You are on page 1of 7

Laporan Kasus

Desensitasi untuk mengurangi Hipersensitivitas Dentin

Case Report

Desensitization to reduce Dentin Hypersensitivity


Della Zerlina1 dan Fitri Yuniawati

1
Student, School of Dentistry, Faculty of Medical Health Sciences,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2
Lecturer, School of Dentistry, Faculty of Medical Health Sciences,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Korespondensi : della.zerlina.fkik19@mail.umy.ac.id

ABSTRAK

Hipersensitivitas dentin yaitu respon pulpa vital terhadap berbagai stimulasi yaitu saat
makan dan minum yang dingin maupun manis, kondisi tersebut disebabkan karena dentin
terbuka. Rasa ngilu yang dirasakan yaitu tajam dengan durasi singkat. Resesi gingiva dapat
menyebabkan hipersensitivitas dentin akibat terbukanya permukaan akar yang semula tertutup
oleh gingiva. Agen desensitasi yang ideal harus tidak menimbulkan iritasi pada pulpa, relatif
tidak menimbulkan rasa sakit, mudah diaplikasikan, cepat bereaksi, efektif secara permanen
dan tidak mengubah warna struktur gigi. Agen desensitasi in Office yaitu termasuk bahan
berbasis resin, sodium fluoride, varnish, oxalates dan hydroxyethylmethacrylate (HEMA).
Studi kasus ini bertujuan untuk membahas efektifitas Sodium fluoride dalam menurunkan level
hipersensitifitas dentin pada pasien yang mengalami resesi gingiva. Seorang pasien perempuan
berusia 24 tahun datang ke RSGM UMY dengan keluhan gigi depan rahang bawah sebelah
kanan terasa ngilu dan pada gusinya turun dibandingkan dengan gigi sebelahnya. Rasa ngilu
tersebut hilang dan timbul, terasa hanya saat pasien meminum es, dan langsung hilang ketika
rangsangan dihilangkan. Keluhan tersebut dirasakan sekitar 6 bulan yang lalu. Fluoride yang
digunakan pada perawatan hipersensitivitas gigi dapat berpenetrasi ke dalam tubulus dentin
dan mengubah ukuran diameter tubulus dentin

Kata Kunci : Hipersensitifitas dentin, Resesi, Agen Desensitasi, Flouride

ABSTRACT

Dentin hypersensitivity is the response of the vital pulp to various stimuli, namely when eating
and drinking cold or sweet foods, this condition is caused by exposed dentin. The pain felt is
sharp with a short duration. Gingival recession can cause dentin hypersensitivity due to the
opening of the root surface that was originally covered by the gingiva. The ideal desensitizing
agent should be non-irritating to the pulp, relatively painless, easy to apply, quick to react,
permanently effective and not discoloration of the tooth structure. In Office desensitizing
agents include resin-based materials, sodium fluoride, varnishes, oxalates and
hydroxyethylmethacrylate (HEMA). This case study aims to discuss the effectiveness of
sodium fluoride in reducing the level of dentin hypersensitivity in patients with gingival
recession. A 24-year-old female patient came to RSGM UMY with a complaint that her right
lower front tooth felt sore and her gums had dropped compared to the other teeth. The pain
disappears and comes, feels only when the patient drinks ice, and immediately disappears when
the stimulus is removed. The complaint was felt about 6 months ago. Fluoride used in the
treatment of dental hypersensitivity can penetrate into the dentinal tubules and change the size
of the dentinal tubule diameter.

Keywords: Dentin hypersensitivity, Recession, Desensitizing Agent, Fluoride

PENDAHULUAN akibat terbukanya permukaan akar yang


semula tertutup oleh gingiva. Permukaan
Hipersensitivitas dentin yaitu gigi akar yang terbuka juga memudahkan
yang mengalami ngilu sehingga terjadinya erosi maupun abrasi pada
menyebabkan respon pulpa vital berlebihan sementum maupun dentin akibat
terhadap berbagai stimulasi yaitu saat lingkungan rongga mulut maupun akibat
makan dan minum yang dingin maupun aktivitas menyikat gigi. Kondisi ini
manis, kondisi tersebut disebabkan karena cenderung menimbulkan rasa ngilu jika
dentin terbuka terhadap lingkungan mulut terkena rangsangan terutama akibat
sehingga menyebabkan rasa tidak perubahan suhu, permukaan akar yang
nyaman1,2. Rasa ngilu yang dirasakan yaitu terbuka menyebabkan gigi rentan terhadap
tajam dengan durasi singkat yang terjadi karies servikal5.
sebagai respons terhadap stimuli, tersering
ialah stimuli termal, evaporatif, taktil, Perawatan hipersensitivitas dentin
osmotik, atau kimiawi3 juga dapat dilaksanakan di rumah (At
Home) dengan cara penggunaan pasta gigi
Penyebab ngilu gigi dapat desensitisasi. Menurut Grossman (1935)
diklasifikasikan menjadi dua yaitu ngilu agen desensitasi yang ideal harus tidak
karna adanya kavitas atau karies, dan ngilu menimbulkan iritasi pada pulpa, relatif
tanpa kavitas, misalnya karena abrasi, tidak menimbulkan rasa sakit, mudah
atrisi, erosi atau abfraksi selain itu diaplikasikan, cepat bereaksi, efektif secara
umumnya karena terjadi resesi gingiva permanen dan tidak mengubah warna
yang menyebabkan permukaan akar struktur gigi7,8. Bahan pasta gigi
terbuka, ngilu setelah perawatan bleaching, desensitisasi yang sering digunakan adalah
scaling dan root planning4. arginin, fluoride, potassium
monophosphate, potassium salts, stronsium
Resesi gingiva juga dapat
salts dan zinc chloride yang biasa
menyebabkan hipersensitivitas dentin
diaplikasikan sendiri oleh pasien dirumah. Studi kasus ini bertujuan untuk
Sedangkan bahan Desensitasi in Office membahas efektifitas Sodium fluoride
yaitu termasuk bahan berbasis resin, dalam menurunkan level hipersensitifitas
sodium fluoride varnish, oxalates dan dentin pada pasien yang mengalami resesi
hydroxyethylmethacrylate (HEMA)7. gingiva.

LAPORAN KASUS way syringe, pasien merasa ngilu pada


skala 4 dari 10 pada gigi 43.
Seorang pasien perempuan berusia 24
tahun datang ke RSGM UMY dengan Berdasarkan hasil anamnesa dan
keluhan gigi depan rahang bawah sebelah pemeriksaan objektif maka didapatkan
kanan terasa ngilu dan pada gusinya turun diagnosa hipersensitivitas dentin. Rencana
dibandingkan dengan gigi sebelahnya. Rasa perawatan kasus ini adalah KIE
ngilu tersebut hilang dan timbul, terasa (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi),
hanya saat pasien meminum es, dan desensitasi dengan sodium flouride, kontrol
langsung hilang ketika rangsangan dan evaluasi.
dihilangkan. Keluhan tersebut dirasakan
sekitar 6 bulan yang lalu.

Keluhan tersebut belum pernah


diperiksakan ke dokter gigi. Pasien
memiliki kebiasaan menyikat gigi 2x sehari
saat pagi sebelum sarapan dan malam
sebelum tidur dengan gerakan horizontal.
Gambar 1 Gigi 43 : Resesi gingiva
Pasien mengaku hampir setiap hari
mengkonsumsi makanan manis dan PENATALAKSANAAN KASUS
minuman dingin.
Kunjungan pertama tatalaksana kasus
Pemeriksaan objektif menunjukkan dimulai dengan persiapan operator dengan
terdapat resesi gingiva pada gigi 43 melakukan cuci tangan 6 langkah WHO
(gambar 1) dengan kurang lebih 1,5 mm dan menggunakan APD level 3. Persiapan
dengan klasifikasi miller kelas 1. Saat pasien dimulai dengan memakai baju
diberikan rangsangan angin dengan three disposable dan kumur larutan antiseptik.
Tahapan pertama gigi diisolasi minimal 30 menit pasca aplikasi bahan.
menggunakan cotton palate yang diganti Kunjungan kedua dilakukan kontrol dengan
secara berkala jika sudah cukup basah dan dilakukan anamnesa dan pemeriksaan
dibantu dengan saliva ejector. Dimulai pada objektif. Pasien saat ini sudah tidak
bagian servikal gigi 43 dan dilanjutkan mengeluhkan rasa ngilu, bahkan saat
hingga incisal dan lingual gigi 43 dioleskan minum es. Pemeriksaan objektif dengan
bahan desensitasi sodium flouride memberikan rangsang angin dengan three
menggunakan microbrush kemudian way syringe, pasien juga tidak merasakan
didiamkan selama 1 menit. Pengolesan adanya rasa ngilu.
tersebut dilakukan pengulangan sebanyak
3x dan Cek kembali menggunakan
rangsangan angin dengan three way syringe
apakah rasa sakit yang muncul berkurang
atau dengan skala yang sama. Jadi setelah
dilakukan pengolesan 3x dengan
menggunakan sodium fluoride skala ngilu
berkurang dari skala 4 menjadi skala 2.

Pasien diinstruksikan untuk tidak


berkumur, makan, dan minum selama

PEMBAHASAN maupun sekelompok gigi, baik pada rahang


atas maupun rahang bawah5 .
Hipersensitivitas dentin salah satu
penyebab utama terjadinya ialah resesi Etiologi resesi gingiva dapat
gingiva, yaitu terbukanya permukaan akar disebabkan oleh beberapa faktor, antara
gigi akibat migrasi gingival margin dan lain: anatomi, fisiologik, maupun
junctional- epithelium ke apikal. Secara patologik. Faktor anatomi yang dapat
klinis ditandai dengan gingival margin menyebabkan resesi gingiva ialah
berada apikal dari cemento-enamel junction fenestration dan dehiscence yang terjadi
(CEJ). Kondisi ini dapat terjadi pada satu pada tulang alveolar, posisi gigi di luar
lengkung yang normal, serta morfologi akar
yang prominen. Semua kondisi tersebut tidak menimbulkan rasa sakit, mudah
menyebabkan tulang alveolar maupun diaplikasikan, bertindak cepat, efektif
gingiva yang melapisinya menjadi lebih secara permanen dan tidak mengubah
tipis, sehingga memudahkan terjadinya warna struktur gigi. Agen desentisasi
resesi gingiva5,6. dibedakan klasifikasi cara pemberiannya,
yaitu at home dan in-office7,8
Resesi gingiva secara fisiologik
dapat terjadi akibat pergerakan gigi secara Perawatan yang dilakukan oleh
ortodontik, baik ke arah lingual maupun dokter gigi di klinik (In-Office) selain pasta
labial, yang cenderung mengakibatkan gigi desensitiasi, dokter gigi mungkin
terjadinya dehiscence. Bertambahnya usia menggunakan berbagai obat untuk
juga menjadi salah satu penyebab timbul- mengurangi hipersensitivitas dentin.
nya resesi gingiva secara fisiologik. Resesi Berbagai produk telah digunakan untuk
gingiva secara patologik antara lain dapat mengurangi hipersensitivitas dentin,
terjadi karena pera- dangan gingiva akibat termasuk bahan berbasis resin, sodium
oral hygiene buruk sehingga terjadi fluoride varnish, oxalates dan
akumulasi plak dan kalkulus, trauma hydroxyethylmethacrylate (HEMA).
oklusi, trauma sikat gigi, merokok, Produk ini bekerja dengan cara menutup
mengonsumsi alkohol, tepi restorasi yang tubulus dentin. Arginin-CaCO3 juga
tidak baik, faktor hormonal, serta akibat digunakan sebagai bahan aktif dalam pasta
prosedur operasi periodontal.5 yang digunakan secara profesional untuk
menangani dentin hipersensitivitas selain
Pada hipersensitivitas dentin yang
itu7.
diperlukan perawatan seperti pemberian
agen desensitisasi dalam menangani Perawatan sendiri di rumah (At
hipersensitivitas gigi yaitu, klasifikasi at Home)
home dan in- office. Pemakaian pasta gigi yaitu dengan penggunaan pasta gigi yang
dengan agen desensitisasi dilakukan ketika tidak sensitif efektif mengurangi
hipersensitivitas dentin tidak disebaka oleh hipersentifitas dentin, tetapi seringkali
kavitas melainkan karena struktur membutuhkan waktu 4 hingga 8 minggu
pelindungnya yaitu enamel menipis. untuk menghilangkan rasa ngilu tersebut
Menurut Grossman (1935) agen dengan menghentikan respon saraf
desensitisasi yang ideal harus tidak terhadap rangsangan nyeri yang lainnya
menimbulkan iritasi pada pulpa, relatif adalah menutup tubulus yang terbuka untuk
memblokir mekanisme hidrodinamik. dalamnya dan menimbulkan sensasi nyeri.
Banyak pasta gigi desensitisasi Fluoride yang digunakan pada perawatan
mengandung zinc chloride, potassium hipersensitivitas gigi dapat berpenetrasi ke
monophosphate, Arginine, potassium salts, dalam tubulus dentin dan mengubah ukuran
stronsium salts dan fluoride. Potassium diameter tubulus dentin9.
salts seperti potassium nitrate dan
KESIMPULAN
potassium citrate memberikan ion kalium
untuk mengurangi rangsangan saraf yang Hipersensitivitas dentin merupakan
menyalurkan sensasi nyeri7,8. nyeri ringan dan tajam yang timbul dari
permukaan dentin yang disebabkan oleh
Menurut Abdillah (2016) fluoride
tubulus dentin yang terbuka ketika
dapat berpengaruh dalam penurunan
rangsangan langsung ke dentin maka cairan
diameter tubulus dentin. Hipersensitivitas
pada tubulus dentin bergerak dan
dentin berkaitan erat dengan peningkatan
mengaktifkan saraf alfa delta yang
permeabilitas tubulus dentin yang terbuka
membuat nyeri ringan dan tajam. Terjadi
pada area permukaan gigi. Tubulus dentin
sekali-sekali karena dipicu oleh makanan
dapat terbuka jika lapisan pelindung dentin
dan minuman yang asam, manis, dan
berupa enamel dan sementum hilang karena
dingin. Agen desensitasi yaitu Sodium
karies, erosi, abrasi, ataupun atrisi.
fluoride bisa mengurangi terjadinya
Permeabilitas tubulus dentin yang tinggi
hipersensitifitas dentin dengan tiga kali
dapat menyebabkan cairan di dalam tubulus
pengolesan bisa mengurasi intesitas skala
dentin bergerak karena respon dari suhu,
ngilu yang dirasakan oleh pasien.
sentuhan, ataupun perubahan tekanan
sehingga menganggu reseptor saraf di
DAFTAR PUSTAKA

1. Barlow APS, Mason SC. Overview of the clinical evidence for the use of novamin in providing
relief from the pain of dentin hypersensitive. J Clin Dent 2011;22 (Spec Iss):90-5.

2. Fouad AF, Levin L. Pulpal reaction to caries and dental procedures. In: Hargreaves KM, Cohen
S, editors. Cohen’s Path- ways of the Pulp (10th ed). Missouri: Mosby Elsevier, 2011; p. 504-
10.

3. Cunha-Cruz J, Wataha JC, Heaton LJ, Rothen M, Sobieraj M, Scott J, et al. The prevalence of
dentin hypersensitivity in general dental practices in the north- west United States. J Am Dent
Assoc. 2013;144(3):288-96.

4. Ritter AV, Eidson RS, Donovan TE. Dental caries: etiology, clinical character- ristics, risk
assessment and manage- ment. In: Heymann HO, Swift Jr EI, Ritter AV, editors. Sturdevant’s
Art and Science of Operative Dentistry (6th ed). St Louis: Elsevier, 2013; p. 41

5. Krismariono A. Prinsip dan dasar perawatan resesi gingiva. Jurnal Dentika Dental.
2014;18(1):96-100.

6. Chrysanthakopoulos NA. Occurrence, exten- sion and severity of the gingival recession in a
Greek adult population sample. J Periodontol Implant Dent. 2010;2(1):37-42.

7. Chu CH. Management of dentine hypersensitivity. Dent Bull. 2010;15(3):11- 13.

8. Miglani S, Aggarwal V, Ahuja B. Dentin hypersensitivity: Recent trends in


management. Journal of conservative dentistry: JCD. 2010 Oct;13(4):218-220

9. Nasution AI, Mursal M, Saputra I. Studi Diameter Tubulus Dentin Setelah Pemaparan
Fluoride 1500 Ppm. Cakradonya Dental Journal. 2016;8(2).105-107

You might also like