You are on page 1of 7

p-ISSN: 2598-1218 Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022

e-ISSN: 2598-1226 DOI : 10.31604/jpm.v5i2.726-732


BUDIDAYA MAGGOT GUNA MENGATASI PERMASALAHAN
SAMPAH ORGANIK DALAM RANGKA PENINGKATAN
EKONOMI PRODUKTIF DUSUN GANDEKAN MELALUI
PROGRAM HOLISTIK PEMBINAAN DAN
PEMBERDAYAAN DESA (PHP2D)

Dicky Dwi Radhica, Andika Aziz Rifa’i, Sugito, Muhammad Yasir Abdad,
Tafrida Ulfatun Nisa

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


dicky.dwi.isip19@mail.umy.ac.id

Abstract

Gandekan hamlet is a hamlet located in Guwosari village, Pajangan sub-district, Bantul. This village has
environmental problems and the high cost of animal feed. Based on the available natural resources is the
number of people who throw garbage in the river. Due to the garbage, the river in Gandekan village has
become polluted. On the other hand, the river also emits an unpleasant odour. In addition, another
problem is the high cost of animal feed, so that the Gandekan hamlet community does not have an
alternative way to replace their animal feed. Based on these problems, the PHP2D team of IMM FISIPOL
UMY conducted observations, interviews and analyzed the problems using SWOT analysis. As a result of
the data and analysis, the PHP2D team of IMM FISIPOL UMY presented maggot cultivation to
overcome the problems in the village by cultivating maggot. Maggot itself has many benefits, including
properly decomposing organic waste, can be used as animal feed, and can be sold. The implementation
consists of preparation, coordination, socialization training, construction of maggot houses, training on
maggot cultivation, marketing and packaging, monitoring and evaluation. With this empowerment, the
Gandekan hamlet community was very enthusiastic about the program presented by the PHP2D team of
IMM FISIPOL UMY. The result of the community empowerment of the PHP2D IMM FISIPOL UMY
team is that the community knows how to utilize organic waste by cultivating maggot, the community can
cultivate maggot, and the community has maggot products.

Keywords: Maggot cultivation, organic waste, community empowerment.

Abstrak

Dusun Gandekan merupakan dusun yang terletak di desa Guwosari, kecamatan Pajangan, Bantul. Dusun
ini memiliki permasalahan lingkungan dan mahalnya pakan ternak. Berdasarkan permasalahan
lingkungan ialah banyaknya warga yang membuang sampah sembarangan di sungai. Akibat membuang
sampah sembarangan, sungai di dusun Gandekan menjadi tercemar. Di sisi lain, sungai tersebut itu juga
menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, permasalahan lainnya adalah mahalnya pakan ternak,
sehingga masyarakat dusun Gandekan tidak memiliki cara alternatif untuk mengganti pakan ternaknya.
Bersumberkan permasalahan tersebut, tim PHP2D IMM FISIPOL UMY melakukan observasi dan
wawancara, serta menganalisis permasalahan menggunakan analisis SWOT. Hasil dari data dan analisis
itu, tim PHP2D IMM FISIPOL UMY menghadirkan budidaya maggot untuk mengatasi permasalahan
yang ada di dusun tersebut dengan cara budidaya maggot. Maggot sendiri memiliki banyak manfaat,
diantaranya adalah dapat mengurai sampah organik dengan baik, dapat dijadikan pakan ternak, dan dapat
dijual. Dalam metode pelaksanaanya terdiri dari persiapan, koordinasi, sosialisasi, pembangunan rumah
maggot (gotong royong), pelatihan pengelolaan budidaya maggot, pelatihan pemasaran dan pengemasan,
monitoring dan evaluasi. Adanya pemberdayaan ini, masyarakat dusun Gandekan sangat antusias dengan
program yang dihadirkan oleh tim PHP2D IMM FISIPOL UMY. Hasil dari pemberdayaan masyarakat
tim PHP2D IMM FISIPOL UMY adalah masyarakat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan sampah
organik dengan cara budidaya maggot, masyarakat dapat membudidayakan maggot, masyarak memiliki
produk maggot.

MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│726


Dicky Dwi Radhica,dkk. Budidaya Maggot Guna Mengatasi Permasalahan Sampah …

Kata kunci: Budidaya Maggot, sampah organik, pemberdayaan masyarakat.

PENDAHULUAN tempatnya. Padahal, di dusun


Gandekan sendiri telah dilakukan
Permasalahan sampah di penyuluhan dalam mengatasi sampah.
Indonesia masih menjadi fokus utama Sampah-sampah yang dibuang
bagi pemerintah Indonesia. Berbagai secara sembarangan akan membuat
kebijakan telah dibuat oleh pemerintah sampah menumpuk dan membuat
guna mengatasi masalah sampah. tercemarnya lingkungan. Di samping
Namun, sampah di Indonesia masih itu, sampah tersebut akan
belum dapat teratasi secara maksimal. menghasilkan bau tidak sedap sehingga
Menurut laporan Kementerian dapat mengundang penyakit. Selain itu,
Lingkungan Hidup dan Kehutanan sampah yang dibuang di sungai atau
(KLHK), pada tahun 2020 Indonesia selokan dapat menghambat aliran air
tercatat telah menghasilkan sebesar 68,7 (Gesriantuti, Elsie, Harahap, Herlina,
juta ton sampah (KLHK, 2021). & Badrun, 2017).
Sampah tersebut terdiri dari 57% Mayoritas masyarakat
sampah organic, 15% sampah plastic, Gandekan bekerja sebagai buruh
11% sampah kertas, dan 17% sampah bangunan, pekerja swasta, peternak lele
lainnya. Jumlah sampah itu masih dan ayam. Mahalnya pakan ternak
tergolong besar, bahkan diprediksi di (ayam dan lele) menjadi suatu kendala
tahun selajutnya produksi sampah di bagi masyarakat Gandekan. Dalam hal
Indonesia dapat bertambah. Salah satu ini, masyarakat dusun Gandekan
wilayah penyumbang sampah terbanyak memiliki dua permasalahan, yakni
adalah kota Yogyakarta. Kota sulitnya mengatasi sampah organic dan
Yogyakarta merupakan salah satu kota mahalnya pakan ternak (ayam dan
yang terletak di provinsi Daerah lele).
Istimewa Yogyakarta. Dalam per Berdasarkan permasalahan yang
harinya, kota Yogyakarta dapat ada, sampah organic dapat
menghasilkan sampah hingga 300 ton dimanfaatkan sebagai pakan budidaya
(Pinsker, 2019). Sampah tersebut masih maggot atau larva Black Soldier Fly
didominasi oleh sampah-sampah (BSF) (mulyani, Anwar, & Nurbaeti,
organik atau sisa makanan yang berasal 2021). Maggot dapat mengurai sampah
dari rumah makan dan restoran yang organic dengan baik. Maggot
ada di Yogyakarta (Huda, 2020). merupakan larva yang berasal dari lalat
Di sisi lain, tidak jauh dari jenis Black Soldier Fly (BSF). Lalat ini
wilayah kota Yogyakarta, di dusun awal mulanya berasal dari Amerika
Gandekan merupakan dusun yang dan kemudia tersebar ke daerah sub
terletak di desa Guwosari, kecamatan tropis dan tropi di dunia (Cˇicˇková,
Pajangan, kabupaten Bantul. Dusun Newton, Lacy, & Kozánek, 2015).
Gandekan juga memiliki permasalahan Dalam upaya mengatasi
sampah, terutama sampah orgranik. permasalahan di atas, terdapat tiga
Sampah-sampah yang ada di dusun keuntungan yang dapat diambil, yakni
Gandekan dibuang sembarangan, yang pertama adalah maggot dapat
bahkan dibuang di sungai. Hal itu mengurai sampah organic. Kedua,
menjadi permasalahan karena maggot memiliki nilai ekonomis yang
membuang sampah tidak pada tinggi, sehingga dapat dijual oleh

727
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 726-732

masyarakat (Jatengprov.go.id, 2020). kemudian dianalisis menggunakan


Ketiga adalah maggot dapat dijadikan analisis SWOT agar penulis
pakan ternak masyarakat Gandekan. mengetahui mana saja strength
Menurut Fahmi et al,. (2007), (Fahmi, (kekuatan), weakness (kelemahan),
Hem, & Subamia, 2007) maggot opportunities (peluang), dan threats
memiliki kandungan protein tinggi, (ancaman).
yaitu 44,26% dengan kandungan lemak
mencapai 29,65%. Nilai asam amino, Metode Pelaksanaan
asam lemak dan mineral yang Setelah dilakukan analisis
terkadung dalam maggot tidak kalah situasi, maka penulis mendapatkan data
dengan sumber protein lainnya, berdasarkan hasil observasi dan
sehingga maggot atau larva BSF sangat wawancara. Data tersebut kemudian
ideal untuk digunakan pakan ternak. dikelompokan berdasarkan strength
Dengan demikian, maggot atau (kekuatan), weakness (kelemahan),
larva BSF diharapkan dapat menjadi opportunities (peluang), dan threats
hewan pengurai sampah organic, dapat (ancaman) yang ada di dusun gandekan.
dijual dan menjadi pakan alternatif Dalam pelaksanaannya, metode yang
untuk hewan ternak yang murah. digunakan dalam Program Holistik
Adanya Program Holistik Pembangunan dan Pemberdayaan Desa
Pembangunan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) di dusun Gandekan melalui
(PHP2D) ini mendukung organisasi tahapan persiapan, koordinasi,
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sosialisasi, pembangunan rumah
(IMM) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik maggot (gotong royong), pelatihan
(FISIPOL) Universitas pengelolaan budidaya maggot, pelatihan
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pemasaran dan pengemasan,
untuk melakukan sosialisasi dan memonitoring dan mengevaluasi
pelatihan budidaya maggot untuk perkembangan hasil dari kegiatan
mengatasi sampah organic dan pakan berkelanjutan PHP2D ini. Adapun
ternak di dusun Gandekan. kegiatan yang dilakukan dalam
pelaksanaan kegiatan PHP2D ini
METODE meliputi:

Analisis Situasi dan SWOT HASIL DAN PEMBAHASAN


Hal yang pertama dilakukan
sebelum melakukan permberdayaan Hasil Analisis Situasi dan
adalah observasi lapangan dan SWOT
wawancara terhadap masyarakat dusun Hasil analisis berdasarkan
Gandekan untuk merumuskan observasi lapangan dan wawancara,
permasalahan inti yang akan diatasi. serta analisis SWOT menunjukan
Observasi dilakukan dengan cara bahwa dusun Gandekan memiliki
mendatangi secara langsung ke lokasi strength (kekuatan), weakness
dusun Gandekan untuk mengamati (kelemahan), opportunities (peluang),
keaadan dan potensi yang ada di dan threats (ancaman), yang terdiri
wilayah tersebut. Kemudian, dari:
narasumber yang dipilih untuk melalui
tahap wawancara adalah kepala dukuh • Strength (kekuatan):
dusun Gandekan, dan kelompok karang Memiliki lahan kosong
taruna. Setelah itu, data yang diperoleh yang luas, banyaknya

728
Dicky Dwi Radhica,dkk. Budidaya Maggot Guna Mengatasi Permasalahan Sampah …

sampah organic yang tidak Pelaksanaan


dimanfaatkan oleh warga, a. Persiapan
berjalannya struktur Pada tahap persiapan ini, tim
kelompok, seperti karang pelaksana kegiatan PHP2D melakukan
taruna. survey, wawancara kepada kepala
dukuh, dan observasi wilayah untuk
• Weakness (kelemahan): dijadikan sebagai desa binaan kegiatan
Kurangnya kepedulian PHP2D. Setelah menemukan wilayah,
masyarakat terhadap tepatnya di dusun Gandekan, tim
permasalahan sampah, PHP2D mengindetifikasi permasalahan
membuang sampah dan potensi yang ada.
sembarangan, belum
mempunyai pembuangan b. Koordinasi
sampah yang efektif, Selanjutnya, tim melakukan
masyarakat belum penandatangan MoU kepada kepala
mengetahui tentang desa Guwosari dan kepala dukuh
maggot. Gandekan untuk melakukan persetujuan
pemberdayaan di dusun Gandekan.
• Opportunities (peluang): Kemudian, tim PHP2D, kepala desa,
Maggot dapat mengurai dan kepala dukuh melakukan diskusi
sampah organic dengan untuk merancang kegiatan.
baik, memiliki harga
ekonomis yang cukup c. Sosialisasi
tinggi, dapat dijadikan
pakan ternak, masih sedikit
yang membudidayakan
maggot.

• Threats (ancaman): Minat


budidaya maggot masih
rendah, masyarakat tidak
mengetahui bagaimana cara
membudidayakan maggot,
masyarakat tidak
mengetahui pasar maggot. Gambar 1. Sosialisasi bersama warga dusun
Gandekan
Berdasarkan analisis inilah
mengapa tim PHP2D IMM FISIPOL Sosialisasi kegiatan PHP2D ini
UMY memilih dusun gandekan sebagai dilakukan pada tanggal 10 Juli 2021,
desa untuk mengimplementasikan yang dihadiri terdiri dari kepala dukuh,
kegiatan PHP2D. Meskipun dusun ini ibu-ibu PKK, karang taruna, dan
memiliki kelemahan dan ancaman, masyarakat lainnya. Dalam sosialisasi
permasalah tersebut dapat diatasi. ini, tim PHP2D menjelaskan tentang
Selain itu, dusun ini memiliki kekuatan pemanfaatan sampah organic sebagai
dan peluang yang dapat dimanfaatkan, pakan budidaya maggot. Kemudian juga
di mana dusun ini akan menjadi dusun menjelaskan bahwa maggot memiliki
yang dapat mengatasi sampah organic nilai ekonomis yang cukup tinggi dan
dengan cara budidaya maggot. dapat digunakan sebagai pakan

729
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 726-732

alternatif ternak. Serta dalam sosialisasi Gambar 3. Pelatihan Budidaya Maggot


ini, tim PHP2D membentuk struktur Bersama Tim PHP2D dan Warga
organisasi untuk mengelola budidaya
maggot. Tahap selanjutnya adalah
pelatihan pengelolaan budidaya maggot.
d. Pembangunan Rumah Pelatihan budidaya maggot ditunjukan
Budidaya Maggot kepada masyarakat gandekan untuk
meneruskan budidaya maggot.
Pelatihan ini berguna untuk mencapai
masyarakat mandiri. Dalam pelatihan
ini, tim PHP2D yang melatih
masyarakat. Tentunya, pada pelatihan
ini tim PHP2D telah memiliki ilmu
yang cukup untuk dibagikan.

f. Pelatihan Pemasaran dan


Pemasaran

Gambar 2. Pembangunan Rumah Budidaya


Maggot Bersama Warga

Setelah melewati tahap


persiapan, koordinasi, dan sosialisasi.
Tahap selanjutnya adalah membangun
tempat budidaya maggot. Pembangunan
rumah budidaya maggot ini
dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus
2021. Lalu, tim PHP2D melakukan
kerjasama (gotong royong) dengan
masyarakat dusun Gandekan.
Gambar 4. Maggot yang telah diolah dan
e. Pelatihan Pengelolaan dikemas
Budidaya Maggot
Salah satu output dari kegiatan
ini adalah masyarakat dapat menjual
hasil budidaya maggot. Maggot sendiri
memiliki harga ekonomis yang cukup
tinggi. Tim PHP2D di tahap selanjutnya
melakukan pelatihan pengemasan dan
pemasaran. Pelatihan ini penting sekali
untuk bagaimana cara mengemas hasil
produk tersebut agar terlihat menarik.
Serta tim PHP2D memberikan pelatihan
untuk menjual hasil produk maggot
melalui media sosial dan market digital,
seperti facebook, instragram, shoope,
tokopedia, dan bukalapak.

730
Dicky Dwi Radhica,dkk. Budidaya Maggot Guna Mengatasi Permasalahan Sampah …

g. Monitoring dan evaluasi mengucapkan terima kasih kepada Dr.


Tahap terakhir adalah Sugito, S.I.P., M.Si., yang telah menjadi
monitoring dan evaluasi. Monitoring sebagai dosen pendamping, dan terima
dan evaluasi dilakukan oleh tim PHP2D kasih kepada Universitas
IMM FISIPOL UMY dengan Muhammadiyah yang telah mejadi
mengunjungi lokasi di dusun Gandekan fasilitator, serta tidak luput juga, kami
selama kurang lebih lima tahun. Hal ini ucapkan terima kasih sebesar-besarnya
bertujuan untuk mengawal kepada masyarakat dusun Gandekan
perkembangan hasil kegiatan, karena telah memberikan izin dan
pengolahan, dan permasalahan yang membantu, serta ikut andil dalam
mungkin dapat terjadi di lapangan. Tim menyukseskan pengabdian masyarakat
PHP2D juga memberikan motivasi dan kami.
tambahan ilmu, informasi terbaru untuk
mengembangkan budidaya maggot ini.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Cˇicˇková, H., Newton, G. L., Lacy, R.
Dengan dilakukannya C., & Kozánek, M. (2015). The
pemberdayaan masyarakat melalui use of fly larvae for organic
budidaya maggot di dusun Gandekan waste treatment. Waste
dengan kegiatan PHP2D yang Management, (35), 68–80.
diselenggarakan oleh https://doi.org/10.1016/j.wasman
KEMENDIKBUD. Tim PHP2D IMM .2014.09.026
FISIPOL UMY berusaha membantu Fahmi, M. R., Hem, S., & Subamia, I.
mengatasi permasalahan yang ada di W. (2007). Potensi maggot
dusun dengan kegiatan pemberdayaan sebagai salah satu sumber
masyarakat. Dengan demikian, adanya protein pakan ikan. Dalam:
pemberdayaan tersebut masyarakat Dukungan Teknologi untuk
Gandekan mampu memanfaatkan Meningkatkan Produk Pangan
sampah organik secara mandiri dengan Hewan dalam Rangka
cara budidaya maggot. Hasil dari Pemenuhan Gizi Masyarakat.
kegiatan ini adalah masyarakat Prosiding Seminar Nasional
mengetahui bagaimana cara Hari Pangan Sedunia XXVII.
memanfaatkan sampah organik dengan Bogor (Indonesia):
cara budidaya maggot, masyarakat Puslitbangnak, 125–130.
dapat membudidayakan maggot, Gesriantuti, N., Elsie, E., Harahap, I.,
masyarak memiliki produk maggot. Herlina, N., & Badrun, Y.
(2017). Pemanfaatan Limbah
UCAPAN TERIMA KASIH Organik Rumah Tangga Dalam
Pembuatan Pupuk Bokashi Di
Terima kasih kepada Kelurahan Tuah Karya,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Kecamatan Tampan, Pekanbaru.
Riset, dan Teknologi (KEMDIKBUD) Jurnal Pengabdian UntukMu
Republik Indonesia (RI) yang telah NegeRI, 1(1), 72–77.
menyelenggarakan dan memberikan https://doi.org/10.37859/JPUMR
dana melalui Program Holistik I.V1I1.39
Pembangunan dan Pemberdayaan Desa Huda, M. (2020). Volume Sampah Sisa
(PHP2D). Selain itu, penulis juga Makanan di DIY Capai 96 Ton

731
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 726-732

Perhari. Retrieved from


TribunJogja.com website:
https://jogja.tribunnews.com/202
0/07/02/volume-sampah-sisa-
makanan-di-diy-capai-96-ton-
perhari
Jatengprov.go.id. (2020). Maggot pun
Naik Kelas Jadi Sereal dan
Bahan Produk Kecantikan.
Retrieved from
https://jatengprov.go.id/beritaop
d/maggot-pun-naik-kelas-jadi-
sereal-dan-bahan-produk-
kecantikan/
KLHK. (2021). KLHK: Indonesia
Memasuki Era Baru
Pengelolaan Sampah. Retrieved
from
http://ppid.menlhk.go.id/siaran_
pers/browse/2329
mulyani, R., Anwar, D. I., & Nurbaeti,
N. (2021). Pemanfaatan Sampah
Organik untuk Pupuk Kompos
dan Budidaya Maggot Sebagai
Pakan Ternak. JPM (Jurnal
Pemberdayaan Masyarakat),
6(1), 568–573.
https://doi.org/10.21067/JPM.V6
I1.4911
Pinsker, Y. L. (2019). Kota Yogya
Hasilkan 300 Ton Sampah Tiap
Hari. Retrieved from
TribunJogja.com website:
https://jogja.tribunnews.com/201
9/10/10/kota-yogya-hasilkan-
300-ton-sampah-tiap-hari

732

You might also like