Professional Documents
Culture Documents
JURNAL CMHP
(Journal Of Community Mental Health And Public Policy)
Dhian Satya Rachmawati1, Lela Nurlela1, Sukma Ayu Candra Kirana1, Iis Fatimawati1, Bayu Krisna Alriyanto1, Ali
Sairozi2,
1 Departemen Keperawatan Jiwa dan Keperawatan Komunitas, Prodi S1 Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang
lelanurlela@stikeshangtuah-sby.ac.id
ARTICLE ABSTRACT
INFO Background: Children are the next generation for a bright and better future.
Often there is bullying among children at school. Bullying has become a global
Article History: problem, especially in the school environment. Bullying has a big impact on children,
Received: thus, bullying behavior must be prevented. Purpose: The purpose of this study was to
October, 11th analyze the relationship between parenting style and bullying behavior at the Balong
2022 Tani Jabon Public Elementarz School, Sidoarjo. Methods: The design of this research
is correlational analysis. The population of the students at grades 4-6 was 130 children.
Revised: The sampling technique used was proportionate stratified random sampling with a total
From October, sample of 98 school-age children grades 4-6. The independent variable was parenting
11th, 2022 style. The dependent variable was bullying at the school. The instrument used was a
questionnaire on parenting and bullying behavior. Association was statistically tested
Accepted: using Spearman Rho. Result: From 98 respondents 66 respondents (67.3%) had
January, 02nd democratic parenting patterns, and 87 respondents had non-bullying behavior (88.8%).
2023 The Spearman rho test resulted in a p value = 0.004 meaning that there was an
association between parenting styles and bullying behavior at the school. The
Published correlation coefficient of the association was 0.287 meaning that the relationship
online: April, between the two variables was weak. Conclusion: The presence of both parents in a
1st 2023 harmonious family is important so that they can share roles in caring for their children
and can spend time together to form a democratic parenting pattern, in order to form
children to become good individuals and do not engage in bullying behavior.
This work is Keywords: Parenting, bullying, children
licensed under a
Creative ABSTRAK
Commons Latar Belakang: Anak adalah generasi penerus untuk masa depan yang cerah
Attribution 4.0 dan lebih baik Seringkali ada perilaku bulliying anak di sekolah. Bullying sudah
International menjadi masalah global terutama di lingkungan sekolah. Bullying mempunyai dampak
License yang besar bagi anak – anak untuk itu perilaku bullying harus di cegah. Tujuan:
Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku
bullying di SD Negeri Balong Tani Jabon Sidoarjo. Metode: Desain pada penelitian ini
analitik korelasional. Populasi anak usia sekolah di SD Negeri Balong Tani kelas 4-6
sebanyak 130 anak, Teknik sampling menggunakan proportionate stratified random
sampling didapatkan sampel 98 anak usia sekolah kelas 4-6 di SD Negeri Balong Tani.
Variabel bebas adalah pola asuh orang tua. Variabel terikat adalah bullying di SD
Negeri Balong Tani, Instrument yang digunakan adalah kuesioner pola asuh dan
perilaku bulliying. Uji statistik hubungan menggunakan Spearman Rho. Hasil: Hasil
penelitian dari 98 responden di SD Negeri Balong Tani, didapatkan data pola asuh
demokratis sebanyak 66 responden (67,3 %), Perilaku bukan bullying sebanyak 87
responden (88,8 %). Hasil uji Spearman rho didapatkan nilai p = 0,004 artinya terdapat
hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku bullying di SD Negeri Balong
Tani. Hasil analisa didapatkan koefisien korelasi 0,287 artinya hubungan kedua
variabel bersifat lemah. Kesimpulan: Kehadiran kedua orang tua yang lengkap dalam
keluarga yang harmonis penting agar dapat berbagi peran dalam mengasuh anaknya dan
bisa saling mengisi waktu bersama membentuk pola asuh demokratis, sehingga anak
menjadi pribadi yang baik dan tidak melakukan perilaku bullying.
Keywords: Parenting, bullying, children
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
91
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
92
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
93
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
94
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
responden (43,9%), responden dengan Tabel 9. Tabel tabulasi silang pola asuh orang tua
dengan perilaku bullying
pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 40
Perilaku Bullying Total
responden (40,8%), responden dengan Pola Asuh Bukan
pekerjaan ibu pegawai negeri sebanyak 13 Bullying
Orang Tua Bullying
responden (13,3%) dan responden dengan n % n % n %
Demokratis 63 95,5 3 4,5 66 100
pekerjaan ibu sebagai ibu TNI/Polri Otoriter 12 70,6 5 29,4 17 100
sebanyak 2 responden (2 %). Permisif 7 87,5 1 12,5 8 100
Acuh tak acuh 5 71,4 2 28,6 7 100
Data Khusus Total 87 88,8 11 11,2 98 100
Sig Spearman rho 0,004
1. Pola Asuh Orang Tua
Tabel 7. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tabel 9 didapatkan 66 responden
pola asuh orang tua. dalam pola asuh demokratis dengan bukan
Pola Asuh Orang n % bullying sebanyak 63 responden (95,5%)
Tua
Demokratis 66 67,3 % dan bullying sebanyak 3 responden (4,5%).
Otoriter 17 17,3 % Pola asuh orang tua otoriter dari 17
Permisif 8 8,2 %
Acuh tak acuh 7 7,1 % responden yang bukan bullying sebanyak
Total 98 100 % 12 responden (70,6%) dan bullying
Tabel 7 didapatkan data khusus sebanyak 5 responden (29,4%). Pola asuh
permisif dari 8 responden yang bukan
bahwa dari 98 responden di SD Negeri
bullying sebanyak 7 responden (87,5%)
Balong Tani, karakteristik responden dan bullying sebanyak 1 responden
dengan pola asuh demokratis sebanyak (12,5%), dan pola asuh acuh tak acuh dari
66 responden (67,3 %), responden 7 responden yang bukan bullying sebanyak
dengan pola asuh otoriter sebanyak 17 5 responden (71,4%) dan bullying
responden (17,3 %), responden dengan sebanyak 2 responden (28,6%).
pola asuh permisif sebanyak 8 responden Hasil uji Spearman rho didapatkan
(8,2 %) dan responden dengan pola asuh nilai ρ = 0,004 < α = 0,05 artinya terdapat
acuh tak acuh sebanyak 7 responden (7,1 hubungan antara pola asuh orang tua
%). dengan perilaku bullying di SD Negeri
Balong Tani. Hasil analisa didapatkan
koefisien korelasi r = 0,287 artinya
2. Perilaku Bullying hubungan kedua variabel bersifat lemah.
Tabel 8. Distribusi frekuensi responden berdasarkan
perilaku bullying. PEMBAHASAN
1. Pola Asuh Orang Tua di SD Negeri
Perilaku Bullying n %
Bukan bullying 87 88,8 % Balong Tani
Bullying 11 11,2 %
Total 98 100 % Berdasarkan tabel 8 menunjukkan
Tabel 8 didapatkan data khusus hasil penelitian bahwa pola asuh orang tua
bahwa dari 98 responden di SD Negeri siswa di SD Negeri Balong Tani di
dominasi oleh pola asuh demokratis
Balong Tani, karakteristik responden
sebanyak 66 responden (67,3%) dari 98
yang bukan bullying sebanyak 87 responden, pola asuh otoriter 17 responden
responden (88,8 %), dan yang (17,3%), pola asuh permisif 8 responden
merupakan perilaku bullying sebanyak (8,2 %), dan pola asuh acuh tak acuh 7
11 responden (11,2 %). responden (7,1%) .
3. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dari hasil tabulasi silang data
dengan Perilaku Bullying umum responden berdasarkan pola asuh
orang tua yang menerapkan pola asuh
95
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
demokratif yaitu 66 responden (67,3%) jenis kelamin anak laki-laki menjadi yang
berlatar belakang usia anak 12 tahun 27 tertinggi setelah itu pola asuh otoriter.
responden (40,9%), 11 tahun 20 responden jenis kelamin anak akan mempengaruhi
(30,3%), 10 tahun 16 responden (24,2%) proses pengasuhan, karena orang tua
dan 9 tahun 3 responden (4,5%). Pola asuh memiliki harapan yang berbeda terhadap
otoriter sebanyak 17 responden (17,3%) anak laki-laki atau perempuan. Peneliti
dengan latar belakang usia anak 10 tahun 9 berasumsi di masyarakat secara umum
responden (52,9%), 11 tahun 4 responden bahwa anak laki-laki biasanya lebih
(23,5%), dan masing-masing sebanyak 2 diandalkan daripada perempuan karena
responden (11,8%) untuk usia anak 9 dan dianggap bisa menjaga diri dalam situasi
12 tahun. Pola asuh permisif sebanyak 8 apapun, dan bisa menjaga diri dalam
responden (8,2%) dengan usia anak 10 segala lingkungan.
tahun 3 responden (7,5%), usia 11-12 Berdasarkan hasil tabulasi silang
tahun masing-masing 2 responden (25%)
dan 9 tahun 1 responden (14%). Pola asuh pola asuh orang tua dengan uang saku
acuh tak acuh dengan usia anak 10 tahun 4 mayoritas pola asuh demokratis 66
responden (57,1%), 11 tahun 3 responden responden (67,3%) dengan uang saku Rp.
(42,9%) dan pada usia 9 dan 12 tahun 1000-5000 dan uang saku Rp.6000-10.000
tidak ada responden. sama-sama 26 responden (39,4%) dan
Peneliti berasumsi bahwa pola asuh uang saku >Rp. 10.000 14 responden
demokratis yang memberikan kehangatan (82,4%). Pola asuh otoriter 17 responden
dalam komunikasi tanpa memberikan (17,3%) dengan uang saku Rp.5000-
kekangan dan kekerasan terhadap anak 10.000 11 responden (64,7%), Rp. 1000-
meskipun tidak pula membiarkan anak
5000 5 responden (29,4%), >Rp. 10.000 1
terlalu bebas dalam artian tetap di berikan
pengarahan, sehingga anak merasa nyaman responden (5,9%). Pola asuh permisif 8
dan berkembang dengan baik dan anak responden (8,2%) dengan uang saku
dalam usia tersebut mempunyai Rp.1000-5000 4 responden (50%), uang
keingintahuan yang tinggi dan ingin saku Rp.5000-10.000 dan >Rp.10.000
mencoba berbagai kegiatan. masing-masing 2 responden (25%). Pola
Berdasarkan hasil tabulasi silang asuh acuh tak acuh 7 responden (7,1%)
pola asuh dengan jenis kelamin anak, pola dengan uang saku Rp. 5000-10.000 4
asuh demokratis 66 responden (67,3%) responden (57,1%) dan Rp.1000-5000 3
dengan jenis kelamin anak laki-laki 42 responden (42,9%).
responden (63,6%) dan perempuan 24
Dari hasil tabulasi tersebut uang
responden (36,4%). Pola asuh otoriter 17
responden (17,3%) dengan jenis kelamin saku yang di dapatkan Rp. 1000-5000
anak laki-laki 12 responden (70,6%) dan mayoritaskan mendapatkan pola asuh
perempuan 5 responden (29,4%). Pola demokratis. Anak yang mempunyai orang
asuh permisif 8 responden (8,2%) dengan tua otoritatif (demokratis) sering sekali
jenis kelamin anak laki-laki dan ceria, bisa mengendalikan diri dan
perempuan sama 4 responden (50%). Pola
mandiri, dan berorientasi pada prestasi
asuh acuh tak acuh 7 responden (7,1%)
dengan jenis kelamin laki-laki 6 responden (Santrock, 2007). Asumsi dari peneliti
(85,7%) dan perempuan 1 responden faktor ekonomi siswa rata-rata berada di
(14,3%). ekonomi menengah sehingga adanya
Dari hasil tabulasi silang tersebut pembatasan uang saku yang diberikan
pola asuh orang tua demokratis dengan kepada anak, sehingga orang tua lebih
96
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
97
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
98
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
99
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
dan orang tua menjadi dingin. Karena perilaku bullying yang terjadi pada
merasa tertekan akan keadaan dirumah anak, sehingga tindakan bullying ini
anak cenderung melampiaskannya di bisa diatasi. Orangtua harus
dalam lingkungan sekitarnya dalam
memperhatikan kualitas interaksi
penelitian ini dalam lingkungan sekolah,
bentuk pelampiasan yang dilakukan adalah dengan anak sehingga tindakan bullying
tindakan bullying kepada anak-anak yang bisa di cegah dengan adanya
lain (Gunarsa, 2008). Hal ini sependapat komunikasi yang berkualitas antara
dengan Wiyani (2012) yang anak dengan orangtua.
mengungkapkan pelaku bullying biasanya 2. Bagi Guru
adalah anak-anak dari orang tua yang Diharapkan penelitian ini bisa memberi
otoriter, berperilaku kasar, atau terlalu
masukan bagi para profesi pendidikan
permisif terhadap perilaku agresif anak.
Hal ini berbeda dengan gaya pengasuhan agar lebih memberikan pengawasan
otoritatif (demokratis) dimana orang tua lebih dan pengarahan bagi siswanya
mengarahkan perilaku anak secara untuk mencegah terjadinya bullying di
rasional, dengan memberikan penjelasan lingkungan sekolah. Guru harus lebih
terhadap maksud dari aturan-aturan yang memahami karakter para siswanya.
di berlakukan (Lestari, 2012). Menurut 3. Bagi Profesi Keperawatan
peneliti hal itu membuat keterbukaan
Diharapkan peneliti dapat memberikan
komunikasi antara orang tua dengan anak
menjadi bagus, interaksi orang tua dan masukan kepada profesi keperawatan
anak menjadi sangat kuat sehingga anak dalam melakukan pelayanan
menjadi nyaman saat berada dirumah dan keperawatan khususnya dalam promosi
dapat terhindar dari perilaku bullying di kesehatan jiwa pada masyarakat tentang
lingkungan manapun. pola asuh orang tua terhadap bullying.
KESIMPULAN DAN SARAN 4. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat digunakan sebagai bahan acuan
Berdasarkan hasil analisa data dalam
atau sumber data bagi peneliti
penelitian yang dilakukan, maka dapat di
ambil kesimpulan sebagai berikut : Pola selanjutnya, peneliti berharap adanya
asuh orang tua siswa di SD Negeri Balong pengembangan penelitian selanjutnya,
Tani sebagian besar menerapkan pola asuh yaitu tentang hubungan tingkat
demokratis. Perilaku siswa di SD Negeri pengetahuan guru terhadap kejadian
Balong Tani sebagian besar tidak perilaku bullying di sekolah.
berperilaku bullying. Ada hubungan pola
asuh orang tua terhadap perilaku bullying
UCAPAN TERIMAKASIH
di SD Negeri Balong Tani
Terima kasih buat Bu Dhian Satya,
Saran Bu Sukma, Bu Iis, Bayu dan Pak Ali, kita
Saran yang dapat peneliti berikan tim hebat yang luar biasa.
adalah sebagai berikut :
1. Bagi orang tua SUMBER PENDANAAN
Diharapkan dari hasil penelitian ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
orang tua dapat memberikan pola asuh Hang Tuah Surabaya.
yang tepat bagi anak agar tidak menjadi
pelaku bullying. Orang tua juga
diharapakan dapat mengetahui ciri
100
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
Hertinjung, Wisnu Sri. 2013. Bentu- Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik
Bentuk Perilaku di Sekolah Dasar. Penulisan Riset Keperawatan, Edisi
Seminar Nasional Psikologi UMS 2. Yogyakarta : Graha Ilmu.
101
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp
Dhian, et al. CMHP April 2023: Vol. 5 No. 2 (91-102)
https://doi.org/10.51602/cmhp.v5i2.86
102
http://cmhp.lenterakaji.org/index.php/cmhp