Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
LAREN SAMBADHA
184110421
USULAN PENELITIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022
PENGARUH PUPUK UREA DAN MONOSODIUM
GLUTAMAT (MSG) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN CABAI RAWIT
(Capsicum frutescens L.)
USULAN PENELITIAN
MENYETUJUI
DOSEN PEMBIMBING
Drs. Maizar, MP
i
KATA PENGANTAR
dapat menyelesaikan penulisan proposal ini yang berjudul “Pengaruh Pupuk Urea
Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ir. H. T. Edy Sabli, M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan serta nasehat dalam penelitian dan penulisan proposal ini hingga
selesai. Ucapan terima kasih kepada Dekan dan Ketua Program Studi
Agroteknologi, serta Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Staf Tata Usaha Fakultas
Pertanian Universitas Islam Riau yang telah banyak membantu. Tidak lupa pula
seperjuangan yang telah membantu baik dari segi moril maupun materil.
semaksimal mungkin. Jika dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan, kritik
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian............................................................................. 4
C. Manfaat............................................................................................ 4
D. Hipotesis...........................................................................................
A. Tempat danWaktu.............................................................................. 16
C. Rancangan Percobaan......................................................................... 16
D. Pelaksanaan Penelitian....................................................................... 18
E. Parameter Pengamatan........................................................................ 23
V. ANGGARAN BIAYA............................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 52
LAMPIRAN................................................................................................... 59
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4. Anggaran Biaya......................................................................................... 27
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Latar Belakang
Cabai merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting dan banyak
dibudidayakan di Indonesia. Cabai memiliki aroma, rasa dan warna yang spesifik,
konsumsi dalam negeri, cabai rawit juga merupakan komoditi ekspor yang tinggi
nilainya.
sebanyak 24%, vitamin A 32%, zat besi 3%, dan kalsium sebanyak 7% dari
asupan harian yang disarankan. Dalam 100 gram cabai rawit mengandung 103 kal
fosfor.
Provinsi Riau pada tahun 2019 adalah 6,13 ton/ha dan pada tahun 2020
produktivitas cabai rawit yaitu 6,59 ton/ha. Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa periode 2019 sampai 2020 terjadi peningkatan produktivitas. Provinsi Riau
terbanyak diurutan satu dengan data produktivitas ditahun 2020 yaitu 15,17
ton/ha. Rendahnya produksi cabai rawit di Riau terjadi karena beberapa faktor
penyebab yaitu kondisi musim, kandungan unsur hara dalam tanah yang rendah
diperhatikan teknik budidaya yang tepat serta dengan menggunakan cabai rawit
yang memiliki sifat unggul atau tahan terhadap hama dan penyakit. Hal yang
terpenting adalah pada perawatan yang diberikan seperti pemberian pupuk untuk
cukup untuk menghasilkan pertumbuhan dan kualitas hasil yang baik. Unsur N
Urea ialah pupuk tunggal yang mengandung N tinggi yaitu sekitar 45-46%
(Simanullang et al., 2014). Tanaman yang tumbuh pada tanah yang cukup N daun
akan berwarna lebih hijau. Oleh karena itu, ketersediaan N yang cukup selama
tanaman dapat diterapkan pada berbagai jenis tanaman termasuk cabai rawit.
Adapun rumus molekul kimia MSG adalah C5H8NO4Na dan kandungan kimia
didalam MSG. Tanpa natrium, tanaman tidak dapat meningkatkan kandungan air
waktu muda (tunas) untuk merangsang agar daun lebih banyak, serta memberikan
daya tahan terhadap hama dan penyakit. Respon tanaman yang diberikan MSG
Senyawa ini terdapat secara alami diproduksi hampir seluruh tubuh makhluk
hidup dan digunakan untuk kepentingan metabolisme dan sebagai sumber energi
(Ana, 2015).
organik dan Monosodium Glutamat (MSG) terhadap tanaman cabai rawit, penulis
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
D. Hipotesis
H0 :
1. Tidak ada pengaruh interaksi Pupuk Urea dan MSG terhadap pertumbuhan
2. Tidak ada pengaruh utama pupuk Urea terhadap pertumbuhan dan produksi
cabai rawit.
3. Tidak ada pengaruh utama larutan MSG terhadap pertumbuhan dan produksi
cabai rawit.
H1 :
1. Ada pengaruh interaksi Pupuk Urea dan MSG terhadap pertumbuhan dan
2. Ada pengaruh utama pupuk Urea terhadap pertumbuhan dan produksi cabai
rawit.
3. Ada pengaruh utama larutan MSG terhadap pertumbuhan dan produksi cabai
rawit.
II. TINJAUAN PUSTAKA
air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman atas sebagian yang
lain dalam rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
berbagai macam tempat yang saling bedampingan (ada yang subur dan ada yang
tandus) dimana tumbuhan-tumbuhan dapat hidup dengan sumber air yang sama
(hujan). Dari sebagian tanaman Allah ciptakan dengan berbagai rasa, ada yang
manis dan ada yang masam. Semua hal itu merupakan bentuk kekuasaan Allah
SWT.
Seperti firman Allah SWT yang artinya: “Dia menumbuhkan bagi kamu
dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam
Dari Jabir bin Abdullah Rodhiyallohu ‘Anhu dia berkata, telah bersabda
tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan
6
tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Imam Muslim
merupakan bukti yang nyata bagi orang-orang yang berfikir atas kebesaran dan
mebudidayakan tanaman cabai adalah suku inca (Amerika selatan), suku Maya
(Amerika Tengah) dan suku Aztek (Meksiko) pada sekitar 2.500 SM. Tanaman
cabai pertama kali masuk ke indonesia karena dibawa oleh pelaut Portugis,
hortikultura dari famili Solanaceae yang tidak saja memiliki nilai ekonomi tinggi,
tetapi juga karena buahnya yang memiliki kombinasi warna, rasa, dan nilai nutrisi
yang lengkap (Kouassi et al., 2012). Cabai rawit merupakan salah satu sayuran
7
penting yang hidup didaerah tropis dan subtropis. Tanaman ini digunakan sebagai
bahan bumbu masak, bahan makanan, maupun bahan mentah industri farmasi
Cabai rawit adalah tanaman perdu yang tingginya hanya sekitar 50-135
cm. Tanaman ini tumbuh tegak lurus ke atas. Akar cabai rawit merupakan akar
tunggang. Akar tanaman ini umumnya berada dekat dengan permukaan tanah dan
melebar sejauh 30-50 cm secara vertikal, akar cabai rawit dapat menembus tanah
Tjandra (2011), menyatakan bahwa cabai rawit memilik batang yang kaku
dan tidak bertrikoma. Daunnya merupakan daun tunggal yang bertangkai. Helaian
daun bulat telur memanjang atau bulat telur bentuk lanset, dengan pangkal
runcing dan ujung yang menyempit. Letaknya berselingan pada batang dan
Menurut Khoirunisa (2018), bawha bunga cabai rawit keluar dari ketiak
daun. Warnanya putih atau putih kehijauan, ada juga yang berwarna ungu.
Mahkota bunga berjumlah 4-7 helai dan berbentuk bintang. Bunga dapat berupa
bunga tunggal atau 2-3 letaknya berdekatan. Bunga cabai rawit ini bersifat
warnanya merah, rasanya sangat pedas, dengan ujung yang mengangguk 1,5-2,5
cm. Buah cabai rawit tumbuh tegak mengarah ke atas. Buah yang masih muda
8
berwarna putih kehijauan atau hijau tua. Ketika sudah tua menjadi hijau
Buah cabai rawit ini memiliki ukuran yang sangat kecil dengan panjang
buah 1-2 cm dan memiliki warna hijau saat masih muda serta berubah menjadi
merah saat sudah tua dan siap untuk dipanen. Buah muda umumnya berwarna
hijau hingga kuning keputih-putihan. Sementara buah yang sudah tua berwarna
hijau tua, merah muda, dan merah tua. Biji cabai terdapat di dalam buah pada
empulur dan tersusun bergerombol (berkumpul). Biji pipih dan berwarna putih
dan vitamin A pada cabai rawit segar lebih banyak dari cabai rawit kering. Dan
menurut Alif (2017), cabai rawit dapat memenuhi kebutuhan vitamin C sebanyak
24% dari asupan harian yang disarankan, vitamin A 32% dari asupan harian yang
disarankan, zat besi 3% dari asupan harian yang disarankan, dan kalsium
Menurut Wahyudi (2013), syarat tumbuh cabai rawit yaitu karena sifat
adaptasinya paling luas diantara jenis cabai, maka sebagian besar cabai rawit bisa
ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi. Namun, cabai rawit yang
ditanam di dataran tinggi akan mengalami umur panen dan masa panen yang lebih
lama, tetapi hasil panennya masih relatif sama dibandingkan dengan jika kultivar
sayuran, yaitu daerah rendah (0 m – 200 m dpl.), dataran menengah (201 m – 700
Tanah yang tidak baik untuk penanaman cabai rawit adalah tanah yang
strukturnya padat dan tidak berongga. Tanah semacam ini akan sulit ditembus air
pada saat penyiraman sehingga air akan tergenang. Selain itu, tanah tidak akan
memberikan keleluasan bagi akar tanaman untuk bergerak, karena sulit ditembus
akar tanaman. Akibatnya, tanaman sulit menyerap air dan zat hara pada tanah.
Jenis tanah yang tidak baik untuk pertumbuhan cabai rawit antara lain : tanah liat,
rawit dapat beradaptasi dengan baik pada suhu 24º C - 27 o C dengan kelembaban
yang tidak terlalu tinggi. Curah hujan yang optimum untuk pertumbuhan tanaman
cabai rawit yang baik yakni antara 1000 – 3000 mm setiap tahunnya (Jamil,
2012).
dan tangan yang lemas, mengobati migrain, serta sebagai obat luar yang
(Tjandra, 2012). Cabai rawit kaya dengan vitamin A untuk mencegah kebutaan
yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian, baik tanaman pangan,
hortikultura (sayuran dan buah-buahan), maupun tanaman tahunan. Dalam hal ini
teknis yang tepat agar memperbaiki kualitas tanah serta mengupayakan agar
10
tanaman dapat tumbuh subur. Pertumbuhan tanaman cabai juga tergantung oleh
pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air, dan sulfur yang
berfungsi sebagai pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas (Sinta &
Warisnu, 2014).
nitrogen untuk menghasilkan daun yang hijau dan bunga yang besar. Urea
pertama kali dibuat dari campuran amonia dan asam sianida pada tahun 1828 oleh
F. Wohler. Pupuk urea adalah pupuk yang mengandung nitrogen (N) berkadar
tinggi sebesar 45% - 56% (Kurnia, 2014). Unsur Nitrogen merupakan zat hara
yang sangat diperlukan tanaman. Unsur nitrogen di dalam pupuk urea sangat
antara lain pupuk urea membuat daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar.
Nitrogen juga membantu tanaman sehingga mempunyai banyak zat hijau daun
(klorofil). Dengan adanya zat hijau daun yang berlimpah, tanaman akan lebih
tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain). Serta, pupuk urea juga
pelapis, resin penukar ion, produksi melamin dan makanan hewan yang
Urea memiliki rumus molekul CO(NH2)2 dengan bentuk padatan (kristal, prill
atau granule) berwarna putih dan memiliki nilai higroskopis tinggi. Urea juga
nitrogen tertinggi, akan tetapi tidak semua nitrogen dapat diserap oleh tanah dan
tanaman. Hal ini diakibatkan karena kondisi fisik urea yang mudah rusak akibat
kondisi lingkungan. Sebagai contoh, mengutip dari Cookie (1982) dalam (Sari,
2013) bahwa pada musim kemarau urea menguap hingga 55 % dan pada musim
Pupuk ini termasuk salah salah satu jenis pupuk higroskopis sehingga lebih
mudah menguap di udara. Bahkan pada kelembaban 73%, urea sudah dapat
menarik uap air dari udara sehingga mudah larut dalam air serta mudah diserap
oleh tanaman. Untuk dapat diserap oleh tanaman, nitrogen dalam urea harus
urease melalui proses hidrolisis. Namun bila diberikan ke tanah, proses hidrolisis
tersebut akan cepat sekali terjadi sehingga mudah menguap sebagai ammonia.
Pemberian urea dengan disebar akan cepat terhidrolisis (dalam 2-4 hari) dan ini
memodifikasi bentuk fisik dan kimia pupuk urea sehingga diharapkan dapat
lebih lama dan banyak diserap tanaman serta lebih sedikit yang hilang
dibandingkan dengan urea pril. Beberapa contoh bentuk baru dari urea antara lain;
urea super granule, urea briket yang diaplikasikan dengan cara dibenamkan
kandang sapi, pupuk kandang kambing, dan pupuk kandang ayam masing-masing
dengan dosis Urea 200 kg/ha menghasilkan pertumbuhan dan hasil cabai lebih
tinggi dari pada kombinasi pupuk kandang tersebut dengan dosis Urea lainnya.
= Urea 1,25 g/10 kg tanah (250 kg/ha) + TSP 2,59 g/10 kg tanah (518 kg/ha) +
KCl 2 g/10 kg tanah (400 kg/ha) dan pupuk organik cari (POC) kulit pisang B3 =
300 ml/L, Menjadi dosis yang lebih baik dalam meningkatkan pertumbuhan dan
berpengaruh terhadap diameter batang, jumlah buah per tanaman, bobot buah per
petak dan bobot buah per hektare. Tanaman cabai rawit memperoleh hasil
maksimum bobot buah per petak (9.03 kg/petak) dan bobot buah per hektare
(10.43 ton/ha) diperoleh dengan pemberian dosis optimum N berkisar antara 259
diterapkan pada berbagai jenis tanaman, misalnya tanaman kacang tanah yang
diteliti oleh (Gresinta, 2015), tanaman pakcoy yang diteliti oleh Novi (2016) dan
tanaman cabai rawit yang diteliti oleh Emilia dkk (2020). MSG dapat dijadikan
Nitrogen (N) yang merupakan kebutuhan makro pada tanaman. Unsur ini juga
terdapat secara alami diproduksi oleh hampir seluruh tubuh mahluk hidup dan
digunakan untuk pemupukan tanaman maka tanaman itu cepat tumbuh dan
Menurut Nuryani dan Jinap (2011), MSG adalah garam natrium (Na) yang
berikatan dengan asam amino berupa glutamate. Natrium (Na) memiliki peran
air) dan keseimbangan ion pada tumbuhan, dalam hal ini unsur Na berperan untuk
membantu fungsi unsur kalium (K). Adapun menurut Azzahrawani (2011), bahwa
pemanfaatan MSG sebagai pupuk tanaman pangan dan berbunga karena MSG
mengandung N 5%.
glutamate) untuk tanaman pakcoy yaitu dosis optimum yang diberikan adalah 8
g/tan untuk pertumbuhan tinggi tanaman pakcoy meningkatkan jumlah daun dan
semakin tinggi dosis MSG yang diberikan, maka akan pertumbuhan tanaman akan
semakin optimal.
dosis optimum MSG yang digunakan untuk pertumbuhan kacang tanah (Arachis
menggunakan MSG yaitu Khair dkk, (2018) yang menggunakan tanaman Kakao
berpengaruh nyata pada parameter diameter batang, berat basah bagian bawah
Dan untuk tanaman cabai rawit dilihat dari hasil penelitian Emilia (2020)
menujukkan bahwa, dosis MSG yang digunakan dengan hasil terbaik yaitu 6 g.
hasil dengan nilai tertinggi untuk pertumbuhan diameter batang, jumlah daun dan
berat basah tanaman. Dan pada konsentrasi MSG sebanyak 8 g memberikan hasil
tertinggi terhadap tinggi tanaman saja. Semakin tinggi dosis MSG yang diberikan,
Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru. Penelitian ini telah
dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan November 2022 sampai Maret
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih cabai rawit
Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, sekop,
C. Rancangan Percobaan
4x4 yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor Pupuk Urea (U) dengan 4 taraf
perlakuan dan faktor MSG (M) dengan 4 taraf perlakuan sehingga diperoleh 16
M0 = Tanpa MSG
Kombinasi perlakuan darai dosis pupuk urea dan MSG dapat dilihat pada
Tabel 1.
Apabila F hitung lebih besar dari F tabel maka dilanjutkan dengan uji lanjut Beda
D. Pelaksanaan Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan cangkul, parang dan garu. Lahan kemudian
diukur sesuai kebutuhan penelitian yaitu dengan ukuran panjang 9,4 m dengan
lebar 7,2 m. Setelah lahan bersih, dilakukan perataan tanah dilahan agar nantinya
digunakan adalah tanah top soil yang dibeli di toko tanaman hias Pekanbaru.
satuan percobaan.
3. Penyemaian.
dahulu diisi tanah yang dicampurkan dengan pupuk kompos jerami padi dengan
perbandingan 1:1. Kemudian dilakukan penanaman satu benih per polybag semai,
di pinggir lahan yang terkena cahaya matahari cukup dan disusun rapi.
Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari agar tanah
pada polybag tetap lembab. Penyemaian ini dilakukan selama 30 hari setelah
semai.
18
2. Pemasangan Label.
label, terlebih dahulu masing-masing kode perlakuan ditulis di selembar seng plat
cat. Lalu label dipasang menurut lay out penelitian (lampiran 3).
3. Penanaman.
Penanaman bibit cabai rawit dilakukan saat bibit cabai rawit berumur 30
hari setelah semai (hss). Kegiatan penanaman ini dilakukan pada sore hari dengan
cara membuat lubang tanam terlebih dahulu di polybag yang sudah tersusun pada
lahan penelitian. Setiap lubang tanam diisi satu bibit dengan cara membuka
polybag semai tersebut tanpa merusak bibit kemudian ditimbun kembali dengan
tanah agar akar tertimbun sempurna dan tanaman dapat berdiri kokoh. Selanjutnya
4. Pemberian Perlakuan.
Pemberian perlakuan urea, diberikan satu kali yaitu pada saat tanaman
Cabai rawit berumur 7 HST dengan cara membuat larikan dengan jarak ±
yaitu 1/3 dari masing-masing dosis perlakuan yang digunakan. Setelah itu
5. Pemeliharaan.
a. Penyiraman.
Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari dengan
b. Penyiangan.
Pemangkasan tunas air dilakukan pada umur 14, 21, dan 28 hst dengan
membuang tunas air yang tumbuh dibawah cabang utama tunas bakal
“v”. Dilakukan dengan cara dipetik menggunakan tangan pada pagi hari.
20
d. Pemasangan Lanjaran.
14 hari setelah tanam. Lanjaran yang digunakan adalah dari batang bambu
500EC dan Agrimec 18EC pada tanaman yang terserang hama dan
penyakit.
6. Panen
yaitu ukuran buah sudah maksimal dengan warna buah orange sampai kemerahan.
Panen dilakukan pada saat cuaca cerah dengan cara memetik satu persatu buah
cabai rawit tersebut. Pada penelitian ini, pemanenan dilakukan hingga 7 kali
E. Parameter Pengamatan
setelah tanam yang disekitar batang tanaman cabai rawit diberi ajir standar dari
sedotan plastik setinggi 5 cm. Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari ajir standar
sampai tajuk tertinggi dengan interval yang dilakukan yaitu 2 minggu sekali
21
hingga tanaman berumur 42 hst. Dari pengukuran ini didapatkan hingga 3 kali
pengukuran dan data tinggi tanaman yang diperoleh kemudian dianalisis secara
tanam sampai tanaman itu berbunga > 50% dari populasi per plot. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.
Pengamatan umur panen dilakukan pada saat 50% buah tanaman cabai
umur panen dengan cara menghitung jumlah hari dari penanaman sampai panen.
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dan disajikan dalam bentuk tabel.
jumlah cabang yang tumbuh pada tanaman cabai rawit yang menghasilkan bunga
pada semua sampel tanaman setiap kali panen, mulai dari panen pertama sampai
panen ke-7. Jumlah hasil panen pada panen pertama hingga panen ke-7
bentuk tabel.
22
buah yang telah dipanen untuk setiap tanaman sampel menggunakan timbangan.
Pengamatan jumlah buah sisa dilakukan ketika produksi telah turun dan
buah sudah tidak optimal yaitu 4 hari setelah panen ke-7 dilakukan. Data yang
Keterangan:
ulangan ke-r.
(UM)ij = Interaksi dari taraf ke-i dari faktor U dan taraf ke-j dari faktor M
taraf ke-i dari faktor U, taraf ke-j dari faktor M, dan ulangan ke-r.
Faktor Faktor M
Ulangan Jumlah Rerata
U M1 M2 M3 M4
1 Y101 Y111 Y121 Y131
2 Y102 Y112 Y122 Y132
U0
3 Y103 Y113 Y123 Y133
Jumlah J10. J11. J12. J13. J0..
Rerata Y10. Y11. Y12. Y13. Y0..
1 Y201 Y211 Y221 Y231
2 Y202 Y212 Y222 Y232
U1
3 Y203 Y213 Y223 Y233
Jumlah J20. J21. J22. J23. J1..
Rerata Y20. Y21. Y22. Y23. Y1..
1 Y301 Y311 Y321 Y331
2 Y302 Y312 Y322 Y332
U2
3 Y303 Y313 Y323 Y333
Jumlah J30. J31. J32. J33. J2..
Rerata Y30. Y31. Y32. Y33. Y2..
1 Y401 Y411 Y421 Y431
2 Y402 Y412 Y422 Y432
U3
3 Y403 Y413 Y423 Y433
Jumlah J40. J41. J42. J43. J3..
Rerata Y40. Y41. Y42. Y43. Y3..
Jumlah besar J.0. J.1. J.2. J.3. J…
Rerata besar Y.0. Y.1. Y.2. Y.3. Y…
Analisis Ragam
25
FK = (J..)2
umr
( J .0 . )2 +( J . 1. )2 +( J . 2. )2 +( J . 3. )2
JKM = uxr - FK
KK =
√ KTE x 100%
Y ..
Keterangan :
FK = Faktor Koreksi
KK = Koefisien Keragaman
Y = Rerata Besar
r = Banyak Ulangan
FTabel
SK DB JK KT F Hitung
(5%)
U u-1 JKU JKU/ DBB KTU/KTE 2.92
M m-1 JKM JKM/ DBM KTM/KTE 2.92
UM (u-1) (m-1) JKUM JKUM/ DBUM KTUM/KTE 2.21
Eror um (r-1) Error JKE/ DBE - -
Total umr-1 Total
Keterangan :
SK = Sumber Keragaman
DB = Derajat Bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = Kuadrat Tengah
maka dilakukan uji lanjut BNJ pada taraf 5% untuk mengetahui perbedaan
berikut :
Keterangan :
t = Jumlah perlakuan
r = Ulangan
V. ANGGARAN BIAYA
27
A. Bahan-bahan
Harga
Harga
No Nama Bahan Kuantitas Keseluruhan
Satuan (Rp)
(Rp)
1. Benih Cabai Rawit 10 gr Rp. 86.000 Rp. 86.000
2. Polybag 11 kg Rp. 20.000 Rp. 220.000
3. Pupuk Urea 1 kg Rp. 7.000 Rp. 7.000
4. MSG (Ajinomoto) 1 kg Rp. 35.000 Rp. 35.000
5. Curacron 1 botol Rp. 30.000 Rp. 30.000
6. Paku 1 ons Rp. 5.000 Rp. 5.000
7. Seng Plat 1 meter Rp. 50.000 Rp. 50.000
8. Cat 1 botol Rp. 20.000 Rp. 20.000
9. Spanduk Penelitian 1 lembar Rp. 100.000 Rp. 100.000
10. Tali Rafia 2 gulung Rp. 15.000 Rp. 30.000
Subtotal (Rp) Rp. 583.000
B. Alat-alat
Harga
Harga Satuan
No Nama Bahan Kuantitas Keseluruhan
(Rp)
(Rp)
1 Alat tulis 1 paket Rp.40.000 Rp. 40.000
2 Gembor 1 buah Rp.40.000 Rp. 40.000
Subtotal (Rp) Rp. 80.000
C. Biaya Lain-Lain
Harga
Harga Satuan
No Nama Bahan Kuantitas Keseluruhan
(Rp)
(Rp)
1. Sewa Lahan 1 unit Rp. 25.000 Rp. 25.000
2. Biaya Proposal 10 buah Rp. 25.000 Rp. 250.000
3. Transportasi. Rp. 150.000 Rp. 150.000
4. Biaya tak terduga Rp. 200.000 Rp. 200.000
Subtotal (Rp) Rp. 625.000
A+B+C Total Rp. 1.288.000
Terbilang “Satu juta dua ratus delapan puluh delapan ribu rupiah”.
DAFTAR PUSTAKA
28
Adrian, E., dan Yetti, H. 2017. Pengaruh Pemberian Urea, TSP, KCl dan Pupuk
Organik Cair (POC) Kulit Pisang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Cabai merah keriting (Capsicum annum L.). Jom Faperta, 4(1), 1–
13.
Alif, M. 2017. Kiat Sukses Budidaya Cabai Rawit. Bio Genesis. Yogyakarta.
Hernita, D. 2012. Penentuan Status Hara Nitrogen pada Bibit Duku. Jurnal
Hortikultura, 22(1), 29–36.
Khair, H., Hariani, F., dan Rusnadi, M. 2018. Pengaruh Aplikasi Dan Interval
Pemberian Monosodium Glutamat (Msg) Terhadap Pertumbuhan Bibit
Kakao (Theobroma cacao L.). AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian, 21(2), 195–
201.
Kouassi, C., Koffi-Nevry, R., Guillaume, L., YÉSSÉ, Z., KOUSSÉMON, M.,
Kablan, T., dan Athanase, K. 2012. Profiles of bioactive compounds of some
pepper fruit varieties grown in Côte d’Ivoire. Innovative Romanian Food
Biotechnology, 11(2), 23–31.
Nainggolan, G. D., Suwardi, dan Darmawan. 2013. Pola Pelepasan Nitrogen Dari
Pupuk Tersedia Lambat (Slow Release Fertilizer) Urea - Zeolit - Asam
Humat. Journal Zeolit Indonesia, 8(2), 89–96.
Sari, E. P. 2013. Formulasi Pupuk Nitrogen Lambat Tersedia dari Bahan Urea,
Zeolit, serta Asam Humat dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Jagung.
Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sinta, K., dan Warisnu, A. 2014. Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens
L.). Jurnal Sains Dan Seni Pomits, 2(1), 2337-3520.
Suriana, N. 2019. Panduan Lengkap & Praktis Budidaya Cabai Rawit yang Paling
Menguntungkan. Garuda Pustaka, Jakarta Timur.
Wijayanti, M., Hadi, M. S., dan Pramono, E. 2013. Pengaruh Pemberian Tiga
Jenis Pupuk Kandang Dan Dosis Urea Pada Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Cabai (Capssicum annum L.). Jurnal Agrotek Tropika, 1(2), 172–
178.
Bulan
No
Kegiatan November Desember Januari Februari Maret
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Lahan
2. Penyemaian
3. Pemasangan
Label
4. Penanaman
5. Pemberian
Perlakuan
a. Pupuk Urea
b. MSG
6. Pemeliharaan
a. Penyiraman
b. Penyiangan
c. Pemangkasan
tunas air
d. Pemasangan
ajir
e. Pengendalian
Hama dan
Penyakit
7. Pengamatan
8. Panen
9. Laporan
31
100 cm 60 cm
60 cm
U0M1 U0M3 U3M0 U2M3 U1M0 U0M0
a b c c b b
Keterangan : U
50 cm U : Pupuk Urea
M : MSG
a,b,c : Ulangan
0,1,2,3 : Taraf Perlakuan
50 cm