You are on page 1of 28

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (P2MD)

PENINGKATAN INCOME GENERATING KELOMPOK


PEYANDANG DISABILITAS DESA SUAK MELALUI
PEMBUATAN BANANA COOKIES SANDWICH

(Laporan Proyek Mandiri)

Oleh:
M. Rizki Nanda Saputra 21733018

Yulis Setiawati 21733029

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2024
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (P2MD)
PENINGKATAN INCOME GENERATING KELOMPOK
PEYANDANG DISABILITAS DESA SUAK MELALUI
PEMBUATAN BANANA COOKIES SANDWICH

(Laporan Proyek Mandiri)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk


Mengikuti Mata Kuliah Proyek Mandiri
Progam Studi Teknologi Pangan

Oleh:
M. Rizki Nanda Saputra 21733018

Yulis Setiawati 21733029

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2024
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Peningkatan Income Generating Kelompok


Penyandang Disabilitas Desa Suak Melalui
Pembuatan Banana Cookies

2. Nama dan NPM Mahasiswa : M. Rizki Nanda Saputra (21733018)

Yulis Setiawati (21733029)

3. Progam Studi : Teknologi Pangan

4. Jurusan : Teknologi Pertanian

Menyetujui,

Ketua Progam Studi Dosen Pembimbing


Teknologi Pangan

Dr. Surfiana, S.P., M.Si Zukryandry, S.T., M.Si


NIP. 196801131994022001 NIP. 197712042005011002

Tanggal ujian : 15 Januari 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya kami tim Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD)
di Desa Suak dapat membuat laporan kemajuan program ini dengan baik.
Pemberdayaan masyarakat adalah pondasi utama bagi kemajuan dan
keberlanjutan sebuah komunitas. Dalam konteks ini, kami dengan bangga
mempersembahkan program pemberdayaan yang berfokus pada penyandang
disabilitas dan inovasi produk berbasis tepung pisang di Desa Suak, Sidomulyo,
Lampung Selatan.
Program ini tidak hanya berusaha untuk memberikan keterampilan dan
pengetahuan baru, tetapi juga untuk mendorong inklusi sosial dan ekonomi bagi
mereka yang membutuhkan. Dengan bimbingan teknis (Bimtek) yang
komprehensif dan pendampingan produk olahan, kami berharap dapat membuka
pintu baru menuju kemandirian dan kesempatan bagi komunitas ini.
Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan dedikasi berbagai pihak
yangterkait dalam mewujudkan visi pemberdayaan ini. Bersama, mari kita ciptakan
perubahanpositif dan membangun masa depan yang lebih inklusif dan berdaya.

Bandar Lampung, Januari 2024


Hormat Kami,

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................... I

DATAR GAMBAR.......................................................................................... II

DAFTAR TABEL ...........................................................................................III

ABSTRAK....................................................................................................... IV

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Tujuan Kegiatan ................................................................................. 5
1.4 Manfaat Kegiatan ............................................................................... 5
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN .................................... 6

PELAKSANAAN KEGIATAN .......................................................................7


3.1 Bentuk Kegiatan ................................................................................. 7
3.2 Waktu Kegiatan ...................................................................................7
3.3 Cara atau Tahapan Kegiatan ............................................................... 7
DESKRIPSI PRODUK .................................................................................... 9

HASIL KEGIATAN ........................................................................................11


5.1 Biaya Investasi ................................................................................... 11
5.2 Biaya Tetap ........................................................................................ 11
5.3 Biaya Tidak Tetap .............................................................................. 12
5.4 Pemasukan/Bulan ............................................................................... 12
5.5 Analisis Biaya Finansial ......................................................................12
EVALUASI DAN KEBERLANJUTAN ........................................................ 14

SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 15

LAMPIRAN ..................................................................................................... 16

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Wisata Pantai Desa Suak ............................................................................. 1

2. Foto Saat Berdiskusi Dengan Warga Desa Suak .......................................... 3

3. Tepung Pisang .............................................................................................. 9

4. Banana Cookies sandwich ........................................................................... 10

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kondisi usaha yang dijalankan oleh Kelompok Penyandang .......................2

Disabilitas Desa Suak Kecamatan Sidomulyo.


2. Rekapitulasi Kondisi Pelaksanaan Usaha Yang Dijalankan ......................... 4
Oleh Kelompok Penyandang Disabilitas Desa Suak
Kecamatan Sidomulyo.

iii
ABSTRAK

Desa Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan berjarak ±


71 km dari kampus Politeknik Negeri Lampung. Salah satu usaha pengolahan
pangan yang sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut di Desa Suak adalah
usaha pengolahan aneka produk pangan berbasis tepung pisang. Persoalan utama
yang dihadapi oleh kelompok penyandang disabilitas Desa Suak adalah belum
memiliki pengetahuan yang memadai mengenai upaya peningkatan nilai tambah
pisang. Pada sisi lain tingkat pendidikan yang masih rendah mengakibatkan
pengetahuan pemasaran hasil yang masih konvensional dan pembukuan tidak
dilakukan dengan teratur dan baik. Oleh karena itu, upaya bimbingan teknis dan
pendampingan bagi kelompok penyandang disabilitas melalui pengolahan aneka
produk olahan pangan berbasis tepung pisang menjadi bagian penting, tim pengusul
P2MD Politeknik Negeri Lampung berperan dalam menjawab persoalan kelompok
masyarakat.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman kelompok
penyandang disabilitas Desa Suak tentang upaya peningkatan nilai tambah pisang,
khususnya dalam bentuk pengolahan tepung pisang dan produk olahannya serta
meningkatkan keterampilan kelompok penyandang disabilitas Desa Suak. Luaran
yang diharapkan diantaranya publikasi kegiatan P2MD melalui beberapa media
sosial agar masyarakat umum dapat mengenal kegiatan usaha pengolahanproduk
pangan berbasis tepung pisang di Desa Suak; peningkatan pendapatan kelompok;
terdapat manual atau panduan aplikasi teknologi produk, poster hasil pelaksanaan
program, video pelaksanaan kegiatan dan profil kegiatan.
Tahapan kegiatan P2MD dimulai dengan sosialisasi terhadap kelompok
penyandang disabilitas Desa Suak, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan
pembuatan laporan. Adapun mitra kegiatan ini adalah kelompok penyandang
disabilitas Desa Suak dengan jumlah khalayak sasaran sebagai mitra kegiatan
sejumlah 40 orang. Peserta kegiatan diseleksi berdasarkan motivasi yang
bersangkutan untuk mengikuti dan menjalankan program secara berkelanjutan.
Seleksi peserta kegiatan dilakukan bersama-sama dengan kelompok penyandang
disabilitas serta petugas penyuluh lapangan yang berada pada wilayah tersebut.
Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) di Desa Suak,
Sidomulyo, Lampung Selatan ini menghasilkan perubahan kelompok penyandang
disabilitas, baik pengetahuan, sikap, mental ataupun keterampilan. Perubahan
tersebut dikarenakan bertambahnya pengetahuan kelompok penyadang disabilitas
mengenai tepung pisang dan produk olahannya, selain itu, penggunaan alat-alat
teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan tepung pisang ataupun
olahannya.
Kata kunci : P2MD, desa suak, tepung pisang, disabilitas

iv
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desa Suak berada di Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan
Provinsi Lampung dibentuk pada Tahun 1971, kemudian desa ini mengalami
pemekaran menjadi dua desa yaitu Desa Suak dan Desa Siring Jaha. Awalnya
jumlah dusun yang ada adalah 5 dusun, dalam perkembangannya dari tahun 1999
berubah menjadi 9 Dusun. Desa ini memiliki jarak ke ibukota kecamatan sekitar 12
km, jarak dengan ibukota kabupaten 23 km dan jarak dengan kampus Politeknik
Negeri Lampung 71 km dengan waktu tempuh 75 menit. Posisi desa ini yang tidak
jauh dari Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung menjadikan
Desa Suak sebagai salah satu pilihan destinasi wisata pantai (Gambar 1).

Gambar 1. Wisata Pantai Desa Suak

Usaha pengolahan pangan yang sudah dikembangkan kelompok penyandang


disabilitas Desa Suak adalah usaha keripik pisang dan kedepannya yang potensial
untuk dikembangkan lebih lanjut adalah usaha pengolahan aneka produk
pangan berbasis tepung pisang. Potensi pengembangan usaha pengolahan keripik
pisang oleh kelompok penyadang disabilitas Desa Suak tercermin dari telah
berjalannya usaha pengolahan keripik pisang dengan kapasitas 50 kg per minggu
dan jangkauan pemasaran mencakup Kota Bandar Lampung dan Kabupaten
Lampung Selatan. Kelompok Penyandang Disabilitas Desa Suak Kecamatan
Sidomulyo merupakan salah satu kelompok binaan Dinas Sosial Lampung Selatan
yang tergolong aktif menjalan kankegiatan usaha pengolahan hasil pertanian (Dinas
Sosial, 2022).
2

Usaha utama yang dijalankan kelompok ini adalah usaha pengolahan keripik
pisang dengan kapasitas usaha 50 kg per minggu yang telah dijalankan selama
kuranglebih 2,5 tahun. Pendapatan usaha per minggu sebesar Rp500.000 dengan
keuntungan sebesar Rp150.000. Pemasaran dengan jangkauan Kota Bandar
Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan. Kondisi usaha pengolahan keripik
pisang yang dijalankan oleh Kelompok Penyandang Disabilitas Desa Suak
Kecamatan Sidomulyo,disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kondisi usaha yang dijalankan oleh Kelompok Penyandang Disabilitas
DesaSuak Kecamatan Sidomulyo
Parameter Kondisi Usaha
Jumlah produksi per minggu 50 kg
Harga jual produk Rp. 10.000,- per kg
Pendapatan usaha per minggu Rp. 500.000,-
Keuntungan usaha per minggu Rp. 150.000,-
Jangkauan pemasaran Kota Bandar Lampung dan Kabupaten
Lampung Selatan

Tanggal 28 Februari 2023 dilakukan survey pendahuluan oleh tim P2MD


Politeknik Negeri Lampung bersama ketua Kelompok Penyandang Disabilitas Desa
Suak Kecamatan Sidomulyo dan anggota kelompok mengadakan pertemuan di
rumah Bapak M. Rahmat sebagai ketua Kelompok dalam rangka membuat
kerjasama untuk meningkatkan pendapatan dan nilai tambah pisang. Pada saat
survey pendahuluan pengurus dan anggota Kelompok Penyandang Disabilitas Desa
Suak menjelaskan permasalahan yang dihadapi adalah belum adanya produk olahan
dari pisang yang dibuat selain keripik. Hal tersebut menurut anggota kelompok
mengakibatkan pendapatan yang didapat tidak maksimal. Pertemuan pendahulan
tersebut memperoleh hasil bahwa Bapak M. Rahmat sebagai ketua kelompok
tersebut meminta bantuan kepada tim pengusul Program Pemberdayaan
Masyarakat Desa (P2MD) Politeknik Negeri Lampung untuk melakukan
pemberdayaan pengolahan pisang guna meningkatkan pendapatan Kelompok
Penyandang Disabilitas di Desa Suak. Selanjutnya, tim pengusul P2MD Politeknik
Negeri Lampung menjelaskan ke Kelompok Penyandang Disabilitas Desa Suak
untuk mengembangkan keahlian, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas
hidup penyandang disabilitas Desa Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten
3

Lampung Selatan. Bimbingan teknis dan pendampingan terdiri dari pembuatan


tepung pisang menjadi produk dengan berbagaivarian, pemasaran secara online,
dan membuat pembukuan usaha secara sederhana.

Pengolahan tepung pisang menjadi aneka produk dapat meningkatkan nilai


tambah. Inovasi produk dari tepung pisang menjadi aneka produk olahan dan
pemasaranyang luas dapat meningkatkan pendapatan kelompok. Harapan besar
dengan adanya bimtek dan pendampingan ini dapat memberikan dampak positif
guna meningkatkan kesejahteraan para anggota kelompok dan menciptakan
lapangan pekerjaan baru yaitu Kelompok Usaha Bersama (KUB) dibidang
pengolahan pisang menjadi aneka poduk yang menjadi ciri khas hasil produksi
Kelompok Penyandang Disabilitas Desa Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten
Lampung Selatan yang bisa dipasarkan pada masyarakat luas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan hasil identifikasi dan diskusi antara tim pelaksana dengan
pengurus Kelompok Penyandang Disabilitas Desa Suak Kecamatan Sidomulyo
telah diidentifikasi beberapa kondisi utama pada pelaksanaan usaha pengolahan
tepungpisang yang dijalankan oleh Kelompok Penyandang Disabilitas Kecamatan
Sidomulyo. Kegiatan identifikasi dan diskusi tersaji dalam Gambar 2, sedangkan
rekapitulasi kondisi pelaksanaan usaha yang telah dijalankan oleh Kelompok
Penyandang Disabilitas Desa Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung
Selatan disajikan pada Tabel 2.

Gambar 2. Foto Saat Berdiskusi Dengan Warga Desa Suak


4

Tabel 2. Rekapitulasi Kondisi Pelaksanaan Usaha Yang Dijalankan Oleh


Kelompok Penyandang Disabilitas Desa Suak Kecamatan Sidomulyo
Aspek usaha Kondisi

Pengetahuan dan keterampilan Pengetahuan dan keterampilan pengolahan


tepung pisang, pemasaran, dan pembukuan
masih rendah. Rata-rata pendidikan anggota
kelompok adalah SD.
Teknologi Produk olahan pisang yang dihasilkan telah
cukup baik tetapi belum dikuasai teknologi
pengolahan tepung pisang.
Manajerial Sudah dibentuk kelompok, tapi pembukuan
tidak dilakukan dengan teratur dan baik.
Pemasaran Akses pasar lokal, akses pasar belum
nasional (seluruh Indonesia)
Produksi Produksi keripik pisang telah berjalan kontinyu
dengan kapasitas 50 kg/minggu.
Permodalan Tergolong masih sangat rendah walaupun
kelompok sudah mampu menyediakan
beberapa sarana produksi

Berdasarkan kondisi tersebut, persoalan utama yang dihadapi Kelompok


Penyandang Disabilitas Desa Suak adalah anggota kelompok belum memiliki
pengetahuan yang memadai mengenai upaya peningkatan nilai tambah pisang. Pada
sisi lain, tingkat pendidikan anggota kelompok yang masih rendah mengakibatkan
pengetahuan pemasaran hasil yang masih konvensional dan pembukuan akuntansi
tidak dilakukan dengan teratur dan baik. Oleh karena itu, upaya bimbingan teknis
dan pendampingan bagi Kelompok Penyandang Disabilitas Desa Suak melalui
pengolahan tepung pisang menjadi bagian penting, Politeknik Negeri Lampung
dalam kegiatan Program P2MD berperan dalam menjawab persoalan tersebut.
5

1.3 Tujuan kegiatan


Tujuan kegiatan P2MD ini adalah sebagai berikut:

(1) Meningkatkan pemahaman para anggota Kelompok Penyandang Disabilitas


Desa Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tentang
upaya peningkatan nilai tambah pisang, khususnya dalam bentuk pengolahan
tepung pisang.
(2) Meningkatkan keterampilan para anggota Kelompok Penyandang Disabilitas
Desa Suak tentang upaya peningkatan nilai tambah pisang.

1.4 Manfaat kegiatan


Manfaat kegiatan P2MD ini adalah sebagai berikut:
(1) Peningkatan pendapatan anggota Kelompok Penyandang Disabilitas Desa
Suak dari hasil kegiatan pelatihan inovasi produk tepung pisang .

(2) Memberikan pengetahuan kepada anggota Kelompok Penyandang Disabilitas


Desa Suak kepada masyarakat umum tentang pelatihan inovasi produk tepung
pisang dan olahannya baik secara langsung maupun melalui online.

(3) Berkembangnya unit percontohan pengolahan produk tepung pisang yang


berfungsi sebagai sentra percontohan bagi desa sekitar.
66

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Masyarakat desa suak dan kelompok penyandang disabilitas mayoritas


berprofesi sebagai petani, karena hampir disepanjang pematang sawah dan kebun,
para petani selalu menanam pohon pisang. Melimpahnya sumber daya alam berupa
pisang ini mengakibatkan adanya surplus atau kelebihan pisang. Melimpah ruahnya
hasil pertanian pisang tidak serta merta menjadi potensi, tanpa diimbangi dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengolahan pisang.

Desa suak memiliki potensial untuk mengembangkan usaha pengolahan


aneka produk pangan berbasis tepung pisang. Hal tersebut dapat dilihat dari telah
berjalannya usaha pengolahan pisang yang berupa keripik pisang secara kontinyu
dengan jangkauan pemasaran mencakup kota bandar lampung dan kabupaten
lampung selatan. Usaha tersebut dilakukan oleh kelompok penyandang disabilitas
(OPDIS) yang merupakan binaan dari Dinas Sosial Lampung Selatan yang
tergolong aktif dalam menjalankan kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian.

Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok penyandang disabilitas adalah


belumadanya produk olahan dari pisang yang dibuat selain keripik, hal tersebut
mengakibatkan pendapatan Kelompok Penyandang Disabilitas tidak maksimal.
Selain itu, pengetahuan serta keterampilan Kelompok Penyandang Disabilitas
teknologi masa kini yang masih rendah, dan beberapa alasan lainnya menjadi
permasalahan Kelompok Penyandang Disabilitas.
67

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Bentuk Kegiatan


Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) di Desa
Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan ini dilakukan
dengan Bimbingan teknis dan pendampingan terdiri dari pembuatan tepung
pisang menjadi produk dengan berbagai varian yaitu banana cookies
sandwich, dan pie tepung pisang, pemasaran secara online via tiktok dan
instagram, dan membuat pembukuan sederhana dalam bentuk analisis biaya.

3.2. Waktu Pelaksanaan


Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD)
dilaksanakan di Desa Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung
Selatan Provinsi Lampung dengan waktu pelaksanaan dimulai pada bulan
Juni sampai dengan Bulan November Tahun 2023.

3.3. Cara atau Tahapan Kegiatan


a. Tahap Sosialisasi
Pada tahap sosialisasi ini diadakan sosialisasi tentang tepung pisang dan
olahan tepung pisang, meliputi cookies, pie, stik, bronpis dan lainnya, jenis
olahan dan SOP pengolahan.

b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan praktik langsung teknik pembuatan tepung
pisang. Pengolahan tepung pisang termodifikasi dan olahannya akan
diadakan secara terpusat di Kantor Balai Desa Suak, Sidomulyo dan rumah
salah satu anggota penyandang disabilitas. Kegiatan ini dihadiri oleh
Kelompok Penyandang Disabilitas dan perwakilan warga desa yang menjadi
pendamping Kelompok Organisasi Penyandang Disabilitas di Desa Suak.
c. Tahap Monitoring
Pada tahap monitoring dilakukan dengan tujuan untuk melihat
perkembangan program yang dilaksanakan, mengetahui kendala yang ada
dalam proses pelaksanaan program, serta mencari solusi terhadap masalah
yang ada sehingga program yang dilaksanakan efektif dan maksimal. Tahap
ini dilakukan dua minggu sekali pada hari jum’at secara offline.
8

d. Tahap Pembuatan Laporan


Dalam tahap pembuatan laporan awal disesuaikan dengan hasil yang
telah dicapai selama kegiatan dengan memaparkan proses program dari awal
hingga akhir serta perkembangan dari setiap program yang telah disusun.
Revisi setiap laporan dilakukan apabila terdapat perkembangan baru pada
saat program berlangsung atau telah selesai dilaksanakan. Pembuatan laporan
akhir dilakukan setelah melakukan revisi laporan apabila terjadi kesalahan
dalam pembuatanlaporan agar dalam penyusunan laporan akhir diperoleh
hasil yang lebih baik dari laporan awal.
9

DESKRIPSI PRODUK

Tepung pisang merupakan salah satu jenis tepung yang diperoleh dengan cara
mengeringkan dan menggiling buah pisang utuh. Tepung pisang merupakan solusi
untuk memperpanjang umur simpan buah pisang dan dapat diolah lebih lanjut
menjadi berbagai jenis makanan. Semua jenis pisang dapat dibuat menjadi tepung
pisang, namun jenis pisang yang lebih baik adalah pisang kepok karena kandungan
patinya yang tinggi (Radiena, 2016). Pengolahan pisang dalam bentuk tepung
pisang (Gambar 3) dan pemanfaatan lebih lanjutnya dalam bentuk aneka produk
pangan fungsional berbahan baku tepung pisang, diharapkan akan meningkatkan
nilai tambah pisang.

Gambar 3. Tepung Pisang


Cookies merupakan salah satu produk yang tahan lama. Cookies dapat
disimpan untuk jangka waktu yang lama berkisar antara 3-6 bulan. Secara umum,
karakteristik cookies adalah berstruktur renyah, rapuh, kering, berwarna kuning
kecoklatan atau sesuai warna bahan yang digunakan, beraroma harum khas, serta
terasa lezat, gurih dan manis.

Bahan dasar pembuatan cookies terdiri atas terigu dengan kadar protein
sedang, lemak, dan gula. Tepung yang umum digunakan dalam pembuatan cookies
adalah terigu. Terigu merupakan hasil olahan gandum yang memiliki komponen
terbesar pati dan memiliki protein gliadin dan glutenin yang dapat membentuk
gluten. Gluten yang terbentuk hanya berfungsi untuk membentuk karakteristik
cookies yang diinginkan, hal ini menunjukkan bahwa peran gluten pada pembuatan
10

cookies sangat kecil, sehingga substitusi tepung terigu dengan tepung non terigu
dapat dikembangkan. Salah satu tepung yang dapat digunakan untuk menggantikan
terigu adalah tepung berbasis pangan lokal salah satunya adalah tepung pisang.
Prinsip pembuatan cookies adalah dibuat dari adonan tepung, telur, lemak, dan gula
dicetak dan dibakar. Dua bagian utama dari proses pembuatan cookies adalah
pembuatan adonan dan pembakaran (Adikhairani, 2012).

Banana Cookies Sandwich merupakan cookies yang terbuat dari bahan dasar
tepung pisang yang dibuat dalam bentuk berlapis dengan isian menyerupai
sandwich. Pengolahan tepung pisang menjadi cookies (Gambar 4).

Gambar 4. Banana Cookies Sandwich


11

HASIL KEGIATAN

5.1 Biaya Investasi

No Jenis Alat Kuantitas Harga Satuan Jumlah


1 Kompor 1 Rp 350.000 Rp 350.000
2 Tabung Gas 1 Rp 200.000 Rp 200.000
3 Oven 1 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Regulator & selang
4 gas 1 Rp 100.000 Rp 100.000
5 Mixer 1 Rp 500.000 Rp 500.000
6 Timbangan Digital 1 Rp 25.000 Rp 25.000
Loyang stainless
6 steel 2 Rp 25.000 Rp 50.000
Mangkok stainless
7 steel 2 Rp 35.000 Rp 70.000
8 Rolling pin kayu 1 Rp 20.000 Rp 20.000
9 Cetakan cookies 2 Rp 25.000 Rp 50.000
TOTAL Rp 2.865.000

5.2 Biaya Tetap

Umur Penyusutan per


No Jenis Alat Harga Awal Ekonomis Harga Akhir
Tahun
(Tahun)
1 Kompor Rp 350.000 2 Rp 175.000 Rp 87.500
2 Tabung Gas Rp 200.000 2 Rp 100.000 Rp 50.000

3 Oven Rp 1.500.000 2 Rp 750.000 Rp 375.000


Regulator &
2
4 selang gas Rp 100.000 Rp 50.000 Rp 25.000
5 Mixer Rp 500.000 2 Rp 250.000 Rp 125.000
Timbangan
2
6 Digital Rp 25.000 Rp 12.500 Rp 6.250
Loyang
2
6 stainless steel Rp 25.000 Rp 12.500 Rp 6.250
Mangkok
2
7 stainless steel Rp 35.000 Rp 17.500 Rp 8.750
Rolling pin
2
8 kayu Rp 20.000 Rp 10.000 Rp 5.000
Cetakan
2
9 cookies Rp 25.000 Rp 12.500 Rp 6.250
TOTAL Rp 695.000
12

5.3 Biaya Tidak Tetap

No Nama Barang Harga Bahan Kebutuhan Total


1 Tepung Pisang Rp 35.000/kg 90 g Rp 3.150
2 Margarin Rp 8.000/200 g 180 g Rp 7.200
3 Gula Bubuk Rp 7.000/250 g 210 g Rp 5.880
Kental Manis
4 Rp 2.000/40 g 40 g Rp 2.000
Coklat
5 Maizena Rp 7.000/100 g 15 g Rp 1.050
6 Coklat Bubuk Rp 3.000/25 g 25 g Rp 3.000
7 Baking Powder Rp 6.000/45 g 1 sdt Rp 1.333
8 Baking Soda Rp 7.000/45 g 1/2 sdt Rp 777
TOTAL Rp 24.390

Bahan baku/resep = Rp. 24.390


No Item Biaya
1 Bahan Baku Rp 24.390
2 Bahan Kemasan Rp 40.000
3 Biaya Air & Listrik Rp 100.000
4 Biaya Pemasaran Rp 100.000
Total Biaya Rp 264.390
Total Biaya Pertahun Rp 3.172.680

5.4 Pemasukan/Bulan
Jumlah
Produk Harga Jual / pcs Total
Produksi
Banana Cookies Rp 15.000 60 Rp 900.000

5.5 Analisis Biaya Finansial

 Biaya Tetap = Rp 695.000


 Biaya Tidak Tetap = Rp 3.172.680
 Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
= Rp 695.000 + Rp 3.172.680
= Rp 3.867.680
 Penerimaan = Harga Jual × Jumlah Produk
= Rp 15.000 × 60
= Rp 900.000/Bulan
13

= Rp 10.800.000/Tahun
 Keuntungan = Penerimaan - Biaya Total
= Rp 10.800.000 - Rp 3.867.680
= Rp 6.932.320
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
 B/C Ratio = 
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑝 6.932.320
=
𝑅𝑝 3.867.680

= 1,79

Karena nilai b/c ratio lebih dari 0 maka usaha layak untuk dijalankan

𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
 R/C Ratio = 
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑝 10.800.000
=
𝑅𝑝 3.867.680

= 2,79

Karena nilai r/c ratio lebih dari 1 maka usaha layak untuk dijalankan

 BEP
 (jumlah unit yang harus terjual) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑅𝑝 3.867.680
=
𝑅𝑝 15.000

= 258 pcs
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
 PBP = 
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑅𝑝 2.865.000
=
𝑅𝑝 6.932.320

= 0,4

Waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi usaha banana


cookies adalah 4,8 bulan.

Berdasarkan analisis finansial produk banana cookies sandwich


keuntungan penjualan yang diperoleh Kelompok Penyandang Disabilitas Desa
Suak, sebesar Rp. 6.932.320 per tahun atau Rp. 577.693,333 per bulan. Ditambah
keuntungan penjualan keripik sebelumnya sebesar Rp. 600.000 per bulan,
sehingga pendapatan OPDIS meningkat menjadi Rp.1.177.693,333.
14
14

EVALUASI DAN KEBERLANJUTAN

VARIABEL KETERANGAN
Perubahan prilaku (OPDIS) Masyarakat menjadi mengetahui
- Pengetahuan tentang manfaat pisang, tepung pisang
dan olahan tepung pisang. Manfaat
pisang tidak hanya diolah menjadi
produk jadi (langsung dikonsumsi) dan
keripik pisang saja, tetapi dapat diolah
menjadi produk olahan dengan inovasi
yang beragam, manfaat tepung pisang
sebagai substitusi tepung terigu untuk
kesehatan tubuh yang mengonsumsinya.
tidak hanya itu, pengetahuan mengenai
penjualan melalui online shop juga
dimanfaatkan oleh kelompok
penyandang disabilitas di desa suak
untuk memasarkan produk terserbut.
Perubahan perilaku (OPDIS) Mental masyarakat terutama kelompok
- Sikap mental penyandang disabilitas yang kami
berikan pendampingan sudah berani dan
sangat antusias dalam hal meminta
pendapat dan pembelajaran mengenai
nilai tambah pisang dari produk olahan
tepung pisang. Mereka yang pada
awalnya hanya mengandalkan pisang
dan keripik pisang untuk dijual, kini
mulai memanfaatkan pisang untuk
diolah menjadi tepung termodifikasi dan
kemudian dijadikan produk olahan dan
menjadikan produk tersebut sebagai
buah tangan atau oleh-oleh yang
menjadi ciri khas Desa Suak tersebut.
Perubahan perilaku (OPDIS) Kelompok penyandang disabilitas
- Keterampilan hanya mengandalkan keripik pisang
untuk dijual, kini kelompok
penyandang disabilitas sudah terampil
dalam mengolah pisang menjadi
tepung pisang dan juga beberapa
olahan tepung pisang seperti banana
cookies sandwich, pie buah tepung
pisang dan olahan lainnya. Tidak hanya
itu, OPDIS juga terampil dalam
menggunakan alat-alat teknologi yang
digunakan dalam proses pembuatan
maupun pemasaran.
`
15
14

SIMPULAN DAN SARAN

Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) di Desa Suak,


Sidomulyo, Lampung Selatan dapat meningkatkan ekonomi di desa tersebut.
Sasaran program ini mencakup seluruh warga masyarakat desa Suak, tidak hanya
kelompok penyandang disabilitas. Pengolahan Tepung pisang dan juga
produk-produk olahan tepung pisang menjadi sarana untuk masyarakat desa Suak
sebagai tombak desa dengan tingkat perekonomian yang cukup berbasis potensi
desa tersebut. Benefit yang didapatkan adalah desa Suak akan dijadikan desa binaan
HIMATEPA Politeknik Negeri Lampung dalam pengolahan potensi desa. Dan
diharapkan mampu menjadi Program Pemberdayaan Masyarakat Desa selanjutnya,
kedepannya akan dikembangkan berbagai produk olahan berbasis tepung pisang
sekaligus memberdayakan potensi pertanian terutama pisang yang ada di Desa
Suak.
16

LAMPIRAN
17

 Sosialisasi dan Pembukaan Kegiatan P2MD

 Bimbingan Teknis Pembuatan Banana Cookies Sandwich

 Foto Produk Banana Cookies Sandwich

 Pendampingan Pembuatan Produk


18

 Promosi Produk

 Publikasi Kegiatan
19
20

You might also like