Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
3. Etiologi
Etiologi karsinoma pankreas masih belum jelas. Penelitian
epidemiologik menunjukkan hubungan karsinoma pankreas dengan beberapa
faktor predileksi. Faktor endogen yang berperan dalam terjadinyaarsinoma
pankreas antara lain usia, penyakit pankreas (pankreatitis kronik, diabetes
melitus), dan mutasi gen (p16, p53). Faktor eksogen yang berperan dalam
terjadinya karsinoma pankreas antara lain kebiasaan merokok, diet tinggi
lemak, alkohol, kopi, dan terpajan zat karsinogen industri (Irmayanti et al,
2018).
Dalam fisiologi pancreas getah pancreas bersifat basa dengan komposisi HCO3
(Asam) dengan kadar 113 meg/L. Setiap hari disekresikan sekitar1500 mL
getah pancreas. Sekresi getah pancreas bersama dengan sekresi empedu dan
getah usus berefek pada penetralan asam lambung dan menaikkan pH
duodenum menjadi 6,0 – 7,0. Didalam getah penkreas terdapat tripsinogen
yang diubah menjadi enzim aktif tripsin. Tripsin berfungsi untuk mengubah
kimotripsinogen menjadi kimotripsin yang merangsang kerja enzim
enteropeptidase. Definisi enterpeptidase akan mengakibatkan kelainan
kongenital dan nutrisi protein. Merupakan adenoma yang jinak dan
adenokarsinoma yang ganas yang berasal dari sel parenkim (asiner atau sel
duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor resiko eksogen adalah makanan
tinggi lemak dan kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka
mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen. (Setyono, 2001).
7. Komplikasi
Adapun komplikasi dari karsinoma kaput pankreas adalah (Buchler & Waldemar,
2004):
a. Ikterus Obstruktif
b. Obstruksi gastric outlet
c. Pankreatitis akut (5% sebagai tanda )awal karsinoma
d. Perdarahan traktus gastrointestinal (jarang)
e. Ascites
f. Splenomegaly/ varises esofagus
g. Diabetes melitus
h. Steatorrhea
i. Thrombophlebitis migrans
j. Thromboembolic disease
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui keadaan
pankreas yaitu:
a. Laboratorium
Pada sebagian besar pasien didapatkan tanda-tanda anemia karena defisiensi
nutrisi atau perdarahan per anal, atau akibat penyakit menahun, peningkatan
laju endap darah (LED), peningkatan dari serum alkali fosfat, bilirubin, dan
transaminase. Karena sebagian besar kanker pankreas terjadi di kaput, maka
obstruksi dari saluran empedu sering ditemui. Obstruksi dari saluran empedu
distal menyebabkan tingginya serum alkali fosfat empat sampai lima kali di
atas batas yang normal, begitu pun dengan billirubin (Brand, 2003). Penanda
tumor CA 19-9 (antigen karbohidrat 19,9) sering meningkat pada kanker
pankreas. CA 19-9 dianggap paling baik untuk diagnosis kanker pankreas,
karena memiliki sensitivitas dan spesifivitas tinggi (80% dan 60-70%), akan
tetapi konsentrasi yang tinggi biasanya terdapat pada pasien dengan besar
tumor
> 3 cm, dan merupakan batas reseksi tumor (Sudoyo, 2006). Beberapa
pemeriksaan darah yang dapat diketahui yaitu sebagai berikut (Irmayanti et al,
2018).
1) Serum amilase dan lipase meningkat
2) Tes faal hati meningkat, terutama pada kolestasis ekstrahepatik (bilirubin, ALP,
AST, ALT, hasil elektroforesis protein).
3) Kadar glukosa darah meningkat (±20%)
4) CEA (carcino-embryonic antigen). Merupakan glikoprotein yang diberntuk di
saluran gastrointestinal dan pankreas sebagai antigen permukaan sel yang
disekresikan ke dalam cairan tubuh. CEA meningkat dapat mendeteksi
karsinoma kaput pankreas, tetapi tidak cukup sensitif untuk deteksi dini.
5) CA 19-9 (carbohydrate antigen 19-9), merupakan substansi yang dihasilkan
oleh sel-sel kanker kelenjar eksokrin pankreas dan dapat dideteksi pada
pemeriksaan darah. Penanda tumor CA 19-9 meningkat pada karsinoma kaput
pankreas dan dianggap paling baik untuk diagnosis dengan spesifisitas 60-70%
dan sensitivitas 80%.
6) Dalam feses ditemukan tanda-tanda steatorea, yaitu tinja terapung dan
kadar lemak yang tinggi.
7) Dalam urin ditemukan hasil urinalisis bilirubin positif dalam urin
(bilirubinuria).
b. Gambaran Radiologi
1) Gastroduodenografi
2) Ultrasonografi
Gambar 5. USG: karsinoma pankreas yang berada pada kaput pankreas (Bates,2004)
3) CT-Scan
Pada masa kini pemeriksaan yang paling baik dan terpilih untuk diagnostik dan
menentukan diagnosis dan menentukan stadium kanker pankreas adalah
dengan dual phase multidetector CT , dengan contras dan teknik irisan tipis (3-
5mm). Kriteria tumor yang tidak mungkin direseksi secara CT antara lain:
metastase hati dan peritoneum, invasi pada organ sekitar ( lambung, kolon),
melekat atau oklusi pembuluh darah peri-pankreatik. Dengan kriteria tersebut
mempunyai akurasi hampir 100% untuk predileksi tumortidak dapat direseksi.
Akan tetapi positif predictive value rendah, yakni 25-50 % tumor yang akan
diprediksi dapat direseksi, ternyata tidak dapat direseksi pada bedah laparotomi
(Sudoyo, 2006).
Gambaran karsinoma kaput pankreas pada CT scan yang dapat dinilai antara
lain; pembesaran duktus pankreatikus dan duktus biliaris, pembesaran kantung
empedu. Selain itu kita juga dapat melihat metastasis yang terjadi di sekitar
pankreas (Ahuja et al, 2006).
Gambar 8. CT-scan gambaran hipodense pada tumor kaput pankreas( panah putih), distended
kantung empedu (Ahuja et al, 2006)
pencitraan saluran empedu dan pankreas, dapat dilakukan biopsi dan sikatan
untuk pemeriksaan histopatologi dan sitologi. Disamping itu dapat dilakukan
pemasangan stent untuk membebaskan sumbatan saluran empedu pada kanker
pankreas yang tidak dapat dioperasi atau direseksi (Sudoyo, 2006).
Gambar 10. Gambaran striktur pada duktus biliaris (Bowles dan Benjamin, 2002)
Gambar 11. Pencitraan Ultrasonografi endoskopik pada kanker pankreas. Gambaran diatas
memperlihatkan jarum dalam proses biopsi tumor (Castillo et al., 2006)
Selain itu EUS sangat akurat untuk melihat invasi lokal dan metastasis nodal
dari kanker pankreas. Selain itu EUS juga dapat membantu dalam proses biopsi
tumor (Castillo. et. al., 2006).
Gambar 18. Pencitraan EUS pada pasien dengan massa pada kaput pankreas, yang mengenai
vena porta (Varadarajulu dan Wallace, 2004).
9. Penatalaksanaan
d. Radioterapi.
Biasanya dikombinasi dengan kemoterapi tunggal 5-FU (5-Fluorouracil).
e. Terapi simtomatik.
Lebih ditujukan untuk meredakan rasa nyeri (obat analgetika): golongan
aspirin, penghambat COX-1 maupun COX-2, obat golongan opioid.
Clinical Pathway
Pergeseran
fragmen tulang
Fraktur
Diskontinuitas
tulang
Penurunan
perfusi
Ketidakefektifan
perfusi
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan, suku bangsa, nomor rekam medis, tanggal masuk rumah
sakit dan diagnosa medis.
b) Keluhan Utama
Identifikasi adanya nyeri pada lokasi abdomen ataupun tanda-tanda infeksi
pada bagian drainase (jika ada).
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kronologi terjadinya kanker kaput pankreas bagaimana mekanisme
terjadinya, kronologi hingga dibawa ke rumah sakit dan keluhan yang
dirasakan apa saja.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan kanker kaput pankreas yaitu
diturunkan secara genetik.
e) Pola Kebiasaan
f) Pola Nutrisi
Dapat ditemukan mual muntah akibat gangguan pasase usus. Hal ini
disebabkan penekanan tumor pada lambung bagian distal. Gejala pasien
seperti penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, dan juga nyeri
abdomen. Penurunan berat badan yang signifikan. Kedua gejala ini dapat
ditemukan pada penyakit-penyakit lain, yang menyebabkan keterlambatan
diagnosis, dimana lebih dari 2/3 pasien didiagnosis setelah 2 bulan dari gejala
awal yang muncul. Berat badan yang menurun diperparah oleh kurangnya
nafsu makan/anorekisa dan malabsorbsi akibat gangguan fungsi eksokrin.
1) Pola Eliminasi
Pasien dapat cenderung mengalami gangguan eliminasi BAB seperti
konstipasi. Gejala yang paling khas pada karsinoma kaput pankreas adalah
ikterus obstruktif tanpa adanya nyeri. Hal ini akibat penekanan tumor pada
duktus choleduchus Pasien pada awalnya datang dengan ikterus disertai
warna urin yang gelap dan steatorea. Urin yang gelap dan kotoran yang
berwarna putih disertai gatal pada seluruh tubuh biasanya mendahului ikterus.
Gejala ini biasanya memberikan dugaan adanya suatu keganasan pada
pankreas.
2) Pola Istirahat/ Aktivitas
Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat & jam kebiasaan
tidur pada malam hari, pekerjaan mempengaruhi tidur, misal nyeri, ansietas,
berkeringat malam, serta Keterbatasan partisipasi dalam melakukan kegiatan,
pekerjaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi.
3) Personal Hygiene
Pasien umumnya membutuhkan bantuan dari orang lain, aktivitas ini sering
dilakukan pasien ditempat tidur.
4) Riwayat Psikologis
Biasanya dapat timbul rasa takut dan cemas karena perubahan pada body
image, jika terjadi ikterik pada kulit serta terkadang mengalami kulit kering
dan bersisik karena gangguan balance cairan.
5) Riwayat Spiritual
Berkaitan dengan riwayat spiritual pasien kanker tidak mengalami gangguan
yang berarti, pasien masih tetap bisa bertoleransi terhadap agama yang dianut,
masih bisa mengartikan makna dan tujuan serta harapan pasien terhadap
penyakitnya.
6) Riwayat Sosial
Dampak sosial adalah adanya ketergantungan pada orang lain dan sebaliknya
pasien dapat juga menarik diri dari lingkungannya karena merasa dirinya
tidak berguna (tidak dapat melakukan apa-apa).
f) Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, dicari tanda-tanda karsinoma kaput pankreas,
yang paling sering adalah ikterus, gizi kurang, dan tanda-tanda komplikasi
dan metastasis, seperti hepatomegali, edema, perdarahan, dan pembesaran
kelenjar getah bening (Irmayanti, 2018).
2. Diagnosa Keperawatan
a. (D.0077) Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis
(mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme.
3. Intervensi Keperawatan