Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Makalah Obat
Antihipertensi”. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui Obat Antihipertensi.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas perkuliahan. Selain itu, makalah ini memiliki tujuan untuk memberikan
wawasan baru bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal
mengetahui Obat Antihipertensi.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada dr.
Muhammad Zaim, SP.FK selaku dosen mata kuliah Farmakologi Kardiovaskuler.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna secara
keseluruhan. Maka dari itu kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat
membangun. Agar kemampuan kami dapat bertambah dan pada tugas berikutnya bisa
menulis makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. pengertian obat antihipertensi ...............................................................................3
B. saja golongan obat antihipertensi .........................................................................3
C. farmakokinetik obat antihipertensi .......................................................................4
D. mekanisme kerja obat antihipertensi ....................................................................4
E. efek samping obat antihipertensi ..........................................................................5
F. indikasi obat antihipertensi....................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................7
A. Kesimpulan............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah penyakit yang kompleks dimana tekanan darah menetap diatas
140/90 mmHg dan salah satu masalah yang paling berpengaruh di negara berkembang
seperti Indonesia (Apsari et al., 2021).
Peningkatan tekanan darah jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan
pada ginjal, jantung, dan otak jika tidak terdeteksi secara dini dan diobati secara
memadai (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Hipertensi dikenal luas sebagai penyakit kardiovaskular karena merupakan salah
satu faktor risiko utama penyakit jantung. Penyakit hipertensi biasanya jarang diketahui
oleh penderita karena sering disebut sebagai “silent killer”, tanpa disadari penderita
hipertensi akan mengalami gejala seperti pusing, sakit kepala, dan gangguan
penglihatan (Huda et al., 2020). Hipertensi termasuk penyakit yang tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol dengan rutin berolahraga, mengelola stress dengan
baik, berhenti merokok, dan rutin minum obat-obatan (Buang et al., 2019).
Obat antihipertensi adalah obat yang direkomendasikan sebagai pengobatan
awal hipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Golongan obat antihipertensi antara
lain ACE inhibitor Diuretik, Calsium channel Blocker (CCB), Diuretik, Angiotensin
Receptor Blocker (ARB), dan Beta blocker (Kandarini, 2017).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian obat antihipertensi ?
2. Apa saja golongan obat antihipertensi ?
3. Apa farmakokinetik obat antihipertensi ?
4. Apa mekanisme kerja obat antihipertensi ?
5. Apa efek samping obat antihipertensi ?
6. Apa indikasi obat antihipertensi ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui pengertian obat antihipertensi
2. Untuk mengetahui golongan obat antihipertensi
3. Untuk mengetahui farmakokinetik obat antihipertensi
1
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat antihipertensi
5. Untuk mengetahui efek samping obat antihipertensi
6. Untuk mengetahui indikasi obat antihipertensi
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Diuretik
1.1 Diuretik tiazid
Farmakokinetik Diuretik tiazid diserap dengan baik melalui saluran cerna,
efek obat ini terjadi setelah 1 jam. Didistribusikan ke seluruh ruang ekstrasel dan
dapat melewati sawar uri. Dengan proses aktif, diuretik tiazid dieksresi 3 sampai 6
jam oleh sel tubuli proksimal ke dalam cairan tubuli. (Dywanti & Larasati, 2014).
Mekanisme kerja obat diuretik tiazid dengan cara menghambat Na-Cl di tubulus
ginjal, ketika saluran Na-Cl tersumbat menyebabkan kerja pompa Na-K dan aliran
Na dan air ke interstitium turun. Penyumbatan saluran Na-Cl menyebabkan
peningkatkan eksresi Na+ dan Cl-. Penghambatan Na-Cl di tubulus ginjal
menyebabkan peningkatan natrium ke tubulus kontortus distal (Akbari &
Khorasani-Zadeh, 2022).
Efek samping dapat menyebabkan hipokalemia, hiponatremia, hiperglikemia,
hiperurisemia, hiperlipidemia (peningkatan kolesterol, LDL dan trigliserida) dan
peningkatan kadar glukosa (Khalil & Zeltser, 2022). Ada beberapa indikasi
penggunaan obat diuretik tiazid yaitu edema paru akibat gagal jantung dan
hipertensi (Dywanti & Larasati, 2014).
1.2 Diuretik loop
Farmakokinetik Diuretik loop diserap melalui saluran cerna, bioavailabilitas
bervariasi antara masing-masing anggota loop diuretik. Furosemide memiliki
bioavailabilitas rata-rata 50% sedangkan bumetanid dan torsemide mendekati 80%.
Diuretic loop terikat pada protein plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi
4
di glomerulus tetapi sangat cepat disekresi melalui sistem transport asam organic di
tubulus proksimal. Sebagian lagi diekskresi melalui hati (Dywanti & Larasati,
(2014).
Mekanisme kerja obat diuretik loop dengan cara menghambat natrium,
kalium, klorida, resorpsi air dan elektrolit di bagian epitel tebal ansa henle di
dalam ginjal. Tindakan ini menyebabkan penurunan volume, yang menyebabkan
penurunan tekanan darah (Syarif et al., 2007). Efek samping dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit seperti hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia,
dan hipokloremia, asam urat, sakit kepala, pusing, pingsan, dehidrasi, dan
kegelisahan. Ada beberapa indikasi penggunaan obat diuretik loop yaitu gagal
jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal (Huxel et al., 2022).
1.3 Diuretik hemat kalium
Farmakokinetik diuretik hemat kalium diserap melalui saluran cerna,
dimetabolisme di hati, dieksresikan dalam urin dan empedu. Mekanisme kerja obat
diuretik hemat kalium dengan cara menghambat saluran natrium epitel di tubulus
distal ginjal. Efek samping hiperkalemia, dan ginekomastia. Ada beberapa indikasi
penggunaan obat diuretik hemat kalium yaitu edema paru dan hipertensi
(Kandarini, 2017).
3. Beta blocker
Farmakokinetik Beta blocker lipofilik diserap dengan baik melalui saluran
5
pencernaan, mempunyai bioavailibilitas oral yang rendah dan waktu paruh eliminasi
yang singkat, karena dimetabolisme melalui usus dan hati melalui sirkulasi portal.
Sedangkan Beta blocker hidrofilik tidak sepenuhnya diserap di saluran pencernaan,
tetapi sebagian besar diserap pada sirkulasi sistemik. Beta blocker hidrofilik memiliki
waktu paruh eliminasi yang panjang dan dieksresikan sebagai metabolit aktif oleh
ginjal.
Mekanisme kerja Beta blocker dengan cara menghambat katekolamin untuk
mengikat reseptor Beta 1,2, dan 3. Reseptor beta-1 terletak terutama di otot jantung,
reseptor beta-2 terletak di otot polos bronkus dan pembuluh darah perifer, dan reseptor
beta-3 terletak di jaringan adiposa jantung. Beta blocker kardioselektif hanya
menghambat reseptor beta-1 dan menyebabkan lebih sedikit bronkospasme. Dengan
menghambat pengikatan katekolamin pada reseptor beta, beta blocker memiliki efek
inotropik negatif, yang menghasilkan vasodilatasi arteri koroner dan perifer dan
menurunkan denyut jantung yang membantu mengurangi konsumsi oksigen (Khalil &
Zeltser, 2022).
Efek samping Beta blocker dapat menyebabkan bradikardia, hipotensi,
sembelit, depresi, kelelahan, dan disfungsi seksual (Khalil & Zeltser, 2022). Ada
beberapa indikasi penggunaan obat Beta blocker yaitu takikardia, hipertensi, infark
miokard, gagal jantung kongestif, aritmia jantung, dan penyakit arteri coroner (Farzam
& Jan, 2021).
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Akbari P, Khorasani-Zadeh A. Thiazide Diuretics. [Updated 2022 Jan 25]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532918/
Apsari, D. P., Putra, I. G. N. M. S. W., & Maharjana, I. B. N. (2021). HUBUNGAN
DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN TENAGA KEFARMASIAN TERHADAP
KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIHIPERTENSI. Jurnal Ilmiah Medicamento, 7(1).
https://doi.org/10.36733/medicamento.v7i1.1499
Buang, N., Rahman, N., & Haque, M. (2019). Pengetahuan, sikap dan praktik tentang
hipertensi pada penduduk di perumahan di Selangor, Malaysia. Laporan obat-obatan dan
farmasi , 92 (2), 145-152. https://doi.org/10.15386/mpr-1227
Dywanti, Larasati L., (2014). Farmakologi - Diuretik. Artikel Ilmiah. Jakarta:ISTN (Institus
Sains dan Teknologi Nasional. Dapat diakses di
https://www.academia.edu/9938967/FARMAKOLOGI_-_DIURETIK. Diakses pada tanggal
21 Maret 2022
Farzam K, Jan A. Beta Blockers. [Updated 2021 Dec 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532906/
Herman LL, Padala SA, Ahmed I, et al. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACEI)
[Updated 2021 Dec 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431051/
Huda, B., Kumala, S., & Hasan, D. (2020). Analisis Ketersediaan Obat Antihipertensi Dan
Pengaruhnya Terhadap Pengobatan Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kota Bandar Lampung.
Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(6). https://doi.org/10.36418/syntax-
literate.v5i6.1232
Huxel C, Raja A, Ollivierre-Lawrence MD. Loop Diuretics. [Updated 2021 Jul 25]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546656/
Kandarini, Y. (2017). Tatalaksana Farmakologi Terapi Hipertensi. Divisi Ginjal Dan
Hipertensi RSUP Sanglah Denpasar.
Kemenkes RI. Hipertensi. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian kesehatan RI.
8
2014; (Hipertensi):1-7
Khalil H, Zeltser R. Antihypertensive Medications. [Updated 2022 Jan 19]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554579/
McKeever RG, Hamilton RJ. Calcium Channel Blockers. [Updated 2021 Jul 25]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482473/
Syarif, A., Estuningtyas, A., Setiawati, A., & Muchtar, A. (2007). Farmakologi dan Terapi
edisi 5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.