You are on page 1of 12

Publik ISSN :2301-573X

Jurnal Ilmu Administrasi

STRATEGI PENGELOLAAN ADMINISTRATIF DARI DAMPAK


“BALLAST WATER” DI DAERAH BERKEMBANG UNTUK
KEBERLANJUTAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR

Mohamad Sayuti Djau

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Kemaritiman dan Perikanan


Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Email: masaydj@yahoo.co.id

Abstract
The purpose of the preparation from this article is to give describing of the impact of ballast water on the
coastal environment and try to give a solution how the administrative management should be done to the
sustainability of coastal society. The method used in writing of this article that is library research from a variety
of sources and based on field observations in some areas with the activity of high boat traffic. Ballast water is
sucked by the pump into the tank ship ballasts are used to maintain the stability of the ship during the cruise,
generally consists of water mixed with various types of marine microorganisms, sediments and rocks. Marine
microorganisms are carried on and switched via ship ballasts tanks will be able to survive in new waters, but life
will change and tend to be predatory. This can cause damage to the food chain and the environment in new
waters. Impact caused by Aquatic Invasive Species (AIS ) on ballast water, Hull and others form part of the ship
of the ecological impact, economic and human health is a common concern this moment especially scientists,
therefore need for appropriate methods in management. Some approaches a comprehensive strategy in the
operational procedures ship, port, ship monitoring inspection, certification, training and education as well as
the roles and responsibilities are clear of the implementing the regulation is an integral part in the effort to
reduce the alien species.

Keywords: Ballast water; management strategies; invasive species; coastal society

PENDAHULUAN dibutuhkan (Endresen et al. 2004). Secara


umum air ballast diakui sebagai masalah
Sebuah kapal di laut dengan ukuran
lingkungan yang serius karena berkaitan erat
besar agar bisa terapung dengan baik
dengan adaptasi organisme non-pribumi.
memerlukan kestabilan dalam berlayar melalui
Dalam beberapa kasus yang terdokumentasi
perairan. Untuk menjaga kestabilannya
bahwa organisme yang bertahan dalam air
diperlukan air laut. Umumnya air laut terdiri
ballas berhasil membentuk satu populasi dan
dari air yang bercampur dengan berbagai
mendominasi lingkungan sebagai penerima
macam jenis mikroorganisme laut. Air ini
sehingga mengakibatkan dampak ekologis
dikenal sebagai air penyeimbang, air pemberat
yang parah (Gregg et al. 2007).
(air ballas) atau dikenal dengan “ballast
Pengelolaan air ballas adalah masalah
water” dan dalam proses pengambilan air
yang kompleks, diantaranya masalah dalam
ballas ke dalam kapal dikenal sebagai
menggabungkan peraturan internasional,
"ballasting". Tank-tank pada kapal dimana
solusi teknis kapal dan konservasi ekologis.
terdapat air ballas dikenal sebagai tangki
Dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu
ballas.
yang relatif lama untuk memberlakukan
Secara umum perjalanan kapal telah
peraturan international, hal ini disebabkan oleh
mengakibatkan transfer besar-besaran
peraturan nasional yang cenderung lebih
organisme air tawar dan laut dengan melewati
mengembangkan kebutuhan lokal. Disisi lain,
batas geografis sebagai penghambat melalui air
hal ini menjadi perhatian besar bagi industri
ballast serta dapat menhambat proses
perkapalan, yang harus beroperasi di seluruh
penyebaran dan mutasi gen pada organisme
wilayah hukum yang berbeda. Kesadaran
lokal (McGee et al. 2006; Perrins et al. 2006;
ekologis yang membentuk opini publik
Alekseev et al. 2010). Semakin besar kapal
sekarang menuntut bahwa harus segera
maka semakin besar pula juga air ballast yang

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

dilakukan langkah-langkah untuk mengurangi yang terbawa melalui ballast water. Atas dasar
risiko introduksi spesies invasif (Endresen et itulah maka dianggap perlu adanya suatu
al. 2004). pengelolaan minimal pada tahapan tata kelola
Mikroorganisme laut ataupun air tawar administratif sehingga dampak yang
yang ikut terbawa dan tertukar melalui tangki ditimbulkan dapat diminimalisir.
ballas kapal akan dapat bertahan hidup pada
perairan yang baru, namun biota tersebut akan
berubah dan cenderung bersifat predator. Hal METODE PENELITIAN
ini dapat menyebabkan kerusakan pada rantai
Metode yang digunakan dalam
makanan dan lingkungan pada perairan yang
penulisan artikel ini merupakan studi
baru. Maka pada saat pengangkutan ballast
kepustakaan dan berdasarkan pengamatan
water perlu adanya perhatian yang khusus agar
dibeberapa daerah dengan aktivitas lalu lintas
adanya pengontrolan dan pencegahan
kapal yang tinggi pada 24 pelabuhan strategis
pertukaran terhadap mikroorganisme laut yang
yang ada di Indonesia. Daftar dari pelabuhan
tidak diinginkan tersebut. Di Indonesia saat ini
strategis tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan adanya konsep “Tol Laut” ada
Secara umum berdasarkan studi literatur
beberapa 24 pelabuhan strategis yang saat ini
pengelolaan ballast water lebih difokuskan
dikembangkan sebagai basis dalam
kepada meminimalisir penyebaran spesies
transportasi laut. Dengan adanya
asing dan itu menggunakan beberapa metode
pengembangan pelabuhan tersebut secara tidak
pada saat pertukaran ballast water.
langsung terjadi juga transportasi spesies asing

Tabel 1. Daftar pelabuhan strategis Indonesia dalam proses pengembangan


No Nama Pelabuhan No Nama Pelabuhan
1 Malahayati 13 Tenau Kupang
2 Kuala Tanjung 14 Samarinda dan TPK Palaran
3 Batam (Batu Ampar) 15 Sampit
4 Tanjung Priok/Kalibaru 16 Balikpapan dan TP Kariangau
5 Pontianak/Kijing 17 Bitung (TPB)
6 Palembang/Tanjung Carat 18 Pantoloan
7 Jambi/Muara Sabak 19 Kendari (Kendari New Port)
8 Teluk Bayur 20 Makassar
9 Panjang 21 Ternate
10 Tanjung Perak 22 Ambon
11 Tanjung Emas 23 Sorong
12 Banjarmasin 24 Jayapura

Sebuah metode yang diterima secara melalui air ballas kecil kemungkinan akan
internasional saat ini untuk mengelola dapat bertahan hidup karena perubahan suhu,
penyebaran spesies adalah pertukaran air ballas kimia air dan salinitas ketika dibuang
(ballast water exchange) (Anderson et al. keperairan terbuka (ABS. 2010).
2007; ABS, 2010). Pertukaran air ballas Beberapa konsep pertukaran air ballas
adalah proses pertukaran air ditengah laut yang beberapa pilihan yang direkomendasikan oleh
mungkin air tawar, air payau atau air laut. Organisasi Maritim Internasional atau yang
Selama proses pertukaran, disyaratkan dikenal dengan International Maritime
mengambil air biologis yang keluar dari tangki Organization (IMO) (Champ. 2002) :
ballas yang berubah warna menjadi merah atau
yang disebut dengan flushing out untuk  Pengosongan / isi ulang (reballasting)
digantikan dengan air laut setempat. Biasanya Dalam proses ini air pada tangki
jarak pengambilan air 200 mil laut dari daratan dikosongkan dari air pelabuhan awal kemudian
terdekat. Para ilmuwan khususnya ahli biologi diisi dengan air laut pada perairan terbuka.
laut berpendapat bahwa organisme laut Pompa yang digunakan sedapat mungkin
patogen pada jarak 200 mil laut atau laut meminimalkan jumlah air yang tersisa dalam
terbuka tersebut jumlahnya sedikit. Organisme tangki. Dari beberapa percobaan yang
patogen yang dibawa dari perairan pesisir dilakukan dinyatakan bahwa 95 % air pada

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

tangki dapat diganti. Namun ada kekhawatiran kargo yang diangkut setiap tahunnya. Jumlah
bahwa pertukaran 95% dari volume air balas kargo yang diangkut dikurangi dengan
mungkin tidak setara dengan pertukaran 95% kapasitas yang dapat diukur dengan Dead
dari organisme dalam tangki ballas seperti ini Weight Tonnage (DWT). Volume air ballas
tidak selalu terdistribusi secara merata di air yang diambil dari pelabuhan dan yang
ballas, namun dapat terakumulasi pada bagian dipertukarkan di laut terbuka belum tentu sama
bawah dan dinding tangki (Endresen et al. 2004). Kebutuhan pertukaran
air ballas lebih difokuskan pada efinsiensi
 Pertukaran air ballas secara kontinyu seberapa besar pertukaran volume yang terjadi
Aliran air ballas yang melalui sistem pada tanki. Semakin besar volume pertukaran
sirkulasi secara terus menerus dari air laut air ballas yaitu 95% akan menghasilkan lebih
kembali ke laut memungkinkan walaupun sedikit spesies setelah terjadi pertukaran air
kapal sementara berjalan, air pada tangki tetap ballas. Anderson et al (2007) menyatakan
diisi. Dalam opsi ini, air laut dipompa terus bahwa sangat sulit untuk mengukur efisiensi
menerus ke dalam tangki ballas sementara tangki. Efisiensi juga bisa berbeda untuk setiap
tangki secara bersamaan mengeluarkannya dari tangki ballas pada kapal. Efisiensi tergantung
bawah tangki (Champ. 2002: McCollin et al. pada bentuk tangki, aspek rasio, letak tangki
2007: ABS. 2010). Rekomendasi untuk metode pada kapal, pengaturan struktural internal dan
aliran air ballast adalah bahwa setidaknya tiga parameter lainnya.
kali volume tangki harus dipompa melalui
tangki (pada beberapa kapal ini telah terbukti
mampu menganti sekitar 95% dari air asli). Tranposrtasi Spesies Asing
Potensi Perpindahan Spesies
 Metode pengenceran Pengangkutan spesies non-pribumi
Metode pengenceran merupakan dengan air ballas kapal merupakan masalah
modifikasi lajutan dari metode pertukaran air lingkungan yang utama (Earmes et al 2008).
ballas secara kontinyu yaitu dengan Air ballast beperan penting dalam mentransfer
menambahkan pipa tambahan pada kapal spesis penganggu akuatik (aquatic nuisance
untuk ballasting kontinu dari atas tangki ballast species/ANS) di seluruh dunia. ANS termasuk
melalui satu sistem pipa dan pada saat yang alga, kerang, larva berkembang, telur dan
sama dikeluarkan melalui sistem pipa dibagian mikroorganisme lainnya. Karena kurangnya
bawah tangki. Gollasch et al (2007) predator alami di lingkungan baru, mereka
mengemukakan bahwa pada saat melakukan sering mampu berkembang dan lebih berkuasa
pertukaran air ballas ada beberapa hal yang dari spesies asli (Sherwin and Cole. 2005).
harus diperhatikan: Pelayaran domestik harus diakui berpotensi
- Total waktu yang dibutuhkan. Operasi dan berperan penting dalam mekanisme
pertukaran air ballas ini pada kapal tranpor spesis (Lavoie et al. 1999). Ketika
yang lebih besar biasanya dapat kapal melakukan proses ballasting dan
berlangsung 1-3 hari; deballasting maka akan terjadi pertukaran
- Lokasi. Beberapa jalur pelayaran kapal organisme di satu daerah dengan daerah lainya.
tidak sesuai dengan jarak minimum dari Proses ini berlangsung selama bertahun-tahun
persyaratan pantai dan kedalaman yang selama kapal beroperasi di dunia. Hal ini
ditetapkan oleh IMO; mengakibatkan keseimbangan ekosistem
- Keselamatan. Hal ini sangat penting, terganggu. Karena organisme asli bercampur
pada beberapa kapal tertentu pertukaran dengan organisme pendatang menyebabkan
air ballast hanya dapat dilakukan dalam banyak terjadi mutasi genetika. Pembuangan
kondisi cuaca tertentu atau mungkin air ballas adalah jalur utama untuk pengalihan
tidak dilakukan sam sekali. organisme air yang berpotensi membahayakan
dan bersifat patogen di seluruh dunia. Dalam
hal mengendalikan air ballas di kapal, IMO
HASIL DAN PEMBAHASAN telah merekomendasikan manejemen air ballas.
Kapasitas air ballas bervariasi dan Hal ini dimaksudkan untuk megurangi
merupakan fungsi dari daya dukung kapasitas penyebaran organisme laut yang tidak
kargo dan tipe kapal. Jumlah air ballas tahunan terkendali lagi.
dapat diperkirakan sebagai fungsi dari total

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

Gambar 1. Beberapa bagian dari kapal yang menjadi tempat transfer spesies Sumber (Raaymakers.
2002)

Standar manajemen air ballas yang berhubungan dengan keterkaitan spesies


dikeluarkan oleh IMO adalah Standar Regulasi akuatik pada bagian lambung kapal yang
D1 dan Standar Performen D2 dengan meliputi ship-borne water, fouling, ship-borne
implementasinya sebagai berikut (Gollasch et sediment dan bio-film lihat pada Gambar 1
al. 2007): (Raaymakers. 2002).
- Peraturan D1: standar pertukaran air
ballas, harus mampu mengosongkan Kelimpahan Spesis
atau mengisi sedikitnya 95% dari total Kelimpahan zooplankton selama
kapasitas tangki ballas. perjalananan melewati Laut Utara, Selat
- Peraturan D2: standar performen air Inggris, Laut Irlandia, dan Teluk Biscay
ballas, mensyaratkan bahwa debit air dengan sepuluh kali pertukaran air ballas
ballas memiliki konsentrasi organisme didapatkan bahwa kelimpahan zooplankton
di bawah batas yang ditentukan. selalu berkurang, tetapi keanekaragaman
Standar ini berlaku mulai tahun 2009 meningkat delapan kali (McCollin et al. 2007).
sampai dengan 2016, tergantung pada Kebanyakan, tetapi tidak semua spesies yang
kapasitas air ballas dan usia kapal. Gollasch et dikeluarkan dalam tangki air ballas tewas
al (2007) menjelaskan bahwa standarisasi dalam pelayaran sebagai akibat dari perubahan
pertukaran air ballas sebagaimana dimaksud suhu, penurunan konsentrasi oksigen terlarut
dalam pada peraturan D2 adalah kapal dengan dan kekurangan makanan. Salah satu spesies
sistem manajemen air balas tidak boleh yaitu dinoflegelata yang memilki teknik
mengeluarkan lebih dari 10 organisme hidup bertahan hidup yang kuat (Mimura et al.
tiap meter kubik atau setara dengan ukuran 2005). Dalam penelitian Alekseev et al (2010)
lebih dari 50 mikrometer dan tidak boleh menyimpulkan bahwa pada tahapan air ballas
mengeluarkan lebih dari 10 organisme hidup tidak melakukan pertukaran atau pada tahapan
tiap milliliter untuk ukuran kurang dari 50 istirahat invertebrata diantaranya krustasea,
mikrometer. Indikator discharge porif, dan bryozoa tidak hanya melakukan
mikroorganisme tidak boleh melebihi aktifitas peyebaran pada lingkungan beracun
konsentrasi yang ditentukan berikut: pada kompartemen kapal, tetapi juga dapat
- Toxicogenic Vibrio cholera kurang dari bertahan pada kondisi tercemar polusi yang
1 cfu (colony forming unit) tiap 100 serius pada pelabuhan atau muara. Hal ini
mililiter atau kurang dari 1 cfu per gram memungkinkan beberapa spesis berkembang
zooplankton dan beradaptasi pada lingkungan yang baru.
- Eschericia coli kurang dari 250 cfu per Resintensi dari beberapa organisme
100 mililiter akuatik terhadap kondisi lingkungan kapal
- Intestinal entericocci kurang dari 100 maupun saat keluar pada saat pergantian air
cfu per 100 mililiter ballas akan berakibat terhadap meningkatnya
Manusia sudah tentu membantu proses jumlah spesies dan keragaman pada beberapa
penyebaran spesis dari tempat satu ketempat zooplankton. Raaymakers (2002) menjelaskan
yang lain. Secara histori, penyebaran spesis bahwa pada kondisi yang menguntungkan,
akuatik yang dimediasi manusia terutama yang sebuah spesies dapat bertahan hidup,

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

reproduksi dan membentuk sebuah populasi. Dampak Ekologi


Bahkan mungkin menjadi invasif, bersaing Dampak kerusakan ekologi yang
dengan spesies lokal dan bisa manjadi diakibatkan oleh ISA sangat berpengaruh
predator. terhadap kondisi ekosistem perairan. Jika suatu
Salah satu ancaman terhadap kelestarian spesies yang mampu bertahan hidup dalam
ekosistem perairan khususnya daerah pesisir kondisi lingkungan barunya maka akan
salah satunya adalah hadirnya invasi spesies berdampak terhadap kondisi ekologi
akuatik (ISA) atau yang dikenal dengan diantaranya (Raaymakers. 2002):
aquatic invasive species (AIS) atau dikenal - bersaing ruang dan makan dengan spesis
juga dengan Aquatic Nuisance Species (ANS). asli
ISA merupakan organisme asing yang - memangsa spesis asli
berkembang dan menyebar di luar habitat - mengubah habitat
aslinya. Kondisi ini menjadi perhatian dan isu - mengubah kondisi lingkungan
global karena keberadaannya yang mengancam (kecerahan air meningkat karena
keanekaragaman hayati. Ketahanan beberapa memangsa oraganisme filter-feeding)
spesies terhadap kondisi lingkungan yang baru - mengubah rantai makanan dan
dan dalam kondisi ekstrim tercemar berat akan ekosistem secara keseluruhan
berdampak terhadap ekosistem lokal serta - menggeser spesies asli, mengurangi
mengancam ekosistem pesisir pada umumnya. keanekaragaman hayati asli dan bahkan
Raaymakers (2002) melaporkan bahwa di menyebabkan kepunahan lokal.
Amerika Serikat zebra mussel Dreissena The united nations environment
polymorpha yang berasal dari Eropa telah programme telah mengidentifikasi Invasi
memenuhi lebih dari 40% disaluran air internal spesis secara umum menjadi ancaman setelah
dan merupakan masalah besar bagi industri. kehilangan habitat untuk keanekaragaman
Sementara di Australia selatan, Selandia Baru biologi. ISA bisa menyebabkan kerusakan
dan Mediterania, spesies AISA Undaria yang luas, tidak mudah menyikirkan mereka
pinnatifida menyerbu wilayah-wilayah baru ketika sudah berada pada ekosistem yang baru,
dengan cepat, menggusir komunitas asli dasar bersaing dengan spesis asli untuk memperoleh
laut yang ada. Di laut hitam, jenis filter feeding makanan dan berpotensi dalam menyebarkan
ubur-ubur Amerika Utara kepadatannya penyakit (Lo V et al. 2007). Memperhatikan
mencapai 1 Kg biomassa per M2. Sehingga kualitas mikrobiologis air ballas sangat penting
menyebabkan stok plankton asli habis dan ini sangat berkaitan erat dengan kehadiran
berakibat kolapsnya perikanan komersil laut patogen dan parasit. Sangat sering terjadi
merah. Di beberapa negara lainnya resiko penyakit yang terbawa oleh air
diperkenalkan secara mikroskopik red-tide diakibatkan oleh tidak dievaluasinya kehadiran
alga (dinoflagelata beracun) telah diserap oleh patogen. Kotoran pencemar pada air ballas
kerang filter feeding shelfish seperti tiram. terkait dengan buangan dari darat yang
Kerang ini jika dimakan oleh manusia tersebar di daerah pesisir. Hal ini sangat
menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. beresiko terhadap kondisi perairan dan
Dari beberapa daftar yang ada ratusan kasus kesehatan manusia jika air tersebut dibuang ke
yang terjadi akibat dari invasi spesis ini. wilayah pesisir tempat kapal berlabuh
Dampak yang disebabkan dapat dibagi dalam (Joachimsthal et al. 2004). Patogen atau
tiga kategori utama, ekologi, ekonomi dan bakteri beracun pada air, virus, protista dan
kesehatan manusia. McGee et al (2006) mikroalga dapat memiliki pengaruh yang
menjelaskan bahwa langkah pertama dalam sangat buruk terhadap ekosistem dan ekonomi
meminimalisir potensi resiko invasi spesis sumberdaya (Drake et al. 2007). Dalam kasus
adalah menilai karakterisasi ukuran kapal, tumpahan minyak dampak ekologis yang
volume air ballas, dan mengetahui asal terjadi mungkin sangat cepat, menjadi bencana
kedatangan kapal dan sumber air ballas. besar, akut dan dapat terlihat. Seiring dengan
Parameter ini dapat menggambarkan besaran itu efek yang ditimbulkan akan berkurang dari
yang memungkinkan transfer dan juga kondisi waktu ke waktu karena degradasi minyak,
spesies yang berada pada air ballast dan pembersihan dan kegiatan rehabilitasi. Dengan
lambung kapal. Pendekatan ini bisa mewakili ISA dampak awal mungkin tidak ada atau kecil
data awal untuk menilai tingkat kemungkinan dan tidak terlihat. Namun dengan
transfer spesies dan meminimalisir resiko meningkatnya jumlah penduduk dampak yang
terkait dengan invasi spesis. ditimbulkan akan meningkat dari waktu ke

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

waktu dan mengancam, kronis dan tidak mudah dihilangkan (Raaymakers. 2002).

Gambar 2. a. Lendir yang dihasilkan dari blooming alga. b. Mnemiopsis leidyi (Sumber: Raaymakers.
2002)

Dampak Ekonomi zebra air tawar asli Eropa telah menjadi


Banyak spesies akuatik yang penjajah produktif dan menyebar sampai ke
berhubungan langsung dengan aktivitas Amerika Serikat melalui air ballas dan
ekonomi misalnya perikanan tangkap, sekarang ditemukan diseluruh perairan
perikanan budidaya dan pemanfaatan langsung Amerika Utara. Kerang zebra (Mnemiopsis
daerah pesisir oleh masyarakat dalam hal leidyi) (Gambar. 2) menatah setiap bangunan
pariwisata. Raaymakers (2002) menjelaskan didalam air dan memblok pipa air. Kerugian
bahwa kerugian langsung ekonomi masyarakat yang berhubungan dengan ini mencapai US $ 1
yang disebabkan oleh ISA diantaranya: miliar per dekade. Di Amerika Utara ubur-
- penurunan produksi perikanan karena ubur sisir diperkenalkan ke Laut Hitam melalui
persaingan, predasi atau perpindahan air ballast pada tahun 1980an. Pada awal
spesies ikan diakibatkan oleh spesies 1990an perikanan ikan teri didaerah ini sudah
asing, dan atau melalui perubahan hampir hilang dan kerugian setiap tahun yang
lingkungan habitat yang disebabkan oleh diakibatkan oleh menurunnya produktivitas
spesies asing. ikan ini mencapai US $ 240 juta.
- dampak terhadap perikanan (termasuk
penutupan ikan), yang disebabkan oleh Dampak Kesehatan Manusia
blooming alga beracun (Gambar 2). Penyebaran fitoplankton beracun dan
- dampak terhadap penutupan pantai terjadinya blooming alga adalah masalah
rekreasi dan pariwisata karena spesies kesehatan yang signifikan. Sebagai contoh di
invasif (misalnya penyumbatan fisik pantai Pasifik Meksiko wabah paralytic
pantai dan bau yang ditimbulkan karena shellfish poisoning (PSP) yang disebabkan
blooming alga) oleh dinoflagellata dalam hal ini oleh spesies
- dampak ekonomi sekunder yang Gymnodinium catenatum menyebabkan lebih
diakibatkan oleh kontaminasi bakteri dari 30 orang yang meninggal dan 500 orang
patogen dan spesis beracun akibatnya dirawat di rumah sakit. Selain itu juga
meningkatnya pemantauan, pengujian, diketahui kolera (Vibrio cholera) yang
biaya diagnosa dan pengobatan serta bermutasi menjadi strain baru dan berkembang
hilangnya produktivitas sosial karena dalam air ballast dari ISA diduga terlibat
penyakit bahkan kematian pada orang dalam epidemi kolera di Peru Tahun 1991
yang terkena dampak. yang mengakibatkan ribuan orang terinfeksi
Tamelander et al (2010) melaporkan dan meninggal (Tamelander et al. 2010).
bahwa ISA telah menimbulkan dampak Epidemi kolera yang terjadi secara bersamaan
ekologi dan ekonomi yang signifikan termasuk di tiga pelabuhan terpisah di Peru Tahun 1991
kerang zebra (Dreissena polymorpha) dan melanda Amerika Selatan yang mengakibatkan
ubur-ubur sisir (Mnemiopsis leidyi). Kerang satu juta orang terifeksi dan membunuh lebih

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

dari sepuluh ribu orang di tahun 1994. Strain air ballast dari dan kembali kealam
ini diaporkan sebelumnya hanya di Bangladesh bebas.
(Raaymakers, 2002). Meminimalkan risiko hadirnya ISA
melalui air ballas membutuhkan kombinasi
Reduksi Resiko Penyebaran ISA di Ballast dari beberapa pendekatan dan strategi yang
Water komprehensif serta dirancang dengan baik. Ini
Air ballas dikenal karena perannya termasuk prosedur operasional untuk kapal
dalam translokasi spesis dan berperan dalam pelabuhan, pemantauan, inspeksi sertifikasi,
ISA. Banyak usaha yang telah dilakukan dalam pelatihan dan pendidikan serta peran
dalam mengidentifikasi dampak resiko yang dantanggung jawab dari pelaku dan pemilik
diterapkan. Beberapa strategi yang telah kapal. Dibutuhan kebijakan khusus, strategi,
dikembangkan dan merupakan metode kerangka hukum dan pengaturan kelembagaan
pelengkap diantaranya (Champ. 2002; yang sesuai serta koheren di tingkat nasional
Tamelander et al. 2010): maupun tingkat internasional untuk menata
- meminimalkan penyerapan organisme kelola aktifitas pembuangan ballast water
ke dalam tangki air ballas. Menghindari (David and Perkovic. 2004). Metode
serapan air ballas di daerah dangkal dan pengelolaan air ballast ke dalam tiga kategori
keruh misalnya pada baling-baling dapat yakni pertukaran (exchange), pengolahan
menimbulkan endapan dan menghindari (treatment) dan isolasi (isolation) air ballast
pengambilan di malam hari ketika (Gambar. 3). Penelitian saat ini dilakukan
banyak organisme bermigrasi vertikal diseluruh dunia untuk mengembangkan
untuk mencari makan, mengurangi metode pengolahan air ballas yang efisien dan
jumlah organisme yang masuk tangki air efektif. Beberapa kekhawatiran mengenai
ballas; pengolahan air ballas yaitu (Karaminas. 2000):
- membersihkan sedimen ballas. Rutin - pengolahan mekanik: penyumbatan
membersihkan tangki air ballas dan filter dianggap tidak efektif untuk
endapan sedimen di pertengahan laut organisme kecil, pembuangan endapan
atau fasilitas tertentu yang disediakan di yang dikumpulkan sementara ruang
pelabuhan akan mengurangi jumlah terbatas pada kapal-kapal yang ada,
organisme yang diangkut; resize pompa mungkin diperlukan untuk
- pertukaran air ballas. Air ballas bisa mengatasi peningkatan resistensi filter.
diganti pada saat berada dipelabuhan, - perawatan fisik: Pekerjaan pipa
pertengahan laut dan perairan dalam. tambahan berdampak buruk pada lapisan
Dalam rangka mengurangi resiko tangki yang akan menyabakan korosi
oraganisme yang dibawa sebaiknya pada pipa dan pompa. Debit air
mencari lingkungan yang sesuai dalam dipanaskan mungkin tidak diinginkan
menukar atau menganti air ballas. untuk alasan lingkungan.
- pengolahan air ballas. Beberapa metode - perawatan kimia: kesehatan dan
yang digunakan saat ini untuk keselamatan awak kapal merupakan
membersihkan organisme berbahaya aspek utama.
dari air ballas terus dikembangkan. Produsen di seluruh dunia dengan latar
Diantara perlakuan itu diantaranya belakang teknologi pengeloaan air berusaha
perlakuan secara mekanik (misalnya mengembangkan teknologi untuk melayani
menyaring atau pemisahan potensi pasar yang berhubungan dengan ini.
siklon/cyclonic separation), perlakuan Sementara IMO telah memeberikan daftar
fisik (misalnya ultraviolet, ultrasound pedoman perawatan sistem pengolahan air
atau dengan menggunakan panas), ballas yakni; a) pertimbangan keselamatan
perlakuan kimia (misalnya dengan yang berhubungan dengan kapal dan awak
penggunaan desinfektan atau bicides) kapal, b) penerimaan lingkungan dari air ballas
perlakuan biologis atau kombinasi yaitu tidak menimbulkan dampak lingkungan
antara dua perlakuan atau lebih. lebih, c) praktis, dimana adanya kesesuaian
- dibuang ke fasilitas penerima yang desain kapal dengan operasi kegiatan yang
sudah disediakan. Pembuangan air dijalankan, d) efektifitas biaya yang
ballas ke fasilitas penerima mencegah berhubungan dengan kondisi ekonomi, e)
terjadinya transpor organisme didalam meminimalisir aktivitas biologi, membunuh
aktivitas biologi bakteri dan patogen dalam air

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

ballas (Anderson et al. 2007). Pedoman lain kebijakan, perundang-undangan dan


yang mencakup tentang pengelolaan air ballast pengaturan institusional serta program kerja
dalam mengurangi resiko terhadap ISA yaitu yang lebih spesifik dan rencana aksi. Hal ini
(Champ. 2002): a) pengambilan air ballast harus diterjemahkan kedalam kebijakan
harus menghindari daerah dimana terjadi nasional agar dalam pengelolaan air ballas
blooming alga karena dianggap berbahaya berjalan lebih efektif dan effisien sesuai
(misalnya berdampak terhadap penyakit dengan kewajiban perturan hukum
kolera), b) mencegah prosedur pengambilan air internasional yang berlaku (Tamelander et al.
ballas didaerah dangkal, karena baling-baling 2010). Berikut ini adalah elemen kunci dan
akan membuat sedimen didaerah dangkal kegiatan program pengelolaan ballast water
terangkat, c) pemakaian air ballas dan sedimen secara administratif yang dianggap bisa
sebaiknya berasal dari darat jika hal itu diterpkan pada daerah-daerah yang lalu lintas
tersedia, d) menghindari pengambilan air kapalnya tinggi:
ballas pada malam hari karena banyak - Program administrasi. Pengawasan
organisme zooplankton bermigrasi administrasi, hibah dan kontrak yang
kepermukaan air. terkait dengan pengelolaan air ballas.
Beberapa pilihan metode yang - Laporan perjalanan kapal. Menurut
digunakan dalam mengurangi dampat resiko hukum negara, setiap kapal melaporkan
ISA yaitu: diagonal sequential method, flow- rute perjalan mereka serta pengelolaan
through method, operational envelope, air ballast mereka sesuai dengan
modifications, isolation, treatment (Karaminas. persyaratan yang berlaku dan melakukan
2000). ISA yang masuk kedalam air ballast, analisis statistik secara luas dari data
melekat pada kapal, lambung kapal dan bagian yang ada untuk mengidentifikasi profil
kapal lainnya didentifikasi sebagai salah satu kapal berisiko tinggi yang terkait pola
dari empat macam ancaman terbesar di debit air ballas.
perairan. Tiga diantaranya adalah bersumber - Inspeksi Kapal: memeriksa log book dan
dari pencemaran laut, eksploitasi berlebihan dokumen, kapasitas pompa ballast pada
terhadap sumberdaya hayati laut dan kapal dan catatan sistem informasi
perubahan fisik/perubahan habitat. Dampak geografisnya untuk mengetahui posisi
ekologi, ekonomi dan bahkan kesehatan pertukaran air ballast di tengah laut.
manuISA akibat adanya bio-invasi secara Mendidik operator kapal tentang
signifikan lebih berat daripada semua bentuk standarisasi nasional pengelolaan air
lain dari polusi yang besumber dari kapal. ballas untuk membantu efektifitas
Transfer air ballast dan ISA mungkin pertukaran air ballas untuk organisme
merupakan tantangan lingkungan hidup invasif pada air ballas.
terbesar yang dihadapi industri pelayaran - Penelitian dan analisis sampel:
secara umum abad ini. Masalah air ballas dan menganalisa sampel yang diambil
ISA harus ditangani secara internasional yang selama inspeksi kapal untuk membantu
melibatkan kerja sama antara semua negara, menentukan efektivitas pertukaran dan
perkapalan dan industri dipelabuhan karena; a) meninjau kembali kontrak penelitian
perkapalan adalah industri internasional dan yang diperlukan untuk mengembangkan
sering melewati batas yurisdiksi untuk data dalam menginformasikan
melakukan perdagangan; b) negara pesisir keputusan-keputusan untuk
yang dihubungkan oleh aktivitas pelayaran memperbaiki kebijakan program.
memiliki sirkulasi secara alamiah dan - Penegakan: mendesak pemilik kapal
berhubungan dengan tranfer barang dan jasa; yang tidak mematuhi undang-undang
c) aktifitas masing-masing negara dan dan peraturan negara tentang
perusahaan dibatasi secara efektif pengelolaan air ballas. Melakukan
(Raaymakers. 2002). peninjauan dan pendidikan untuk
memastikan bahwa pemilik kapal, agen
kapal dan masyarakat memahami
Strategi Pengelolaan Secara Administratif peraturan negara untuk mengelola air
Strategi nasional pengelolaan air ballas atau ballas dengan mencetak dan
yang dikenal dengan National Ballast Water mendistribusikan materi pendidikan.
Management Strategy (NBWMS) merupakan - Persetujuan teknologi.
integrasi dari peraturan nasional baik itu Mengkonsultasikan dengan komite atau

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

lembaga kesehatan lingkungan dalam melakukan survei data awal disemua


mengulas dan menyetujui teknologi pelabuhan besar dalam waktu setiap 5 tahun
pengolahan air ballas yang digunakan sekali. Anderson et al (2007) mengemukakan
pada kapal dan menambahakan kontrak bahwa penelitian lebih lanjut akan sangat
penelitian tambahan yang berkaitan diperlukan untuk memberikan keputusan-
dengan evaluasi teknologi tersebut. keputusan dengan informasi yang memadai
Membentuk badan penasehat ilmiah sehingga mereka dapat membuat keputusan
yang mengawasi dan melakukan ulasan penting tentang cara terbaik untuk
formal tentang teknologi pelaksanaan meminimalkan risiko yang ditimbulkan oleh
perencanaan dan hasil pemantauan. kapal-kapal yang melakukan pertukaran air
- Lingkungan dan evektifitas pemantauan. ballas ke perairan.
Melakukan survei biologi di pelabuhan. Pengembangan kebijakan, strategi dan
Survei akan memberikan data awal rencana aksi dapat diklasifikasikan kedalam
dalam menentukan sejauh mana beberapa fase:
efektivitas peraturan program dari suatu  Fase 1. Pengembangan satuan kerja.
negara untuk mengurangi ISA. - komunikasi dan konsultasi dengan
- Evaluasi Toksisitas: Departemen stekholder dalam kebijakan pembangunan
Ekologi mereview dan strategi nasional pengelolaan air ballas.
merekomendasikan tindakan - pembentukan satuan tugas penunjukan
berdasarkan toksisitas limbah secara keanggotaan
keseluruhan bagi penggunaan teknologi - Identifikasi kekurangannya pengetahuan
air balaast dengan zat aktif. atau keahlian di antara anggota satuan kerja
- Membentuk Kelompok Kerja Air Ballas. dan mengisi kekurangan tersebut melalui
Kelompok kerja menyarankan pada menyewa jasa konsultan atau spesialis
semua aspek dari program negara yang - diskusi dalam satuan kerja mengenai proses
dibuat untuk pengelolaan air ballas dan prosedur untuk pengembangan
harus dikoordinasi dengan pihak lain, Identifikasi NBWMS dari badan utama
selama revisi peraturan mempersiapkan (jika tidak diidentifikasi sebelumnya)
berbagai laporan kepada badan
legislatif.  Fase 2. Pengembangan strategi nasional
Melengkapi keputusan politik Pengumpulan informasi
berhubungan dengan kebutuhan dalam - mengumpulkan informasi tentang
mengatur pengelolaan air ballas, ada tiga perjanjian internasional, strategi dan kode
langkah dalam menerapkan kerangka Strategis etik dalam kaitannya dengan ISA dan
Nasional (Tamelander et al. 2010): pengelolaan air ballas
- pengembangan dan dukungan dari - mengumpulkan informasi tentang
kebijakan nasional tentang pengelolaan perundang-undangan nasional dan
air ballast dan ISA kebijakan yang berkaitan dengan ISA,
- perumusan Strategi Nasional pengelolaan air ballas, mengidentifikasi
Pengelolaan air ballas kelengkapannya.
- bagaimanan menerapkan program - mengumpulkan informasi tentang mandat
strategi nasional dengan rencana aksi dan peran kelembagaan nasional yang
dari pegembangan pengelolaan air ballas terkait dengan ISA dan pengelolaan air
secara nasional. ballas
Kebijakan nasional memilki tujuan yang - membuat daftar prioritas, kewajiban dan
luas misalnya dalam mencegah invasi spesies prinsip-prinsip yang didukung oleh
akuatik (ISA) yang tidak disengaja dan instrumen internasional
mencegah dampak negatif yang ditimbulkan - mengumpulkan informasi alur pelayaran
oleh ISA, melalui pemeriksaan, progmam volume, arah, barang yang diangkut, rute
pengelolaan, berbagi informasi dan kerjasama yang sering dilewati dan pelabuhan yang
lintas sektoral. Sementara strategi nasional sering disinggahi.
mensyaratkan beberapa program seperti - mengumpulkan informasi tentang kondisi
pengembangan program pemantauan, rencana awal lingkungan biologi dan ekologinya.
aksi, kemudian menentukan kegiatan yang
rinci dan praktis dalam mengimplementasikan
dalam jangka waktu tertentu misalnya

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

Strategi pengembangan - melakukan pelatihan inspektur, manajer


- mengembangkan pengelolaan air ballas dan para pemangku kepentingan yang
secara komprehensif dengan pengaturan relevan yang diperlukan
operasional terlampir untuk pengelolaan - merencanakan program untuk
air ballast pada kapal, berdasarkan membantu dalam pengembangan
pedoman IMO dan termasuk rincian teknologi yang efektif dan efisien.
tentang tanggung jawab semua - mengembangkan persyaratan pelaporan
stakeholder. dan untuk inspeksi mengunjungi kapal
- mengembangkan pemantauan terhadap meratifikasi dan melaksanakan konvensi
kepatuhan dan penegakan sistem sesuai IMO air ballas.
pedoman IMO serta meninjau dan
mengevaluasi mekanisme untuk
menjamin operasi yang efisien dan KESIMPULAN
efektif.
Tranportasi spesis asing atau dikenal
- adanya draft strategi nasional
juga dengan sebutan invasi Spesies Akuatik
- memperkirakan biaya dan sumber-
(ISA) segaja atau tidak sengaja dimediasi oleh
sumber potensi dana untuk pelaksanaan
manusia melalui air ballas, lambung kapal atau
strategi nasional
bagian kapal lainnya. ISA ini menyebabkan
- mereview perubahan draft strategi
hilangnya keanekaragaman hayati, perubahan
nasional oleh satuan kerja dan konsultan
ekosistem, dampak terhadap kesehatan
- menghasilkan draft final untuk review
manusia, perubahan ekonomi dan hal ini
dan komentar oleh para pemangku
menjadi perhatian umum terutama bagi
kepentingan.
kalangan peneliti dalam dekade terakhir ini.
- finalisasi strategi nasional, diubah
Penjelasan mengenai cara meminimalkan
berdasarkan penelaahan para ahli dan
risiko yang ditimbulkan ISA melalui air ballas
dikonsultasikan bersama stakeholder.
membutuhkan kombinasi dari beberapa
pendekatan strategi yang komprehensif dan
 Fase 3. Pengembangan implementasi dirancang dengan baik. Ini termasuk prosedur
perencanaan. operasional untuk kapal, pelabuhan, inspeksi
- menentukan persyaratan legislatif untuk pemantauan kapal, sertifikasi, pelatihan dan
pelaksanaan strategi pendidikan serta peran dan tanggung yang
- menetapkan program pengelolaan air jelas dari pelaksana peraturan.
ballast di pelabuhan
- memastikan bahwa kapal mengibarkan
bendera negara sesuai persyaratan DAFTAR PUSTAKA
konvensi
- Inspeksi kapal oleh lembaga negara [ABS] American Bureau of Shipping. 2010.
dalam hal ini kelompok kerja Guide for Ballast Water Exchange.
- melakukan pendidikan dan pelatihan Houston. USA
kesadaran yang komprehensif program Alekseev V. Makrushin A. Hwang J S. 2010.
pengelolaan air ballas Does the Survivorship of Activated
- mengintegrasikan pengelolaan air ballas Resting Stages in Toxic Environments
dalam kegiatan nasional dan sub- Provide Cues for Ballast Water
nasional termasuk ISA dalam Treatment?. Elsevier. Marine Pollution
pengelolaan wilayah pesisir terpadu dan Buletin 61: 254-258
berkelanjutan Anderson K. Hulrley W. Reynolds K.
- mengembangkan strategi komunikasi Meacham P. 2007. Ballast Water
untuk meningkatkan kesadaran terhadap Management in Washington State: A
ISA dalam komunitas maritim dan Report of the State Ballast Water Work
masyarakat umum Group to the 2007 Regular Session of
- mencoba dan meninjau usulan the Washington State Legislature. Puget
pengaturan operasional sebelum Sound Action Team. Washington. USA.
pelaksanaan skala luas Champ M A. 2002. Marine Testing Board for
Certification of Ballast Water Treatment
Technologies. Pergamon. Marine
Pollution Bulletin 44:1327–1335.

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

David M. Perkovic M. 2004. Ballast Water McCollin T. Shanks A M. Dunn J. 2007. The
Sampling as a Critical Component of Efficiency of Regional Ballast Water
Biological Invasions Risk Management. Exchange: Changes in Phytoplankton
Elsevier. Marine Pollution Buletin Abundance and Diversity. Elsevier.
49:313-318. Harmful Algae 6:531–546.
Drake L A. Doblin M A. Dobbs F C. 2007. McGee S. Piorkowski R. Ruiz G. 2006.
Potential Microbial bioInvasions Via Analysis of Recent Vessel Arrivals and
Ships’ Ballast Water, Sediment, and Ballast Water Discharge in Alaska:
Biofilm. Elsevier. Marine Pollution Toward Assessing Ship-Mediated
Buletin 55:333-341. Invasion Risk. Elsevier. Marine
Eames I. Landeryou M. Greig A. Snellings J. Pollution Buletin 52:1634-1645.
2008. Continuous Flushing of Mimura H. Katakura K. Ishida H. 2005.
Contaminants From Ballast Water Changes of Microbial Populations in a
Tanks. Elsevier. Marine Pollution Ship`s Ballast Water and Sediments on a
Buletin 56:250-260. Voyage From Japan to Qatar. Elsevier.
Endreson Ø. Behrens H L. Brynestad S. Marine Pollution Buletin 50:751-757.
Andersen A B. Skjong R. 2004. Perrins J C. Cooper W J. Leeuwen J. Herwig R
Challenges in Global Ballast Water P. 2006. Ozonation of Seawater From
Management. Elsevier. Marine Pollution Different Locations: Formation and
Buletin 48: 615-623. Decay of Total Residual Oxidant—
Gregg M D. Hallegraeff G M. 2007. Efficacy Implications For Ballast
of Three Commercially Available WaterTreatment. Elsevier. Marine
Ballast Water Biocides Against Pollution Buletin 52:1023-1033.
Vegetative Microalgae, Dinoflagellate Raaymakers S. 2002. The Ballast Water
Cysts and Bacteria. Elsevier. Harmful Problem: Global Ecological, Economic
Algae 6:567–584. and Human Health Impacts. Paper
Gollasch S. David M. Voigt M. Dragsund E. Presented at the RECSO / IMO Joint
Hewitt C. Fukuyo Y 2007. Critical Seminar on Tanker Ballast Water
Review of The IMO International Management & Technologies, Dubai,
Convention on the Management of UAE, 16-18 Dec 2002.
Ships Ballast Water and Sediments. Sherwin L. Cole C. 2005. Spruce Creek
Elsevier. Harmful Algae 6:585-600. Watershed Keystone. Penn State
Joachimsthal E L. Ivanov V. Tay S T L. Tay J University, University Park Campus.
H. 2004. Bacteriological examination of Tamelander J. Riddering L. Haag F.
Ballast Water in Singapore Harbour by Matheickal J. 2010. Guidelines for
Flow Cytometry With FISH. Elsevier. Development of National Ballast Water
Marine Pollution Buletin 49:334-343. Management Strategies. GEF-UNDP-
Karaminas L. Ocakli H. Mazdon H. Westlake IMO GloBallast. London. UK and
P. 2000. An Investigation of Ballast IUCN, Gland, Switzerland. GloBallast
Water Management Methods with Monographs. No. 18.
Particular Emphasis on The Risks of
The sequential method. Lloyd_s
Register of Shipping. 19pp
Lavoie D M. Smitha L D. Ruiz G M. 1999.
The Potential for Intracoastal Transfer
of Non-indigenous Species in the Ballast
Water of Ships. Estuarine. Coastal and
Shelf Science 48:551-564.
Lo V. Colin D. Levings. Simard N. Chan K M
A. 2007. Ballast Water and Aquatic
Invasive Species: A Preliminary
Estimate of Propagule Pressure for
Canadian Ports. Paper. Institute for
Resources, Environment and
Sustainability at the University of
British Columbia. Columbia.

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015


Publik ISSN :2301-573X
Jurnal Ilmu Administrasi

Volume 4 Nomor 1 Juni 2015

You might also like