You are on page 1of 14

JURNAL Vol. 4 No.

2 Juni 2022 : 21 - 34
SABHANGA e-journal.stikessatriabhakti.ac.id

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL


ANAK PRA SEKOLAH

Risa Nurhayati1 , Rahayu Budi Utami2, Vivi Susiana Dewi3


1,2Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk, 3Mahasiswa Program Pendidikan Ners STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Email : ners.risa@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Social development is the achievement of maturity in social relations. One of


the factors that influence the social development of children is parenting. If parents are reluctant to
provide good parenting and unpleasant experiences in childhood, the child may be introverted, anti-
social, and insecure. The purpose of this study was to determine the relationship between parenting
and social development of pre-school children in Muslimat NU Khadijah III Kindergarten,
Cangkringan Village, Nganjuk District, Nganjuk Regency. Methods: This study uses a correlation
with a retrospective approach. It will be held on April 1, 2021 at the NU Khadijah III Muslimat
Kindergarten, Cangkringan Village, Nganjuk District, Nganjuk Regency. The population of all
parents of pre-school age children in TK Muslimat NU Khadijah III Cangkringan, Nganjuk District,
Nganjuk Regency was 48 parents. Using Purposive Sampling Technique. A sample of 25 respondents
fit the inclusion and exclusion criteria. The independent variable was parenting style and the
dependent variable was the social development of pre-school children. Collecting data using a
questionnaire. Statistical test using contingency coefficient with significance = 0.05. Results: The
results of this study were obtained from 25 respondents, 10 respondents (40%) almost half had mixed
parenting styles, 11 respondents (44%) almost half had good social development. Statistical test
results obtained value = 0.004 = 0.05 which means Ha was accepted. So there was a relationship
between parenting style and social development of pre-school children in NU Khadijah III Muslimat
Kindergarten, Cangkringan Village, Nganjuk District, Nganjuk Regency. Conclusion: Parenting that
was appropriate for the child's growth and development will affected the child's social development.
Every parent has a different parenting style, but an effective parenting style can prevent children's
social development disorders.

Keywords: Parenting, Social Development, Preschool Children

PENDAHULUAN halus, bahasa dan sosial. Keterlambatan


Anak usia pra sekolah merupakan pada aspek-aspek ini sangat berpengaruh
anak yang usianya 3-6 tahun. pada anak ketika menginjak pada tahap
Perkembangan anak usia pra sekolah perkembangan berikutnya (Wong, 2008).
terdiri dari perkembangan motorik kasar, Namun, kita semua tau keterampilan
motorik halus, bahasa dan sosial. Aspek bergaul harus dipelajari, dan masa awal
perkembangan yang perlu dibina dalam kehidupan, anak belajar dari orang-orang
menghadapi masa depan anak terdiri dari yang terdekat. Dalam hal ini peran orang
perkembangan motorik kasar, motorik tua atau keluarga sangat penting untuk
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 21
JURNAL SABHANGA

mengembangkan peran sosial, salah makanan ringan di toko dekat rumahnya, 1


satunya pola asuh orang tua merupakan anak (3 tahun 4 bulan) masih belum bisa
gambaran tentang sikap dan perilaku orang bermain pararel dengan temannya, saat
tua dan anak dalam berinteraksi, bermain memindahkan bendera anak
berkomunikasi selama mengadakan tersebut tidak mau dan malah menangis, 1
kegiatan pengasuhan serta tanggapan anak (4 tahun 5 bulan) lebih suka bermain
terhadap anaknya (Fatimah, 2012). dirumah dari pada dengan temannya, anak
Banyaknya pengalaman yang lebih suka bermain dengan gadget
kurang menyenangkan pada masa kanak- daripada dengan temannya, 2 anak (5
kanak akan menimbulkan sikap yang tidak tahun 6 bulan dan 5 tahun 5 bulan) anak
sehat terhadap pengalaman sosial anak, lebih suka bermain sendiri di rumah, bila
pengalaman tersebut dapat mendorong dipanggil temannya dia tidak langsung ikut
anak tidak sosial, anti sosial, bahkan anak bermain seperti takut dengan orang
cenderung tidak percaya diri. Pada proses tuannya dan hasil wawancara dengan
berikutnya sangat dipengaruhi oleh ibunya saat diberikan tugas oleh guru dia
perlakuan atau bimbingan orang tua mengerjakan dengan kurang semangat
terhadap anak dalam mengenalkan terkadang malah tidak mau, 1 anak (5
berbagai aspek kehidupan sosial, atau tahun 7 bulan) tidak memiliki teman baik
norma-norma kehidupan bermasyarakat karenaanak tersebut suka menggigit tanpa
serta mendorong dan memberikan contoh sebab dengan teman sebayanya bahkan
kepada anaknya bagaimana menerapkan dengan teman yang usianya lebih tua dari
norma-norma tersebut dalam kehidupan anak tersebut, 1 ibu yang kurang
sehari-hari.(Yusuf, 2011). Pola asuh dari memperhatikan anaknya bila si anak
orang tua sangat penting bagi anak, karena melakukan kesalahan seperti memecahkan
dia masih terlalu muda dan belum kaca candela orang lain, ibu tersebut hanya
memiliki pengalaman untuk membimbing memarahi saat orang lain memberitahu
perkembangannya sendiri kearah kalau si anak salah setelah itu ibu
kematangan (Nurihsan, 2011). membiarkan si anak lagi, 1 ibu yang
Setelah peneliti melakukan memerintah anaknya sesuai dengan
observasi pada hari Sabtu tanggal 10 keinginan ibu dan selalu menghukum
Oktober 2020 dari 6 anak dan 6 ibu anaknya bila tidak menuruti perintah ibu, 2
didapatkan 1 anak (3 tahun 7 bulan) tidak ibu yang menghukum anaknya bila si anak
mau menunggu giliran saat membeli melakukan kesalahan sesuai dengan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 22
JURNAL SABHANGA

tingkat kesalahan yang dibuat dan perkembangan literasi, fisik, sosial,


kedisiplinan anak terbentuk atas komitmen emosional, kecerdasan kurang dan
bersama dan 2 ibu masih kurang perhatian keterlambatan. Menurut Ikatan Dokter
dengan anak sehingga anak menjadi Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur
kurang percaya diri dan pendiam, bila sebesar 53% anak usia pra sekolah
dipanggil temannya si anak hanya mengalami gangguan perkembangan yakni
merespon dengan menengok atau senyum motorik kasar, motorik halus, bahasa dan
saja kadang juga malah berlari seperti perkembangan sosial (Wakhida, 2017).
malu. Terjadinya krisis hubungan yang
Hampir 50% anak usia 1-3 tahun di melibatkan antara orang tua dan anak
54 negara maju menunjukkan beberapa sebagian besar disebabkan karena
symptom gangguan perilaku anti sosial ketidakbijaksanaan orang tua dalam
yang dapat berkembang menjadi gangguan menerapkan pola asuh kepada anaknya.
perilaku tetap dikemudian hari. Fenomena Sikap pengasuhan anak tercermin dari
ini terjadi di berbagai Negara misalnya di dalam pola pengasuhan kepada anak yang
Kanada dan Selandia baru menunjukkan berbeda-beda karena orang tua dan
sekitar 5-7 % anak mengalami anti sosial, keluarga mempunyai pola pengasuhan
selain itu akibat dari pola pengasuhan yang tertentu (Apriastuti, 2013). Perkembangan
salah dari ibu. Sekitar 5-10% anak anak sangat dipengaruhi oleh agen
diperkirakan mengalami keterlambatan sosialnya, salah satunya dipengaruhi oleh
perkembangan (Suyami & Suryani, 2013). bimbingan orang tua melalui pola asuh
Berdasarkan Sensus Demografi Kesehatan (Yusuf, 2011). Kesalahan pemberian pola
Indonesia (SDKI) 2012 (Indriani Yauri, asuh dan menyikapi pertumbuhan anak
dkk, 2018), jumlah anak usia dini (0-6 dengan melarang anaknya beraktifitas,
tahun) sebanyak 26,09 juta, sekitar 12,6 sering memarahi anak ketika berbuat salah,
juta diantaranya berusia 4-5 tahun dan membuat anak menjadi murung karena
sekitar 72% anak, usia 4-5 mengalami peran dan tanggung jawab sosial yang
keterlambatan perkembangan sosial, dan rendah dalam menginterogasikan anaknya,
sebanyak 10.700 orang (5,0%) mengalami sehingga timbul kekakuan dan penurunan
masalah kecerdasan interpersonal. komunikasi verbal sehingga, salah satu
Berdasarkan Kemenkes RI, 2018 bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan
88,3% balita dan anak usia pra sekolah sosial anak adalah pola asuh orang tua, bila
mengalami gangguan perkembangan, baik orang tua enggan memberikan pengasuhan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 23
JURNAL SABHANGA

yang baik bisa jadi anak akan introvet Kabupaten Nganjuk sebanyak 48 orang
yang artinya anak tidak mau bersosialisasi tua. Teknik sampling yang digunakan
dan mengambil keputusan atas dirinya dalam penelitian ini ialah Purposive
tanpa memperhatikan teman yang lain. Sampling dan perhitungan sampel
Bentuk pengasuhan dan sikap orang tua dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi
terhadap anak, semuanya dapat dan eksklusi sehingga diperoleh jumlah
mempengaruhi proses sosialisasi anak sampel sebanyak 25 responden. Definisi
kedepannya. Kesalahan dalam pengasuhan operasional dalam penelitian ini
anak dapat membawa dampak ketika menjelaskan terkait batasan pada variabel
dewasa nanti. Orang tua harus bisa independen dan dependen, adapun variabel
menerapkan pola pengasuhan yang independen dalam penelitian ini ialah pola
fleksibel namun tetap bisa menanamkan asuh orang tua yang didefinisikan sebagai
nilai positif kepada anak (Rahmawati, interaksi yang terjadi antara orang tua dan
2015). Pola asuh yang baik juga akan anak dengan indikator lima jenis pola asuh
menjadikan anak berkepribadian kuat, tak orang tua yakni demokratis, otoriter,
mudah putus asa, dan tangguh (Subqi, permisif, penelantar dan campuran.
2016). Berdasarkan uraian tersebut, Pengukuran variabel independen ini
peneliti tertarik melakukan penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur
untuk mengetahui “Hubungan Pola Asuh berupa kuesioner dengan skala ukur
Orang Tua Dengan Perkembangan Sosial nominal. Sementara untuk variabel
Anak Pra Sekolah di TK Muslimat NU dependen dalam penelitian ini ialah
Khadijah III Kelurahan Cangkringan perkembangan sosial anak pra sekolah
Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk”. yang didefinisikan sebagai proses
METODE PENELITIAN kemampuan belajar anak dan tingkah laku
Desain dalam penelitian ini yang berhubungan dengan orang lain
menggunakan desain korelasional dengan sebagai dari bagian kelompoknya.
pendekatan restrospektif. Penelitian pada Indikator pengukuran yang digunakan
tanggal 1 April 2021 di TK Muslimat NU ialah menggunakan perkembangan sosial
Khadijah III Kelurahan Cangkringan sesuai usia anak yakni usia 3-4 tahun, > 4-
Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk 5 tahun dan >5- 6 tahun. Variabel ini
dengan populasi semua orang tua anak usia diukur menggunakan alat ukur kuesioner
pra sekolah di TK Muslimat NU Khadijah dengan skala data ordinal. Data dalam
III Cangkringan Kecamatan Nganjuk penelitian menggunakan data primer yang

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 24
JURNAL SABHANGA

diperoleh dari pengisian kuesioner. dengan pedoman pengujian hipotesis


Sementara untuk proses analisa data, apabila nilai p value < 0,05 maka terdapat
menggunakan uji coefficient contingency hubungan antara dua variabel yang diteliti.

HASIL PENELITIAN
1. Pola Asuh Orang Tua di TK Muslimat NU Khadijah III Kelurahan Cangkringan
Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua di TK Muslimat NU Khadijah III
Kelurahan Cangkringan Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk
Pola Asuh
Orang Tua Frekuensi (f) Presentase (%)

Demokratis 8 32
Otoriter 2 8
Permisif 3 12
Penelantar 2 8
Campuran 10 40
Total 25 100

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 25 responden, sebanyak 10 responden


(40%) hampir setengahnya orang tua menggunakan pola asuh campuran.

2. Perkembangan Sosial Anak Pra Sekolah di TK Muslimat NU Khadijah III


Kelurahan Cangkringan Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perkembangan Sosial Anak Pra Sekolah di TK Muslimat
NU Khadijah III Kelurahan Cangkringan Kecamatan Nganjuk Kabupaten
Nganjuk
Perkembangan Sosial
Anak Pra Sekolah Frekuensi (f) Presentase (%)

Baik 11 44

Cukup 7 28

Kurang 7 28

Total 25 100

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 25 responden, sebanyak 11 responden


(44%) hampir setengahnya anak mempunyai perkembangan sosial baik.
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 25
JURNAL SABHANGA

3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosial Anak Pra Sekolah
di TK Muslimat NU Khadijah III Kelurahan Cangkringan Kecamatan Nganjuk
Kabupaten Nganjuk.
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Sosial
Anak Pra Sekolah di TK Muslimat NU Khadijah III Kelurahan Cangkringan
Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk
Perkembangan Sosial Anak Pra Sekolah Total
Pola Asuh Baik Cukup Kurang
Orang Tua f % F % F % ∑ %
Demokratis 1 4 1 4 6 24 8 32
Otoriter 1 4 0 0 1 4 2 8
Permisif 3 12 0 0 0 0 3 12
Penelantar 2 8 0 0 0 0 2 8
Campuran 4 16 6 24 0 0 10 40
Total 11 44 7 28 7 28 25 100
uji coefficient contingency, p value = 0,004 ; α = 0,05
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 25 responden, sebanyak 6
reponden (24%) sebagian kecil memiliki pola asuh campuran dengan perkembangan sosial
cukup.

PEMBAHASAN (90%) hampir seluruhnya ayah


berpendidikan SMA dan 9 responden
1. Pola Asuh Orang Tua Anak Pra
(90%) hampir seluruhnya ibu
Sekolah di TK Muslimat NU
berpendidikan SMA, 6 responden
Khadijah III Kelurahan
(60%) sebagian besar ayah bekerja
Cangkringan Kecamatan Nganjuk
sebagai petani dan 10 responden
Kabupaten Nganjuk.
(100%) selurunya pekerjaan ibu IRT.
Berdasarkan hasil penelitian
Hasil uji statistik didapatkan ρ value
yang ditujukan pada tabel 1 dapat
usia ayah = 0,198, ρ value usia ibu =
diketahui dari 25 responden sebanyak
0,274, ρ value pendidikan ayah =
10 responden (40%) hampir
0,381, ρ value pendidikan ibu = 0,346,
setengahnya memiliki pola asuh
ρ value pekerjaan ayah = 0,838, ρ
campuran. Dari 10 responden yang
value pekerjaan ibu = 0,603. Karena ρ
mempunyai pola asuh campuran, 4
value usia ayah dan ibu, pendidikan
responden (40%) hampir setengahnya
ayah dan ibu, dan pekerjaan ayah dan
ayah berumur >35 tahun dan 4
ibu, > α = 0,05 maka pola asuh
responden (40%) hampir setengahnya
campuran tidak dipengaruhi oleh usia
ibu berumur 31-35 tahun, 9 responden
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 26
JURNAL SABHANGA

ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu, atau terlalu tua, mungkin tidak dapat
dan pekerjaan ayah dan ibu secara menjalankan peran tersebut secara
signifikan. optimal karena diperlukan kekuatan
Faktor yang mempengaruhi pola fisik dan psikososial. Orang tua yang
asuh yaitu pendidikan orang tua, usia sudah mempunyai pengalaman
orang tua, keterlibatan ayah, sebelumnya dalam mengasuh anak
pengalaman orang tua dalam mengasuh akan lebih siap menjalankan peran
anak dan stress orang tua ( Supartini, pengasuhan, selain itu orang tua akan
2008). Pola perilaku ini dirasakan oleh lebih mampu mengamati tanda-tanda
anak, dari segi negatif maupun positif. pertumbuhan dan perkembangan yang
Pola asuh di setiap keluarga berbeda, normal. Stress yang dialami oleh ayah
hal ini tergantung dari pandangan tiap maupun ibu atau keduanya akan
orang tua. Kesadaran orang tua peran mempengaruhi kemampuan orang tua
dan tanggung jawabnya selaku dalam menjalankan peran sebagai
pendidik yang pertama dan utama pengasuh, terutama dalam strategi
dalam keluarga sangat diperlukan koping yang dimiliki dalam
(Fadhilah,2019). (Djamarah,2014) menghadapi permasalahan
menyatakan bahwa bervariasinya pola anak(Supartini,2008). Keterlibatan
asuh itu dipengaruhi oleh latar ayah dalam pengasuhan secara positif
belakang pendidikan orang tua, mata berkorelasi dengan kompetensi,
pencaharian hidup, keadaan ekonomi, inisiatif, kematangan sosial dan
adat istiadat, suku bangsa dan relatedness (stolz,dkk,2005).
sebagainya. Berdasarkan paparan diatas,
Orang tua yang berpendidikan maka peneliti berpendapat bahwa pada
tinggi cenderung menerapkan pola umumnya yang mempengaruhi pola
asuh demokratis karena mereka asuh yaitu pendidikan orang tua, usia
mengetahui hak-hak anak. Pendidikan orang tua, keterlibatan ayah,
diartikan sebagai pengaruh lingkungan pengalaman orang tua dalam mengasuh
atas individu untuk menghasilkan anak dan stress orang tua. Tetapi
perubahan-perubahan yang tetap atau kenyataanya dipenelitian ini orang tua
permanen didalam kebiasaan tingkah masih banyak yang menggunakan pola
laku, pikiran dan sikap. Usia orang tua asuh campuran sesuai dengan
juga berpengaruh apabila terlalu muda praktiknya di masyarakat, tidak

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 27
JURNAL SABHANGA

menggunakan pola asuh yang tunggal, mempunyai perkembangan sosial baik,


ketiga pola asuh tersebut digunakan 5 responden (45.5%) hampir
secara bersamaan di dalam mendidik, setengahnya usia ayah >35 tahun, 6
membimbing, dan mengarahkan responden (54,5%) sebagian besar usia
anaknya, adakalanya orang tua ibu 31-35 tahun, 8 responden (72,8%)
menerapkan pola asuh otoriter, sebagian besar ayah berpendidikan
demokratis dan permissif. secara tidak SMA, 8 responden (72,8%) sebagian
langsung tidak ada jenis pola asuh besar ibu berpendidikan SMA, 6
yang murni diterapkan dalam keluarga, responden (54,5%) sebagian besar
tetapi orang tua cenderung pekerjaan ayah wiraswasta, 10
menggunakan ketiga pola asuh responden (90.9%) hampir seluruhya
tersebut. Hal ini sejalan dengan apa pekerjaan ibu IRT. Hasil uji statistik
yang dikemukakan oleh Dariyo (Anisa, didapatkan ρ value usia anak = 0,003, ρ
2005), bahwa pola asuh yang value jenis kelamin anak = 0.845, ρ
diterapkan orang tua cenderung value usia ayah = 0,467, ρ value usia
mengarah pada pola asuh situasional, ibu = 0,327, ρ value pendidikan ayah =
di mana orang tua tidak menerapkan 0,462, ρ value pendidikan ibu = 0,253,
salah satu jenis pola asuh tertentu, ρ value pekerjaan ayah = 0,617, ρ
tetapi memungkinkan orang tua value pekerjaan ibu = 0,476. Karena ρ
menerapkan pola asuh secara fleksibel, value usia ayah dan ibu, pendidikan
luwes, dan sesuai dengan situasi dan ayah dan ibu, dan pekerjaan ayah dan
kondisi yang berlangsung saat itu. ibu, > α = 0,05 maka pola asuh
2. Perkembangan Sosial Anak Pra campuran tidak dipengaruhi oleh usia
Sekolah di TK Muslimat NU ayah dan ibu, pendidikan ayah dan ibu,
Khadijah III Kelurahan dan pekerjaan ayah dan ibu secara
Cangkringan Kecamatan Nganjuk signifikan. Tetapi karena ρ value usia
Kabupaten Nganjuk. anak ≤ α = 0,05 maka pola asuh
Berdasarkan hasil penelitian campuran dipengaruhi oleh usia anak.
yang ditujukan pada tabel 4.2 dapat Perkembangan sosial seorang
diketahui dari 25 responden sebanyak anak dapat dipengaruhi oleh banyak
11 responden (44%) hampir faktor, baik itu faktor dari dalam
setengahnya memiliki perkembangan dirinya sendiri maupun faktor eksternal
sosial baik. Dari 11 responden yang seperti keluarga dan lingkungan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 28
JURNAL SABHANGA

(Susanto,2017). Perkembangan sosial sebayanya maka anak akan lebih


anak sangat tergantung pada individu terbuka untuk menerima dunia luar,
anak, peran dan pengasuhan orang tua, lebih mandiri, dan mempunyai
lingkungan masyarakat dan lembaga perkembangan sosial yang lebih baik.
sekolah. Ada keterkaitan erat antara Faktor lainnya adalah karakteristik
ketrampilan bergaul dengan masa Anak. Karakteristik anak seperti jenis
bahagia dimasa kanak – kanak, karena kelamin dan usia sangat
akan dituntut untuk menyesuaikan diri memungkinkan untuk terjadinya
dengan lingkungan sehingga pada perbedaan pengasuhan. Dikarenakan
perkembangan sosial anak anak akan setiap anak memiliki kondisi dan
tercapai (Mayar,2013). kebutuhan berbeda, perbedaan tumbuh
Pada penelitian ini dapat kembang dalam segala aspek yang
diketahui bahwa perkembangan sosial meliputi fisik, mental dan sosial.
anak, tidak hanya dipengaruhi oleh Menurut Gunarsa (2001), perlakuan
faktor pengasuhan orang tua dan orangtua terhadap anak harus sesuai
pengalaman orang tua tetapi juga dapat dengan tingkat kematangan anak, agar
dipengaruhi oleh faktor dari dalam anak siap menerima apa yang orang tua
dirinya sendiri, lingkungan masyarakat ingin tanamkan, sehingga tetap
dan lembaga sekolah. tersimpan dan menjadi bagian dari
Keluarga bisa dikatakan sebagai kepribadiannya. Oleh karena itu,
lingkungan sosial pertama bagi anak karakteristik anak akan mempengaruhi
sehingga memberi pengaruh terbesar pengasuhan yang diterima oleh setiap
bagi perkembangan anak dengan anak. Selain itu lingkungan Sekolah
begitu orang tua terutama ayah dan ibu juga menjadi salah satu faktor
memberikan dasar pembentukan pengasuhan karena sekolah memiliki
tingkah laku, pendidikan serta cara aturan yang mengikat terkait dengan
berinterakasi dengan lingkungannya. perilaku murid terhadap seluruh
Pengalaman interaksi di dalam elemen masyarakat sekolah. Aturan ini
keluarga akan menentukan pola dan secara tidak langsung akan
tingkah laku anak terhadap orang lain diinternalisasi oleh anak dan menjadi
dalam masyarakat. Ketika orang tua landasan dalam berperilaku. Sehingga
memberikan kebebasan kepada anak sekolah mampu mempengaruhi seperti
untuk banyak bergaul dengan teman

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 29
JURNAL SABHANGA

apa pengasuhan yang diterima oleh pengalaman untuk membimbing


anak. perkembangannya sendiri kearah
3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua kematangan (Nurihsan, 2011).
dengan Perkembangan Sosial Anak Banyaknya pengalaman yang kurang
Pra Sekolah di TK Muslimat NU menyenangkan pada masa kanak-
Khadijah III Kelurahan kanak akan menimbulkan sikap yang
Cangkringan Kecamatan Nganjuk tidak sehat terhadap pengalaman sosial
Kabupaten Nganjuk. anak, pengalaman tersebut dapat
Berdasarkan hasil uji coefficient mendorong anak tidak sosial, anti
contingency dengan spss versi 25 sosial, bahkan anak cenderung tidak

dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 percaya diri. Pada proses berikutnya

didapatkan hasil ρ value = 0,004 ≤ α = sangat dipengaruhi oleh perlakuan atau

0,05 sehingga Ha diterima dan Ho bimbingan orang tua terhadap anak

ditolak, yang artinya ada Hubungan dalam mengenalkan berbagai aspek

Pola Asuh Orang Tua dengan kehidupan sosial, atau norma-norma

Perkembangan Sosial Anak Pra kehidupan bermasyarakat serta

Sekolah Di TK Muslimat NU Khadijah mendorong dan memberikan contoh

III Kelurahan Cangkringan Kecamatan kepada anaknya bagaimana

Nganjuk Kabupaten Nganjuk. menerapkan norma-norma tersebut

Pola asuh merupakan pola dalam kehidupan sehari-hari.(Yusuf,

interaksi antara orang tua dan anak 2011). Sehingga bisa dikatakan pola

yaitu bagaimana cara, sikap, atau asuh orang tua sangat berpengaruh

perilaku orang tua saat berinteraksi dengan perkembangan sosial anak.

dengan anak termasuk cara penerapan Menurut peneliti setiap orang

aturan, mengajarkan nilai atau norma, tua memiliki cara pengasuhan sendiri

memberikan perhatian dan kasih terhadap anaknya, tidak semua orang

sayang serta menunjukkan sikap dan tua hanya memilih satu dari pola asuh

perilaku baik sehingga dijadikan demokratis, otoriter, permisif dan

panutan/contoh bagi anaknya. (Wood penelantar, tetapi masih ada orang tua

dan Zoo dalam Madyawati, 2016). menggunakan pola asuh campuran

Pola asuh dari orang tua sangat yang menerapkan pola asuh sesuai

penting bagi anak, karena dia masih dengan kebutuhan dan kondisi anak.

terlalu muda dan belum memiliki Sesuai dengan pendapat suemitro

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 30
JURNAL SABHANGA

(2011) orang tua akan memberikan berdampak negatif pada anak dari
larangan jika tindakan anak menurut keluarga Eropa-Amerika namun pola
orang tua membahayakan, membiarkan asuh ini justru memberi dampak positif
saja jika tindakan anak masih dalam pada keluarga Cina- Amerika. Dalam
batas wajar dan memberikan alternatif artikelnya yang lain, Chao (1994,
jika anak paham tentang alternatif yang 2000) berkeyakinan bahwa pendekatan
ditawarkan. dari orang tua, terutama ibu, member
Perkembangan sosial anak tidak dampak yang lebih positif terhadap
hanya di pengaruhi oleh pola asuh perkembangan anak apabila di asuh
orang tua tetapi juga genetik, dengan pola asuh otoriter.
lingkungan, status kesehatan dan Inkonsistensi hasil penelitian terkait
kelompok teman sebaya sesuai dengan pola asuh otoriter ini menjadi dasar
pendapat soetjiningsih (2012) bahwa dibutuhkan variabel tertentu
perkembangan personal sosial pada yang dapat menerangkan efek dari pola
anak prasekolah dapat dipengaruhi asuh otoriter terhadap perkembangan
oleh pola pengasuhan orang tua, anak. Variabel ini akan dapat
genetik, lingkungan, status kesehatan, menjelaskan bahwa dampak negatif
dan kelompok teman sebaya. Pada atau positif dari pola asuh otoriter
penelitian ini masih terdapat orang tua tergantung kondisi variabel yang
yang mengguakan pola asuh otoriter menjadi perantaranya. Variabel yang
kemungkinan disebabkan diharapkan menjadi variable moderator
karakteristiknya yang dominan atau terkait pola asuh otoriter dan dampak
karena berpegang pada tradisi lama pada perkembangan anak adalah
(bahwa orang tua berkuasa penuh atas kesabaran, hal ini mengacu pada
anak). Mungkin juga karena memiliki penelitian pada remaja yang
harapan tertentu kepada anak (dan menunjukkan adanya peran kesabaran
mengalami ketegangan tersendiri sebagai mediator dari pengaruh yang
karena harapan yang terlalu tinggi) positif antara religiusitas dan
sesuai dengan penelitian dilakukan di kemampuan negosiasi konflik
China, yaitu pola asuh otoriter integratif (El Hafiz & Nuramalina,
memberi dampak yang positif terhadap 2015).
perkembangan anak. Chao (2001)
mengatakan bahwa pola asuh otoriter

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 31
JURNAL SABHANGA

KESIMPULAN anak dalam pengabdian masyarakat terkait


perkembangan sosial anak pra sekolah di
Dari 25 responden sebanyak 10
lokasi penelitian. Bagi responden
responden (40%) hampir setengahnya
diharapkan bisa menambah ilmu
orang tua melakukan pola asuh campuran
pengetahuan tentang pentingnya pola asuh
di TK Muslimat NU Khadijah III
anak terkait dengan perkembangan sosial
Kelurahan Cangkringan Kecamatan
sehingga anak tidak menjadi anak yang
Nganjuk Kabupaten Nganjuk. Dari 25
introvet. Dan diharapkan bagi peneliti
responden sebanyak 11 responden (44%)
selanjutnya bisa sebagai motivasi dan
hampir setengahnya anak memiliki
inspirasi bagi siapapun yang akan
perkembangan sosial baik di TK Muslimat
melakukan penelitian serupa atau
NU Khadijah III Kelurahan Cangkringan
melakukan kelanjutan dari penelitian ini.
Kecamatan Nganjuk Kabupaten Nganjuk.
Dari uji statistik didapatkan hasil ρ value DAFTAR PUSTAKA
= 0,004 ≤ α = 0,05 yang berarti Ha
Adawiah, R. (2017). Pola asuh orang tua
diterima dan Ho ditolak. Sehingga Ada dan implikasinya terhadap
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan pendidikan anak: Studi pada
Masyarakat Dayak di Kecamatan
Perkembangan Sosial Anak Pra Sekolah Halong Kabupaten Balangan. Jurnal
Di TK Muslimat NU Khadijah III Pendidikan
Kewarganegaraan, 7(1), 33-48.
Kelurahan Cangkringan Kecamatan
Aisyah, Siti. DKK.(2010). Perkembangan
Nganjuk Kabupaten Nganjuk.
Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta : Universitas
SARAN Terbuka.

Hasil penelitian ini diharapkan Ayun, Qurrotu.(2017). Pola Asuh Orang


Tua Dan Metode Pengasuhan
bisa menjadi masukan sebagai bahan Dalam Membentuk Kepribadian
pedoman ilmu keperawatan anak Anak.Jurnal.Vol. 5.No. 1. Hal 103-
121.
khususnya tentang pola asuh orang tua
Ahmad, Susanto.(2011). Perkembangan
dengan perkembangan sosial anak bagi
Anak Usia Dini.Jakarta : Kencana
institusi pendidikan. Diharapkan peneliti Prenada Media Grup.
bisa menambah wawasan dan pengetahuan Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
lebih mengenai hubungan pola asuh orang Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
tua dengan perkembangan sosial anak pra
Fatimah, L. (2012). Hubungan Pola Asuh
sekolah. Diharapkan bisa menjadi referensi Orang Tua dengan Perkembangan
dan ilmu pengetahuan asuhan keperawatan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 32
JURNAL SABHANGA

Anak.Journal. FIK UNIPDU : BK/article/download/3479/2278


Jombang. [Diakses pada 27 Juli 2021]
Fitria, Nita.(2016).“ Pola Asuh Orang Tua Santrok, Jhon.(2007). Perkembangan
dalam mendidik Anak Usia Pra Anak. Jakarta: Erlangga.
Sekolah Ditinjau dari Aspek Budaya
Lampung”. Jurnal fokus Supartini, yupi.(2004). Buku Ajar Konsep
Konseling.Volume 2 No. 2. Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
EGC
Gunarsa, S., Gunarsa, Y.S. 2001. Psikologi
Praktis: Anak, Remaja dan ____________.(2008). Buku Ajar Konsep
Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Dasar Keperawatan Anak. Jakarta :
Mulia. EGC

Kemenkes RI.(2013). Riset Kesehatan Stolz, H.E.,dkk (2005). Toward


Dasar. Jakarta : Kemenkes RI. disentangling fathering and
mothering : An assement of relative
Mayar, Farida.(2013). Perkembangan importance, Journal of Marriage and
Sosial Anak Usia Dini Sebagai Family 67.
Bibit untuk Masa Depan Bangsa.
Jurnal Al-Ta’lim. Jilid 1 No. 6.Hal. Sujiono Yuliani Nurani. (2009). Konsep
459-464 Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PTIndeks
Mansur, Arif Rohman. (2019). Tumbuh
Kembang Anak Usia Pra Sekolah. Suyadi. (2010). Psikologi Belajar
Padang : Andalass University Press. Pendidikan Anak Usia Dini. PT
Indeks: Jakarta.
Madyawati, Lilis. (2016). Strategi
Pengembangan Bahasa Pada Anak. Utami, Y.R.(2009). Penyesuaian diri dan
Jakarta: Prenadamedia Group. pola asuh orang tua yang memiliki
anak retardasi mental. Skripsi (tidak
Nursalam.(2013). Metodologi Penelitian diterbitkan ). Surakarta: Fakultas
Ilmu Keperawatan.Jakarta : Psikologi, Universitas
Salemba Medika. Muhamadiyah Surakarta.
Sulistyawati, A. (2014). Deteksi Tumbuh Utami, R. B. (2008). Pengaruh tingkat
Kembang Anak. Jakarta : Salemba pendidikan dan tipe pola asuh
Medika. orang tua terhadap perkembangan
psikososial anak prasekolah di
Soetjiningsih, Cristiana, Hari. (2013). Taman Kanak–kanak Aisyiyah II
Psikologi Perkembangan Anak Nganjuk (Doctoral dissertation,
Sejak Pembuahan Sampai Dengan UNS (Sebelas Maret University)).
Kanak-Kanak Akhir.Jakarta :
Prenada Media Grup. Wong. (2008). Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik Ed. 6 Vol 1.Jakarta : EGC
Soemitro.(2009). Pola Asuh Kombinasi
Cara Mendidik Anak Yang Lebih Wina, L., Yudiernawati, A., & Maemunah,
Baik. N. (2016). Hubungan Pola Asuh
https://creasoft.wordpress.com/2009 Orang Tua Dengan Perkembangan
/02/02/pola-asuh-kombinasi-cara- Sosial Anak Usia Prasekolah (4-6
mendidik-anak-yang-lebih-baik-2- Tahun) Di TK Muslimat Ar-
/http://e- Rohmah Gading Kembar
journals.unmul.ac.id/index.php/JKP Kecamatan Jabung Kabupaten
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 33
JURNAL SABHANGA

Malang. Nursing News: Jurnal Yulianti, Dwi. (2010). Bermain Sambil


Ilmiah Keperawatan, 1(1). balajar Sains di Taman Kanak-
kanak. Jakarta: PT. Indeks.
Yusuf, S. (2011).Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Bamdung: PT Yusriana, Ajeng.(2012). Kiat-Kiat
Remaja Rosda Karya. mengajar Guru Paud yang Disukai
Anak. Jogjakarta: Diva Press.
________.(2012). Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 34

You might also like