You are on page 1of 15

PENGARUH FINACIAL LEVERAGE, FIRM GROWTH, LABA DAN

ARUS KAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS


(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

Oleh :
Frans Julius P.S
Pembimbing : Rita Anugerah dan Azhari S

Faculty of Economic, Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : frans_simangunsong@ymail.com

The Effect of Financial Leverage, Firm Growth, Profit, and Cash Flow on
Financial Distress
(Case Study in Manufacturing Companies listed in
Indonesia Stock Exchange 2010-2014)

ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of financial leverage, firm growth,
profit, and cash flow on financial distress. the population in this study is the
manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange and continuously
published financial statement in the period of 2010-2014. The sample was
determined by the method of purposive sampling. Criterion for firm with probably
of financial distress is a company which has a negative net income more than a
year and do not paying dividends. By ommiting companies with some data
unavailable, the sample consist of 18 companies. This study uses secondary data
obtained from the company’s financial statement in the period 2010 to 2014
obtained from the Indonesian capital market directory and www.idx.co.id and
analyzed using SPSS 20. The method of analysis used is logistic regression
analysis. The results of this study showed that cash flow has an effect to to predict
financial distress in the company with 0.013 significance.. While financial
leverage, firm growth, and profit have no effect in predicting financial distress in
the company. The results of this research also showed that coefficient determinant
is 0,347. This means that the percentage of influence of independent variables on
the dependent variable is equal to 34,7%, while the rest of 65.3% influenced by
other variables that are not included in this model.

Keywords: financial distress, financial leverage, firm growth, profit, cash flow.

PENDAHULUAN perusahaan untuk membayar


kewajiban keuangannya pada saat
Financial distress merupakan jatuh tempo yang dapat
kondisi dimana keuangan perusahaan menyebabkan kebangkrutan
dalam keadaan tidak sehat atau perusahaan. Kebangkrutan sendiri
krisis. Darsono dan Ashari biasanya dikaitkan dengan suatu
(2005:101) mendefinisikan financial keadaan atau situasi dimana
distress sebagai ketidakmampuan perusahaan gagal atau tidak mampu

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1164


lagi memenuhi kewajiban- Dalam penelitian ini peneliti
kewajibannya. menggunakan variabel financial
Perusahaan yang terindikasi laverage, firm growth, laba, dan arus
mengalami financial distress dapat kas dikarenakan variabel-variabel ini
dide-listing dari Bursa Efek dianggap dapat menunjukkan kondisi
Indonesia (BEI). Perusahaan yang keuangan suatu perusahaan untuk
mengalami de-listing ini disebabkan meneliti terjadinya financial distress.
karena perusahaan tersebut berada Variabel pertama yang
pada kondisi financial distress atau dianggap mempengaruhi adalah
sedang mengalami kesulitan financial laverage. Penggunaan
keuangan (Pranowo, 2010). Contoh financial leverage dalam struktur
perusahaan yang dide-listing dari modal perusahaan dilakukan dengan
BEI adalah Surabaya Agung Industri tujuan untuk meningkatkan laba per
Pulp & Kertas Tbk (SAIP) yang lembar saham. Uutang tidak dapat
sebelumnya ada di sub sektor pulp dilepaskan dari kegiatan ekonomi
dan kertas pada tahun 2013 keluar perusahaan, namun semakin tinggi
dari daftar perusahaan di Bursa Efek utang yang dimiliki perusahaan maka
Indonesia. Penghapusan pencatatan perusahaan akan dihadapkan pada
yang dialami oleh PT. SAIP adalah risiko gagal dalam melunasi utang.
disebabkan oleh kegagalan Risiko kegagalan perusahaan untuk
perusahaan dalam melakukan melunasi utang bisa berakibat pada
pembayaran utang dan bunga tepat vonis pailit dari pengadilan niaga,
pada waktunya. hilangnya kepercayaan (investor dan
Pada umumnya penelitian kreditor) serta yang terburuk,
tentang financial distress, kegagalan kebangkrutan.
maupun kebangkrutan suatu Variabel kedua yang
perusahaan bisa diukur dan dilihat digunakan dalam penelitian ini
dari laporan keuangan perusahaan. adalah firm growth. Menurut
Laporan keuangan suatu perusahaan Hamption (1993) (dalam Elliu,
sangat penting bagi pihak 2014), growth didefinisikan sebagai
manajemen maupun pihak eksternal prosentase perubahan tahunan pada
termasuk bagi investor untuk total assets, sales, dan operating
mengetahui sejauh mana kinerja profitnya. Perusahaan sangat penting
keuangan perusahaan tersebut. untuk mengalami growth karena
Laporan keuangan prosentase perubahan tahunan pada
merupakan suatu gambaran growth tadi merupakan indikator
mengenai kondisi perusahaan, karena tingkat profitabilitas dan kesuksesan
di dalam laporan keuangan terdapat perusahaan.
informasi-informasi yang dibutuhkan Variabel ketiga dalam
oleh pihak-pihak yang penelitian ini adalah laba. Laba suatu
berkepentingan dengan perusahaan. perusahaan dapat dilihat dari laporan
Laporan keuangan yang disusun oleh laba rugi suatu perusahaan. Laporan
spihak manajemen sebagai laba rugi disusun dengan maksud
pertanggungjawaban hasil kerjanya untuk menggambarkan hasil operasi
kepada pihak-pihak eksternal (Herni perusahaan dalam suatu periode
dan Susanto dalam Liana dan waktu tertentu. Dalam laporan laba
Sutrisno, 2014). rugi suatu perusahaan akan tertera
laba sebagai pencapaian perusahaan

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1165


itu dalam periode tertentu. Apabila Rumusan masalah dalam
laba positif maka kinerja perusahaan penelitian ini adalah : 1) Apakah
tersebut baik, karena bisa terdapat pengaruh Financial
menghasilkan keuntungan .Tetapi Leverage Terhadap Financial
bila laba negatif maka kinerja Distress Pada Perusahaan
perusahaan tersebut harus Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
dipertanyakan, karena tidak Efek Indonesia? 2) Apakah terdapat
menghasilkan keuntungan dan harus pengaruh Firm Growth Terhadap
dicari sebabnya agar jangan sampai Financial Distress Pada Perusahaan
berkelanjutan dan menyebabkan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
kebangkrutan bagi perusahaan Efek Indonesia? 3) Apakah terdapat
tersebut. pengaruh Laba Terhadap Financial
Variabel keempat yang Distress Pada Perusahaan
digunakan dalam penelitian ini Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
adalah arus kas. Informasi arus kas Efek Indonesia? 4) Apakah terdapat
dibutuhkan pihak kreditor untuk pengaruh Arus Kas Terhadap
mengetahui kemampuan perusahaan Financial Distress Pada Perusahaan
dalam pembayaran hutangnya. Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Apabila arus kas suatu perusahaan Efek Indonesia?
jumlahnya besar, maka pihak Tujuan penelitian ini adalah :
kreditur mendapatkan keyakinan 1) Untuk menguji pengaruh
pengembalian atas kredit yang Financial Leverage Terhadap
diberikan, begitu juga sebaliknya Financial Distress Pada Perusahaan
apabila arus kas perusahaan tersebut Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
bernilai kecil maka kreditur bisa Efek Indonesia. 2) Untuk menguji
kurang yakin atas kemampuan pengaruh Firm Growth Terhadap
perusahaan dalam membayar hutang Financial Distress Pada Perusahaan
(Wahyuningtyas, 2010). Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Penelitian ini mengacu Efek Indonesia Tahun. 3) Untuk
penelitian Abdul Kadir (2014) yang menguji pengaruh Laba Terhadap
meneliti tentang Analisis Laba dan Financial Distress Pada Perusahaan
Arus Kas dalam Memprediksi Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Financial Distres pada Persuahaan Efek Indonesia Tahun. 4) Untuk
Manfuaktur di Bursa Efek Indonesia. menguji pengaruh Arus Kas
Hasil penelitiannya diketahui bahwa Terhadap Financial Distress Pada
informasi nilai laba tidak memiliki Perusahaan Manufaktur Yang
kemampuan dalam memprediksi Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
kondisi kesulitan keuangan pada Adapun manfaat dari
suatu perusahaan. Informasi nilai penelitian ini adalah : 1) Bagi
arus kas memiliki pengaruh yang perusahaan, hasil penelitian ini
signifikan dalam memprediksi diharapkan dapat digunakan sebagai
kondisi kesulitan keuangan. bahan pertimbangan bagi pihak
Perbedaan dengan penelitian ini manajemen perusahaan untuk
adalah dimana dalam penelitian ini mengetahui tentang pengaruh
penulis menambahkan financial financial leverage, firm growth, laba,
leverage dan firm growth sebagai dan arus kas dalam memprediksi
variabel independent. kondisi financial distress sehingga
perusahaan dapat mengambil

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1166


kebijakan untuk melakukan tindakan mendefinisikan perusahaan yang
perbaikan atau pencegahan. 2) Bagi berada dalam kesulitan keuangan
pihak eksternal, memberi atau financial distress sebagai
pemahaman tentang kondisi financial perusahaan yang memiliki interest
distress suatu perusahaan untuk coverage ratio kurang dari satu.
membantu pihak eksternal seperti
investor dan kreditor dalam Financial leverage
pengambilan keputusan. 3) Bagi Financial leverage adalah
akademisi, hasil penelitian ini penggunaan dana tertentu yang akan
diharapkan dapat digunakan sebagai mengakibatkan beban tetap bagi
bahan masukan dan kontribusi bagi perusahaan yang dapat berupa biaya
pengembangan ilmu pengetahuan bunga. Sumber dana ini dapat berupa
mengenai kondisi financial distress utang obligasi, kredit dari bank, dan
suatu perusahaan serta dapat sebagainya (Atika, et al 2013).
dijadikan referensi untuk pernelitian Menurut Bringham dan Huston
selanjutnya. (2011) (dalam Elliu, 2014) financial
leverage adalah tingkat sampai
TELAAH PUSTAKA DAN sejauh mana hutang digunakan
HIPOTESIS dalam struktur modal suatu
perusahaan.Financial leverage dapat
Financial Distress diukur menggunakan debt ratio (debt
Financial distress dapat to total asset), debt to equity, long
diartikan sebagai ketidakmampuan term debt to equity, dan time
perusahaan untuk membayar interested earned. Namun, penelitian
kewajiban keuangannya pada saat ini hanya berfokus pada debt to
jatuh tempo yang dapat equity.
menyebabkan kebangkrutan
perusahaan (Darsono dan Ashari, Firm Growth
2005:101). Financial distress terjadi Pertumbuhan perusahaan
sebelum kebangkrutan. Financial merupakan kemampuan perusahaan
distress berbedadengan kondisi untuk meningkatkan size. Helfert
insolvency. Perusahaan yang (1997:333) (dalam Safrida, 2008:15)
mengalami financial distress berada menyatakan bahwa pertumbuhan
di antara status solvent dan insolvent. perusahaan merupakan dampak atas
Terdapat beberapa definisi arus dana perusahaan dari perubahan
lain mengenai financial distress yang operasional yang disebabkan oleh
diungkapkan pada penelitian- pertumbuhan atau peningkatan
penelitian terdahulu, dimana volume usaha.
perbedaan ini tergantung pada cara Pertumbuhan penjualan dapat
mengukurnya. Menurut Almilia dan diukur menggunakan rasio
Kristijadi (2003) financial distress pertumbuhan perusahaan. Rasio ini
terjadi bila perusahaan selama merupakan rasio untuk mengukur
beberapa tahun mengalami laba sejauhmana kemampuan perusahaan
bersih operasi (net operating income) untuk meningkatkan penjualannya
negatif dan selama lebih dari satu dari waktu ke waktu. Semakin tinggi
tahun tidak melakukan pembayaran tingkat pertumbuhan penjualan suatu
deviden. Menurut Classens et al. perusahaan maka perusahaan
(1999) dalam Wardhani (2006) tersebut berhasil dalam menjalankan

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1167


strateginya dalam pemasaran dan dalam suatu periode tertentu. Dengan
penjualan produk. kata lain, arus kas adalah perubahan
Pengertian rasio pertumbuhan yang terjadi dalam jumlah kas
menurut Kasmir (2012:107) adalah perusahaan selama suatu periode
merupakan rasio yang tertentu.
menggambarkan kemampuan
perusahaan mempertahankan posisi Pengaruh Financial Leverage
ekonominya di tengah pertumbuhan Terhadap Financial Distress
perekonomian dan sektor usahanya. Financial leverage timbul
karena perusahaan menggunakan
Laba dana dengan beban tetap atau modal
Committee on Terminology dari pinjaman dengan bunga tetap.
mendefinisikan laba sebagai jumlah Apabila keadaan ini tidak diimbangi
yang berasal dari pengurangan harga dengan pemasukan perusahaan yang
pokok produksi, biaya lain dan baik, besar kemungkinan perusahaan
kerugian dari penghasilan atau dengan mudah mengalami financial
penghasilan operasi. Sedangkan distress. Karena ketika perusahaan
menurut APB Statement mengartikan memiliki banyak hutang untuk
laba/rugi sebagai kelebihan atau dijadikan modal, dikhawatirkan
defisit penghasilan diatas biaya kewajiban yang ditanggung
selama satu periode akuntansi perusahaan memiliki nilai yang
(Harahap, 2002). tinggi, bahkan terkadang dapat juga
FASB Statement men- lebih tinggi dari nilai aset, sehingga
definisikan accounting income atau perusahaan mempunyai tingkat
laba akuntansi sebagai perubahan leverage yang tinggi pula. Oleh
dalam equity (net asset) dari suatu sebab itu, kemungkinan kegagalan
entity selama suatu periode tertentu perusahaan akan semakin basar jika
yang diakibatkan oleh transaksi dan nilai leverage perusahaan juga besar,
kejadian atau peristiwa yang berasal sebab perusahaan dengan nilai
dari bukan pemilik. Dalam income tingkat leverage yang tinggi berarti
termasuk seluruh perubahan dalam perusahaan tersebut mempunyai
equity selain dari pemiliki dan banyak tanggungan kewajiban atas
pembayaran kepada pemilik pemerolehan pendanaan perusahaan
(Harahap, 2002). yang tidak didukung dengan jumlah
aset yang dimiliki perusahaan
Arus Kas sehingga menempatkan perusahaan
Laporan Arus Kas adalah dalam kondisi financial distress.
arus kas masuk dan arus kas keluar Penelitian yang dilakukan oleh
atau setara kas. (PSAK No. 2). Hanifah dan Purwanto (2013),
Pengertian Arus Kas menurut Ikatan menemukan bahwa leverage
Akuntan Indonesia (IAI) (2002;2.2) berpengaruh positif dan signifikan
adalah: “Arus kas adalah arus masuk terhadap kondisi financial distress.
dan arus keluar kas dan setara kas”. Hal tersebut berarti bahwa semakin
Berdasarkan pengertian tersebut besar pendanaan perusahaan yang
dapat diketahui bahwa arus kas berasal dari hutang, maka akan
merupakan jumlah kas yang semakin besar pula kemungkinan
mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan tersebut mengalami
perusahaan dalam suatu perusahaan financial distress, hal itu dikarenakan

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1168


semakin besar kewajiban perusahaan negatif dengan kondisi financial
untuk melunasi hutang tersebut. distress suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka Hasil penelitian Elliu
dapat disajikan hipotesis dalam menemukan bahwa firm growth
penelitian ini yaitu: berpengaruh signifikan terhadap
H1 : Diduga financial Leverage financial distress. Hal ini berarti
berpengaruh terhadap Financial pertumbuhan perusahaan mengambil
Distress pada perusahaan manufaktur andil dalam kondisi financial distress
yang terdaftar di Bursa Efek disuatu perusahaan. Dengan
Indonesia tahun 2010 – 2014. demikian semakin tinggi
pertumbuhan perusahaan maka
Pengaruh Firm Growth Terhadap probabilitas perusahaan mengalami
Financial Distress financial distress semakin kecil.
Pertumbuhan perusahaan Berdasarkan uraian di atas, maka
merupakan kemampuan perusahaan dapat disajikan hipotesis dalam
dalam meningkatkan size. penelitian ini yaitu:
Pertumbuhan perusahaan H2 : Diduga firm Growth
menggambarkan tolak ukur atau rata- berpengaruh terhadap Financial
rata pertumbuhan dan kekayaan Distress pada perusahaan manufaktur
perusahaan. Suatu perusahaan yang yang terdaftar di Bursa Efek
sedang berada pada tahap Indonesia tahun 2010 – 2014.
pertumbuhan akan membutuhkan
dana yang besar. Karena kebutuhan Pengaruh Laba Terhadap
dana semakin besar, maka Financial Distress
perusahaan lebih cenderung menahan Whiteker (1999) (dalam
sebagian besar labanya. Laba yang Almilia dan Kristijadi, 2003)
ditahan ini akan digunakan untuk menyatakan bahwa perusahaan yang
keperluan ekspansi dan pertumbuhan memperoleh laba operasi bersih
perusahaan itu sendiri. Apabila negatif akan mempengaruhi kondisi
perusahaan mengalami kegagalan kesulitan keuangan. Apabila laba
dalam proses ekspansi maka akan positif maka kinerja perusahaan
mengakibatkan beban perusahaan, tersebut baik, karena bisa
karena harus menutup pengembalian menghasilkan keuntungan. Tetapi
biaya ekspansi. Makin besar risiko bila laba negatif maka kinerja
perusahaan makin besar pula perusahaan tersebut harus
kemungkinan perusahaan itu dipertanyakan, karena tidak
mengalami kondisi financial distress. menghasilkan keuntungan dan harus
Namun dengan menahan laba, dicari sebabnya agar jangan sampai
perusahaan tidak selamanya akan berkelanjutan dan menyebabkan
meningkatkan risiko perusahaan. Hal kebangkrutan bagi perusahaan
ini dikarenakan dengan tersebut. Atas dasar ini penulis ingin
meningkatnya laba ditahan, meneliti dan membuktikan secara
diharapkan perusahaan akan empiris mengenai kemampuan
mengurangi penggunaan hutang, informasi laba dalam memprediksi
sehingga semakin kecil kemingkinan kondisi financial distress suatu
perusahaan mengalami financial perusahaan.
distress. Artinya pertumbuhan Penelitian yang dilakukan
perusahaan memiliki hubungan oleh Djongkang dan Rita (2014)

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1169


menemukan laba berperngaruh Mariana, 2015). Atas dasar ini pula
terhadap financial distress. Alasan penulis ingin meneliti informasi arus
yang cukup mendasar atas kas dalam memprediksi kondisi
diperolehnya hasil yang signifikan financial distress suatu perusahaan.
yaitu kondisi laporan keuangan Penelitian yang dilakukan
perusahaan terutama laporan laba oleh Kadir (2014) menemukan
rugi yang memprihatinkan dari suatu bahwa informasi nilai arus kas
perushaan akan menjadi sinyal atas memiliki pengaruh yang signifikan
peringatan dini bahwa mereka dapat dalam memprediksi kondisi financial
mengalami tekanan keuangan atau distress. Hal ini berarti bahwa
financial distress pada periode semakin rendah arus kas yang
selanjutnya. Berdasarkan pendapat dimiliki perusahaan maka semakin
tersebut, maka dapat disajikan besar kemungkinan preusahaan
hipotesis dalam penelitian ini yaitu: tersebut mengalami kondisi financial
H3 : Diduga laba berpengaruh distress. Berdasarkan pendapat
terhadap Financial Distress pada tersebut, maka dapat disajikan
perusahaan manufaktur yang hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
terdaftar di Bursa Efek Indonesia H4 : Diduga arus Kas berpengaruh
tahun 2010 – 2014. terhadap Financial Distress pada
perusahaan manufaktur yang
Pengaruh Arus Kas Terhadap terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Financial Distress tahun 2010 – 2014.
Informasi arus kas dapat
digunakan dalam hal memprediksi METODE PENELITIAN
financial distress suatu perusahaan.
Faktor penting dalam memprediksi Penelitian ini dilakukan pada
financial distress suatu perusahaan perusahaan manufaktur yang
adalah posisi dari kas karena cash terdaftar di Bursa Efek Indonesia
flow dapat memberikan peramalan (BEI) pada tahun 2010 – 2014.
yang lebih akurat. Populasi dalam penelitian ini
Analisis rasio arus kas adalah seluruh perusahaan yang
mengungkapkan bahwa informasi tergabung kelompok manufaktur di
arus kas memiliki kemampuan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sesuai
menjelaskan secara rinci keseluruhan dengan publikasi BEI menunjukkan
aktivitas perusahaan. Informasi arus bahwa jumlah perusahaan yang
kas yang diperoleh dari laporan arus terdaftar pada periode 2010–2014
kas mampu menguraikan hubungan sejumlah 121 emiten. Adapun teknik
umum antara entitas gagal dan non- pengambilan sampel menggunakan
gagal. Semakin tinggi rasio yang metode purposive sampling, yaitu
dihitung dari laporan arus kas, metode penentuan sampel dengan
semakin rendah kemungkinan pertimbangan tertentu, dimana
terjadinya kegagalan atau financial anggota-anggota sampel akan dipilih
distress. Begitu pula sebaliknya, sedemikian rupa sehingga sampel
semakin rendah rasio yang dihitung yang dibentuk tersebut dapat
dari laporan arus kas maka semakin mewakili sifat-sifat populasi
besar kemungkinan perusahaan (Sugiyono, 2012:117). Sampel yang
tersebut mengalami kondisi financial dipilih adalah sampel yang memiliki
distress ( Leonie Jooste, 2007 dalam kriteria perusahaan manufaktur yang

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1170


terdaftar di Bursa Efek Indonesia (dependent variabel) variabel bebas
tahun yang memiliki financial (independent variabel). Variabel
distress dan perusahaan nonfinancial terikat dalam penelitian ini adalah
distress yang berasal dari sub sektor financial distress. Variabel bebas
yang sama, dengan tingkat aset dan dalam penelitian ini adalah financial
dalam industri yang hampir sama dan laverage, firm growth, laba, dan arus
perusahaan yang mempublikasikan kas.
laporan keuangan selama periode
tahun 2010-2014. Setelah melakukan Financial Distress
seleksi pemilihan sampel sesuai Variabel dependen dalam
kriteria yang telah ditentukan maka penelitian ini adalah financial
diperoleh 18 perusahaan yang disress. Penelitian ini mendefinisikan
memenuhi kriteria sampel. financial distress mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh
Metode Analisis Data Almilia dan Kritijadi (2003) yaitu
Metode analisis yang perusahaan dikatakan mengalami
digunakan dalam penelitian ini financial distress jika: 1) Beberapa
adalah uji statistik deskriptif dan uji tahun mengalami laba bersih (net
hipotesis dengan menggunakan income) negatif (dalam penelitian
regresi logistik. Penggunaan analisis Hofer, 1980 dan Whitaker, 1999,
regresi logistik adalah karena menggunakan laba bersih operasi
variabel dependen bersifat dikotomi atau net operating income). 2)
(tepat dan tidak tepat). Teknik Selama lebih dari satu tahun tidak
analisis dalam mengolah data ini melakukan pembayaran deviden
tidak memerlukan lagi uji normalitas (sesuai dengan penelitian Lau, 1987).
dan uji asumsi klasik pada variabel
bebasnya (Ghozali, 2011:225). Financial Leverage
Model regresi yang akan Financial leverage adalah
digunakan dalam penelitian ini penggunaan dana tertentu yang akan
adalah sebagai berikut: mengakibatkan beban tetap bagi
perusahaan yang dapat berupa biaya
FINDIST=β0+β1FIN_LEV+β2GRO bunga. Dalam penelitian ini, untuk
WTH+β3LABA+β4ARS_KAS+εi menghitung financial leverage
menggunakan Debt Equity Ratio
Keterangan : (DER). Rumus yang digunakan
untuk menghitung Debt to Equity
FINDIST = Financial Distress
Ratio (DER) menurut Kasmir (2009:
FIN_LEV = Financial Leverage
124) adalah sebagai berikut:
GROWTH = Firm Growth
LABA = Laba
ARS_KAS = Arus Kas DER =
β0 = Konstanta
εi = error Firm Growth
Pertumbuhan perusahaan (firm
Definisi Variabel dan Pengukuran- growth) mengukur kemampuan
nya perusahaan untuk mempertahankan
Dalam penelitian ini terdapat posisi ekonomisnya dalam
2 jenis variabel, yaitu variabel terikat pertumbuhan perekonomian dan
dalam industri atau pasar produk
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1171
tempatnya beroperasi. Tingginya penelitian ini, peneliti menggunakan
pertumbuhan perusahaan akan rumus seperti yang digunakan oleh
menunjukan bahwa perusahaan dapat penelitian Abdul Kadir (2014):
terus meningkatkan size dan dapat
berekspansi kedepannya. Arus Kas =
Dalam penelitian ini, firm growth
diukur dengan pertumbuhan HASIL DAN PEMBAHASAN
penjualan. Menurut Harahap
(2008:309), rasio ini dapat Hasil Analisis Statistik Deskriptif
dirumuskan sebagai berikut: Tabel 1
Descripvite Statistic
Pertumbuhan Penjualan = Std
N Min Max Mean Deviatio
n

Fin_dist 90 .00 1.00 .5000 .50280


Laba
Laba adalah selisih lebih 70.8 2.136 12.3940
Fin_lev 90 -31.78
3 0 3
antara pendapatan dengan beban.
Growth 90 -.73 5.88 .2518 .78937
Laba yang digunakan dalam
penelitian ini adalah laba sebelum Laba 90 -.67 1.34 .0322 .21740
pajak atau earning before tax (EBT) Ars_kas 90 -.53 .22 .0113 .11262
pada seluruh perusahaan manufaktur Valid N
yang terdaftar di Bursa Efek (listwise 90
)
Indonesia. Alasan penggunaan laba Sumber : Data olahan, 2015
sebelum pajak untuk menghindari
pengaruh penggunaan tarif pajak Berdasarkan dari Tabel 1 dari
yang berbeda antar periode dan 90 data perusahaan yang diolah
analisis. Dalam perhitungannya menunjukkan angka minimum 0
menggunakan rasio laba terhadap yaitu kode dari perusahaan non-
total aset yaitu laba sebelum pajak financial distress dan angka
dibagi dengan total asset (Abdul, maksimun 1 yaitu kode angka dari
2014). Dalam penelitian ini laba di perusahaan yang mengalami
hitung menggunakan rumus sebagai financial distress. Dari 90
berikut : perusahaan diperoleh rata-rata
financial distress 0.5000 hal ini
Laba = dikarenakan peneliti mengambil
sampel perusahaan non-financial
distress sesusai dengan jumlah
Arus Kas sampel perusahaan yang mengalami
Arus kas adalah arus masuk financial distress, dan standar
dan arus keluar kas dan setara deviasinya adalah sebesar 0.50280.
kas.Berdasarkan pengertian tersebut Berdasarkan dari Tabel 1
dapat diketahui bahwa arus kas financial leverage dari seluruh data
merupakan jumlah kas yang perusahaan yang diolah
mengalir masuk dan keluar dari suatu menunjukkan angka terkecil
perusahaan dalam suatu perusahaan (minimum) -31.78 dan maksimum
dalam suatu periode tertentu. Dalam menunjukkan angka 70.83. nilai rata-
menghitung nilai arus kas pada rata dari financial laverage berada

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1172


direntang 2.1360. Dari nilai rata-rata dari pada pendapatan kas. Nilai
ini dapat dikatakan bahwa pendanaan maksimun sebesar 0.22 dengan nilai
perusahaan banyak dibiayai rata-rata 0.0113 dan nilai standar
menggunakan hutang. Standar deviasinya adalah sebesar 0.11262.
deviasi dari financial laverrage hal ini menggambarkan dari 90 data
adalah sebesar 12.39403. Hal ini perusahaan yang diukur bervariasi.
menggambarkan dari 90 data
perusahaan yang diukur sangat Hasil Pengujian Kelayakan Model
bervariasi, dengan standar deviasi Regresi (Hosmer and Lemeshow’s
yang jauh lebih tinggi dari nilai rata- Goodness of Fit)
rata.
Berdasarkan dari Tabel 1 firm Tabel 2
growth dari 90 data perusahaan yang Hosmes And Lameshow Test
diolah menunjukan angka minimum Step Chi- df Sig.
square
sebesar -0.73 dan nilai maksimum 1 6.002 8 .647
menunjukkan angka sebesar 5.88 Sumber : Data olahan, 2015
dengan nilai rata-rata 0.2518. Nilai
standar deviasi dari firm growth Tabel 2 menunjukkan hasil
adalah sebesar 0.78937. Hal ini pengujian Hosmer and Lemeshow.
menggambarkan dari 90 data Dengan probabilitas signifikasi
perusahaan yang diukur bervariasi, menunjukkan angka 0,647 yang lebih
dengan nilai standar deviasi yang besar dari 0,05. Dengan tingkat
lebih tinggi dari nilai rata-rata. Hal signifikansi lebih besar dari tingkat α
ini dapat dimaklumi karena sampel sebesar 0,05 maka H0 diterima dan
yang diambil berasal dari berbagai berarti model mampu memprediksi
sektor, dimana setiap sektornya nilai observasinya atau dapat
memiliki karakteristik yang berbeda- dikatakan model dapat diterima
beda yang menyebabkan karena cocok dengan data
pertumbuhan perusahaan disetiap observasinya (Ghozali, 2013:341).
sektornya juga berbeda-beda. Artinya adalah tidak ada perbedaan
Berdasarkan dari tabel 4.1 laba yang signifikan antara klasifikasi
dari 90 data perusahaan yang diolah yang diprediksi dengan klasifikasi
menunjukan nilai minimum sebesar - yang diamati. Atau dapat dikatakan
0.67, lambang minus pada nilai bahwa model mampu memprediksi
minimum ini mengindikasikan nilai observasinya. Dengan demikian
adanya perusahaan yang mengalami maka model regresi layak untuk
kerugian pada data yang diolah. Nilai digunakan dalam analisis
maksimum sebesar 1.34 dengan nilai selanjutnya.
rata-rata 0.0322, dan nilai standar
deviasinya sebesar 0.21740. Hal ini Hasil Pengujian Keseluruhan
menggambarkan dari 90 data Model (overall Model Fit)
perusahaan yang diukur sangat
bervariasi. Hasil Chi Square Test
Berdasarkan dari Tabel 1 arus kas Menurut Ghozali (2013:340)
dari 90 data perusahaan yang diolah uji chi square untuk keseluruhan
adalah -0.53, lambang minus pada model terhadap data dilakukan
nilai arus kas ini mengindikasikan dengan membandingkan nilai antara
adanya kelebihan pengeluaran kas -2 log likehood pada awal (hasil bloc
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1173
number 0) dengan nilai -2 log variable lain yang tidak dimasukkan
Likehood pada akhir (hasil block dalam model ini.
number 1). Apabila terjadi
penurunan, maka model tersebut Hasil Tabel Klasifikasi 2x2
menunjukkan model regresi fit.
Tabel 6
Tabel 3 Classification Tablea,b
observed predicted
Uji Model Fit Fin_dist Percenta
Iteration -2 Log Coefficient .00 1 ge
Likehood Constant correct
Step 0 1 124.766 .000 .00 34 11 75.6
Sumber : Data olahan, 2015 Step Fin_dist 1 12 33 73.3
0
Overall 74.4
Tabel 4 Percentage
Omnibus Tests of Model Sumber : Data olahan, 2015
Coefficients
Chi- df Sig. Dari tabel 6 diketahui bahwa
square
menurut prediksi, perusahaan yang
Step 27.168 4 .000 mengalami financial distress adalah
Step 1 Block 27.168 4 .000
Model 27.168 4 .000 45 (12+33) perusahaan, sedangkan
Sumber : Data olahan, 2015 hasil observasi perusahaan yang
mengalami financial distress adalah
Hasil pengujian tabel 4 sebesar 33 perusahaan dan ketepatan
diketahui nilai Chi Square (X2hitung) klasifikasi sebesar 73,3% (33/45).
sebesar 27,168 dengan signifikansi Sedangkan prediksi perusahaan yang
0,000 < 0,05. Artinya adalah bahwa mengalami non financial distress (0)
variable indpenden secara bersama- sebanyak 45 perusahaan, sedangkan
sama dapat menjelaskan hasil observasi sebanyak 34
kemungkinan terjadinya financial perusahaan, jadi ketepatan klasifikasi
distress. 75,6% (34/45) atau secara
keseluruhan ketepatan klasifikasi
Hasil Cox and Snell’s R Square dan adalah 74,4%.
Nagelkerke’s R Square
Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 5
Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 7
Step -2 log Cox & Nagelkerke
likelihood snell R R square Hasil Pengujian Hipotesis
square Exp
B S.E Wald Df Sig.
1 97.598a .261 .347 (B)
Sumber : Data olahan, 2015
Step
Fin_Lev .021 0.21 1.058 1 .304 1.022
1*
Dari tabel 5 diketahui nilai
koefisien determinasi sebesar 0,347. Growt .305 .326 .871 1 .351 1.356
Artinya adalah bahwa persentase
Laba -3.938 2.342 2.827 1 .093 0.19
pengaruh variable independen
terhadap variable dependen adalah Ars_Kas -8.382 3.389 6.119 1 .013 .000
sebesar 34,7 %, sedangkan sisanya
Constant .133 .269 .247 1 .619 1.143
sebesar 65,3 % dipengaruhi oleh
Sumber : Data olahan, 2015

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1174


Berdasarkan tabel 7, mengukur financial distress
didapatkan persamaan logit sebagai perusahaan.
berikut :
Pengaruh Firm Growth Terhadap
Fin_Dist = 0,133 + 0,021 Fin_Lev + Financial Distress
0,304 Growth – 3,938 Laba – 8,382 Berdasarkan hasil pengujian
Ars_Kas + e yang dilakukan dan disajikan pada
tabel 7 menunjukan bahwa untuk
Pengaruh Financial Leverage firm growth diperoleh nilai statistic
Terhadap Financial Distress Wald sebesar 0,871 dan nilai
Berdasarkan hasil pengujian signifikansi sebesar 0.,351. Dengan p
yang dilakukan dan disajikan pada > 0,05, kesimpulannya hipotesis
tabel 7 menunjukan bahwa untuk kedua (H2) ditolak. Artinya adalah
financial leverage diperoleh nilai bahwa firm growth tidak
statistic Wald sebesar 1,058 dan nilai berpengaruh terhadap financial
signifikansi sebesar 0,304. Dengan p distress perusahaan manufaktur yang
> 0.05, kesimpulannya hipotesis listing di BEI periode tahun 2010-
pertama (H1) ditolak. Artinya 2014.
financial leverage tidak berpengaruh Penelitian ini tidak sejalan
terhadap financial distress dengan teori yang menyatakan
perusahaan manufaktur yang listing bahwa semakin rendah pertumbuhan
di BEI periode tahun 2010-2014. perusahaan maka semakin tinggi
Penelitian ini tidak sejalan risiko perusahaan tersebut, sehingga
dengan teori yang mengatakan makin besar pula kemungkinan
bahwa semakin besar hutang yang perusahaan tersebut mengalami
dimiliki perusahaan semakin tinggi kondisi financial distress.
perusahaan tersebut akan mengalami Pertumbuhan perusahaan
financial distress. Tidak adanya yang dilihat dari pertumbuhan
pengaruh ini kemungkinan penjualan tidak dapat menjadi acuan
disebabkan karena perusahaan utama untuk mengukur financial
memiliki asset yang cukup besar distress perusahaan. Penurunan
untuk menutupi hutang yang dimiliki pertumbuhan penjualan tidak
oleh perusahaan. Sehingga langsung memberikan indikasi
perusahaan dapat menutupi bahwa perusahaan tersebut akan
kewajiban-kewajiban perusahaan bangkrut, hanya akan mengurangi
yang telah jatuh tempo. laba dan selama penurunan penjualan
Temuan ini mendukung tidak melampaui batas maka tidak
penelitian yang dilakukan Mas’ud begitu bermasalah.
dan Reva Srengga (2014) yang Hasil temuan ini sejalan
menemukan bahwa financial dengan penelitian yang dilakukan
laverage tidak berpengaruh terhadap oleh Liana dan Sutrisno, (2014) yang
financial distress. Begitu pula menemukan bahwa firm growth tidak
dengan penelitian yang dilakukan memiliki pengaruh terhadap
oleh Liana dan Sutrisno, (2014) yang financial distress perusahaan, dengan
menemukan bahwa financial kata lain variable pertumbuhan tidak
laverage tidak dapat menjadi menjadi predictor yang tepat dalam
predictor yang tepat dalam mengukur financial distress
perusahaan. Hal ini sejalan dengan

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1175


penelitian yang dilakukan oleh sebesar 0,013. Dengan p < 0,05,
Wahyu Widarjo dan Doddy Setiawan kesimpulannya hipotesis keempat
(2009) yang menemukan bahwa firm (H4) diterima. Artinya adalah
growth tidak memiliki pengaruh bahwa arus kas berpengaruh
terhadap financial distress. signifikan terhadap financial distress
perusahaan manufaktur yang listing
Pengaruh Laba Terhadap di BEI periode tahun 2010-2014.
Financial Distress Nilai arus kas yang dihitung
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan arus kas operasi
yang dilakukan dan disajikan pada ternyata dapat menentukan
tabel 7 menunjukan bahwa untuk perusahaan mengalamim financial
laba diketahui nilai statistic Wald distress atau tidak. Hasil penelitian
sebesar 2,827 nilai signifikansi ini sejalan dengan teori yang
sebesar 0,093. Dengan p > 0,05, menyatakan bahwa tinggi rendahnya
kesimpulannya hipotesis ketiga (H3) arus kas operasi perusahaan dapat
ditolak. Artinya adalah bahwa laba menyebabkan terjadinya financial
tidak berpengaruh terhadap financial distress suatu perusahaan. Hal ini
distress perusahaan manufaktur yang dikarenakan arus kas dari aktivitas
listing di BEI periode tahun 2010- operasi dapat menentukan apakah
2014. dari operasi perusahaan dapat
Penelitian ini tidak sejalan mengahasilkan kas yang dapat
dengan teori yang menyatakan digunakan untuk melunasi pinjaman,
bahwa perubahan laba negatif dapat dan memelihara kemampuan operasi
menyebabkan perusahaan mengalami perusahaan, sehingga nilai
kesulitan keuangan. Hal ini mungkin perusahaan akan naik dan
disebabkan karena perubahan laba perusahaan akan jauh dari kondisi
yang terjadi cenderung stabil, financial distress.
sehingga tidak memberikan dampak Hasil penelitian ini sejalan
yang terlalu besar terhadap dengan penelitian yang dilakukan
perusahaan yang dapat oleh Abdul Kadir (2014) yang
mengakibatkan perusahaan tersebut menemukan adanya pengaruh yang
bangkrut. signifikan dari variabel Arus Kas
Hasil penelitian ini sejalan terhadap kondisi financial distress
dengan penelitian yang dilakukan suatu perusahaan.
oleh Abdul kadir (2014) yang
menemukan bahwa laba tidak
memiliki kemampuan dalam SIMPULAN DAN SARAN
memprediksi kondisi kesulitan
keuangan (financial distress) pada Simpulan
suatu perusahaan. Berdasarkan hasil analisis statistic
yang dilakukan menggunakan
Pengaruh Arus Kas Terhadap bantuan software SPSS 20, diperoleh
Financial Distress kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengujian 1. Hasil pengujian hipotesis
yang dilakukan dan disajikan pada pertama menunjukan bahwa
tabel 7 menunjukan bahwa untuk financial leverage yang dihitung
arus kas diketahui nilai statistic Wald dengan total debt to total equity
sebesar 6,119 dan nilai signifikansi

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1176


tidak berpengaruh terhadap makroekonomi lainnya.
financial distress. Tujuannya adalah agar penelitian
2. Hasil pengujian hipotesis kedua dapat lebih akurat.
menunjukan bahwa firm growth
yang di hitung menggunakan Daftar Pustaka
pertumbuhan penjualan tidak
berpengaruh terhadap financial Amilia, Luciana dan Spica, 2003.
distress. Analisis Rasio Keuangan
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga untuk Memprediksi Kondisi
menunjukan bahwa laba yang Financial Distress
dihitung menggunakan laba Perusahaan Manufaktur yang
sebelum pajak terhadap total aset Terdaftar di BEJ, Jur-nal
tidak berpengaruh terhadap Akuntansi dan Auditing
financial distress. Indonesia (JAAI) Vol.7,
4. Hasil pengujian hipotesis No.2, Desember.
keempat menunjukan bahwa arus
kas yang dihitung menggunakan Atika, Darminto, dan SitiRagil
arus kas operasi terhadap equitas Handayani. 2013. “Pengaruh
memiliki pengaruh terhadap Beberapa Rasio Keuangan
financial distress. hal ini terhadap Prediksi Kondisi
ditunjukan dengan nilai yang Financial Distress
signifikan dalam uji regresi Perusahaan”. Jurnal
logistic yaitu 0,013. Administrasi Bisnis Vol.1
No.2
Saran
Atas dasar kesimpulan di atas, Darsono, dan Ashari. 2005. Pedoman
dapat diajukan saran-saran sebagai Praktis Memahami Laporan
berikut : Keuangan.Yogyakarta.
1) Penelitian selanjutnya dapat Penerbit ANDI.
memperluas cakupan objek
penelitian, misalnya menjadikan Djongkang, Fanni dan Rita, Maria
seluruh perusahaan yang listing Rio, 2014, Manfaat Laba
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dan Arus Kas Untuk
sebagai objek penelitian. Memprediksi Kondisi
2) Untuk penelitian selanjutnya, Financial Distress, Seminar
diharapkan menggunakan rasio Nasional dan Call for Paper
financial indicators yang lebih (Sancall 2014): ISBN: 978-
beragam, seperti rasio liquiditas 602-70429-1-9.
dan operating capacity dan lain
sebagainya supaya hasil yang Eliu,Vigo. 2014, Pengaruh Financial
didapat semakin menunjukan Leverage dan Firm Growth
suatu keadaan yang sebenarnya. terhadap Financial Distress,
3) Peneliti selanjutnya dapat
Finesta Vol. 2, No. 2, (2014)
menambahkan variabel di luar
rasio keuangan seperti kondisi 6-11.
ekonomi, seperti pertumbuhan
ekonomi, tingkat pengangguran, Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi
tingkat inflasi, dan indikator Analisis Multivariat dengan
JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1177
Program SPSS.Badan Penerbi Liana Deny dan Sutrisno, 2014,
Universitas Diponegoro. Analisis Rasio Keuangan
Semarang untuk Memprediksi Kondisi
Financial Distress
Perusahaan Manufaktur.
Hanifah, O.E. dan Agus Purwanto. Jurnal Studi Manajemen dan
(2013). ”Pengaruhstruktur Bisnis, Vol. 1.No. 2 Tahun
corporate governance dan 2014.
financial indicators terhadap
kondisi financial distress”. Sugiyono (2012).Metode Penelitian
Diponegoro Journal of Bisnis, Cetakan ke-16,
Bandung: Alfabeta
Accounting.Vol 2 (2).hal 1-
15. Wahyuningtyas, Fitria (2010).
Penggunaan Laba dan Arus
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Kas untuk Memprediksi
Analisa Kritisatas Laporan Kondisi Financial Distress
Keuangan. Jakarta: PT. Raja (Studi Kasus pada
Grafindo Persada Perusahaan Bukan Bank yang
Terdaftar di Bursa Efek
IAI, 2002 Aturan Etika Indonesia Periode Tahun
Kompartemen, IAI ONLINE, 2005-2008). Skripsi. Fakultas
www.AkuntanPublik-iai.or.id Ekonomi, Universitas
Diponegoro.
Kadir, Abdul (2014). Analisis Laba
danArus Kas dalam Safrida, Eli. Pengaruh Struktur
Memprediksi Financial Modal Dan Pertumbuhan
Distress pada Perusahaan Perusahaan terhadap Nilai
Manufaktur di Bursa Efek Perusahaan Pada Perusahaan
Indonesia. Volume 6, No.2. Manufaktur Di Bursa Efek
Jakarta
Kasmir. 2008. “Analisis Laporan
Keuangan”. Jakarta: Raja www.idx.com
Grafindon Persada.

JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 1178

You might also like