Professional Documents
Culture Documents
2 Juni 2022 : 21 - 34
SABHANGA e-journal.stikessatriabhakti.ac.id
ABSTRACT
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 22
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 23
JURNAL SABHANGA
yang baik bisa jadi anak akan introvet Kabupaten Nganjuk sebanyak 48 orang
yang artinya anak tidak mau bersosialisasi tua. Teknik sampling yang digunakan
dan mengambil keputusan atas dirinya dalam penelitian ini ialah Purposive
tanpa memperhatikan teman yang lain. Sampling dan perhitungan sampel
Bentuk pengasuhan dan sikap orang tua dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi
terhadap anak, semuanya dapat dan eksklusi sehingga diperoleh jumlah
mempengaruhi proses sosialisasi anak sampel sebanyak 25 responden. Definisi
kedepannya. Kesalahan dalam pengasuhan operasional dalam penelitian ini
anak dapat membawa dampak ketika menjelaskan terkait batasan pada variabel
dewasa nanti. Orang tua harus bisa independen dan dependen, adapun variabel
menerapkan pola pengasuhan yang independen dalam penelitian ini ialah pola
fleksibel namun tetap bisa menanamkan asuh orang tua yang didefinisikan sebagai
nilai positif kepada anak (Rahmawati, interaksi yang terjadi antara orang tua dan
2015). Pola asuh yang baik juga akan anak dengan indikator lima jenis pola asuh
menjadikan anak berkepribadian kuat, tak orang tua yakni demokratis, otoriter,
mudah putus asa, dan tangguh (Subqi, permisif, penelantar dan campuran.
2016). Berdasarkan uraian tersebut, Pengukuran variabel independen ini
peneliti tertarik melakukan penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur
untuk mengetahui “Hubungan Pola Asuh berupa kuesioner dengan skala ukur
Orang Tua Dengan Perkembangan Sosial nominal. Sementara untuk variabel
Anak Pra Sekolah di TK Muslimat NU dependen dalam penelitian ini ialah
Khadijah III Kelurahan Cangkringan perkembangan sosial anak pra sekolah
Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk”. yang didefinisikan sebagai proses
METODE PENELITIAN kemampuan belajar anak dan tingkah laku
Desain dalam penelitian ini yang berhubungan dengan orang lain
menggunakan desain korelasional dengan sebagai dari bagian kelompoknya.
pendekatan restrospektif. Penelitian pada Indikator pengukuran yang digunakan
tanggal 1 April 2021 di TK Muslimat NU ialah menggunakan perkembangan sosial
Khadijah III Kelurahan Cangkringan sesuai usia anak yakni usia 3-4 tahun, > 4-
Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk 5 tahun dan >5- 6 tahun. Variabel ini
dengan populasi semua orang tua anak usia diukur menggunakan alat ukur kuesioner
pra sekolah di TK Muslimat NU Khadijah dengan skala data ordinal. Data dalam
III Cangkringan Kecamatan Nganjuk penelitian menggunakan data primer yang
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 24
JURNAL SABHANGA
HASIL PENELITIAN
1. Pola Asuh Orang Tua di TK Muslimat NU Khadijah III Kelurahan Cangkringan
Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua di TK Muslimat NU Khadijah III
Kelurahan Cangkringan Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk
Pola Asuh
Orang Tua Frekuensi (f) Presentase (%)
Demokratis 8 32
Otoriter 2 8
Permisif 3 12
Penelantar 2 8
Campuran 10 40
Total 25 100
Baik 11 44
Cukup 7 28
Kurang 7 28
Total 25 100
3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosial Anak Pra Sekolah
di TK Muslimat NU Khadijah III Kelurahan Cangkringan Kecamatan Nganjuk
Kabupaten Nganjuk.
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosial
Anak Pra Sekolah di TK Muslimat NU Khadijah III Kelurahan Cangkringan
Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk
Perkembangan Sosial Anak Pra Sekolah Total
Pola Asuh Baik Cukup Kurang
Orang Tua f % F % F % ∑ %
Demokratis 1 4 1 4 6 24 8 32
Otoriter 1 4 0 0 1 4 2 8
Permisif 3 12 0 0 0 0 3 12
Penelantar 2 8 0 0 0 0 2 8
Campuran 4 16 6 24 0 0 10 40
Total 11 44 7 28 7 28 25 100
uji coefficient contingency, p value = 0,004 ; α = 0,05
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 25 responden, sebanyak 6
reponden (24%) sebagian kecil memiliki pola asuh campuran dengan perkembangan sosial
cukup.
ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu, atau terlalu tua, mungkin tidak dapat
dan pekerjaan ayah dan ibu secara menjalankan peran tersebut secara
signifikan. optimal karena diperlukan kekuatan
Faktor yang mempengaruhi pola fisik dan psikososial. Orang tua yang
asuh yaitu pendidikan orang tua, usia sudah mempunyai pengalaman
orang tua, keterlibatan ayah, sebelumnya dalam mengasuh anak
pengalaman orang tua dalam mengasuh akan lebih siap menjalankan peran
anak dan stress orang tua ( Supartini, pengasuhan, selain itu orang tua akan
2008). Pola perilaku ini dirasakan oleh lebih mampu mengamati tanda-tanda
anak, dari segi negatif maupun positif. pertumbuhan dan perkembangan yang
Pola asuh di setiap keluarga berbeda, normal. Stress yang dialami oleh ayah
hal ini tergantung dari pandangan tiap maupun ibu atau keduanya akan
orang tua. Kesadaran orang tua peran mempengaruhi kemampuan orang tua
dan tanggung jawabnya selaku dalam menjalankan peran sebagai
pendidik yang pertama dan utama pengasuh, terutama dalam strategi
dalam keluarga sangat diperlukan koping yang dimiliki dalam
(Fadhilah,2019). (Djamarah,2014) menghadapi permasalahan
menyatakan bahwa bervariasinya pola anak(Supartini,2008). Keterlibatan
asuh itu dipengaruhi oleh latar ayah dalam pengasuhan secara positif
belakang pendidikan orang tua, mata berkorelasi dengan kompetensi,
pencaharian hidup, keadaan ekonomi, inisiatif, kematangan sosial dan
adat istiadat, suku bangsa dan relatedness (stolz,dkk,2005).
sebagainya. Berdasarkan paparan diatas,
Orang tua yang berpendidikan maka peneliti berpendapat bahwa pada
tinggi cenderung menerapkan pola umumnya yang mempengaruhi pola
asuh demokratis karena mereka asuh yaitu pendidikan orang tua, usia
mengetahui hak-hak anak. Pendidikan orang tua, keterlibatan ayah,
diartikan sebagai pengaruh lingkungan pengalaman orang tua dalam mengasuh
atas individu untuk menghasilkan anak dan stress orang tua. Tetapi
perubahan-perubahan yang tetap atau kenyataanya dipenelitian ini orang tua
permanen didalam kebiasaan tingkah masih banyak yang menggunakan pola
laku, pikiran dan sikap. Usia orang tua asuh campuran sesuai dengan
juga berpengaruh apabila terlalu muda praktiknya di masyarakat, tidak
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 27
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 28
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 29
JURNAL SABHANGA
interaksi antara orang tua dan anak 2011). Sehingga bisa dikatakan pola
yaitu bagaimana cara, sikap, atau asuh orang tua sangat berpengaruh
aturan, mengajarkan nilai atau norma, tua memiliki cara pengasuhan sendiri
sayang serta menunjukkan sikap dan tua hanya memilih satu dari pola asuh
panutan/contoh bagi anaknya. (Wood penelantar, tetapi masih ada orang tua
Pola asuh dari orang tua sangat yang menerapkan pola asuh sesuai
penting bagi anak, karena dia masih dengan kebutuhan dan kondisi anak.
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 30
JURNAL SABHANGA
(2011) orang tua akan memberikan berdampak negatif pada anak dari
larangan jika tindakan anak menurut keluarga Eropa-Amerika namun pola
orang tua membahayakan, membiarkan asuh ini justru memberi dampak positif
saja jika tindakan anak masih dalam pada keluarga Cina- Amerika. Dalam
batas wajar dan memberikan alternatif artikelnya yang lain, Chao (1994,
jika anak paham tentang alternatif yang 2000) berkeyakinan bahwa pendekatan
ditawarkan. dari orang tua, terutama ibu, member
Perkembangan sosial anak tidak dampak yang lebih positif terhadap
hanya di pengaruhi oleh pola asuh perkembangan anak apabila di asuh
orang tua tetapi juga genetik, dengan pola asuh otoriter.
lingkungan, status kesehatan dan Inkonsistensi hasil penelitian terkait
kelompok teman sebaya sesuai dengan pola asuh otoriter ini menjadi dasar
pendapat soetjiningsih (2012) bahwa dibutuhkan variabel tertentu
perkembangan personal sosial pada yang dapat menerangkan efek dari pola
anak prasekolah dapat dipengaruhi asuh otoriter terhadap perkembangan
oleh pola pengasuhan orang tua, anak. Variabel ini akan dapat
genetik, lingkungan, status kesehatan, menjelaskan bahwa dampak negatif
dan kelompok teman sebaya. Pada atau positif dari pola asuh otoriter
penelitian ini masih terdapat orang tua tergantung kondisi variabel yang
yang mengguakan pola asuh otoriter menjadi perantaranya. Variabel yang
kemungkinan disebabkan diharapkan menjadi variable moderator
karakteristiknya yang dominan atau terkait pola asuh otoriter dan dampak
karena berpegang pada tradisi lama pada perkembangan anak adalah
(bahwa orang tua berkuasa penuh atas kesabaran, hal ini mengacu pada
anak). Mungkin juga karena memiliki penelitian pada remaja yang
harapan tertentu kepada anak (dan menunjukkan adanya peran kesabaran
mengalami ketegangan tersendiri sebagai mediator dari pengaruh yang
karena harapan yang terlalu tinggi) positif antara religiusitas dan
sesuai dengan penelitian dilakukan di kemampuan negosiasi konflik
China, yaitu pola asuh otoriter integratif (El Hafiz & Nuramalina,
memberi dampak yang positif terhadap 2015).
perkembangan anak. Chao (2001)
mengatakan bahwa pola asuh otoriter
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 31
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 32
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 34