You are on page 1of 11

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang


Volume I Nomor 2, Juli 2016

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN


PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN
BUDAYA DI INDONESIA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V SDN CIJATI

Rahma Intan Talitha, M.Pd1


Tiara Cempakasari, S.Pd. 2

Dosen STKIP Subang1


Guru SDN Nangela2

ABSTRACT

This study aims to improve understanding of the concept of students in respect of


material diversity of tribes and cultures in Indonesia in class V SDN Cijati by
applying Role Playing. Based on the lack of understanding of students during the
learning takes place so that the study of students is less satisfactory. This study
uses a Class Action Research (PTK) with system cycle of planning,
implementation, observation and reflection. This research was conducted in two
cycles of the techniques used in this study is a technique tests, questionnaires and
observations. Assessment Rubric RPP RPP using the first cycle has a percentage
of 95% and cycle II has pesentase 100% results. Observation sheet IPS
implementation of learning by using role playing in the first cycle has pesentase
96.3% and cycle II has pesentase 100% results. The results of post-test students
who complete the first cycle has a percentage of 70%, while incomplete 30%,
while the post-test results of students in the second cycle is finished to have a
percentage of 100%. The result of understanding the concept of learners who
complete the first cycle has pesentase 87%, while the result of understanding the
concept of the second cycle which has pesentase 100% complete. Application of
the method Role Playing very supportive towards the understanding of the concept
of cherishing diversity of tribes and cultures in Indonesia, especially in primary
schools Cijati. This is due to the application of methods Role Playing educators
must be more active in learning, can accept ethnic and cultural diversity, as well as
to develop social skills.

Keywords: Methods Role Playing, understanding concepts, Valuing Diversity

Ethnicity and Culture in Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini betujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peseerta didik


pada materi menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia di
kelas V SDN Cijati dengan menerapkan metode Role Playing. Didasari dengan
kurangnya pemahaman peserta didik selama pembelajaran berlangsung sehingga
231
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

hasil belajar peserta didik kurang memuaskan. Penelitian ini menggunakan


metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan sistem siklus yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam
2 siklus tekhnik yang digunakan pada penelitian ini adalah tekhnik tes, angket dan
observasi. Penilaian RPP dengan menggunakan Rubrik RPP pada siklus I
memiliki persentase 95% dan siklus II memiliki hasil pesentase 100%. Lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Role
Playing pada siklus I memiliki pesentase 96,3% dan siklus II memiliki hasil
pesentase 100%. Hasil post-tes peserta didik pada siklus I yang tuntas memiliki
persentase sebesar 70% sedangkan yang tidak tuntas 30%, sedangkan hasil
post-tes peserta didik pada siklus II yang tuntas memiliki persentase sebesar
100%. Hasil pemahaman konsep peserta didik pada siklus I yang tuntas memiliki
pesentase 87%, sedangkan hasil pemahaman konsep pada siklus II yang tuntas
memiliki pesentase 100%. Penerapan metode Role Playing sangat menunjang
terhadap pemahaman konsep menghargai keragaman suku bangsa dan budaya
di Indonesia khususnya di SD Negeri Cijati. Hal ini disebabkan dalam penerapan
metode Role Playing pendidik dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran, dapat
menerima keragaman suku bangsa dan budaya, serta dapat mengembangkan
keterampilan sosial.

Kata Kunci : Metode Role Playing, Pemahaman konsep, Menghargai Keragaman


Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia

PENDAHULUAN Tujuan pembelajaran IPS yang


tertera pada Kurikulum Tingkat
Mata pelajaran IPS merupakan salah Satuan Pendidikan (KTSP) 2006,
satu mata pelajaran yang diberikan di bahwa mata pelajaran IPS bertujuan
Sekolah Dasar yang mengkaji agar peserta didik memiliki
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, kemampuan sebagai berikut :
dan generalisasi yang berkaitan 1. Mengenal konsep-konsep yang
dengan masalah-masalah sosial. berkaitan dengan kehidupan
Mata pelajaran IPS juga mencakup masyarakat dan lingkungannya
pada materi geografi, sejarah, 2. Memiliki kemampuan dasar untuk
sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata berpikir logis dan kritis, rasa ingin
pelajaran IPS, anak diarahkan untuk tahu, menemukan, memecahkan
dapat menjadi warga negara masalah, dan keterampilan dalam
Indonesia yang demokratis, kehidupan sosial
bertanggung jawab, bermanfaat bagi 3. Memiliki komitmen dan
bangsa dan negara serta menjadi kesadaran terhadap nilai-nilai
warga dunia yang cinta damai. sosial dan kemanusiaan
Ruang lingkup dalam mata pelajaran 4. Memiliki kemampuan
IPS di SD meliputi hal-hal yang berkomunikasi, bekerjasama, dan
berkaitan dengan (a) manusia, berkompetensi dalam masyarakat
tempat, lingkungan, (b) waktu, yang majemuk, di tingkat lokal,
keberlanjutan, dan perubahan (c) nasional, dan global.
sistem sosial dan budaya, (d) perilaku
ekonomi dan kesejahteraan. Tujuan-tujuan pembelajaran menurut
para ahli di atas maka dapat
232
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

disimpulkan bahwa tujuan tujuan KTSP point pertama yakni


pembelajaran IPS adalah mencakup mengenal konsep-konsep yang
pada tiga aspek yaitu kognitif, afektif berkaitan dengan kehidupan
dan psikomotor yang secara masyarakat dan lingkungannya.
keseluruhan bertujuan untuk Konsep tersebut perlu di pelajari dan
membina, mendorong, dan diajarkan secara horizontal oleh
mengembangkan pengetahuan dan peserta didik. Untuk memahami suatu
pemahaman peserta didik sehingga pemahaman konsep, terlebih dahulu
dapat mengubah perilaku-perilaku harus di kaji tentang konsep,
yang baik dan menjadi warga negara pemahaman, dan pemahaman
yang bertanggung jawab. konsep.

Karakteristik pembelajaran IPS ini Konsep yang di kaji dalam mata


mengutamakan hal-hal, arti dan pelajaran IPS di SD meliputi hal-hal
penghayatan terhadap lingkungan yang berkaitan dengan manusia,
sosial yang fakta atau real untuk gunung, lautan, daratan, rumah,
menelaah suatu masalah-masalah negara, barang konsumsi, pakaian,
kehidupan bermasyarakat sesuai pabrik, dan sebagainya. Menurut
pengalaman permasalahan di Ernawati (2003) mengemukakan
kehidupan sehari-harinya baik berupa bahwa yang dimaksud dengan
perbedaan pendapat, kebutuhan pemahaman adalah kemampuan
ekonomi, budaya, dan lain-lain. menangkap pengertian-pengertian
Selain itu, masalah pembelajaran IPS seperti mampu mengungkapkan
ini juga bersifat meluas atau suatu materi yang disajikan dalam
komprehensif, sehingga dibutuhkan bentuk lain yang dapat dipahami,
suatu pemikiran yang analitis, mampu memberikan interpretasi dan
rasional, dan kritis. mampu mengklasifikasikannya.
Karakteristik pembelajaran IPS Sebagaimana diungkapkan oleh
merupakan teori bagaimana Suharsimi, beliau menyatakan
membina kecerdasan sosial yang bahwa:
mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif,
berwatak dan berkepribadian luhur, Pemahaman (comprehension) adalah
bersikap ilmiah dalam cara bagaimana seorang
memandang, menganalisa serta mempertahankan, membedakan,
menelaah kehidupan nyata yang menduga (estimates), menerangkan,
dihadapinya. Oleh karena itu, para memperluas, menyimpulkan,
pendidik dituntut untuk mampu menggeneralisasikan, memberikan
merangsang dan merencanakan contoh, menuliskan kembali, dan
pembelajaran IPS sedemikian rupa memperkirakan. Dengan
melalui pemahaman konsep dengan pemahaman, siswa diminta untuk
memperhatikan prinsip dan membuktikan bahwa ia memahami
karakteristik IPS itu sendiri sehingga hubungan yang sederhana di antara
tujuan pembelajaran IPS dapat fakta – fakta atau konsep.
tercapai.
Berdasarkan teori-teori di atas maka
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep menjadi sangat pemahaman adalah kemampuan
penting untuk diteliti dan ditingkatkan. seseorang untuk mengungkapkan
Hal ini sesuai dengan pernyataan suatu kesimpulan dengan bahasa

233
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

sendiri sesuai dengan apa yang demikian, berbagai kesulitan peserta


diketahuinya melalui pembuktian didik dalam pembelajaran IPS
konsep. Menurut Patria (2007), beliau khususnya tentang menghargai
mengemukakan pendapat bahwa keragaman suku bangsa dan budaya
yang dimaksud pemahaman konsep di Indonesia harus di atasi oleh
adalah : Kemampuan siswa yang pendidik yakni mengembangkan
berupa penguasaan sejumlah materi sumber belajar yang sesuai dengan
pelajaran, dimana siswa tidak materi, salah satunya adalah
sekedar mengetahui atau mengingat penerapan metode Role Playing.
sejumlah konsep yang dipelajari, Sehingga dari pengamatan di atas
tetapi mampu mengungkapkan sesuai dengan fakta dapat
kembali dalam bentuk lain yang diidentifikasikan masalah-masalah
mudah dimengerti, memberikan yang dihadapi antara lain :
interprestasi data dan mampu 1. Kurangnya kemampuan peserta
mengaplikasikan konsep yang sesuai didik untuk menyatakan ulang
dengan struktur kognitif yang mengenai menghargai keragaman
dimilikinya. suku bangsa dan budaya di
Indonesia
Berdasarkan teori di atas, peneliti 2. Kurangnya kemampuan peserta
dapat menarik kesimpulan bahwa didik untuk memberikan contoh-
pemahaman konsep merupakan contoh konkrit tentang
kemampuan seseorang untuk menghargai keragaman suku
menguasai dan mengungkapkan bangsa dan budaya di Indonesia
kembali materi-materi pelajaran 3. Kurangnya kemampuan peserta
dengan bahasa sendiri sesuai didik untuk mengaplikasikan
dengan apa yang diketahuinya menghargai keragaman suku
dengan memberikan atau bangsa dan budaya di Indonesia
mengaplikasikan suatu materi 4. Rendahnya hasil evaluasi belajar
tersebut secara terstruktur. Jadi pada peserta didik pada mata pelajaran
dasarnya peserta didik tidak hanya IPS
ditekankan kepada suatu hapalan
saja, namun peserta didik juga harus Peneliti telah mengamati bahwa
memahami apa yang telah masalah-masalah di atas disebabkan
disampaikan pendidik baik di dalam karena beberapa hal, salah satunya
kelas maupun di luar kelas. dampak dari pendidik yang kurang
memiliki pegangan PAIKEM
Berdasarkan fakta-fakta dari (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
pengamatan awal proses Efektif dan Menyenangkan), para
pembelajaran IPS di kelas V SDN pendidik kurang menguasai IT (Ilmu
Cijati di Kp. Cijati Desa Jatimekar Teknologi) kecuali pendidik honorer,
Kec. Cipeundeuy Kab. Bandung kurangnya kelengkapan media
Barat bahwa pembelajaran IPS harus pembelajaran yang dibutuhkan,
banyak mengembangkan konsep kebiasaan para pendidik selalu
kehidupan sosial sehingga menggunakan metode ceramah,
pemahaman konsep peserta didik sehingga pada proses
terhadap pembelajaran IPS terutama pembelajarannya kebanyakan
tentang menghargai keragaman suku peserta didik tidak terfokus pada
bangsa dan budaya di Indonesia penjelasan materi, peserta didik
akan lebih cepat tercapai. Dengan merasa bosan di dalam kelas,

234
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

membuat peserta didik menjadi ribut Berdasarkan kenyataan dan


dan tidak nyaman, serta mengganggu permasalahan di atas, mendorong
atau jail pada temannya yang sedang peneliti untuk mengadakan sebuah
konsentrasi belajar. penelitian dalam rangka
meningkatkan pemahaman konsep
Jika proses pembelajaran IPS ini peserta didik pada mata pelajaran
tidak diperbaiki, maka pembelajaran IPS dalam penelitian yang berjudul
IPS akan monoton membosankan, “Penerapan Metode Role Playing
peserta didik akan memperoleh untuk Meningkatkan Pemahaman
pendidikan yang kurang maksimal, Konsep Menghargai Keragaman
tidak bermutu dan kurang bermakna Suku Bangsa dan Budaya di
sehingga pada pemahaman konsep Indonesia pada Pembelajaran IPS
pun kurang berkembang termasuk Kelas V SD”
kurang menghargai keanekaragaman
suku bangsa dan budaya. DASAR PEMIKIRAN

Perlu kita ketahui bahwa tidak ada 1. Pembelajaran IPS


satu pun metode pengajaran yang
paling baik dan sempurna, metode Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
yang paling baik itu adalah metode secara resmi mulai di pergunakan di
yang cocok, relevan dengan materi, Indonesia sejak tahun 1975, IPS
dan sesuai dengan tujuan merupakan nama mata pelajaran di
pembelajaran. Sehubungan dengan tingkat sekolah dasar, menegah dan
materi tentang menghargai atas, serta nama program studi di
keragaman suku bangsa dan budaya perguruan tinggi yang identik dengan
di Indonesia, maka saya memilih istilah “Social Studies”. Nama IPS
metode yang tepat untuk materi lebih di kenal dengan Social Studies
tersebut yaitu dengan metode Role di negara lain itu merupakan istilah
Playing. hasil kesepakatan dari para ahli dan
pakar kita di Indonesia.
Ginnot (Eka, 2008) menegaskan
bahwa Role Playing merupakan Sistrunk Masson (Sapriya, 2009)
seperangkat prosedur yang mengartikan IPS sebagai suatu
digunakan untuk melakukan pengajaran yang membimbing para
konseling dengan anak melalui pemuda-pemudi ke arah menjadi
penggunaan secara sistematis dari warga negara yang cerdas, hidup
metode bermain, permainan, dan alat fungsional, efektif, produktif, dan
permainan. Sedangkan menurut Van berguna. Sedangkan menurut James
Fleet (2001) menyatakan Role A. Banks (1990) dalam bukunya
Playing merupakan intervensi yang Teaching Strategies for the Social
dikembangkan yang berkaitan Studies (Sapriya, 2007) memberikan
dengan penggunaan sistematis dari definisi bahwa :
metode bermain oleh seorang Social Studies adalah bagian
konselor untuk membawa dari kurikulum sekolah dasar
peningkatan dalam kemampuan dan menengah yang
peserta didik sampai penampilan mempunyai tanggung jawab
yang optimal di sekolah. pokok membantu para siswa
untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan,

235
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

sikap dan nilai yang diperlukan penelitian tentang macam-macam


dalam kehidupan bernegara di kepribadian peserta didik yang
lingkungan masyarakat. bertujuan agar terjadi kesinambungan
antara satu dengan yang lainnya.
Berkenaan dengan ilmu sosial, Jika dalam kehidupan atau ruang
Norma Mackenzie (1975) lingkup pendidikan, salah satunya
mengemukakan bahwa ilmu sosial dapat bertujuan untuk memperlancar
adalah semua bidang ilmu yang proses pembelajaran agar sasaran
berkenaan dengan manusia dalam dan ilmu yang disampaikan dapat
konteks sosialnya atau dengan kata maksimal saat diterima masing-
lain adalah semua bidang yang masing peserta didik. Sehingga dapat
mempelajari manusia sebagai dikatakan bahwa memahami
anggota masyarakat. kepribadian peserta dapat dianggap
modal atau langkah awal para
Adapun teori lain yaitu menurut pendidik sebelum kegiatan belajar
Charles R. Keller (Sapriya, 2009) mengajar berlangsung.
mengatakan bahwa :
IPS adalah sebagai suatu paduan Sunarto (2006) setiap individu pada
daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial hakekatnya akan mengalami
dan ilmu lainnya yang tidak terikat pertumbuhan fisik dan perkembangan
oleh ketentuan disiplin/struktur ilmu nonfisik yang meliputi aspek-aspek
tertentu melainkan bertautan dengan fisik, intelektual, emosi, sosial, dan
kegiatan-kegiatan pendidikan yang psikomotor.
berencana dan sistematis untuk
kepentingan program pengajaran Metode Pembelajaran Role Playing
sekolah dengan tujuan memperbaiki, Metode (method), secara harfiah
mengembangkan dan memajukan berarti cara. Selain itu metode atau
hubungan-hubungan kemanusiaan- metodik berasal dari bahasa Greeka,
kemasyarakatan. metha, (melalui atau melewati), dan
hodos (jalan atau cara), jadi metode
Karakteristik Peserta Didik bisa berarti jalan atau cara yang
Karakteristik awal katanya berasal harus di lalui untuk mencapai tujuan
dari kata karakter yaitu sifat-sifat tertentu.
kejiwaan, ahlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang Oemar Hamalik (2010) mengatakan
dengan orang lain, tabiat, watak, bahwa bermain peran atau
berubah menjadi karakteristik. sosiodrama adalah suatu jenis teknik
Sedangkan menurut kamus Bahasa simulasi yang umumnya digunakan
Indonesia bahwa karakteristik adalah untuk pendidikan sosial dan
mempunyai sifat khas sesuai dengan hubungan antarinsani. Ginnot (1961;
perwatakan tertentu. dalam Eka, 2008) menegaskan
bahwa Role Playing merupakan
Memahami karakteristik kepribadian seperangkat prosedur yang
peserta didik tidaklah mudah. digunakan untuk melakukan
Sehingga antara pendidik dengan konseling dengan anak melalui
peserta didik sama-sama belajar. penggunaan secara sistematis dari
Dari proses belajar tersebut, banyak metode bermain, permainan, dan alat
pendapat-pendapat atau hasil permainan. Sedangkan menurut Van

236
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

Fleet (2001) menyatakan Role


Playing merupakan intervensi yang
dikembangkan yang berkaitan HASIL PENELITIAN
dengan penggunaan sistematis dari
metode bermain oleh seorang Siklus I
konselor untuk membawa
peningkatan dalam kemampuan Ketercapaian proses pelaksanaan
peserta didik sampai penampilan pembelajaran pada siklus I secara
yang optimal di sekolah. keseluruhan dapat dilihat pada
diagram di bawah :
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa langkah-langkah Diagram 1
metode role playing adalah sebagai Diagram Ketercapaian Proses
berikut : 1) mempersiapkan masalah Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
atau materi yang akan dibahas, 2)
menjelaskan materi atau masalah 100%
93,3% 100%
yang akan dibahas, 3) 87,5%
mempersiapkan peserta didik yang
akan menjadi pemeran, 4) 50%
menjelaskan kepada peserta didik
lain tentang peran-peran yang akan
0%
dibawakan, 5) mendiskusikan terlebih
Awal Inti Akhir
dahulu tentang proses yang akan
dilaksanakan, 6) bermain peran, 7)
Sumber : hasil ketercapaian proses
mendiskusikan hasil dari bermain
pelaksanaan pembelajaran di kelas V
peran, 8) mengkaji kemanfaatannya
dalam kehidupan nyata melalui saling
tukar pengalaman dan penarikan Berdasarkan diagram hasil analisis
kesimpulan. terhadap angket ketercapaian
pemahaman konsep peserta didik di
atas, maka peneliti menyimpulkan
METODE PENELITIAN bahwa pencapaian nilai aspek afektif
peserta didik secara individu
Pada penelitian ini metode yang terhadap kegiatan yang diamati pada
digunakan adalah metode Penelitian penelitian siklus I ini sudah baik,
Tindakan Kelas (PTK). PTK namun masih ada peserta didik yang
merupakan suatu bentuk penelitian belum paham terhadap menghargai
yang bersifat reflektif dengan keragaman suku bangsa dan budaya.
melaksanakan tindakan dengan Pada penelitian siklus I ini diketahui
tujuan memperbaiki proses bahwa peserta didik yang masuk
pembelajaran sehingga dapat dalam kategori BAIK sebanyak 18
meningkatkan kemampuan operasi orang atau 60%, peserta didik yang
penjumlahan bilangan bulat. Kemmis mendapat nilai kategori SEDANG
(1983) menyatakan bahwa penelitian sebanyak 10 orang atau 33,3%, dan
tindakan merupakan upaya peserta didik yang mendapat nilai
mengujicobakan ide-ide ke dalam kategori KURANG sebanyak 2 orang
praktik untuk memperbaiki atau atau 6,7%.
mengubah sesuatu agar memperoleh
dampak nyata dari situasi. Diagram 2

237
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

Diagram Ketercapaian Proses sebanyak 29 orang atau 96,7%. Hasil


Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II pencapaian nilai aspek psikomotor
100% peserta didik secara individu
100% 100% 100% terhadap aspek-aspek dan kegiatan
yang diamati pada penelitian siklus I
ini meningkat secara signifikan,
50%
karena diketahui bahwa peserta didik
yang masuk dalam kategori BAIK
sebanyak 28 orang atau 93,3%. Pada
0% siklus II, ketiga aspek ini telah
Awal Inti Akhir mencapai target indikator
keberhasilan yakni > 85%.
Sumber : hasil ketercapaian proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari penelitian 1. Perencanaan Pembelajaran
siklus II yang dibandingkan dengan dengan penerapan metode Role
indikator keberhasilan penelitian Playing pada pemahaman konsep
tindakan kelas yang telah ditentukan, keragaman suku bangsa dan
maka dapat di lihat bahwa hasil budaya di Indonesia
penilaian rubrik RPP secara
keseluruhan telah mencapai indikator Agar pembelajaran metode Role
keberhasilan. Hasil lembar observasi Playing dapat diimplementasikan
pelaksanaan pembelajaran secara dalam proses pembelajaran, maka
keseluruhan juga telah mencapai lebih dalam perlu dibuat rancangan
indikator. Hasil post-tes ketercapaian pembelajaran yang berisi strategi
peserta didik telah mencapai pembelajaran Role Playing tersebut.
peningkatan dengan baik, karena dari Penyusunan perangkat pembelajaran
30 peserta didik terdapat 28 orang yang dilakukan adalah penyusunan
atau 93,3% peserta didik yang RPP. Perencanaan yang matang
mendapat nilai kategori BAIK, maka dibutuhkan untuk menciptakan
target indikator keberhasilan telah proses pembelajaran yang
mencapai > 85%. berkualitas baik. Setiap pendidik
sebelum melaksanakan
Hasil pemahaman konsep peserta kewajibannya di kelas, wajib
didik melalui angket sebagian besar menyusun RPP secara lengkap dan
peserta didik sudah paham terhadap sistematis agar pembelajaran
menghargai keragaman suku bangsa berlangsung secara sistematis,
dan budaya, karena diketahui semua terarah, menyenangkan, memotivasi
peserta didik yang masuk dalam peserta didik untuk berpartisipasi
kategori BAIK sebanyak 30 orang aktif, serta memberikan ruang yang
atau 100%. Hasil pencapaian nilai cukup bagi kreativitas dan sesuai
aspek afektif peserta didik secara dengan bakat, minat, dan
individu terhadap aspek-aspek dan perkembangan fisik serta psikologi
kegiatan yang diamati pada penelitian peserta didik.
siklus I ini meningkat secara baik,
karena diketahui bahwa peserta didik
yang masuk dalam kategori BAIK

238
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

2. Impelemtasi Pembelajaran IPS Identitas Mata Pelajaran, Standar


dengan penerapan metode Role Kompetensi, Kompetensi Dasar,
Playing Indikator Pencapaian
Kompetensi, Tujuan
Pelaksanaan pembelajaran Pembelajaran, Materi Ajar,
merupakan implementasi dari RPP Alokasi Waktu, Metode
yang telah disusun. Pelaksanaan Pembelajaran, Kegiatan
pembelajaran pada umumnya Pembelajaran (Kegiatan
meliputi kegiatan pendahuluan, pendahuluan, Kegiatan inti, dan
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan penutup), Penilaian
Pada tahap ini serangkaian strategi Hasil Belajar, dan Sumber
dan skenario pembelajaran yang Belajar.
telah disusun berusaha untuk 3. Penggunaan metode Role
diimplementasikan oleh peneliti Playing dapat menciptakan
dengan sebaik mungkin agar tujuan suasana belajar aktif dan
yang diinginkan dapat tercapai menyenangkan pada mata
secara cepat dan tepat. Implementasi pelajaran IPS bagi peserta didik
pembelajaran yang dilakukan peneliti kelas V SD Negeri Cijati. Dengan
dari siklus I sampai dengan siklus II menggunakan metode Role
menggunakan metode Role Playing. Playing telah menarik perhatian
Model pembelajaran ini peserta didik karena peserta didik
mengoptimalkan peserta didik untuk mengalami langsung apa yang
terlibat secara aktif dalam diskusi dipelajari sehingga meningkatan
kelompok sehingga terjalin interaksi pemahaman konsep peserta
antar peserta didik dan memudahkan didik.
peserta didik untuk memahami 4. Penggunaan metode Role
konsep menghargai keragaman suku Playing pendidik tidak lagi
bangsa dan budaya di Indonesia. mendominasi kegiatan
pembelajaran tetapi hanya
bertindak sebagai fasilitator dan
KESIMPULAN motivator jika telah sesuai
dengan langkah-langkah
Berdasarkan analisis dan pembelajaran dalam metode Role
pembahasan hasil metode Role Playing. Secara umum peserta
Playing pada pembelajaran IPS kelas didik memberikan respon yang
V SD, peneliti dapat mengambil positif terhadap penggunaan
kesimpulan sebagai berikut: metode Role Playing.
1. Penggunaan metode Role
Playing telah dapat meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik DAFTAR PUSTAKA
terhadap menghargai keragaman
suku bangsa dan budaya di Arikunto, S, Dkk. 2010. Penelitian
Indonesia dengan pelaksanaan Tindakan Kelas. Jakarta : Pt.
pembelajaran mencapai 2 siklus. Bumi Aksara.
2. RPP yang dikembangkan dalam Aunurrahman. 2011. Belajar Dan
pembelajaran telah merujuk pada Pembelajaran. Bandung : Cv
Permendiknas Nomor 41 Tahun Alfabeta.
2007 tentang Standar Proses Bahri, Syaiful Djamarah. 1997. Guru
yang intinya berisi komponen : Dan Anak Didik Dalam Interaksi

239
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

Edukatif Suatu Pendekatan Rochiati. 2007. Metode Penelitian


Teoritis Psikologis. Jakarta : PT Tindakan Kelas. Bandung : PT
Rineka Cipta. Remaja Rosdakarya.
Dimyati & Mudjiono. 1999. Belajar Roestiyah. 2008. Strategi Belajar
Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Mengajar. Jakarta : Pt Rineka
Rineka Cipta. Cipta.
Hanafiyah & Cucu Suhana. 2009. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep Dan
Konsep Strategi Pembelajaran. Makna Pembelajaran.
Bandung : Refika Aditama.. Bandung : Alfabeta.
Ii, Yulia Fitriani. (2009). Skripsi Sapriya, Dkk. 2006. Pembelajaran
“Penggunaan Metode Bermain Dan Evaluasi Hasil Belajar Ips.
Peran (Role Playing) untuk Bandung : Upi Press.
Meningkatkan Hasil Belajar Sapriya, Dkk. 2007. Konsep Dasar
Siswa Sd Kelas Iii Pada Topik Ips. Bandung : Laboratorium
Kegiatan Jual Beli Dalam Pkn UPI.
Pembelajaran Ips”. Bandung : Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia Proses Belajar Mengajar. Sinar
Press. Bandung : Baru Algensindo.
Iif Khoiru. A Dan Sofan Amri. 2011. Sukidin, Basrowi, Dan Suranto. 2010.
Mengembangkan Manajemen Penelitian
Pembelajaran Ips Terpadu. Tindakan Kelas. Bandung :
Jakarta : PT Prestasi Insan Cendikia.
Pustakaraya. Sunarto Dan A. Hartono. 2006.
Irman Nurmansah. (2012). Skripsi Perkembangan Peserta
“Penggunaan Metode Role Didik. Jaskarta : PT Rineka
Playing Untuk Meningkatkan Cipta.
Hasil Belajar Siswa Pada Suradisastra. D, Dkk. (1991/1992).
Materi Perjuangan Para Tokoh Pendidikan Ips Iii. Depdikbud.
Masa Penjajahan Jepang”. Direktorat Jendral Pendidikan
Bandung : Universitas Tinggi Proyek Pembinaan
Pendidikan Indonesia Press. Tenaga Kependidikan.
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Syamsuddin, Dan Vismaia. 2007.
Tindakan Kelas. Bandung : PT Metode Penelitian Pendidikan
Remaja Rosdakarya. Bahasa.Bandung : PT.
Munadi, Yudhi. 2010. Media Remaja Rosdakarya.
Pembelajaran (Sebuah Syaripudin, Tatang Dan Kurniasih.
Pendekatan Baru). Jakarta : 2011. Pedagogik Teoritis
Gaung Persada (Gp) Press. Sistematis. Bandung :
Nana, Supriatna, Dkk. 2009. Percikan Ilmu.
Pendidikan Ips Di Sd. Bandung Tati Heriati & Aas Saraswati. 2007.
: Upi Press. Modul Profesi Keguruan.
Nana Sudjana & Ibrahim. 2009. Bandung : Fkip Unpas.
Penelitian Dan Penelitian Wahab, A. A. [Ed]. (2007). Metode
Pendidikan. Bandung : Sinar Dan Model-Model Mengajar
Baru Algensindo. Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips).
Permana, Jaka. 2012. Kapita Selekta Bandung : Cv Alfabeta.
Ips Sd. Bandung : Fkip Unpas.
_______. 2006. Panduan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan

240
Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : 2477­5673
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang
Volume I Nomor 2, Juli 2016

(Ktsp) Sd/Mi. Bp Dharma


Bhakti:Jakarta.
_______. 2012. Uu Ri Nomor 20
Tahun 2004 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah Ri
Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional
Pendidikan, Peraturan
Pemerintah Ri Nomor 47
Tahun 2008 Tentang Wajib
Belajar. Yogyakarta : Pt
Laksana.

241

You might also like