Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Recently, Kali Tundo watershed in south Malang Regency, was changed in land
utility to become banana plantation, banana and coffee plantation, coffee plantation,
clove plantation, mix-garden, and. annual crop cultivation. This condition gave a
serious problem, such as floods in around Kali Tundo river. Aim of the research to
see the effect of forest landuse change towards soil physical characteristic, which
had been carried out in December 2004 until January 2005 in Kali Tundo watershed,
Tirtoyudo sub district, Malang. The research layout design used the Completely
Randomized Block Design (CRBD). The treatment consist of 6 land use systems, i.e.
the land forest; coffee mixture plantation; coffee-banana plantation; banana
plantation; clove plantation; maize cultivation. Every land use system had 3 times
replication. Statisticaly data analysis was used by Analysis of Variance (ANOVA)
with F 5% test, Significantly Honestly Test at 5 % level and regression test.
Results of the research showed the forest land use change become monoculture
plantation, agroforestry and annual crop monoculture cultivation can influence
towards physical characteristic of soil, especially to the total soil pore, micro and
macro soil pore, soil bulk density and total soil organic material. Coffee mixture
plantation, coffee-banana plantation (agroforestry) and forest /anduse, didn't give
significantly different in soil bulk density. The banana plantation havg�highest
total soil pore, meanwhile the land forest, coffee mixture plantation and coffee-
banana plantation did not give significant diferent in total soil pore. The maize
cultivation (conventionally processed), the clove plantation and the land forest didn
't have significant diferent in macro soil pore. The forest had lowest micro soil
pore than other landuse cultivation.
ABSTRAK
Akhir-akhir ini, hampir seluruh wilayah DAS Kali Tundo terjadi peralihan
penggunaan /ahan menjadi kebun pisang monokultur dan pisang dengan kopi, kebun
kopi monokultur, kebun cengkeh, kebun campuran, dan tanaman semusim, yang
menimbulkan permasalahan lingkungan cukup serius, antara lain terjadinya banjir
di sekitar wilayah. 0/eh karena itu dipandang penting penelitian dampak alih fungsi
/ahan hutan menjadi /ahan pertanian ini, yang dilakukan Desember 2004 sampai
Januari 2005, di Daerah A/iran Sungai (DAS) Kali Tundo, Kecamatan Tirtoyudo,
Kabupaten Malang, menggunakan desain pene/itian rancangan acak kelompok
(RAK). Perlakuan terdiri alas 6 petak sistem penggunaan lahan (SPL) yaitu: 1.
hutan; 2. kopi campuran; 3. kopi pisang; 4. pisang; 5. cengkeh dan 6. )agung.
Ana/isis statistik data dilakukan dengan Uji F pada taraf 5 %, uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) pada taraf 5 %, serta uji regresi.
Kata kunci : daerah a/iran sungai Kali Tundo, karakteristik jisik tanah. , alih fungsi
�®
PENDAHULUAN
Hutan adalah salah satu tipe land use dengan land cover dari beragam jenis
penutupan kanopi tajuk yang sangat tinggi, memiliki fungsi antara lain
flora dan fauna yang tinggi, fungsi untuk memelihara stok karbon serta
fungsi lain bemilai tinggi. Dalam hutan terjadi siklus unsur hara, tidak terjadi
tersebut maka dapat dikatakan hutan memiliki 'lingkungan yang stabil' dan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Tundo yang berada di wilayah Kabupaten
Kali Tundo merupakan kawasan hutan lindung (di atas 70%) dalam
lereng 25% hingga di atas 60%, jenis tanah asosiasi typic hapludolls,
typic dystrudc:pts, typic hapludolls serta typic dystrudepts. Luas DAS adalah
2.Y15 ha. Jumlah hujan per tahun rata-rata dapat mencapai 2.051
mm/tahun d�ngan intensitas hujan 1,9 mm/menit dan hal ini merupakan
Pada kondisi sekarang, han1pir seluruh wilayah DAS Kali Tundo telah terjadi
alih guna lahan. Pada tahun 2004, lahan hutan hanya sekitar 2% dari luas
lahan yang ada, bahkan pada tahun 2005 sangat sulit ditemukan hutan di
kawasan DAS Kali Tundo karena telah berganti menjadi kebun pisang
(pisang monokultur dan pisang dengan kopi), kebun kopi (monokultur dan
kaan, dan debit sungai, longsor, penurunan luasan penutupan lahan, dan
Fakta yang ada, pada tahun 1999, 2000 dan 2003 telah terjadi banjir bandang •
sekitamya. Berdasar hasil penelitian Pusat Kajian Pertanian Sehat dan Mana
(2004), data terakhir tahun 2004, telah dinyatakan bahwa tanah di DAS Kali
Tundo memiliki luas lahan agak kritis mencapai 51,4% dari luas lahan yang
ada, bahkan sebagin besar telah masuk kategori kritis; sekitar 25% dari luas
87
AGRIC Vol.18 No.1 Juli 2005:85-101
Perubahan dari hutan menjadi kebun pisang (pisang monokultur dan pisang
dengan kopi), kebun kopi (monokultur dan kopi dengan pisang), cengkeh,
vegetasi dan komposisi spesies yang tumbuh, serta lapisan seresah y�g ada
sana.
tanah baik di lapisan atas maupun lapisan bawah. Kerusakan stuktur tanah
berubahnya pola aliran air di dalam sistem tata guna lahan (Suprayoga et al,
2004). Karakteristik kimia tanah yang antara lain ketersediaan hara dan
bahan organik, organisme tanah dan sistem tata air dan gas dalam tanah.
tanah diawali dengan penurunan kestabilan agregat tanah sebagai akibat dari
relatif mudah pecah sehingga menjadi agregat atau partikel yang lebih kecil,
penyumbatan pori tanah. Pada saat hujan turon, kerak yang terbentuk di
penyumbatan pori tanah ini, porositas tanah, distribusi pori tanah dan
menghilangkan sejumlah besar top soil, bahan organik, serta unsur hara.
biologi, yang tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling berhubungan agar
yang khas, porositas dan luas area permukaan tanah tertentu, adanya suplai
bahan organik, unsur hara, air dan gas sehingga tanah akan mempunyai arti
dilakukan kajian tentang dampak alih fungsi lahan hutan menjadi lahan
2005, lokasi penelitian di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Tundo, Keca
meter, kompas, meteran 30m, cangkul, cetok, pisau, dan ring sample tanah
utuh.
120 m x 5 m,
89
AGRIC Vol.18 No.1 Juli 2005:85-101
tengah dan subtransek 3 bagian bawah. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 1.
Sm
atas
tengah bawah
dengan berbagai kondisi lahan didasarkan kriteria luasan minimal 1,0 ha,
Analisis data dilakukan dengan Uji F pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan
uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5% serta regresi. Adapun karakteristik
tanah yang diamati meliputi pengamatan utama fisik tanah terdiri atas bobot
isi, porositas total dan pori makro dan mikro, pengamatan pendukung fisik
adalah terhadap kandungan nitrogen tanah, pH H20 dan biologi tanah terdiri
90
Studi Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi Lahan Pertanian (Bistok H. Simanjuntak)
Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Tundo, pada awalnya sebelum tahun 1997
yang sangat tinggi. Harnpir seluruh wilayah DAS Kali Tundo didominasi
daerah dengan kelerengan diatas 25%, bahkan banyak juga daerah dengan
kelerengan mencapai lebih dari 60%. Dengan kondisi kelerengan yang ada,
maka daerah aliran sungai Kali Tundo diperuntukkan untuk hutan lindung
telah terjadi alih fungsi lahan hutan tersebut menjadi lahan pertanian yang
%Penutupan
Perlakuan PH % Kemiringan Tekstur
Kanopi
Pene1itian dilakukan pada enam sistem penggunaan lahan (spl) yang saat
ini mendominasi di wi1ayah DAS Kali Tundo yaitu sistem penggunaan lahan
hutan. Tabel
sarna yaitu pada tingkatan netral dengan nilai berkisar dari pH 6,00 hingga
6,85. Lahan penelitian memiliki kemiringan lahan diatas 30% hingga 65%.
Tekstur tanah lokasi penelitian bervariasi dari liat berpasir, lempung liat
Alih guna laban secara nyata mempengaruhi total bahan organik tanah.
Hal ini nampak pada Tabel 2, secara nyata penggunaan lahan untuk
penggunaan lahan untuk hutan memiliki bahan organik tanah total yang
kebun kopi campuran multistrata, kebun kopi pisang, kebun pisang, dan
cengkeh.
Tabel 2. Karakteristik Bahan Organik Tanah Total, N total dan C/N pada
Berbagai Penggunaan Lahan
Pada penggunaan lahan untuk penanaman kopi pisang, pisang, dan cengkeh
keragaman dan jumlah vegetasi yang lebih tinggi dibandingkan lahan yang
digunakan untuk budi daya pertanian. Alih guna lahan hutan menjadi lahan
bahan organik tanah (BOT), yang diukur dari kandungan total C-organik.
Dinyatakan oleh Palm dan Sanchez, 1991 (dalam Hairiah dkk, 2004), rendah
nya jumlah dan diversitas vegetasi dalam suatu luasan pada lahan pertanian
Laju dekomposisi
92
Studi Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi Lahan Pertanian (Bistok H. Smanjuntak)
seresah ditentukan oleh kualitasnya yaitu nisbah C:N, kandungan lignin dan
nitrogen terbesar adalah dari bahan organik, tetapi hasil penelitian ini
kandungan nitrogen total yang sama atau tidak saling berbeda nyata. Hal
ini diduga berhubungan dengan kualitas bahan organik (rasio C:N bahan
saling tidak berbeda nyata pada berbagai penggunaan lahan maka juga
akan mempe ngaruhi rasio C:N tanah yang akhimya juga memiliki nilai
Sehubungan dengan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian maka
sifat fisik tanah yang perlu mendapat perhatian adalah bobot isi, total pori
dan pori makro. Bobot isi serta porositas merupakan indikator fisik yang
dungan bahan organik tanah. Kondisi dari karakteristik tersebut di atas akan
berhubungan dengan fungsi tata udara dan air yang sangat mempengaruhi
Pada tabel 3 terlihat bahwa penggunaan lahan hutan, kopi campuran multi
strata, kopi-pisang mempunyai bobot isi yang secara nyata lebih tinggi diban
Bobot isi pada lahan penanaman cengkeh memiliki bobot isi yang secara
nyata paling rendah dibandingkan dengan lahan lainnya. Bobot isi tanah
pemadatan
93
AGRIC Vol.18 No.1 Juli 2005:85-101
tanah dan porositas tanah (Chen, 1993) serta keberadaan bahan organik tanah
Tabel 3. Pengaruh Alih Guna Lahan terhadap Karakterisitik Bobot lsi dan
Pori Tanah
Keterangan :· indeks huruf dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak
berbeda nyata pada taraf 5%
bobot isi tanah mencerminkan derajat kepadatan tanah. Tanah yang padat
akan mempunyai ruang pori berkurang serta berat tiap satuan isi/volume
bertam bah sehingga bobot isi meningkat. Lahan penanaman pisang memiliki
bobot isi yang rendah, disebabkan keberadaan total pori yang lebih tinggi
dimana kondisi ini dipengaruhi oleh tekstur tanahnya yaitu liat berpasir (lihat
Tabel l ).
Pada lahan hutan, rapatnya penutupan permukaan tanah oleh kanopi pohon,
tahankan jumlah bahan organik total tanah, pori makro (lihat Tabel 2 dan 3),
dan bahan organik tanah di hutan lebih tebal daripada lahan pertanian.
Tingginya seresah dan bahan organik tanah tersebut akan berpengaruh pada
galkan banyak liang dalam profil tanah, menyebabkan meningkatnya poro sitas
Karakteristik sistem pori penting artinya dalam pergerakan air dan udara,
tanab. Di dalam sistem pori tanab terdiri atas pori mikro (diameter dibawab
8,6 J.Ul) dan pori makro (diameter diatas 8,6 J.Ul). Pori mikro berguna untuk
memegang air tanah sehingga terjadi pergerakan air kapiler di dalam tanah,
dan pori makro berguna untuk aliran udara/gas serta air perkolasi/drainase,
sehingga sering disebut pori non kapiler atau pori drainase. Pori makro
stabilitas agregat, struktur dan teksture tanab, serta bobot isi adalab faktor
ang sangat mempengaruhi keadaan pori makro (Rose, 1991; Chen, 1993).
organik setiap tahunnya. Porositas tanah adalab suatu indeks volume pori
relatif dalam tanah, yaitu bagian volume tanah yang tidak terisi baban padat
seperti mineral maupun bahan organik tanah. Nilai porositas tanah dipe
ngaruhi bobot isi dan berat jenis partikel tanah dimana bobot isi dan berat
jenis partikel sangat dipengaruhi baban organik, tekstur tan:ili, dan kondisi
agregat serta struktur tanab (Rose, 1991; Bruand, 1995). Hal ini dapat tetjadi
karena bahan organik tanah mampu secara nyata menurunkan bobot isi
tanah, dengan turunnya bobot isi tanah akan meningkatkan porositas total.
tanaman cengkeh dan hutan memiliki pori makro tanab yang lebih tinggi
(lihat Tabel 2) memiliki total baban organik tanab yang paling tinggi,
cacing, serta understorey juga memiliki tingkat tertinggi. Sementara itu, pada
laban untuk penanaman cengkeh memiliki baban organik yang lebih rendah
memiliki
95
AGRIC Vol.18 No.1 Juli 2005:85-101
aktivitas cacing tanah dan akar tanaman juga sangat berpengaruh dalam
hankan porositas tanah adalah cacing dari kelompok soil engineers atau
dengan bahan organik tanah total dan bobot isi. Tingginya ketebalan bahan
organik tanah dan rendahnya bobot isi tanah (lihat Gambar 2 dan 3) diikuti
oleh meningkainya jumlah pori makro. Secara teori bahwa pori makro sangat
dipengaruhi aktivitas fauna tanah .terutama cacing dan rayap, namun dalam
penelitian ini belurn nampak nyata hubungan antara jumlah cacing dan rayap
terhadap pori makro. Hal ini secara tidak langsung membuktikan bahwa di
hutan selain fauna tanah masih ada faktor lain yang besar pengaruhnya
terhadap jumlah pori makro tanah, misalnya sebaran akar tanaman yang
60
y = -38.752x + 65.823
50
R2 = 0.41
0
�40 • •
"'
E
· ;: 30
0
0. 20
"*
10 •
meningkat. Pada tanah hutan dengan diversitas tanaman yang cukup tinggi,
maka pola sebaran akar dalam tanah juga cukup bervariasi. Akar tanaman
yang telah mati, akan membusuk dan meninggalkan liang. Liang bekas akar
mati tersebut sangat bermanfaat bagi pertumbuhan akar tanaman lain (Hairiah
45
y = 9.5521x- 1.4352
40
R2 = 0.71 + +
35
e 3o
""'
co
25
�
·.: 20
� 15
•
10
Pada Tabel 3 ditunjukkan bahwa pori mikro pada penggunaan laban untuk
tanah total
tertinggi, namun jumlah bahan organik ukuran partikel halus (seukuran fraksi
liat < 2 J.Ul) yang lebih sedikit dibandingkan pada penggunaan laban lainnya.
Laban lainnya (selain hutan) yang telab dibuka akan memacu dekomposisi
baban organik tanab yang ada sehingga pada laban budidaya pertanian
justru akan menurunkan jumlah pori mikro tanah. Hubungan antara baban
organik tanab dan pori mikro bukan hanya sekedar berhubungan dengan total
dari baban organik tanab namun adalah ukuran partikel baban organik tanab.
Vadari et a/ (1995) menyatakan babwa baban organik tanab yang berada ,�,r.
didalam sistem liat lebih berpengaruh terhadap pori yang kecil dibandingk�'\ .,,\:
pori besar. Hal ini juga dinyatakan Rose (1991) babwa baban organik tanah
97
AGRIC Vo1.18 No.1 Juli 2005:85-101
tinggi tetapi di sisi lain porositas total tetap meningkat. Hal ini sesuai
pemyataan
Kosmas dan Mustakas (dalam Baohua dan Doner, 1993) bahwa, dispersi
bahan organik tanah akan mengisi pori makro tanah, sehingga pori
berukuran kecil akan meningkat bahkan dapat membatasi pori ukuran
besar. Disamping
semakin besar liat yang memiliki luas permukaan spesifik tinggi maka juga
45
- 40
� 35
e 30 •
..:.: 25
� 20
y = 102.38
·� 15 -1.0835
10 X
� R2 = 0.59
BOT( )
kan ukuran partikel halus (seukuran partikel liat < 2 J.UTI). Hal ini dikarena
KESIMPULAN
98
Studi Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi Lahan Pertanian (Bistok H. Sinanjuntak)
total pori, pori makro dan mikro, bobot isi serta yang terutama adalah
mengubah kandungan bahan organik tanah total.
agroforestry yaitu kopi campuran dan kopi pisang memiliki total pori
yang tidak salingberbeda nyata.
nyata.
Ucapan Terimakasih
Diucapkan terimaksih kepada Prof Dr. Ir. Kurniatun Hairiah MSc.; Dr. Ir. Didik
Suprayoga, MSc.; Ir. Cahyo Prayoga MP, atas araban dan bimbingannya
selama pengambilan data dan penulisan laporan. Diucapkan terimakasih juga
kepada
DAFTAR PUSTAKA
Chen, C., D.M. Thomas, R.E. Green and R.J. Wagnet. 1993. Two-domain
estimation of hydraulic properties in macro-pore soil. Soil Science
Society ofAmerican Journal. 57 : 680-686.
Herrick, J.E. and R. Lal. 1995. Soil physical property changes during
dung decomposition in a tropical pasture. Soil Science Society
ofAmerican Journal. 59: 908-912.
100
Studi Alih Fungsi Lahan Hutan menjadi Lahan Pertanian (Bistok H.
Simanjuntak)
Lampiran
101