You are on page 1of 9

PERAN ORANG TUA YANG DAPAT MEMPENGARUHI

PERILAKU ANAK
Fricianda Fahiya Denasta1, Haifa Nenden Andriyana2
1,2
Pendidikan Bahasa Inggris, IKIP Siliwangi
1
fricianda1712@gmail.com
2
haifandn@gmail.com

Abstract : Parents are the closest people to each of their children. The role of parents
greatly influences the development of children's behavior and personality. Every child
has the possibility to behave like the parents who raised them. Children's behavior can
also be influenced by social factors in friendships and the environment around the
community, but the factor that has a greater influence is the family, because children
spend more time with family at home. It's different if a child often hangs out with his
friends in the community, because he really doesn't feel at home with his parents,
maybe because the parents' behavior is too harsh or ignorant to their children and it
could even be because the parents are busy working so their children behave badly. to
people around. This study aims to determine the factors of the role of parents and how
big or important the role of parents can influence children's behavior. The role of
parents has a significant impact on children’s behavior. Parenting, parent-child
interaction, consistency, and the role model set by parents all play an important rolw
in shaping a child’s behavior. Better understanding of this role can help parents
support poaitive development and behavior in their children. The method used in this
research is literature study.
Keywords : The role of parents, Child behavior, Environment, Society
Abstrak : Orang tua adalah orang yang paling dekat bagi setiap anaknya. Peran orang
tua sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anak.
Setiap anak memiliki kemungkinan untuk berperilaku seperti orang tuanya yang
membesarkan mereka. Perilaku anak juga bisa di pengaruhi dari faktor pergaulan
dalam pertemanan dan lingkungan sekitar masyarakat. Tetapi, faktor yang lebih
berpengaruh besar yaitu dengan keluarga, karena anak lebih banyak menghabiskan
waktu dengan keluarga di rumah. Beda halnya jika anak yang sering bergaul dengan
temannya dilingkungan masyarakat, karena ia sangat tidak betah berlama-lama dengan
orang tuanya mungkin karena perilaku orang tua yang terlalu keras atau cuek kepada
anaknya dan bahkan bisa karena orang tuanya yang sibuk bekerja sehingga anaknya
berperilaku yang kurang baik kepada orang sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor peran orang tua dan seberapa besar atau penting peran orang tua
yang dapat mempengaruhi perilaku anak. Peran orang tua memiliki dampak yang
signifikan terhadap perilaku anak. Pola asuh, interaksi orang tua-anak, konsistensi, dan
teladan yang diberikan oleh orang tua semuanya memainkan peran penting dalam
membentuk perilaku anak. Pemahaman yang lebih baik tentang peran ini dapat
membantu orang tua dalam mendukung perkembangan dan perilaku yang positif pada
anak-anak mereka. Metode yang digunakan penelitian ini yaitu studi literatur.
Kata kunci : Peran orang tua, Perilaku anak, Lingkungan, Masyarakat

PENDAHULUAN
Orang tua merupakan wali bagi setiap anak-anaknya, dimana ayah dan ibu mempunyai
tanngung jawab untuk mendidik anaknya dari bayi hingga dewasa. Lestari (2012)
menjelaskan bahwa peran orang tua adalah cara yang digunakan oleh orang tua
berkaitan dengan pandangan mengenai tugas yang harus dijalankan dalam mengasuh.
Sementara itu Musthofa (2007) menjelaskan bahwa orang tua adalah pihak yang paling
berhak antara keadaan sang anak dan yang paling bertanggung jawab terhadap
kehidupan anak di segenap aspeknya. Peran orang tua merupakan sebuah peran yang
memiliki cara untuk mengenalkan tugas yang harus dilakukan anak sebagaimana
seorang anak memiliki banyak tata cara ajaran untuk menjadi generasi bangsa yang
baik kedepanya. Orang tua memiliki beragam cara dalam mendidik anaknya untuk
membentuk perilaku yang baik, Abdul Wahib (2015) menjelaskan bahwa kunci
terbentuk nya perilaku dan kepribadian anak yang baik itu tergantung pada bagaimana
cara pola asuh orang tua terhadap anaknya. Namun sayangnya tidak semua orang tua
memiliki cara untuk medidik secara langsung anaknya karena mereka memiliki
keterbatasan seperti sibuk bekerja.
Dari sebagian orang tua banyak yang menitipkan anaknya seperti kepada kakek dan
nenek nya karena mereka memiliki kesibukan bekerja. Menitipkan anaknya kepada
keluarga lain adalah salah satu hal yang kurang baik, mengapa ? Karena dengan adanya
campur tangan dalam mendidik anak itu bisa membuat bertolak belakang dengan
didikan asli dari orang tuanya. Meskipun nenek memiliki pengalaman banyak dalam
mengasuh anak namun belum tentu mereka merawat dan mendidik sesuai dengan
didikan orang tua anak tersebut. Seperti terlalu dimanja dan terlalu bebas dalam
bergaul, lalu setelah anaknya kembali kepada orang tuanya pasti akan mengalami hal
yang sangat bertolak belakang yang awalnya bebas dan berakhir menjadi strict parent
(memiliki aturan yang ketat). Pentingnya mendidik anak dengan tangan orang tua
menjauhkan dari hal-hal yang kurang menyenangkan seperti perilaku anak yang tidak
terkontrol oleh orang tua, anak tidak nyaman berlama-lama dengan orang tuanya
karena mereka saling diam tidak ada obrolan antara anak dan orang tua, bahka untuk
melakukan kontak percakapan bisa saja tidak nyambung. Dari kendala-kendala
tersebut bisa menimbulkan perilaku anak yang tidak baik, itu merupakan sebagai
bentuk dari pelampiasan perilaku anaknya kepada orang-orang sekitar baik kepada
temannya dengan melakukan tindak kekerasan atau yang sering disebut dengan
(bullying).
Penelitian ini di latar belakangi oleh semakin banyaknya perilaku anak yang tidak
semestinya yang bisa disebabkan dari pola asuh orang tuanya. Saat ini tidak sedikit
anak yang berperilaku dengan melibatkan tindak kekerasan (bullying) kepada orang-
orang di lingkungan sekitar terutama kepada temannya. Adapun beberapa penelitian
yang memperkuat penelitian ini yakni terlihat dari hasil penelitian Khotimah Khoirul
Mufida dkk, berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa peran orang tua
dalam pembentukan kepribadian anak di Desa Kancilan Kecamatan Kembang
Kabupaten Jepara yakni orang tua dalam memberi keteladanan, orang tua dalam
mengajarkan agama, orang tua dalam mengajarkan sopan santun, dan orang tua dalam
menanamkan kejujuran. Selain itu terdapat kendala yang dihadapi orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak di Desa Kancilan Kecamatan Kembang Kabupaten
Jepara yakni seperti rendahnya pendidikan orang tua, kesibukan orang tua dalam
bekerja, faktor dari anak itu sendiri, faktor lingkungan, dan media sosial. Penelitian
kedua oleh Istina Rakhmawati, berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa
peran keluarga dalam pengasuhan anak sangatlah penting karena dapat membentuk
kepribadian anak. Seperti dari pola pengasuhan anak dalam keluarga, dan peranan
keluarga terhadap pendidikan karakter anak.
Orang tua memiliki peran-peranya tersendiri dalam mendidik seperti membangun
komunikasi yang baik dengan anaknya. Dari cara orang tua berucap saja anak akan
mengikutinya, orang tua harus senantiasa memantau pergaulan disekitar anaknya.
Dizaman sekarang pergaulan anak-anak sangatlah berbeda dengan zaman dulu, di
zaman dulu anak-anak memainkan permainan tradisional, sedangkan karena sekarang
sudah zaman modern, anak diumur 2 tahun saja sudah mampu memainkan ponsel
seperti menonton youtube sendirian. Bahkan sebagian orang tua membiarkan anak-
anaknya yang baru berumur 8 tahun untuk menggunakan ponsel tanpa pantauan orang
tua, itu sangat berbahaya.
Tujuan penelitian ini yakni 1) untuk mengetahui faktor peran orang tua apa saja yang
dapat mempengaruhi perilaku anak; 2) untuk mengetahui seberapa besar atau
pentingkah pengaruh peran orang tua terhadap pembentukan perilaku anak; 3) untuk
mengetahui apakah perilaku anak dengan tindakan kekerasan (bullying) bisa berubah
oleh usaha pola asuh orang tua. Manfaat penelitian ini yakni untuk memberi masukan
dan pemahaman khususnya kepada orang tua dalam mengasuh dan mendidik anaknya
untuk membentuk perilaku dan kepribadian anak yang baik.
METODE
Jenis penelitian ini yaitu kualitatif dengan metode pendekatan studi literatur dimana
sumber data dapat diperoleh dari buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan
disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai seperti internet, koran dll (Nazir
1998 : 112). Selanjutnya data yang sudah diperoleh dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif yang digunakan atau membantu untuk menggambarkan dan
meringkas poin-poin data.

HASIL/PEMBAHASAN
Peran orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar dan penting terhadap
pembentukan perilaku anak. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa interaksi
dan pola asuh yang diberikan oleh orang tua dapat membentuk dasar perilaku anak
sejak dini dan mempengaruhi perkembangan jangka panjang mereka. Salah satu faktor
penting adalah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Pola asuh yang responsif,
penuh kasih sayang, dan memberikan batasan yang jelas cenderung menghasilkan
perilaku yang positif pada anak-anak. Orang tua yang memberikan dukungan
emosional, membangun komunikasi yang baik, dan memperhatikan kebutuhan anak
cenderung memiliki anak-anak yang memiliki keterampilan sosial dan emosional yang
lebih baik. Selain itu, orang tua juga berperan sebagai model teladan bagi anak-anak.
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Jika orang tua menunjukkan
perilaku yang positif, seperti sopan santun, kerja keras, dan empati, anak-anak
cenderung meniru dan mengadopsi perilaku tersebut. Sebaliknya, perilaku yang tidak
pantas atau agresif dari orang tua juga dapat mempengaruhi perilaku anak dengan cara
yang negatif. Selanjutnya, konsistensi dalam pola pengasuhan juga sangat penting.
Ketika orang tua memberlakukan aturan yang konsisten dan memberikan konsekuensi
yang jelas terhadap perilaku anak, anak-anak dapat belajar tentang batasan, tanggung
jawab, dan akibat dari tindakan mereka. Ini membantu mereka mengembangkan
perilaku yang lebih teratur, terarah, dan bertanggung jawab. Dalam keseluruhan, peran
orang tua memiliki dampak yang signifikan terhadap pembentukan perilaku anak.
Orang tua memiliki kesempatan dan tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan
yang mendukung dan merangsang perkembangan perilaku yang positif pada anak-anak
mereka. Melalui pola asuh yang baik, interaksi yang positif, dan menjadi model teladan
yang baik, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan perilaku
yang sehat, sosial, dan moral.
Pola asuh yang tepat dan dukungan orang tua dapat memainkan peran penting dalam
mengubah perilaku anak yang terlibat dalam tindakan kekerasan atau bullying.
Meskipun tidak ada solusi instan atau jaminan bahwa perubahan akan terjadi,
intervensi yang tepat dari orang tua dapat memberikan pengaruh positif dan membantu
anak mengatasi perilaku tersebut.
MODEL PERILAKU
Orang tua perlu menjadi model perilaku yang konsisten. Mereka harus
mengaplikasikan aturan dan konsekuensi dengan konsisten sehingga anak dapat
memahami harapan dan batasan yang jelas. Orang tua harus menjadi model komunikasi
yang efektif dan positif. Mereka harus mendengarkan dengan penuh perhatian,
berbicara dengan sopan, dan mengungkapkan emosi secara sehat. Ini membantu anak-
anak belajar cara berkomunikasi dengan baik dan mengatasi konflik dengan cara yang
positif. Orang tua harus menunjukkan empati kepada anak-anak. Mereka perlu
berusaha memahami perasaan dan perspektif anak dan merespons dengan pengertian
dan dukungan yang tepat. Ini membantu anak mengembangkan keterampilan empati
dan belajar untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain. Orang tua perlu
menjadi contoh yang baik dalam mengelola emosi. Mereka harus mengajarkan anak
cara mengenali dan mengatasi emosi yang kuat dengan cara yang sehat, seperti
berbicara tentang perasaan mereka, menggunakan strategi relaksasi, atau
menyelesaikan masalah secara konstruktif. Ini membantu anak-anak belajar
mengontrol dan mengelola emosi mereka sendiri. Orang tua harus menunjukkan
perilaku yang positif dan mengajarkan anak-anak untuk melakukannya juga. Ini
meliputi menghargai, berbagi, membantu orang lain, atau menunjukkan kerja keras.
Melalui contoh dan dorongan, orang tua dapat membentuk perilaku positif pada anak-
anak. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk menjadi model yang baik dalam
perilaku yang ingin mereka ajarkan kepada anak-anak mereka.

PENGASUHAN RESPONSIF
Pengasuhan responsif adalah salah satu aspek penting dalam peran orang tua yang
dapat mempengaruhi anak. Pengasuhan responsif melibatkan kemampuan orang tua
untuk memahami dan merespons kebutuhan fisik, emosional, dan sosial anak dengan
tepat dan sensibel. Ketika orang tua merespons dengan penuh kasih sayang terhadap
kebutuhan emosional anak, mereka membantu membangun ikatan emosional yang kuat
antara orang tua dan anak. Ini memberikan anak rasa keamanan, kenyamanan, dan
dukungan emosional yang penting untuk perkembangan yang sehat. Orang tua yang
responsif membantu anak mengenali dan mengelola emosi mereka dengan baik.
Mereka memberikan dukungan emosional yang tepat, mendengarkan dengan penuh
perhatian, dan membantu anak mengatasi kesulitan dalam hubungan sosial. Hal ini
membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting
untuk berinteraksi dengan orang lain secara sehat dan membangun hubungan yang
positif. Dalam pengasuhan responsif, orang tua merespons minat, penasaran, dan
keingintahuan anak dengan memberikan pengalaman belajar yang sesuai. Ini dapat
melibatkan memberikan materi pembelajaran yang menarik, menjawab pertanyaan
anak, dan merangsang pemikiran kritis. Dengan melibatkan anak secara aktif dalam
proses belajar, pengasuhan responsif dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak.
Orang tua yang responsif membantu anak memahami konsep hubungan yang sehat dan
mengajarkan nilai-nilai seperti saling menghormati, komunikasi yang terbuka, dan
pemecahan masalah bersama. Mereka memberikan contoh hubungan yang positif
melalui interaksi mereka dengan anak dan orang lain. Ini membantu anak membangun
pola hubungan yang sehat dan memahami pentingnya keterlibatan emosional yang
positif dalam hubungan interpersonal. Pengasuhan responsif menciptakan lingkungan
yang mendukung bagi anak, memfasilitasi perkembangan yang sehat, dan membantu
anak mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk hidup yang sukses. Dengan
merespons kebutuhan anak dengan sensitivitas dan kasih sayang, orang tua dapat
memiliki pengaruh positif yang kuat terhadap perkembangan dan perilaku anak.

DISIPLIN YANG KONSISTEN


Orang tua perlu menetapkan aturan yang jelas dan komprehensif bagi anak mereka.
Aturan tersebut harus dipahami oleh anak dan memiliki konsekuensi yang jelas jika
dilanggar. Hal ini membantu anak memahami batasan perilaku yang diterima dan tidak
diterima. Penting bagi orang tua untuk menjaga konsistensi dalam penerapan aturan.
Jika aturan hanya diterapkan secara selektif atau tergantung pada suasana hati orang
tua, anak mungkin menjadi bingung dan tidak mengerti konsekuensi yang akan mereka
hadapi. Konsistensi membantu anak memahami bahwa aturan adalah hal yang penting
dan harus diikuti secara konsisten. Orang tua perlu memberlakukan konsekuensi yang
konsisten jika aturan dilanggar. Konsekuensi tersebut haruslah proporsional terhadap
pelanggaran dan dapat memberikan pengajaran kepada anak. Contohnya, mengambil
waktu istirahat atau memberikan tugas tambahan sebagai konsekuensi dari perilaku
yang tidak pantas. Penting untuk menghindari hukuman fisik atau perlakuan yang tidak
manusiawi. Orang tua perlu menjelaskan dengan jelas alasan di balik aturan dan
konsekuensi yang diberlakukan. Dengan memberikan pemahaman kepada anak tentang
pentingnya aturan dan konsekuensi, mereka dapat melihat hubungan antara perilaku
mereka dan hasil yang diperoleh. Penjelasan yang rasional dan penuh empati dapat
membantu anak memahami dan menerima disiplin dengan lebih baik. Disiplin yang
konsisten harus disertai dengan komunikasi yang terbuka dan dukungan emosional.
Orang tua perlu mendengarkan anak dengan penuh perhatian, memahami perspektif
mereka, dan memberikan dorongan serta dukungan saat anak berusaha mematuhi
aturan. Komunikasi yang baik dan dukungan emosional membantu menciptakan ikatan
yang kuat antara orang tua dan anak, sehingga anak lebih menerima dan menghormati
disiplin yang diberikan.
KOMUNIKASI DAN KETERLIBATAN
Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak memungkinkan anak merasa
didengar, dihargai, dan diperhatikan. Orang tua harus menciptakan suasana yang
memungkinkan anak untuk berbicara tentang pikiran, perasaan, dan masalah mereka
tanpa takut dihakimi atau dikritik. Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian dan
memvalidasi perasaan anak, orang tua dapat membangun hubungan yang kuat dan
memfasilitasi pemahaman yang lebih baik. Orang tua harus memperbolehkan anak
untuk menyampaikan emosi mereka dengan aman dan sehat. Dalam komunikasi, orang
tua harus memperhatikan ekspresi emosi anak, mengajarkan mereka tentang
pengaturan emosi yang baik, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan.
Hal ini membantu anak mengembangkan keterampilan emosional yang penting untuk
mengelola perilaku mereka. Orang tua perlu menetapkan batasan yang jelas terkait
perilaku yang diterima dan tidak diterima. Komunikasikan ekspektasi dan aturan
dengan jelas kepada anak, dan berikan penjelasan yang rasional mengenai alasan di
balik aturan tersebut. Dalam mengatur batasan, orang tua perlu menghindari hukuman
yang tidak proporsional atau berlebihan, dan lebih fokus pada pembelajaran dan
pertumbuhan anak. Orang tua dapat mengajak anak untuk berpartisipasi dalam
merencanakan kegiatan keluarga, menetapkan tujuan bersama, atau mencari solusi
untuk masalah. Hal ini membangun rasa percaya diri, kemandirian, dan tanggung
jawab anak.

LINGKUNGAN KELUARGA YANG STABIL


Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang stabil merasa aman dan
memiliki rasa stabilitas emosional. Ini memberikan fondasi yang kokoh bagi
perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak. Keberadaan orang tua yang stabil
dan konsisten memberikan kepastian dan meredakan kecemasan anak. Stabilitas dalam
lingkungan keluarga juga mencakup konsistensi dalam pola asuh. Ketika orang tua
memberlakukan aturan yang konsisten dan memberikan batasan yang jelas, anak-anak
memiliki pemahaman yang lebih baik tentang harapan dan tanggung jawab mereka. Ini
membantu mengembangkan perilaku yang teratur dan terarah pada anak. Lingkungan
keluarga yang stabil melibatkan hubungan yang sehat antara orang tua. Ketika orang
tua saling mendukung, bekerja sama, dan membangun komunikasi yang baik, anak-
anak merasakan kehangatan dan stabilitas dalam keluarga. Ini berdampak positif pada
kesejahteraan emosional anak dan memberikan contoh tentang bagaimana menjalin
hubungan yang sehat. Orang tua dalam lingkungan keluarga yang stabil memiliki
kesempatan untuk menjadi model teladan yang baik bagi anak-anak. Dalam lingkungan
yang stabil, orang tua cenderung menunjukkan perilaku yang positif, etika kerja,
empati, dan nilai-nilai moral kepada anak-anak. Anak-anak cenderung meniru perilaku
yang mereka saksikan, dan keteladanan yang baik dari orang tua dapat membentuk
perilaku dan nilai nilai anak secara positif. Lingkungan keluarga yang stabil
menyediakan dukungan emosional yang konsisten bagi anak. Orang tua yang
memberikan perhatian, memahami, dan mendukung kebutuhan emosional anak
membantu menciptakan ikatan yang kuat dan membangun rasa percaya diri pada anak.
Hal ini penting dalam membentuk perilaku yang positif dan ketahanan anak dalam
menghadapi tantangan.

PENDIDIKAN DAN PENGAWASAN MEDIA


Pendidikan dan pengawasan media merupakan bagian penting dari peran orang tua
dalam mempengaruhi perilaku anak terkait dengan penggunaan media. Dalam era di
mana anak-anak semakin terpapar pada berbagai jenis media, penting bagi orang tua
untuk memahami dampaknya dan mengambil langkah-langkah untuk mengelola
penggunaan media anak-anak secara sehat. Orang tua perlu memberikan pendidikan
kepada anak-anak tentang penggunaan media yang sehat dan bertanggung jawab. Ini
termasuk menyadari konten yang sesuai untuk usia mereka, mengajarkan anak-anak
untuk memilah informasi yang dapat dipercaya dari sumber yang tidak terpercaya, dan
membangun keterampilan kritis untuk menganalisis media. Orang tua perlu
menetapkan batasan waktu yang wajar untuk penggunaan media oleh anak-anak.
Membatasi jumlah waktu yang dihabiskan untuk menonton TV, menggunakan gadget,
atau bermain game online dapat membantu menghindari kelebihan paparan dan
memungkinkan waktu untuk kegiatan lain yang penting, seperti belajar, bermain di luar
ruangan, dan berinteraksi sosial. Orang tua perlu melakukan pengawasan aktif terhadap
konten yang diakses oleh anak-anak. Hal ini dapat melibatkan memilih program atau
aplikasi yang sesuai dengan usia anak, memeriksa rating dan ulasan dari konten media,
serta terlibat dalam kegiatan media bersama anak-anak untuk memahami apa yang
mereka tonton, mainkan, atau baca. Orang tua perlu terlibat dalam diskusi dengan anak-
anak tentang apa yang mereka lihat di media. Ini melibatkan bertanya tentang opini
mereka, membahas nilai-nilai yang muncul dalam program atau film, dan membantu
anak-anak memahami perbedaan antara realitas dan fiksi dalam media. Diskusi ini
memungkinkan orang tua untuk mengarahkan pemahaman anak tentang konten yang
mereka konsumsi. Orang tua perlu menjadi contoh yang baik dalam penggunaan media.
Menunjukkan penggunaan media yang seimbang, memprioritaskan interaksi langsung
dan kegiatan di luar ruangan, serta menunjukkan sikap kritis terhadap media dapat
memberikan contoh yang positif bagi anak-anak.

KESIMPULAN
Peran orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan perilaku
anak. Pola asuh yang responsif, penuh kasih sayang, dan memberikan batasan yang
jelas cenderung menghasilkan perilaku yang positif pada anak-anak. Interaksi yang
baik antara orang tua dan anak, seperti komunikasi yang terbuka dan penuh empati,
dapat meningkatkan kemampuan sosial dan emosional anak. Konsistensi dalam pola
pengasuhan dan pemberian aturan yang jelas membantu anak mengembangkan
perilaku yang teratur, terarah, dan bertanggung jawab. Orang tua berperan sebagai
model teladan bagi anak-anak. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua
mereka, sehingga orang tua yang memberikan contoh perilaku yang positif akan
membantu membentuk perilaku yang baik pada anak. Perubahan perilaku anak terkait
dengan tindakan kekerasan atau bullying dapat terjadi melalui upaya pola asuh yang
tepat dan dukungan orang tua. Komunikasi, pendidikan nilai-nilai empati, penegakan
batasan, pembangunan keterampilan sosial, dan dukungan emosional adalah beberapa
langkah yang dapat diambil orang tua dalam membantu mengubah perilaku anak.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran orang tua dalam mempengaruhi
perilaku anak, orang tua dapat memberikan lingkungan yang mendukung dan
merangsang perkembangan perilaku yang positif pada anak-anak mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Adawiah, Rabiatul. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Terhadap
Pendidikan Anak (Studi pada Masyarakat Dayak di Kecamatan Halong
Kabupaten Balangan). Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 7,
Nomor 1, Mei.
Ayun, Qurotu. (2017) Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan Dalam
Membentuk Kepribadian Anak. Vol.5 No.1.
Baumrind, D. (1967). Child Care Practicies Anteceding Three Patterns of Preschool
Behavior. Genetic Psychology Monographs, 75 (1).
https://lifestyle.kompas.com. “Kesalahan Pola Asuh yang Sering Dilakukan Orangtua
Zaman Now”
Muchilin, R. (2022, 15 November) Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua. Kajian
Pustaka. https://www.kajianpustaka.com/2022/11/peran-dan-tanggung-jawab-
orang-tua.html?m=1
Mufida, Khotimah Khairul., Kanzunnudin, Moh., & Ismaya, Erik Aditia. (2021) Peran
Orang Tua Dalam Pembentukan Kepribadian Anak di Desa Kancilan. Jurnal
Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembeljaran, 5 (2).
Ngewa, Herviana Muarifah, (2019). Peran Orang Tua Dalam Pengasuhan Anak. Ya
Bunayya, Volume 1 Nomor 1 Desember.
Rakhmawati, Istina. (2015) Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak. Jurnal
Bimbingan Konseling Islam Vol.6, No. 1, Juni.
Santrock, John W. (2009). Perkembangan Anak edisi 11. Jakarta: Erlangga.
Wahid, Abdul. (2015) Konsep Orang Tua Dalam Membangun Kepribadian Anak.
Jurnal Paradigma Volume 2, Nomor 1, November.

You might also like