Professional Documents
Culture Documents
PROYEK (DSKP)
i
KATA PENGANTAR
ii
Akhir kata, perkenankan kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan
atas dukungan yang tulus dari semua pihak Kementerian Pertanian, Direktorat
Jenderal Perkebunan, Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Industri dan
Penyegar, dan rekan-rekan lainnya yang telah mengabdi dengan dedikasi dan
standar tinggi dalam penerbitan laporan ini.
TIM PENULIS
Guruh Firmansyah, ST
Direktur Utama
iii
RINGKASAN
Produksi kelapa nasional semakin tahun semakin menurun, dari 3,05 juta ton
di tahun 2016 menjadi 2,83 juta ton di tahun 2019. Namun, jika dilihat dari
produktivitas terjadi peningkatan dari tahun 2016 hingga 2019. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan produktivitas masyarakat petani kelapa.
Lahan yang dimiliki oleh BPSI TRI berada di Desa Langensari, Kecamatan
Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Dengan luas total diperkirakan 18 Ha, didapati
untuk pengembangan area Nurseri kelapa sebesar 15,5 Ha.
Selain iklim dan topografi yang cocok untuk pengembangan Nurseri kelapa,
dari segi aksesibilitas, Sukabumi dekat dengan Jakarta. Sehingga baik untuk
distribusinya.
iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN .............................................................................................. iv
v
3.3. Sebagai Benchmark Nurseri Kelapa di Indonesia .......................23
9. LAMPIRAN .......................................................................................40
vi
Lampiran 2. Survey lokasi calon Nurseri tanaman perkebunan ..............40
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Tujuan Ekspor Kelapa .................................................................2
Tabel 1.2. Kelas kelerengan, Luas, dan Persentase Terhadap Luas Lahan 5
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Produksi Kelapa (Ton) .......................................................................1
Gambar 1.4. Pagar Pembatas Pada Calon Lokasi Nurseri tanaman perkebunan...4
Gambar 1.7. Kondisi Vegetasi di Dalam Area Calon Lokasi Nurseri tanaman
perkebunan................................................................................................7
Gambar 1.8. Kondisi Jalan Utama dan Jalan Akses Langsung ke Calon Lokasi
Nurseri tanaman perkebunan ....................................................................9
Gambar 1.9 Kondisi Saluran Drainase di Daerah Calon Lokasi Nurseri tanaman
perkebunan................................................................................................9
Gambar 1.10 Contoh Rancangan Embung dan Irigasi di Daerah Calon Lokasi
Nurseri tanaman perkebunan ..................................................................10
Gambar 1.11 Area Calon Lokasi Nurseri tanaman perkebunan yang Ditanami Ubi
Kayu ........................................................................................................11
ix
1. KAJIAN TEKNIS
Pohon kelapa di Indonesia tercatat seluas 3.410.893 Ha. Dimana tanaman
yang menghasilkan seluas 2,55 juta Ha, belum menghasilkan 455 ribu Ha, dan
sebesar 397 ha tanaman yang tidak menghasilkan. Namun, dari 3,4 juta Ha
tersebut, sebesar 88,06 % luas areal kelapa Indonesia merupakan Perkebunan
Rakyat atau sekitar 3,37 juta Ha dibudidayakan oleh Petani rakyat dengan
melibatkan lebih dari enam juta rumah tangga petani.
3100000
3050000
3000000
2950000
2900000
2850000
2800000
2750000
2700000 Produksi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Produksi 3051586 3005016 2920665 2914170 2854300 2840143 2839851
1
1160
1150
1140
1130
1120
1110
1100
1090
1080
1070
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Produksi 1150 1130 1110 1100 1100 1114 1114
Adapun aspek pasar luar negeri, terdapat enam negara tujuan utama ekspor
Kelapa. Seperti pada tabel 1.1 berikut ini
2
1.1. Letak Lokasi Calon Nurseri
3
1.2. Status Lahan
Status Status calon lahan nurseri adalah Sertifikat Hak Pakai (SHP) nomor 1
an Pemerintah Republik Indonesia cq Kementerian Pertanian dengan luas total
lahan 71,84 Ha, luas lahan yang diperuntukkan untuk nurseri seluas 18,6 HA.
Karena lahan terpotong oleh akses jalan yang digunakan oleh warga sekitar,
maka diperlukan batas lahan. Pagar pembatas eksisting sudah ada sebagian,
namun hanya sebagian kecil dan kondisi sudah rusak.
Gambar 1.4. Pagar Pembatas Pada Calon Lokasi Nurseri tanaman perkebunan
Sumber: Dokumentasi
4
Gambar 1.5. Peta Kontur Calon Lahan Nurseri
Sumber: Diolah
5
Pada beberapa titik terdapat lereng dengan tingkat kelerengan 25-40% yang
ditemukan pada areal batas lahan sebelah utara dan barat (Gambar 1.6). Pada
daerah yang berlereng curam ini direkomendasikan untuk dijadikan area konservasi
dengan ditanami pohon-pohon yang dapat menahan tanah dari bahaya longsor.
6
jenis Glyricidae (gamal), Albizia (sengon), Leucaena (Lamtoro). Beberapa jenis
vegetasi lainnya berupa pohon pisang, pohon berkayu dan kelapa tersebar pada
beberapa titik (spot). Kondisi vegetasi calon lokasi Nurseri tanaman perkebunan
terilustrasikan pada Gambar 1.7.
Gambar 1.7. Kondisi Vegetasi di Dalam Area Calon Lokasi Nurseri tanaman
perkebunan
Sumber: Dokumentasi
Keterangan:
CH = Curah Hujan
Q = Banyaknya bulan kering dibagi banyaknya bulan basah dikali 100%
BB = Bulan basah, jumlah curah hujan lebih dari 100 mm/bulan
BL = Bulan lembab, jumlah curah hujan antara 60-100 mm/bulan
BK = Bulan kering, jumlah curah hujan kurang dari 60 mm/bulan
8
sering dilalui oleh truk tronton maupun truk trailer dengan 6 sumbu. Akses jalan juga
digunakan oleh masyarakat setempat untuk keluar masuk aktivitas sehari-hari dan
kegiatan distribusi budidaya serta panen komoditas pertanian.
Gambar 1.8. Kondisi Jalan Utama dan Jalan Akses Langsung ke Calon Lokasi
Nurseri tanaman perkebunan
Sumber: Dokumentasi dan Google Earth (2022)
Gambar 1.9 Kondisi Saluran Drainase di Daerah Calon Lokasi Nurseri tanaman
perkebunan
Sumber: Dokumentasi
Saat ini di dalam areal calon lokasi ada sumur dengan kondisi sumur gali
9
tersebut belum menghasilkan air secara maksimal, sehingga perlu dilakukan
pendalaman untuk ketersedian air secara berkelanjutan. Dapat juga dilakukan
pembuatan sumur bor dan pembuatan reservoar untuk penampungan air hujan.
Sumur bor difokuskan untuk memenuhi kebutuhan air di areal sekitar perkantoran,
untuk kebutuhan persemaian perlu dibuat reservoar. Reservoar yang dibuat
termasuk ke dalam kategori embung kecil dengan daya tampung minimal 70
m3/hari. Berikut rancangan embung tadah hujan berikut saluran irigasi untuk
mengairi lahan persemaian:
Gambar 1.10 Contoh Rancangan Embung dan Irigasi di Daerah Calon Lokasi
Nurseri tanaman perkebunan
Sumber: Surat Edaran Menteri PUPR Nomor: 07/SE/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan
Embung Kecil dan Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa
10
1.7. Keadaan Sosial Ekonomi Calon Lokasi Nurseri
Berdasarkan data Kecamatan Parung Kuda Dalam Angka Tahun 2021, Desa
Langensari memiliki lahan pertanian sebesar 59.5% dari total luas desa. Dengan
mayoritas luas lahan didominasi lahan pertanian tetapi belum memiliki reservoar
desa.
Pada tahun 2020, jumlah penduduk Desa Langensari sebanyak 7305
penduduk dengan kepadatan per kapita sebesar 2580 jiwa per km2 mayoritas
penduduk memiliki pekerjaan sebagai petani. Komoditas yang banyak
dibudidayakan yaitu padi dan ubi kayu. Pada calon lokasi banyak masyarakat yang
memanfaatkan lahan untuk ditanami ubi kayu, seperti pada Gambar 1.11.
Gambar 1.11 Area Calon Lokasi Nurseri tanaman perkebunan yang Ditanami Ubi
Kayu
Sumber: Dokumentasi
11
1.8. Ruang Lingkup
Pada lahan calon lokasi Nurseri tanaman perkebunan perlu dilakukan cut
n’fill pada sebagian areal dalam bentuk konservasi tanah melalui pembuatan teras
bersambung. Hal tersebut dimaksudkan untuk membuat areal yang memiliki
kelerengan 8-15% menjadi relatif datar. Pada kondisi eksisting lahan sebagian telah
dibentuk terasan sehingga dalam pelaksanaan pembanguan areal Nurseri nantinya
cenderung lebih mudah.
Berkaitan dengan sumber air mempertimbangkan iklim setempat yang
memiliki rata-rata curah hujan 3005 mm/tahun maka konteks irigasi dapat tercukupi
melalui pembangunan reservoar (embung) yang didukung dengan sistem
penyaluran irigasi yang cukup dan merata. Kebutuhan air untuk penyiraman (irigasi)
perhari membutuhkan 2 liter/polibeg (pagi dan sore 1 liter). Sehingga kebutuhan air
per ha pembenihan 35.000 bibit/ha x 2 liter= 70.000liter atau 70 m3/hari/ha. Sistem
irigasi dapat mengadopsi sistem overhead spayer-mist system (Sumishower),
Overhead Sprinkler dan Layflat Perforated Polythene Tube. Masing-masing
kelebihan dan kekurangan dari sistem tersebut tersaji pada Tabel 1.3 berikut.
13
bedengan dibuat 25 cm dan dibuat jarak antar bedengan selebar 1 meter. Dalam
satu bedengan terdapat 5 baris benih kelapa dengan jarak tanam 5 cm x 20 cm
(Gambar 1.12).
Pada areal pemibitan tiap ha bibitan efektif memiliki jalan (termasuk parit)
sepanjang 200 m dengan lebar badan jalan 5 m sehingga total areal jalan per ha
1000 m2.
16
Komplek perkantoran yang terdiri dari: Gerbang utama, pos penjaga,
Kantor operasional, Rumah untuk penjaga, Mushola, Toilet dan Gudang
serta Area parkir dengan konstruksi paving blok.
Reservoar atau embung kecil untuk mampu mengairi 70m3/hari
persemaian yang berada di lahan paling ketinggian dengan sedikit
cekungan agar dalam proses pengaliran bersifat gravitasi dan diberi
saluran pelimpah sehingga ketika musim hujan tidak menimbulkan banjir
di sekitar area persemaian.
Sumur bor untuk kebutuhan persemaian dan kebutuhan air di area
perkantoran.
Secara umum penggambaran denah untuk fasilitas pendukung adalah sebagai
berikut:
17
Gambar 1.13. Gambar Denah Fasilitas di Lokasi
18
2. KAJIAN EKONOMI
2.1. Asumsi
Berikut ini adalah Capital Expenduture dari Proyek Nurseri Kelapa di Desa
Langensari, Parungkuda, Kabupaten Sukabumi :
1 Bangunan
19
1. Rumah Produksi 155.000 Rp 300.000,00 Rp 46.500.000.000,00
2. Pos Jaga, Gapura 42 Rp 3.500.000,00 Rp 147.000.000,00
3. Kantor Operasional 112 Rp 3.500.000,00 Rp 392.000.000,00
4. Gudang 60 Rp 3.500.000,00 Rp 210.000.000,00
5. Rumah penjaga 48 Rp 3.500.000,00 Rp 168.000.000,00
6. Water Reservoir 800 Rp 1.700.000,00 Rp 1.360.000.000,00
7. Toilet Umum 8 Rp 3.500.000,00 Rp 28.000.000,00
8. Mushola 14 Rp 3.500.000,00 Rp 49.000.000,00
9. Pagar Pembatas 2.600 Rp 650.000,00 Rp 1.690.000.000,00
10. Turap 1.825 Rp 550.000,00 Rp 1.003.750.000,00
11. Jalan Beton 3.100 Rp 1.000.000,00 Rp 3.100.000.000,00
12. Area parkir
(Paving blok) 160 Rp 125.000,00 Rp 20.000.000,00
13. Pembersihan
Lahan 193.700 Rp 20.000,00 Rp 3.874.000.000,00
14. Cut and Fill 104.100 Rp 40.000,00 Rp 4.164.000.000,00
15. Pembuatan sumur
bor 30 Rp 500.000,00 Rp 15.000.000,00
Total Bangunan 461.599 Rp 62.720.750.000,00
Peralatan dan Mesin
Pendukung Nursery
Peralatan
1 Cangkul unit 50 200.000 Rp 10.000.000,00
2 golok unit 50 200.000 Rp 10.000.000,00
3 angkong unit 6 500.000 Rp3.000.000,00
4 knapsack sprayer 9 600.000 Rp5.400.000,00
5 ember unit 50 50.000 Rp 2.500.000,00
6 sekop 10 200.000 Rp 2.000.000,00
7 Garpu tanah 25 200.000 Rp5.000.000,00
8 sendok tanah 30 80.000 Rp 2.400.000,00
9 ayakan 5 100.000 Rp 500.000,00
10 pengki 30 50.000 Rp 1.500.000,00
11 Gembor 30 100.000 Rp 3.000.000,00
Total Peralatan Rp 2.280.000,00 Rp 45.300.000,00
Mesin Pendukung
1 Setrifugal pump unit 6 35.000.000 Rp 210.000.000,00
2 cultivator unit 2 25.000.000 Rp 50.000.000,00
Total Mesin Pendukung Rp60.000.000,00 Rp 260.000.000,00
Total Equipment Rp 305.300.000,00
Total CAPEX Rp 63.026.050.000,00
Sumber: diolah
20
Berikut ini adalah Operational Expenditure dari proyek ini:
Sumber: Diolah
Dari jumlah tersebut didapat angkat total yang diperlukan dalam investasi Nurseri
Kelapa di Parungkuda, Sukabumi yaitu pertambahan dari Capital Expenditure dan
Operational Expenditure sebesar Rp 71.199.700.000 (Tujuh Puluh Satu Milyar
Seratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah)
21
2.3. Estimasi Kelayakan Finansial
1. IRR : 21,73%
2. NPV : Rp. 5.070.173.700
3. BCR : 1,071
4. RoI : 1,44
5. Payback : 7 Tahun, 2 bulan dan 1 hari.
Nilai Net Present Value yang bernilai positif menunjukkan investasi tidak
dalam keadaan rugi. Nilai BCR adalah mengukur yang lebih besar antara biaya
yang dikeluarkan dibandingkan. Hasil yang diperoleh di atas 1,071 menunjukkan
proyek ini juga tidak mengalami kerugian, meskipun nilai BCR mendekati 1, karena
proyek ini adalah pemerintah, sehingga keuntungan finansial tidak menjadi faktor
utama dalam berinvestasi.
22
3. KAJIAN POTENSI PEMANFAATAN
3.1. Pasokan
Lahan yang akan dibangun adalah besifat Clean and Clear dimiliki oleh
Negara. Tanah seluas 186.000 M2 dari Balai Pengujian Standar Instrumen
Tanaman Industri dan Penyegar akan diserahkan ke Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Perkebunan Sehingga pemanfaatannya diharapkan akan lebih optimal
dalam pengembangan Nurseri kelapa
24
4. KAJIAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL
25
Dampak Penting Bentuk Pengelolaan Lingkungan
Tahapan Sumber Dampak
Yang Dikelola Hidup
secara rutin, terutama pada saat
musim kemarau dengan mengacu
pada prosedur penyiraman jalan
Gangguan Lalu lintas jalan Melakukan sosialisasi mengenai
aktivitas raya sekitar mobilitas peralatan dan material
masyarakat proyek kepada masyarakat yang terkena
dampak
Peningkatan Pemanfaatan Pemanfaatan lahan dan penyiapan
debit air lahan dan areal kerja dilakukan secara
penyiapan areal bertahap dan terbatas hanya pada
kerja tapak proyek
Membuat saluran drainase sekeliling
batas luar tahap proyek dengan
dimensi yang mampu menampung
limpasan permukaan pada periode
puncak hujan
Operasional Penurunan Operasional unit Membangun dinding pencegah
kualitas/debit air longsor
tanah
Sampah B3 Pencemaran Gudang khusus B3
lingkunga
Sumber: Diolah
27
4.2. Aspek Sosial
28
5. KAJIAN RISIKO
1. Risiko Permintaan/Pasar
Tabel 5.1. Risiko Permintaan/Pasar
KATEGORI ALOKASI RISIKO NILAI
DESKRIPSI
RISIKO PUBLIK PEMERINTAH RISIKO
Risiko Permintaan
Kelengkapan infrastruktur
Infrastruktur
penunjang menjadi perhatian
penunjang yang √ Menengah
pemerintah dalam menentukan
lengkap
lokasi Nurseri
Perubahan Mengakibatkan penurunan
proyeksi volume pendapatan dan defisit bagi √ Menengah
permintaan Badan Usaha dan Pemerintah
Sumber: Diolah
2. Risiko Lahan
Tabel 5.2. Risiko Lahan
KATEGORI ALOKASI RISIKO NILAI
DESKRIPSI
RISIKO PUBLIK PEMERINTAH RISIKO
Risiko Permintaan
Kondisi iklim serta potensi
Iklim dan bencana menjadi perhatian
√ Menengah
bencana alam dalam penentuan lokasi di
Parungkuda
Hama dan Hama dan penyakit yang dapat
√ √ Menengah
penyakit menyerang pembenihan kelapa
Kondisi agroklimat menjadi
perhatian dalam menentukan
Kondisi
lokasi karena berdampak pada √ Menengah
agroklimat
potensi pertumbuhan bibit
kelapa
Sumber: Diolah
29
KATEGORI ALOKASI RISIKO NILAI
DESKRIPSI
RISIKO PUBLIK PEMERINTAH RISIKO
Risiko Implementasi Infrastruktur Pendukung
Perbaikan kualitas jalan
penghubung antar kota dan
kabupaten di Sumatera Selatan
Sumber air baku dari sungai dan
Sumber Air Baku √ √ Menengah
air tanah
Sumber: Diolah
Ada dua isu strategis terkait dengan Nurseri Kelapa.yaitu biaya dan harga.
Dengan semakin meningkatnya permintaan kelapa dan dorongan pemerintah
terhadap kebijakan pengadaan pembenihan dua juta bibit kelapa, akan
mempengaruhi permintaan. Distribusi menjadi isu yang strategis untuk menekan
biaya dan harga hingga sampai ke petani.
32
6. KAJIAN KELEMBAGAAN
Benih kelapa wajib disertifikasi dan diberi label terlebih dahulu sebelum
diedarkan untuk menjaga kemurnian dan kualitas benih kelapa. Sertifikasi dan
pelabelan bertujuan menjaga kemurnian, kebenaran, memelihara mutu, dan
memberikan jaminan bahwa benih yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu,
serta memberikan legalitas kepada pengguna bahwa benih yang dihasilkan berasal
dari kebun benih kelapa yang telah ditetapkan.
33
6.3. Sertifikasi Benih Kelapa (Tanpa Polibag)
35
7. KESESUAIAN DENGAN PRINSIP SYARIAH
37
8. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
8.1. Kesimpulan
38
8.2. Rekomendasi
1. Berdasarkan hasil kajian yang dibuat, pada Aspek teknis perlu dilakukannya
modifikasi minor. Berdasarakan kriteria areal pembenihan secara umum
terpenuhi beberapa aspek penting yaitu ketersediaan air yang ditunjukkan
dari iklim 5 tahun (2017-20121) calon lokasi pembangunan Nurseri yaitu
iklim B menurut Schmidt dan Ferguson. Kondisi curah hujan yang tinggi
memiliki korelasi dengan tutupan awan, sehingga dalam konteks
pembangunan naungan (shading) dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
intensitas mataharinya (lama penyinaran). Pada aspek topografi lahan perlu
dilakukan perancangan bangun konservasi berupa teras bersambung pada
beberapa areal yang memiliki persen kelerengan 8-15%.
2. Aspek sosial masyarakat dapat menggunakan beberapa pilihan model
kemitraan dengan merekrut masyarakat sekitar sebagai karyawan ataupun
melalu mekanisme tenaga kontrak atau borongan.
39
9. LAMPIRAN
40
Lampiran 3 Hasil Perhitungan NPV, IRR, BCR, PP dan RoI
Biaya
No Tahun Investasi Total Cost Benefit Depresiasi Rtax Tax (22%) Net Benefit DF 20% Present Value
Operasional
a b c=a+b d f=a/15 g=d-f h=gx22% i=d-h
0 2024 Rp71.199.700.000 Rp0 Rp71.199.700.000 Rp71.199.700.000 1 Rp71.199.700.000
1 2025 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,833333 Rp13.593.968.556
2 2026 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,694444 Rp11.328.307.130
3 2027 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,578704 Rp9.440.255.941
4 2028 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,482253 Rp7.866.879.951
5 2029 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,401878 Rp6.555.733.293
6 2030 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,334898 Rp5.463.111.077
7 2031 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,279082 Rp4.552.592.564
8 2032 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,232568 Rp3.793.827.137
9 2033 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,193807 Rp3.161.522.614
10 2034 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,161506 Rp2.634.602.178
11 2035 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,134588 Rp2.195.501.815
12 2036 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,112157 Rp1.829.584.846
13 2037 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,093464 Rp1.524.654.038
14 2038 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,077887 Rp1.270.545.032
15 2039 Rp8.173.650.000 Rp8.173.650.000 Rp19.575.000.000 Rp4.746.646.667 Rp14.828.353.333 Rp3.262.237.733 Rp16.312.762.267 0,064905 Rp1.058.787.527
Rp5.070.173.700
41
IRR
IRR= 21,73
42
BCR
BCR= 1,0712
43
Payback Period
Biaya
No Tahun Investasi
Operasional Benefit DF 20% Ii OM B
a b c d axd bxd cxd
0 2024 Rp71.199.700.000 Rp0 1 Rp71.199.700.000 Rp0 0
1 2025 Rp8.173.650.000 19575000000 0,833333 Rp0 Rp6.811.375.000 Rp 16.312.500.000
2 2026 Rp8.173.650.000 19575000000 0,694444 Rp0 Rp5.676.145.833 Rp 13.593.750.000
3 2027 Rp8.173.650.000 19575000000 0,578704 Rp0 Rp4.730.121.528 Rp 11.328.125.000
4 2028 Rp8.173.650.000 19575000000 0,482253 Rp0 Rp3.941.767.940 Rp 9.440.104.167
5 2029 Rp8.173.650.000 19575000000 0,401878 Rp0 Rp3.284.806.617 Rp 7.866.753.472
6 2030 Rp8.173.650.000 19575000000 0,334898 Rp0 Rp2.737.338.847 Rp 6.555.627.894
7 2031 Rp8.173.650.000 19575000000 0,279082 Rp0 Rp2.281.115.706 Rp 5.463.023.245 Rp 70.559.883.777
8 2032 Rp8.173.650.000 19575000000 0,232568 Rp0 Rp1.900.929.755 Rp 4.552.519.370 Rp 75.112.403.148
9 2033 Rp8.173.650.000 19575000000 0,193807 Rp0 Rp1.584.108.129 Rp 3.793.766.142 Rp 78.906.169.290
10 2034 Rp8.173.650.000 19575000000 0,161506 Rp0 Rp1.320.090.108 Rp 3.161.471.785
11 2035 Rp8.173.650.000 19575000000 0,134588 Rp0 Rp1.100.075.090 Rp 2.634.559.821
12 2036 Rp8.173.650.000 19575000000 0,112157 Rp0 Rp916.729.241 Rp 2.195.466.517
13 2037 Rp8.173.650.000 19575000000 0,093464 Rp0 Rp763.941.034 Rp 1.829.555.431
14 2038 Rp8.173.650.000 19575000000 0,077887 Rp0 Rp636.617.529 Rp 1.524.629.526
15 2039 Rp8.173.650.000 19575000000 0,064905 Rp0 Rp530.514.607 Rp 1.270.524.605
Rp71.199.700.000 Rp38.215.676.964 Rp 91.522.376.975
Rp
75.112.403.148
Rp
78.906.169.290
Payback Period= 0,17
7,17
44
7 tahun
0,17*12 2,04 2 bulan
0,04*30 1,2 1 Hari
45
RoI
46
10. DAFTAR PUSTAKA
47