Total populasi BAL tertinggi diperoleh dari sampel yoghurt
produksi industri rumah tangga yang ditambah jus mangga (RYMg). Hasil karakterisasi
berdasarkan morfologi koloni, morfologi sel, uji fisiologis dan biokimia diperoleh 36 isolat
BAL. Pada penelitian ini uji antibakteri terhadap E. coli dan S. typhi menggunakan isolat
BAL dan sampel yogurt. Isolat BAL yang menunjukkan zona bening paling besar terhadap
E. coli yaitu kode isolat RtS_3 (37,9 mm), sedangkan zona bening terhadap S. typhi
terbesar yaitu kode isolat RtS_6 (35,0 mm). Sampel yogurt yang menunjukkan zona
bening terbesar terhadap E. coli yaitu kode sampel RY (24,1 mm) dan kode sampel
RYMg (29,9 mm) terhadap S. typhi.

Kata kunci: yogurt, Bakteri asam laktat, patogen, Escherichia coli, Salmonella typhi

368
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 368 - 376

1. PENDAHULUAN

Yogurt adalah salah satu produk susu pasteurisasi yang difermentasi dengan
bantuan Bakteri Asam Laktat (BAL), sehingga diperoleh rasa dan bau yang khas [1]. BAL
adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah glukosa menjadi asam laktat [2]. BAL
juga menghasilkan senyawa bersifat antibakteri [3]. Asam laktat yang dihasilkan BAL
akan menurunkan pH, pH yang rendah akan melarutkan lemak dan berdifusi melalui
membran sel sehingga sel akan mengalami kematian [4].
Escherichia coli dan Salmonella typhi termasuk bakteri Gram negatif. E.coli
merupakan penyebab penyakit diare, apabila keberadaannya di usus melebihi batas
normal [5]. Salmonella sp. juga merupakan bakteri patogen pada manusia yang
menyebabkan penyebab penyakit tifus [6]. Keberadaan BAL pada yogurt sebagai
probiotik berpotensi dalam meningkatkan fungsi fisiologis usus dengan cara memodifikasi
mikroflora usus pada saluran pencernaan, mikroflora usus yang berperan dalam
mengoptimalkan kondisi kesehatan tubuh yang dipengaruhi oleh mikroba baik yang
berguna bagi kesehatan [7].
Penelitian ini bertujuan menghitung total BAL, isolasi dan uji aktivitas antibakteri
isolat BAL dan sampel yogurt kemasan dan produksi industri rumah tangga terhadap E.
coli dan S. typhi.

2. METODE PENELITIAN

12 sampel yogurt (sembilan sampel yogurt kemasan dan tiga sampel yogurt
produksi industri rumah tangga). Sembilan sampel yogurt kemasan terdiri atas tiga merek
(KAP=merek A tanpa rasa, KAS=merek A rasa stroberi, KAB=merek A rasa blueberi,
KBMg=merek B rasa mangga, KBA=merek B rasa aprikot, KBMn=merek B rasa melon,
KCP=merek C tanpa rasa, KCS=merek C rasa stroberi, KCA=merek C rasa aprikot dan
tiga yogurt produksi industri rumah tangga yaitu: RY=yogurt tanpa penambahan jus buah,
RYMg=yogurt ditambah jus mangga dan RYS=yogurt ditambah jus stroberi.
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap.Tahap pertama: Perhitungan total bakteri asam
laktat (BAL) pada medium MRS agar, tahap kedua: Isolasi, purifikasi isolat, karakterisasi
BAL dan tahap ketiga uji aktivitas antibakteri isolat dan sampel yogurt terhadap E. coli dan
S. thypi dengan metode difusi sumur agar. Zona bening yang terbentuk dikelompokkan
berdasarkan kriteria tinggi, sedang atau tidak ada aktivitas.

369
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 368 - 376

2.1 Pembuatan Medium


2.1.1 Medium NA (Nutrient Agar)
Sebanyak 25 g tepung NA ditambahkan 1000 ml akuades dan dimasak hingga
mendidih. Setelah itu, medium disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121°C
selama 15 menit.
2.1.2 Medium NB (Nutrient Broth)
Pembuatan medium NB, dengan mencampurkan 8 g tepung NB dan ditambahkan
1000 ml akuades. Dipanaskan sampai homogen, selanjutnya medium disterilkan dengan
menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 1210C dan tekanan 15 psi.
2.1.3 Medium de Man Rogosa and Sharpe Agar (MRSA)
Medium MRS agar dibuat dengan cara sebagai berikut: Pepton 10 g, NB 8 g,
Ekstrak Yeast 4 g, C6H12O6 H2O 20 g, Tween 80 1 ml, K2HPO4 2 g, COONa 5 g, C6H8O7
2NH3 2 g, MnSO4 7 H2O 0,04 g, MgSO4 0,05 g, agar 14 g dan akuades 1000 ml. Semua
bahan dicampurkan hingga homogen. Selanjutnya medium disterilkan menggunakan
autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi.
2.1.4 Medium de Man Rogosa and Sharpe Broth (MRSB)
Komposisi medium MRS broth sama dengan medium MRS agar tapi tanpa
penambahan agar [8]. Selanjutnya medium disterilkan menggunakan autoklaf selama 15
menit pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi.
2.2 Penghitungan total Bakteri Asam Laktat (BAL)
Total BAL dihitung pada medium MRSA. Sebanyak 1 ml sampel yogurt
dimasukkan kedalam larutan PBS hingga faktor pengenceran 10-4 - 10-6 . Kemudian
sebanyak 1 ml diinokulasikan pada medium MRSA dengan metode tuang (pour plate) dan
diinkubasi pada suhu ruang selama 24-48 jam. Perhitungan total populasi [9], yaitu:

Keterangan :
- CFU = Colony Forming Unit
- df = Faktor pengenceran
2.3 Isolasi dan karakterisasi Bakteri Asam Laktat (BAL)
Isolasi dilakukan pada medium MRSA. Karakterisasi BAL meliputi: pengamatan
ciri-ciri morfologi koloni dan sel (warna, bentuk, tepi, konsistensi dan elevasi koloni,
pewarnaan Gram dan bentuk sel), uji fisiologis dan biokimia (pertumbuhan pada NaCl
6,5%, uji katalase, uji kecepatan pengasaman, uji fermentasi glukosa, uji produksi gas).
Selain itu dilakukan juga uji motilitas.

370
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 368 - 376

2.4 Uji Aktivitas Antibakteri Isolat Bakteri Asam Laktat (BAL) dan Sampel Yogurt
Terhadap Escherichia Coli Dan Salmonella Thypi dengan Metode Difusi Sumur Agar

Sebanyak masing-masing 30 μl kultur bakteri (E. coli dan S. typhi) dimasukkan ke


dalam petri dan ditambahkan sebanyak 15 ml medium NA. Setelah mengeras dibuat
sumuran dengan diameter 6 mm. Kemudian kedalam masing-masing sumur dimasukkan
30 μl kultur BAL (sebelumnya ditumbuhkan dalam MRSB, dan diinkubasi pada suhu 37oC
selama 12 jam), selanjutnya diinkubasi selama 24 jam. Zona bening yang terbentuk
diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pengujian aktivitas antibakteri
menggunakan sampel yogurt sama dengan metode pengujian aktivitas antibakteri dengan
menggunakan isolat BAL. Pada pengujian ini isolat BAL diganti dengan sampel yogurt.
2.5 Analisis data
Data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Data dianalisa secara deskriptif,
pengukuran zona bening sebagai indikasi adanya aktivitas antibakteri dikelompokkan
berdasarkan criteria: tinggi, sedang dan tidak ada aktivitas [10]. Pengelompokkan aktivitas
daya hambat berdasarkan zona bening yang terbentuk, yaitu: zona bening > 16
mm=tinggi, 12-16 mm=sedang dan <12 mm=tidak ada aktivitas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Total BAL pada sampel yogurt kemasan dan produksi industri rumah tangga
Total BAL dari 12 sampel diperoleh berkisar antara 6,4 x 106- 2,1 x 108 CFU/ml
(Tabel.1). Hasil uji menunjukkan sembilan sampel (KAP, KAS, KAB, KBMg, KBMn, KCS,
RY, RYMg dan RYS) rata-rata total BAL sebesar 107 CFU/ml adalah memenuhi standar
minimal total BAL pada yogurt. Hal ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
[11] bahwa jumlah minimal total BAL dalam yogurt tanpa perlakuan panas setelah
fermentasi sebesar 107 CFU/ml. Total BAL tiga sampel yogurt kemasan (KBA, KCP dan
KCA) menunjukkan hasil dibawah standar SNI.

Tabel 1. Total Bakteri Asam Laktat dari sampel yogurt kemasan dan produksi industri
rumah tangga
No. Kode Sampel Total BAL No. Kode Sampel Total BAL
1. KAP 1,2 x 107 7. KCP 6,4 x 106
2. KAS 1,6 x 107 8. KCS 1,8 x 107
3. KAB 2,1 x 107 9. KCA 8,0 x 106
4. KBMg 1,8 x 107 10. RY 4,0 x 107
5. KBA 7,1 x 106 11. RYMg 2,1 x 108
6. KBMn 1,4 x 107 12 RYS 1,1 x 108

Total BAL tertinggi diperoleh dari sampel RYMg yaitu sampel yogurt industri
rumah tangga dengan penambahan jus mangga dan total BAL terendah dari sampel KCP

371
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 368 - 376

(sampel yogurt kemasan merek C tanpa rasa). Hasil penelitian pada sampel yogurt
dengan penambahan ekstrak buah mangga berbagai konsentrasi memperoleh total BAL
yang tidak menunjukkan pengaruh yang nyata, tetapi hasil rataan diperoleh peningkatan
total BAL [12]. Hal ini dikarenakan penambahan ekstrak buah mangga memberikan nutrisi
tambahan untuk pertumbuhan BAL dengan memanfaatkan sumber glukosa yang terdapat
pada buah mangga.

3.2 Karakterisasi BAL dari Sampel Yogurt Kemasan dan Produksi Industri Rumah
Tangga

Hasil isolasi dari 12 sampel diperoleh 36 isolat BAL dengan ciri-ciri koloni
berbentuk bulat, berwarna krem, tepian licin dan elevasi cembung. Berdasarkan
pewarnaan gram keseluruhan isolat termasuk Gram positif dengan bentuk sel batang dan
kokus. Pada Gambar 1 memperlihatkan morfologi koloni dan morfologi sel BAL.
Sebanyak 25 isolat mampu tumbuh pada konsentrasi NaCl 6,5 % dan 20 isolat
menghasilkan gas selama pertumbuhan.
Pada hasil uji katalase semua isolat bersifat katalase negatif. Uji fermentasi
glukosa isolat-isolat tersebut dikelompokkan menjadi homofermentatif dan
heterofermentatif. Berdasarkan karakterisasi morfologi, fisiologi dan biokimia isolat-isolat
tersebut termasuk genus Lactobacillus, Lactococcus, Enterococcus, Leuconostoc,
Streptococcus dan Bifidobacterium. Isolasi BAL dari makanan fermentasi tradisional
China diperoleh enam kelompok genus BAL [13].

A B C

Gambar 1. Morfologi koloni dan sel Bakteri Asam Laktat. A. Isolat Rt_4, B. Isolat KAP_1 dan C. Isolat KAP_2.
.

3.3 Uji Aktivitas Antibakteri Isolat dan Sampel Yogurt Kemasan Dan Produksi
Industri Rumah Tangga

Pada Tabel 3 diperlihatkan diameter zona bening yang terbentuk sebagai indikasi
adanya aktivitas antibakteri ke-36 isolat sampel yogurt. Zona bening yang terbentuk
terbesar terhadap E. Coli adalah 37,9 mm (isolat RtS_3) dan 35,0 mm (isolat RtS_6)
terhadap S. typhi.

372
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 368 - 376

Tabel 2. Diameter zona bening isolat yogurt kemasan dan produksi industri rumah tangga
terhadap Escherichia coli dan Salmonella typhi

Diameter zona Diameter zona


No. Kode
bening Kriteria daya hambat bening Kriteria daya hambat
isolat
E. coli (mm) S. typhi (mm)
1. KAP_1 21,0 Tinggi 23,0 Tinggi
2. KAP_2 23,4 Tinggi 29,7 Tinggi
3. KAS_1 37,8 Tinggi 24,6 Tinggi
4. KAS_2 17,0 Tinggi - Tidak ada aktivitas
5. KAB_1 - Tidak ada aktivitas 15,1 Sedang
6. KAB_2 21,5 Tinggi 30,2 Tinggi
7. KBMg_1 11,3 Tidak ada aktivitas 10,8 Tidak ada aktivitas
8. KBMg_2 20,7 Tinggi 23,9 Tinggi
9. KBA_1 23,5 Tinggi 20,0 Tinggi
10. KBA_2 17,0 Tinggi 18,3 Tinggi
11. KBM_1 30,9 Tinggi 25,2 Tinggi
12. KBM_2 19,6 Tinggi 14,2 Sedang
13. KCP_1 18,1 Tinggi 20,3 Tinggi
14. KCP_1 16,8 Tinggi 8,1 Tidak ada aktivitas
15. KCS_1 14,6 Sedang 15,9 Sedang
16. KCS_2 - Tidak ada aktivitas - Tidak ada aktivitas
17. KCA_1 15,1 Sedang 17,3 Tinggi
18. KCA_2 14,4 Sedang 19,3 Tinggi
19. Rt_1 - Tidak ada aktivitas 29,8 Tinggi
20. Rt_2 19,1 Tinggi 24,6 Tinggi
21. Rt_3 15,3 Sedang 24,6 Tinggi
22. Rt_4 - Tidak ada aktivitas - Tidak ada aktivitas
23. Rt_5 - Tidak ada aktivitas 24,9 Tinggi
24. Rt_6 28,9 Tinggi - Tidak ada aktivitas
25. RtMg_1 11,3 Tidak ada aktivitas 10,8 Tidak ada aktivitas
26. RtMg_2 - Tidak ada aktivitas 28,3 Tinggi
27. RtMg_3 23,5 Tinggi 19,2 Tinggi
28. RtMg_4 24,1 Tinggi 15,0 Sedang
29. RtMg_5 - Tidak ada aktivitas - Tidak ada aktivitas
30. RtMg_6 23,6 Tinggi - Tidak ada aktivitas
31. RtS_1 11,9 Tidak ada aktivitas - Tidak ada aktivitas
32. RtS_2 26,3 Tinggi 28,3 Tinggi
33. RtS_3 37,9 Tinggi 29,0 Tinggi
34. RtS_4 - Tidak ada aktivitas 18,1 Tinggi
35. RtS_5 16,8 Tinggi 15,1 Sedang
36. RtS_6 25,4 Tinggi 35,0 Tinggi

Berdasarkan kriteria daya hambat diperoleh 21 isolat termasuk kriteria tinggi (zona
bening > 16 mm) terhadap E. coli dan 21 isolat terhadap S. typhi. Hasil isolasi BAL dari
produk susu juga menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. typhi [14] dan
terhadap E. coli hasil isolasi BAL dari sayuran fermentasi dengan zona hambat yang
terbentuk sebesar 8 ± 1.4 mm [15].
Pada Tabel 3 memperlihatkan zona bening yang terbentuk menggunakan sampel
yogurt. Zona bening terhadap E. coli berkisar 15,1-24,1 mm dan 11,4-29,9 mm terhadap
S. typhi. Sebanyak tujuh sampel termasuk kriteria tinggi terhadap E. coli berdasarkan
zona bening yang terbentuk. Penghambatan terhadap S. typhi diperoleh tiga sampel
(KBMg, KBA dan KCS) yang termasuk kriteria tidak ada aktivitas antibakteri.

373
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 368 - 376

Tabel 3 Diameter zona bening sampel yogurt kemasan dan produksi industri rumah
tangga terhadap Escherichia coli dan Salmonella typhi

Diameter zona Diameter zona


Kode
No. bening Kriteria bening Kriteria
sampel
E. coli (mm) S. typhi (mm)
1. KAP 21,5 Tinggi 19,9 Tinggi
2. KAS 15,1 Sedang 17,4 Tinggi
3. KAB 23,6 Tinggi 18,8 Tinggi
4. KBMg 15,6 Sedang 11,4 Tidak ada aktivitas
5. KBA 15,1 Sedang 11,9 Tidak ada aktivitas
6. KBMn - Tidak ada aktivitas 17,83 Tinggi
7. KCP 19,7 Tinggi 13,0 Sedang
8. KCS 15,9 Sedang - Tidak ada aktivitas
9. KCA 21,8 Tinggi 15,0 Sedang
10 RY 24.1 Tinggi 24,3 Tinggi
11. RYMg 16,4 Tinggi 29,9 Tinggi
12. RYS 21,2 Tinggi 16,4 Tinggi

Uji aktivitas kriteria tinggi apabila zona bening yang terbentuk > 16 mm, aktivitas
sedang 12-16 mm dan tidak ada aktivitas bila zona bening yang terbentuk < 12 mm [10].
Pada Gambar 2 memperlihatkan zona bening yang terbentuk dari sampel yogurt.

Gambar 2. Zona bening yang terbentuk dari sampel yogurt produksi industri rumah tangga ditambah
jus mangga (RYMg) terhadap Salmonella typhi.

Penelitian menggunakan produk yogurt kemasan, memperoleh zona bening


terhadap E. coli dan S. typhi masing-masing 9,07 mm dan 7,76 mm [16]. Semakin besar
zona bening yang terbentuk maka semakin sensitif bakteri patogen yang diujikan tersebut.
Asam laktat yang dihasilkan oleh BAL akan merusak membran luar bakteri gram negatif
dengan cara melemahkan permeabilitas membran sel [17].

4. KESIMPULAN DAN PROSPEK


Total BAL tertinggi diperoleh dari sampel yogurt produksi industri rumah tangga
(RYMg) sebesar 2,1 x 108. Hasil isolasi dan karakterisasi diperoleh 36 isolat BAL. Uji
aktivitas antibakteri tertinggi berdasakan zona bening yang terbentuk terhadap E. coli
sebesar 37,9 mm (isolat RtS_3) dan sebesar 35,0 mm (isolat RtS_6) terhadap S. typhi.

374
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 368 - 376

Yogurt produksi industri rumah tangga memiliki potensi untuk dikembangkan dengan
penambahan dan variasi buah-buahan lokal.

5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Surajudin, Kusuma, F.R., Purnomo, Dwi, 2006. Yoghurt, Susu Fermentasi yang
Menyehatkan. Jakarta : Agromedia Pustaka.
[2] Amin, Leksono, 2001. Efektivitas Bakteri Asam Laktat dalam Menghambat Bakteri.
Jogyakarta: Airlangga.
[3] Ruzana. 2011. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat Penghasil Antibakteri dari
Feses Bayi. [Tesis]. Malang: Universitas Brawijaya.
[4] Kuipers OP, Buist G, Kok J. 2000. Current strategies forimproving food
bacteria.Res. Microbiol. 151, 815-822.
[5] Dwidjoseputro D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
[6] Pelczar MJ, Chan ES. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Edisi ke-2. Jakarta:
Universitas Indonesia.
[7] Rahman A, Fardiaz S, Rahaju WP, Suliantari, Nurwtri CC. 1992. Teknologi
fermentasi susu. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.
[8] Fardiaz S, Jenie BSL, Solihati A.1997. Isolasi dan Seleksi Bakteri Asam Laktat yang
Bersifat Anti mikroba dari Sauerkraut. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 8
(3):145-153.
[9] Hadioetomo RS. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta:
Gramedia.
[10] Indu MN, Hatha AAM, Abirosh C, Harsha U, Vivekanandan G. 2006. Antimicrobial
activity of some of the South-Indian spices against serotypes of Eschericia coli,
Salmonella, Listeria monocytogenes and Acromonas hydrophila.Brazilian J. of
Biotechnology.37:153-158.
[11] Standar Nasional Indonesia.2009. SNI 2981-2009. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.
[12] Hidayat R, Kusrahayu, Mulyani S. 2013. Total bakteri asam laktat, nilai ph dan sifat
organoleptik drink yoghurt dari susu sapi yang diperkaya dengan ekstrak buah
mangga. Animal Agriculture J . 2 (1):160 – 167. Online at : http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/aaj
[13] Dai Z, Li Y, Wu J, Zhao Q. 2013. Diversity of lactic acid bacteria during fermentation
of a traditional Chinese fish product, Chouguiyu (stinky mandarinfish). J Food Sci.
78(11):1778-83. Abstrak.

375
Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal 368 - 376

[14] Djadouni F dan Kihal M. 2012. Antimicrobial Activity of Lactic Acid Bacteria and the
Spectrum of their Biopeptides Against Spoiling Germs in Foods. Brazilian Archives
Of Biology And Technology. 55(3):435-443.
[15] Kazemipoor M, Radzi WM, Begum K, Yaze I. Screening of antibacterial activity of
lactic acid bacteria isolated from fermented vegetables against food borne
pathogens. Archives Des Sciences, 65(6). Diakses 28 April 2015.
[16] Poeloengan M. 2011. Pengujian Yoghurt Probiotik pada Pertumbuhan Bakteri..
Bogor : Balai Besar Penelitian Veteriner.
[17] Alakomi HL, Paanaen A, Suihko ML, Saarela HM. 2006. Weaking effect of cell
permeabilizer on gram negative bacteria causing biodeterioration.J. Appl. Environ.
Microbiol. 72(7): 4695-4703.

376

You might also like