You are on page 1of 10

RANY AMELIA HADIATININGSIH, YENI KURNIAWATI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOLAH INFORMASI SISWA DALAM


PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI STRATEGI PQRST

Available online at FACTUM; Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah


website: https://ejournal.upi.edu/index.php/Factum
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 9 (2). 2020. 95-104

RESEARCH ARTICLE

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOLAH


INFORMASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
MELALUI STRATEGI PQRST

Oleh :
Rany Amelia Hadiatiningsih, Yeni Kurniawati1

Naskah diterima : 29 April 2020, Naskah direvisi : 28 Agustus 2020 Naskah disetujui : 20 September 2020

To cite this article: Hadiatiningsing, R.A., dan Kurniawati, Y. (2020). Upaya meningkatkan
keterampilan mengolah informasi siswa dalam pembelajaran sejarah. FACTUM: Jurnal Sejarah
dan Pendidikan Sejarah, 9 (2). 2020. 95-104, DOI: https://doi.org/10.17509/factum.v9i2.24320.

ABSTRACT
This research is entitled “Application of the PQRST Strategy as an Effort to Improve Students’
Information Processing Skills in Learning History (Classroom Action Research in Class XI IPS
1 SMA PGRI 1 Bandung)”. Researcher found several indications that showed the information
processing skills of class XI IPS 1 students were still very low. This research was conducted
with the aim of describing the planning of implementing the PQRST strategy, describing the
implementation of the PQRST strategy to improve students ‘information processing skills,
providing an overview of improving students’ information processing skills in historical
learning, and describing the efforts of researcher in overcoming obstacles encountered when
implementing the PQRST strategy. There are three indicators of students’ information processing
skills, namely skills in gathering information sources, selecting and managing information,
and communicating information. The method which is used in this study is a classroom action
research (CAR) method with a research design from Kemmis & Tagart which is consisting of
four stages, namely: planning, action, observation, and reflection. This improvement can be
seen from the achievement of excellent scores on several indicators of information processing
skills such as gathering information sources, selecting and managing information, and
communicating information. Based on the results of the research, the application of the PQRST
strategy can be a solution to improve students’ information processing skills in learning history
in class XI IPS 1 SMA PGRI 1 Bandung.

Keywords: PQRST Strategy, Information Processing Skills, Historical Learning.

1
Rany Amelia Hadiatiningsih adalah mahasiswa pada Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS
UPI dan Yeni Kurniawati adalah Dosen Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI. Penulis
dapat dihubungi di alamat email : yenikurniawati@upi.edu.

95
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

PENDAHULUAN yang didapatkan juga terhindar dari


banyaknya berita atau informasi yang
Dunia sekarang tengah berada di abad bohong (hoax). Namun, berdasarkan
21 atau merupakan masa yang disebut hasil pengamatan pada saat observasi
sebagai era informasi. Munculnya era pra-penelitian, keterampilan mengolah
informasi ini menjadikan kebutuhan informasi siswa kelas XI IPS 1 SMA PGRI
akan informasi semakin tinggi, 1 Bandung dalam pembelajaran sejarah
sehingga menurut Noor (2018, hlm. 33) masih sangat rendah. Peneliti menemukan
“kemampuan mencari informasi adalah beberapa indikasi yang menunjukkan
salah satu kompetensi yang dibutuhkan rendahnya keterampilan mengolah
untuk membantu menyelesaikan masalah informasi siswa dalam pembelajaran
terkait informasi”. Kompetensi mengolah sejarah di kelas XI IPS 1 SMA PGRI 1
informasi termasuk di dalamnya mencari Bandung.
informasi hingga mengomunikasikan
Adapun indikasi rendahnya
harus dapat dikembangkan dalam diri
keterampilan mengolah informasi
siswa yang nantinya akan menjadi
tersebut adalah saat menyampaikan
masyarakat di era informasi.
informasi, siswa masih selalu melihat teks
Tujuan pembelajaran sejarah secara atau tampilan power point, kemudian
ideal menurut Ismaun (2005, hlm. 244) isi tayangan power point tersebut
salah satunya adalah agar peserta didik hanya memuat rangkaian teks berupa
memiliki keterampilan sejarah yang dapat informasi yang dipindahkan secara utuh
digunakan untuk mengkaji berbagai dari internet ke dalam tayangan (copy
informasi yang sampai kepadanya paste). Siswa sebagai audience (bukan
guna menentukan kesahihan informasi kelompok presenter) menulis sama
tersebut. Di samping hal tersebut, dalam persis seluruh isi power point kelompok
pembelajaran ilmu-imu social termasuk presenter. Kemudian isi makalah siswa
sejarah dikenal materi proses, seperti yang masih tetap terlihat bahwa mereka hanya
diungkapkan Hasan (1995, hlm. 137) bahwa memindahkan informasi yang didapat
“materi proses dapat digunakan untuk tanpa mengolah terlebih dahulu atau
mengembangkan kemampuan mencari istilah lainnya hanya meng-copy paste
sumber dan merumuskan informasi, informasi. Selanjutnya, peneliti melakukan
mengolah informasi, mengembangkan wawancara dengan siswa, mayoritas dari
pengetahuan baru berdasarkan apa mereka mengatakan bahwa mereka lebih
yang sudah dimilikinya, memecahkan memilih metode pembelajaran ceramah
berbagai masalah dan mengambil berbagai atau guru saja yang menyampaikan
keputusan”. materi di depan kelas. Sehingga siswa
Berdasarkan pemaparan di atas, hanya tinggal memperhatikan, mencatat
keterampilan mencari, mengolah, dan dan menerima informasi dari guru. Jika
menyampaikan informasi itu menjadi demikian, dapat diartikan bahwa tidak
hal penting dan harus dimiliki oleh siswa ada keinginan siswa untuk mencari dan
yang belajar sejarah. Siswa yang memiliki mengolah informasi sendiri.
keterampilan ini dapat memecahkan Berdasarkan indikasi permasalahan
permasalahan menggunakan informasi yang telah ditemukan tersebut, peneliti

96
RANY AMELIA HADIATININGSIH, YENI KURNIAWATI
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOLAH INFORMASI SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI STRATEGI PQRST

mencoba menerapkan strategi PQRST pembelajaran sejarah, khususnya dalam


(preview, question, reading, summarize, penggunaan strategi PQRST sebagai upaya
and task) untuk mengatasi permasalahan meningkatkan keterampilan mengolah
rendahnya keterampilan mengolah informasi siswa dalam pembelajaran
informasi dalam pembelajaran sejarah. sejarah. Selain itu, manfaat praktis dari
Jika dilihat dari tahapan-tahapannya, penelitian ini yaitu memberikan kontribusi
strategi PQRST dapat dikategorikan dalam bagi tenaga pengajar yang membaca tulisan
belajar penemuan (discovery), karena ini untuk dapat menggunakan strategi
siswa diharuskan mencari sumber belajar PQSRT dalam proses pembelajarannya
secara mandiri, membuat pertanyaan- sehingga dapat mewujudkan pembelajaran
pertanyaan untuk menemukan informasi, sejarah yang inovatif.
dan mengkonstruksi jawaban dengan
bahasa sendiri dari hasil bacaan. METODE PENELITIAN
Dahar (dalam Isjoni, 2007, hlm. 63) Metode yang digunakan dalam
mengatakan bahwa kelebihan belajar penelitian ini adalah penelitian tindakan
penemuan (discovery) adalah pengetahuan kelas (classroom action research).
akan dapat bertahan lama dan mudah Penelitian tindakan kelas menurut
diingat, menghasilkan efek transfer yang Wiriatmadja (2007, hlm. 13) adalah
lebih baik, meningkatkan penalaran siswa “bagaimana sekelompok guru dapat
dan kemampuan untuk berpikir secara mengorganisasikan kondisi praktek
bebas, melatih keterampilan-keterampilan pembelajaran mereka, dan belajar dari
kognitif siswa untuk menemukan dan pengalaman mereka sendiri”. Adapun
memecahkan masalah tanpa pertolongan Arikunto (2009, hlm. 13) mengungkapkan
orang lain, meningkatkan keingintahuan definisi penelitian tindakan kelas yaitu
siswa dan memberikan motivasi untuk merupakan suatu pencermatan terhadap
bekerja tertentu sampai menemukan kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
jawaban-jawaban. Pada penelitian ini yang sengaja dimunculkan dan terjadi
yang menjadi pokok kajian permasalahan dalam sebuah kelas secara bersama.
adalah “Bagaimana upaya meningkatkan Sementara itu, Hendriana & Afrilianto
keterampilan mengolah informasi siswa (2014, hlm. 31) menyebutkan bahwa
melalui penerapan strategi PQRST dalam penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 bentuk penelitian yang bersifat reflektif
SMA PGRI 1 Bandung”. Penelitian yang dengan melakukan tindakan tertentu agar
dibuat dalam artikel ini memliki tujuan dapat memperbaiki atau meningkatkan
untuk mendeskripsikan perencanaan, praktik pembelajaran di kelas secara lebih
pelaksanaan, dan peningkatan profesional.
keterampilan mengolah informasi siswa Melihat dari berbagai definisi,
dengan menggunakan strategi PQRST. penelitian tindakan kelas dapat dikatakan
Penelitian ini juga memberikan sebagai upaya seorang guru sekaligus
manfaat secara teoritis dan juga praktis. peneliti untuk mencari dan menerapkan
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu solusi atas permasalahan pembelajaran
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang ditemukan di dalam kelas selama
bagi ilmu dan pengetahuan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

97
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

Berdasarkan beberapa definisi PTK, tindakan, yaitu perencanaan, tindakan,


peneliti dapat memperoleh gambaran observasi, dan refleksi dalam sebuah sistem
bahwa penelitian tindakan kelas adalah spiral. Desain penelitian ini digunakan
suatu penelitian berupa tindakan yang peneliti karena terdapat kesesuaian waktu
dirancang oleh seorang guru sebagai dengan dilaksanakannya penelitian.
peneliti, untuk kemudian dilaksanakan di Pada tahap perencanaan, peneliti
dalam kelas penelitian bersama kolaborator menyusun rancangan tindakan yang
(seperti rekan observer), dengan tujuan meliputi pembuatan RPP (Rencana
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran), materi,
di dalam suatu kelas. serta instrumen penelitian.Selanjutnya,
Peneliti menemukan permasalahan peneliti melaksanakan tindakan dengan
rendahnya keterampilan mengolah menggunakan metode-metode yang
informasi siswa dalam pembelajaran dianggap sesuai apabila diaplikasikan
sejarah di kelas XI IPS 1 SMA PGRI dengan strategi PQRST yang digunakan
1 Bandung. Keterampilan mengolah dalam penelitian ini. Dalam hal ini,
informasi dalam pembelajaran sejarah peneliti menggunakan metode diskusi
menjadi sangat penting karena apabila dan mind mapping karena sesuai
siswa tidak memiliki keterampilan dengan pengembangan strategi PQRST.
mengolah informasi akan menimbulkan Kemudian pada proses pengamatan,
pemahaman yang salah terhadap peristiwa penelitimenggunakan catatan lapangan
sejarah yang dipelajari. Selain itu, untuk mengamati kegiatan di dalam
maraknya informasi yang dapat diakses kelas, menggunakan rubrik dan lembar
dan diterima dengan mudah pada masa penilaian yang dirancang khusus untuk
sekarang, membuat siswa harus memiliki menilai keterampilan mengolah informasi
keterampilan mengolah informasi dan siswa. Terakhir adalah tahapan refleksi,
berpikir kritis yang baik. Hal tersebut agar yaitu tahap mengkaji atau menelaah
siswa tidak mudah menjadi korban berita kembali tindakan yang telah dilakukan
bohong atau hoax yang menyesatkan. dan melihat ketercapaian indikator yang
Maka dari itu, untuk meningkatkan diraih siswa. Tujuan dari tahapan refleksi
keterampilan mengolah informasi siswa adalah untuk mengkaji hasil penelitian dan
dalam pembelajaran sejarah, diperlukan memperbaiki hal-hal yang belum optimal
tindakan yang reflektif dalam pelaksanaan sehingga dapat dilakukan perbaikan pada
pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 siklus berikutnya. Observer, guru pamong
SMA PGRI 1 Bandung. Metode penelitian dan dosen pembimbing memberikan
tindakan kelas sangat cocok digunakan, peran penting pada tahap refleksi ini,
karena memiliki kesamaan tujuan yakni untuk memberikan saran dalam perbaikan
melakukan tindakan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya.
kualitas pembelajaran di dalam kelas
HASIL PENELITIAN DAN
agar dapat meningkatkan keterampilan
PEMBAHASAN
mengolah informasi siswa. Peneliti
menggunakan desain penelitian model Pendidikan sebagai pilar utama
Kemmis & Tagart. Desain penelitian ini pembentuk keterampilan hidup
menggunakan empat komponen penelitian manusia memiliki kontribusi dalam

98
RANY AMELIA HADIATININGSIH, YENI KURNIAWATI
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOLAH INFORMASI SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI STRATEGI PQRST

mengembangkan keterampilan hidup 2012, hlm. 77). Pada masa kini informasi
siswa. Salah satu keterampilan hidup yang dapat dengan mudah diakses di mana
dapat menunjang siswa di abad 21 adalah saja, sedangkan informasi yang sampai
keterampilan mengolah informasi. Upaya tidak selalu memuat informasi yang benar
meningkatkan keterampilan mengolah dan sesuai, sehingga peserta didik perlu
informasi siswa dalam pembelajaran memiliki keterampilan dalam mengolah
sejarah di kelas dapat dilakukan dengan informasi agar informasi yang didapatkan
menggunakan strategi PQRST.Hal relevan dan tepat.Hal tersebut seperti
tersebut dikarenakan di dalam strategi yang dikemukakan oleh Darmawan (2013,
PQRST memuat langkah-langkah yang hlm. 12) bahwa kemampuan pengguna
mengarah pada upaya peningkatan untuk melakukan seleksi penting agar
keterampilan mengolah informasi. hanya informasi yang relevan dengan misi,
Dengan menggunakan strategi PQRST fungsi, dan tugas yang diambilnya.
sebagai upaya meningkatkan keterampilan Adapun kelebihan dalam strategi
mengolah informasi siswa, maka siswa PQRST menurut Sitompul (2014, hlm. 9)
dengan sendirinya akan terbiasa mencari adalah: 1) membantu dalam mengatasi
dan mengumpulkan sumber informasi, kesulitan membaca pemahaman; 2)
menyeleksi dan mengelola informasi dapat digunakan untuk membantu
untuk kemudian menyajikan informasi siswa yang daya ingatannya kurang
dalam pembelajaran sejarah. atau kurang memahami bacaan yang
Indikator-indikator keterampilan dibacanya. Kemudian untuk kelemahan
mengolah informasi yang dikembangkan strategi PQRST adalah: 1) menggunakan
dalam penelitian ini adalah: 1) strategi ini memerlukan ketelitian dan
mengumpulkan informasi dengan sub waktu yang agak lama; 2) karena metode
indikator mencari informasi baik dari yang digunakan sama, isi pengetahuan
buku maupun internet dan menyusun tiap-tiap siswa pun sama pula.Dalam
pertanyaan untuk menemukan informasi mengantisipasi kelemahan tersebut,
yang sesuai; 2) menyeleksi dan mengelola peneliti membuat menggunakan teknik-
informasi dengan sub indikator menyeleksi teknik yang memperhatikan waktu seperti
informasi yang relevan, mencantumkan time token dalam pembelajaran. Kemudian
sumber informasi dengan lengkap, dan agar isi pengetahuan tiap-tiap siswa tidak
menulis poin-poin mengenai informasi sama, maka setiap siswa dalam kelompok
yang penting; 3) megomunikasikan harus mengakses sumber informasi yang
informasi dengan sub indikator menyajikan berbeda.
informasi dan menarik kesimpulan. Pada tindakan siklus pertama,
Kemampuan mengolah informasi peneliti mengemas materi abad kegelapan
siswa dapat ditinjau dari kemampuannya di Eropa melalui pembuatan RPP
dalam mempertimbangkan semua dengan menggunakan strategi PQRST,
informasi, mendiskusikan semua informasi metode diskusi, dan teknik presentasi
yang diperoleh dan menggunakan menggunakan teknik time token. Hasil dari
pertimbangan referensi untuk semua penelitian menunjukkan bahwa terdapat
informasi yang diperoleh (Budiono, dkk., sub indikator keterampilan mengolah

99
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

informasi yang masih sangat kurang yaitu terdapat kelompok yang memperoleh
menulis poin-poin mengenai informasi skor kecil dalam mencapai indikator
yang penting atau yang termasuk pada keterampilan mengolah informasi.
tahapan summarize di strategi PQRST. Misalnya pada sub indikator peggunaan
Kemudian siswa masih sangat kurang sumber informasi (tahapan preview) dan
dalam mencantumkan sumber informasi sub indikator mencantumkan sumber
secara lengkap yang termasuk pada informasi dengan baik dan benar (tahapan
tahapan reading, juga keterampilan summarize) masih terdapat kelompok
menarik kesimpulan yang masuk ke dalam yang berada pada kategori sangat kurang.
tahapan task masih sangat rendah. Sebagai upaya untuk meningkatkan
Melihat beberapa kekurangan yang sub-sub indikator yang masih rendah
tejadi pada siklus pertama, maka peneliti tersebut, peneliti memberikan sedikit
harus mencari alternatif solusi yang akan modifikasi dalam pembelajaran dengan
diterapkan pada siklus selanjutnya untuk mengadakan tiket pembelajaran.
mengatasi kekurangan yang terjadi. Kegiatannya yaitu setiap kelompok
Adapun alternatif solusi yang peneliti diharuskan mengisi tiket dengan identitas
pilih adalah mencoba menerapkan metode sumber bacaan yang beragam. Tiket
mind mapping untuk melengkapi metode tersebut akan dijadikan sebagai syarat
diskusi yang digunakan dalam menerapkan untuk mendapatkan LKPD. Tiket sumber
strategi PQRST. Dengan penugasan mind informasi harus dikumpulkan kepada
map diharapkan siswa mampu mengambil guru untuk ditukarkan dengan LKPD.
poin-poin atau konsep-konsep penting Jika kelompok tidak mengumpulkan tiket
dari informasi telah diperoleh, sekaligus sumber informasi maka LKPD tidak akan
mampu menyimpulkan dengan kalimat diberikan. Dengan adanya penugasan
sendiri. seperti itu, diharapkan siswa telah mantap
Perencanaan tindakan siklus dua pada tahapan preview sehingga tahapan
dilakukan dengan mengacu pada hasil QRST dan pengerjaan LKPD dapat dilalui
refleksi siklus pertama. Berdasarkan dengan baik.
hasil penelitian siklus ini, keterampilan Penelitian siklus ketiga menunjukkan
mengolah informasi siswa pada siklus hasil keterampillan informasi siswa yang
ini mulai mengalami peningkatan. mengalami peningkatan dibanding dua
Penggunaan metode diskusi yang siklus sebelumnya dengan ditunjukan
didampingi dengan mind mapping perolehan tiga kelompok yang telah
dalam penerapan strategi PQRST dapat mencapai kategori sangat baik. Tetapi
membantu meningkatkan pencapaian hasil terdapat sub indikator yang masih
pada sub indikator penulisan poin penting mendapat skor rendah, yaitu pada sub
dalam tahapan reading. Sehingga peneliti indikator menarik kesimpulan. Berbeda
akan tetap menggunakan mind map untuk dengan sub indikator lainnya yang
terus mempertahankan dan membantu telah mencapai skor tiga hingga empat,
pencapaian tahapan reading dengan pada sub indikator menarik kesimpulan
sub indikator penulisan poin penting. masih terdapat dua kelompok yang
Hasil penelitian pada siklus kedua, masih hanya mencapai skor dua. Sehingga

100
RANY AMELIA HADIATININGSIH, YENI KURNIAWATI
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOLAH INFORMASI SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI STRATEGI PQRST

peneliti membuat LKPD dengan bentuk peningkatan ke arah yang semakin baik.
membandingkan dua sumber informasi Seluruh kelompok di kelas XI IPS 1 pada
untuk menjawab pertanyaan, agar siswa siklus ini memperoleh skor akhir dengan
mampu melihat perbedaan atau persamaan kategori sangat baik.Maka dari itu, peneliti
dari kedua sumber tersebut untuk menghentikan penelitian di siklus empat,
kemudian mengambil kesimpulan dengan karena siswa kelas XI IPS 1 telah memiliki
kalimat sendiri.Di samping itu, meskipun keterampilan mengolah informasi
empat kelompok telah berada di kategori yang sangat baik. Di samping itu, skor
yang sangat baik, namun terdapat satu keterampilan mengolah informasi siswa
kelompok yang masih berada di kategori selalu mengalami peningkatan pada setiap
baik.Sehingga peneliti memutuskan siklusnya. Karena kecendrungan naik
untuk melanjutkan penelitian ke siklus tersebut, maka peneliti berasusmi bahwa
selanjutnya. akan terus mengalami kenaikan. Sehingga
Pada siklus IV, peneliti menerapkan penelitian ini dicukupkan sampai pada
penggunaan strategi PQRST dengan siklus empat.
metode diskusi yang masih digunakan Berdasarkan hasil pengolahan data
hingga siklus IV.Peneliti memegang penelitian yang terkumpul dari hasil
metode diskusi sebagai metode utama observasi, penilaian, maupun wawancara,
yang dapat melengkapi strategi PQRST, penerapan strategi PQRST ini dapat
karena sebagaimana yang diungkapkan meningkatkan keterampilan mengolah
oleh Abidin (2010, hlm. 56) bahwa tahapan informasi siswa dalam pembelajaran
summary dari strategi PQRST akan lebih sejarah.Hasil pengolahan data secara
baik jika kita melakukannya bersama- kuantitatif menunjukan adanya
sama dalam sebuah kelompok belajar. Hal peningkatan keterampilan mengolah
tersebut memang terbukti dan dirasakan informasi siswa dalam pembelajaran
oleh peneliti.Hanya pada siklus ini, metode sejarah pada setiap siklus penelitian.Pada
tersebut dipadukan dengan mission game, siklus I diperoleh hasil dengan persentase
reward, dan punishment. Hal tersebut sebesar 43,56% kemudian mengalami
ternyata membuat siswa terlihat lebih peningkatan di siklus II sebesar 15,75%
antusias dalam pembelajaran. Dengan menjadi 59,31%. Pada siklus III mengalami
adanya misi pengisian tiket sumber peningkatan sebesar 21,34% menjadi
informasi dapat membantu kelompok lebih 80,65%. Selanjutnya pada siklus IV juga
semangat untuk mencari dan menemukan mengalami peningkatan sebesar 12,2%
sumber informasi pembelajaran (tahapan menjadi 92,85%. Di siklus IV seluruh
preview). Melalui metode diskusi kelompok siswa telah mencapai kategori
dan pengerjaan LKPD, siswa mampu sangat baik dalam hal keterampilan
mengelola dan mengolah informasi secara mengolah informasi. Di samping itu, hasil
berkelompok. Sehingga tahapan question, yang menunjukan kecendrungan naik,
reading, summarize, dan task dari strategi membuat peneliti berasumsi bahwa hasil
PQRST juga dapat dicapai oleh siswa. tersebut akan terus naik. Sehingga peneliti
Pada siklus empat ini, hasil perolehan memutuskan untuk mengakhiri penelitian
skor setiap kelompok telah mengalami pada siklus IV.

101
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

Indikator yang sering muncul selama poin-poin mengenai informasi yang


proses penelitian adalah indikator 3 dengan penting, mencantumkan sumber informasi
persentase sebesar 76,8%. Indikator 3 dengan lengkap dan menyeleksi informasi
adalah mengomunikasikan informasi, yang relevan. Indikator ini mendapat
dengan sub indikator menyajikan perolehan rata-rata paling rendah karena
informasi dan menarik kesimpulan.Dalam pada sub indikator menyeleksi informasi
hal menyajikan informasi secara tertulis, yang relevan mengalami peningkatan yang
seluruh kelompok selalu mendapatkan sangat lambat pada setiap kelompok di
skor maksimal pada setiap siklusnya. setiap siklusnya.
Karena siswa menyajikan informasi dengan Setelah melakukan refleksi dengan
tulisan yang rapi sehingga informasi siswa dan wawancara dengan guru,
dapat dipahami dengan jelas.Siswa tidak peneliti dapat memperoleh gambaran
hanya baik dalam penyajian tertulis, saat bahwa strategi PQRST membawa dampak
menyajikan informasi secara lisanpun positif terhadap keterampilan mengolah
siswa telah mengarah pada penyajian informasi siswa dalam pembelajaran
yang lebih baik. Siswa kelas XI IPS 1 mulai sejarah. Menurut penuturan guru, setelah
terlepas dari kebiasaan membaca catatan diterapkannya strategi ini, siswa jadi
saat presentasi. Serta siswa mampu mengenal berbagai sumber informasi yang
mengoptimalkan alat bantu penyampaian dapat diakses untuk pembelajaran sejarah
informasi yang ada seperti mind map. khususnya. Siswa menjadi mengerti akan
Pada sub indikator menarik tanggung jawab terhadap penggunaan
kesimpulan, setiap kelompok tidak secara sumber informasi atau sumber
langsung mampu membuat kesimpulan pembelajaran sejarah. Beliau juga melihat
dengan baik. Meskipun demikian, secara bahwa saat presentasipun siswa telah lepas
perlahan sub indikator menarik kesimpulan dari catatan atau membaca dari tugas yang
mencapai kenaikan pada siklus III dan mereka kerjakan. Beliau menambahkan
IV. Siswa mampu membuat kesimpulan bahwa hasil PTS (Penilaian Tengah
menggunakan kalimat sendiri disertai Semester) siswa kelas XI IPS 1 dengan
dengan ide pokok yang jelas. Hal tersebut materi yang telah dibahas menggunakan
sesuai dengan apa yang dikemukakan strategi PQRST menunjukan hasil yang
oleh Kartikawati (2005, hlm. 69) bahwa baik.
keterampilan yang dapat dicapai siswa
melalui kegiatan pembelajaran membaca SIMPULAN
dengan metode PQRST antara lain adalah Secara keseluruhan, penelitian
siswa dapat menjawab pertanyaan literal tindakan kelas yang dilaksanakan
dan siswa dapat menyimpulkan isi bacaan. selama empat siklus ini berjalan dengan
Kemudian indikator II menempati baik. Pada tahap perencanaan metode
urutan terakhir dalam indikator yang sering pembelajaran utama yang digunakan
muncul selama proses penelitian dengan adalah diskusi kelompok. Dalam proses
persentase sebesar 65,8%. Indikator II pelaksanaan selama empat siklus, metode
adalah mengelola dan menyeleksi informasi diskusi kelompok tersebut ditambahkan
dengan tiga sub indikator, yaitu menulis dengan metode mind mapping dan

102
RANY AMELIA HADIATININGSIH, YENI KURNIAWATI
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOLAH INFORMASI SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SEJARAH MELALUI STRATEGI PQRST

teknik time token saat PBM, guna rasional siswa kelas viii-f SMPN 5
meningkatkan efektitivitas pembelajaran surakarta tahun ajaran 2011/2012.
dan penelitian. Hasil dari penelitian ini Jurnal Pendidikan Biologi, 4(3), 73-80.
menunjukan bahwa terjadi peningkatan Diakses dari http://id.portalgaruda.
keterampilan mengolah informasi org/index.php?ref=browse&mod=view
siswa dengan menggunakan strategi article&article=50696.
PQRST dalam pembelajaran sejarah. Darmawan, D. (2013). Pendidikan
Siswa mampu mencari informasi baik teknologi informasi dan komunikasi.
dari buku maupun internet, menyusun Bandung: Remaja Rosdakarya.
pertanyaan untuk menemukan informasi
Hasan, S. H. (1995). Pendidikan ilmu sosial.
yang sesuai, menulis poin atau konsep
Jakarta: Departemen Pendidikan
penting, mencantumkan sumber informasi
dan Kebudayaan Direktorat Jendral
dengan lengkap, menyeleksi informasi
Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan
yang relevan, menyajikan dan menarik
Tenaga Akademik.
kesimpulan dengan baik.
Hendriana, H., & Afrilianto, M. (2004).
Persentase perolehan keterampilan
Panduan bagi guru penelitian
mengolah informasi siswa dari siklus I
tindakan kelas suatu karya tulis
hingga siklus IV menunjukan grafik yang
ilmiah. Bandung: Refika Aditama.
meningkat. Siswa secara berkelompok
Isjoni. (2007). Pembelajaran sejarah
telah mampu mengolah informasi dengan
pada satuan pendidikan. Bandung:
baik. Di siklus IV seluruh kelompok siswa
Alfabeta.
telah mencapai kategori sangat baik dalam
hal keterampilan mengolah informasi yang Ismaun. (2005). Pengantar belajar
meliputi tiga indikator, yaitu indikator sejarah sebagai ilmu dan wahana
mengumpulkan sumber informasi, pendidikan. Bandung: Historia Utama
menyeleksi dan mengelola informasi, serta Press.
mengomunikasikan informasi. Di samping Kartikawati, D. (2005). Keefektifan metode
itu, hasil yang menunjukan kecendrungan pqrst dalam membaca pemahaman
naik, membuat peneliti berasumsi bahwa teks bacaan pada mata pelajaran
hasil tersebut akan terus naik. Sehingga bahasa indonesia kelas vii semester i
peneliti memutuskan untuk mengakhiri smp negeri 1 brangsong kendal tahun
penelitian pada siklus IV. ajaran 2004-2005.(Skripsi). Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
DAFTAR PUSTAKA Semarang.Diakses dari https://
www.scribd.com/doc/241105892/
Abidin, Y. (2010). Strategi membaca:
Kefektifan-Metode-Pqrst-Dalam-
teori dan pembelajarannya. Bandung:
Membaca-Pemahaman.
Rizqi Press.
Noor, M. U. (2018). Penilaian kualitas
Arikunto, S. (2009). Penelitian tindakan
informasi sebagai bentuk sikap
kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
tabayyun ketika menerima informasi
Budiono, E., dkk. (2012). Penerapan model
di sosial media dan internet.Bibliotika:
pembelajaran guided inquiry untuk
Jurnal Kajian Perpustakaan dan
meningkatkan kemampuan berpikir
Informasi. 2(1), 33-40. Doi: http://

103
FACTUM
Volume 9 N0.2, Oktober 2020

journal2.um.ac.id/index.php/ negeri 17 medan.(Skripsi). Universitas


bibliotika. HKBP Nommensen, Medan. Diakses
Sitompul, M. (2014). Efektivitas dari http://repository.uhn.ac.id/
penggunaan metode “pqrst (preview, bitstream/handle/123456789/470/
question, read, summarize, test)” dalam M a r i a % 2 0 S i t o m p u l .
membaca pemahaman teks berita pdf?sequence=1&isAllowed=y.
pada surat kabar oleh siswa viii smp

104

You might also like