You are on page 1of 7

Jurnal 5,

Volume Kesehatan
Nomor 1,Manarang
Juli 2019 Pola Asuh Orang Tua memengaruhi Prestasi Belajar
...Volume 5, Nomor 1, Juli 2019, pp. 07 – 13
ISSN 2528-5602 (Online), ISSN 2443-3861 (Print)
Journal homepage: http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m

POLA ASUH ORANG TUA MEMENGARUHI PRESTASI BELAJAR


ANAK TUNAGRAHITA

Zulhaini Sartika A. Pulungan 1 , Edi Purnomo2, Nur Adhilah Baharuddin3


1,2
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mamuju
3
Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Andini Persada Mamuju

ARTICLE INFO ABSTRACT

Article history Parents have an important role in the development of mental retardation
children. Good parenting and a supportive school environment can
Submitted : 2018-11-07 optimize the development of mental retardation children. This study
Revised : 2019-03-03 aims determine the influence of parenting on learning achievement of
Accepted : 2019-03-04 mental retardation in SDLB Negeri Pembina West Sulawesi Province.
This research use descriptive corelational with cross sectional design.
Keywords: Population of all parents and children with special needs in SDLB
Negeri Pembina. Research subjects were taken by purposive sampling,
Mental Retardation after given informed consent and fulfilled inclusion criteria: children
Parenting with mild mental retardation, still active school, parents and children
Learning Achievement live at home. Research subjects 20 people. Duration of one week's data
retrieval. Data analysis was done by descriptive analysis by showing
percentage of each variable. Fisher's exact test was conducted to
determine the effect of parenting on learning achievement of mental
retardation, with 95% confidence level (α 0,05). Parenting affecting
learning achievement of mental retardation in SDLB Negeri Pembina
West Sulawesi Province with p value = 0,022. The most effective
parenting pattern to apply is democratic parenting, because the pattern of
parenting runs in accordance with the growth and development of
children, so as to improve the learning achievement of children.
Democratic parenting style emphasizes the educational or educational
aspect in guiding the child so that parents often give more
understanding, explanation, and reasoning to help the child understand
why the behavior is expected. Parenting influences the learning
achievement of mental retardation in SDLB Negeri Pembina West
Sulawesi Province.
 Corresponding Author:

Zulhaini Sartika A. Pulungan


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mamuju
Telp. 085340886970
Email: zulhainisartika@gmail.com

PENDAHULUAN signifikan berada di bawah rata-rata, disertai


Anak berkebutuhan khusus termasuk dengan ketidakmampuan dalam adaptasi
tunagrahita merupakan salah satu sumber daya perilaku, yang muncul dalam masa
manusia bangsa Indonesia yang kualitasnya perkembangan. Anak tunagrahita memiliki
harus ditingkatkan agar dapat berperan dalam prestasi sekolah kurang secara menyeluruh,
pembangunan. Anak tunagrahita perlu tingkat kecerdasan (IQ) di bawah 70. Anak
diidentifikasi, karena memerlukan pelayanan tunagrahita juga memiliki ketergantungan pada
yang bersifat khusus, seperti pelayanan medis orang lain secara berlebihan, kurang tanggap,
dan pendidikan khusus. Hal ini bertujuan untuk penampilan fisiknya kurang proporsional,
mengurangi keterbatasan dan ketergantungan perkembangan bicara terlambat dan bahasa
serta menumbuhkan kemandirian hidup mereka terbatas (Dirjen Bina Gizi dan KIA, 2011).
dalam masyarakat (Dirjen Bina Gizi dan KIA, Intelegensi yang di bawah rata-rata
2011). membuat anak tunagrahita memiliki
Tunagrahita merupakan anak yang keterbatasan dalam kapasitas belajar seperti
diidentifikasi memiliki intelegensi yang berhitung, membaca dan menulis, sehingga
1 Jurnal Kesehatan Manarang
Volume 5, Nomor 1, Juli 2019 Pola Asuh Orang Tua memengaruhi Prestasi
Belajar ...

kemampuan akademiknya mengalami Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan


keterlambatan. Anak tunagrahita juga memiliki oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun
kesulitan dalam interaksi sosial seperti 2018 didapatkan bahwa proporsi disabilitas
mengurus dirinya sendiri, yang menyebabkan pada anak umur 5-17 tahun menurut
anak tunagrahita tidak bisa mandiri dan selalu karakteristik umur: 5-9 tahun (2,5%), 10-14
memerlukan bantuan dari orang tuanya tahun (3,5%), 15-17 tahun (4,2%); berdasarkan
(Somantri, 2006). Anak tunagrahita juga sering jenis kelamin: laki-laki (3,4%), perempuan
mendapatkan perlakuan yang tidak (3,1%); dan berdasarkan tempat tinggal
menyenangkan dari masyarakat di perkotaan (3,6%), pedesaaan (2,9%). Proporsi
lingkungannya. Hal ini sering membuat orang disabilitas di Provinsi Sulawesi Barat sendiri
tua merasa kesal, marah dan sedih. Orang tua diperkirakan 1,4% (Balitbang Kemenkes RI,
juga merasa khawatir tentang masa depan dan 2018).
pandangan masyarakat yang melekat pada Hasil tersebut menunjukkan bahwa
anaknya (Hamid, 2013). Penelitian yang masih cukup banyaknya disabilitas/ kecacatan
dilakukan oleh John dan Roblyer (2017) pada pada anak yang terjadi di Indonesia, oleh
ibu-ibu di India menyatakan sedih, kecewa dan karena itu untuk meningkatkan seluruh
stres menghadapi anaknya yang mengalami kemampuan yang dimilikinya, anak dengan
disabilitas intelektual. tunagrahita membutuhkan institusi sekolah baik
Keluarga merupakan salah satu faktor tingkat TK, SD, SMP, dan SMA (Dirjen Bina
yang dapat memengaruhi pencapaian hasil Gizi dan KIA, 2011). Hal ini sesuai dengan
belajar seorang siswa di sekolah. Menurut Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Purwanto (2011), pola asuh keluarga termasuk Pendidikan Nasional dalam pasal 5 ayat 1 juga
ke dalam salah satu faktor di luar individu menyebutkan bahwa setiap warga negara
(faktor sosial) yang dapat memengaruhi mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pencapaian hasil belajar seorang siswa. pendidikan yang bermutu. Pada pasal 5 ayat 2
Penelitian yang dilakukan oleh Yusniah (2008) Warga Negara yang mempunyai kelainan fisik,
menunjukkan fakta bahwa pola asuh orang tua emosional, mental, intelektual dan atau sosial
memegang peranan penting dalam berhak memperoleh pendidikan khusus. Dirjen
perkembangan belajar anak dan sangat besar Pendidikan Dasar Menengah Kemdikbud juga
pengaruhnya terhadap tinggi rendahnya mengatakan angka partisipasi bersekolah anak
pencapaian prestasi belajar anak di sekolah. berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia masih
Edukasi kepada orang tua anak rendah hanya sebesar 10-11 persen dari jumlah
tunagrahita perlu diberikan agar mereka total 1,6 juta anak berkebutuhan khusus di
memiliki mental yang suportif dan bersedia tanah air (Muhammad, 2015).
untuk terlibat dalam proses pendidikan, Salah satu dorongan yang harus
termasuk memberikan fasilitas yang diperlukan. diberikan oleh keluarga kepada anaknya adalah
Selain itu, lingkungan di mana anak tersebut dengan memberikan pendidikan yang terbaik
tinggal, seperti keluarga besar, tetangga, sejak dini. Pendidikan awal yang diberikan di
masyarakat termasuk lingkungan sekolah juga lingkungan keluarga adalah bagaimana
menjadi faktor pendukung berikutnya untuk membentuk karakter anak. Orang tua bertugas
mengoptimalisasikan perkembangan anak sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara dan
tunagrahita (Rahmawati, 2012). pendidik bagi anak-anaknya. Pola asuh orang
Berdasarkan world report on disability tua merupakan gambaran tentang sikap dan
(2011) prevalensi anak-anak disabilitas perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi,
bervariasi secara substansial tergantung pada berkomunikasi selama mengadakan kegiatan
definisi dan beratnya disabilitas. Global Burden pengasuhan. Perbedaan sikap orang tua
of Disease memperkirakan jumlah anak usia 0- terhadap anaknya bisa membentuk kepribadian
14 tahun yang mengalami kecacatan sedang yang berbeda pula. Orangtua dan pola asuh
sampai berat mencapai 93 juta (5,1%), dan 13 memiliki peran yang besar dalam menanamkan
juta (0,7%) mengalami kecacatan yang sangat dasar kepribadian yang ikut menentukan corak
parah, sedangkan di negara-negara dan gambaran kepribadian seorang anak setelah
berpenghasilan rendah dan menengah dewasa kelak (Yanti, 2011).
prevalensi kecacatan anak meningkat dari 0,4% Pola asuh adalah cara, bentuk atau
menjadi 12,7%. Berdasarkan data Riset strategi dalam pendidikan keluarga yang

8 Jurnal Kesehatan Manarang


dilakukan oleh orangtua kepada anaknya. belajar anak tunagrahita di SDLB Negeri
Dengan demikian merupakan suatu hak dan Pembina Provinsi Sulawesi Barat.
kewajiban orangtua sebagai penanggung jawab
yang utama dalam mendidik anaknya (Shohib, METODE PENELITIAN
2010). Pola asuh orangtua terbagi menjadi tiga Jenis Penelitian
macam: (a) pola asuh otoriter, yaitu pemegang Jenis penelitian yang digunakan dalam
peranan ada pada orangtua, (b) pola asuh penelitian ini adalah deskriptif dengan
demokratis artinya pola asuh yang disesuaikan rancangan cross sectional.
dengan perkembangan anak, dan (c) pola asuh
permisif yang artinya pemegang peranan adalah Populasi dan Sampel
anak. Diantara ketiga pola asuh ini yang paling Populasi dalam penelitian ini adalah
efektif untuk diterapkan adalah pola asuh semua orang tua dan anak berkebutuhan khusus
demokratis, karena pola pengasuhannya (tunagrahita) di SDLB Negeri Pembina Provinsi
berjalan sesuai dengan pertumbuhan dan Sulawesi Barat. Subjek penelitian diambil
perkembangan anak, sehingga dapat secara purposive sampling, setelah diberikan
meningkatkan prestasi belajar anak (Hurlock, informed consent dan memenuhi kriteria inklusi
2004). Berdasarkan hasil pengamatan antara lain: anak dengan tunagrahita ringan,
sementara yang dilakukan oleh penulis, bahwa masih aktif sekolah, orang tua dan anak tinggal
kecenderungan pola asuh yang diterapkan orang serumah. Subjek penelitian berjumlah 20 orang.
tua di wilayah ini mayoritas pada pola asuh Penentuan besar sampel dalam
otoriter sebab masih banyak orang tua yang penelitian ini menggunakan rumus Slovin
membiarkan anaknya tidak sekolah karena (Sevilla & Consuelo, 2007) sebagai berikut:
dianggap tidak mampu dan tidak perlu sekolah.
Salah satu tolak ukur keberhasilan N
seorang anak dapat dilihat dari prestasi belajar n=
yang diraihnya. Prestasi belajar adalah hasil N (d)² + 1
belajar yang meliputi seluruh ranah psikologis Keterangan :
yang berubah sebagai akibat pengalaman dan n = Besar sampel
proses belajar siswa (Syah, 2011). Reynolds N = Besar populasi
(1975) menyatakan bahwa anak yang berhasil d = Tingkat signifikansi (0,1).
di sekolah adalah anak yang mempunyai latar
belakang keluarga yang berhubungan akrab, Dari rumus diatas dapat dihitung besar sampel
penuh kasih sayang, dan menerapkan disiplin yang akan diambil adalah:
berdasarkan kecintaan (Shohib, 2010).
Prestasi belajar adalah hasil yang n= 25
dicapai seseorang dalam usaha belajar N (d)² + 1
sebagaimana yang dinyatakan dalam raport,
sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar n= 25
seorang siswa dapat dilihat dari nilai hasil 25 (0,1)² + 1
belajar yang dicantumkan pada raport
(Purwanto, 2011). Adapun aspek-aspek prestasi n= 25
belajar yang dapat dinilai menurut (Syah, 2011) 1,25
adalah: (a) aspek kognitif (cognitive domain) n = 20
meliputi: pengamatan, ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis sintesis. (b) aspek afektif Pengumpulan Data
(affective domain) meliputi: menerima, Instrumen yang digunakan dalam
sambutan, apresiasi, internalisasi, karakteristik. penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari
(c) aspek psikomotor (psychomotor domain), karakteristik responden dan variabel yang akan
yaitu kemampuan yang menyangkut kegiatan diteliti (pola asuh dan prestasi belajar). Pola
otot dan kekuatan fisik. asuh dinilai menggunakan kuesioner
Berdasarkan penjelasan di atas berdasarkan dimensi pola asuh yang mengacu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada Teori Maccoby dengan 30 nomor
pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi pertanyaan menggunakan skala likert.
Teori ini mempunyai dua dimensi Analisis Data
utama yaitu dimensi kontrol (control) dan Analisis data dilakukan dengan analisis
dimensi kehangatan (warmth). Pertanyaan deskriptif dengan menampilkan distribusi dan
dalam kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan persentase dari tiap variabel. Selanjutnya
mewakili dimensi kontrol dan 15 lagi dilakukan analisis untuk menguji hipotesis
menwakili dimensi kehangatan. Pola asuh menggunakan fisher’s exact test untuk
otoriter jika dimensi kontrol lebih tinggi mengetahui pengaruh pola asuh terhadap
dibanding dengan dimensi kehangatan. Pola prestasi belajar anak tunagrahita, dengan
asuh demokratis jika dimensi kontrol seimbang tingkat kepercayaan 95% (α 0,05).
dengan dimensi kehangatan. Prestasi belajar
anak tunagrahita dilihat dari rata-rata nilai HASIL PENELITIAN
raport semester terakhir. Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa
Instrumen yang digunakan sudah diuji umur responden yang paling banyak adalah
validitas dan reabilitas. Nilai reliabilitas pola berumur 11,1 – 12 tahun 11 orang (55%). Jenis
asuh sebesar 0,920. Pengujian validitas dengan kelamin paling banyak adalah laki-laki 12
menggunakan content validity dan construct orang (60%). Dilihat dari penggolongan
validity. Penelitian ini sudah memperoleh tunagrahita yang paling banyak adalah
rekomendasi penelitian dari Kesbangpol Kab. mongoloid (sindrom down) sebanyak 13 orang
Mamuju. (65%). Status pekerjaan ibu paling banyak ibu
tidak bekerja 12 orang (60%).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (n=20)

Karakteristik Responden n Persen (%)


Umur
≤ 9 – 10 tahun 2 10
10,1 – 11 tahun 7 35
11,1 – 12 tahun 11 55
Jenis Kelamin
Laki-laki 12 60
Perempuan 8 40
Klasifikasi Tunagrahita
Mongoloid 13 65
Makrochepalus 3 15
Mikrochepalus 2 10
Kretinisme 2 10
Status Pekerjaan Ibu
Bekerja 8 40
Tidak bekerja 12 60

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Asuh dan Prestasi


Belajar Anak Tunagrahita (n=20)

Variabel Penelitian n %
Pola asuh
Demokratis 13 65
Otoriter 7 35
Prestasi belajar
Baik 13 65
Kurang 7 35
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa Fisher’s Exact Test diperoleh hasil, bahwa ada
pola asuh orang tua pada anak tunagrahita pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi
terbanyak pada pola asuh demokratis sebanyak anak tunagrahita di SDLB Negeri Pembina
13 orang (65%). Prestasi belajar anak Provinsi Sulawesi Barat dengan nilai p=0,022
tunagrahita baik sebanyak 13 orang (65%). (nilai p < 0,05).
Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa
dengan menggunakan uji statistik Pearson

Tabel 3. Pola Asuh Memengaruhi Prestasi Belajar Anak Tunagrahita di SDLB


Negeri Pembina Provinsi Sulawesi Barat (n=20)

Prestasi belajar
Variabel n % p
Baik % Kurang %
Pola asuh
Demokratis 11 55 2 10 13 65 0,022
Otoriter 2 10 5 25 7 35
13 65 7 35 20 100

PEMBAHASAN Hasil penelitian ini menunjukkan


Saat lahir kadar Hb Neonatus normal bahwa mayoritas orang tua menggunakan pola
berkisar Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina asuh demokratis yaitu sebanyak 13 orang.
Provinsi Sulawesi Barat merupakan SDLB yang Mereka yang menggunakan pola asuh ini
dibangun sejak tahun 2017, namun jumlah memiliki anak dengan prestasi belajar yang
siswa yang bersekolah di SDLB ini hanya baik sebanyak 11 orang. Berdasarkan hasil ini
berjumlah 56 siswa, yang terdiri dari 25 anak juga dapat dilihat bahwa orang tua yang
tunagrahita, 15 orang tunarungu, 10 orang menyekolahkan anaknya di SDLB ini
tunadaksa dan 6 orang tunanetra. Dilihat dari merupakan orang tua yang mempunyai riwayat
jumlah siswa yang paling banyak adalah anak pendidikan baik, sehingga mengharapkan
dengan tunagrahita 25 orang (45%). Hal ini anaknya bisa berkembang sama seperti anak
sejalan dengan pernyataan Muhammad (2015) lain.
bahwa angka partisipasi bersekolah anak Hal ini juga menunjukkan bahwa pola
berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia masih asuh demokratis dapat menjadi salah satu pola
rendah hanya sebesar 10-11 persen dari jumlah asuh yang bisa diterapkan untuk meningkatkan
total 1,6 juta anak berkebutuhan khusus di prestasi belajar pada anak tunagrahita. Orang
tanah air. Berdasarkan world report on tua dengan pola asuh demokratis mengarahkan
disability tahun 2011 juga menyebutkan anak kegiatan anak secara rasional, menghargai anak
disabilitas yang tidak bersekolah pada sekolah serta mendorong keputusan anak untuk mandiri
dasar di Indonesia mencapai 60% dan sekolah (Wahyuning, 2003).
menengah pertama mencapai 58% (WHO, Pola asuh otoriter terdapat pada 7 orang
2011). tua dan memiliki anak dengan prestasi belajar
Bertahun-tahun lamanya pendidikan yang baik sebanyak 2 orang. Hal ini
khusus sebenarnya telah berkembang dengan membuktikan bahwa selain dampak negatif
berbagai tingkatan dan usia, namun sebelum yang dapat ditimbulkan pola asuh ini, terdapat
abad ke-17, penyandang cacat di seluruh dunia beberapa dampak positif yang dapat membantu
dianggap kurang mampu secara sosial dan fisik, anak tunagrahita yaitu, anak cenderung
sehingga anak-anak yang cacat sejak lahir tidak memiliki kompetensi dan tanggungjawab
mudah diterima dan kemudian dianggap seperti orang dewasa (Suharsono, 2009). Selain
sebagai beban bagi keluarga dan masyarakat itu anak hasil didikan orangtua otoriter lebih
luas (Joseph & Muthee, 2016). Deborah (1992) bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai
menyampaikan bahwa, anak-anak dengan keinginan orang tuanya, lebih disiplin dan
disabilitas intelektual harus tetap berada di bertanggungjawab dalam menjalani hidup
masyarakat dan kita harus menerima tantangan (Marpaung, 2009).
hidup dan bekerja bersama mereka.
Hasil penelitian juga sejalan dengan situasi dan kondisi anak. Bagi peneliti
penelitian yang dilakukan oleh (Rahmawati, selanjutnya dapat membandingkan pola asuh
Sudarma, & Sulastri, 2014) yang menyatakan orang tua antara anak tunagrahita yang sekolah
adanya hubungan yang signifikan pola asuh dan tidak sekolah. Penilaian hasil belajar tidak
orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Pola hanya pada nilai raport, tetapi juga pada
asuh demokratis menekankan kepada aspek kepribadian, prestasi, interaksi sosial, dan
edukatif atau pendidikan dalam membimbing bakat anak.
anak sehingga orangtua lebih sering
memberikan pengertian, penjelasan, dan DAFTAR PUSTAKA
penalaran untuk membantu anak mengerti Alberto, P. A., & Troutman, A. C. (2010).
mengapa perilaku tersebut diharapkan. Applied behavior analysis for teachers.
Demikian juga penelitian yang (7th ed.). Merill: Prentice Hall.
dilakukan (Yanti, 2011) menyatakan ada Balitbang Kemenkes RI. (2018). Laporan
hubungan yang signifikan pola asuh otoriter Nasional Riskesdas 2018. Jakarta:
dengan prestasi belajar anak tunagrahita ringan. Kemenkes RI
Hal ini menunjukkan setiap orang tua Deborah, D. (1992). Introduction to special
mempunyai cara yang berbeda-beda dalam education. Mexico: University of New
mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Mexico.
Pola asuh tertentu belum tentu sesuai dengan Dirjen Bina Gizi dan KIA. (2011). Pedoman
semua anak. Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah
Menurut (Sunaryo, 2014) prestasi Luar Biasa (SLB) Bagi Petugas
belajar tidak hanya dipengaruhi pola asuh orang Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
tua tetapi ada faktor lain yang berperan seperti Hamid, A. Y. S. (2013). Pengalaman Keluarga
motivasi, sikap, bakat, minat dan intelegensi. dan Nilai Anak Tunagrahita: Metode
Menurut Joseph dan Muthee (2016) Penelitian Kualitatif dalam Perseptif
menyatakan bahwa kepercayaan dan budaya Keperawatan. Jurnal Keperawatan
juga mempengaruhi proses pembelajaran Indonesia. 1(3).
peserta didik dengan keterbelakangan Hurlock, E. (2004). Perkembangan Anak.
intelektual di sekolah. Jakarta: Erlangga.
Penilaian pendidikan mengacu pada John, A., & Roblyer, M. Z. (2017). Mothers
pengumpulan informasi tentang tingkat dan Parenting a Child With Intellectual
gaya belajar peserta didik serta keterampilan Disability in Urban India: An
untuk membuat keputusan instruksional tentang Application of the Stress and Resilience
pemenuhan kebutuhan mereka (Alberto & Framework. Intellectual
Troutman, 2010). Menilai peserta didik dengan and Developmental
keterbelakangan mental tidak hanya tergantung Disabilities. 55(5), 325-
pada tes kecerdasan, tetapi juga pada 337.
kepribadian, prestasi belajar, interaksi sosial, Joseph, G. & Muthee, J. (2016). Role of Parents
bakat serta langkah-langkah pengembangan in the Education of Mentally Retarded
informasi. Informasi dapat diberikan oleh orang Learners in Selected Schools in
tua, guru, pekerja sosial dan profesional Madaraka Zone, Kiambu County, Kenya.
lainnya. Journal of Education and Practice. 7(3),
19-24.
KESIMPULAN Marpaung, H. M. (2009). Strategi Orang Tua
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam Mendidik Anak. Medan: USU.
pola asuh yang paling banyak digunakan orang Muhammad, H. (2015). Angka Partisipasi
tua terhadap anak tunagrahita adalah pola asuh Bersekolah Anak Berkebutuhan Khusus.
demokratis. Prestasi belajar anak tunagrahita Padang: Antara News.com.
paling banyak pada kategori baik. Dapat Purwanto, N. (2011). Psikologi Pendidikan.
disimpulkan bahwa pola asuh mempengaruhi Bandung: CV. Remadja Karya.
prestasi belajar anak tunagrahita di SDLB Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar.
Negeri Pembina Provinsi Sulawesi Barat Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Diharapkan kepada orang tua untuk Rahmawati, F., Sudarma, I. K., & Sulastri, M.
menerapkan pola asuh yang lebih sesuai dengan (2014). Hubungan Antara Pola Asuh
Orang Tua dan Kebiasaan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan.
Kelas IV Semester Genap di Kecamatan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Melaya-Jembrana. e-Journal MIMBAR Wahyuning, W. (2003). Mengkomunikasikan
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Moral Kepada Anak. Jakarta: PT. Elex
1-11. Media Komputindo.
Rahmawati, S. (2012). Penanganan Anak Tuna WHO. (2011). World report on disability.
Grahita (Mental Retardation) Dalam Geneva: WHO Press.
Program Pendidikan Khusus (Special Yanti, P. (2011). Hubungan Pola Asuh Orang
Needs). Jurnal Psiko Utama. 1(1), 1-6. Tua dengan Prestasi Belajar Anak
Shohib, M. (2010). Pola Asuh Orangtua. Tunagrahita Ringan di SDLB di
Jakarta: Rineka Cipta. Kabupaten Bungo Jambi Tahun 2010.
Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Padang: Fakultas Keperawatan,
Biasa. Bandung: Rafika Aditama. Universitas Andalas.
Suharsono, J. T. (2009). Hubungan Pola Asuh Yusniah. (2008). Hubungan Pola Asuh Orang
Orang Tua terhadap Kemampuan Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa MTs
Sosialisasi pada Anak Prasekolah di TK Al-Falah Jakarta Timur. Skripsi (tidak
Pertiwi Purwokerto Utara. Purwokerto: diterbitkan). Jakarta: Universitas Islam
FIK Universitas Jenderal Soedirman. Negeri Syarif Hidayatullah.
Sunaryo, S. (2014). Psikologi untuk
Keperawatan. Jakarta: EGC.

You might also like