Professional Documents
Culture Documents
Rahma Dina
05011281924196
RAHMA DINA. Cultivation of green spinach (Amaranthus hybridus L.) using NPK
fertilizer in the field of Agribusiness clinical practice, Faculty of Agriculture,
Sriwijaya University. (Supervised by MUHAMMAD ARBI).
The objectives of this field practice were (1) practice the process of cultivating
green spinach (Amaranthus hybridus L.) using NPK fertilizer at the Sriwijaya
University Agribusiness Clinic practice area, (2) Observing and knowing the use of
NPK fertilizer in the cultivation of green spinach (Amaranthus hybridus L.) .) based
on growth, yield and productivity. This field practice activity is carried out in the
Agribusiness clinical practice field, Faculty of Agriculture, Sriwijaya University until
May 2022. The implementation method used is active participation where students
directly carry out the cultivation process of the selected commodity, then make
periodic observations, until the plant is ready. harvested. Data collection methods
include primary data obtained through regular observations of cultivated plants, and
secondary data obtained through literature that supports the implementation of field
practice. Spinach cultivation activities in this field practice include seed preparation,
land cultivation, basic fertilization, maintenance and harvesting.
Praktik lapangan ini bertujuan untuk (1) Untuk mempraktikkan proses budidaya
tanaman bayam hijau (Amaranthus hybridus L.) menggunakan pupuk NPK di lahan
praktik Klinik Agribisnis Universtas Sriwijaya, (2) Mengamati dan mengetahui
penggunaan pupuk NPK pada budidaya tanaman bayam hijau (Amaranthus hybridus
L.) berdasarkan pertumbuhan, hasil produksi serta produktivitasnya. Kegiatan praktik
lapangan ini dilkasanakan di lahan praktik klinik Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya sampai bulan Mei 2022. Adapun metode pelaksanaan yang
digunakan adalah parsipasi aktif dimana mahasiswa melakukan sendiri secara
langsung proses budidaya komoditi yang telah dipilih, lalu melakukan pengamatan
secara berkala, hingga tanaman tersebut siap dipanen. Metode pengumpulan data
mencakup data primer yang didapatkan melalui pengamatan secara berkala terhadap
tanaman yang dibudidayakan, dan data sekunder yang didapatkan melalui literatur-
literatur yang mendukung dalam pelaksanaan praktik lapangan. Kegiatan budidaya
bayam dalam praktik lapangan ini meliputi persiapan benih, pengolahan lahan,
pemupukan dasar, pemeliharaan dan panen.
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya
Rahma Dina
05011281924196
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan shalawat
serta salam tak lupa semoga selalu Allah SWT hanturkan kepada Rasulullah
SAW sebagai utusannya. Berkat limpahan rahmat dan karunia Nya lah, yang telah
melancarkan segala urusan sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas proposal
praktik lapangan ini. Adapun topik yang penulis ambil yaitu mengenai Budidaya
Tanaman Bayam Hijau dengan judul Laporan praktek lapangan ini ialah
“Budidaya Tanaman Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.) Menggunakan
Pupuk NPK di Lahan Praktik Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya”. Proposal praktik lapangan ini ditujukan sebagai syarat untuk
melaksanakan kegiatan praktik lapangan.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan proposal praktik lapangan ini, terkhusus
kepada Bapak Muhammad Arbi, S.P., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan proposal praktik lapangan ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu DR. Dessy Adriani, S.P., M.SI.. sebagai
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis yang telah
memberi izin sehingga pelaksanaan praktik lapangan ini akan dapat dilaksanakan
dan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran terhadap
laporan ini penulis ucapkan terimakasih.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal praktik lapangan ini
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan dan
menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun demi memperbaiki
penulisan pada laporan ini untuk di masa yang akan datang.
Penulis
ix Universitas Sriwijaya
Halaman
5.2. Pengolahan Tanah ................................................................................ 23
5.3. Pemupukan Dasar ................................................................................ 24
5.4. Perisapan Benih ................................................................................... 24
5.5. Penanaman ........................................................................................... 24
5.6. Pemeliharaan ........................................................................................ 25
5.6.1 Pengairan Atau Penyiaraman ............................................................. 25
5.6.2 Pemupukan Susulan ........................................................................... 26
5.6.3 Penyiangan/Pencabutan Gulma ......................................................... 27
5.6.4 Pengendalian Hama ........................................................................... 28
5.6.5 Panen.................................................................................................. 29
5.7. Pasca Panen .......................................................................................... 29
5.8. Hasil Pengamatan Tinggi dan Jumlah Helai Daun .............................. 30
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 31
6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 31
6.2. Saran .................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 32
LAMPIRAN ................................................................................................ 33
x Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Praktik Lapangan ............................................ 16
Tabel 5.1. Tinggi Batang Tanaman Bayam Menggunakan Pupuk NPK .... 30
Tabel 5.2. Jumlah Helai Daun Bayam Menggunakan Pupuk NPK. .......... 31
xi Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Bayam Hijau ............................................................ 4
Gambar 4.1. Tata Letak Universitas Sriwijaya ........................................... 18
Gambar 4.2. Dekanat Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ................ 19
Gambar 4.3. Klinik Agribisnis .................................................................... 21
Gambar 5.1. Persiapan Lahan ..................................................................... 22
Gambar 5.2. Pengolahan Tanah Secara Manual Dengan Cangkul ............. 23
Gamber 5.5. Garis Untuk Penanaman Benih Bayam .................................. 25
Gambar 5.6.1 Penyiraman Lahan Yang Dilakukan Secara Berkala ........... 26
Gambar 5.6.2 Penyiraman Pupuk NPK Mutiara Yang Telah Dilarutkan ... 27
Gambar 5.6.3 Pencabutan Rumput Liar di Sekitar Area Lahan .................. 28
Gambar 5.6.4. Pengendalian Hama secara Manual..................................... 29
1 Universitas Sriwijaya
2
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktik Lapangan ini adalah sebagi berikut;
1. Untuk mempraktikkan proses budidaya tanaman bayam hijau
(Amaranthus hybridus L.) menggunakan pupuk NPK di lahan praktik Klinik
Agribisnis Universtas Sriwijaya.
2. Untuk mengamati dan mengetahui penggunaan pupuk NPK pada
budidaya tanaman bayam hijau (Amaranthus hybridus L.) berdasarkan
pertumbuhan, hasil produksi serta produktivitasnya.
Universitas Sriwijaya
3
1.3. Kegunaan
Kegunaan dari pelaksanaan kegiatan Praktik Lapangan ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan ilmu dan pengalaman bagi penulis mengenai praktik
budidaya tanaman Bayam Hijau (Amaranthus hybridus L.) menggunakan
pupuk NPK.
2. Sebagai tambahan kepustakaan tentang budidaya tanaman Bayam
Hijau (Amaranthus hybridus L.) menggunakan mulsa anorganik dan tidak
menggunakan mulsa yang disajikan dalam bentuk laporan ilmiah sebagai
sumber informasi.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bayam cabut (Amaranthus hybridus L.) merupakan salah satu jenis bayam
yang dibudidayakan dan dikonsumsi masyarakat luas. Jenis bayam ini mempunyai
nilai ekonomis tinggi. Bayam mengandung protein, asam askorbat, dan nutrisi
mineral seperti Ca, Fe, Mg, P, K, dan Na, yang dianggap sebagai nilai gizi pada
sayuran. Mengingat bayam mempunyai banyak manfaat, baik sebagai bahan
pangan dengan kandungan nutrisi tinggi maupun khasiatnya dalam mengobati
beberapa penyakit sehingga mempunyai peran penting dalam mendukung
kesehatan masyarakat, maka pertumbuhan dan produksinya perlu ditingkatkan
(Setiawati , et al., 2018). Bayam juga merupakan tumbuhan yang biasa ditanam
untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini dikenal sebagai
sayuran sumber zat besi yang penting. Bayam merupakan tumbuhan yang berasal
dari Amerika tropic, namun kini sudah tersebar di daerah tropis dan subtropis
seluruh dunia (Setiyawan, 2013).
4 Universitas Sriwijaya
5
Universitas Sriwijaya
6
2.1.3.1 Akar
Amaranthus hybridus L. memiliki akar tunggang, tidak berkayudan
berwarna putih kekuningan. Akarnya ketika masih segar berwarna kuning abu-
abu, Dalimartha (2006) dalam (Setiyawan, 2013). pertumbuhan akar yang
memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
Peningkatan pertumbuhan akar memungkinkan tanaman mengeksplorasi lebih
banyak nutrisi dan air tanah sehingga meningkatkan pertumbuhan dan selanjutnya
menghasilkan berat kering tanaman yang lebih tinggi (Setiawati , et al., 2018).
2.1.3.2 Batang
Amaranthus hybridus L. berbentuk berbatang bulat, tegak,termasuk
berbatang basah. Batang berwarna hijau atau kemerahan, bercabang banyak
(Setiyawan, 2013). Bagian batang pada bayam banyak mengandung air dan
tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Terkadang batangnya mengeras seperti
kayu, dan mempunyai cabang banyak. Cabang-cabang pada tanaman bayam
biasanya akan melebar dan tumbuh tunas baru yang sering dipangkas. Daun
bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing, dan urat-
urat daunnya terlihat jelas (anonim, 2018).
2.1.3.3 Daun
Daun spesies ini termasuk daun tunggal,bundar telur, memanjang sampai
lanset, tata letak daun tersebar, daun berselang-seling,bulat atau oval, menyempit
kebagian ujungnya, panjang tangkai daun 2-8 cm, berujung runcing serta urat-urat
daun yang kelihatan jelas, tulang daun menyirip,tepi daun rata, bertangkai
panjang,letak berseling warnanya hijau, berbentuk bundar telur memanjang.
Panjang daun 1,5 cm sampai 6,0 cm. Lebar daun 0,5 Berwarna kehijauan, bentuk
bundar telur memanjang.Tangkai daun berbentuk bulat dan permukaannya
Universitas Sriwijaya
7
opacus. Panjang tangkai daun 0,5 sampai 9,0 cm. Bentuk tulang daun bayam duri
penninervis dan tepi daunnya repandus, Dalimartha (2006) dalam (Setiyawan,
2013). Daun sendiri melakukan fotosintesis atau menghasilkan makanannya
sendiri, klorofil yang dihasilkan akan digunakan oleh tanaman untuk melakukan
proses fotosintesis. Fotosintat yang dihasilkan kemudian dirombak kembali
melalui proses respirasi dan menghasilkan energi yang akan digunakan oleh sel
tanaman untuk melakukan aktifitas seperti pembelahan dan pembesaran sel daun
yang menyebabkan daun tumbuh menjadi lebih panjang dan lebar (Setiawati , et
al., 2018).
2.1.3.4 Bunga
Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4 –
5 buah, benang sari 1 – 5, dan bakal buah 2 – 3 buah.Bunga keluar dari ujung-
ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh
tegak.Tanaman dapat berbunga sepanjang musim.Perkawinannya bersifat
unisexual yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang.Penyerbukan
berlangsung dengan bantuan angina dan serangga (Afif, 2015).
2.1.3.5 Biji
Alat reproduksi yang dimiliki oleh tanaman bayam umumnya dilakukan
secara generatif (biji). Dari setiap tandan bunga dapat dihasilkan ratusan hingga
ribuan biji bayam. (Iko, et al, 2016). Biji berukuran sangat kecil dan halus,
berbentuk bulat, dan berwarna coklat tua sampai m mengkilap sampai hitam
Kelam (Afif, 2015). Berbiji bulat kecil berwarna hitam dengan panjang antara 0,8
– 1 mm (Setiyawan, 2013).
Universitas Sriwijaya
8
Universitas Sriwijaya
9
Universitas Sriwijaya
10
2.2.5 Penanaman
Penanaman dilakukan secara konvensional, sebelum melakukan penanaman
bedeng disiram lebih dahulu untuk memudahkan penanaman. Penanaman dapat
dilakukan dengan tiga cara (Rieuwpassa, 2015), yaitu;
a. Cara menyebar langsung pada lahan atau bedengan. Cara ini digunakan untuk
menanam bayam cabut.
b. Biji bayam disebar apada larikan/barisan dengan jarak antar barisan 10-15
cm. kemudian larikan ditutup dengan tanah tipis.
c. Melalui persemaian. Pertama benih deisemai, kurang dari 10 hari benih sudah
tumbuh. Kemudian dilakukan pembumbunan dan dipelihara selam 3 minggu
sampai bibit siap dipindah ke lapangan. Dengan jarak tanam pada system
adakah 50cm x 30 cm.
2.2.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan dimaksudkan untuk kegiatan budidaya tanaman bayam hijau
ini mendapatkan hasil yang maksimal. Pemeliharaan tanaman bayam hijau ini
meliputi penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit sebagai
berikut :
Universitas Sriwijaya
11
2.2.6.1 Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi hari atau sore hari menggunakan gembor
dandisesuaikan dengan keadaan atau kondisi cuaca. Hal ini dilakukan agar
tanaman bayam merah tidak layu dan media tumbuh tanaman tidak kering.
Apabila pada keadaan musim hujan atau kelembaban tanah masih cukup tinggi
maka penyiraman tidak dilakukan (Gulo, 2014). Penyiraman dilakukan rutin 1-2
kali sehari dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Penyiraman dilakukan
tiap hari tiap pagi dan sore.
2.2.6.2 Pemupukan
Pemupukan susulan atau pemupukan kedua ini dilakukan 14 hari setelah
penanaman. Pemupukan kedua ini dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK
16 16 16 dengan dosis 2 sendok makan untuk 3 liter air. Dimana pupuk NPK
mutiara ini nantinya dilarutkan dengan air dan disebarkan atau disiram ke tanaman
dengan menggunakan gembor. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang yang
penting bagi tanaman seperti unsur hara nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).
Ketiga unsur tersebut paling banyak dibutuhkan oleh tanaman (Ali & Pratiwi,
2021). Unsur hara nitrogen (N) terutama berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan terutama batang, cabang dan daun.
Pembentukan daun hijau juga erat kaitannya dengan unsur nitrogen. Pembentukan
protein, lemak dan berbagai senyawa organik lainnya. Unsur hara fosfor (P) bagi
tanaman lebih banyak berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, terutama
akar tanaman muda. Kalium mengatur keseimbangan ion-ion dalam sel, yang
berfungsi dalam pengaturan berbagai mekanisme metabolik seperti fotosintesis,
metabolisme karbohidrat dan translokasinya, sintetik protein berperan dalam
proses respirasi dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama
dan penyakit (Firmansyah , et al., 2017).
Universitas Sriwijaya
12
(Zuryanti , et al., 2016). Adapun OPT bayam hijau menurut (Iko, et al, 2016)
sendiri adalah sebagai berikut;
a. Jamur Downy Mildew : dilakukan penyemprotan Dithane dengan takaran 1,5
hingga 2 gram/l air di seluruh bagian bayam.
b. Noda daun : harus segera dipetik dan dibakar agar penyakit tidak menyebar.
Untuk pencegahan tanaman bayam lainnya, dapat disemprokan Dithane dengan
takaran 1,5 hingga 2 gram/l air.
c. Kutu daun : diatasi dengan penyemprotan air secara rutin (menyiram) atau
dengan menyemprotan Diazinon dengan dosis 1-2 cc/l air.
d. Siput : Pengatasannya dapat dengan penyiraman rutin (penyiraman pertama
saat fajar, dan kedua saat menjelang pertengahan hari). Jika diperlukan, dapat
menggunakan pellet besi fosfat sebagai jebakan untuk membunuh hama.
2.2.7 Panen
Ciri-ciri bayam yang siap dipanen adalah ketika tanaman mencapai tinggi 20
cm dan sudah mencapai umur 20 atau 25 hari setalah tabur. Pemanenan dilakukan
dengan cara mencabut tanaman bersama akarnya. Kemudian tanaman yang telah
dipanen dicuci untuk menghilangkan sisa kotoran yang menempel (Iko, et al,
2016). setelah tanam, tinggi tanaman antara 15-20 cm dan belum berbunga.
Waktu panen adalah sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi (Zuryanti , et
al., 2016).
Universitas Sriwijaya
13
Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Lapangan tanaman bayam
adalah (1) alat tulis, digunakan untuk mencatat hasil pengamatan yang dilakukan
pada saat praktik lapangan; (2) cangkul, digunakan untuk mengolah lahan seperti
menggemburkan tanah; (3) gembor, digunakan untuk menyiram tanaman pada
saat praktik lapangan; (4) kamera/hand phone, digunakan untuk mengambil
gambar yang diperlukan untuk dokumentasi pada saat praktik lapangan; (5)
meteran, digunakan untuk mengukur petakan; (6) tali rafia, digunakan untuk
membatasi petakan satu dengan petakan lainnya;
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Lapangan tanaman
bayam adalah (1) air; (2) benih bayam hijau; (3) Pupuk kandang; (4) Pupuk NPK
16 16 16; (5) dan tanah.
14 Universitas Sriwijaya
15
Universitas Sriwijaya
16
1. Pengajuan x
Judul
2. Studi Literasi x x
3. Penyusunan x
dan Konsultasi
Laporan
4. Pelaksanaan x x x x x x x
Praktik
Lapangan
5. Penyusunan x x x
Laporan
Keterangan:
* : Minggu ke-
x : Pelaksanaan minggu ke-
Universitas Sriwijaya
BAB 4
KEADAAN UMUM DAERAH
17 Universitas Sriwijaya
18
Fakultas Pertanian yang terletak di Zona C dan berdekatan dengan Fakultas MIPA
di Zona D dan FKIP di Zona B, memiliki 10 Program Studi, yaitu:
1. Program Studi Agribisnis
2. Program Studi Agronomi
3. Program Studi Agroekoteknologi
4. Program Studi Budidaya Perairan
5. Program Studi Ilmu Tanah
6. Program Studi Peternakan
7. Program Studi Proteksi Tanaman
8. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
9. Program Studi Teknik Hasil Perikanan
10. Program Studi Teknologi Pertanian
Jurusan Agribisnis memiliki kantor dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Lahan Praktik Agribisnis
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kantor Jurusan Ilmu Tanah
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Dekanat Fakultas Pertanian
4. Sebelah timut berbatasan dengan FKIP
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
22 Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya
24
5.5. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah 1 minggu dilakukannya pemupukan dasar atau
pemupukan kandang. Proses budidaya bayam ini tergolong cukup mudah, benih
bayam bisa langsung di tanam bedengan ataupun bisa dilakukan perkecambahan.
Namun budidaya bayam yang dilakukan saat praktik lapangan ini yaitu
penanaman langsung dengan di lahan ataupun di bedengan. Cara penanaman
dilakukan dengan cara ditarik garis lurus yang agak dalam disepanjang bedengan
dengan jarak antar garisnya 25 cm agar terdapat ruang untuk bayam tumbuh, yang
berarti pada satu bedengan hanya bisa terdapt 5 garis. Selanjutnya pada garis
tersebut di taburi dengan benih banyam, kemudian garis tersebut ditutup kembali
dengan tanah lalu kemudian lahan disiram dengan air secara merata sampai semua
bedengan atau lahan lembab, dikarenakan cuaca di Indralaya yang tergolong terik
Universitas Sriwijaya
25
dan jarang turun hujan, mengakibatkan tanah sering pecah-pecah dan tandus,
sehingga harus selalu dipantau perkembangan benih bayamnya dan juga harus
selalu rutin disiram.
5.6. Pemeliharaan
Pemelirahan pada tanaman bayam hijau meliputi pengairan atau
penyiraman, pencabutan gulma, pemupukan susulan, pengendalian hama dan
penyakit tanaman, sampai ke panen. Adapun pemeliharaan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
Universitas Sriwijaya
26
Universitas Sriwijaya
27
air, dan kebutuhan lahan seluas 150 cm x 15 m adalah 6 liter air sehingga
membutuhkan kurang lebih 4 sendok makan NPK mutiara.
Universitas Sriwijaya
28
Universitas Sriwijaya
29
pengendalian hama bisa dilakukan dengan cara manual dan tidak memerlukan
penggunaan pestisida ataupun herbisida untuk membantu pengendaliannya.
5.6.5 Panen
Panen pada tanaman bayam dalam kegiatan praktik lapangan ini dilakukan
setelah tanaman bayam berusia kurang lebih 28 hari setelah tanam (HST), bayam
tidak boleh dipanen lebih dari 35 hari karena saat berumur 35 hari kualitas bayam
sudah menuru atau sudah rendah, daunnya menjadi kasar dan bayam sudah
berbunga.
Universitas Sriwijaya
30
Universitas Sriwijaya
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil prktik lapangan tanaman bayam menggunakan perlakuan dengan
pupuk NPK dapat disimpulksn bahwa:
1. Tanaman bayam hijau merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan di
daeerah dataran rendah, juga di daerah dengan cuaca yang terik, seperti di
Indralaya.
2. Dengan menggunakan pupuk NPK tanaman bayam dapat tumbuh lebih cepat,
dan pupuk NPK ini juga mempengaruhi pertumbuhan daun dari tanaman
bayam.
3. Pemupukan dengan NPK mutiara 16/16/16 ini dilakukan dua minggu sekali
dengan takaran 2 sendok makan NPK mutiara dilarutakan dengan 3 liter air
untuk lahan 15 m x 150 cm.
4. Bayam dapat dipanen setelah berusia 28 hari setelah tanam (HTS), dan tidak
boleh dipanen lebih dari 35 hari karena kualitas bayam akan menurun.
6.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari kegiatan praktik lapangan di
Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya adalah:
1. Dengan menggunakan pupuk NPK ini bukan hanya tanaman bayam saja yang
tumbuh dengan subur, namun gulma juga ikut tumbuh subur di lahan tempat
biudidaya bayam, untuk itu dianjurkan melakukan pembersihan lahan
budidaya bayam secara berkala agar gulma tidak mengganggu pertumbuhan
bayam itu sendiri.
2. Untuk memanen bayam ini baiknya dilakukan setelah bayam memasuki
minggu ke-4 setelah tanam, dan tidak dianjurkan untuk memanen bayam
lebih dari 35 hari dikarenakan kualitas bayam sudah menurun.
31 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Afif, M,. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk Npk Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasilproduksi Tanaman Bayam (Amaranthusspp). Junal Karya Ilmiah, 10(1),
1–17.
Ali, M., & Pratiwi, Y. I,. 2021. Pengaruh Npk Terhadap Pertumbuhan Bayam
Hijau (Amaranthus Tricolor) Effect Of Npk On The Growth Of Green Spinach
(Amaranthus Tricolor). Jurnal Agrineca, 21(2), 119–124.
Firmansyah, I., Syakir, M., & Lukman, L,. 2017. Pengaruh Kombinasi Dosis
Pupuk N, P, Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung
(Solanum Melongena L.). Jurnal Hortikultura, 27(1), 69-78.
Gulo, I. K. (2014). Pengaruh Pemberian Mikro Organisme Lokal (Mol) Asal Kulit
Terong Belanda-Urine Sapi Dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Bayam Merah (Amaratus Tricolor L). Pontificia
Universidad Catolica Del Peru, 8(33), 44-67.
Hakiki, D., Darmawati, E., Purwanto, Y. A., Hideto, U., & Yotoma, Y,. 2016.
Changes In Postharvest Quality Of Organic Spinach During Storage After
Heatshock And Hydrocooling Treatment. Jurnal Keteknikan Pertanian, 04(1),
53–58. Https://Doi.Org/10.19028/Jtep.04.1.53-58
Iko, Agnes, Resita Fathany, Ninda Herawati, Putri Syifani Fitria, Rizky Anggita
Putri, Danyongki U. S,. 2016. Budidaya Tanaman Bayam ( Amaranthus Sp.)
Dan Wortel (Daucus Carota L.) Secara Organik. Proposal, 4(1), 1–23.
Setiawati, T., Rahmawati, F., & Supriatun, T,. 2018. Pertumbuhan Tanaman
Bayam Cabut (Amaranthus Tricolor L.) Dengan Aplikasi Pupuk Organik
Kascing Dan Mulsa Serasah Daun Bambu Growth Of Spinach Plant
(Amaranthus Tricolor L.) By Application Of Kascing Organic Fertilizer And
Bamboo Leaf Litter Mulch. Jurnal Ilmu Dasar, 19(1), 37-44.
Zuryanti, D., Rahayu, A., & Rochman, N,. 2016. Pertumbuhan, Produksi Dan
Kualitas Bayam (Amaranthus Tricolor L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk
Kandang Ayam Dan Kalium Nitrat (Kno3). Jurnal Agronida, 2(2), 98-105.
32 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
33 Universitas Sriwijaya
34
Universitas Sriwijaya
35
Universitas Sriwijaya
36
Universitas Sriwijaya
37
Universitas Sriwijaya