Professional Documents
Culture Documents
MODUL ENDODONTIK
PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI 11
NIPP : 20194020032
Pembimbing :
DESKRIPSI KASUS
Data pasien
Usia : 25 thn
Alamat : Yogyakarta
No. RM : 50752
Pemeriksaan Subyektif
Pasien laki-laki usia 25 tahun mengeluhakan gigi depannya terasa sakit ketika
menggigit. Keluhan tersebut dirasakan sekitar 2 minggu yang lalu. Pasien
menceritakan bahwa sekitar 2 minggu yang lalu mengalami kecelakaan dan gigi
depannya patah dan bibir atasnya mengalami robekan sehingga harus dijahit. Saat
ini gigi depan tersebut tidak digunakan untuk makan dan pasien blm bisa makan
makanan yang terlalu keras. Pasien juga mengeluhkan bahwa jika meminum
dingin dan panas sering merasa ngilu dengan skala 3 dari 1-5 selama 5 detik.
Gusi didaerah gigi yang mengalami trauma tidak ada pembengkakan. Pasien
menggosok gigi 2x sehari saat mandi dan terkadang malam sebelum tidur. Pasien
tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik, tidak memiliki alergi obat atau
makanan. Keluarga inti pasien tidak dicurigai memiliki riwayat penyakit sistemik
dan alergi.
Pemeriksaan Objektif
Gambaran Klinis :
Foto Rontgen Periapikal gigi 12
GIgi 21 : Terdapat fraktur pada gigi 21 lebih dari 1/3 incisal mahkota dengan kedalaman
pulpa
Sondasi : +
Perkusi : +
Palpasi : -
Ce : + (ngilu)
Assessment :
a. Fraktur elis kelas 3
b. Gv black : kelas IV
c. Mount&hume : 1.4
d. ICDAS : D6
Diagnosis : pulpitis irreversible disertai Periodontitis
Prognosis : baik
Treatment Planning :
1. KIE
2. Perawatan Saluran Akar.
3. Restorasi Pasak dan Mahkota Jaket
4. Kontrol dan evaluasi
BAB II
DASAR TEORI
A. Pendahuluan
Perawatan saluran akar merupakan suatu perawatan untuk pulpa nonvital
maupun pulpa yang telah dihilangkan dari saluran akar yang berupa pengambilan
seluruh jaringan pulpa membentuk saluran akar gigi untuk mencegah infeksi
berulang. Tujuan perawatan saluran akar adalah untuk mempertahankan gigi
nonvital dalam lengkung gigi agar dapat bertahan selama mungkin dalam rongga
mulut dengan cara membersihkan dan mendisinfeksi sistem saluran akar sehingga
mengurangi munculnya bakteri. Jika infeksi pulpa dibiarkan maka akan terjadi
resorpsi akar yang terus berlanjut ke arah periradikuler sejalan dengan
menetapnya infeksi pulpa. Stimulus yang dikenal sebagai penyebab resorpsi akar
adalah infeksi pulpa dan infeksi periodontal. Oleh sebab itu, perawatan saluran
akar sangat penting dilakukan untuk menghilangkan stimulus, sehingga resorpsi
internal dapat dihentikan.
Perawatan endodontik dibagi dalam triad endodontic yang terdiri dari tiga
tahap utama yaitu preparasi biomekanis saluran akar (cleaning and shaping),
disinfeksi, dan obturasi saluran akar.
a. Pulpitis irreversible.
a. Kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari 1/3 panjang akar.
1. Step Back
Teknik ini dilakukan dengan cara mempreparasi menggunakan nomor
file berurutan dari nomor yang kecil ke besar yang digunakan untuk
membentuk dinding saluran akar. Keuntungan dari metode ini adalah lebih
efektif dalam membersihkan saluran akar dibanding dengan yang
konvensional, lebih mudah melakukan obturasi saluran akar dengan metode
kondensasi lateral serta celah antara gutaperca dan dinding saluran akar juga
lebih kecil, (Grosman et., 1995), Sedangkan kekurangan teknik ini adalah
pada kasus akar sempit instrument mudah patah dan resiko terdorongnya
debris kearah periapikal, perubahan atau pemendekan panjang kerja. Teknik
ini juga dapat menimbulkan terjadinya ledge dan zipping. Ledge adalah jika
preparasi saluran akar tidak sesuai dengan saluran akar giginya dan timbul
percabangan di ujung akarnya. Zipping adalah jika preparasi saluran akar
diteruskan melampui apeks dan menjadi lurus sehingga terjadi perforasi
panjang dan menciptakan bentuk preparasi corong terbalik. Jika menggunakan
instrumen yang besar maka kekuatan instrumen akan menyebabkan terjadinya
deviasi saluran akar pada saluran akar bengkok.
2. Crown Down
Teknik ini disebut juga dengan teknik step down, merupakan modifikasi dari
teknik step back. Menghasilkan hasil yang serupa yakni seperti corong yang
lebar dengan apeks yang kecil. Bermanfaat pada saluran akar yang kecil dan
bengkok. Saluran akar sedapat mungkin dibersihkan dengan baik sebelum
instrument ditempatkan di daerah apeks sehingga kemungkinan terjadinya
ekstruksi dentin ke jaringan periapeks dapat dikurangi. Teknik ini
menggunakan instrument nikel-titanium, baik yang genggam maupun
digerakkan mesin.
Pada saat perpindahan dari nomor kecil ke nomor yang lebih besar
harus diikuti dengan irigasi dan rekapitulasi. Irigasi berfungsi sebagai
debridement untuk mengeluarkan frakmen kecil debris organik dan serpihan
dentin dari saluran akar yang dipreparasi. Rekapitulasi berfungsi untuk
mencegah penumpukan debris di apikal.
NaOCl 5,2 % karena paling efektif. Konsentrasi lain 1%, 2,5% sampai 6%.
jaringan lunak, smear layer dan dapat digunakan berulangkali tanpa tekanan.
Bahan ini dapat melarutkan kolagen pada dentin saluran akar, sehingga mudah
dentin dan biofilm serta baik digunakan pada saluran akar yang terinfeksi
2. Chlorhexidine
sifat antimikroba, derajat iritasi sedang. Bahan ini sebaiknya digunakan secara
4. Hidrogen Peroksida
menyebabkan nyeri.
1. Eugenol
Pada dosis rendah memiliki efek antiinflamasi dan dosis tinggi memiliki efek
Observasi selama 2-3 hari. Memiliki antibakteri spektrum luas dan efektif
3. Cresatin
saluran akar diaplikasikan dalam bentuk pasta non setting (konus padat). Efek
lunak dan jaringan nekrotik. Secara fisik bahan ini dapat menutup saluran
merupakan sumber utama makanan bakteri serta mempunyai sifat sedikit larut
5. Cresophene
6. Formocresol
konsentrasi rendah.
7. Glutardehide
9. Sodium Hipoklorit
menyebabkan jaringan menjadi nekrosis. Masa aktif 3-5 hari. Indikasi untuk
1. Bahan Pengisi
infeksi berulang.
2. Teknik Obturasi
a. Single cone
Teknik ini dilakukan dengan memasuk kan kon gutta point tunggal ke
b. Kondensasi
plugger terkecil.
pada plugger yang telah dipanasi, masukkan ke dalam saluran akar dan
c. Kloropercha / eucapercha
Teknik ini dilakukan dengan melunakkan ujung guttap point utama dengan
guttap point akan berubah bentuk sesuai dengan saluran akarnya terutama
saluran akar dan ditekan hingga seluruh saluran akar terisi sempurna.
d. Termoplastis
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat Ultrafil atau Obtura, yaitu
alat yang bentuknya mirip pistol dan mampu melunakkan guttap point
E. Tahapan Kerja
1. Pembukaan akses
7. Obturasi
BAB III
PROSEDUR KERJA
Alat : Bahan :
6. K-file 6. Cavit
9. Lentulo 9. Saline
b.
Awal masuk
dipersiapkan
dengan round
point tapering
fissure bur
high speed
dengan pendingin udara, dioperasikan pada
sudut kanan atau membentuk sudut 90° dengan
sumbu panjang gigi. Hanya enamel yang
ditembus saat ini, jangan memaksa bur
memungkinkan untuk memotong jalannya
sendiri.
c.
Perluasan preparasi kavitas dengan
posisi bur tegak lurus axis gigi
dilakukan hingga kedalaman dentin.
Menjaga titik bur dalam pusat kavitas
dan memutar menuju insisal, sehingga bur berjalan searah dengan
sumbu panjang gigi. Enamel dan dentin dibevel ke arah incisal.
Masuk ke area kamar pulpa tidak boleh dilakukan dengan instrumen
berkecepatan tinggi, kurangnya sensasi taktil dengan instrumen ini
menghalangi penggunaannya di dalam saluran akar.
d.
Pembentukan dan pelebaran outline
form pada kavitas dengan bur fissure.
enamel dibentuk short bevel ke arah
incisal dan dentin disiapkan untuk
menerima bur bulat yang akan
digunakan untuk penetrasi.
e.
Round bur low speed digunakan untuk
menembus kamar pulpa. Jika pulpa
telah menyusut, round bur no. 2
digunakan untuk awal bur menembus,
dioperasikan hampir sejajar dengan
sumbu panjang gigi.
f.
g.
Setelah outline form terbentuk,
dengan perlahan masukkan bur fissure
panjang ujung datar ke dalam saluran
akar. Preparasi kamar pulpa
dilakukan dari dalam ke luar, pundak
bagian palatal dihilangkan untuk
menghasilkan preparasi yang halus,
berkesinambungan, dan mengikuti alur preparasi
h.
Terkadang round bur no. 1 dan 2
harus digunakan lebih ke lateral dan
incisal untuk menghilangkan debris
dan bakteri pada tanduk pulpa dan
mencegah terjadinya diskolorasi di
kemudian hari.
i.
Akhir dari preparasi menghubungkan
anatomi kamar pulpa dengan saluran
akar. Pada gigi desidui dengan pulpa
yang besar, outline form
menggambarkan sebuah segitiga
besar pada anatomi bagian dalam,
pelebaran kavitas yang dapat
dilakukan melalui pembersihan kamar pulpa dapat mempermudah
masuknya instrument yang besar dan bahan pengisi saluran akar
karena membutuhkan sebuah saluran yang besar. Pelebaran kavitas
melalui incisal memungkinkan diperolehnya akses yang besar ke
pertengahan saluran akar.
j.
Preparasi kavitas pada gigi
permanen dengan kamar pulpa yang
terisi oleh dentin sekunder, dan
bentuknya oval. Preparasi berbentuk
corong dari orifice ke dalam saluran
akar. Kemudian pulpa mengalamai
penyusutan, sehingga sulit sehingga
sulit untuk menjangkau bagian dalam dengan bur bulat. Oleh karena
itu ketika radiograf menampakkan resesi pulpa lanjutan.
k.
Preparasi akhir dengan instrument
yang berfungsi untuk membesarkan
saluiran akar. Poros instrumen
membersihkan tepi kavitas bagian
insisal dan mengurangi pundak
palatal, memungkinkan suatu
pendekatan terkendali ke sepertiga
apikal saluran akar. Instrumen tetap
di bawah kendali penuh dari dokter.
Bentuk preparasi saluran akar yang
meruncing dapat dibuat optimal dalam sepertiga apikal, disesuaikan,
dengan persyaratan bulat, meruncing, bahan pengisi saluran akar
akan mengikuti. Bagian oval yang tersisa dari kanal dibersihkan dan
dibentuk oleh bahan pengisi yang melingkar atau gates glidden drill.
a. Ukurlah panjang gigi yang akan dirawat pada radiograf, misal 24,1 mm
resorpsi maka dikurangi 1,5 mm dan jika jaringan periapikal serta akar
gigi mengalami resorpsi maka dikurangi 2 mm). Maka 24,1 – 1,5 = 22,6
mm
pengambilan radiograf
d. Bila panjang alat tepat pada ujung apikal maka PK perkiraan dikurangi 1
mm.
e. Bila jarak ujung alat dengan ujung apikal > 1 mm, atau ternyata ujung alat
saluran akar dan lip hook ke bibir, maka EAL akan memberikan signal berupa
suara untuk mengetahui sejauh mana ujung file dari ujung apeks akar dapat
dilihat juga dari gambar bentuk akar. EAL juga akan memberikan signal jika
terjadi perforasi pulpa. EAL memiliki standar 0,5 yang menyatakan bahwa
3. Metode Perbandingan
Preparasi Saluran Akar
Tahap IIB adalah kembali ke nomor file 25 (atau instrumen apikal yang
terakhir digunakan), merapikan seluruh dinding dengan dorongan vertikal
dengan ditekan dan tarik kea rah koronal, untuk menyempurnakan bentuk
yang lancip dari apical konstriksi ke servik orifis. Dalam hal ini, tip
Hedstroem yang paling efisien adalah yang menghasilkan banyak serpihan
dentin, bagaimanapun, harus dihilangkan dari apex dengan K file dan
kemudian membilasnya dengan NaOCl yang berlebih. Preparasi
kemomekanis selesai dengan bentuk saluran akar yang lancip. Dan sekarang
siap untuk diobturasi atau didressing dan ditumpat sementara sampai
pertemuan berikutnya. Jika diobturasi, pertama kali harus menghilangkan
smear layer.
Setiap pergantian file dari nomor kecil ke nomor berikutnya selalu dilakukan
irigasi dengan kombinasi larutan NaOCL 2,5% dan EDTA 17% dan
rekapitulasi, yaitu pengulangan kembali dengan menggunakan file nomor
sebelumnya. Pemakaian kombinasi larutan NaOCl 2,5% dengan EDTA 17%
dapat melarutkan organic dan inorganic smear layer. Pada akhir preparasi
dilakukan irigasi menggunakan larutan CHX 2% karena memiliki daya anti
bakteri yang luas, memiliki toksisitas rendah, tidak mempengaruhi bonding
bahan obturasi, serta larut dalam air.
Misal :
File Nomor Panjangkerja (mm) KETERANGAN
IAF # 20 23 Irigasi
Headsroam # 60 20 Irigasi
Atau # 40 23
(Penghalusan dinding saluran akar)
Headstroam
Dressing
yang tinggi juga dapat melumerkan jaringan pulpa nekrotik karena menyebabkan
kenaikan signifikan pH dentin sirkum pulpal bila diletakkan pada saluran akar.
Ca(OH)2 sangat baik digunakan pada beberapa kasus lesi periapikal. Pasta
penundaan yang lama karena bahan ini tetap bekerja selama berada di dalam
saluran akar. Masa efektif Ca(OH)2 adalah 7-14 hari. Kalsium hidroksid paling
baik dicampur dengan glyserin karena menghasilkan zona lambat daripada pelarut
aqueous. Ini disebabkan kemampuan disosiasi gliserin terhadap ion Ca+ dan OH-
lebih lambat daripada pelarut aqueous sehingga dapat betahan lebih lama
disaluran akar.
1. Tes Bakteri
paper point ke dalam saluran akar. Masukkan paper point ke saluran akar
b. Kemudian periksa paper point basah atau kering dan berbau atau tidak.
c. Masukkan paper point tersebut ke dalam perhidrol kira-kira 3-5 menit (jika
f. Jika saluran akar belum steril maka dilakukan dressing kembali, jika
syarat obturasi saluran akar. Teknik obturasi yang digunakan yaitu secara
KUNJUNGAN IV : Kontrol
1. Pemeriksaan subjektif
Melakukan anamnesa kepada pasien terkait ada atau tidaknya keluhan yang
2. Pemeriksaan objektif
Pemeriksaan objektif dilakukan dengan cara :
a. Perkusi untuk melihat apakah masih ada infeksi pada jaringan periapikal
KESIMPULAN
Pada kasus gigi 21 dengan diagnosa pulpitis irreversible disertai
preparasi saluran akar yang digunakan pada perawatan ini adalah metode step
Pada kasus ini bahan irigasi yang digunakan adalah NaOCl dan salin
digunakan secara berurutan. Pada kasus ini, bahan dressing yang digunakan
Mengetahui