You are on page 1of 20

Universitas Bangka Belitung, Januari 2020

PENGARUH KEMIRINGAN MATA PISAU TERHADAP


PRODUKTIVITAS MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT
UNTUK PAKAN SAPI

Dwi Surya
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universittas Bangka Belitung
Suryadwi010998@gmail.com

ABSTRACT

The oil palm midrib is a waste that can be used as animal feed. The oil palm
midrib is chopped using a chopper machine so that the palm midrib are easily
digested. Previously there was a oil palm midrib chopper which was the result of
a Community Service Program (CSR), but the machine didn't work properly
because the chopped results were squeezed by the blade and made the chopper
stop operating. Therefore, improvements were made from the previous machine
by adding a pushing element to the smoothing blade, which is a 7x2 cm plate
positioned at the tip of the blade, installed cross-linkedo and tilted. The results
showed that the inclination angle of 10°, chopped fronds with a capacity of 0 kg /
hour, inclination angle of 20° with a capacity of 94.25 kg / hour have the result of
chopped is very smooth, a inclination angel of 30° with a capacity of 232.77 kg /
hour have the result of chopped is not smooth, a inclination angel of 40° with a
capacity of 255.48 kg / hour have the results of chopped is very not smooth and
the combined slope of 20°, 30° and 40° with a capacity of 171.33 kg / hour have
the result of chopped is smooth. The results showed the influence of the slop there
was an influence of the magnitude of the inclination angle that the greater the
slop of the blade, the greater the resulting capacity, the less counts were left
behind and made the results of the chunks more coarse and vice versa. From the
survey results the combined inclination angle variation of 20°, 30° and 40° was
chosen to be applied, because the inclination angle of the variation had optimal
level of capacity and fineness of chopping.

Keywords : Chopper Machine, Oil Palm Midrib, Slop of The Blade

BAB I PENDAHULUAN (BPS, 2011) dengan jumlah produksi


1.1 Latar Belakang Tandan Buah Segar (TBS) 52 ribu
Luas perkebunan kelapa sawit ton, pada tahun 2016 tumbuh
di Kepulauan Bangka Belitung menjadi 64,13 ribu Ha dengan
mengalami peningkatan dari tahun ke produksi Tandan Buah Segar (TBS)
tahun, dimana kebun kelapa sawit 120,22 ribu ton (BPS, 2017). Kebun
pada tahun 2010 tercatat 44 ribu Ha kelapa sawit ini mempunyai potensi

Universitas Bangka Belitung, 2020


yang melimpah sebagai sumber pencacah pelepah sawit untuk para
pakan ternak antara lain pelepah petani sapi yang telah dipilih sebagai
sawit dan hijauan yang dibawah induk semang. Kelompok mahasiswa
tanaman kelapa sawit. Teknologi KKN-PPM membuat satu set mesin
pakan sapi berbasis limbah kelapa pencacah pelepah sawit yang
sawit ini telah diterapkan di disiapkan untuk medukung
Kepulauan Bangka Belitung antara terselenggaranya program
lain di Kelompok Tani Tunas Baru pendampingan peningkatan
Kelurahan Sungai Selan, Poktan keterampilan merakit mesin
Semoga Jaya Desa Lubuk Besar, dan pencacah pelepah sawit. Harapan
Kebun Percobaan Petaling Balai setelah ada pendampingan yang
Penelitian Tanaman Pangan Kep. dilaksanakan, masyarakat mampu
Bangka Belitung. secara mandiri merakit mesin
Pada tahun 2019 Universitas pencacah pelepah sawit karena mesin
Bangka Belitung melaksanakan pencacah adalah salah satu faktor
program Kuliah Kerja Nyata utama yang mendukung sistem
Pembelajaran Pemberdayaan integrasi sapi kelapa sawit.
Masyarakat(KKN-PPM), dimana Mesin pecacah pelepah sawit
salah satu desa yang menjadi tempat sebenarnya sudah ada dijual
pelaksanaan KKN-PPM yaitu dipasaran dengan harga
Kelurahan Sungai Selan. Tujuan dari Rp18.000.000,00 dengan kapasitas
KKN-PPM Tahun 2019 ini adalah produksi 150 kg/jam namun untuk
memasyarakatkan teknologi menghemat biaya program,
probio_FM untuk mendukung kelompok mahasiswa berinisiatif
program sistem integrasi sapi kelapa untuk membuat secara mandiri
sawit melalui pengolahan pelepah dengan harga yang lebih murah
sawit menjadi pakan silase. Dari dengan kualitas yang sama.
salah satu program unggulan KKN- Kelompok Mahasiswa KKN-PPM
PPM di Kelurahan Sungai Selan telah membuat sebuah mesin
yaitu pendampingan peningkatan pencacah pelepah sawit yang
keterampilan merakit mesin menghabiskan biaya sebesar Rp

Universitas Bangka Belitung, 2020


6.000.000,00 dengan spesifikasi Permasalahan ini disebabkan
mesin yaitu berpenggerak utama karena cacahan pelepah sawit tidak
Diesel berdaya 26 HP bertransmisi terdorong keluar kemudian
menggunakan sistem pulley dan belt. menumpuk, maka diperlukan
Mesin tersebut berukuran 115 cm x perubahan atau penambahan
120 cm x 65 cm (t x p x l). komponen pada mata pisau untuk
Pembuatan mesin bertempat di mendorong hasil cacahan berupa
bengkel ABE Jl. Belido, Gabek Dua, komponen yang berbentuk miring
Kota Pangkal Pinang dan agar hasil cacahan tidak tersendat
diselesaikan pada tanggal 9 Agustus dan terdorong keluar. Seperti
2019 kemudian langsung dibawa ke- penelitian yang dilakukan oleh
Kelurahan Sungai Selan. Program Oppusunggu (2009), dalam
pendampingan induk semang penelitiannya menunjukkan
dilaksanakan pada tanggal 13-16 pengaruh kemiringan bahwa
agustus 2019. Setelah mesin selesai semakin besar kemiringan pisau
dirakit oleh kelompok induk semang maka semakin besar kapasitas yang
bersama mahasiswa, dilanjutkan dihasilkan, semakin kecil persentase
dengan uji coba mesin. sampah yang tidak tercacah
Dari hasil uji coba yang sempurna dan semakin sedikit
dilakukan terdapat kendala pada sampah yang tertinggal. Dari
pengoperasian mesin, hasil cacahan permasalahan yang ada maka peneliti
tidak mau keluar dan menyebabkan mengangkat satu judul yaitu
cacahan terjepit oleh mata pisau. “Pengaruh Kemiringan Mata
Pisau Terhadap Produktivitas
Mesin Pencacah Pelepah Sawit
Untuk Pakan Sapi ”.

1.2 Tujuan Penelitian


Gambar 1.1 Cacahan terjepit mata Berdasarkan rumusan masalah,
pisau. tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:

Universitas Bangka Belitung, 2020


1. Mengetahui desain posisi 3. Mengetahui kemiringan yang
kemiringan mata pisau mesin optimum yang menghasilkan
pencacah pelepah sawit. kapasitas dan hasil ccahan yang
2. Mengetahui pengaruh tingkat optimal.
kemiringan mata pisau terhadap
kapasitas produksi dan hasil cacahan
pelepah sawit.

BAB II LANDASAN TEORI DAN semakin besar kemiringan


TINJAUAN PUSTAKA pisau maka semakin besar kapasitas
2.1 Penelitian Terdahulu yang dihasilkan, semakin kecil
Hubungan kemiringan mata persentase sampah yang tidak
pisau pencacah sampah dengan tercacah sempurna dan semakin
kapasitas produksi (kg), persentase sedikit sampah yang tertinggal
hasil cacahan sempurna dan tidak (Oppusunggu, 2009). Berikut hasil
sempurna, dan dengan sampah yang rata-rata pengujian pencacahan
yang tertinggal. Menunjukkan bahwa sampah menggunakan mesin
pencacah sampah.
Tabel. 2.1 Hasil Pengujian Pencacahan Sampah
Sampah Persentase Hasil
Kapasitas
Yang Cacahan yang Tidak
No. Sudut Kemiringan Produksi
Tertinggal Tercacah Sempurna
(Kg/Jam)
(Kg) (%)
1. 00 110.4 8.76 6.10
2. 50 125.81 4.22 3.11
3. 100 141.77 3.11 0.28
Pada Tabel 2.1 dapat dilihat tertinggal didalam alat diperoleh
bahwa kapasitas rata-rata kerja alat pada sudut kemiringan 00 dan
tertinggi diperoleh pada sudut terendah 100. Persentase sampah yang
kemiringan 100, dan terendah pada tidak tercacah sempurna tertinggi
sudut 00 . Rata-rata sampah yang pada 00 dan terendah 100.

Universitas Bangka Belitung, 2020


2.1 Kelapa Sawit dan dikembangkan pertama
Kelapa Sawit kali di Kebun Raya Bogor,
(Orbignya cohume) dari sinilah kelapa sawit
merupakan tanaman yang disebarluaskan ke Sumatera
tergolong dalam kelompok dan Malaysia. Menurut
palmae yang tumbuh baik di Batubara (2002), Kelapa
daerah tropis. Tanaman sawit merupakan salah satu
kelapa sawit berasal dari tanaman perkebunan yang
Afrika dan masuk ke dapat tumbuh baik di
Indonesia pada tahun 1848
Indonesia, terutama di daerah-daerah Species: 1). E. guineensis Jacq;
dengan ketinggian kurang dari 500 2). E. oleifera dan
meter dari permukaan laut. 3). E. odora.
Taksonomi kelapa
sawit adalah:
Divisi : Embryophyta siphonagama;
Kelas : Angiospermae;
Ordo : Monocotyledonae;
Famili : Arecaceae;
Subfamili : Cocoideae;
Gambar 2.1. Kelapa Sawit
Genus : Elaeis dan
daun berukuran 55 cm hingga 65 cm
2.3 Pelepah sawit dan mencakup dengan lebar 2,
Pelepah kelapa sawit
merupakan bagian dari daun tanaman 5 cm hingga 4 cm, setiap
kelapa sawit yang berwarna hijau pelepah mempunyai lebih kurang
(lebih muda dari warna daunnya). 100 pasang helai daun.
Pelepah kelapa sawit meliputi helai Kum dan Zahari (2011)
daun, setiap helainya mengandung menyatakan bahwa pelepah kelapa
lamina dan midrib, ruas tengah, sawit telah secara intensif digunakan
petiole dan kelopak pelepah. Helai sebagai pakan ternak ruminansia.

Universitas Bangka Belitung, 2020


Hasil penelitian Shin dkk (1999) lebih tinggi dari daun tebu. Adapun
pada kambing lokal Korea kandungan nutrisi dari pelepah
mendapatkan bahwa pelepah sawit kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel
mempunyai kecernaan nutrisi yang 2. 2.
Tabel 2.2 Kandungan Nutrisi Pelepah Kelapa Sawit

Zat Nutrisi Kandungan (%)

Bahan Kering
48,78
Abu 4,48
Protein Kasar 5,3
Hemiselulosa 21,1
Serat Kasar 31,09
Selulosa 27,9
BETN 51,87
Lignin 19,9
Silika 0,6
Sumber : imsya (2007)
pencacah pelepah sawit yang
2.3 Mesin Pencacah Pelepah Sawit efesien dengan harga
Mesin pencacah terjangkau. Mesin pencacah
pelepah sawit merupakan alat pelepah sawit itu sendiri
untuk mencacah pelepah adalah mesin yang
sawit yang dingunakan untuk dingunakan untuk mencacah
sebagai pakan ternak sapi dan pelepah sawit menjadi
mengurangi sampah organik
(Robiansyah,2015). Hal ini ukuran yang
merupakan program unggulan dibutuhkan untuk pakan sapi.
KKN-PPM 2019 untuk
mengelola limbah pelepah
sawit, maka dirancang mesin

Universitas Bangka Belitung, 2020


pencacah pelepah sawit ini sangat
mudah, sehingga tidak membutuhkan
tenaga kerja yang banyak untuk
mengoperasikanya. Dalam
pencacahan pelepah sawit dari input
sampai output perlu di atur supaya
Gambar 2.4 Mesin Pencacah Pelepah
lancar, dengan cara memasukkan
Sawit
pelepah sawit tidak langsung banyak.
Jenis pelepah sawit yang dicacah
Karena pada saat pelepah masuk
adalah pelepah sawit yang masih
kedalam ruangan pencacah, pelepah
muda atau masih hijau bukan yang
membutuhkan waktu untuk tercacah
kering. Menjalankan mesin
dan menjadi pakan ternak.
lebih kecil
2.4 Prinsi Kerja Mesin Pecacah (Robiansyah,2015). Cara
Pelepah Sawit kerja mesin pencacah pelepah
Mesin pengahancur sawit ini adalah poros yang
pelepah sawit itu sendiri berbentuk bulat diberikan
adalah mesin yang selongsong pipa yang
dingunakan untuk berperan sebagai dudukan
mengancurkan pelepah sawit mata pisau dan mata pisau
menjadi ukuran yang akan berputar searah dengan
jarum jam.

12 Mata
pisau
Pemotong

21 Mata
pisau
Gambar 2.5 Detail 2 bagian mata pisau mesin pencacah pelepah
Penghalus

Universitas Bangka Belitung, 2020


Mata pisau tersusun 3 baris mata pisau maka dibuatlah hopper
berbentuk screw dan terdiri dari 12 dengan diameter kurang lebih 17 cm
mata pisau pemotong dan 21 mata yang berada pada bagian samping
pisau penghalus. Poros digerakan mesin pencacah pelepah sawit.
oleh Diesel 26 HP yang Kemudian pelepah di masukan dan
menggunakan sistem pulley dan V- didorong secara perlahan sehingga
belt sebagai transmisinya. Untuk terjadilah suatu proses pemotongan
memasukan pelepah agar mengenai dan proses penghalusan.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada :
Tempat : Rumah Pak sumartono, Kel, Sungai Selan.
Waktu : 4 Oktober 2019 – 16 November 2019
3.2 Diagram Alir Penelitian
Mulai

Pengumpulan Data

Desain Posisi Kemiringan Pisau

Persiapan Bahan dan Alat

Pembuatan dan Perakitan Komponen Mesin

Uji Coba Mesin

Tidak
Berhasil
Ya
Pengujian Dengan Bahan Uji

Sudut Sudut Sudut Sudut Sudut kemiringan


kemiringan kemiringan kemiringan kemiringan Gabungan sudut
100 200 300 400 200300400

Hasil dan Pembahasan


Universitas Bangka Belitung, 2020

Kesimpulan dan Saran


Pengujian Dengan Bahan Uji menggunakan variabel waktu
Setelah rancangan sudut yang selanjutnya diperoleh
kemiringan telah diuji dan telah kapasitas mesin pencacah
beroperasi sesuai dengan yang pelepah sawit.
diinginkan selanjutnya masuk proses 7. Timbang massa cacahan yang
pengujian menggunakan bahan uji tersisa didalam mesin. Proses
pelepah sawit, dengan demikian akan ini dilakukan satu menit setelah
didapat hasil cacahan dan selanjutnya pelepah dengan massa 20 kg
dilakukan proses pembahasan hasil selesai dimasukkan, kemudian
uji terhadap variabel keberhasilan. mesin dimatikan untuk
Adapun prosedur pengujian ditimbang massa sisa hasil
mesin pencacah pelepah sawit adalah cacahan yang tertinggal
sebagai berikut: didalam mesin.
1. Mempersiapkan pelepah sawit 8. Lakukan proses pengujian
sebagai bahan uji. sebanyak 3 kali dengan satu
2. Menyalakan mesin pencacah kali pengujian, selanjutnya
pelepah sawit. hitung rata-rata waktu dan
3. Masukan pelepah sawit secara massa yang diperlukan untuk
bertahap. mendapatkan hasil akhir.
4. Hasil cacahan keluar. 9. Tahap akhir adalah membuat
5. Selama proses pengujian, laporan sesuai dengan kegiatan
gunakan stopwatch untuk penelitian dari awal sampai
mengukur waktu yang akhir pengujian.
diperlukan untuk 3.3 Variabel Penelitian
menyelesaikan 20 kg cacahan. a. Variabel Tetap
6. Hitung massa hasil cacahan Adapun variabel tetap pada
terhadap waktu untuk melihat penelitian ini sebagai beriut:
hasil pengujian untuk 1. Kemiringan modifikasi
kemudian dihitung mata pisau 10o,20o, 30o

Universitas Bangka Belitung, 2020


dan 400 serta variasi 1. Mengukur massa cacahan
gabungan Sudut 200 300 pelepah sawit.
400 . 2. Mengukur waktu proses.
2. Uji coba dilakukan 3. Menghitung massa
sebanyak tiga kali (3x) cacahan yang tertinggal
per sudut kemiringan. dimesin.
3. Berat bahan uji 20 Kg. 4. Mengukur tingkat
b. Variabel Terukur kehalusan cacahan dari
Adapun varibel terukur pada kuesioner yang diberikan
penelitian ini sebagai berikut: kepada 10 anggota
kelompok.

BAB IV HASIL DAN dirancang dan dibuat lalu


PEMBAHASAN dirakit untuk diuji coba:
4.1 Hasil Uji Coba Mesin
Hasil uji coba mesin berikut ini
merupakan hasil uji coba rancangan
sudut kemiringan mata pisau yang
telah dibuat dan dilakukan uji coba.
Dimana pada penelitian ini uji coba
mesin yang pertama yaitu dengan
menggunakan rancangan sudut
kemiringan yang dibuat dan dipasang
dari pangkal mata pisau sampai
Gambar 4.1 Variasi sudut
ujung mata pisau dengan dimensi
kemiringan mata pisau 3D.
7x7 cm dan sudut yang telah
ditentukan. Berikut kemiringan yang

a. Variasi Sudut Kemiringan 100 yang dimodifikasi dari pangkal mata pisau
sampai ujung mata pisau dengan dimensi plat 7x7 cm

Universitas Bangka Belitung, 2020


Pengujian mesin menggunakan kemiringan mata pisau dengan sudut
100 dengan plat 7x7cm sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil uji coba kemiringan 100 dengan plat 7x7 cm
Pelepah
Massa
Waktu Sisa pada Mesin yang belum
No. Bahan Uji Hasil (Kg)
Uji (Kg) tercacah
(Kg)
(Kg)
1. 20 4’21” 8 8,7 3,3
Rata-Rata - - - -

Dari Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kemiringan100 sisa cacahan yang


Hasil pengujian dengan 20 kg bahan banyak tertinggal membuat mesin
uji pelepah sawit tidak tercacah berhenti berputar atau cacahan
dengan baik dan hanya sedikit yang terjepit mata pisau.
terdorong keluar. Pada

b. Sudut Kemiringan 200 yang Pengujian mesin menggunakan


dimodifikasi dari pangkal mata kemiringan mata pisau dengan sudut
pisau sampai ujung mata pisau 200 dengan plat 7x7cm sebagai
dengan lebar plat 7x7 cm berikut:
Tabel 4.2 Hasil uji coba kemiringan 200 dengan plat 7x7 cm
Massa Bahan Waktu Hasil Sisa pada Mesin Loss
No.
Uji (Kg) Uji (Kg) (Kg) (Kg)
1. 20 8’10” 16 3.9 0.1
2. 20 8’38” 16.1 3.8 0.1
3. 20 9’20” 16.3 3.6 0.3
Rata-Rata 8’43” 16.13 3.77 0.16
Catatan : (‘) Menit, (“) Detik, Dari Tabel 4.2 menunjukkan
Waktu rata-rata pengujian 8’43”- 1’ bahwa mesin pencacah pelepah sawit
= 7’43”= 0.1286 jam. Waktu 1 dengan sudut kemiringan 200 mampu
menit digunakan untuk memproses mencacah 20 kg pelepah dengan
pelepah yang terakhir kali waktu rata-rata 7’43”, rata-rata
dimasukkan. cacahan yang keluar 16.13 kg dan
rata-rata cacahan yang tertinggal

Universitas Bangka Belitung, 2020


3.77 kg dengan rata rata hilang 0.16 16 . 13
=
0.1286
kg. Perhitungan kapasitas produksi
=125,43 kg/jam
mesin sebagai berikut:
massa rata−rata produksi Jadi kapasitas produksi pada
kapasitas produksi=
waktu rata−rata produksi
sudut kemiringan mata pisau 200
adalah 125.43 kg/jam.
Gambar 4.2 variasi sudut kemiringan
c. Variasi Sudut Kemiringan 300 300 dengan plat 7x7 cm.
yang dimodifikasi dari pangkal
mata pisau sampai ujung mata
pisau dengan dimensi plat 7x7
cm lebar plat 7x7 cm. Hasil uji coba mesin
Pengujian variasi sudut yang pertama dengan
kemiringan 300 dengan plat 7x7 cm menggunakan variasi sudut
tidak dilakukan karena penguji kemiringan yang terpasang
memperhitungkan konstruksi bahwa dari pangkal mata pisau
dengan menggunakan variasi ini, sampai ujung mata pisau
variasi sudut kemiringan terlalu dengan dimensi 7x7 cm
dekat dengan mata pisau setelahnya dianggap menghasilkan
sehingga kemungkinan besar kapasitas produksi dan hasil
cacahan akan tersumbat diantara cacahan pelepah sawit yang
variasi sudut kemiringan dengan kurang optimal, maka
mata pisau setelahnya. Berikut penelitian kembali lagi
gambar konstruksi variasi sudut ketahap perancangan sudut
kemiringan 300 kemiringan untuk
memperoleh variasi
kemiringan yang
menghasilkan kapasitas
produksi dan hasil cacahan
yang optimal. pada tahap
perancangan yang kedua

Universitas Bangka Belitung, 2020


didapat variasi kemiringan Gambar 4.3 menunjukkan
dengan variasi sudut yang bahwa posisi variasi sudut
terpasang pada ujung mata kemiringan mata pisau yang
pisau dengan dimensi 7x2 cm diterapkan memiliki jarak 4,7 cm
sebagai berikut: dengan mata pisau setelahnya. Bisa
dilihat pada Gambar 4.3 bahwa
posisi letak variasi kemiringan
berada pada ujung mata pisau dengan
lebar plat 7x2 cm. Berikut hasil uji
coba mesin dengan variasi
kemiringan hanya ujung mata pisau.
Gambar 4.3 Posisi dan bentuk variasi
sudut kemiringan dengan plat 7x2
cm.
Tabel 4.3 Hasil uji coba kemiringan 400 dengan plat 7x2 cm
Massa Bahan Waktu Hasil Sisa pada Mesin Loss
No. Uji
Uji (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
1. 20 5’ 18 1.5 0.5
2. 20 5’14” 18 1.7 0.3
3. 20 5’26” 17.9 1.7 0.4
Rata-Rata 5’13” 17.96 1.63 0.4
Catatan : (‘) Menit, (“) Detik, cacahan yang keluar 17.96 kg dan
Waktu rata-rata pengujian 5’13”- 1’ rata-rata cacahan yang tertinggal 1.6
= 4’13”= 0.0703 jam. Waktu 1 kg dengan rata rata hilang 0.4 kg.
menit digunakan untuk memproses Perhitungan kapasitas produksi
pelepah yang terakhir kali mesin sebagai berikut:
dimasukkan. massa rata−rata produksi
kapasitas produksi=
waktu rata−rata produksi
Dari Tabel 4.3 menunjukkan
17 . 96
bahwa mesin pencacah pelepah sawit =
0.0703
dengan sudut kemiringan 400 mampu
=255,48 kg/jam
mencacah 20 kg pelepah dengan
waktu rata-rata 4’13”, rata-rata

Universitas Bangka Belitung, 2020


Jadi kapasitas produksi pada dilanjutkan dari hasil uji coba mesin
sudut kemiringan mata pisau 400 ke tahap pengujian mesin dengan
adalah 255.48 kg/jam. menggunakan bahan uji untuk
Ternyata dengan sudut menguji variasi sudut 100 200 300 400
kemiringan 400 dengan lebar plat 7x2 dan variasi gabungan 200 300 400
cm memiliki pengaruh yang dengan plat 7x2 cm dan kemudian
signifikan terhadap kapasitas mencari variasi sudut kemiringan
produksi dan hasil cacahan pelepah yang terbaik sesuai dengan variabel
sawit. Maka penelitian dapat penelitian yang ditentukan.
4.2 Hasil Pengujian Mesin masing-masing variasi sudut
Dengan Bahan Uji kemiringan dengan bahan uji berupa
Hasil pengujian ini dilakukan pelepah sawit 20 kg disetiap
setelah uji coba mesin dengan pengujian. Berikut adalah hasil
rancangan sudut kemiringan yang pengujian pencacahan pelepah
menghasilkan kapasitas dan hasil dengan bahan uji 20 kg pelepah sawit
cacahan dengan baik. Pengujian sebagai berikut:
dilakukan sebanyak tiga kali setiap
Tabel 4.10 Hasil pengujian pencacahan pelepah
Sisa
Kapasitas
Sudut Waktu Hasil pada Loss
No. Produksi
Kemiringan Uji (Kg) Mesin (Kg)
(Kg/jam)
(Kg)
1. 100 7’20” 7.30 0 8.76 3.90
2. 200 7’50” 12.50 94.25 6.70 0.80
3. 300 4’38” 17.97 232.77 1.97 0.16
4. 400 4’13” 17.96 255.48 1.63 0.40
5. 200300400 6’47” 16.5 171.33 3.07 0.43
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat
bahwa sudut kemiringan mata pisau
memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap kapasitas dan sisa cacahan
yang tertinggal mesin pencacah
pelepah sawit. Berikut grafik

Universitas Bangka Belitung, 2020


pengaruh sudut kemiringan terhadap
kapasitas dan sisa cacahan yang
tertinggal mesin pencacah pelepah
sawit:
Kapasitas Produksi (Kg/Jam)

Hubungan kapasitas
produksi dengan tingkat
sudut kemiringan

300 255.48
232.77
250
200 154,206
150 94.25
100
50 0
0
10 20 30 40 20 30
40
Sudut Kemiringan Mata Pisau (o)

Gambar 4.1 Hubungan Kapasitas


Produksi dengan Tingkat Sudut
Kemiringan
Gambar 4.1 menunjukan
bahwa semakin besar tingkat
kemiringan sudut mata pisau maka
semakin besar kapasitas hasil
produksi mesin pencacah pelepah
sawit, demikian sebaliknya semakin
kecil tingkat kemiringan sudut mata
pisau maka semakin sedikit kapasitas
hasil produksi. Kondisi ini tidak
termasuk pada variasi gabungan
karena memiliki sudut yang berbeda.

Universitas Bangka Belitung, 2020


Hubungan cacahan Yang
Tertinggal dengan Tingkat

cacahan yang tertinggal (Kg)


Sudut Kemiringan

10 8,70
8 6,70
6
4 3,07
1,93 1,63
2
0
10 20 30 40 20 30
40

Sudut Kemiringan Mata Pisau (o)

Gambar 4.2 Hubungan cacahan yang


Tertinggal dengan Tingkat Sudut
Kemiringan
Gambar 4.2 menunjukan
bahwa semakin besar tingkat
kemiringan sudut mata pisau maka
semakin sedikit sisa cacahan pelepah
sawit yang tertinggal di mesin,
demikian sebaliknya semakin kecil
tingkat kemiringan sudut mata pisau
maka semakin besar sisa cacahan
pelepah sawit yang tertinggal di
mesin. Kondisi ini tidak termasuk
pada variasi gabungan karena
memiliki sudut kemiringan yang
berbeda.
4.3 Hasil Kehalusan Cacahan
4.4 Pelepah Sawit pada Sudut masing - masing sudut kemiringan
Kemiringan 200, 300, 400 dan maka didapatkan hasil cacahan
Variasi Gabungan 200, 300, 400. pelepah sawit yang digunakan
Dari hasil pengujian yang telah sebagai sempel dasar penilaian hasil
dilakukan sebanyak 3 kali setiap cacahan oleh anggota peternak.

Universitas Bangka Belitung, 2020


Berikut sampel hasil pengujian sebagai sampel dasar penilaian hasil
pencacahan pelepah yang digunakan cacahan pelepah:
penilaan pengaruh setiap masing
masing sudut kemiringan terhadap
hasil cacahan pelepah dan kesesuaian
kapasitas produksi yang optimal
sebagai pakan sapi. Penilaian
Gambar. 4.5 Hasil cacahan sebagai tersebut didasarkan pada survei hasil
sempel penilaian hasil cacahan oleh
kuesioner yang diberikan kepada 10
anggota peternak
Dari hasil sampel pengujian orang anggota kelompok peternak
pencacahan pelepah sawit didapatkan sapi.

4.4 Perbandingan Hasil Cacahan perbandingan kapasitas produksi dan


Perbandingan hasil cacahan pelepah sisa cacahan terhadap tingkat sudut
sawit terhadap tingkat sudut kemiringan menggunakan mesin
kemiringan mata pisau dimaksudkan pencacah pelepah sawit diperoleh
agar dapat mengetahui perngaruh dari penilaian kualitatif hasil
setiap variasi sudut serta kuesiner yang diberikan kepada 10
hubungannya antara tingkat sudut anggota kelompok tani adalah
kemiringan mata pisau dengan sebagai berikut:
kehalusan cacahan. Adapun

9
8
7
6
jumlah orang

STH
5
TH
4 CH
3 H
2 SH
1
0
10 20 30 40 20 30 40
Modifikasi Sudut Kemiringan (0)

Gambar 4.3 Hubungan hasil cacahan dengan sudut kemiringan.

Universitas Bangka Belitung, 2020


Dari Gambar 4.3 hasil kemiringan kecil maka hasil cacahan
kuesioner hasil cacahan akan lebih lama keluar dan lebih
menunjukkan bahwa tingkat lama diproses, sehingga
kemiringan sudut berpengaruh menyebabkan cacahan pelepah sawit
terhadap kehalusan cacahan. tercacah dengan halus. Demikian
Semakin besar sudut kemiringan sebaliknya jika sudut kemiringan
maka semakin kasar hasil cacahan besar maka hasil cacahan lebih cepat
pelepah, demikian sebaliknya keluar dan lebih cepat diproses,
semakin kecil sudut kemiringan sehingga menyebabkan cacahan
maka semakin halus hasil cacahan pelepah sawit tidak tercacah secara
pelepah. Hal ini kemiringan mata halus. Proses demikian seperti
pisau berfungsi layaknya screw dijelaskan Anonim (2012), bahwa
conveyor, dimana sudut kemiringan semakin besar sudut screw maka
memiliki pengaruh terhadap tingkat semakin cepat laju pendorongan
kehalusan karena ketika sudut material demikian sebaliknya.
semakin besar kapasitas produksi
BAB V KESIMPULAN DAN yang dihasilkan.
SARAN b. Semakin besar tingkat sudut
1.1 Kesimpulan kemiringan mata pisau maka
Dari hasil penelitian ini, dapat semakin sedikit sisa cacahan yang
disimpulkan bahwa: tertinggal.
1. Desain sudut kemiringan
yaitu diposisikan dan ditempelkan
pada ujung mata pisau secara c. Semakin kecil tingkat sudut
bersilang dengan dimensi 7x2 cm. kemiringan mata pisau maka
2. Tingkat kemiringan mata
pisau memiliki pengaruh yang semakin halus cacahan yang
signifikan sebagai berikut: dihasilkan.
a. Semakin besar tingkat sudut 3. Kemiringan yang optimum
kemiringan mata pisau maka yang menghasilkan kapasitas yang
besar dan hasil cacahan yang halus

Universitas Bangka Belitung, 2020


yaitu pada kemiringan 200, 300,400,
Azmi dan Gunawan.
dengan kapasitas 171.33 kg/jam.
2005.Pemanfaatan Pelepah
1.2 SARAN Kelapa Sawit Dan Soli Untuk
Pakan Sapi Potong. Prosiding
Saran yang dapat diberikan
Seminar Nasional Teknologi
untuk penelitian yang akan Peternakan Dan Vetriner. Pusat
Penelitian Dan Pengembangan
datang adalah sebagai berikut :
Peternakan, Bogor.
1. Penelitian berikutnya dapat
Batubara, L. (2002. Potensi biologis
lebih difokuskan pada variasi sudut
daun kelapa sawit sebagai
kemiringan mata pisau yang merata pakan basal dalam ransum
sapi potong. Prosiding Seminar
pada mata pisau dan tidak bersilang.
Nasional Teknologi Peternakan
2. Penelitian lanjut dapat dan Veteriner, 30 September -
1 Oktober 2002. Puslitbang
ditujukan pada analisa aliran fluida
Peternakan Badan Litbang
yang dihasilkan sudut kemiringan Pertanian, Deptermen
Pertanian Bogor.
mata pisau menggunakan software.
3. Penelitian lanjut dapat BPS Bangka Belitung, 2011. Bangka
Belitung dalam Angka. Badan
ditujukan pada komponen peningkat
Pusat Statistik Bangka
kehalusan cacahan pelepah. Belitung.

DAFTAR PUSTAKA BPS Bangka Belitung, 2017. Bangka


Anonim. 2012. Helix Angle. Belitung dalam Angka. Badan
https://www.che.utah.edu/site- Pusat Statistik Bangka
specific Belitung.
resources/chemicalengineering/
department_equipment/Project Dharmawan, Harsokusoemo. 2000.
s_Lab/O_Extruder/ Pengantar Perancangan Teknik.
Screw_Helix_Angle_Doc.pdf Jakarta.
26 Desember 2019
Hasan, Iqbal.M. 2002. Pokok –
Akhmad Rizali, Fahcrianto, dan M. pokok metodologi penelitian
Hafiz Ansar 2018. dan aplikasinya. Cetakan
Pemanfaatan Limbah Pelepah Pertama. Ghalia Indonesia.
Dan Daun Kelapa Sawit Jakarta.
Melalui Fermentasi
Trichoderma Sp. Sebagai Imsya, A. 2007. Konsentrasi N-
Pakan Sapi Potong. Jurnal, amonia, kecernaan bahan
Jurusan Agroekoteknologi, kering dan kecernaan bahan
Fakultas Pertanian Universitas organik pelepah sawit hasil
Lambung. amoniasi secara in vitro.

Universitas Bangka Belitung, 2020


Prosiding Seminar Teknologi x.php/ mhsteknik/ article/
Peternakan dan Veteriner, 21 – view/538/477 diakses tanggal
22 Agustus 2007. Puslitbang 23 Desember 2019).
Peternakan Badan Litbang
Santoso Arif. 2019. Modifikasi
Pertanian, Deptermen Bangun Mesin Perajang
Pertanian Bogor. p. 111 – 115. Wortel dengan Sitem Rotary.
Skripsi, Jurusan Teknik Mesin
KKN-PMM 2019. KKN-PPM FT Universitas Bangka
Sebagai Akselerator Belitung. Bangka Belitung.
Pengembangan Teknologi
Probio_Fm Dalam Penerapan Shin, T.H., 1999. Practical Uses of
Sistem Integrasi Sapi Kelapa Yeast Culture CYC-100 in
Sawit Di Bangka Tengah. Swine. Poultry and Ruminant
Proposal Pengabdian Kepada Ration. Choong and Chemical
Masyarakat. Universitas Co. Ltd Seoul, Korea.
Bangka Belitung.
Shingley, E.Joshep dan Mitchell,
Kum, W.H. and M.W. Zahari.2011. D.Larry. 1984. Perencanaan
Utilization of palm oil by Teknik Mesin. edisi 4.
products as ruminant feed in diterjemahkan oleh : Harahap,
Malaysia. J. Palm Oil Res. C. Erlangga. Jakarta.
(23):1029-1035
Subagyo, Joko.P. 2006. Metode
Mott, R.L. 2009. Elemen – elemen Penellitian Dalam Teori dan
Mesin Dalam Perancangan Mekanis. Praktek. Cetakan Ke lima.
volume1. Yogyakarta. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Oppusunggu Jhunedi. 2009. Mesin Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 2008.


Pencacah Sampah Organik. Dasar Perencanaan dan
https://dokumen.tips/document Pemilihan Elemen Mesin.
s/chapter-iii-vuji-kemiringan- Cetakan 12. PT Pradya
pisau-pada-alat-pencacah- Paramita. Jakarta.
sampah-organik-rumah.html 2
september 2019 Wibowo, D.B. 2006. Memahami
Reverse Engineering Melalui
Robiansyah. 2015. PERANCANGAN Pembongkaran Produk. No 1.
MESIN PENCACAH Vol 4. Hal 31.
PELEPAH SAWIT UNTUK
PAKAN TERNAK SAPI. Zainun, Achmad.1999. Elemen
(http://e-journal.upp.ac.id/inde Mesin 1. Refika Aditama. Bandung.

Universitas Bangka Belitung, 2020

You might also like