You are on page 1of 26

FASHARKAN TNI AL MANOKWARI Lampiran Keputusan Karumkital dr.

Azhar Zahir
RUMKITAL dr. AZHAR ZAHIR Nomor : SK / / / / 2018
Tanggal : 2018

BAB I
DEFINISI

1. Identifikasi
a. High alert medication adalah petunjuk tentang identifikasi, pengelolaan,
pelaporan serta dokumentasi obat-obat yang mempunyai risiko tinggi
menyebabkan cedera pada pasien bila digunakan secara salah. Panduan ini
diharapkan sebagai acuan dalam pengelolaan obat – obat yang perlu diwaspadai
di unit-unit ( Instalasi farmasi, ruang perawatan, IGD, ruang operasi, kamar
bersalin ) Rumkital dr. Azhar Zahir.

b. Obat – obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medications) adalah obat-obat
yang mempunyai risiko tinggi menyebabkan cedera pada pasien bila digunakan
secara salah, yang daftarnya diperoleh dari hasil inventarisasi unit pelayanan
Rumkital dr. Azhar Zahir.

c. Double Check adalah pengecekan ketepatan pasien, nama obat, dosis /


kekuatan obat, cara pemberian obat, waktu pemberian obat, dan dokumentasi
yang dilakukan oleh dua orang petugas, yang kemudian didokumentasikan
dengan membubuhkan tandatangan/paraf. Pada ruang perawatan double check
meliputi ketepatan pasien, nama obat, dosis/kekuatan obat, cara pemberian obat,
waktu pemberian obat, dan dokumentasi; untuk farmasi double check meliputi
ketepatan pasien, nama obat, dosis/kekuatan obat, cara pemberian obat, waktu
pemberian obat, dan dokumentasi; sedangkan untuk unit lain selain ruang
perawatan dan farmasi meliputi ketepatan pasien, nama obat, dosis/kekuatan
obat, dan dokumentasi (Institut for safe Medication Practices) .

d. NORUM / LASA ( Look Alike – Sound Alike ) adalah obat-obat yang memiliki
nama, rupa dan ucapan mirip yang perlu diwaspadai khusus agar tidak terjadi
kesalahan pengobatan (dispensing error) yang bisa menimbulkan cedera pada
pasien, PMK (RI No. 1961 Tahun 2011 tentang keselamatan pasien Rumah Sakit)

1
e. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang Narkotika.

f. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

g. Cairan Elektrolit Pekat adalah elektrolit yang dalam penggunaannya harus


dilakukan pengenceran terlebih dahulu .

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Hampir semua obat-obatan memiliki jangkauan pengamanan yang luas,


beberapa obat memiliki resiko tinggi yang berbahaya ketika kesalahan terjadi. Obat-
obat inilah yang termasuk dalam “HIGH ALERT MEDICINES” . Meskipun kesalahan
tidak sering terjadi pada obat ini dibandingkan obat lain, namun akibat yang mungkin
terjadi lebih membahayakan. Obat dengan resiko tinggi dapat dan sebaiknya bisa
dikurangi kesalahan – kesalahan yang terjadi.
Dua prinsip yang digunakan untuk mengamankan penggunaan obat berisiko
a. Mengurangi atau menghilangkan kemungkinan error (contohnya mengurangi
jumlah obat beresiko tinggi yang disimpan rumah sakit; mengurangi
ketersediaan konsentrat dan volume dan menghilangkan obat beresiko tinggi
dari area klinik).
b. Meminimalkan konsekuensi eror (contohnya eror fatal yang terjadi ketika
Melakukan Pemberian Ceftriaxine dan Cefotaxime yang tertukar karena
kemiripan Nama dan Bentuk)

Langkah – langkah di dalam penggunaan pengobatan yang ideal :


a. Dokter menuliskan obat ke dalam Resep .
b. Apoteker memverifikasi atau menskrining resep,
c. Apoteker mengecek kerja Asisten Apoteker.
d. Perawat menerima obat dan mengecek kembali laporan perawat terhadap
pengambilan obat.
e. Perawat memberikan obat ke pasien setelah mengecek nama pasien terhadap
pesanan obat, memberitahu pasien nama obat, dosis, dan tujuan dengan
melakukan double check.
f. Obat yang tidak digunakan dikembalikan ( obat retur ) ke bagian farmasi,
dimana apoteker mengecek kembali sesuai dengan pencatatan pemakaian obat
pasien.

Kunci perubahan konsep untuk menjaga obat beresiko tinggi :


a. Digunakan sistem Double Check
b. Menggunakan differensiasi (contohnya mengidentifikasi produk mirip nama dan
bunyi/LASA; menggunakan nama generik yang tidak mirip seperti yang terjadi
pada nama merek).

3
c. Gudang obat yang baik (contohnya memisahkan obat – obat berpotensi bahaya
dengan produk yang bernama dan kemasan sama).
d. Tampilan produk baru (contohnya apoteker dan terapis sebaiknya
menginspeksi semua obat baru dan peralatan-peralatannya terhadap adanya
kemasan dan label yang buruk).
e. Standarisasi untuk memudahkan komunikasi pesanan (contohnya
meminimalkan pemesanan verbal dan penggunaan isyarat).
f. Akses terbatas (contohnya obat beresiko tinggi sebaiknya hanya disimpan di
tempat dimana apoteker yang hanya boleh mengakses).
g. Menggunakan peringatan (contohnya label pembantu pada obat beresiko tinggi
pada komputer beserta informasi peringatan terhadap obat beresiko tinggi).
h. Prosedur dosis terstandar (menggunakan standar tabel dan bagan dosis
daripada menghitung dosis berdasarkan berat / fungsi yang sering membuat
kesalahan).

1. Jenis Obat yang Perlu Diwaspadai

Obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medications) merupakan obat-obat


yang sering menyebabkan cedera pada pasien secara signifikan bila salah
digunakan.Obat - obat yang termasuk perlu diwaspadai antara lain obat yang
mempunyai indeks terapi sempit atau dari laporan insiden tinggi kesalahan serius
obat . Obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi :
1. Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike) dan Kelompok obat yang
memiliki nama mirip (Sound-Alike) ( LASA )
2. Elektrolit konsentrasi tinggi
3. Narkotika
4. Psikotropika

4
Daftar obat high-alert yang dikendalikan di Rumkital dr. Azhar Zahir Manokwari
Kategori obat Nama Obat Alasan masuk Hight Alert
Elektrolit  KCl 7,46%  Potensial error dalam dosis, rute dan
konsentrat injeksi  NaCl 3% kecepatan pemberian secara iv
 Efek menimbulkan hiperkalemia,
Extrafasasi jaringan, Hyperglikemi
 TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk
diberikan secara IV BOLUS
 MgSO4  TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk
diberikan secara IV BOLUS
Antikoagulan  Heparin (Inviclot®)  Merupakan obat dengan indeks terapi
Injeksi sempit, memiliki banyak interaksi
dengan obat dan makanan, dan
regimen dosis yang kompleks.
 Efek samping yang perlu diwaspadai:
perdarahan
Narkotik Injeksi  Pethidine HCl®  Potensial error dalam perhitungan dosis
 Fentanyl Citrate® dan konsentrasi, serta potensial
menyebabkan depresi pernafasan.
Insulin  Insulin Aspartat  Dapat menimbulkan resiko yang serius
(Novorapid®) berhubungan dengan regimen dosis
 Insulin Aspart- dan potensial terjadinya reaksi
protaminated insulin hipoglikemik atau hiperglikemik ketika
aspart (Novomix®) terjadi kesalahan dalam fase dispensing
dan pemberian

5
Daftar Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM) / Look Alike Sound Alike
(LASA)
No NAMA OBAT MIRIP - SOUND ALIKE
1. AmoxICILLIN 500 MG AmpICILLIN 500 MG
2. ASAM mefenAMAT 500 MG ASAM traneksAMAT 500 MG
3. CiproFLOXACIN 500 MG LevoFLOXACIN 500 MG
4. METILprednisolon tab METILergometrin
5. ANTalgin 250 mg/ml ANTrain injeksi
6. spiramICIN rifampICIN
7. DimenHIDRINAT tab DiphenHIDRAMIN injeksi
8. EpHEDRIN injeksi Ephi NEFRIN injeksi
9. DoBUTAMIN injeksi DoPAMIN injeksi
10. niCARDIPIN injeksi niFEDIPIN injeksi
11. AmiTRIPTILINE aminoPHYLIN
12. AziTHROMYCIN EritroMYCIN
13. AMINOfilin injeksi AMINOfusin infuse
14. EPINEFRIN injeksi NorEPINEFRIN
15. METHYLprednisolon injeksi METHYLergometrin injeksi
16. CEFTriaxon injeksi CEFTazidim injeksi
17. CEFOtaxime injeksi CEFOperazon sulbactam injeksi
18. DimenHIDRINAT tablet DiphenHIDRAMIN injeksi
19. Oksitetrasiklin SALEP MATA Oksitetrasiklin SALEP KULIT
20. GENTAMISIN SALEP kulit GENTAMISIN SALEP mata

6
No. RUPA OBAT MIRIP - LOOK ALIKE
1. Ceftriaxone vial Cefotaxime vial
2. Ciprofloxacin infuse Metronidazole infuse
3. Opigram ampul Scopamin ampul
4. Atropin ampul Diphenhidramin ampul
5. Clindamycin 300 mg kapsul Piracetam 400 mg
6. Furosemide 40 mg tablet Isosorbid Dinitrat 5 mg tablet
7. Metilergometrin injeksi Oksitoksin injeksi
8. Ondansetron injeksi Vitamin c injeksi
9. Ringer laktat 500 ml Natrium klorida 0,9% 500 ml
10. Captopril 25 mg tablet Captopril 50 mg tablet
11. Captopril 50 mg tablet Cotrimoksazol pediatrik tablet
12. Ibuprofen 200 mg Ibuprofen 400 mg

2. Dasar Hukum

Dasar Hukum yang terkait dengan pelaksanaan


a. UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

b. UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan


Pasien Rumah Sakit;

d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 012 tahun 2012 tentang Akreditasi rumah
Sakit.

e. Permenkes No 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di


Rumah Sakit

f. Intitute For Save Madication Practices (ISMP). ISMP’s List of High Alert
Medication. ISMP; 2012

7
BAB III
TATA LAKSANA

1. Prosedur Kewaspadaan Obat di Instalasi Farmasi

Lakukan prosedur dengan aman dan hati-hati selama memberikan


instruksi,mempersiapkan, memberikan obat, dan menyimpan dan Distribusi high alert
medications
1. Seleksi High Alert Medications
a. Proses seleksi High Alert Medications dilakukan sesuai dengan proses seleksi
sediaan farmasi yang telah berjalan di rumah sakit, sebagaimana tertulis dalam
SPO seleksi obat
b. Pemilihan / seleksi obat dilakukan dan menjadi tanggung jawab Panitia
Farmasi dan Terapi
c. Pemilihan obat-obat harus mempertimbangkan adanya NORUM / LASA
supaya mengurangi resiko terjadinya medication errors
d. Membatasi daftar obat dengan macam-macam merk dalam formularium
2. Pengadaan High Alert Medications
Menginfromasikan kepada semua petugas yang terlibat, mengenai adanya daftar
High Alert Medications di Rumkital dr. Azhar Zahir Manokwari . Pengadaan High
Alert Medications di Rumkital dr. Azhar Zahir Manokwari yaitu :
1. Pengadaan High Alert Medications dari unit pelayanan ke Seksi Obat dan
Perbekalan
2. Pengadaan High Alert Medications dari unit pelayanan ke Gudang harus
disertai dengan resep untuk mencegah terjadinya medication errors
Catatan :
a. Proses pengadaan High Alert Medications dilakukan sesuai dengan proses
pengadaan sediaan farmasi yang telah berjalan di Rumah Sakit
b. Segera menginformasikan kepada unit terkait apabila terjadi perubahan kemasan
produk dan kekosongan obat serta penggantinya sepengetahuan dokter yang
memberikan terapi
c. Menghindari pemesanan High Alert Medications melalui verbal untuk mencegah
terjadinya kesalahan kecuali dalam kondisi emergency.

8
3. Penyimpanan dan Pelabelan
Dilakukan penyimpanan obat yang sudah aman dengan memperhatikan :
1. Obat – obat yang perlu diwaspadai harus diletakkan pada tempat yang
aksesnya minimal. Membatasi akses masuk ke dalam tempat
penyimpanan obat – obat kategori high alert.
2. Harus dipastikan stabilitas obat terkontrol sehingga kualitas obat tetap
terjaga
3. Harus dipastikan ketersediaan obat, cukup untuk kebutuhan pasien
4. Penyimpanan High Alert Medications dilakukan oleh semua staf Apotek
dan Gudang Farmasi, dan menjadi tanggung jawab Apoteker.
5. Semua High Alert Medications yang akan disimpan di Gudang harus
ditandai dengan label HIGH ALERT pada kardus/kemasan obat dibagian
yang bertuliskan nama obat, namun tidak menutupi nama obat itu sendiri
dan keterangan tambahan pada kemasan obat. Memberi label High Alert
pada obat yang disesuaikan dengan jenisnya.
6. Semua petugas harus membaca label HAM sebelum menyimpan dan
memastikan High Alert Medications tersimpan pada tempat yang tepat.
7. Obat – obat yang memiliki LASA / NORUM tidak diletakkan dalam 1 rak /
disandingkan.
8. Petugas farmasi harus mencatat pemasukan dan pengeluaran obat ke
kartu stok.
9. Sesuai dengan PERMENKES RI No.28/MENKES/PER/I/1978 tentang
Narkotik, narkotika disimpan pada tempat khusus dan tidak dipergunakan
untuk menyimpan obat selain narkotika. Harus disimpan dalam lemari
terkunci yang terbagi dua, masing-masing untuk persediaan (gudang) dan
untuk keperluan sehari-hari.
10. Obat memiliki kategori LASA dengan multiple strength dosis obat
a. Warna hijau : low strength
b. Warna kuning : middle strength
c. Warna merah : high strength

9
11. Obat memiliki kategori LASA secara umum
a. Look Alike : Orange kecoklatan
b. Sound Alike : Biru terang

12. Obat memiliki kategori high alert Warna merah bertuliskan narkotika dan
psikotropika.

13. Elektrolit konsentrat dengan label obat high alert dan penyimpanan
hanya berada di instalasi farmasi.

14. Suhu penyimpanan High Alert Medication disesuaikan dengan


keterangan yang tertera pada kemasan masing-masing kemasan obat..
15. Penataan obat harus mengacu pada prinsip First In First Out (FIFO)
dan/atau First Expired First Out (FEFO).
4. Peresepan
1. Jangan berikan instruksi hanya secara verbal mengenai high alert
medications.
2. Instruksi ini harus mencakup minimal :
a. Persyaratan adimistrasi meliputi kelengkapan resep berupa tanggal
resep, nama penulis resep, nama pasien, umur / BB, Nomor RM,
tanggal dan waktu instruksi dibuat..
b. Persyaratan farmasetika meliputi Nama obat (generic), bentuk
sediaan, dosis dan khasiat obat, rute pemberian, dan tanggal
pemberian setiap obat.
c. Persyaratan famasi klinik meliputi farmakoterapi, efek samping obat
potensial, interaksi obat potensial, Kecepatan dan atau durasi
pemberian obat.
3. Dokter harus mempunyai diagnosis, kondisi, dan indikasi penggunaan
setiap high alert medications secara tertulis.

10
5. Peracikan obat
1. Apoteker/asisten apoteker menandai obat High alert pada lembar resep
dengan centang merah (√ MERAH), obat narkotika garis merah (MERAH),
obat psikotropika garis bawah biru (BIRU)..
2. Dilakukan pengambilan obat, penulisan etiket dan penyerahan obat dengan
memperhatikan kesesuaian permintaan resep dengan mengisi kartu stok.
3. Petugas selalu melakukan pemeriksaan ulang (Double Check) kebenaran
obat pada saat pengambilan, penyiapan dan penggunaan obat yang akan
diberikan kepada pasien dengan prinsip 6 benar obat ( benar pasien, benar
obat, dosis, rute, benar waktu dan benar dokumentasi).
4. Mengecek tanggal kadaluarsa obat.
5. Bila terdapat problema terkait obat , apoteker akan mengklarifikasi kepada
penulis resep.

6. Persiapan Pemberian
Yang dimaksud dengan persiapan pemberian obat High Alert adalah
mengambil obat injeksi high alert dari ampul/vial dan dimasukan dalam spuit.
Jika obat berupa serbuk, campur dahulu dengan cairan pelarut sampai seluruh
obat larut. Pada pemberian elektrolit konsentrat KCL,074 %, NaCl 3%, dan
MgSO4 harus diencerkan terlebih dahulu dengan cairan infuse yang sesuai.
Proses persiapan pemberian high alert medications harus mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu :
1. Identifikasi dengan prinsip 6 benar pemberian obat (benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar cara pemberian obat, benar waktu, Benar
Dokumentasi)
2. Identifikasi dilakukan oleh dua orang ( Administrasi dan Petugas
dispensing / TTK yang berbeda ) (double check)

7. Penyerahan obat
a. Memastikan ketepatan high alert medications dengan melakukan double check
dengan teman sejawat meliputi identitas pasien (nama, tanggal lahir/ No Rekam
Medis ), nama obat, indikasi, kekuatan dosis, bentuk sediaan, cara pemberian,
dan waktu pemberian. Tujuan pelaksanaan double check terhadap high alert
medications adalah identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau
double check oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang kedua) sebelum
memberikan obat dengan tujuan meningkatkan keselamatan dan akurasi.
11
Double check diperlukan sebelum memberikan high alert medications dan saat
pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan transfer pasien. Pengecekan
pertama dilakukan oleh petugas yang menyiapkan obat, sedangkan pengecekan
yang kedua dilakukan oleh petugas yang akan memberikan obat kepada pasien
(petugas pengecekan yang pertama tidak boleh sama dengan petugas
pengecekan yang kedua) .
b. Sebelum memberikan obat, perawat mengecek identitas pasien dengan
menanyakan nama, tanggal lahir dan nomor rekam medik dan memberitahukan
kepada pasien mengenai nama obat yang dberikan, dosis, dan indikasinya.
c. Kegiatan double check tersebut didokumentasikan dalam berkas rekam medis
( RM Pemberian obat Injeksi ) dengan tandatangan kedua perawat (perawat
yang melakukan pengecekan dan yang memberikan obat ke pasien).
d. Pada situasi emergency, dimana pelabelan dan prosedur double check dapat
menghambat/menunda penatalaksanaan dan berdampak negatif pada pasien,
perawat atau dokter pertama-tama harus menentukan dan memastikan bahwa
kondisi klinis pasien benar-benar bersifat emergency dan perlu ditatalaksana
segera sedemikian rupa sehingga double check dapat ditunda.

8. Pemantauan Penggunaan obat High Alert


a. Kegiatan pemantauan penggunaan high alert medications dilakukan oleh
Apoteker.
b. Kegiatan pemantauan penggunaan high alert medications bertujuan mengkaji
efektifitas serta keamanan penggunaan obat pada pasien rawat inap. Kegiatan
tersebut juga termasuk pemantauan kejadian potensial efek samping obat serta
penatalaksanaan kejadian efek samping obat..
c. Penatalaksanaan efek samping obat High Alert dilakukan dengan melibatkan
tenaga medis, perawatan farmasis, dan juga pihak terkait.
9. Pembuangan Ampul / Vial
Limbah ampul / vial high alert medications dibuang di wadah khusus limbah
ampul / vial.

12
2. Prosedur Kewaspadaan Obat di IGD dan Ruang Perawatan
1. Persiapan dan Penyimpanan
b. Petugas selalu melakukan pemeriksaan ulang (Double Check ) kebenaran
obat pada saat pengambilan, penyiapan dan penggunaan obat yang akan
diberikan kepada pasien dengan prinsip 6 benar obat ( benar pasien, benar
obat, benar dosis,benar rute, benar waktu dan benar dokumentasi)
c. High alert medications disimpan di IGD dan Ruang Perawatan Hanya
tersimpan di dalam troli atau kit Emergency.
d. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label yang jelas dan
dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya. Jika high alert medications
harus disimpan di area perawatan pasien, kuncilah tempat penyimpanan
dengan diberikan label 'Peringatan: high alert medications' pada tutup luar
tempat penyimpanan.
e. Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert
medications, berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet agar
pengasuh/perawat pasien menjadi waspada dan berhati-hati dengan high
alert medications. Setiap kotak/tempat yang berisi high alert medications
harus diberi label.
f. Infus intravena high alert medications harus diberikan label yang jelas
dengan menggunakan huruf/tulisan yang berbeda dengan sekitarnya..

2. Pemberian obat
1. Perawat harus selalu melakukan pengecekan ganda (double-check)
terhadap semua high alert medications sebelum diberikan kepada pasien.
2. Pengecekan Ganda Terhadap High Alert Medications
a. Tujuan: identifikasi obat-obatan yang memerlukan verifikasi atau
pengecekan ganda oleh petugas kesehatan lainnya (sebagai orang
kedua) sebelum memberikan obat dengan tujuan meningkatkan
keselamatan dan akurasi. ( Buatkan data Beberapa bulan )
b. Kebijakan:
1. Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan high alert
medications tertentu/spesifik dan disaat pelaporan pergantian jaga
atau saat melakukan transfer pasien.
2. Pengecekan ganda ini akan dicatat pada rekam medis pasien atau
pada catatan pemberian medikasi pasien..
3. Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang

13
berwenang untuk menginstruksikan, meresepkan, atau
memberikan obat-obatan, antara lain : perawat, ahli farmasi, dan
dokter.
4. Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang,
teknisi, atau perawat lainnya .
5. Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan ganda/verifikasi
oleh orang kedua dilakukan pada kondisi-kondisi seperti berikut :
a. Setiap akan memberikan injeksi obat
b. Untuk infus:
1. Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
2. Saat pemberian bolus
3. Saat pergantian jaga perawat atau transfer pasien
4. Setiap terjadi perubahan dosis obat
6. Pengecekan tambahan dapat dilakukan sesuai dengan instruksi
dari dokter.

14
3. Tata Laksana Obat – obat High Alert dan Elektrolit Pekat
Elektrolit pekat meliputi sediaan
1. NaCl 3% 500 ml,
2. KCl 25 ML
3. Meylon 8,4 %
4. MgSO4
5. D 40%

Penyimpanan elektrolit pekat hanya di instalasi farmasi dan ruang


perawatan tidak diperbolehkan Adanya stok elektrolit pekat kecuali Instalasi
Farmasi. Pelaksanaan kegiatan pelarutan obat elektrolit pekat oleh perawat yang
telah disosialisasikan cara persiapan dan pengenceran yang baik oleh petugas
Instalasi Farmasi yang dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

A. PERSIAPAN :

1. Periksa kelengkapan formulir permintaan pencampuran sediaan steril


meliputi : nama, nomor rekam medis, umur, berat badan pasien, diagnosis,
resep, tanda tangan dokter

2. Periksa identitas injeksi elektrolit pekat yang akan diencerkan meliputi :


nama obat, jumlah dan tanggal kadaluarsa.

3. Lakukan konfirmasi ulang.

4. Hitung dosis pencampuran injeksi elektrolit pekat yang akan dibuat

5. Pilih pelarut yang tepat dan hitung volume pelarut yang dibutuhkan

6. Siapkan penanda (label) untuk produk hasil pengenceran yang meliputi :


nama pasien, nomor rekam medis, identitas obat, tanggal pengenceran
dan tanggal kadaluarsa

B. PENGENCERAN :

1. Lakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dengan benar.

2. Kenakan alat pelindung diri, masker dan sarung tangan.

3. Lakukan disinfeksi pada sarung tangan dengan menyemprotkan alkohol


70% dan tunggu hingga kering.

15
4. Lakukan disinfeksi pada area kerja dengan menggunakan desinfektan alat

5. Usap bagian leher botol injeksi elektrolit pekat dengan alkohol 70%,
tunggu sampai kering.

6. Pegang Flas injeksi elektrolit pekat pada posisi kemiringan 45 0, buka


bagian atas botol dengan arah menjauhi petugas.

7. Pertahankan posisi tersebut selama 5 detik.

8. Pegang botol injeksi elektrolit pekat dengan kemiringan 45 0, ambil isinya


sesuai dengan volume yang diinginkan menggunakan spuit steril dan
segera tutup jarum spuit.

9. Untuk infus inravena, suntikkan larutan obat ke dalam botol infus pada
posisi 450 perlahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur
sempurna.

10. Kocok hasil pencampuran sampai obat tercampur sempurna.

11. Beri label identitas obat, identitas pasien, tanggal pengenceran dan
tanggal kadaluarsa pada infus atau spuit yang berisi elektrolit hasil
pengenceran

12. Setelah selesai letakkan sisa proses yang tidak terpakai ke kantong
sampah tertutup.

13. Berikan logo high alert pada botol infus.

16
C. CARA PEMBERIAN ELEKTROLIT PEKAT

No. Jenis elektrolit Pelarut Cara pemberian


KCl 7,46% Nacl 0,9% - campur KCl konsentrat dalam infus dgn
Ringer benar sampai tercampur seluruhnya .
Laktat Setidaknya dibutuhkan 10 ml kali
membolak-balik infus untuk memastikan
pencampuran sudah merata.
Pencampuran yang kurang baik
menyebabkan potassium (K)
terkonsentrasi di dasar infus sehingga
seperti pemberian bolus.
- Infus KCl harus diberikan melalui
infusion pump sehingga kecepatannya
terkontrol. Tempat penyuntikan harus
terlihat jelas, untuk memudahkan
pemantauan adanya
phelibitis/ekstravasasi
- Meminta pasien melaporkan adanya
nyeri, stinging (sensasi
menyengat/pedas) atau kebocoran
kanula IV perifer. Jika salah satu dari hal
ini terjadi, maka infus harus dihentikan
dan dilakukan pengkajian terhadap
adanya kebocoran kanula, dan bila perlu
dilakukan penggantian kanula
- Tidak ada obat-obatan, termasuk
potassium, yang boleh ditambahkan
pada infus KCl yang sedang diberikan
NaCl 3% Nacl 0,9% - Pemberian Nacl 3% bersamaan dengan
Nacl 0,9%, dengan, dengan cara di
cabang dengan menggunakan triway
conector.
- Tempat penyuntikan harus terlihat jelas,
17
untuk memudahkan pemantauan adanya
phelibitis/ekstravasasi
- Meminta pasien melaporkan adanya
nyeri, stinging (sensasi
menyengat/pedas) atau kebocoran
kanula IV perifer. Jika salah satu dari hal
ini terjadi, maka infus harus dihentikan
dan dilakukan pengkajian terhadap
adanya kebocoran kanula, dan bila perlu
dilakukan penggantian kanula
MgSO4 Dextrose 5 - MgSo4 dilarutkan dalam larutan infuse
% Dextrose 5% atau Nacl 0,9% benar
Nacl 0,9 % sampai tercampur seluruhnya .
- Pada pemberian bolus tetap dilarutkan
dalam cairan Dextrose 5% atau Nacl
0,9%
- Tempat penyuntikan harus terlihat jelas,
untuk memudahkan pemantauan adanya
phelibitis/ekstravasasi
- Meminta pasien melaporkan adanya
nyeri, stinging (sensasi
menyengat/pedas) atau kebocoran
kanula IV perifer. Jika salah satu dari hal
ini terjadi, maka infus harus dihentikan
dan dilakukan pengkajian terhadap
adanya kebocoran kanula, dan bila perlu
dilakukan penggantian kanula

18
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir Observasi Pemberian high alert medications dan Elektrolit Pekat


2. Formulir Pemantauan Pelabelan high alert medications
3. Formulir Monitoring Penggunaan high alert medications
4. Efek samping yang terjadi didokumentasikan pada lembar MESO (Monitoring Efek
Samping Obat)
5. Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang diakibatkan
oleh penggunaan high alert medications, baik kejadian yang tidak diharapkan
(KTD) kejadian nyaris cedera (KNC), dan kejadian sentinel.
6. Pelaporan insiden akibat penggunaan high alert medications dikirim ke Kepala
Bidang Penunjang klinik ( KaUr. Jangklin ).

19
LAMPIRAN 1. DAFTAR OBAT HIGH ALERT RUMKITAL Dr. AZHAR ZAHIR
N BENTUK
KELAS TERAPI NAMA GENERIK NAMA DAGANG DOSIS KETERANGA
O SEDIAAN
Elektrolit peka
tidak boleh
KCL 7.46 (
disimpan di
7.46%
ELEKTROLIT KALIUM ruang
1 INJEKSI POTTASIUM 7.46/25 ML
PEKAT KLORIDA perawatan
CHLORIDE
kecuali Depo
INJECTION
IGD, VK dan
OK
BUPIVACAIN INJEKSI BUPIVACAIN 0,5 % 20 ML
KETAMINE INJEKSI KETAMINE 100MG/10ML
2 OBAT ANASTESI SEVOFLURANE INHALASI SEVOFLURANE 250 ML
ISOFLURANE INHALASI ISOFLURANE 250 ML
MIDAZOLAM INJEKSI KETAMIN 5 MG/ 5 ML
3 VASOKONTRIKSI EPHINEPRIN INJEKSI EPINEPHRINE 1 MG/ ML
LIDOCAIN INJEKSI LIDOCAIN 20 % 20
MG / ML
4 ANTI ARITMIA
AMIODARON INJEKSI KENDARON 150 MG / 3
ML
DEXTROSE DEXTROSE INJEKSI D40% 40% 25 ML
5 HYPERTONIC, 40
%
INSULIN INJEKSI LEVEMIR, 300 IU / 3 ML
6 INSULIN NOVORAPID

DOPAMIN INJEKSI DOPAMIN 250 MG / 5


7
OBAT JANTUNG ML
DOBUTAMIN INJEKSI 250 ML / 5
ML
ATRAKURIUM INJEKSI TRAMUS 25 MG / 2,5
8 RELAXAN OTOT
BESILAT ML
9 HORMON OXYTOCIN INJEKSI PITOGIN 10 IU / ML
FENTANIL INJEKSI FENTANIL 0,05 MG / ML
KODEIN TABLET KODEIN 15 MG, 30
10 NARKOTIKA
MG, 60 MG
PETHIDIN INJEKSI PETHIDIN 50 MG/ ML
ALPRAZOLAM TABLET ALPRAZOLAM 1 MG
DIAZEPAM TABLET VALISANBE 5 MG
11 PSIKOTROPIKA INJEKSI VALISANBE 5 MG/ 5ML

20
LAMPIRAN 2. LOGO OBAT HIGH ALERT

NO KELAS OBAT NAMA OBAT LABEL

1 Agonis adrenergik − Epinefrin

2 Analgesik − Tramadol Inj

− Atrophin Sulfat
Anestetik umum − Neostigmine
Anestetik inhalasi − Atracurium (Tramos)
− Halothane
− Midazolam / Sedacum
4 − Ketamin Inj
− Recofol (Propokol)
Anestetik IV
− Fentanyl

5 Anti aritmia IV − Lidokain

6 Anti Konvulsan − Fenytoin

− Dextrose 40%
Elektrolit Konsentrasi − KCl 7,46%
7
Tinggi − Meylon 8,4%
− MgSO4 40%
− Lidokain
Obat – obat epidural,
8 − Bunascan, Decain
intratekal
− Ketamin

− Midazolam
11 Obat sedasi moderat
− Diazepam (Valisanbe)

− Fentanyl
12 Narkotika − Pethidine Inj

21
LAMPIRAN 3. DAFTAR OBAT LASA/NORUM RUMKITAL dr. AZHAR ZAHIR
Nama Obat WARNA LABEL LABEL
Amlodipin 10 mg Merah
Amlodipin 5 mg Hijau
Captopril 12,5 mg Hijau
Captopril 25 mg Kuning
Cefixime 100 mg Hijau
Cefixime 200 mg Merah
Clindamicyn 150 mg Hijau
Clindamicyn 300 mg Merah
Glimepiride 1 mg Hijau
Glimepiride 2 mg Kuning
Glimepiride 4 mg Merah
Kalium Diklofenat 25 mg Hijau
Kalium Diklofenat 50 mg Merah
Meloksikam 7,5 mg Hijau
Meloksikam 15 mg Merah
Metylprednisolon 4 mg Hijau
Metylprednisolon 8 mg Kuning
Na diklofenak 25 mg Hijau
Na diklofenak 50 mg Kuning
Piroksikam 10 mg Hijau
Piroksikam 20 mg Merah
Salbutamol 2 mg Hijau
Salbutamol 4 mg Merah
Simvastatin 10 mg Hijau
Simvastatin 20 mg Merah

22
LAMPIRAN 4. LOGO DAN OBAT LASA/NORUM

Nama Obat Lain yang


Nama Obat LABEL
Menyerupai
Obat Look Alike
Aminophylin Alinamin F
Ceftriaxone Cefotaxime
Ceftriaxone Ampicilin Inj
Obat Sound Alike (dengan tulisan Tall Man Lettering)

EPHEdrine EPHIneprine

METFORmin METROnidazole

BETAhistin INTERhistin

ERITROmicyn AZYTROmicyn

LEVOfloxacin CIPROfloxacin

23
LAMPIRAN 5. DOKUMENTASI OBAT HIGH ALERT DAN LASA/NORUM
1. Obat Lasa/Norum

Tablet Injeksi
2.High Alert

Tablet

Injeksi

3.Cairan Elektrolit Konsentrat Tinggi

4.Obat Narkotika

24
5.Obat Psikotropika

Tablet

Injeksi

Ditetapkan Oleh
Karumkital dr. Azhar Zahir

25
dr. Birril Qudsi, Sp.B
Mayor Laut Laut (K) NRP. 16233 / P

26

You might also like