You are on page 1of 4

Volume 9 Nomor 2 (2019) 114-117

JURNAL KEBIDANAN
p-ISSN: 2089-7669 ; e-ISSN: 2621-2870
http://dx.doi.org/10.31983/jkb.v9i2.4092

Analysis Factors The Fulfillment of Health Rights in Children with Disability

Endang Susilowati1 Noveri Aisyaroh2 Sri Wahyuni3


1,2
Universitas Islam Sultan Agung, Indonesia
3
YPAC Semarang

Corresponding author: Endang Susilowati


Email: esusilowati27@gmail.com

Received: April 15th, 2019; Revised: July 10th, 2019; Accepted: September 17th, 2019

ABSTRACT

Most people with disabilities in Indonesia live in conditions that are vulnerable, underdeveloped, and
/ or poor because there are still restrictions, obstacles, difficulties, and the reduction or elimination of the
rights of persons with disabilities. This research was conducted at YPAC Semarang. This study aims to
determine the factors that influence the fulfillment of health rights for children with disabilities. The type of
crossectional research with bivariate analysis using chi square and multivariate analysis using logistic
regression. The research instrument used a questionnaire given to parents of children with disabilities. The
results showed that there was a relationship between the age of the mother during pregnancy (P-value 0.008)
and the fulfillment of health rights for children with disabilities. There is a relationship between the work of
the mother (p-value 0.002) and the fulfillment of health rights for children with disabilities. The most
influential factor after multivariate analysis using logistic regression was obtained which most influenced
the fulfillment of health rights for children with disabilities was maternal employment (p-value 0,018, Exp
(B) 14,593 (CI 1,596-133,433). The work of mothers who are mostly housewives greatly influences the
fulfillment of health rights for children with disabilities.

Keywords: health rights; children with disabilities; factor

Pendahuluan hidup dimuka bumi ini. Orang berkebutuhan


khusus memiliki definisi yang sangat luas,
Undang-undang Republik Indonesia Nomor mencakup orang-orang yang memiliki cacat fsik
8 Tahun 2016 Tentang Disabilitas menjelaskan au kemampan IQ (Intelligence Quotient) rendah,
Pada pasal 4 disebutkan ragam penyandang serta orang dengan permasalahan sangat kompleks
disabilitas meliputi : Disabilitas fisik, intelektual, sehingga fungsi-fungsi kognitifnya mengalami
mental dan atau sensorik. Sedangkan pada pasal 5 gangguan[2].
bagian kesatu disebutkan penyandang Disabilitas Penyandang Disabilitas adalah setiap orang
memiliki hak: hidup, bebas dari stigma, privasi, yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual,
keadilan dan perlindungan hukum, pendidikan, mental dan atau sensorik dalam jangka waktu
pekerjaan, kewirausahaan dan koperasi, kesehatan, lamayang dalam berinteraksi dengan lingkungan
politik dan keagamaan[1]. dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk
Disabilitas (orang berkebutuhan khusus) berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan
adalah orang yang hidup dengan karakteristik warga negara lainnya berdasarkan kesamaan
khusus dan memiliki perbedaan dengan orang pada hak[1].
umumnya. Karena karakteristik yang berbeda Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),
inilah memerlukan pelayanan khusus agar dia diartikan sebagai individu-individu yang
mendapatkan hak-haknya sebagai manusia yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari
Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 114
individu lainnya yang dipandang normal oleh peneliti mendapatkan hasil yaitu di Yayasan
masyarakat pada umumnya. Secara lebih khusus Pendidikan Anak Cacat Kota Semarang telah
anak berkebutuhan khusus menunjukkan menyediakan fasilitas pendidikan mulai dari
karakteristik fisik, intelektual, dan emosional yang tingkat dasar sampai dengan menengah atas. Selain
lebih rendah atau lebih tinggi dari anak normal itu ada juga pelayanan di bidang kesehatan salah
sebayanya atau berada di luar standar normal yang satunya adalah rehabilitasi medik, hasil wawancara
berlaku di masyarakat. Sehingga mengalami dengan salah satu petugas dari YPAC
kesulitan dalam meraih sukses baik dari segi social, menyampaikan bahwa masih ada kendala dengan
personal, maupun aktivitas pendidikan[3]. pemenuhan hak anak dibidang kesehatan
Klasifikasi dari anak berkebutuhan khusus dikarenakan terbatasnya anggaran.
apabila termasuk ke dalam salah satu atau lebih Berdasarkan undang-undang Republik
dari kategori berikut ini : Kelainan sensori, seperti Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang
cacat penglihatan atau pendengaran, Deviasi penyandang Disabilitas bagian kedelapan pasal 12
mental, termasuk gifted dan retardasi mental, yang membahas tentang hak kesehatan, Hak-hak
Kelainan komunikasi, termasuk problem Bahasa tersebut belum dipenuhi secara maksimal oleh
dan ucapan, Ketidakmampuan belajar, termasuk YPAC karena keterbatasan dari sarana dan
masalah belajar yang serius karena kelainan fisik, prasarana. Tujuan dari penelitian ini adalah
Perilaku menyimpang, termasuk gangguan menganalisis faktor yang mempengaruhi
emosional, Cacat fisik dan kesehatan, termasuk terpenuhinya hak kesehatan pada anak dengan
kerusakan neurologis, ortopedis, dan penyakit disabilitas.
lainnya seperti leukemia dan gangguan
perkembangan[4]. Metode Penelitian
Penyandang disabilitas menyandang stigma
ketidaksempurnaan, sehingga membuat Jenis penelitian crossectional dengan
penyandang disabilitas termarjinalkan dari analisis bivariat menggunakan chi square dan
penerimaan sosial yang utuh. Penyandang analisis multivariate menggunakan regresi logistic.
disabilitas masih sangat jauh dari kata adil (fair), Variabel dalam penelitian ini adalah faktor yang
masih banyak penyandang disabilitas yang mempengaruhi pemenuhan hak kesehatan anak
mendapatkan diskriminasi terkait dengan dan terpenuhinya hak kesehatan anak dengan
pemenuhan hak, pendidikan, pekerjaan, kesehatan, disabilitas. Instrumen penelitian menggunakan
falisitas publik seperti transportasi, tempat ibadah, kuesioner yang diberikan kepada orangtua anak
tempat hiburan, serta kedudukan yang sama penyandang disabilitas di YPAC Semarang
dimuka hukum[5]. Sejumlah 46 orang tua/wali yang mempunyai anak
Berdasarkan data 2012 penyandang dengan disabilitas. Teknik sampling yang
disabilitas terbanyak adalah penyandang yang digunakan adalah Total sampling yaitu orang tua
mengalami lebih dari satu jenis keterbatasan yaitu yang mempunyai anak usia 5-7 tahun yaitu
sebesar 39,97%. Jawa Tengah penyandang sejumlah 46 responden.
disabilitas sebesar 3,19%. Data dari Yayasan
Pembinaan Anak Cacat (YPAC) kota Semarang Hasil dan Pembahasan
terdapat sejumlah 215 anak yang menyandang
disabilitas[6]. Berdasarkan wawancara dengan 15 Hasil penelitian didapatkan yaitu:
orang tua yang memiliki anak dengan Disabilitas karakteristik responden 1) usia ibu saat hamil 19,6%
dan menjadi peserta didik di YPAC Semarang dalam kategori risiko dan 80,4% tidak berisiko, 2)
menyatakan bahwa mereka belum mengetahui hak Pekerjaan 32,6% ibu rumah tangga dan 67,4%
apa saja yang dapat diperoleh anak dengan karyawan swasta, 3) Pendidikan 56,5% Lulus
disabilitas. SMA dan 43,5% Lulus perguruan tinggi, 4)
Kesehatan merupakan hal yang penting bagi Pengetahuan 23,9% kategori kurang, 43,5% cukup
masyarakat baik yang sempurna maupun dengan dan 32,6% baik. sedangkan hasil dari analisis
ketidaksempurnaan. Penyandang Disabilitas bivariat adalah sebagai berikut :
mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan a. Hubungan antara usia ibu saat hamil dengan
pelayanan kesehatan, hal ini juga di sebut dalam terpenuhinya hak kesehatan pada anak dengan
Undang-undang RI No 8 Tahun 2016 Bagian disabilitas
kedelapan pasal 12 menyebutkan tentang hak
kesehatan bagi penyandang Disabilitas[1]. Tabel 1.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh
Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 115
Hubungan antara usia ibu saat hamil dengan Ibu disabilitas
terpenuhinya hak kesehatan pada anak dengan Terpenuhi Tidak
disabilitas. P value
Terpenuhi
Ibu Rumah 1 14 0,002
Hak Kesehatan pada anak Tangga
Umur ibu disabilitas
saat hamil Terpenuhi Tidak P Karyawan 17 14
Terpenuhi value Swasta
Berisiko(<20 7 2 0,008 Dari tabel 2 dapat diambil kesimpulan
tahun, >35 bahwa ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan
tahun) hak kesehatan pada anak dengan disabilitas.
Tidak Berisiko 11 26 Disabilitas dalam keluarga seringkali dikaitkan
(20-35 tahun) dengan biaya hidup yang semakin tinggi dan
Dari tabel 1 dapat diambil kesimpulan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
bahwa ada hubungan antara umur ibu saat hamil penghasilan, dan dengan demikian dapat meningkat
dengan terpenuhinya hak kesehatan pada anak risiko menjadi miskin atau tetap miskin[8].
dengan disabilitas dengan p value 0,008 (<0,05). Kemiskinan membuat anak sulit mendapatkan
Semakin cukup umur tingkat kematangan pelayanan yang mereka dapatkan. Pekerjaan
dan kekuatan seseorangakan lebih matang dalam berhubungan dengan terpenuhinya hak kesehatan
berpikir dan bekerja dari segi kepercayaan pada anak dengan disabilitas. Dengan pekerjaan
masyarakat yang lebih dewasa akan lebih yang menambah penghasilan pada ibu akan
percaya dari pada orang yang belum cukup membuat terpenuhinya hak kesehatan pada anak[9].
tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman jiwa. c. Analisis faktor yang mempengaruhi
Rencana aksi disabilitas global WHO terpenuhinya hak kesehatan anak dengan
2014-2021 adalah langkah penting menuju disabilitas secara multivariat
pencapaian kesehatan dan kesejahteraan dan hak
asasi manusia bagi para penyandang cacat. Rencana Tabel 3.
aksi ini disetujui oleh Negara-negara Anggota Analisis faktor yang mempengaruhi terpenuhinya
WHO pada tahun 2014 dan menyerukan mereka hak kesehatan anak dengan disabilitas secara
untuk menghilangkan hambatan dan meningkatkan multivariate.
akses ke layanan dan program kesehatan;
memperkuat dan memperluas rehabilitasi, alat Analisis Multivariat
bantu dan layanan dukungan, dan rehabilitasi Variabel P Exp(B)
berbasis masyarakat; dan meningkatkan CI
value
pengumpulan data yang relevan dan dapat Umur Ibu saat 0,053 0,153 0,022-1.027
dibandingkan secara internasional tentang hamil
disabilitas, dan penelitian tentang disabilitas dan Pekerjaan Ibu 0,018 14,593
1,596-133,4
layanan terkait. Mencapai tujuan dari rencana aksi 33
memungkinkan orang-orang penyandang cacat Tabel 3 secara multivariat didapatkan bahwa
untuk memenuhi aspirasi mereka dalam semua hal yang paling berpengaruh pada terpenuhinya
aspek kehidupan[7]. hak kesehatan pada anak adalah pekerjaan ibu
dengan p value 0,018 dan nilai EXP(B) 14,593 dan
b. Hubungan antara pekerjaan ibu dengan nilai CI 1,596-133,433. Teori yang menyebutkan
terpenuhinya hak kesehatan pada anak dengan bahwa pekerjaan mempengaruhi terpenuhinya hak
disabilitas kesehatan pada anak dengan disabilitas[10].
Terpenuhinya hak kesehatan pada anak
Tabel 2. dengan disabilitas diharapkan dapat membentuk
Hubungan antara pekerjaan ibu dengan Karakter mandiri pada peserta didik disabilitas.
terpenuhinya hak kesehatan pada anak dengan Ekmandirian kecerdasan adalah terbentuknya
disabilitas. kepribadian dari mereka dengan perilaku-perilaku
yang mampu melakukan dan mengatasi masalah
kehidupan sehari-hari dalam lingkungan keluarga,
Pekerjaan Hak Kesehatan pada anak sekolah, dan masyarakat. Pembelajaran untuk

Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 116


pembentukan karakter mandiri dibutuhkan mampu [7] WHO. (2014). Disability and Health.
bersosialisasi da- lam ekologi kehidupan keluarga, Retrieved from
sekolah, dan masyarakat. Karakter mandiri tersebut http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs3
sebagai wujud aktualisasi kemanusiaan dengan 5 2/en/
men- jalankan kehidupan yang dengan nilai adaptif [8] WHO. (2015). WHO Global Disability Action
dan fungsional[9]. Plan 2014-2021. Retrieved from
http://www.who.int/disabilities/actionplan/en/
Simpulan [9] Mumpuniarti. (2016). PEMBENTUKAN
KARAKTER MANDIRI BAGI
Faktor yang mempengaruhi terpenuhinya hak PENYANDANG DISABILITAS
kesehatan pada anak dengan disabilitas antara lain: KECERDASAN DALAM KAPASITAS
Pekerjaan ibu dan usia ibu saat hamil. Hal yang KEMANUSIAAN. Jurnal Pembangunan
paling berpengaruh adalah pekerjaan ibu. Saran Pendidikan : Fondasi Dan Aplikasi, 4(1), 59–
bagi pengambil kebijakan adalah agar membantu 66.
terpenuhinya hak kesehatan pada anak dengan [10] UNICEF. (2013). Anak Penyandang
mensosialisasikan tentang hak-hak anak dengan Disabilitas. Retrieved from
disabilitas, memberi pendidikan yang layak, dan https://www.unicef.org/indonesia/id/SOWC_
menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak Bahasa.pdf
disabilitas. Untuk para orang tua anak dengan [11] Irwanto, Kasim, & R. (2010). Analisis Situasi
disabilitas agar lebih memperhatikan terpenuhinya Penyandang Disabilitas di Indonesia. Pusat
hak kesehatan pada anak dengan disabilitas. Untuk Kajian Disabilitas. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
faktor pada saat kehamilan sebaiknya diberikan Sosial & Politik UGM.
penyuluhan pentingnya hamil pada saat usia tidak [12] Kurniawan, S. (2013). Pendidikan Karakter
berisiko (20-35 tahun) untuk mengurangi kejadian Konsepsi dan Implementasi Secara Terpadu di
anak dengan disabilitas. Lingkungan Keluarga, Sekolah, Peguruan
Tnggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Daftar Pustaka Media.
[13] Lestari EY, Sumarto S, I. N. (2017).
[1] Undang-UndangRI. (2016). Undang-undang PEMENUHAN HAK BAGI PENYANDANG
RI No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang DISABILITAS DI KABUPATEN
Disabilitas. Th. 2016.pdf SEMARANG MELALUI IMPLEMENTASI
[2] Reefani, N. K. (2013). Panduan Anak CONVENTION ON THE RIGHTS OF
Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Imperium. PERSONS WITH DISABILLITIES (CPRD)
[3] Bachri, S. . (2010). Psikologi Pendidikan DALAM BIDANG PENDIDIKAN. Jurnal
Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Integralistik, 1/Th.XXVII(Januari-Juni), 1–9.
Kencana. [14] Syukria O A, S. S. (2016). Determinan
[4] KEMENKES. (2014). Penyandang Pemanfaatan Puskesmas Pada Anak
Disabilitas Pada Anak. Jakarta: Kemenkes RI. Penyandang Disabilitas. Jurnal Administrasi
[5] Shaleh, I., Jurnal, K., & Hukum, I. (2018). No Kesehatan Indonesia, 4(1), 37–47.
Title, 20(1), 63–82. [15] https://pryakkum.org/read/22/apa-itu-konv
[6] SUSENAS. (2012). Modul Sosial, Budaya ensi-hak-hak-penyandang-disabilitas.html
dan Pendidikan. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.

Copyright @2019, JURNAL KEBIDANAN, http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jurkeb/index 117

You might also like