Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Study about soil organic matter (SOM) leaching in soil profiles of tropical rain forest
was conducted in Bukit Pinang-Pinang, the upper footslope of Mt. Gadut in West Sumatra, and
in Soil Physical laboratory Andalas University Padang. Bukit Pinang-Pinang is located on 480-
640 m asl and geographically is between 100°29’40” and 100°30’20 E” as well as between
0°54’55” and 0°55’45”S. This rain forest area is known as a super wet area because it receives
high annual rainfall (>3500 mm). The objective of this research was to measure the amount of
SOM leached from top soil into the deeper soil. Undisturbed soil samples were taken from
three different land uses, forest, bush, and mixed garden, on the top, middle, and foot slopes.
Undisturbed soil samples were leached with distilled water as the amount of rainfall accepted in
natural condition. The results showed that, land use change from forest into ecosystems of
mixed garden (for over 50 years with 100% soil surface coverage and without any cultivation)
and bush land (for over 20 years left) did not cause the SOM content in the profiles decreased.
Amount of SOM leached from the top 0-10 cm was found greater from mixed garden, then
followed by forest on the upper slope, forest on the middle slope, and bush area.
Keywords: SOM leaching, land use change, tropical rain forest, bush, mixed garden
34
J. Solum Vol VIII No.1 Januari 2011: 34-42 ISSN: 1829-7994
akan sama, di samping laju pertumbuhan merupakan hulu dari sungai Batang Kuranji
tanaman dan jumlah BO yang yang melintasi kota Padang. Oleh sebab itu,
disumbangkannya ke tanah juga berbeda. daerah hutan disini harus dilestarikan agar
Oleh sebab itu, jika tidak ada penambahan daerah alirannya, khususnya kota Padang,
BO kepada suatu tanah, maka BO nya akan tidak mengalami bencana alam seperti yang
menurun dengan waktu. dialami banyak daerah lain di Indonesia.
Kehilangan BO dari tanah bisa Akan tetapi, daerah kawasan bukit
secara horizontal di permukaan tanah serta Pinang-Pinang ini sudah dibuka semenjak
secara vertikal kebawah dalam profil tanah. beberapa dekade belakangan. Pembukaan
Kehilangan vertikal keatas dalam bentuk gas hutan berarti perubahan sumber dan laju
CO2 terjadi setelah proses dekomposisi BO. dekomposisi BO tanah. Bahan organik
Kehilangan BO secara vertikal ke bawah merupakan salah satu indikator kesehatan
dapat tercuci dari permukaan ke dalam atau fisik tanah. Tanah yang kekurangan BO
ke bawah profile tanah melalui proses mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap
infiltrasi dan perkolasi. Kehilangan secara degradasi lahan dan erosi, terutama di
vertikal ke dalam profil tanah bisa daerah berlereng curam dan ber CH tinggi,
meningkatkan cadangan bahan organik di seperti di daerah Sumatra Barat. Dalam
daratan, selama BO tersebut tidak keluar kondisi ekstrim, Irianto (2004) menjelaskan
dari profil tanah. Hal ini akan bernilai bahwa alih fungsi lahan berdampak terhadap
positif terhadap peningkatan kemampuan pengurasan cadangan air tanah, penurunan
tanah dalam menahan air. produksi air DAS, meningkatkan konsumsi
Bagian hulu suatu daerah aliran air tanaman melalui transpirasi, dan yang
sungai merupakan regulator hidrologi bagi paling menakutkan adalah banjir.
daerah alirannya. Daerah tersebut harus Bertitik tolak dari kenyataan diatas,
mampu menyerap air hujan yang jatuh dan dilakukan penelitian tentang pergerakan BO
menyimpannya dalam tanah, agar tercipta tanah daerah Pinang-Pinang dalam profil
lingkungan aman yang lestari. Alih fungsi tanah, dari tanah lapisan atas ke lapisan
lahan yang marak beberapa dekade terakhir bawah.
telah merusak fungsi hutan sebagai pengatur
BAHAN DAN METODA
siklus air. Widianto et al (2005)
mendapatkan bahwa pengubahan hutan Penelitian ini dilakukan di Pinang-
menjadi lahan tanaman kopi monokultur Pinang, kaki gunung Gadut bagian atas
setelah 10 tahun belum mampu dengan menggunakan metoda survai.
mengembalikan fungsi hutan tersebut Sampel diambil pada 3 kelerengan: lereng
walaupun penutupan kanopi sudah mencapai atas (puncak), lereng tengah (pinggang),
100%. Oleh sebab itu, daerah ini harus serta lereng bawah (kaki), dan pada 3
dikonservasi agar kelestarian lingkungan penggunaan lahan: hutan, semak belukar,
dapat dipertahankan. serta kebun campuran. Sampel tanah utuh
Pinang-Pinang merupakan suatu dengan menggunakan paralon setebal 30 cm
bukit yang terletak di kaki gunung Gadut, dari permukaan tanah diambil pada masing-
kawasan hutan hujan tropis dengan curah masing penggunaan lahan yang ada di lereng
hujan tahunan mencapai ± 6500 mm, tanpa puncak, tengah, dan bawah. Analisis C-
musim kering yang nyata (Rasyidin, 1994). organik (metoda Walkley and Black)
Berdasarkan peta JANTOP TNI, daerah dilakukan di Laboratorium Kimia Tanah.
kawasan g.Gadut ini merupakan hulu dari Analisis tekstur dan pencucian BO
beberapa sungai, dua diantaranya melintasi dilakukan di laboratorium Fisika Tanah serta
kota Padang, yaitu sungai Batang Arau dan Faperta Unand Padang. Tanah dalam
Batang Kuranji. Daerah Bukit Pinang- paralon ditetesi air dengan kecepatan dan
Pinang yang berada pada kaki g.Gadut jumlah tetes yang berbeda sampai 3000 mm
bagian atas ini berada pada ketinggian 390- (sama dengan jumlah CH daerah Pinang-
640 m dpl. Daerah ini dilalui 2 sungai yaitu Pinang selama 6 bulan) air terpakai.
Bt.Lantiak dan Sungai Gadut Gadang yang HASIL DAN PEMBAHASAN
35
Pencucian Bahan Organik (Yulnafatmawita, dkk): 34-42 ISSN: 1829-7994
36
J. Solum Vol VIII No.1 Januari 2011: 34-42 ISSN: 1829-7994
organik yang jatuh kepermukaan tanah, organik yang jatuh kepermukaan tanah,
seperti daun, ranting, dan batang tanaman seperti daun, ranting, dan batang tanaman
yang melapuk. Walaupun sumber BO juga yang melapuk. Walaupun sumber BO juga
bisa berasal dari akar tanaman yang bisa berasal dari akar tanaman yang
membusuk atau eksudat akar tanaman yang membusuk atau eksudat akar tanaman yang
masih hidup, prosentasenya jauh lebih kecil masih hidup, prosentasenya jauh lebih kecil
dibanding bagian tanaman yang menumpuk dibanding bagian tanaman yang menumpuk
di permukaan tanah lapisan atas disebabkan di permukaan tanah.
karena sumber utama BO berasal dari bahan
Tabel 1. Tekstur tanah daerah Bukit Pinang-Pinang pada tiga kelerengan dan tiga penggunaan
lahan
Lereng Penggunaan Lahan Tekstur
0-20 cm
37
Pencucian Bahan Organik (Yulnafatmawita, dkk): 34-42 ISSN: 1829-7994
kebun secara reguler, minimal saat musim fungsi menjadi kebun campuran dapat
buah tiba. Dengan demikian proses menyamai kandungan BO tanah hutan, jika
penimbunan dan dekomposisi BO menjadi permukaan tanahnya ditutupi 100% oleh
lebih cepat dibanding di bawah hutan. Jadi tanaman penutup tanah atau semak setelah
dapat disimpulkan, bahwa kandungan BO lebih dari 50 tahun dan tidak pernah diolah.
tanah pada lahan hutan yang sudah beralih
Tabel 2. Distribusi BO Profil Tanah Pinang-Pinang Pada Puncak, Pinggang, dan Kaki Bukit
Lereng Penggunaan Kedalaman BO-total
Lahan cm %-Vol Std Kriteria*)
38
J. Solum Vol VIII No.1 Januari 2011: 34-42 ISSN: 1829-7994
Lapisan 0-10 cm
1,40
Lapisan 10-20 cm
1,20
Lapisan 20-30 cm
1,00
BO %-berat
0,80
0,60
0,40
0,20
0,00
-0,20 HUTAN HUTAN SEMAK KEBUN
-0,40 BELUKAR CAMPURAN
Satuan Lahan
Gambar 1. Jumlah BO yang tercuci dari profil tanah Pinang-Pinang kawasan Hutan Hujan
Tropik super basah G.Gadut Padang
LAPISAN 0-10 CM
Puncak Hutan 0,49 (0.39)*
Pinggang Hutan 0,37 (0.51)
Semak Belukar 0,31 (0.49)
Kaki Kebun Campuran 1,10 (0,15)
LAPISAN 10-20 CM
Puncak Hutan -0,05 (0,21)
Pinggang Hutan -0,03 (0,27)
Semak Belukar -0,15 (0,86)
Kaki Kebun Campuran 0,09 (0,63)
LAPISAN 20-30 CM
Puncak Hutan -0,08 (0,31)
Pinggang Hutan 0,02 (0,52)
Semak Belukar 0,10 (0,33)
Kaki Kebun Campuran 0,05 (0,43)
Keterangan: *) Standar Deviasi
39
Pencucian Bahan Organik (Yulnafatmawita, dkk): 34-42 ISSN: 1829-7994
Di samping itu, kanopi serta hujan tropik super basah ini harus dibuka,
tanaman bawah juga berfungsi menurunkan hanya dibolehkan lahan berkelerengan < 10°.
atau menghambat terjadinya limpasan Setelah itu lahannya harus ditanami dengan
permukaan (runoff) dan meningkatkan laju tanaman tua yang permukaan tanahnya
infiltrasi. Widianto et al. (2005) 100% ditutupi oleh tanaman bawah secara
mendapatkan peningkatan laju infiltrasi pada permanen. Hal ini bertujuan untuk
penanaman kopi monokultur berumur 10 mempertahankan BO tanah, meningkatkan
tahun dengan penutupan kanopi sudah laju infiltrasi, meniadakan aliran permukaan,
mencapai 100%. Hutan yang ditutupi oleh atau mengembalikan fungsi hidrologis hutan
kanopi yang rapat, semak yang ditumbuhi dalam rangka mengantisipasi bencana alam
oleh tanaman yang rimbun, dan kebun di daerah aliran sungainya. Mengingat
campuran yang ditumbuhi oleh tanaman tua kandungan BO tanah hanyalah salah satu
dan tanaman bawah alami yang tebal dapat faktor penentu terhadap degradasi lahan,
menekan runoff dan erosi serta maka penelitian lanjutan dari aspek lain
meningkatkan kapasitas infiltrasi pada sangat disarankan.
kawasan Pinang-Pinang ini.
Aknowledgement: Pada kesempatan ini
KESIMPULAN DAN SARAN penulis mengucapkan terima kasih kepada
DP2M Ditjen DIKTI yang telah membiayai
Kesimpulan proyek penelitian Fundamental ini untuk
Dari hasil penelitian yang dilakukan, tahun 2007.
baik hasil pengamatan di lapangan maupun
hasil analisis di laboratorium, maka dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan bahwa pada daerah Bukit
Pinang-Pinang:
Aflizar. 2003. Hubungan serasah dan
1. Alih fungsi lahan dari hutan menjadi karakteristik fisika dan unsur hara dalam
semak belukar (setelah > 20 tahun dibiarkan) tanah hutan hujan tropic super basah di
dan kebun campuran (setelah > 50 tahun Pinang-Pinang. Thesis Pasca Sarjana
ditanami tanaman tua dan ditumbuhi Univ. Andalas Padang, 146 hal.
tanaman bawah “understorey” secara
Australian Greenhouse Office (AGO). 2002.
permanen) tidak menurunkan (sama pada
National Greenhouse Gas Inventory
kriteria sedang), bahkan cendrung
2000 with Methodology Supplements.
meningkatkan kadar BO tanah. Kadar BO
Australian Greenhouse Office, Annual
tanah permukaan (0-10 cm) yaitu 5.88 %,
Report.
8.59 %, 8.75 %, dan 9.71% untuk hutan di
puncak bukit, hutan di pinggang bukit, Cheng, W. and Coleman, D.C. 1989. A
semak belukar, dan kebun campuran, secara Simple method for measuring CO2 in a
berturut-turut. continuous air-flow system:
modifications to the substrate-induced
2. Terjadi kehilangan BO tanah vertikal ke
respiration technique. Soil Biol.
bawah sebanyak 273.5, 182.8, 173.0, dan
Biochem, Vol. 21(3): 385-388
543.6 g OC m-2 (6 bulan)-1, pada lapisan 0-
10 cm untuk hutan di puncak bukit, hutan di Hotta, M. 1984. Diversity and dynamic of
pinggang bukit, semak belukar, dan kebun plant life Sumatra. Part 2. Sumatra
campuran, secara berturut-turut. Nature Study (Botany). Kyoto Univ.
Kyoto, 128 pp.
Sar an Irianto, G. 2004. Alih fungsi lahan:
Berdasarkan hasil penelitian yang Dampaknya terhadap produksi air DAS
diperoleh, maka disarankan untuk tidak dan banjir. Tabloid Sinar Tani.
membuka hutan agar fungsinya sebagai
pengatur hidrologi bisa dipertahankan.
Akan tetapi, jika suatu area di daerah hutan
40
J. Solum Vol VIII No.1 Januari 2011: 34-42 ISSN: 1829-7994
Irianto, G. 2005. Menyoal alih fungsi Widianto, Suprayogo, D., Noveras, H.,
lahan, kekeringan, dan ketahanan Widodo, R.H., Purnomosidhi, P., dan
pangan. van Noordwijk, M. 2005? Alih guna
lahan hutan menjadi lahan pertanian:
Kubota, D., Masunaga, T., dan Hermansah.
apakah fungsi hidrologis hutan dapat
2000. Soil quality characterization in
digantikan system kopi mono kultur?
relation to tree spesies diversity in
ICRAF SE Asia, PO Box 161, Bogor
tropical rain forest, West Sumatra,
16001
Indonesia I. Comparison of two 1-ha
plots. Tropics Vol. 9(2) 133-145. Voorhees, W.B. 2001. The 5th conference of
the international soil tillage research
Kubota, D., Masunaga, T., Hermansah,
organization. Soil & Tillage Research.,
Rasyidin, A, Hotta, M., Shinmura, Y.,
61, 1-2.
and Wakatsuki, T. 1998. Soil
environment and tree spesies diversity in Wakatsuki, T., Saidi, A. and Rasyidin, A.
tropical rainforest, West Sumatra 1986. Soil in topsequence of the gunung
Indonesia. In ”Soils of Tropical Forest Gadut tropical rainforest, West Sumatra.
Systems: Characteristics, Ecology, and South East Asian Studies 24(3):243-262
Management” edited by A. Schulte and
Yulnafatmawita, So, H.B., Dalal, R.C. and
Ruhiyat. Springer, Berlin, 159-167.
Menzies, N.W. 2003a. CO2 emission
Kuc, T, Gorczyca, Z., and Kapusta, M. from different soil fraction following
2004. Carbon dynamics in soil recorded physical disruption: Implication for
by 14
C : Model calculations. tillage practices. Proc. on the 16th
Geochronometria Vol 23:45-50. Triennial Int’l Soil Tillage
Res.Org.(ISTRO) Conference 13-18 July
Masunaga, T., Kubota, D., Hotta, M., and
2003, Brisbane Australia
Wakatsuki, T. 1997. Mineral
composistion of leaves and barks. In Yulnafatmawita, So, H.B., Dalal, R.C. and
Aluminum Accumulator in Tropical Menzies, N.W. 2003b. CO2 emission
Rainforest in Indonesia. Soil Sci. Plant from two contrasting soils under
Nutr., 44(3):315-329. controlled (glasshouse) condition. Proc.
The 16th Triennial Int’l Soil Tillage Res.
Ogiono, K.,.Hotta, M., Tamin, R. dan
Org. (ISTRO) Conference, 13-18 July
Yoneda, T. 1984. Forest ecology of
2003, Brisbane Australia
gunung Gadut Area. Sumatra Nature
Study (Botany, Kyoto. Yulnafatmawita. 2004c. Effects of land use
change on soil organic matter status of
Pulleman, M.M., Bouma, J., van Essen, E.A.,
bulk and fractionated soil aggregates.
and Meijles, E.W. 2000. Soil organic
Stigma Sci.J. Vol XII(2): 417:421
matter content as a function of different
land use history. Soil Sci. Soc. Am. J. Yulnafatmawita. 2005. Fractionation of
64:689-693 soils based on bonding energy and
aggregate size: A method for studying
Rasyidin, A 1994. The method for
the effect of structural hierarchy on
measuring rates of weathering and rates
degradation process. Disertase. Univ. of
of soil formation in watershed.
Queensland Brisbane, Australia, 209
Disertase. Tottory Univ. Japan, 110 p.
pages.
Supyayogo, D., Widianto, Purnomosidhi, P.,
Yulnafatmawita. 2006. Hubungan antara
Widodo, R.H.,Rusiana, F., Aini, Z.Z.,
status C-organik dan stabilitas aggregat
Khasanah, N., dan Kusuma, Z. 2004.
tanah Ultisol Limau Manis Padang
Degradasi sifat fisik tanah sebagai
akibat perubahan penggunaan lahan.
akibat alih guna lahan hutan menjadi
Proc. Seminar Tahunan BKS 25-28
system kopi monokultur: kajian
April 2006 Jambi.
perubahan makroporositas tanah.
Agrivita 26(1):60-68
41
Pencucian Bahan Organik (Yulnafatmawita, dkk): 34-42 ISSN: 1829-7994
Yulnafatmawita, Utry Luki, Afri Yana. Gunung Gadut Padang Proc. Seminar
2007. Kajian sifat fisika tanah beberapa Tahunan BKS 22-25 Juli 2007 Pekan
penggunaan lahan di bukit Gajabuih dan Baru
sekitarnya, kawasan hutan hujan tropik
42