You are on page 1of 8

Biochar

Penelitian
pada
Pertanian
Padi Gogo
Tanaman
.... (Nurida
Panganet al.)
Vol. 3 No. 2 Agustus 2019: 67-74 DOI: http//dx.doi.org/10.21082/jpptp.v3n2.2019.p67-74

Peningkatan Produktivitas Padi Gogo pada Lahan Kering Masam


Akibat Aplikasi Pembenah Tanah Biochar

Increasing Upland Rice Productivity in Acid Soil Through due to the


Application of Biochar Soil Ammendment

Neneng Laela Nurida, Jubaedah, dan A. Dariah


Balai Penelitian Tanah
Jl. Tentara Pelajar No. 12 Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Email: lelanurida@yahoo.com

Naskah diterima 19 Maret 2019, direvisi 17 Juni 2019, disetujui diterbitkan 18 Juni 2019

ABSTRACT tanam II (Desember 2013-April 2014), musim tanam III (Mei-Agustus


2014) dan musim tanam IV (Oktober 2014-Pebruari 2015). Penelitian
Low grain yield of upland rice on the acid mineral soil is possible menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) dengan
to be improved. The main problem of the acid soil is its high soil lima ulangan. Petak utama adalah jenis bahan biochar, yaitu kulit
acidity that inhibits crop growth, causing low productivity. The buah kakao dan sekam padi. Sebagai anak petak adalah dosis
objective of this study was to evaluate the effects of biochar biochar, yaitu tanpa biochar (0 t/ha); 5 t/ha, dan 15 t/ha, yang
application on upland rice productivity and on soil properties of hanya diberikan pada musim pertama. Pupuk anorganik dengan
acid mineral soil. The study was conducted at Agricultural dosis 250 kg/ha Urea dan 300 kg/ha Phonska diberikan secara
Research Station of Taman Bogo, East Lampung from July to ditugal. Peubah yang diamati meliputi pertumbuhan dan hasil padi,
October 2013 (season 1), December 2013 to April 2014 (season sifat tanah (Bulk Density/BD, pH tanah, dan kandungan Al3+). Hasil
2), May to August 2014 (season 3) and from October 2014 to penelitian selama empat musim tanam menunjukkan pemberian
February 2015 (season 4). The experimental design was split biochar dari kulit buah kakao memberikan pertumbuhan dan hasil
plots with five replications. The main plots were two types of biochar padi gogo konsisten lebih tinggi dibandingkan dengan biochar dari
(cacao shell and rice husk), the sub plots were biochar rates (0; sekam padi, dengan produktivitas 2,54-3,97 t/ha. Pemberian biochar
5 t/ha and 15 t/ha), applied only at the first season. The inorganic dosis 5 t/ha dan 15 t/ha memberikan hasil yang stabil dan terjadi
fertilizers of 250 kg/ha Urea and 300 kg/ha NPK compound of peningkatan bobot gabah kering panen padi gogo 74,0-179,4%.
Phonska were given in each season. The variables measured Kemampuan biochar dari kulit buah kakao dalam memperbaiki BD,
were plant growth, grain yield and soil properties, namely Bulk pH tanah, dan kandungan aluminium lebih tinggi dibanding biochar
Density/BD, soil pH and Al3+content. Results showed that during dari sekam padi. Produktivitas padi gogo dan sifat tanah pada lahan
the four cropping seasons the addition of cocoa shell biochar kering masam yang telah terdegradasi di Lampung Timur dapat
indicated better responses on rice growth and grain yield as ditingkatkan dengan pemberian biochar berbahan baku kulit buah
compared to that of rice husk biochar. Rice grain yields ranged kakao dengan dosis 15 t/ha.
from 2.54 to 3.97 t/ha dry grain. Biochar at rate of 5 and 15 t/ha Kata kunci: Padi, lahan kering, masam, biochar, produktivitas.
provided a stable yield and increased dry grain around 74-179%.
The cocoa shell biochar application showed better response on
soil acidity (increased soil pH and reduced Al 3+ ) and soil bulk
density as compared to that of rice husk biochar. On the degraded
acid soil, upland rice productivity and soil properties can be PENDAHULUAN
improved by applying 15 t/ha of cacao shell biochar.
Keywords: Rice, acid soil, upland, biochar, productivity
Pengadaan produksi pangan nasional ke depan
mengalami kesulitan jika hanya mengandalkan dari
lahan sawah. Hal ini berkaitan dengan alih fungsi lahan
sawah 96.512 ha/tahun untuk keperluan nonpertanian
ABSTRAK (Mulyani et al. 2016) dan sebagian lahan sawah produktif
sudah mengalami pelandaian produktivitas (Nursyamsi
Peluang optimalisasi lahan kering masam untuk pengembangan padi
gogo masih terbuka luas. Permasalahan utama budi daya tanaman et al. 2002). Oleh karena itu, pemanfaatan suboptimal
pada lahan kering masam adalah tingginya tingkat kemasaman tanah yang tersedia cukup luas, seperti lahan kering masam,
yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga merupakan alternatif dalam pengadaan produksi
menyebabkan rendahnya produksi. Tujuan penelitian ini adalah pangan. Luas lahan kering masam di Indonesia
mempelajari pengaruh aplikasi biochar berbahan baku limbah
pertanian dalam peningkatan produktivitas padi gogo dan sifat tanah mencapai 107,36 juta ha dan 22,22 juta ha di antaranya
pada lahan kering masam. Penelitian dilaksanakan pada lahan kering potensial untuk pertanian tanaman pangan (Balai Besar
masam di Kebun Percobaan Taman Bogo, Lampung Timur, selama Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian 2015).
empat musim tanam, yaitu musim tanam I (Juli-Oktober 2013), musim

67
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol. 3 No. 2 Agustus 2019: 67-74

Dari segi ketersediaan, lahan kering masam dinilai Selain penggunaan varietas unggul toleran,
prospektif dikembangkan untuk produksi padi gogo. Di pemanfaatan biochar untuk pengendalian kemasaman
sisi lain, pemanfaatan kahan kering masam untuk tanah berperan penting meningkatkan produktivitas
pertanian dihadapkan pada tingkat kesuburan tanah padi gogo pada lahan kering masam. Penelitian ini
yang rendah, dicirikan oleh pH rendah (< 5,5), bertujuan untuk mempelajari pengaruh aplikasi biochar
kandungan C-organik dan basa-basa dapat ditukar berbahan baku limbah pertanian dalam meningkatkan
rendah, kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation juga produktivitas padi gogo dan sifat tanah di lahan kering
rendah, peka terhadap erosi, pori air tersedia rendah, masam.
bobot isi relatif tinggi, dan terbatasnya ketersediaan air
(Rochayati dan Dariah 2012; Bariot 2016). Salah satu
upaya untuk meningkatkan produktivitas padi gogo BAHAN DAN METODE
pada lahan kering masam adalah penanaman varietas Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo,
toleran terhadap kemasaman tanah seperti Situ Lampung Timur, ketinggian tempat sekitar 300 m di atas
Bagendit, Situ Patenggang, Inpago-4, dan Inpago-5 permukaan laut, jenis tanah Typic Kanhapludult, dan
dengan potensi hasil masing-masing 4,0 t/ha; 6,0 t/ha, curah hujan berkisar antara 2.000-2.500 mm/tahun.
6,08 t/ha; dan 6,18 t/ha (Balai Besar Litbang Sumberdaya Penelitian dilaksanakan selama empat musim tanam,
Lahan Pertanian 2014; Balitbangtan 2013). Namun yaitu musim tanam I (Juli-Oktober 2013), musim tanam
kenyataan di lapangan menunjukkan produktivitas padi II (Desember 2013-April 2014), musim tanam III (Mei-
gogo lebih rendah dari potensi hasil yang dapat dicapai. Agustus 2014), dan musim tanam IV (Oktober 2014-
Di Lampung, produktivitas varietas Situ Patenggang, Pebruari 2015).
Inpago-4, dan Inpago-5 di tingkat petani hanya mampu
berproduksi masing-masing 4,5 t/ha, 3,77 t/ha, dan 2,32 Penelitian menggunakan rancangan petak terpisah
t/ha (Barus 2012; Ernawati 2013). Rendahnya (split plot design) dengan lima ulangan. Petak utama
produktivitas padi gogo di Lampung umumnya adalah jenis bahan biochar, yaitu kulit buah kakao dan
disebabkan oleh cekaman air, tanah terdegradasi, dan sekam padi. Sebagai anak petak adalah takaran biochar,
serangan OPT (Bariot 2016). yaitu tanpa biochar (0 t/ha), 5 t/ha biochar, dan 15 t/ha
biochar. Petak percobaan berukuran 4 m x 4 m,
Upaya lain yang perlu dilakukan agar lahan kering
pematang dan saluran air dibuat sedemikian rupa
masam dapat diusahakan untuk budi daya tanaman
sehingga aliran air dapat diatur dan tidak terjadi
secara optimal adalah rehabilitasi lahan untuk
pengaruh antar perlakuan. Varietas padi gogo yang
pengendalian kemasaman tanah, peningkatan bahan
digunakan adalah Situ Patenggang yang ditanam dengan
organik, dan penyediaan air (Rochayati dan Dariah 2012;
jarak tanam 20 cm x 20 cm. Dosis pupuk untuk padi
Nurida 2014; Wigena dan Andriati 2016). Pembenah
gogo berdasarkan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)
tanah berupa kompos (Barus 2012; Hartatik et al. 2015)
yaitu 250 kg/ha Urea dan 300 kg/ha Phonska.
dan kapur atau dolomit (Taupiq et al. 2007; Wahyudi
2009; Wigena dan Andriati 2016) telah banyak digunakan Biochar dari kulit buah kakao dibuat menggunakan
untuk meningkatkan produktivitas lahan kering masam. alat pirolisis (tabung) yang dirancang oleh Adam (2009)
Salah satu pembenah tanah yang potensial digunakan yang disebut Adam Retort Kiln (ARK), sedangkan biochar
adalah biochar, yaitu limbah pertanian padat kaya dari sekam padi diproduksi menggunakan drum
karbon yang dihasilkan melalui proses pirolisis horizontal yang dirancang oleh Balai Penelitian Tanah
(Martinsen et al. 2015). Peranan biochar pada lahan (ISRI Kiln). Temperatur pembakaran bahan biochar
kering masam telah banyak diteliti untuk meningkatkan pada kedua peralatan tersebut berkisar antara 250-350oC
pH tanah (Nurida 2014; Nurida et al. 2015; Martinsen et (rata-rata 3000C). Biochar yang dihasilkan dijemur di
al. 2015; Jeffery et al. 2017), retensi hara (Hale et al. 2013; bawah sinar matahari hingga kering udara dan digiling
Martinsen et al. 2014; Cornelisson et al. 2018), retensi air lalu diayak (ukuran ayakan < 2 mm) untuk mendapatkan
(Nurida et al. 2013; Shaaban et al. 2013; Bruun et al. bentuk yang homogen.
2014; Obia et al. 2016), dan produktivitas tanaman (Zhu Biochar disebar secara merata pada setiap plot
et al. 2014; Nurida et al. 2015; Nurida et al. 2017; sesuai perlakuan sebelum benih padi gogo ditanam,
Sulaeman et al. 2017; Cornelisson et al. 2018). Selain itu, kemudian dicampur merata dengan tanah pada
biochar mampu bertahan lama di dalam tanah atau kedalaman 15-20 cm menggunakan cangkul dan
mempunyai efek residu yang relatif lama (Fraser 2010) diinkubasi selama 7 hari. Biochar diberikan hanya pada
dan relatif tahan terhadap mikroorganisme sehingga musim tanam pertama. Seluruh dosis pupuk Phonska
proses dekomposisi berjalan lambat. Efek residu biochar diberikan pada saat tanam. Urea diberikan secara
mampu bertahan hingga 3-4 musim tanam (Cornelisson bertahap, yaitu 20% pada saat tanam dan 40% pada saat
et al. 2018). tanaman berumur 21 dan 42 hari setelah tanam (HST),

68
Biochar pada Padi Gogo .... (Nurida et al.)

dengan cara ditugal pada jarak 5 cm dari lubang tanam, pengaruh nyata dilanjutkan dengan analisis Duncan
kemudian ditutup dengan tanah untuk menghindarkan Multiple Range Test (DMRT) untuk mengetahui tingkat
kontak langsung dengan benih. Pengairan dilakukan perbedaan antarperlakuan.
dengan cara penyiraman menggunakan alat penyiram
(gembor). Penyiangan dan pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT) disesuaikan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
kebutuhan.
Karakteristik Tanah Lokasi Percobaan dan Biochar
Biochar dianalisis di laboratorium tanah Balai
Penelitian Tanah untuk mengetahui kualitasnya. Peubah Berdasarkan data sifat kimia (Tabel 1), tanah di KP Taman
biochar yang diamati meliputi pH H 2O, C-organik Bogo merupakan lahan kering masam yang sudah
(pengabuan), N-total (Kjeldahl), kadar P2O5, K2O, CaO, terdegradasi. Sifat kimia tanah pada seluruh plot
dan MgO (pengabuan basah dengan HNO3 dan HClO4) perlakuan relatif beragam khususnya P2O5 potensial,
Pertumbuhan tanaman dan komponen hasil yang kejenuhan basa (KB), kapasitas tukar kation (KTK) dan
diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot Al3+, sedangkan sifat kimia lainnya relatif homogen.
gabah kering panen, dan bobot jerami kering. Tinggi Tanah tergolong sangat masam, sehingga kurang
tanaman dan jumlah anakan diamati pada umur 60 HST. mendukung pertumbuhan tanaman. Kandungan C-
Data bobot jerami kering diperoleh dari petak ubinan organik tanah sangat rendah (<1%) dan sebagian kecil
dengan menimbang jerami yang telah dikeringkan dan tergolong rendah (1-2%), sedangkan N-total sangat
dikonversi ke dalam t/ha. Hasil padi gogo berupa gabah rendah (<0,1%).
kering panen dengan kadar air sekitar 14% dan jerami Kandungan hara P, yang dicerminkan oleh data
padi ditimbang dari masing-masing plot perlakuan. Hasil kandungan P-total, termasuk sedang sampai sangat
gabah kering panen diperoleh dari petak berukuran 2,8 tinggi, namun status K-total tanah tergolong sangat
m x 2,8 m, kemudian dikonversi ke dalam t/ha. rendah (<10%). KTK tanah tergolong sangat rendah
Pengamatan sifat fisik dan kimia tanah dilakukan sampai rendah. Tingkat kemasaman tanah tergolong
sebelum dan setelah aplikasi perlakuan. Sebelum tinggi, seperti tercermin dari pH tanah < 4,5 dan
aplikasi perlakuan, sebanyak 10 subcontoh tanah kandungan Al3+ berkisar antara 1,06-1,44 cmol(+)/kg.
komposit diambil dari setiap ulangan, dicampur secara Data ini menunjukkan tanah telah terdegradasi cukup
merata dalam ember plastik, kemudian diambil sekitar berat. Agar lahan lebih produktif perlu dilakukan
1 kg untuk analisis kimia di laboratorium. Setelah panen, rehabilitasi menggunakan bahan amelioran.
enam contoh tanah komposit diambil dari setiap Seperti umumnya lahan kering masam, problem
perlakuan untuk analisis kimia. Tanah dikeringkan dalam utama yang harus diatasi adalah mengurangi tingkat
oven pada suhu 40oC selama 24 jam, digiling, dan kemasaman tanah yang tinggi (Balai Besar Litbang
disaring dengan saringan berdiameter 2 mm. Analisis Sumber Daya Lahan Pertanian 2014; Nurida 2014;
contoh tanah meliputi pH (H2O), C-organik (Walkey and Wigena dan Andriati 2016). Selama ini, pengendalian
Balack), N (Kjeldahl), P dan K (HCl 25%), KTK dan Al3+ kemasaman tanah dilakukan dengan pemberian bahan
(NH4OAc 1 N pH 7). Contoh tanah utuh diambil pada organik atau kapur pertanian dan dolomit (Wigena dan
setiap perlakuan setelah panen menggunakan ring Andriati 2016; Taupiq et al. 2007) setiap musim tanam.
sampel untuk mengukur bulk density tanah atau BD Biochar merupakan bahan amelioran yang potensial
(gravimetri). digunakan untuk rehabilitasi lahan kering masam
Data peubah tanaman dan sifat tanah dianalisis karena mampu bertahan lama dalam tanah dan memiliki
menggunakan program SAS System for Linear Models efek residu beberapa musim tanam (Fraser 2010:
(Ramon et al. 1992). Perlakuan yang menunjukkan Cornelissen et al. 2018).

Tabel 1. Sifat kimia tanah penelitian sebelum perlakuan. KP Taman Bogo, Lampung Timur, 2013.

Biochar Takaran pH H2O C N P2O5 total K2O total KTK Al3+


(t/ha) (%) (%) (mg/100 g) (mg/100 g) cmol(+)/kg cmol(+)/kg

Kulit buah kakao 0 4,02 0,78 0,08 26,49 4,35 4,73 1,44
5 4,1 0,83 0,08 24,15 4,34 4,91 1,21
15 4,08 0,83 0,07 23,54 4,07 4,78 1,22

Sekam padi 0 4,64 0,95 0,09 48,88 2,98 5,18 1,49


5 4,29 1,01 0,11 51,07 3,89 6,58 1,66
15 4,13 1,07 0,12 48,80 3,85 5,64 1,06

69
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol. 3 No. 2 Agustus 2019: 67-74

Hasil analisis biochar yang digunakan disajikan pada masing 81 kg dan 244 kg dan biochar dari sekam padi
Tabel 2. Biochar dari kulit buah kakao mempunyai berturut-turut 61 kg dan 184 kg. Biochar dilaporkan
kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan biochar memiliki kemampuan meretensi hara N, P, dan K (Hale
dari sekam padi, khususnya kandungan kalium dan et al. 2013; Gruba and Mulder 2015; Martinsen et al.
nitrogen. Selain kemampuannya dalam menetralisasi 2015) sehingga hara mudah tercuci sehingga lebih
kemasaman tanah, biochar limbah pertanian juga tersedia bagi tanaman (Widowati et al. 2014; Hale et al.
mengandung hara penting lainnya dalam tanah. 2013; Biederman and Harpole 2013).
Aplikasi biochar dosis 5 t/ha dan 15 t/ha nyata
Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Gabah meningkatkan tinggi tanaman padi gogo dan jumlah
anakan pada musim tanam kedua dan ketiga (Tabel 3).
Pengamatan selama empat musim tanam menunjukkan Tanpa biochar, tinggi tanaman pada umur 60 HST
tidak terdapat interaksi antara bahan dan dosis biochar berkisar antara 54,5-81,4 cm. Penambahan biochar
(Tabel 3). Pemberian biochar dari kulit buah kakao meningkatkan tinggi tanaman menjadi 65,1-97,2 cm dan
memberikan tinggi tanaman dan jumlah anakan yang 67,2-103,8 cm masing-masing untuk dosis 5 t/ha dan 15
nyata lebih baik dibandingkan dengan biochar dari t/ha. Pada musim tanam pertama, biochar umumnya
sekam padi selama empat musim tanam. Kandungan belum berinteraksi dengan matrik tanah sehingga belum
N, P, dan K biochar dari kulit buah kakao lebih tinggi banyak berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Efek
dibanding biochar dari sekam padi (Tabel 2). Ketiga residu biochar sangat nyata terlihat pada musim tanam
unsur hara makro ini sangat dibutuhkan tanaman padi kedua dan ketiga, terutama pada pemberian dengan
gogo untuk pertumbuhan vegetatif. Selain bersumber dosis 15 t/ha. Pemberian biochar dosis 5 t/ha dan 15 t/
dari pupuk Urea dan Phonska yang diberikan, ha pada musim tanam pertama mampu mendukung
kandungan N, P, dan K biochar merupakan hara pertumbuhan padi gogo hingga musim tanam ke-4.
tambahan bagi tanaman padi gogo. Biochar dari kulit
buah kakao dengan dosis 5 t/ha dan 15 t/ha masing- Secara umum, hasil gabah dan jerami belum optimal
masing mampu mensuplai K ke dalam tanah masing- (Tabel 4) karena lahan kering masam KP Taman Bogo
telah terdegradasi berat (Tabel 1). Pemberian biochar
mampu meningkatkan hasil gabah dan lahan lebih
produktif. Perbedaan bahan biochar sebagai amelioran
Tabel 2. Sifat kimia biochar kulit buah kakao dan sekam padi yang memberikan respon yang berbeda terhadap bobot
diaplikasikan di KP Taman Bogo, Lampung Timur, 2013. gabah kering panen. Biochar dari kulit buah kakao
Biochar Satuan Biochar kulit Biochar memberikan hasil yang nyata lebih tinggi dibandingkan
buah kakao sekam padi biochar dari sekam padi dan konsisten selama empat
musim tanam (Tabel 4). Pada musim pertama, hasil
Kadar air % 12,42 6,33 gabah relatif masih rendah, masing-masing hanya 1,29
pH H2O 9,70 9,00
C % 35,14 33,07 t/ha dan 2,54 t/ha, kemudian meningkat pada musim
N % 1,09 0,69 tanam kedua menjadi 3,97 t/ha dan 3,58 t/ha masing-
P2O5 % 0,87 0,42 masing pada perlakuan biochar dari kulit buah kakao
K2O % 2,24 1,58 dan sekam padi. Pada musim ketiga terjadi penurunan
CaO % 4,08 4,08
MgO % 3,39 3,87 hasil gabah dan meningkat kembali pada musim tanam
keempat. Penelitian Major et al. (2010) pada lahan kering

Tabel 3. Pengaruh aplikasi biochar terhadap pertumbuhan padi gogo pada umur 60 HST pada lahan kering masam. KP Taman Bogo, Lampung
Timur. MT 2013-2015.

Tinggi tanaman (cm) Jumlah anakan (btg)


Perlakuan
MT I MT II MT III MT IV MT I MT II MT III MT IV

Biochar KK 68,3 A 102,7 A 68,6 A 77,4 A 14,9 A 13,5 A 14,3 A 12,8 A


Biochar SP 64,6 A 85,5 B 55,9 B 58,1 B 10,1 B 11,4 B 10,7 B 10,5 B

Tanpa (0 t/ha) 61,3 b 81,4 b 54,5 b 58,1 b 10,2 a 10,9 b 10,2 b 12,7 a
5 t/ha 67,7 ab 97,2 a 65,1 a 68,9 ab 14,0 a 12,8 ab 12,5 ab 13,5 a
15 t/ha 70,2 a 103,8 a 67,2 a 76,2 a 14,8 a 14,1 a 14,8 a 12,9 a

Angka selajur pada kelompok perlakuan yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT.
MT: musim tanam, KK: kulit buah kakao, SP: sekam padi

70
Biochar pada Padi Gogo .... (Nurida et al.)

masam Oxsisol Colombia menunjukkan tidak terdapat Bobot gabah kering panen meningkat secara nyata
efek biochar pada musim tanam pertama, tetapi baru dengan pemberian biochar baik dosis 5 t/ha maupun
terlihat pada musim tanam berikutnya. Hal ini berkaitan 15 t/ha selama empat musim tanam. Biochar dari kulit
dengan perbaikan produktivitas tanah terjadi setelah buah kakao dengan dosis 15 t/ha menunjukkan potensi
satu musim tanam (Fraser 2010; Jeffery et al. 2017). yang lebih baik (Gambar 1). Bobot gabah kering panen
Lebih tingginya efektivitas biochar dari kulit buah dari perlakuan aplikasi biochar dari kulit buah kakao
kakao terhadap peningkatan bobot gabah kering panen pada dosis 5 t/ha dan 15 t/ha konsisten lebih tinggi selama
berkaitan dengan kemampuannya dalam meretensi empat musim tanam dibandingkan dengan perlakuan
hara yang lebih tinggi dibandingkan biochar dari sekam biochar dari sekam padi.
padi (Hale et al. 2013; Martinsen et al. 2014). Selain itu, Selama empat musim tanam terjadi peningkatan
kandungan hara dalam biochar dari kulit buah kakao bobot gabah kering panen padi gogo 97,0-172,3% untuk
lebih tinggi dibanding biochar dari sekam padi, terutama dosis 5 t/ha dan 74,0-179,4% untuk dosis 15 t/ha (Gambar
K + (Tabel 2) yang dapat berkontribusi terhadap 2). Tanpa amelioran biochar, produktivitas lahan
ketersediaan unsur hara selama pertanaman padi gogo. semakin menurun dan daya dukung terhadap
pertumbuhan tanaman padi gogo semakin rendah. Efek
residu biochar semakin meningkat seiring dengan
Tabel 4. Pengaruh aplikasi biochar terhadap bobot gabah kering bertambahnya waktu, Cornellison et al. (2018)
panen padi gogo selama empat musim tanam pada lahan melaporkan, efek residu biochar pada tanaman jagung
kering masam. KP Taman Bogo, Lampung Timur. MT 2013- di tanah Ultisol Lampung Timur mampu bertahan hingga
2015. lima musim tanam dan belum terjadi penurunan hasil
Bobot gabah kering panen (t/ha) (stabil). Pemberian biochar 5 t/ha menghasilkan bobot
Biochar gabah yang tidak berbeda nyata dengan dosis 15 t/ha.
MT I MT II MT III MT IV Pengaruh bahan dan dosis biochar konsisten
Biochar KK 2,54 A 3,97 A 3,56 A 3,64 A terhadap bobot jerami dan bobot gabah kering panen
Biochar SP 1,29 B 3,58 B 3,04 B 3,22 B padi gogo. Pemberian amelioran biochar dari kulit buah
kakao menghasilkan jerami kering nyata lebih tinggi
Tanpa (0 t/ha) 1,27 b 1,92 b 1,55 b 1,41 b selama empat musim tanam dibandingkan dengan
5 t/ha 2,50 a 3,87 a 3,74 a 3,84 a
15 t/ha 2,21 a 3,97 a 3,91 a 3,94 a biochar dari sekam padi. Peningkatan bobot jerami padi
gogo dibandingkan dengan perlakuan kontrol,
Angka selajur pada kelompok perlakuan yang sama yang diikuti mencapai 65,3-258,3% untuk dosis 5 t/ha dan 75,5-
oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji 213,6% untuk dosis 15 t/ha. Bobot jerami tertinggi
DMRT
MT: musim tanam, KK: kulit buah kakao, SP: sekam padi diperoleh pada musim tanam keempat (Gambar 2).

t/ha Bobot gabah kering panen

6.0

5.0

4.0

3.0

2.0

1.0

0.0
0 t/ha 5 t/ha 15 t/ha 0 t/ha 5 t/ha 15 t/ha
BC Sekam padi BC Kulit buah kakao
Musim tanam I Musim tanam II Musim tanam III Musim tanam IV

Gambar 1. Bobot gabah pada aplikasi biochar selama empat musim tanam. KP Taman Bogo, MT 2013-2015.

71
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol. 3 No. 2 Agustus 2019: 67-74

Sifat Tanah biochar dari kulit buah kakao dalam meningkatkan pH


tanah sejalan dengan penurunan konsentrasi Al 3+
Kemampuan biochar dari sekam padi dalam sebagaimana dilaporkan oleh Nurida (2014) dan
memperbaiki fisik tanah berupa bulk density (BD) pada Cornelisson et al. (2018). Peningkatan pH tanah juga
dua musim tanam pertama (MT I dan MT II) nyata lebih dapat mendorong peningkatan ketersediaan P yang
tinggi, namun pada musim tanam ketiga dan keempat semula terikat oleh Al (Martinsen et al. 2014).
tidak terlihat perbedaan (Tabel 5). Pengaruh bahan
Bulk density tanah tidak terpengaruh oleh pemberian
biochar hanya terlihat pada periode awal setelah aplikasi,
biochar. Pemberian biochar berfungsi memperbaiki
artinya kedua bahan biochar dapat digunakan untuk
porositas tanah sehingga perkembangan akar tanaman
memperbaiki BD tanah pada lahan kering masam.
akan lebih baik (Obia et al. 2018). BD tanah lokasi
Peningkatan pH tanah diperoleh dari aplikasi biochar
penelitian cukup tinggi dan pemberian biochar tidak
kulit buah kakao berkisar antara 4,13-4,34, lebih tinggi
berpengaruh nyata dibanding tanpa biochar. Tekstur
dibandingkan dengan pemberian biochar dari sekam
tanah lokasi penelitian adalah lempung liat berpasir
padi yang berkisar antara 3,79-4,05. Kemampuan
dengan kandungan masing-masing 21,3% dan 50,3%
(Sulaeman et al. 2017). Pada tanah yang didominasi pasir,
pengaruh pemberian biochar lebih nyata terhadap
Tabel 5. Pengaruh aplikasi biochar terhadap bobot jerami kering kemampuan memegang air dibandingkan dengan BD
padi gogo selama empat musim tanam pada lahan kering tanah (Obia et al. 2016; Obia et al. 2018).
masam. KP Taman Bogo, Lampung Timur. MT 2013-2015.
Upaya meningkatkan pH tanah dan menurunkan
Bobot jerami kering (t/ha) kandungan aluminium memerlukan aplikasi biochar
Biochar dengan dosis 15 t/ha. Peningkatan pH tanah terjadi akibat
MT I MT II MT III MT IV
tingginya pH biochar, berkisar atara 9,0-9,7. Tanpa
Biochar KK 1,82 A 3,47 A 2,45 A 3,57 A tambahan biochar, pH tanah pada musim tanam kedua
Biochar SP 1,06 B 3,01 B 1,87 B 2,39 B hingga keempat masih dapat bertahan lebih tinggi
daripada kontrol. Penelitian Martinsen et al. (2015)
Tanpa (0 t/ha) 0,98 b 1,72 b 1,11 b 1,03 b
5 t/ha 1,62 a 3,74 a 2,68 a 3,69 a menunjukkan respons pH tanah tidak nyata pada
15 t/ha 1,72 a 3,26 a 2,69 a 3,23 a pemberian biochar dosis rendah, tetapi pada dosis 30 t/
ha sangat nyata. Perbaikan sifat kimia tanah tersebut
Angka selajur pada kelompok perlakuan yang sama yang diikuti nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi gogo
oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji
DMRT pada lahan kering masam.
MT: musim tanam, KK: kulit buah kakao, SP: sekam padi

Peningkatan bobot gabah kering panen Peningkatan bobot jerami kering


200 280

179.43 258.25
180
Peningkatan terhadap kontrol (%)

240
Peningkatan terhapa kontrol (%)

160 152.26 172.34


200 213.59
140
141.29
160 141.44
120
106.77 117.44
142.34
96.85 120
100
101.56
74.02 80 65.31
80 89.53
75.51
60 40
Musim Tanam I Musim Tanam II Musim Tanam III Musim Tanam IV Musim Tanam I Musim Tanam II Musim Tanam III Musim Tanam IV

5 t/ha 15 t/ha 5 t/ha 15 t/ha

Gambar 2. Bobot gabah dan bobot jerami padi gogo pada perlakuan aplikasi biochar selama empat musim tanam. KP Taman Bogo, MT 2013-
2015.

72
Biochar pada Padi Gogo .... (Nurida et al.)

Tabel 6. Perubahan sifat fisika dan kimia tanah akibat aplikasi biochar pada lahan kering masam. KP Taman Bogo, MT 2013-2015.

Bulk density (g/cm 3) pH H2O Al3+


Perlakuan
MT I MT II MT III MT IV MT I MT II MT III MT IV MT I MT II MT III MT IV

Biochar KK 1,38 A 1,38 A 1,37 A 1,30 A 4,34 A 4,21 A 4,22 A 4,13 A 1,11 B 1,85 B 1,13 B 1,33 B
Biochar SP 1,32 B 1,32 B 1,32 A 1,28 A 4,05 B 3,93 B 3,79 B 3,89 B 1,56 A 2,17 A 1,62 A 1,69 A

Tanpa (0 t/ha) 1,36 a 1,36 a 1,35 a 1,29 a 4,02 b 3,92 b 3,91 b 3,87 b 1,56 a 2,17 a 1,59 a 1,71 a
5 t/ha 1,35 a 1,35 a 1,32 a 1,29 a 4,13 b 4,06 ab 3,94 b 4,00 ab 1,41 a 2,24 a 1,43 ab 1,49 ab
15 t/ha 1,34 a 1,34 a 1,37 a 1,30 a 4,43 a 4,23 a 4,17 a 4,16 a 1,03 b 1,62 b 1,11 b 1,28 b

Angka selajur pada kelompok perlakuan yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT.
MT: musim tanam, KK: kulit buah kakao, SP: sekam padi

KESIMPULAN Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2014. Road


Map Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering Dalam Irsal
Pemberian biochar dari kulit buah kakao pada lahan Las et al. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Kementerian Pertanian. 105 hlm.
kering masam nyata berpengaruh terhadap
Balai Besar Litbang Sumberdaya L ahan Pertanian. 2015.
pertumbuhan dan hasil padi gogo yang konsisten lebih Sumberdaya Lahan Pertanian Indonesia: Luas, Penyebaran,
tinggi dibandingkan dengan biochar dari sekam padi. dan Potensi Ketersediaan Dalam Ritung et al. IAARD Press.
Pemberian biochar 5 t/ha dan 15 t/ha memberikan hasil 100 hlm.
yang stabil selama empat musim tanam. Peningkatan Bariot H. 2016. Optimasi potensi lahan kering untuk pencapaian
bobot gabah kering panen berkisar antara 97,0-172,3% target peningkatan produksi padi satu juta ton di Provinsi
Lampung. Jurnal Litbang Pertanian 35 (2): 81-88.
untuk perlakuan biochar dosis 5 t/ha dan 74,0-179,4%
Barus, J. 2012. Pengaruh aplikasi pupuk kandang dan sistem tanam
untuk dosis 15 t/ha dibanding tanpa biochar. terhadap hasil varietas unggul padi gogo pada lahan kering
Kemampuan biochar dari kulit buah kakao dalam masam di Lampung. Jurnal Lahan Suboptimal 1(1): 102?106.
memperbaiki BD tanah, pH tanah, dan kandungan Biederman, L.A. and W.S. Harpole. 2013. Biochar and its effects
aluminium lebih tinggi dibandingkan dengan biochar on plant productivity and nutrient cycling: a meta-analysis
GCB Bioenergy 5:202-2014. https://doi.org/10.1111/gcbb
dari sekam padi. Biochar dari kulit buah kakao dinilai 12037
lebih potensial dalam menanggulangi kemasaman
Bruun, F., C. Petersen, E. Hansen, J.K. Holm, H. Hauggaard-Neilsen.
tanah. Untuk meningkatkan pH tanah dan menurunkan 2014. Biochar amendment to coarse sandy subsoil improves
kandungan aluminium diperlukan aplikasi biochar rootgrowth and increases water retention. Soil Use Manag.
dengan takaran 15 t/ha. 30:109-118.
Cornelisson G., Jubaedah, N.L. Nurida, S.E. Hale, V. Martinsen, L.
Salvani, J. Mulder. 2018. Fading positive effect of biochar on
UCAPAN TERIMA KASIH crop yield and acidity during five growth seasons in an
Indonesian Ultisol. Science of the Total Environment 634:561-
Terima kasih disampaikan kepada Tim Peneliti 568. http://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2018.03.380
Norwegian Geotechnical Institute (NGI), khususnya Prof. Ernawati, R. 2013. Pengelolaan Unit Pengelola Benih Sumber
(UPBS) BPTP Lampung. Laporan Akhir. Balai Pengkajian
Gerard Cornelissen, atas kerja sama dan bantuannya Teknologi Pertanian Lampung, Bandar Lampung.
dalam pelaksanaan penelitian. Terima kasih juga Fraser, B. 2010. High-tech Charcoal Fights Climate Change. Environ.
disampaikan kepada kepala dan teknisi lapangan Kebun Sci. Technol. 548 pp.
Percobaan Balai Penelitian Tanah di Taman Bogo, Gruba, P. and J. Mulder. 2015. Tree species affect cation exchange
Lampung Timur, atas dedikasi dan kerja sama selama capacity (CEC) and cation binding properties of organic matter
penelitian berlangsung. in acid forest soil. Sci. Total Rnviron 511: 655-662.
Hale S.E., Alling, V, Martinsen V, Mulder J, Breedveld G.D., and
Cornelissen, G., 2013. The sorption and desorption of
DAFTAR PUSTAKA phosphate-P, ammonium-N and nitrate-N in cacao shell and
corn cob biochars. Chemosphere 91:1612-1619
Adam, J.C. 2009. Improved and more environmentally friendly Hartatik W., Husnain, dan L.R. Widowati. 2015. Peranan Pupuk
charcoal production system using a low-cost retort-kiln (Eco- Organik dalam peningkatan produktivitas tanaman. Jurnal
charcoal). Renewable Energy 34:1923-1925 Sumberdaya Lahan 9(2): 107-120.
Balitbangtan. 2013. 400 Teknologi Inovatif Pertanian. Badan Jeffery, S., D., Abalos, M. Prodana, A.C Batos, J.W van Groenigen,
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta. Indonesian B.A, et al., 2017. Biochar boots tropical but not temperate
Agency for Agricultural Research and Developments Press crop yield. Environ. Res. Lett. 12.053001
(IAARD Press). 415 hlm.

73
Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol. 3 No. 2 Agustus 2019: 67-74

Major, J., J. Lehmann, M. Rondon, C. Goodale. 2010. Fate of soil- Obia, A. J. Mulder, S. Hale. N.L., Nuruda, G. Cornelissen. 2018.
applied black carbon: downward migration, leaching and The potensial of biochar in improving drainage, aerasion and
soil respiration. Glob. Chang. Biol. 16: 1366-1379. http:// maize yields in heavy clay soils. PloS One 1-15. http://doi.org/
doi.org/10.1111/j.1365-2486.2009.02044.x. 10.1371/journal.pone.0196794.
Martinsen, V., J. Mulder, V. Shitumbanuma, M. Sparrevik, T. Borresen, Ramon, C., R.J. Freud, and P.C. Spector. 1992. SAS Systems for
G. Cornelissen. 2014. Farmer-led maize biochar trials: effect Linier Models, Third Edition. SAS Series in Statistical
on crop yield and nutrients under conservation farming. J. Applications. SAS Instutute Inc.pp. 329.
Plant Nutr. Soil Sci. 177: 651-695. Shaaban, A., Sian-Meng Se, N. Merry, M. Mitan, and M.F. Dimin.
Martinsen V., V Alling, NL Nurida, J Mulder, SE Hale, C Ritz, DW 2013. Characterization of biochar derived from rubber wood
Rutherford, A Heikens, GD Breedveld and G Cornelissen. sawdust through slow pyrolysis on surface porosities and
2015. pH effects of the addition of three biochars to acidic functional groups. Procedia Engineering 68:365-371. https://
Indonesian mineral soila. Soil Sci. Plant Nutr. 61: 821-834. doi.org/10.1016/j.proeng.2013.12.193
Mulyani, A., D. Kuncoro. D. Nursyamsi, dan F. Agus. 2016. Analisis Rochayati S. dan A. Dariah. 2012. Pengembangan Lahan Kering
konversi lahan sawah: penggunaan data spasial resolusi tinggi Masam; Peluang, Tantangan dan Strategi serta Teknologi
memperlihatkan laju konversi yang mengkhawatirkan. Jurnal Pengelolaan. p.187-204. Dalam Prospek Pertanian Lahan
Tanah dan Iklim 40(2): 43-55. Kering Mendukung Ketahanan Pangan. A. Dariah et al.(Eds)
Nurida, N.L, A. Dariah dan A. Rachman. 2013. Peningkatan kualitas Jakarta: IAARD Press.
tanah dengan pembenah tanah biochar limbah pertanian. Sulaeman, Y., Maswar, U. Haryati. 2017. Pembenah tanah dan
Jurnal Tanah dan Iklim 37(2): 69-78. mikroba pelarut P untuk meningkatkan efektifitas NPK pada
Nurida N.L. 2014. Potensi pemanfaatan biochar untuk rehabilitasi jagung di lahan kering masam. Jurnal Penelitian Pertanian
lahan kering di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan. Edisi Tanaman Pangan 1(1): 45-52.
khusus K arakteristik dan Variasi Sumberdaya L ahan Taupiq A., H. Kuntyastuti, C. Prahoro, dan T. Wardani. 2007.
Pertanian. hlm. 57-68 Pemberian kapur dan pupuk kandang pada kedelai di lahan
Nurida N. L, A. Dariah, S. Sutono. 2015. Pembenah tanah alternatif kering masam. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan
untuk meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman kedelai 26(1):78-85.
di lahan kering masam. Jurnal Tanah dan Iklim 39(2): 99- Wahyudi, I. 2009. Manfaat Bahan Organik Terhadap Peningkatan
109. Ketersedian Fosfor dan Penurunan Toksisitas Aluminium di
Nurida, N.L, Sutono dan Muchtar. 2017. Pemanfaatan biochar kulit Ultisol. Disertasi Program Doktor Universitas Brawijaya.
buah kakao dan sekam padi untuk meningkatkan produktivitas Malang. 121 hlm.
padi sawah di Ultisol Lampung. Jurnal Pengkajian dan Widowati, W.H.Utomo, Asnah. 2014. The Use of Biochar to Reduce
Pengembangan Teknologi Pertanian 20(1): 69-80. Nitrogen and Potassium Leaching from Soil Cultivated with
Nursyamsi, D., M. Osaki, and T. Tadano. 2002. Mechanism of Maize. Journal of Degraded and Mining Lands Management
aluminum toxicity avoidance in tropical rice (Oryza sativa), 2(1):211-218.
maize (Zea mays) and soybean (Glycine max). Indonesian Wigena, I.G.P., Andriati. 2016. Sistem usahatani berkelanjutan
Journal of Agricultural Science 5(1): 12-24. berbasis dinamika unsur hara pada lahan kering masam.
Obia, A., J. Mulder, V. Martinsen, G. Cornelissen, T. Borresen. 2016. Jurnal Sumberdaya Lahan 10(1): 11-24.
In situ effects of biochar on aggregation, water retension and Zhu, Q., X. Peng, T. Huang., Z. Xie and N.M Holden. 2014. Effect of
porosity in light-textured tropical soil. Soil Tillage Res. 155: biochar addition on maize growth and nitrogen use efficiency
35-44. in Acid Red Soil. Pedospere 24(6): 699-708.

74

You might also like