You are on page 1of 16

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INVOLUSI UTERI


IBU POST SECTIO CAESARIA
DI RUANG NIFAS RSUD KARDINAH
KOTA TEGAL

0leh:

SRI PURWANTI
NIM. P.13374244.18194

KELAS NON REGULER IBI KOTA PEKALONGAN


PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMARANG
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Sri Purwanti

Tempat, Tanggal lahir : Brebes, 18 Mei 1974

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Serayu gg 3 no 17 RT 02/ 08 Panggung, Tegal Timur,

Kota Tegal, Jawa Tengah

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Janegara I - Brebes (1986)

2. SMPN 2 Jatibarang – Brebes (1990)

3. SPK Pemda Kendal (1992)

4. DI-Kebidanan PPB Pemda Wonosobo (1993)

5. D III AKBID STIKES CIREBON (2012)

6. Tercatat sebagai mahasiswa DIV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Semarang (2018-2019)

Riwayat Pekerjaan : 1. RSIA Harapan Ibu Procot Kab Tegal (1993- 1996)

2. RSUD Kardinah Kota Tegal, PNS (1994- sekarang)

2
3
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP INVOLUSI
UTERI IBU POST SECTIO CAESARIA DI RUANG
NIFAS RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

Sri Purwanti1, Nur Khafidhoh2, Sri Sumarni3

sripurwantisriyono@gmail.com

ABSTRACT

When giving birth, a woman still has various risks, bleedings, infections, or lactation
problems. One of important indicators is the process of involution is well. The occurred
phenomenon, there are many mothers who are delayed involution. The early mobilization is an
alternative option for preventing subinvolution and accelerating the process of involution. The
purpose of this study is to analyze the early mobilization effect on uterine involution of post-
sectio caesarian women
The research is a Quasy Experimental pre test - post test Control Group Design. The
research population is all post sectio Caesarea mothers in the postpartum room in Kardinah
Hospital Tegal that amount 30 respondents. The sample are 30 people that is taken by accidental
sampling techniques. Data collection of early mobilization and measurement of TFU are check-
list and direct observation.
The analyze data is used that is independent test. The statistical test results is obtained ρ
value 0,000 which means there is an effect of early mobilization by uterine involution of post
sectio caesarea women in the postpartum room of Kardinah Hospital, Tegal.
The results of this study is expected that health workers, especially midwives, should
provide motivation and counseling to post sectio caesarea mothers to carry out early
mobilization to help accelerate uterine involution.

Keywords : early mobilization, uterine involution, sectio caesarea

PENDAHULUAN mengukur derajat kesehatan masyarakat

Pembangunan kesehatan pada adalah angka kematian ibu post partum

prinsipnya selalu diarahkan untuk dan bayi. Indikator kemampuan

meningkatkan derajat kesehatan pelayanan kesehatan suatu negara

masyarakat, termasuk pembangunan di menurut WHO bisa dilihat dari angka

bidang kesehatan ibu dan anak. Salah kematian ibu selama masa perinatal,

satu indikator yang digunakan untuk intranatal, dan postnatal. Hal ini sesuai

4
dengan visi yang ditetapkan Perserikatan mempercepat penurunan Tinggi Fundus

Bangsa-Bangsa dan pemerintah Uteri.

Indonesia. Visi indonesia sehat 2015 Kecepatan Involusi uteri dipengaruhi

mempunyai delapansasaran (Millennium oleh beberapa faktor, antara lain umur,

Development Goals/MDGs) MDGs yang ibu, jumlah anak yang dilahirkan

salah satunya yaitu mengurangi angka (paritas), pekerjaan, pendidikan,

kematian bayi dan ibu pada saat menyusui eksklusif, mobilisasi dini dan

persalinan. menyusui dini. Faktor mobilisasi dini

Penyebab kematian ibu dapat membantu untuk mempercepat

diantaranya perdarahan post partum pengembalian rahim ke bentuk semula

yaitu atonia uteri (50-60%). Pentingnya karena adanya pergerakan yang

involusi uteri, retensio plasenta (16- dilakukan oleh ibu yang membantu

17%), sisa plasenta (23-24%), laserasi untuk memperlancar peredaran darah

jalan lahir (4-5%) dan kelainan darah (0, dan pengeluaran lochea sehingga

5-0,8%) (Erlina, 2018). Ibu nifas post membantu mempercepat tinggi involusi

partum mengalami involusi uteri, uterus

dimana otot-otot uterus berkontraksi Mobilisasi dini ialah suatu upaya

sehingga pembuluh darah yang terbuka mempertahankan kemandirian sedini

akibat perlekatan placenta akan terjepit, mungkin dengan cara membimbing

sehingga perdarahan post partum dapat pasien untuk memepertahankan fungsi

dicegan, involusi uteri dipengaruhi oleh fisiologis. Sedangkan mobilisasi post SC

tiga hal yaitu autolysis, aktifitas otot dan adalah suatu pergerakan, posisi atau

iskemik. Mobilisasi dini sangat penting adanya kegiatan yang dilakukan ibu

dilakukan pada ibu nifas untuk setelah beberapa jam melahirkan dengan

Sectio Caesaria (Reeder, 2011).


5
Berdasarkan uraian diatas dan mobilisasi dini dan penurunan tinggi

pentingnya mobilisasi dini untuk fundus uteri pada kelompok perlakuan

pemulihan pasca sectio caesaria untuk dan kelompok kontrol.

mempercepat penurunan TFU, maka Analisa data dilakukan untuk

peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengetahui pengaruh mobilisasi dini

mengenai “Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap involusi uteri post section

Terhadap Involusi Uteri Ibu Post SC Di caesaria dengan menggunakan uji

Ruang Nifas Rumah Sakit Umum independent test.

Daerah Kot Tegal” HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN Responden dalam penelitian ini 30

Jenis penelitian ini adalah merupakan orang dengan 15 kelompok perlakuan

penelitian Quasy Eksperimental Pre Test dan 15 kelompok control dan di dapat

-Post Test Control Group Design. hasil penelitian dapat di jabarkan sebagai

Teknik yang dilakukan dalam berikut;

pengambilan sampel yaitu menggunakan Karakteristik responden

teknik Accisidental sampling. ). Populasi Tabel4.1.DistribusiFrekwensi

dalam penelitian ini adalah semua pasien Karakteristik Responden

Post SC di RSUD Kardinah Kota Tegal Usia F %


Usia 21 – 16 53,3
dengan jumlah responden sebanyak 30 30 13 43,3
31- 40 1 3,3
orang yang terbagi menjadi 15 responden 41 –
50
kontrol dan 15 responden perlakuan.. Total 30 100%
Tingkat SD 4 13,3
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Pendidik SMP 5 16,7
an SMA 14 46,7
Februari sampai Maret 2019. D3 3 10,0
S1 4 13,3
Pengujian penelitian ini menggunakan Total 30 100%
IMD Ya 26 86,67
cek-list data untuk mengetahui Tidak 4 13,33
6
Total 30 100% 1,500. Jadi untuk kelompok perlakuan
Paritas 4 2 6,67
3 6 20 penurunan TFU lebih banyak di banding
2 13 43,33
1 9 30 kelompok kontrol
Total 30 100%
Tabel 4.3 Perbedaan Tinggi Fundus

Sumber: data primer Uteri pre tast dan post test

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui Kelompok Perlakuan

responden paling banyak yaitu antara 21- Kelompok Std. P


perlakuan Mean N Deviation value
30 tahun yaitu 13 responden (43, 3%), Pre test 14,940 15 0,5302 0.000
Post test 11,947 15 0,8008
.Responden terbanyak yaitu SMA ada 14

responden (46, 7%), Tinggi fundus uteri Berdasarkan

Responden terbanyak melakukan IMD tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rerata

yaitu 26 responden (86, 67%) tinggi uteri Pre test adalah 14,940

Responden terbanyak yaitu paritas 2 dengan standar deviasi 0.5308 sedangkan

dengan jumlah responden 13 (43, 33%) rerata tinggi fundus Post test iadalah

Tabel 4.2 Selisih TFU pre test dan post 11,947 Rerata tinggi fundus uteri setelah

test pada kelompok perlakuan dan diberikan perlakuan menunjukkan

kelompok kontrol penurunan bila dibandingkan dengan

Perlakuan Kontrol rerata tinggi fundus uteri Pre test yaitu


Pre Post Pre Post test
test test test mengalami penurunan rerata sebesar
TFU 14,940 11,947 14,82 13,327
Mean 2,993 7 1,500 11,947 dengan standar deviasi 0,8008.

Hasil uji statistic diperoleh nilai p=0,000

Berdasarkan table 4.2 didapatkan hasil dimana nilai signifikansi kurang dari 0,

mean selisih pre dan post dari kelompok 05 (p<0, 05), sehingga hipotesis dalam

perlakuan setelah dilakukan perlakuan penelitian ini diterima. Artinya terdapat

yaitu 2,993 dan pada kelompok kontrol perbedaan penurunan tinggi fundus uteri
7
yang bermakna pada kelompok melahirkan artinya masih dapat

perlakuan sesudah diberikan perlakuan. dikatakan dalam keadaan normal

Berdasarkan tinggi fundus uteri Tabel 4.4 Perbedaan Tinggi Fundus

Pre test pada responden kelompok Uteri Pre test dan post test pada

perlakuan berada pada keadaan normal Kelompok Kontrol

tinggi fundus uteri sebelum 6 jam setelah Kelompok mean N SD P.


kontrol value
melahirkan yaitu dengan rerata sekitar Pre test 14,827 15 0,5365 0,007
Post test 13,327 15 1,0879
15,5 cm. Hal ini sesuai dengan teori Sumber: data primer

menurut Bobak et all, (2010) yaitu Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan

Segera setelah plasenta lahir tinggi bahwa rerata tinggi fundus uteri pre test

fundus uteri 2 jari bawah pusat, uterus pada kelompok kontrol sebesar 14,827

dapat diraba dari luar berukuran panjang dengan standar devisi 0,5365 dan rerata

± 15 cm, tinggi fundus uteri pada tinggi fundus uteri post test pada

keadaan setelah akhir persalinan atau kelompok kontrol adalah 13,327 dengan

setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri standar devisi1,0879 Berdasarkan uji

berada setinggi pusat dan pada penelitian paried sample t-test diperoleh nilai

ini pengukuran lakukan dengan signifikansi (p) sebesar 467 dimana nilai

menggunakan pita ukur pada beberapa signifikansi lebih dari 0,07 (p>0,05),

responden menunjukkan tinggi fundus sehingga diperoleh hasil tidak ada

uteri 15 cm dimana pada waktu pengaruh perbedaan yang bermakna

dilakukan pengukuran 15 cm masih antara tinggi fundus uteri pre test dan

berada dibawah pusat, sehingga dapat Pre test pada kelompok kontrol

dikatakan bahwa dengan tinggi fundus Tabel 4.5 Pengaruh mobilisasi dini

uteri 15 cm pada 2 jam setelah terhadap penurunan TFU

Kelom Mean SD P

8
pok Value
Selisih Perlaku 2,993 0,8432
Penuru an 1,500 0,8332 0.000
nan Kontrol
TFU .
Berdasarkan table 4.5 didapatkan bahwa

selisih penurunan TFU pada kelompok

perlakuan 2,993 dengan standar devisi 0,

8432 dan Pada pada kelompok kontrol


Grafik Involusi Uteri Setelah
1,500 dengan standar devisi 0, 8332 dan
Dilakukan Mobilisasi Dini pada
dengan hasil uji stastistik didapatkan
kelompok kontrol
nilai p=.0.000 (p < 0,05 ) artinya H0 di

tolak dan H1 di terima yang menunjukan

pada kelompok perlakuan ada pengaruh

mobilisasi dini terhadap involusi uteri

pada ibu post section caesaria di RSUD

Kardinah kota Tegal.

Hal ini didukung oleh penelitian Sari, PEMBAHASAN

Desti Gita Rahmawati, Fitriyah 1. Karakteristik Responden

Purwodadi, (2015) yaitu Terdapat a. Usia

hubungan yang signitif antara mobilisasi Dapat disimpulkan ibu nifas usia 21-

dini dengan involusi uteri di puskesmas 30 tahun mengalami involusi uteri lebih

taroh 1 baik dibandingkan usia > 35 tahun.

Grafik Involusi Uteri Setelah Umur merupakan salah satu faktor yang

Dilakukan Mobilisasi Dini pada mempengaruhi involusi uterus. Menurut

kelompok Perlakuan Ambarwati (2010), involusi uterus

sangat dipengaruhi oleh usia ibu saat

melahirkan. Ibu yang usianya lebih tua


9
banyak dipengaruhi oleh proses penuaan maksimal. Usia sangat erat kaitannya

dimana mengalami perubahan dengan penurunan tinggi fundus uteri,

metabolisme yaitu terjadi peningkatan semakin tua umur seseorang maka

jumlah lemak, penurunan otot, semakin berkurang fungsi reproduksinya

penurunan penyerapan lemak, protein, yang rata-rata dijumpai pada usia lebih

dan karbohidrat dan hal ini akan dari 35 tahun dan telah melahirkan lebih

menghambat involusio uterus dari satu kali. Pada ibu yang usianya

(Prawirohardjo, 2008). Usia 20-35 tahun lebih tua involusi banyak dipengaruhi

merupakan usia reproduksi sehat dimana oleh proses penuaan, dimana proses

tingkatkesuburan seorang wanita sedang penuaan terjadi peningkatan jumlah

dalam masa puncak yang sangat ideal lemak pada proses penuaan, maka hal ini

untuk terjadinya proses involusi yang akan menghambat involusi uterus

baik. Hasil penelitian Apriyani, 2017 (Cuningham, 2006). Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa usia ibu 20-35 tahun sesuai dengan Apriyani (2017) yang

merupakan kelompok reproduksi yang menunjukkan adanya hubungan umur

paling ideal dari aspek kesehatan, bila dengan involusi uteri.

ditinjau dari tugas dan perkembangan b. Pendidikan

manusia maka usia tersebut adalah masa Responden dengan pendidikan SMA

dewasa awal yang merupakan masa usia yang mengalami involusi uteri kategori

produktif. Pada usia lebih dari 35 tahun cukup baik sebanyak 14 orang (46,7%)

elastistisitas otot uterus berkurang, jumlah responden dengan pendidikan

sering terjadi komplikasi saat sebelum Dapat disimpulkan sebagian besar

dan setelah kelahiran di karenakan responden pada penelitian ini adalah

elastisitas otot rahimnya sudah menurun, berpendidikan terakhir SMA, hal ini juga

menyebabkan kontraksi uterus tidak menunjukkan tingkat pengetahuan ibu


10
nifas yang cukup baik dalam menerima ( 2010) , Bahwa rata rata TFU ibu yang

berbagai informasi sehingga penelitian mendapatkan IMD mempunyai peluang

berjalan dengan lancar. Pendidikan mendapatkan TFU normal 4,073 kali

adalah jalur yang ditempuh untuk dibanding dengan ibu yang tidak

meningkatkan pengetahuan seseorang melakukan IMD. Hal ini sesuai juga

semakin tinggi tingkat pendidikan maka dengan teori menurut Nissan (1995) ,

semakin banyak informasi yang di dapat Paritas

dan pengetahuan seseorang meningkat Responden berdasarkan dengan

(Notoadmodjo, 2010). Hasil penelitian paritas yang mengalami involusi uteri

ini menunjukkan involusi uteri setelah terdapat pada P: 2 sebanyak 13 orang

diajarkan mobilisasi dini pada ibu nifas (43, 33%), Disimpulkan ibu nifas P 2

di Ruang nifas RSUD Kardinah pada lebih banyak mengalami involusi dengan

kelompok intervensi seluruhnya kategori penurunan antara 2-3 cm lebih baik

baik (100%). Hasil penelitian ini sesuai dibandingkan P4. Responden P 2 otot

dengan penelitihan (Sari, Desti Gita uterusnya masih elastis sehingga untuk

Rahmawati, Fitriyah ,Purwodadi, 2015 ) mengembalikan ke keadaan semula tidak

Hubungan penyuluhan mobilisasi dini memerlukan waktu yang lama (Sweet,

dengan involusi uteri di puskesmas 1997 dan Kautsar, 2011). Ibu yang

Toroh 1, yang menunjukkan adanya paritasnya tinggi involusinya lebih

hubungan mobilisasi dini dengan lambat karena semakin sering hamil

involusi uterus pada ibu nifas . uterus juga sering kali mengalami

c. IMD regangan. Hal ini didukung dengan

Terbanyak melakukan IMD 26 penelitian Kautsar (2011) yang

responden (86, 67%). Hal ini sesuai menunjukkan adanya hubungan paritas

dengan penelitian yang dilakukan Masisa dengan involusi uteri.


11
2. Perbedaan Tinggi Fundus Uteri Pre melahirkan artinya masih dapat

test dan Post test Pada Kelompok dikatakan dalam keadaan normal.

Perlakuan 3. Perbedaan Tinggi Fundus Uteri Pre

Berdasarkan tinggi fundus uteri Pre test test dan Post test Pada Kelompok

pada responden kelompok perlakuan Kontrol

berada pada keadaan normal tinggi Penurunan pada kelompok kontrol

fundus uteri sebelum 6 jam setelah terbanyak adalah 1 cm yaitu ada 10

melahirkan yaitu dengan rerata sekitar responden atau 60.0% dari 15

15,5 cm. Hal ini sesuai dengan teori responden.

menurut Bobak et all, (2010) yaitu Pada hari pertama TFU sekitar 12-14 cm

Segera setelah plasenta lahir tinggi atau setinggi pusat. Hal ini terus

fundus uteri 2 jari bawah pusat, uterus berlangsung dengan penurunan TFU 1

dapat diraba dari luar berukuran panjang cm setiap harinya, Ukuran uterus pada

± 15 cm, tinggi fundus uteri pada masa nifas akan mengecil seperti

keadaan setelah akhir persalinan atau sebelum hamil (Wulandari dan

setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri Handayani, 2011).

berada setinggi pusat dan pada penelitian 4. Pengaruh Mobilisasi Dini

ini pengukuran lakukan dengan TerhadapTinggi Fundus Uteri pada

menggunakan pita ukur pada beberapa kelompok perlakuan dan kelompok

responden menunjukkan tinggi fundus kontrol

uteri 15 cm dimana pada waktu Hal ini didukung oleh penelitian Sari,

dilakukan pengukuran 15 cm masih Desti Gita Rahmawati, Fitriyah

berada dibawah pusat, sehingga dapat Purwodadi, (2015) yaitu Terdapat

dikatakan bahwa dengan tinggi fundus hubungan yang signitif antara mobilisasi

uteri 15 cm pada 2 jam setelah dini dengan involusi uteri di puskesmas


12
taroh 1 ( p=0,001).. Proses involusi Sehingga pada ibu yang dilakukan

ditandai dengan penurunan tinggi fundus mobilisasi dini penurunan TFU

uteri (TFU) yang berlangsung selama 6 berlangsung lebih cepat dari pada yang

minggu., terutama penurunan TFU tidak mobilisasi. Hal ini disampaikan

memerlukan perawatan nifas yang juga oleh Cristina (2011) Hal ini

efektif dan optimal salah satunya dengan didukung oleh penelitian Surtiati dan

melakukan mobilisasi dini (Bahiyatun, Nawati (2010) menyebutkan mobilisasi

2014). dini yang dilakukan pada ibu nifas

Mobilisasi dini ialah suatu upaya berpengaruh terhadap pemulihan fisik

mempertahankan kemandirian sedini sembilan kali lebih baik pada ibu yang

mungkin dengan cara membimbing diberi perlakuan dibandingkan dengan

pasien untuk memepertahankan fungsi ibu yang tidak diberikan perlakuan.

fisiologis. Sedangkan mobilisasi post sc Berdasarkan beberapa tinjauan teori dan

adalah suatu pergerakan, posisi atau penelitian tersebut , menunjukan bahwa

adanya kegiatan yang dilakukan ibu mobilisasi dini merupakan factor penting

setelah beberapa jam melahirkan dengan yang mempengaruhi involusi uteri

section caesaria ( Reeder,2011). khususnya pada pasien post section

Mobilisasi dini post operasi Sectio caesaria.

caesaria diawali bagi pasien post operasi SIMPULAN DAN SARAN

SC dengan melakukan mobilisasi dini Responden paling banyak yaitu antara

dapat mempercepat involusi uteri dengan 21- 30 tahun yaitu 13 responden (

baik yang ditandai dengan tinggi 43,3%), responden terbanyak yaitu SMA

involusi uteri yang sesuai dengan hari ada 14 responden ( 46,7%), responden

yang diukur dengan TFU (Sarwono, terbanyak melakukan IMD yaitu 26

2008). responden ( 86,67%), responden


13
terbanyak yaitu paritas 2 dengan jumlah penelitian, maka peneliti

responden 13 ( 43,33%) Involusi uteri menyampakaikan saran sebagai berikut:

setelah dilakukan mobilisasi dini pada  Bagi Rumah Sakit mobilisasi dini

ibu nifas pada kelompok perlakuan ditingkatkan sebagai salah satu

seluruhnya kategori baik di RSUD tindakan yang dapat di lakukan

Kardinah Tegal Involusi uteri setelah petugas khususnya bidan bagian nifas

dilakukan mobilisasi dini pada ibu untuk membantu proses percepatan

nifas pada kelompok kontrol invulosi uteri pada pasien post section

sebagian besar kategori cukup baik di caesaria dan usulan dalan dalam

RSUD Kardinah Tegal . Mobilisasi dini pebuatan SOP yang baru.

berpengaruh besar terhadap involusi  Bagi pasien. Diharapkan lebih

uteri ibu nifas Post section caesaria , pengetahuan tentang pentingnya

ditunjukkan dengan hasil uji mobilisasi dini dengan cara bertanya

independen tes diperoleh p-value langsung pada petugas jaga bangsal

sebesar 0,000 < 0,05 di RSUD dan mengikuti penyuluhan yang

Kardinah Tegal artinya H1 di terima diberikan oleh petugas kesehatan atau

yang menunjukan ada pengaruh bidan jaga.

mobilisasi dini terhadap involusi uteri ,  Bagi instutisi pendidikan, Agar

sehingga diperoleh hasil ada perbedaan menambah perbendaharaan ilmu

yang bermakna antara tinggi fundus uteri pengetahuan khususnya tentang

post pada kelompok kontrol dan perlakuan mobilisasi dini terhadap

kelompok perlakuan. pasien post sectio caesaria.

Berdasarkan hasil analisis dan  Bagi peneliti selanjutnya, Agar dapat

kesimpulan yang didapat dari hasil mengembangkan variable lain seperti

paritas usia, pendidikan, IMD, gizi


14
dan senam nifas yang dapat
Aprilia & Gina. (2011). Hubungan
berpengaruh terhadap involusi uteri tingkat pengetahuan ibu tentang
ASI eksklusif dengan pemberian
pasien post setio caesaria. ASI eksklusif di desa
harjobinangun purworejo tahun
KETERBATASAN PENELITIAN 2011.
http://tingkatpengetahuan.asi-
Peneliti menyadari bahwa dalam eksklusif.ac.id/2011/.Diakses
tanggal 3 Mei 2017 pukul 19.15
penelitian ini masih banyak wib
Apriyani, A. (2017). Hubungan Umur
kekurangan atau keterbatasan Ibu Dan Inisiasi Menyusui
Dini (IMD
diantaranya sebagai berikut:
Anggraini. (2010). Asuhan kebidanan
 Variabel yang mempengaruhi Masa Nifas. Yogyakarta:
Pustaka Rihana
involusi uteri di teliti hanya salah
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan
satu komponen, sebagaimana Kebidanan.Jakarta: Salendra
Medika (Bahiyatun, 2014)
diketahui masih ada variable lain,
Bobak, 2005, Buku Ajar Keperawatan
seperti senam nifas, gizi dan masih Maternitas Edisi 4, EGC, Jakarta.

ada lagi. Cunningham, G.2006.Obstetri William


vol.1.Jakarta: EGC
 Paritas responden yang diambil
Ganong, W. F. 2009. Buku Ajar
tidak sama sehingga elastisitas Fisiologi Kedokteran. Edisi 22.
Jakarta: EGC.
kontraksi ototnya kurang homogen.
Indriyastuti, H.I. (2014). Pengaruh
 Penelitien ini hanya 30 0rang Senam Nifas Terhadap
Kecepatan Involusi Uterus pada
sehingga belum bisa diambil Ibu Nifas di BPS Sri Jumiati
Kecamatan Buluspesantren
kesimpulan secara general untuk Kabupaten Kebumen. Jurnal
Involusi Kebidanan, Vol. 4, No.
seluruh pasien dengan post section 8, Juni, 33-46

saesarea. Larson. (2007). Effect Of Postpartum


Exercise On Mother And Their
DAFTAR PUSTAKA Off Spring: A Review Of The
Literature, Obesity Research2007:
Ambarwati dan Wulandari. (2010). 10: 841-53.
Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Nuha Medika
15
Nancy Roper, 2002. Perawatan Personal
Hygiene, edisi kedua. Jakarta.EGC Reeder, Martin dan Koniak-Griffin.
2011. Volume 2 Keperawatan
Notoatmodjo, S. 2010. Maternitas Kesehatan Wanita,
MetodologiPenelitian Kesehatan. Bayi dan Keluarga Edisi 18.
Jakarta : Rineka Cipta Jakarta: ECG.

Nuryani, Yuni purwati, 2018 pengaruh ( Reeder,2011). Nissan (1995) Sweet,


mobilisasi dini dan senam nifas 1997 dan Kautsar, 2011).
terhadap involusi uteri ibu nifas di
Bangsal An-Nisa RSU PKU Sari, Desti GitaRahmawati, Fitriyah
Muhammadiyah Bantul, naskah Purwodadi, (2015)
publikasi
Surtiati dan Nawati (2010) menyebutkan
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku mobilisasi dini yang dilakukan
Acuan Nasional Pelayanan pada ibu nifas berpengaruh
Kesehatan Maternal dan terhadap pemulihan fisik
Neonatal. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Utami, Christina Whidya. 2011.
Manajemen Ritel (Strategi dan
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Implementasi Ritel Modern).
Kebidanan. Jakarta: PT Bina Jakarta: Salemba Empat.
Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Wulandari & Handayani. (2011).
Asuhan kebidanan ibu masa
Polden, 1997 dalam Widyastuti, 2013) nifas. Yogyakarta: Gosyen
Dengan Involusi Uteri Di Publishing
RSU PKU Muhamadiyah Bantul

16

You might also like