You are on page 1of 15

E-ISSN 2503 - 1430

ISSN 2541 - 3090

Journal Of Industrial Engineering


Management
(JIEM Volume 4. No 2 2019 )

PENGARUH KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KONERJA


INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) IRMA SASIRANGAN DI BANJARMASIN

Sulastini
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
E-mail : hjsulastini@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to test and explain the Effect of Competence and Work Environment
on Employee Performance of IKM Sasirangan in Banjarmasin and Banjarbaru. This
research was applied to the Small and Medium Industry Sector (IKM) sasirangan. A
sample of 52 respondents was determined by Saturated Sampling techniques. Data
collection is done through observation, questionnaires and interviews. The method used
is a quantitative approach (positivism), because the data obtained from the survey results
Article History : in the form of numbers are then analyzed using statistics to answer questions and test
Submit 5 Juni 2019 the research hypothesis. The data analysis technique uses multiple linear regression
Received in from 5 Juni 2019 equation analysis methods. This study aims to examine and explain the significant effect
Accepted 20 September 2019 of competence partially on employee work. Test and explain the significant effect of the
Avilable online 30 Oktober 2019 work environment partially on employee performance. Testing and explaining the
significant influence of competencies and work environment simultaneously on
employee performance. The population in this study are individual employees who are
still actively working on SMIs, all employees in the Small and Medium Industry Sector
(IKM) sasirangan.Partial testing The influence of Competency Variables (X1) on
employee performance is 6.67. Thus, the hypothesis that competency has a positive and
significant effect on employee performance in the Small and Medium Industry Sector
(IKM) has proven to be accepted. The influence of work environment variables (X2) on
employee performance is 16.30. Thus partially the environment has a significant
influence on the performance of employees in the Small and Medium Industry Sector,
IKM, as proven to be accepted. Influence of Competence and Work Environment
simultaneously on employee performance. The value of t count is 73.547. Thus
simultaneously having a significant effect on the performance of employees in the Small
and Medium Industry Sector (IKM) sasirangan proved to be accepted. These results
indicate that the competency and work environment owned by the IKM sasirangan
owners can improve the performance of SMIs

Keywords: Competence, Work Environment, IKM performance

Published By: Liscensed by: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/


Fakultas Teknologi Industri DOI : http://dx.doi.org/10.33536/jiem.v4i2.442
Universitas Muslim Indonesia
Address :
Jl. Urip Sumoharjo Km. 5 (Kampus II UMI)
Makassar Sulawesi Selatan.
Email :
Jiem@umi.ac.id
Phone :
+6281247526640

30
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguji serta menjelaskan Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai IKM sasirangan di Banjarmasin dan Banjarbaru. Penelitian ini diaplikasikan pada Sektor
Industri Kecil dan Menengah (IKM) sasirangan.Sampel sebanyak 52 responden ditentukan dengan tehnik
Sampel Jenuh.Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket dan wawancara. Metode yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif (positivism), karena data yang diperoleh dari hasil survei dalam
bentuk angka selanjutnya dianalisis menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan dan menguji
hipotesis penelitian. Tehnik analisis data menggunakan metode analisis persamaanregresi linier berganda.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji serta menjelaskan pengaruh signifikan kompetensi secara parsial
terhadap kerja pegawai.Menguji serta menjelaskan pengaruh signifikan lingkungan kerja secara parsial
terhadap kinerja pegawai.Menguji serta menjelaskanpengaruh signifikankompetensi dan lingkungan kerja
secara simultan terhadap kinerja pegawai.Populasi dalam penelitian ini adalah individu pegawai yang masih
aktif bekerja pada IKM adalah seluruh pegawai padaSektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) sasirangan.
Pengujian secara parsial Pengaruh Variabel Kompetensi (X1) terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 6,67.
Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) sasirangan terbukti
diterima.Pengaruhvariabel lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja pegawai adalah sebesar 16,30. Dengan
demikian secara parsial lingkungan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Sektor Industri Kecil dan Menengah IKM sasirangan terbukti diterima. PengaruhKompetensi dan
Lingkungan kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai. Nilai t hitung adalah sebesar 73,547. Dengan
demikian secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawaipada Sektor
Industri Kecil dan Menengah (IKM) sasiranganterbukti diterima. Hasil ini menunjukkan bahwaKompetensi
dan Lingkungan kerja yang dimiliki oleh pemilik IKM sasirangan dapat meningkatkan kinerja IKM.

Kata Kunci : Kompetensi, Lingkungan kerja, kinerja IKM

1. Pendahuluan
Manajemen sumber daya manusia yang baik Kewirausahaan menjangkau seluruh kegiatan
ditujukan kepada peningkatan kontribusi yang usaha baik swasta yang besar maupun yang kecil,
dapat diberikan oleh para pekerja dalam pemerintah maupun perusahaan negara (Marbun,
organisasi ke arah terciptanya tujuan organisasi. 1996). Industri Kecil Menengah merupakan jenis
Dibentuknya satuan organisasi yang mengelola industri yang mampu selamat di masa krisis
sumber daya manusia dimaksudkan bukan ekonomi, dan IKM merupakan harapan bagi
sebagai tujuan, akan tetapi sebagai alat untuk Negara Sedang Berkembang (NSB) untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kinerja memperbaiki kondisi perekonomiannya (Altinay
organisasi sebagai keseluruhan. Kenyataan ini dan Wang, 2011). Pengembangan Industri Kecil
semakin jelas terlihat apabila diingat bahwa Menengah diakui sangat penting di banyak
satuan kerja yang mengelola sumber daya negara, baik negara berkembang dan sedang
manusia melakukan tugas-tugas penunjang, berkembang karena IKM memainkan peran
bukan melakukan tugas pokok. Bekerja bagi penting dalam pembangunan ekonomi. Industri
suatu organisasi dengan memperoleh imbalan Kecil Menengah banyak dijadikan sebagai sarana
juga biasanya didasarkan keyakinan bahwa untuk pertumbuhan ekonomi, karena IKM
dengan bekerja pada organisasi, seseorang akan memiliki kapasitas untuk mencapai pertumbuhan
dapat memuaskan berbagai kebutuhannya, tidak ekonomi serta membuka peluang-peluang
hanya di bidang material, seperti sandang, kesempatan dan lapangan kerja.
pangan, papan dan kebutuhan kebendaan
lainnya, akan tetapi juga berbagai kebutuhan Industri Kecil Menengah diyakini sebagai pilar
lainnya yang bersifat sosial, prestise, kebutuhan utama pembangunan ekonomi nasional dan
psikologis dan intelektual. sekaligus untuk membangun demokrasi
ekonomi, maka IKM sudah seharusnya diberi
Industri Kecil Menengah (IKM) adalah salah kesempatan, dorongan dan dukungan sebagai
satu bentuk dari kewirausahaan (entrepreneurship). wujud pemihakan terhadap ekonomi
31
rakyat.Penempatan IKM pada posisi sangat faktor tersebut bahwa perhatian terhadap sumber
strategis tersebut karena IKM dianggap dapat daya manusia yang merupakan salah satu faktor
memenuhi kebutuhan untuk mendiversifikasi untuk pencapaian tujuan organisasi sudah
perekonomian nasional agar dapat selayaknya mendapatkan penanganan terutama
melindunginya terhadap fluktuasi dan kresisi memberikan bekal pengetahuan ataupun
ekonomi. Industri Kecil Menengah juga keterampilan, maka berangkat dari latar belakang
dianggap dapat cepat menyesuaikan diri pada pemikiran-pemikiran tersebut penulis
keadaan ekonomi yang berubah-ubah (Kaballu menetapkan judul adalah “Pengaruh kompetensi
dan Kameo, 2009). Menghadapi persaingan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
industri yang semakin ketat akibat perubahan Pegawai Industri Kecil Dan Menengah (IKM)
lingkungan bisnis memaksa para pelaku industri sasirangan di Banjarmasin”.
baik sektor industri manufaktur maupun jasa, 2. Metode Penelitian
untuk memikirkan cara-cara baru dalam 2.1. Lokasi Penelitian
memenangkan persaingan. Penelitian ini akan dilakukan di duaKota dan
kabupatenyang berada di Propinsi Kalimantan
Pengembangan IKM dalam menghadapi Selatan, yaitu Banjarmasin, Martapura yang
pasar regional dan global harus didasarkan pada berusaha di bidang Industri Kecil Menengah
usaha yang keras dan terus menerus untuk Sasirangan. Alasan pemilihan lokasi penelitian
menjadikan IKM sebagai usaha yang tangguh, ini, karena di dua kabupaten kota tersebut
peran IKM memang tidak bisa dipandang wilayahnya lebih luas, lokasinya saling berdekatan
sebelah mata karena IKM merupakan faktor dan jumlah pemilik IKM sasirangan lebih banyak
penentu dari sebagian besar ekonomi dunia dibandingkan dengan Kabupaten kota lainnya di
(Storey, 2009). Di negara majupun peran IKM Provinsi Kalimantan Selatan.Populasi dalam
mendominasi unit usaha yang ada, jumlahnya penelitian ini sebanyak 52 pemilik Industri Kecil
jauh lebih besar dibandingkan dengan unit usaha Menengah Sasirangan yang ada di Banjarmasin
skala besar. Menurut Price (2009) IKM telah dan Banjarbaru, sebagai sampel dalam penelitian
menciptakan dua pertiga sampai tiga perempat ini (sensus). Menurut Undang-undang No. 3
dari pekerjaan baru dalam perekonomian Tahun 2014, Industri Kecil adalah usaha
Amerika Serikat dan IKM juga menyumbang 51 produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
persen dari Produk Domestik Bruto sektor oleh orang perorang atau badan usaha yang
swasta dan mencakup 47 persen dari penjualan bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
bisnis. cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak
Untuk mencapai sukses usaha perlu melihat langsung dari industri menengah atau industri
kompetensi secara parsial pengaruh signifikan besar yang memenuhi kriteria industri kecil
terhadap kinerja pegawai baik dari segi sebagaimana dimaksud dalam undang-undang.
lingkungan kerja maupun kompetensi.Tenaga Menurut UU No. 3 Tahun 2014 kriteria Industri
kerja dalam proses IKM memegang peranan Kecil. Populasi dan sampel dalam penelitian ini
penting di samping faktor-faktor lainnya dalam dapat di lihat pada Tabel 1 di bawah ini :
menentukan berhasil tidaknya rencana kerja yang
telah di buat oleh managemen. Berdasarkan
Tabel 1. Populasi dan Sampel IKM Sasirangan
No Kota/Kabupaten Populasi Sampel
1 Banjarmasin 43 43
2 Banjarbaru 9 9
Jumlah 52 52
Sumber : Disperindag Provinsi Kalimantan Selatan, 2019

Data yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu penelitian tidak dapat diikut sertakan dalam analisis,
kuesioner penelitian yang didistribusikan langsung ke yaitu pemilik IKM sasirangan dari Banjarbaru
seluruh pemilik IKM sasirangan sebanyak 52 sebanyak 9 orang dan sebanyak 43 orang dari
kuesioner. Setelah seluruh kuesioner dikumpulkan, Banjarmasin jumlahnya sebesar 52 orang.
hasil pemeriksaan menunjukkan sebanyak 3 kuesioner
32
2.2. Perubahan yang tugas-tugas yang diemban. Dengan mengutif
diamati/diukur/variable penelitian dan pendapat (Nitisemito, 2009). dan Sedarmayanti
operasionalisasi variable (2010). Adapun indikator lingkungan kerja (X2)
dalam penelitian ini antara lain:Suasana Kerja,
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua Hubungan Dengan Rekan Sekerja,Tersedianya
variabel eksogen yaitu :Kompetensi dan Fasilitas , Pencahayaan, Sirklus Udara,
Lingkungan kerja dan variabel endogen Keamanan.
yaituKinerja IKM. Untuk memberikan kejelasan
variabel-variabel yang diteliti dan pengukurannya, 2.4. Variabel Kinerja Karyawan (Y)
maka dapat didefinisikan operasionalisasi variabel Pengertian kinerja karyawan adalah hasil kerja
yang digunakan dalam penelitian ini melalui secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
paparan berikut: suatu definisi yang didasarkan seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya
pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya,
sedang didefinisikan atau “mengubah konsep – Robert L. Simamora ( 2003) kinerja karyawan
konsep yang berupa konstruk dengan kata – kata adalah tingkat terhadap para karyawan mencapai
yang menggambarkan perilaku atau gejala yang persyaratan-persyaratan pekerjaan, sedangkan
dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan penilaian kinerja adalah proses yang mengukur
kebenarannya oleh orang lain” (Young, dikutip kinerja karyawan. Untuk mengetahui baik
oleh Koetjarangningrat, 2009) tidaknya kinerja seseorang perlu dilakukan
penilaian terhadap hasil kerja orang tersebut
2.3. Variabel Kompetensi (X1), Variabel apakah sudah sesuai dengan uraian pekerjaan
Lingkungan Kerja (X2) yang telah disusun sebelumnya. Jika hasil
pekerjaan telah sesuai dengan uraian pekerjaan
Definisi kompetensi adalah karakteristik dasar atau bahkan melebihinya, maka orang tersebut
seseorang yang memungkinkannya memberikan dianggap memiliki kinerja baik, sedangkan jika
kinerja unggul dalam pekerjaan, peran, atau sebaliknya, maka orang tersebut dianggap
situasi tertentu.Dengan mengutif pendapat bekerja buruk atau rendah.Adapunindikator-
Spencer (dalam Palan, Marshall 2010:6), (Boutler, indikator variabel kinerja adalah sebagai berikut :
2003: 39) dalam Sudarmanto, 2011. dari variabel Kualitas Kerja, Keandalan,
tersebut di atas maka indikator kompetensi Keterampilan,Kehadiran, Kemampuan
adalah sebagai berikut: Pengetahuan, Kerjasama dan Kuantitas. Selanjutnya tiap
Keterampilan, Sikap, Karakteristik, Pribadi, variabel ditentukan oleh beberapa indikator
Motif. secara operasional pengamatan variabel
Definisi lingkungan kerja adalah segala sebagaimana pada tabel 2 berikut ini :
sesuatu yang ada disekitar para karyawan yang
dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

Tabel 2. Matrik Operasional Variabel


Variabel Definisi Item SumberRujukan
Kompetensi karakteristik dasar 1) Pengetahuan, Spencer (dalam
(X1) seseorang 2) Keterampilan, Palan,2011 )
yangmemungkinkanya 3) Sikap,
memberikan kinerja 4) Karakteristik
unggul dalam pekerjaan, 5) Pribadi,
peran, atau situasi tertentu. 6) Motif.
Lingkungan Segala sesuatu yang ada 1) Suasana Kerja Nitisemito, 2000
Kerja(X2) disekitar para karyawan 2) Hubungan Dengan dan Sedarmayanti
yang dapat Rekan Sekerja 2012.
mempengaruhi dirinya 3) Tersedianya Fasilitas
dalam menjalankan tugas- 4) Pencahayaan
tugas yang diemban. 5) Sirklus Udara
6) Keamanan.
33
1) Kualitas Kerja Robert
Hasil kerja secara kualitas
Kinerja 2) Keandalan, L.Simamora
dan kuantitas yang dicapai
karyawan (y) 3) Keterampilan, 2013
oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan 4) Kehadiran,
tugasnya sesuai dengan 5) Kemampuan
tanggung jawab yang Kerjasama,
diberikannya, 6) Kuantitas
Sumber : Analisis, 2018
Pendekatan yang digunakan adalah penelitian ini, Variabel bebas yakni Kompetensi
kuantitatif.Penelitian ini merupakan penelitian (X1), dan Lingkungan Kerja (X2), sedangkan
ekspalanatory (explanatory research), yaitu menguji Variabel terikat yakni Kinerja Pegawai (Y), untuk
pengaruh antar variabel kompetensi dan lebih jelas dibuatModel Penelitian dapat
lingkungan kerja terhadap kinerja Pegawai.Dalam digambarkan sebagai berikut :

Kompetensi(X1)

Kinerja Pegawai
(Y)

Lingkungan
kerja (X2)

Gambar 1. Model Penelitian


Sumber : Analisis, 2018
KeteranganGambar :
= Parsial
= Simultan

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1)
Uji Validitas adalah uji statistik yang
digunakan untuk menentukan seberapa valid Berdasarkan dari hasil perhitungan
suatu kuesioner yang memuat item-item menggunakan Software SPSS versi 23 seperti yang
pernyataan variabel yang diteliti. Penentuan termuat pada lampiran, maka dikemukakan item
kategori dari validitas instrument yang mengacu pernyataan yang membentuk konstruk variabel
pada pengklasifikasian validitas yang kompetensi seperti tampak pada Tabel 6 sebagai
dikemukakan oleh Guilford (1956) dalam berikut :
Arikunto (2008) adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1)


34
Item Pertanyaan r hitung r table Validitas
X1_1 0,846 0,349 Valid
X1_2 0,812 0,349 Valid
X1_3 0,812 0,349 Valid
X1_4 0,566 0,349 Valid
X1_5 0,716 0,349 Valid
X1_6 0,819 0,349 Valid
Sumber :Analisis, 2019

Dari Tabel di atas, dengan membandingkan Variabel Lingkungan Kerja (X2)


koefisien korelasi pearson atau r-tabel pada Berdasarkan dari hasil perhitungan
significant level 5% dengan degree freedom n – 2 = 52 menggunakan Software SPSS versi 23 seperti yang
– 2 ditemukan angka sebesar 0,349, maka dapat termuat pada lampiran, maka dikemukakan item
dinyatakan bahwa item pernyataan variabel pernyataan indikator yang membentuk konstruk
kompetensi memiliki nilai r-hitung lebih besar variabel Lingkungan kerja seperti tampak pada
dari pada r-tabel. Dengan demikian item Tabel 7sebagai berikut:
pernyataan variabel kompetensi valid.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja (X2)


Item Pertanyaan r hitung r table Validitas
X2_1 0,718 0,349 Valid
X2_2 0,764 0,349 Valid
X2_3 0,421 0,349 Valid
X2_4 0,604 0,349 Valid
X2_5 0,735 0,349 Valid
X2_6 0,812 0,349 Valid
Sumber : Analisis, 2019

Dari Tabel di atas, dengan membandingkan


koefisien korelasi pearson atau r-tabel pada Variabel Kinerja (Y)
significant level 5% dengan degree freedom n – 2 = 52 Berdasarkan dari hasil perhitungan
– 2 ditemukan angka sebesar 0,349, maka dapat menggunakan Software SPSS versi 23 seperti yang
dinyatakan bahwa item pernyataan pada variabel termuat pada lampiran, maka dikemukakan item
Lingkungan Kerja memiliki nilai r-hitung lebih pernyataan indikator yang membentuk konstruk
besar dari pada r-tabel. Dengan demikian item variabel kinerja Pegawai seperti tampak pada
pernyataan pada variabel Lingkungan Kerja Tabel 8 sebagai berikut :
semuanya valid.

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)


Item Pertanyaan r hitung r table Validitas
Y1_1 0,709 0,349 Valid
Y1_2 0,445 0,349 Valid
Y1_3 0,613 0,349 Valid
Y1_4 0,603 0,349 Valid
Y1_5 0,634 0,349 Valid
Y1_6 0,860 0,349 Valid
Sumber : Analisis, 2019
Dari Tabel di atas, dengan membandingkan – 2 ditemukan angka sebesar 0,349 maka dapat
koefisien korelasi pearson atau r-tabel pada dinyatakan bahwa item pernyataan pada masing-
significant level 5% dengan degree freedom n – 2 = 52 masing indikator memiliki nilai r-hitung lebih
35
besar dari pada r-tabel. Dengan demikian item melakukan Reliability Analysis dengan SPSS ver.
pernyataan pada masing-masing indikator 23 for Windows akan dilihat nilai Alpha-
semuanya valid. Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item
dalam satu variabel. Reliabilitas menguji
4.2. Hasil Uji Reliabilitas konsistensi suatu instrumen dalam mengukur
konsep yang harus diukur atau melakukan fungsi
Jika nilai alpha > 0,6 artinya reliabilitas ukurnya. Instrumen yang reliabel adalah
mencukupi, jika nilai alpha > 0,7 artinya instrumen yang bila digunakan beberapa kali
reliabilitas lebih dari cukup (sufficient reliability) untuk mengukur objek yang sama akan
sementara jika alpha > 0,80 ini mensugestikan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,2013).
seluruh item reliabel dan seluruh tes secara Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan
konsisten secara internal karena memiliki dengan menghitung Cronbach’s Alpha dari masing-
reliabilitas yang kuat. Atau ada juga yang masing instrumen dalam suatu variabel.
memaknakannya sebagai berikut (Nunnaly, 1978 Instrumen yang dipakai dalam variabel dikatakan
dalam Suharsimi Arikunto, 2003).Jika alpha andal (reliable) bila memiliki Cronbach’s alpha lebih
rendah, kemungkinan satu atau beberapa item dari 0,6 (Nunnaly, 1978 dalam Suharsimi
tidak reliabel, segera identifikasi dengan prosedur Arikunto, 2003).
analisis per item. Item Analysis adalah kelanjutan
dari tes Aplha sebelumnya, guna melihat item- Variabel Kompetensi
item tertentu yang tidak reliabel. Lewat Item Berdasarkan dari hasil perhitungan
analisis ini maka satu atau beberapa item yang menggunakan Software SPSS versi 23 seperti yang
tidak reliabel dapat dibuang sehingga Alpha dapat termuat pada lampiran, maka dikemukakan
lebih tinggi lagi nilainya.Reliabilitas item diuji reliabilitas item pernyataan variabel Kompetensi
dengan melihat Koefisien Alpha dengan seperti tampak pada Tabel 9 sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi (X1)


Item Pertanyaan Cronbach’s Alpha Limit Minimum Reliabilitas
X1_1 0,939 0,60 Reliabel
X1_2 0,939 0,60 Reliabel
X1_3 0,939 0,60 Reliabel
X1_4 0,944 0,60 Reliabel
X1_5 0,941 0,60 Reliabel
X1_6 0,939 0,60 Reliabel
Sumber :Analisis, 2019

Berdasarkan Tabel di atas, dengan pada variabel kompetensi yang digunakan dalam
membandingkan Cronbach’s Alpha dengan limit penelitian ini adalah handal (reliabel)
minimum sebesar 0,60, maka dapatlah dinyatakan
bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk masing- Variabel Lingkungan Kerja
masing item pernyataan dalam penelitian ini Berdasarkan dari hasil perhitungan
berada di atas limit minimum 0,60. Cronbach’s menggunakan Software SPSS versi 23 seperti yang
Alpha total variabel kompetensi adalah 0,948. termuat pada lampiran, maka dikemukakan
Dari hasil pengujian reliabilitas tersebut maka reliabilitas item pernyataan variabel Lingkungan
dapat dinyatakan bahwa instrumen pengukuran Kerja seperti tampak pada Tabel 10 sebagai
berikut :

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Lingkungan Kerja (X2)


Item Pernyataan Cronbach’s Alpha Limit Minimum Reliabilitas
Item 1 0,941 0,60 Reliabel
Item 2 0,941 0,60 Reliabel
Item 3 0,950 0,60 Reliabel
Item 4 0,944 0,60 Reliabel
Item 5 0,941 0,60 Reliabel
36
Item 6 0,940 0,60 Reliabel
Sumber : Analisis, 2019

Berdasarkan Tabel di atas, dengan digunakan dalam penelitian ini adalah handal
membandingkan Cronbach’s Alpha dengan limit (reliabel).
minimum sebesar 0,60, maka dapatlah dinyatakan
bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk masing- Variabel Kinerja
masing item pernyataan dalam penelitian ini Berdasarkan dari hasil perhitungan
berada di atas limit minimum 0,60. Cronbach’s menggunakan Software SPSS versi 23 seperti yang
Alpha total variabel Lingkungan Kerja adalah termuat pada lampiran, maka dikemukakan
0,815.Dari hasil pengujian reliabilitas tersebut reliabilitas item pernyataan variabel kinerja
maka dapat dinyatakan bahwa instrumen seperti tampak pada Tabel 11sebagai berikut
pengukuran pada variabel Lingkungan kerja yang
:
Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja (Y)
Item Pertanyaan Cronbach’s Alpha Limit Minimum Reliabilitas
Y1_1 0,941 0,60 Reliabel
Y1_2 0,947 0,60 Reliabel
Y1_3 0,943 0,60 Reliabel
Y1_4 0,943 0,60 Reliabel
Y1_5 0,943 0,60 Reliabel
Y1_6 0,939 0,60 Reliabel
Sumber : Analisis, 2019

Berdasarkan Tabel di atas, dengan menghindari kesalahan spesifikasi (misspecification)


membandingkan Cronbach’s Alpha dengan limit model regresi yang digunakan dalam penelitian
minimum sebesar 0,60, maka dapatlah dinyatakan ini. Adapun pengujian terhadap asumsi-asumsi
bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk masing- regresi berganda atau disebut pengujian asumsi
masing item pernyataan dalam penelitian ini klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas,
berada di atas limit minimum 0,60. Cronbach’s heteroskedastisitas dan multikolinearitas.Dan uji
Alpha total variabel kinerja adalah 0,828.Dari autokorelasi digunakan jika dalam penelitian ini,
hasil pengujian reliabilitas tersebut maka dapat bila jenis data penelitian adalah timeseries,
dinyatakan bahwa instrumen pengukuran pada sedangkan jenis data dalam penelitian ini adalah
variabel kinerja yang digunakan dalam penelitian cros-section.
ini adalah handal (reliabel).Hasil pengujian
reliabilitas secara keseluruhan menunjukkan Uji Multikolinearitas
bahwa instrument pengukuran yang digunakan Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji
dalam penelitian ini adalah handal (reliabel). apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independent).Model regresi
4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independent.Deteksi multikolonieritas
Setelah instrumen pengukuran dinyatakan pada suatu model dapat dilihat dari nilai tolerance
sahih dan handal maka selanjutnya dilakukan dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Jika
pengujian terhadap asumsi-asumsi yang harus nilai VIF kurang dari 10 dan nilai TOLERANCE
dipenuhi dalam suatu model regresi berganda. lebih dari 0,1 maka diindikasi bahwa tidak
Pengujian terhadap asumsi-asumsi regresi terdapat multikolinearitas (Singgih Santoso,
berganda bertujuan untuk menghindari 2002) didapat nilai tolerancedan VIF seperti pada
munculnya bias dalam analisis data serta untuk Tabel 12.

Tabel 9. Hasil Uji Multikolinieritas dengan Tolerance dan VIF


Collinearity Statistics
Variabel
Tolerance VIF
Kompetensi 0,462 2,164
37
Lingkungan kerja 0,462 2,164
Sumber :Analisis, 2019

Berdasarkan Tabel di atas, dapat dinyatakan koefisien autokorelasi sama dengan 0, berarti
bahwa model regresi dalam penelitian terbebas tidak terdapat autokorelasi. (Ghozali, 2005: 61)
dari multikolinieritas, karena nilai tolerance lebih Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. digunakan Durbin Watson Test. Apabila nilai DW
terletak di atas batas atas maka tidak ada
Uji Autokorelasi autokorelasi. Dari hasil uji DW, diperoleh nilai
Test sebesar 1,701. Bila nilai DW terletak DW untuk lebih jelasnya lihat model dibawah ini
antara batas atas upper bound (du) dan (4-du) maka :

Tabel 10. DW Test


Model Summaryb
Std. Change Statistics
Error of
R Adjusted the R Square Sig. F Durbin-
Model R Square R Square Estimate Change F Change df1 df2 Change Watson
1 ,884a ,781 ,770 2,015 ,842 73,547 2 49 ,000 2.351
a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Kerja, Kompetensi
b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber : Analisis, 2019

Uji Heteroskedastisitas dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu


Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji pada grafik scatterplot antara ZPRED dan
apakah dalam model regresi terjadi SRESID (Singgih Santoso, 2002).Jika ada pola
ketidaksamaan variance dari residual satu tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance pola tertentu yang teratur (Bergelombang,
dari residual satu pengamatan ke pengamatan melebar, kemudian menyempit).Maka
yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas mengindentifikasikan telah terjadi
dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. heterokedastisitas.Sedangkan Jika ada pola yang
Model regresi yang baik adalah yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
homoskedastisitas bukan heteroskedastisitas dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
(Ghozali, 2006).Cara yang digunakan untuk terjadi heteroskidastisitas.Berdasarkan hasil
mendeteksi ada atau tidak adanya statistik dengan menggunakan bantuan program
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik SPSS versi 23 maka hubungan antara nilai
scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat variabel yang diprediksi dengan residualnya
(ZPRED) dengan residual (SRESID).Refleksi digambarkan dalam gambar 4.3 di bawah ini:
ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan

38
Gambar 2. Grafik Scatterplot
Sumber :Analisis, 2019
Berdasarkan Gambardi atas, nampak bahwa regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali,
titik-titik (noktah-noktah) yang ada terpencar 2006). Untuk menguji suatu data berdistribusi
dengan tidak membentuk pola tertentu yang normal atau tidak, dapat diketahui dengan
teratur seperti cerobong asap di sekitar garis menggunakan grafik normal plot (Ghozali,
diagonal (menyebar lalu menyempit atau 2006).Untuk menguji apakah data-data yang
sebaliknya). Titik-titik menyebar di atas dan di dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak,
bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat dapat dilakukan dengan metode grafik dan
dinyatakan bahwa pada model regresi dalam statistik.Metode grafik yang handal untuk
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. menguji normalitas data adalah dengan melihat
normal probability plot dan histogram.
Uji Normalitas Berdasarkan hasil statistik dengan bantuan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji program SPSS versi 23, maka dihasilkan grafik
apakah data yang akan digunakan dalam model normal probability plot sebagai berikut.

Gambar 3. Grafik Normal Probabilitas Plot


Sumber :Analisis, 2019
Berdasarkan Gambar di atas, nampak bahwa mengemukakan bahwa pendeteksian normalitas
sebaran (pencaran) data berada di sekitar garis data dapat dilakukan dengan melihat grafik
diagonal dan tidak ada yang terpencar jauh dari histogram dari penyebaran (frekuensi) data.
garis diagonal, sehingga asumsi normalitas dapat Bentuk histogram seperti bentuk lonceng (bell
dipenuhi, selain berdasarkan grafik normal shaped curve) mengindikasikan bahwa data
probability plot, Singgih Santosa (2001) berdistribusi normal.

39
Gambar 4. Histogram untuk Frekuensi (penyebaran) Data
Sumber :Analisis, 2019

Berdasarkan Gambar di atas, nampak bahwa dengan menggunakan metode Analisis Regresi
bentuk histogram menggambarkan data yang Linier berganda. Untuk mengetahui adanya
berdistribusi normal karena membentuk seperti pengaruh antara kompetensi (X1), lingkungan
lonceng (bell shaped), sehingga asumsi normalitas kerja (X2) terhadap kinerja (Y), digunakan uji
dalam penelitian ini dapat dipenuhi. hipotesis yaitu uji F dan uji t dengan
menggunakan program SPSS versi 23. Pada tabel
4.4. Pengujian Hipotesis 14 di bawah ini menunjukkan hasil analisis regresi
linier berganda dengan signifikansi p <0,05.
Berdasarkan data yang diperoleh dari 52 orang sebagai berikut :
responden, dapat dianalisis pengujian hipotesis

Tabel 11. Hasil Regresi Linier Berganda


Unstandardized Standardized
Simbol Coefficients Coefficients t hitung Sig.t Keterangan
B Beta
Kompetensi (X1) 0,211 0,216 2,418 0,019 Signifikan
Lingkungan kerja (X2) 0,359 0,496 4,009 0,000 Signifikan
Konstanta 9,374
R = 0,884 F hitung = 73,547
R Square = 0,781 Sig. F = 0,000
Adjusted R Square = 0,770
n = 52
Sumber: Analisis, 2019
Angka R sebesar 0,884 menunjukkan bahwa dipakai untuk memprediksi kinerja pegawai dapat
korelasi atau hubungan antara adalah sangat kuat dikatakankompetensi dan Lingkungan kerja
karena menurut Sugiyono (2013) angka tersebut secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi
berkisar antara 0,80 – 1,000.Angka R square atau kinerja pegawai.Berdasarkan hasil regresi
koefisiesn determinasi adalah 0,871 Namun berganda di dapat persamaan regresi sebagai
untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, berikut:
lebih baik digunakan Adjusted R Square yaitu Y = 9,374 + 0,211.X1 +0,359X2
0,770 (selalu lebih kecil dari R Square).Uji Anova (2,418) (4,009)
di dapat Fhitung sebesar 73,547 dengan tingkat Persamaan regresi ini dibentuk berdasarkan nilai
signifikan 0,000. Karena probabilitas (0,000) jauh unstandardized coeffisien B. Di mana dari persamaan
lebih kecil dari 0,05 maka model regresi bisa regresi linier berganda tersebut dapat dilihat arah
40
hubungan dari variabel kompetensi,lingkungan tersebut sesuai dengan ketentuan, jika F hitung
kerja yang ditunjukkan oleh tanda koefisien lebih besar dari F tabel maka variabel bebas
regresinya. Koefisien regresi variabel kompetensi mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat
(X1),lingkungan kerja(X2) bertanda positif, atau faktor variabel kinerja pegawai Berdasarkan
menunjukkan bahwa setiap penambahan atau uraian tersebut dapat disimpulkan, hipotesis yang
kenaikan pada masing-masing variabel tersebut menyatakan bahwa berpengaruh positif terhadap
akan berpengaruh positif terhadap kinerja kinerja pegawai terbukti diterima.
pegawai. Terlihat pada kolom sig/significance Koefisien Determinasi Total
bahwa variabel kompetensi dan lingkungan kerja Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk
mempunyai angka signifikan di bawah 0,05. mengetahuibesarnya kontribusi
Karena itu kedua variabel independen tersebut (pengaruh)secarakeseluruhandihitung
mampu memprediksi kinerja pegawai. berdasarkan persentase dari kontribusiperubahan
Uji Hipotesiske I /Uji Parsial (Uji t) variabelindependen (Xi)terhadapvariabel
Pengujian secara parsial (uji t) juga digunakan dependen (Y) .JikaR2yangdiperolehdari hasil
untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu perhitungan mendekati 1 (satu), maka semakin
Pengaruh Variabel Kompetensi (X1) terhadap kuat model regresi dapat menerangkan variabel
Kinerja Pegawai. Nilai t hitung variabel dependennya. Besarnyakoefisiendeterminasi dari
kompetensi adalah sebesar 2,418 hasil ini lebih hasil analisis regresi
besar dibandingkan dengan t-tabel sebesar 1,670. diperolehnilaiRSquaresebesar 0,781 yang artinya
Dengan demikian secara parsial kompetensi bahwa perubahan variabel kompetensi dan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan kerja memberikan
kinerja pegawai dengan probabilitas tingkat kontribusiterhadapkinerja pegawai sebesar78,10
kesalahan variabel sebesar 0,000 (lebih kecil dari % atau besarnya pengaruh variabel independen
0,05). Dengan demikian, hipotesis yang terhadap variabel dependen sebesar 78,10
menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh %dansisanya sebesar 21,90 % dipengaruhi oleh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. variabel lain yang tidak dimasukan dalam model
Uji Hipotesis ke II /Uji Parsial (Uji t) penelitianini.
Pengujian secara parsial (uji t) juga digunakan Implikasi HasilPenelitian
untuk membuktikan hipotesis pertama, yaitu Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
Pengaruh Variabel lingkungan kerja (X2) dari penelitian ini. Maka dapat disajikan uraian
terhadap Kinerja Pegawai. Nilai t hitung variabel mengenai implikasi hasil penelitian sebagai
lingkungan kerja adalah sebesar 4,009, hasil ini berikut :
lebih besar dibandingkan dengan t-tabel sebesar • Hasil ini mendukung temuan dari beberapa
1,670. Dengan demikian secara parsial penelitian terdahulu, antara lain: Lotunani
lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang (2014), Posuma 2013, Ismail (2010), Suhaji
signifikan terhadap kinerja pegawai dengan (2012), Kristina (2012), Amiroso dan
probabilitas tingkat kesalahan variabel sebesar Mulyanto (2015),dan Keran (2012) yang juga
0,000 (lebih kecil dari 0,05). Dengan demikian, membuktikan, yaitu terdapat pengaruh
hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan signifikan Kompentensi terhadap Kinerja dan
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pola pengaruhnya berbentuk positif. Hasil ini
kinerja pegawai terbukti diterima. tidak mendukung temuan Suhaji yang
Uji Hipotesis ketiga /Uji Simultan (Uji F) membuktikan tidak ada pengaruh signifikan
Pengujian secara simultan (uji F) digunakan kompetensi terhadap kinerja karyawan.
untuk membuktikan hipotesis pertama. Variabel • Hasil ini juga mampu memperkuat teori yang
Kompetensi dan lingkungan kerja secara simultan dikemukakan Rampesad, Hubert K,(2006)
mempengaruhi kinerja pegawai dengan tingkat bahwa kompensasi berorientasi pekerjaan
kesalahan/signifikansi 5%. Hal ini terbukti adalah kemampuan, perilaku atau
bahwa F hitung lebih besar dari F tabel (Fhitung keterampilan yang telah diperlihatkan untuk
73,547> Ftabel 2,753) atau nilai signifikansinya menimbulkan atau memprediksi kinerja
0,000 lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05, karyawan unggul dalam pekerjaan tertentu.
sehingga H1 diterima. Tingkat kepercayaan yang Selain itu juga memperkuat pendapat
diambil dalam penelitian ini sebesar 95% dengan Wibowo, (2012:323) bahwa kompetensi
tingkat kesalahan () sebesar 5%. Penjelasan merupakan salah satu faktor yang
41
mempengaruhi kinerja.Kompetensi • Secara teoritis hasil penelitian ini tidak
diperlukan untuk membantu organisasi mendukung teori yang dikemukakan oleh
dalam menciptakan budaya kinerja tinggi. Nitisemito (2001), Sukanto dan Indriyo
Banyaknya kompetensi yang digunakan oleh (2000), serta Mardiana (2005) yang
sumber daya manusia akan meningkatkan menyatakan lingkungan kerja adalah
kinerja. lingkungan dimana karyawan melakukan
• Hasil penelitian ini mendukung hasil pekerjaannya sehari-hari, dimana
penelitian Suhaji (2012) yang juga lingkungan kerja yang kondusif mampu
membuktikan tidak terdapat pengaruh membuat karyawan bekerja secara lebih
signifikan Lingkungan Kerja terhadap optimal (kinerja baik). Hasil ini tidak
Kinerja Karyawan. Namun, hasil penelitian mendukung pendapat yang dikemukan oleh
tidak mendukung hasil penelitian yang Sutrisno (2011:118) bahwa lingkungan kerja
dilakukan oleh Rinawati (2014), memiliki arti penting dalam mempengaruhi
Naharuddin dan Sadegi (2013), Imran, et.al, kinerja, dimana yang dimaksud lingkungan
(2012), Rinawati (2014), yang membuktikan kerja adalah seluruh sesuatu yang berada di
sebaliknya, yaitu terdapat pengaruh positif sekitar karyawan dapat dikatakan sebagai
dan signifikan antara Lingkungan Kerja lingkungan kerja baik fisik dan non fisik.
terhadap Kinerja Karyawan.

5. Kesimpulan kerja terhadap kinerja pegawai,kurang baik


1. Kompetensi karyawan berpengaruh secara (negatif), maka kinerja pegawai semakin
signifikan dan dengan arah positif terhadap rendah. Adapun besarnya pengaruh
kinerja pegawai. Berarti secara teoritis lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai
pengaruh kompetensi terhadap kinerja sebesar 4,009,
pegawai ialah searah. Hal ini memberi 3. Kompetensi dan lingkungan kerja, secara
makna, jika persepsi kompetensi terhadap simultan berpengaruh secara signifikan dan
kinerja pegawai semakin baik (positif), maka dengan arah positif terhadap kinerja
kinerja pegawai akan semakin tinggi. pegawai.Berarti secara teoritis pengaruh
Sebaliknya, jika persepsi kompetensi kompetensi karyawan, lingkungan kerja,
terhadap kinerja pegawai kurang baik secara simultan terhadap kinerja pegawai
(negatif), maka kinerja pegawai semakin ialah searah. Hal ini memberi makna, jika
rendah. Adapun besarnya pengaruh persepsi kompetensi, lingkungan kerja,
kompetensi terhadap kinerja pegawai sebesar secara simultan terhadap kinerja pegawai
2,418, diterapkan pada semakin baik (positif), maka
2. Lingkungan kerja berpengaruh secara kinerja pegawai akan semakin tinggi.
signifikan dan dengan arah positif terhadap Sebaliknya, jika persepsi kompetensi dan
kinerja pegawai. Berarti secara teoritis lingkungan kerja, secara simultan terhadap
pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja kinerja pegawai diterapkan pada kurang baik
pegawai ialah searah. Hal ini memberi (negatif), maka kinerja pegawai semakin
makna, jika persepsi lingkungan kerja rendah. Adapun besarnya pengaruh
terhadap kinerja pegawai semakin baik kompetensi, lingkungan kerja, secara
(positif), maka kinerja pegawai akan semakin simultan terhadap kinerja pegawai sebesar
tinggi. Sebaliknya, jika persepsi lingkungan 73,547.

Referensi Pengaruh Motivasi, Lingkunga Kerja,


As’ad, Mochamad. 2010. Psikologi Industri, Seri Kompetensi,Dan Kompensasi
Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Liberty. Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja
As’ad, Mohamad. (2012) Kepemimpinan Efektif Pegawai Di Lingkungan Kantor Dinas
dalam Perusahaan, Suatu Pendekatan Pekerjaan Umum Provinsi Bali.Jurnal
Psikologik, EdisiKedua, Yogyakarta: Manajemen, Strategi Bisnis, dan
Liberty.Dhermawan, Anak Agung Kewirausahaan Vol. 6, 173 No. 2 Agustus
Ngurah Bagus, I Gde Adnyana Sudibya 2012
dan I Wayan Mudiartha Utama. (2012).
42
Alamsyah Lotunani, M.S Idrus, Eka Afnan, and againstEmployee Job Performance, Canadian
Margono Setiawan, 2014, The Effect of Center of Science and Education: Review of
Competence on Commitment, Performance and European Studies; Vol. 7, No. 11; 2015
Satisfaction with Reward as a Moderating JajangAmiroso and Mulyanto, 2015, Influence of
Variable (A Study on Designing Work plans in Discipline, Working Environment, Culture of
Kendari City Government, Southeast Sulawesi), Organization and Competence on Workers’
International Journal of Business and Performance through Motivation, Job
Management Invention, Volume 3 Issue 2 Satisfaction (Study in Regional Development
February. 2014 PP.18-25 Planning Board of Sukoharjo Regency),
Ardiana, 2010.“Kompetensi SDM UKM dan European Journal of Business and Management,
Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Vol.7, No.36, 2015
Surabaya”. Jurnal Manajemen dan Keran, Kristina Nugi. (2012), “Pengaruh Motivasi
Kewirausahaan, Vol. 12, No. 1, Maret kerja, Kompetensi dan Kompensasi terhadap
2010 : 42 –55 kinerja Karyawan Di Yayasan Bintang Timur
Bernadi, H.John& Joyce E.A Russel Tangeran” Universitas Esa Unggul, Jakarta.
(1993).Dalam Rozi (2016), Human Kotter, John P and Heskett, James L,1992, dalam
Resourse Management, Internasional edition, Rozi (2016) Comporate and
Singaputa: McGraw Hill.Inc. Performance, The Freee Press, New
Cara pandangku, 2011, Pengujian Hipotesis:Regresi York
Linier Berganda, Uji T, Uji F dan Uji R Ley, Tobias, Dietrich Albert and Stefanie
Square, Blogspot.com. Lindstaedt. 2013. Competency Management
Christilia O.Posuma 2013 Universitas Sam Ratu Using The Competence Performance
Langi, “Kompetensi, Kompensasi, dan Approach:Modeling, Assessment, Validation,
Kepemimpinan Pengaruhnya terhadap Kinerja And Use. http://www.ideagroup.com.
karyawan Karyawan Pada Rumah Sakit Diunduh tanggal 9 April 2013
Ratumbuysang Manado” Linawati Suhaji 2012, The Influence of Motivation,
Dessler, Gary. (2010). Manajemen Sumber Daya Competence, Leadership and Work
Manusia Jilid 1.Jakarta : PT. Indeks Environment on Employee Performance (Study
______________,Manajemen Sumber Daya at PT Herculon Carpet Semarang)
Manusia. Edisi kesepuluh. PT IntanSejati. Marwansyah.2012. Manajemen Sumber Daya
Klaten Manusia Edis iKedua. Bandung:CV.
Dessler, Gary, 1997, (dalam Rozi 2016)Human Alfabeta
Resourches Management. Prentice Hall Inc., Mathis. Jackson.2008.Manajemen Sumber Daya
London Manusia Jakarta. SalembaEmpat.
Enceng, Liestyodono dan Purwaningdyah, ______________, (2003).Human Resource
2008.Meningkatkan Kompetensi Management.Australia-South-Westrn
Aparatur Pemerintah Daerah dalam ______________, (2001).Manajemen Sumber Daya
Mewujudkan Good Governance.Jurnal Manusia, SalembaEmpat, Jakarta.
Kebijakan dan Manajemen PNS.Vol 2 Nina Munira Naharuddin dan Mohammad
Juni 2008:12-15. Sadegi, 2013, Factors of Workplace
Gibson, James L et al 2010, “Organizations Environment that Affect Employees
(Behavior, Structure, Processes),” Twelfth Performance: A Case Study of Miyazu
Edition, McGrow Hill. Malaysia, International Journal of Independent
Grenberg dan Baron, 2000, “Assesing Research and Studies – IJIRS, Vol. 2, No.2
ConstructValidity in Organizational (April, 2013) 66-78
Researh, Administrative Rabia Imran, Afsheen Fatima, Arshad Zaheer,
ScinceQuartely. Imran Yousaf and IramBatool, 2012, How
Imam Ghozali.2009. Ekometrika teori, Konsep dan to Boost Employee Performance: Investigating the
Aplikasi dengan SPSS 17. Badan Penerbit Influence of Transformational Leadership and
Universitas Diponegoro: Semarang. Work Environment in a Pakistani Perspective,
IlhamThaief, Aris Baharuddin1, Priyono& Middle-East Journal of Scientific Research 11
Mohamad Syafi’iIdrus, 2015, Effect of (10): 1455-1462, 2012
Training, Compensation and Work Discipline
43
Rahmah Ismail, Syahida Zainal Abidin (2010), Sari Ika Rinawati Kusni Ingsih 2014 Universitas
Impact of workers’ competence on their Dian Nuswanto, ”Pengaruh Lingkungan
performance in the Malaysian private service Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja
sector karyawan Karyawan dengan Motivasi kerja
Rampesad, Hubert K. (2006). Pertajam Kompetensi Sebagai Variabel Intervening pada Satuan
Andadengan Personal Balance Kerja Non vertical tertentu (SNVT)
Scorecard.Sinergikan Ambisi Pribadi dengan Kementerian Pekerjaan Umum di Semarang
Perusahaan Anda.PPM. Jakarta Schuller, Randall S dan Susan E. Jackson. 1910.
Rivai, Veithzal, 2005, Performance Appraisal. Edisi Manajemen Sumber Daya Manusia
Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta Menghadapi Abad Ke-21. Edisi ke-6, Jilid 2.
Robbins P.S, 2002, Prinsip-prinsip Perilaku Erlangga: Jakarta.
Organisasi, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta Sheikhyet al (2014), An Investigation into the Effect of
Rozi, 2016,Pengaruh Kompetensi, Disiplin Kerja Dan Human Resource Competencies and
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Organizational Commitment on Employees' Job
Pada Kantor Bank Kalsel Cabang Pembantu Satisfaction, Discipline of Work, and Job
Di Banjarmasin,Jurnal Bisnis & Performance in Khuzestan Telecommunication
Pembangunan ,volume 6,No1 (2017).E- Company
ISSN-187X, ISSN 2541-1403.Januari Sudarmanto, Pengantar: Samudra Wibawa
2017.Universitas lambung Mangkurat, 2009.”Kinerja dan Pengembangan
Robbins, Stephen. P, 2013. Perilaku Organisasi, Kopetensi SDM”.“Teori, Dimensi
Pengukuran, dan Implementasi dalam
Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Prehallindo, Organisasi”. Pustaka
Pelajar,Yogyakarta.
Jakarta. Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Bisnis, Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatis, dan R & D, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Lane, Jan Erik,2008, The Public Sectors, Concept,
Trihendradi, Cornelius, 2013, Step By Step IBM
Model And Approaches, London, Sage
SPSS 21 : Analisis Data Statistik, Penerbit
Publications.
Andi, Yogyakarta.
Nur Indriantoro, Supomo, B., (1999),
Metodologi Penelitian Bisnis, Yogyakarta,
BPFE-Yogyakarta.

44

You might also like