You are on page 1of 16

1

Persaingan Obat Produk Industri di Pekanbaru

By:

Simson Samosir

Drs. Wahyu Hamidi, M.Si


Dr. Jahrizal, SE., M.T

e-mail : Simpson_samosir@yahoo.com

The Level of Competition for Drugs Industries Products in Pekanbaru

ABSTRACT

The research was conducted in the city of Pekanbaru to consumer products of


drugs manufactures. This study aims to determine the factors that influence the
level competition for drugs industries products in Pekanbaru.

The population numbered 937,939 people and a sample of 100 people was
determined by the method Slovin. The data used in the Secondary and Primary
Data obtained from PT. BERNOFARM-PKU,PT. KIMIA FARMA-PKU, the
Central Statistics Agency (BPS) Riau and questionnaires. The analysis method
used is descriptive analysis using ordinal scale (Likert Scale) to classify the
measured variables in order to avoid errors in determining the outcome of the
data.

The results showed that the partial variable consumer tastes which consists of the
brand, quality, future expectation, packaging and labels, the price of the item
itself and the price of other goods greatly affect the city of Pekanbaru in selecting
medicine products they use. While consumer income variable does not affect the
demand of drugs for people In the city of Pekanbaru.

Based on these results it is suggested to the company to keep value of brand


equity, quality, reasonable prices and promotions are always held. Besides, it is
also expected the company to expand sales outlets drugs product so consumers
have no difficulty in finding the products they are looking for. Thus, consumer
loyalty to use one brand of drugs it will remain intact.

Keywords: Brand Equity, Quality, Future Expectations, packaging and labels.

PENDAHULUAN semakin ketat, dimana saat ini dunia


Perkembangan industri di usaha kesehatan masyarakat,
Indonesia khususnya dalam sektor perusahaan farmasi atau perusahaan
farmasi dan obat-obatan telah obat-obatan adalah perusahaan bisnis
menciptakan sebuah persaingan yang komersial yang fokus dalam

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


2

meneliti, mengembangkan, dan terhadap masalah kesehatan


mendistribusikan obat terutama sehingga terjadi peningkatan
dalam hal kesehatan. untuk dapat berpartisipasi
Kesehatan merupakan faktor langsung terhadap
yang penting, sehingga usaha pengambilan keputusan
disektor kesehatan mutlak untuk dalam masalah kesehatan.
diperhatikan. Dalam hal ini obat b. Gaya Hidup
merupakan unsur yang tidak bisa Kesadaran mengenai adanya
dipisahkan dari masalah kesehatan. dampak beberapa gaya hidup
Penyediaan obat yang memadai yang dapat berakibat pada
dapat menunjang terwujudnya kesehatan, membuat semakin
masyarakat yang sehat. banyak orang yang lebih
Dengan pertimbangan peduli untuk menjaga
tersebut maka penyediaan obat- kesehatannya daripada harus
obatan ditengah-tengah mengobati bila terjadi
berlangsungnya pembangunan penyakitnya kelak.
memiliki peranan penting dalam c. Kemudahan Memperoleh
proses pembangunan guna Produk Obat
menciptakan pertumbuhan ekonomi Saat ini pasien dan konsumen
yang baik dan kesejahteraan lebih memilih kenyamanan
masyarakat tersebut. Penyediaan membeli obat yang dapat
obat-obatan merupakan salah satu diperoleh dimana saja,
sarana yang menunjang dalam dibandingkan harus
meningkatkan sumber daya manusia. menunggu lama di rumah
Oleh karena itu penyediaan obat- sakit atau klinik.
obatan diperlukan sebagai penunjang d. Faktor Kesehatan
dalam mempersiapkan sumber daya Lingkungan
manusia yang pada akhirnya Dengan adanya praktek
menunjang pembangunan ekonomi. sanitasi yang baik, pemilihan
Disamping hal tersebut nutrisi yang tepat serta
berdasarkan survei yang dilakukan lingkunga perumahan yang
oleh WHO bahwa kesadaran sehat, meningkatkan
masyarakat untuk perawatan sendiri kemampuan masyarakat
atau pengobatan sendiri untuk dapat menjaga dan
(swamedikasi) merupakan faktor mempertahankan kesehatan
yang mendorong masyarakat untuk serta menjaga terkena
mengkonsumsi obat-obatan, yang penyakit.
dipengaruhi oleh beberapa faktor, e. Ketersediaan Produk Baru
yaitu : Saat ini semakin banyak
a. Faktor Sosial dan Ekonomi: tersedia produk obat baru,
Dengan meningkatkan yang lebih sesuai untuk
pemberdayaan masyarakat pengobatan sendiri. Selain itu
berakibat pada semakin tinggi ada juga beberapa produk
tingkat pendidikan dan obat yang telah dikenal sejak
semakin mudah mendapatkan lama serta mempunyai indeks
akses informasi. keamanan yang baik, juga
Dikombinasikan dengan telah dimasukkan dalam
ketertarikan tingkat individu kategori obat bebas, membuat

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


3

pilihan produk obat untuk Ada keuntungan pengobatan


pengobatan sendiri semakin sendiri sehingga masyarakat memilih
banyak tersedia. untuk menjalani pengobatan sendiri
(swamedikasi) dan hal tersebut
Pengobatan sendiri atau adalah aman apabila digunakan
swamedikasi adalah tindakan yang sesuai dengan petunjuk (efek
dilakukan untuk mengatasi masalah samping dapat diperkirakan), efektif
kesehatan dengan menggunakan untuk menghilangkan keluhan karena
obat-obatan yang dapat dikonsumsi 80 % sakit bersifat self-limiting, yaitu
tanpa pengawasan dokter. sembuh sendiri tanpa intervensi
Berkaitan dengan pengobatan tenaga kesehatan, biaya pembelian
sendiri (swamedikasi) seperti yang obat relatif murah daripada biaya
telah disebutkan sebelumnya, telah pelayanan kesehatan, hemat waktu
dikeluarkan berbagai peraturan karena tidak perlu mengunjungi
perundangan. Pengobatan sendiri fasilitas/profesi kesehatan, kepuasan
hanya boleh menggunakan obat yang karena berperan aktif dalam
termasuk golongan obat bebas dan pengambilan keputusan terapi,
obat bebas terbatas (SK Menkes berperan serta dalam sistem
No.2380/1983). Obat bebas adalah pelayanan kesehatan, menghindari
obat yang bebas dijual di pasaran dan rasa malu atau stress apabila harus
dapat dibeli tanpa resep dokter. menampakkan bagian tubuh tertentu
Tanda khusus untuk obat bebas dihadapan tenaga kesehatan, dan
adalah berupa lingkaran berwarna membantu pemerintah untuk
hijau dengan garis tepi berwarna mengatasi keterbatasan jumlah
hitam. Sedangkan obat bebas terbatas tenaga kesehatan pada masyarakat.
adalah obat yang dijual bebas dan
dapat dibeli tanpa dengan resep Berikutgambaran pertumbuhan
dokter, tetapi disertai dengan tanda farmasi di Indonesia :
peringatan. Tanda khusus untuk obat
ini adalah lingkaran berwarna biru Tabel 1. Gambaran pertumbuhan
dengan garis tepi hitam. Semua obat Farmasi di Indonesia
yang termasuk golongan obat bebas Tahun Jumlah
dan obat bebas terbatas wajib (Rp.)
mencantumkan keterangan pada 2007 25.027 T
setiap kemasannya tentang 2008 28,2 T
kandungan zat berkhasiat, kegunaan, 2009 33,6 T
aturan pakai, dan pernyataan lain 2010 37,53 T
yang diperlukan (SK Menkes 2011 41,99 T
No.917/1993). Semua kemasan obat 2012 43,3 T
bebas terbatas wajib mencatumkan Sumber : Bisnis Indonesia Februari
tanda peringatan “apabila sakit 2012
berlanjut segera hubungi dokter” Pertumbuhan Farmasi
(SK Menkes No.386 /1994)8 dan bila nasional yang tinggi juga dapat
digunakan secara benar, obat bebas dilihat dari peningkatan penjualan
dan obat bebas terbatas seharusnya beberapa perusahaan farmasi lokal
bisa sangat membantu masyarakat pada tahun 2012. Rata-rata penjualan
dalam pengobatan sendiri secara sepuluh perusahaan farmasi lokal
aman dan efektif. yakni Kalbe Farma, Tempo Scan

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


4

Pacific, Kimia Farma Tbk, Tabel 2. Jumlah permintaan obat


Indofarma, Sanbe Farma, Bintang produksi PT BERNOFARM di
Toedjoe, Dexa Medica, Phapros, Kota Pekanbaru berdasarkan
Konimex dan satu perusahaan PMA harga yang berlaku pada PT
yaitu Pfizer yang menguasai market BERNOFARM
share obat-obatan di Indonesia No. Tahun Jumlah Harga
sekitar 40%, pada semester pertama (box) rata-rata
tahun 2012 mengalami peningkatan 1 2008 16.797 83.118
sebesar 20%. 2 2009 27.690 90.540
Untuk itu penyediaan obat- 3 2010 32.2184 104.132
obatan bagi masyarakat mencakup 4 2011 38.667 120.770
persediaan obat yang disesuaikan 5 2012 38.795 121.045
dengan kebutuhan masyarakat dan Sumber:PTBERNOFARM
penyakit yang harus diobati. Pekanbaru 2013
Kemudian mutu obat yang tersedia Dari tabel diatas dapat dilihat
harus menjamin kegunaan dan perkembangan jumlah permintaan
keamanannya. Produsen obat yang obat produksi PT BERNOFARM
ada merupakan produsen obat yang dari tahun ke tahun mengalami
terus berkembang untuk memenuhi peningkatan. Hingga tahun 2012
kebutuhan konsumsi obat permintaan obat mencapai 38.795
masyarakat. box. Peningkatan permintaan
Untuk kota Pekanbaru tertinggi terjadi pada tahun 2009
sendiri, produsen obat yang ada dengan perubahan 10.893 box. Dan
merupakan produsen obat yang telah yang terendah terjadi di tahun 2012
ada secara nasional sebab setiap yaitu sebesar 128. Begitu pula halnya
produsen obat meningkatkan dengan peningkatan harga rata-rata
penjualannya dengan cara obat yang meningkat dari tahun ke
mendistribusikannya secara nasional tahun.
di setiap daerah yang ada di Selanjutnya untuk melihat
Indonesia, termasuk Pekanbaru lebih jelas tentang persaingan obat
sebagai Ibukota Provinsi Riau yang produk industri di Pekanbaru,
terus mengalami perkembangan,dan terdapat gambaran mengenai
merupakan daerah yang cukup perkembangan permintaan obat
memiliki potensi pasar yang cukup produk industri KIMIA FARMAdi
besar. Pekanbaru.
Berikut beberapa gambaran
mengenai penjualan obat yang ada di
Pekanbaru :

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


5

Tabel 3. Jumlah permintaan obat Hal ini didukung juga dengan


produksi PT KIMIA FARMA di adanya program Sistem Jaminan
Kota Pekanbaru berdasarkan Sosial Nasional di bidang kesehatan
harga yang berlaku pada PT oleh pemerintah yang secara
KIMIA FARMA langsung akan berpengaruh terhadap
No Jumlah Harga konsumsi obat masyarakat secara
(box) rata-rata keseluruhan. Obat tersebut
2008 8.215.436 122.584 merupakan produk-produk Industri
2009 9.858.415 137.295 Farmasi yang ada di Indonesia,
2010 11.041.425 153.769 dengan dilaksanakannya Sistem
2011 12.366.396 172.222 Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di
2012 12.737.487 177.738 bidang kesehatan, kebutuhan obat-
Sumber : PT KIMIA FARMA obatan di Tanah Air, khususnya obat
Pekanbaru 2013 generik, dipastikan akan meningkat.
Dari tabel diatas dapat dilihat Penerapan sistem pembiayaan
jumlah perkembangan jumlah kesehatan dan target cakupan
permintaan obat produksi PT KIMIA semesta obat oleh Badan
FARMA dari tahun ke tahun Penyelenggara Jaminan Sosial
mengalami peningkatan. Hingga (BPJS) di bidang kesehatan mulai 1
tanun 2012 permintaan obat Januari 2014, membuat target pasar
mencapai 12.737.487 box. obat publik terus meningkat untuk
Peningkatan jumlah permintaan memenuhi kebutuhan 240 juta
tertinggi terjadi pada tahun 2010 penduduk Indonesia.
dengan perubahan 1.183.010 box. Kemudian peluang pasar
Dan yang terendah terjadi ditahun OGB akan cukup besar, apalagi
2012 yaitu sebesar 371.091. begitu ketika SJSN 2014 sudah berlaku,
juga hal nya dengan peningkatan kebutuhannya bisa mencapai Rp 10
harga rata-rata obat dari tahun ke triliun. Sehingga, tingginya
tahun. kebutuhan ini akan membuat
Sejalan dengan meningkatnya persaingan industri farmasi di
konsumsi obat-obatan nasional Indonesia akan semakin ketat karena
terkhusus di Pekanbaru, maka akan banyak industri yang
industri farmasi dituntut untuk memproduksi obat-obatan. Beberapa
mempersiapkan diri dalam Industri sudah meningkatkan
menghadapi persaingan yang kapasitas produksi dan bahkan
semakin ketat di dalam pasar membangun pabrik baru. Persaingan
farmasi. Apalagi dengan maraknya obat pasti akan meningkat karena
produk obat-obatan impor yang mulai bertambahnya pemain baru
masuk dengan kualitas dan harga atau perusahaan swasta lainnya yang
yang kompetitif membuat persaingan akan memproduksi obat-obatan .
pasar ondustri farmasi semakin Menurut data Kementerian
tajam. Akibat dari persaingan Kesehatan, saat ini ada sekitar 236
tersebut maka produsen dituntut industri farmasi yang memenuhi
untuk melakukan inovasi-inovasi kebutuhan obat di Tanah Air. Nilai
produk baru yang berbeda dari para pasar farmasi di Indonesia sekitar Rp
pesaingnya untuk merebut minat dari 44 triliun dengan Rp 4,4 triliun (10
konsumen dalam menguasai pasar. persen) merupakan obat generik yang
notabene merupakan obat produk

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


6

industri. Kebutuhan obat nasional Secara struktural, industri


saat ini dipenuhi industri lokal farmasi nasional mempunyai
sebesar 90 persen walau sekitar 90 kelemahan mendasar. Sembilan
persen bahan baku obat masih puluh persen kebutuhan bahan baku
diimpor. Sisanya, obat diimpor. obat masih harus di impor. Situasi ini
Kementerian Kesehatan juga telah mencerminkan ketergantungan
menyiapkan roadmap untuk industri farmasi nasional terhadap
mendukung Sistem Jaminan Sosial impor. Padahal, jumlah obat yang
Nasional (SJSN). Terkait penyediaan beredar di masyarakat yang
dan pemerataan obat, dikembangkan mencapai lebih dari 12 ribu jenis.
estimasi kebutuhan dan pemenuhan Menurut Sampurno dan
kebutuhan melalui e-logistic tahun Ahaditomo dalam GP Farmasi
2012. (2003), di negara maju asuransi
Dengan pertimbangan kesehatan berperan sebagai kontrol
tersebut maka persaingan industri harga obat. Obat-obat yang mahal
obat-obatan yang ada di Indonesia tidak akan masuk dalam daftar
khususnya Pekanbaru terus plafon harga obat yang mereka susun
mengalami perkembangan seiring karena 70 persen belanja obat
dengan pertumbuhan ekonomi, ditanggung oleh asuransi. Di
pertumbuhan pembangunan, dan Indonesia, ada regulasi yang
pertumbuhan penduduk. Jika mengatur harga obat sehingga
berbicara tentang persaingan obat produsen wajib mencantumkan harga
produk industri maka tidak terlepas tertinggi.
dari perkembangan Industri farmasi, Sebagai akibat dari
dikarenakan obat merupakan produk persaingan industri obat tersebut
dari Industri farmasi. maka semua produsen obat berupaya
Farmasi sebagai salah satu untuk meningkatkan kualitas dan
kebutuhan dasar manusia mutu serta kegiatan promosi untuk
berkembang seiring dengan bersaing di pasaran. Begitu juga
perkembangan peradaban manusia. halnya di Pekanbaru dengan
Farmasi awalnya berupa pelayanan banyaknya produk-produk obat yang
yang berfungsi melindungi manusia masuk maka diharapkan industri obat
dari penderitaan, namun sekarang dapat memenuhi kebutuhan
telah berkembang menjadi profesi masyarakat yang semakin lama
yang menjanjikan. Seiring dengan semakin bertambah seiring dengan
perkembangan teknologi dan pembangunan yang juga semakin
informasi, kebutuhan akan farmasi berkembang.
berkembang. Pasar farmasi perlu Sebelum membahas tentang
diorganisir dan pengorganisasiannya persaingan dalam industri obat-
mulai mempengaruhi pasar industri. obatan, terlebih dahulu diperlukan
Industri farmasi Indonesia pengertian tentang obat itu sendiri
masih relatif sederhana berupa agar lebih mudah memahami kajian
industri manufaktur sehingga pasar mengenai industri obat-obatan.
kurang berkembang. Padahal, Obat secara umum
industri farmasi manapun di dunia didefenisikan sebagai bahan yang
harus sudah berbasis riset dengan menyebabkan perubahan dalam
berorientasi pada mutu fungsi biologis melalui proses kimia.
(Agoes,1999).

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


7

Menurut Kementrian (prescription only), kecuali obat


Kesehatan Nasional obat juga dapat keras G2 bisa diserahkan tanpa resep
didefenisikan sebagai bahan atau oleh apoteker dalam jumlah terbatas
paduan bahan, termasuk produk di apotik. Blue Dot (lingkaran biru)
biologi yang digunakan untuk yaitu obat dengan penandaan
mempengaruhi atau menyelidiki lingkaran biru merupakan obat bebas
sistem fisiologi atau keadaan terbatas. Obat jenis ini hanya
patologi dalam rangka penetapan diperjualbelikan secara bebas di
diagnosis, pencegahan, apotik dan toko obat berizin.
penyembuhan, pemulihan, Terakhir, Green Dot (lingkaran
peningkatan kesehatan dan hijau) yaitu obat dengan penandaan
kontrasepsi untuk manusia. lingkaran hijau dapat bebas
Obat juga dapat dibedakan diperjualbelikan selain di apotik,
menjadi Obat generik dan Obat toko obat dapat dijual pula di outlet
paten. Dimana obat generik adalah dan warung. Lestari ( 2006)
obat yang telah habis masa patennya, Ekonomi Industri merupakan
sehingga dapat diproduksi oleh suatu keahlian khusus dalam ilmu
semua perusahaan farmasi tanpa ekonomi yang menjelaskan tentang
perlu membayar royalti. Ada dua perlunya pengorganisasian pasar dan
jenis obat generik, yaitu obat generik bagaimana pengorganisasian pasar
bermerek dagang dan obat generik ini dapat mempengaruhi cara kerja
berlogo yang dipasarkan dengan pasar industri. Ekonomi industri
merek kandungan zat aktifnya. menelaah struktur pasar dan
Dalam obat generik bermerek, perusahaan yang secara relatif lebih
kandungan zat aktif itu diberi nama menekankan kepada studi empiris
(merek). Sedangkan obat paten dari faktor-faktor yang
merupakan obat yang masa patennya mempengaruhi struktur, perilaku,
masih berlaku sehingga harga obat dan kinerja pasar (Jaya, 2001).
tersebut cenderung mahal Indonesia dengan penduduk
dikarenakan royalti yang harus lebih dari 200 juta jiwa, merupakan
dibayar. pasar yang sangat menarik dalam
Jenis obat yang beredar di Indonesia pemasaran produk-produk farmasi,
antara lain : obat narkotika, obat terutama obat-obatan. Di Indonesia
keras wajib apoteker (G2), obat saat ini terdapat 205 perusahaan
psikotropika, obat bebas terbatas farmasi. Di antara sekian banyak
(W), obat keras (G1), dan obat bebas. perusahaan itu, yang masih aktif
Penandaan dalam kemasan obat hanya sekitar 198 perusahaan
beredar terdiri dari Red Dot termasuk didalamnya 4 perusahaan
(lingkaran merah), Blue Dot ( milik negara, 33 perusahaan
lingkaran biru) dan Green Dot penanaman modal asing (PMA), dan
(lingkaran hijau). Red Dot (lingkaran sisanya perusahaan swasta lokal.
merah) adalah penandaan dalam Perusahaan yang masih aktif ini
kemasan dengan lingkaran merah. dianggap sebagai kunci penggerak
Contoh Red Dot ini terdapat dalam utama kemajuan industri farmasi
obat narkotika, psikotropika, keras nasional (Biantoro, 2003).
G1 dan keras G2. Obat dengan Industri farmasi di Indonesia relatif
lingkaran merah hanya bisa diberikan masih muda dibandingkan dengan
kepada pasien melalui resep negara-negara yang sudah maju

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


8

dimana pangsa pasar farmasi “ Faktor apa saja yang


Indonesia (2004) relatif kecil apabila mempengaruhi persaingan obat
dibandingkan dengan pasar farmasi produk industri di Pekanbaru”.
global yaitu 0,25%. Meskipun
demikian jika dilihat dari Tujuan Penelitian
pertumbuhan farmasi di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk
yang relatif cukup tinggi sekitar 15% mengetahui:
(2004) dan merupakan pangsa pasar a. Faktor-faktor yang
farmasi terbesar di ASEAN. mempengaruhi persaingan
Kedepannya pasar farmasi di obat produk Industri di Kota
Indonesia diperkirakan akan Pekanbaru.
mengalami pertumbuhan yang cukup b. Untuk mengetahui
tinggi mengingat konsumsi obat perkembangan pasar Industri
perkapita di Indonesia yang relatif obat di Pekanbaru
masih rendah. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
Didalam struktur persaingan bermanfaat sebagai:
pasar banyak hal yang dapat diamati, a. Sumber informasi bagi
dimana variabel-variabel mikro dapat Industri Obat untuk
digunakan untuk menjelaskan memperlancar ditribusi
perilaku-perilaku varibel makro. permintaan obat di
Kajian-kajian tentang Ekonomi Pekanbaru.
Indusri dilakukan dalam sistem b. Sumber penelitian lebih
mekanisme pasar. Ada dua kondisi lanjut
dasar di dalam pasar yaitu sisi c. Sumber informasi bagi
penawaran dan sisi permintaan, berbagai pihak terkait yang
kemudian kondisi dasar tersebut terlibat dalam peningkatan
dijelaskan oleh elastisitas permintaan derajat kesehatan masyarakat.
yang terjadi di dalam pasar. Jika
diartikan secara sederhana pasar METODE PENELITIAN
adalah tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli. Lokasi Penelitian
Kemudian hal yang harus Penelitian ini dilakukan di
diperhatikan adalah pangsa pasar. kota Pekanbaru. Dengan
Pangsa pasar adalah ukuran relatif pertimbangan bahwa daerah ini
dari sebuah perusahaan melalui merupakan Ibu Kota Provinsi Riau
perbandingan antara hasil penjualan yang merupakan pusat pemerintahan,
dengan total penjualan industri pusat industri, perdagangan dan jasa
keseluruhan. Konsep pangsa pasar serta di daerah ini mengalami
adalah presentasi pangsa dari suatu peningkatan populasi masyarakat
perusahaan terhadap total industri yang cukup tinggi. Sehingga penulis
dalam pasar dengan kisaran nilai 0 merasa perlu untuk melihat
hingga 100 persen (Jaya, 2001). bagaimana pola persaingan industri
obat di kota Pekanbaru.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang Populasi dan sampel
masalah tersebut dapat disusun Populasi merupakan wilayah
perumuan masalah sebagai berikut: generalisasi yang terdiri dari objek

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


9

dan subjek yang memiliki e : Persen kelonggaran


karakteristik tertentu dan mempunyai ketidaktelitian karena
kesempatan yang sama untuk dipilih kesalahan pengambilan
menjadi anggota sampel (Umar, sampel yang masih dapat
2003:77). ditolerir.
Besaran atau ukuran sampel Dengan kelonggaran ketidaktelitian
ini sampel sangat tergantung dari (e) yyang ditetapkan sebesar 10%
besaran tingkat ketelitian atau maka dapatditetapkan sampel dalam
kesalahan yang diinginkan peneliti. penelitian ini, yaitu :
Namun, dalam hal tingkat kesalahan,
pada penelitian sosial maksimal
tingkat kesalahannya adalah 5%
(0,05). Makin besar tingkat
kesalahan maka makin kecil jumlah
sampel. Namun yang perlu (dibulatkan
diperhatikan adalah semakin besar menjadi 100)
jumlah sampel (semakin mendekati Jadi besarnya ukuran sampel yang
populasi) maka semakin kecil digunakan sebagai responden dalam
peluang kesalahan generalisasi dan penlitian ini adalah sebanyak 100
sebaliknya, semakin kecil jumlah orang responden. Disamping itu juga
sampel (menjauhi jumlah populasi) mempertimbangkan faktor biaya,
maka semakin besar peluang waktu dan tenaga. Dalam penelitian
kesalahan generalisasi. ini digunakan metode pengambilan
sampel dengan cara Accidental
Populasi sampling. Accidental Sampling
Dalam penelitian ini yang adalah pemilihan sampel yang
dijadikan populasi adalah masyarakat mudah ditemui.
Pekanbaru dan pernah
mengkonsumsi obat produk industri. Jenis dan Sumber Data
Hal ini dikarenakan konsumsi Data Primer
terhadap obat-obatan bisa datang Data primer yaitu data yang
kapan saja yang disebabkan oleh diperoleh langsung dari responden,
banyak faktor, sehingga pola dalam hal ini data pengguna produk
konsumsi obat tidak terlalu industri obat di Kota Pekanbaru.
dipengaruhi oleh umur, jenis Data Sekunder
kelamin, ataupun faktor sosial Data sekunder yaitu data yang
lainnya. diperoleh langsung dari publikasi
Sampel resmi, Badan Pusat Statistik, media
Besarnya ukuran sampel dalam surat kabar dan internet, dan sumber
penelitian ini ditentukan dengan lain yang mempunyai hubungan
menggunakan rumus Slovin dalam dengan penelitian ini.
Umar (2003;78) yaitu :
Teknik Pengumpulan data
Untuk mendapatkan data
yang diperlukan maka digunakan
Dimana :
beberapa cara, yaitu:
n : Ukuran Sampel
a. Mengumpulkan data-data
N : Ukuran Populasi Sampel
sekunder yang dibutuhkan

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


10

melalui instansi yang relevan sehingga dapat


berhubungan dengan objek menggambarkan keadaan yang
penelitian. terjadi ( Husein, 2007:78).
b. Questioner dalam bentuk Dalam hal ini faktor-faktor yang
pertanyaan yang menyangkut dikaji lebih mengarah kepada faktor
variabel-variabel yang yang berkaitan dengan permintaan
dibutuhkan dalam penelitian. obat produk industri, yang mana hal
c. Wawancara, teknik ini dapat tersebut merupakan faktor yang
menemukan informasi- mempengaruhi persaingan obat
informasi tambahan baik itu produk industri di Pekanbaru.
dari responden, pihak penjual Skala yang digunakan dalam
obat, maupun pihak lain yang penelitian ini adalah skala
berkaitan dengan penelitian. ordinal (skala likert) untik
mengetahui tanggapan dari
Metode Analisis Data responden.
Untuk meneliti pengaruh variabel Menurut Umar (2003;96) skala
jumlah penduduk, pendapatan ordinal (skala likert) pengukuran data
masyarakat, harga barang itu sendiri, dari tingkat yang paling rendah ke
harga barang lain dan selera tingkat yang paling tinggi atau
konsumen terhadap persaingan obat sebaliknya dengan tidak
produk industri di Pekanbaru memperhatikan interval data
digunakan analisis data yaitu: tersebut. Skala likery merupakan
Metode Analisa Deskriptif skala yang memperlihatkan
Dalam hal ini peneliti tanggapan konsumen terhadap
menggunakan metode deskriptif karakteristik suatu produk. Skor
karena obat merupakan kebutuhan jawban responden dalam penelitian
yang bersifat insidentil, yaitu ketika ini terdiri atas lima alternatif jawaban
seseorang merasakan tubuhnya tidak yang mengandung variasi nilai yang
dalam keadaan yang sehat maka bertingkat dari objek penelitian
seseorang akan mengkonsumsi obat. melalui jawaban pertanyaan yang
Selain itu seseorang akan melakukan diberi nilai 1 sampai dengan 5, yaitu:
pembelian obat untuk tindakan
antisipatif sebab seseorang tidak bisa a. Jawban sangat setuju (SS)
memastikan kapan dia akan berada =5
dalam keadaan sakit sehingga b. Jawaban setuju (S)
seseorang hanya dapat melakukan =4
tindakan antisipasi saja untuk c. Jawaban netral (N)
menghadapi keadaan dimana tubuh =3
tidak sehat/sakit yaitu dengan d. Jawaban tidak setuju (TS)
menyediakan obat yang diprediksi =2
akan dapat digunakan ketika e. Jawaban sangat tidak setuju
seseorang merasa sakit. (STS) =1
Metode deskriptif yaitu Tipe skala pengukuran yang
membahas permasalahan penelitian digunakan adlah menggunakan skala
dengan menguraikan dan likert, alasan penulis menggunakan
menjelaskan berdasarkan data yang skala likert adlah untuk mengukur
diperoleh serta diinterpretasikan sikap, pendapat, dan persepsi
sesuai dengan teori-teori yang seseorang atua kelompok tentang

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


11

kejadian atau gejala sosial, sehingga a. Merek


dapat merefleksikan tentang Pemberian merek merupakan
signifikasi faktor-faktor apa saja hal yang penting dalam
yang mempengaruhi masyarakat kelangsungan hidup suatu
memilih obat produk industri. perusahaan dalam memasarkan
Deskripsi masing-masing produknya, dimana merek
variabel atau sub-sub variabel per merupakan lambang suatu
indikator/pertanyaan dijelaskan produk. Apabila tanpa adanya
dengan mengacu kepada jenjang merek pada suatu kategori
range dengan menggunakan rumus produk yang sama maka kan sulit
sebagai berikut: bagi konsumen untuk
membedakan produk yang satu
Jenjang Range = dengan lainnya. Kotler (2005:82)
Skor tertinggi – Skor terendah mendefenisikan merek sebagai
Jumlah altenatif jawaban berikut : “Merek merupakan
nama, istilah, tanda,
Hasil jenjang range desain/simbol, ataupun
digambarkan pada garis kontinum kombinasinya yang dimaksud
untuk menilai intensitas pengaruh untuk mengidentifikasikan
masing-masing variabel independen barang atau jasa seseorang atau
terhadap variabel dependen. sekelompok penjual dan untuk
membedakannya dari barang atau
Pembahasan jasa pesaing, dengan demikian
Tinjauan terhadap faktor- merek menjadi tanda pengenal,
faktor yang mempengaruhi penjual dan pembeli”.
persaingan obat produk industri di
Pekanbaru dalam memilih obat untuk termasuk ke dalam kategori variabel
menjaga kesehatan tubuh dapat yang mempengaruhi persaingan
diukur dari komponen-komponen obat produk industri di Kota
dalam ruang lingkup faktor-faktor Pekanbaru.
yang mempengaruhi permintaan obat
produk industri, meliputi : jumlah b. Kemasan dan label
pendapatan masyarakat, selera Menurut Kotler dan
konsumen, harga barang lain, dan Amstrong (2004) cara lain
harga barang itu sendiri. untuk menambah nilai
1. Selera Konsumen konsumen adalah melalui
Selera konsumen merupakan desain kemasan dan label
ketertarikan konsumen akan suatu atau rancang produk yang
produk baik dari segi kualitas, berbeda dari yang lain.
merek, desain kemasan dan label. Desain kemasan dan label
Dengan ketertarikan ini maka merupakan totalitas
akan mempengaruhi persaingan keistimewaan yang
dalam permintaan akan produk mempengaruhi penampilan
tersebut. Dalam penelitian ini dan fungsi suatu produk dari
yang tergolong ke dalam selera segi kebutuhan konsumen.
konsumen adalah merek, kemasan Desain kemasan dan
dam label, kualitas, ekspektasi di label merupakan proses yang
masa depan dan pajangan. berkaitan dengan

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


12

perancangan atau pembuatan Penempatan suatu barang yang kan


wadah atau pembungkus dijual hendaknya diperhatikan karena
untuk suatu produk dan dengan terlihatnya barang yang kan
merupakan ciri keistimewaan, diperjualbelikan akan menarik
keunikan atau kekhasan yang perhatian konsumen, dengan melihat
menjadikan produk berbeda maka mereka akan memperhatikan
dari produk pesaing lain dan produk yang dipajang yang
merupakan tanda pengenal kemudian akan disertai rasa
suatu produk. ketertarikan untuk membeli.

c. Kualitas letak merupakan salah satu


Kualitas adalah kemampuan atau faktor yang dapat mempengaruhi
kehandalan suatu produk dalam persaingan obat produk industri di
melakukan fungsi-fungsinya. Pekanbaru. Dalam hal ini
Kepuasan pelanggan akan timbul jika pajangan/tata letak dikategorikan ke
produk yang dibeli dan dalam faktor yang mempengaruhi
digunakannya sesuai dengan persaingan obat produk industri di
spesifikasi yang diberikan oleh Pekanbaru.
perusahaan. Tjipto dan Chandra
(2005) menjelaskan bahwa kualitas 2. Harga Barang Lain
berkaitan erat dengan pelanggan dan Mengenai pengaruh harga
mempunyai sikap loyal terhadap barang lain terhadap permintaan
produk tersebut. dilihat dengan pengaruh harga
barang sustitusi, barang
komplementer, dan barang netral.
d. Ekspektasi Masa Depan Barang substitusi (pengganti)
Ekspektasi masa depan merupakan misalnya, adalah barang yang dapat
harapan konsumen terhadap harga mengganti fungsi dari barang lain
dan tersedianya barang di masa sehingga harga barang pengganti
depan, serta kemungkina dapat mempengaruhi permintaan
substitusinya akan mempengaruhi barang yang dapat digantikannya.
permintaan akan barang tersebut. Pada umumnya, bila harga barang
Harapan konsumen dalam pengganti bertambah murah, maka
hubungannya dengan barang di masa barang yang dugantikannya akan
yang akan datang memberikan mengalami pengurnagan dlam
dampak positif kepada perusahaan permintaan. Barang komplementer
bila konsumen merasa pesimis, (pelengkap) adalah barang yang
sehingga konsumen meminta lebih selalu digunakan bersama-sama
banyak barang pada saat ini dan dengan barang lainnya. Dalam hal ini
memberikan dampak negatif bila kenaikan atau penurunan permintaan
konsumen merasa optimis karena akan barang komplementer berjalan
konsumen akan meminta lebih seiring dengan perubahan permintaan
sedikit akan barang tersebut saat ini. komoditas yang dilengkapinya.
Barang netral adalah barang yang
e. Pajangan tidak berhubungan sama sekali
Pajangan merupakan tata letak denganbarang lainnya, sehingga
atau tempat suatu produk akan dijual, permintaan atas salah satu barang
dipertunjukkan dan dipamerkan. tidak mempengaruhi permintaan

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


13

barang lainnya. Dalam kaitannya Tabel 27. Skor variabel secara


dengan barang konsumsi, barang parsial yang mempengaruhi
netral adalah barang-barang persaingan obat produk industri di
konsumsi yang jumlah Pekanbaru
pemakaiannya tidak berubah No. Variabel Kategori
walaupun pendapatan konsumen 1 Pendapatan Tidak
mengalami perubahan. (Sugiarto Masyarakat Mempengaruhi
dkk, 2005: 43-44). 2 Selera
Konsumen
3. Harga Merek Mempengaruhi
Sugiarto (2005:34) berpendapat Kemasan Sangat
bahwa teori permintaan dan Label Mempengaruhi
menerangkan sifat dari permintaan Kualitas Mempengaruhi
pembeli pada suatu komoditas Ekspektasi Sangat
(barang dan jasa) dan juga Masa Mempengaruhi
menerangkan hubungan antara Depan
jumlah yang diminta dan harga serta Pajangan Cukup
penentuan kurva permintaan. Secara Mempengaruhi
umum bila harga komoditas tinggi, 3 Harga Sangat
hanya sedikit yang mampu Barang Mempengaruhi
membelinya. Akibatnya komoditas Lain
yang dibelinya sedikti saja. Kalau 4 Harga Mempengaruhi
harga komoditas tersebut diturunkan, Barang itu
lebih banyak orang yang akan Sendiri
membelinya, sehingga jumlah Sumber : Data Olahan Hasil
komoditas yang dibeli semakin Penelitian, 2014
banyak. Dari tabel diatas bahwa
variabel kemasan dan label,
Sedangkan pengertian harga ekspektasi masa depan, dan harga
menurut (Sukirno, 2005), harga barang lain mempunyai skor yang
merupakan tingkat kemampuan suatu paling tinggi dan merupakan
barang untuk ditukarkan dengan indikator yang sangat mempengaruhi
barang lain atau jasa dan bisa dinilai dalam persaingan obat produk
dengan uang. Pengertian secara garis industri di Pekanbaru.
besar adalah jumlah barang lain yang
harus dikorbankan untuk KESIMPULAN DAN SARAN
mendapatkan suatu jenis barang atau Kesimpulan
jasa tertentu. Berdasarkan hasil penelitian yang
. telah dilakukan maka penulis dapat
Adapun uraian masing- menarik kesimpulan sebagai berikut :
masing variabel depanden dan 1). Besarnya tingkat pendapatan
independen yang telah diteliti, maka yang diterima oleh masyarakat
secara parsial (sendiri-sendiri) dapat di Kota Pekanbaru tidak
ditabulasikan skor masing-masing mempengaruhi permintaan akan
variabel. Dapat kita lihat pada tabel obat produk industri. Karena
di bawah ini. produk obat-obatan
digolongkan kepada barang
esensial yaitu barang yang tidak

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


14

akan mengalami pengurangan Saran


ataupun penambahan permintaan 1). Untuk meningkatkan daya saing
ketika pendapatan mengalami produsen obat-obatan di
perubahan. Pekanbaru, maka diharapkan
2). Dari hasil penelitian yang kepada pihak industri agar
dilakukan dilapangan maka mampu memberikan perhatian
didapat kesimpulan yang sangat yang lebih kepada para
signifikan dimana variabel konsumen. Misalnya
independen yaitu selera menanggapi keluhan-keluhan
konsumen dan harga barang lain dari pada konsumen. Sehingga
sangat mempengaruhi keluhan-keluhan ini bisa
permintaan obat-obatan produk menjadi bahan evaluasi kepada
industri. pihak perusahaan kedepan untuk
3). Skor yang paling tinggi dalam lebih baik lagi.
mempengaruhi persaingan 2). Diharapkan kepada pihak
produk obat di Pekanbaru adalah perusahaan agar menjaga
ekspektasi dimasa depan, harga keunggulan merek obat-obatan
barang lain, kemasan dan label. yang diproduksi dan mampu
Sementara skor yang paling berusaha lebih baik lagi untuk
rendah yang cukup meningkatkan pelayanan kepada
mempengaruhi permintaan konsumen baik dalam bidang
persaingan obat produk industri kualitas, kemasan/lebel yang
di Pekanbaru pajangan/tata letak, menarik, dan dari segi pajangan.
dan faktor yang tidak Serta mampu bersaing dibidang
mempengaruhi persaingan obat harga. Dengan kondisi harga
produk industri di Pekanbaru barang yang terjangkau maka
adalah pendapatan. akan semakinmeningkatkan daya
4). Kewenangan perusahaan dalam saing produsen obata-obatan
berinovasi terhadap produk obat- yang ada di Pekanbaru.
obatan sehingga mengalihkan 3). Dengan kondisi harga barang
jenis produk obat lain karena yang terjangkau maka akan
khasiat dan penggunaannya semakin banyak permintaan
lebih baik sehingga memberikan ditambah dengan jaminan mutu
penilaian bagi masyarakat untuk terhadap produk tersebut yang
memilih produk obat yang lebih dapat dipercaya.
baik dan harga yang relatif lebih 4). Promosi melalui iklan dan brosur
terjangkau. dapat memberikan efek yang
5). Penelitian dilakukan di positif terhadap pengguna
Masyarakat Pekanbaru sangat terutama untuk jaminan kualitas
signifikan terhadap Selera ( yang dijanjikan oleh perusahaan.
Kemasan dan label serta 5). Jaminan yang diberikan kepada
ekpektasi masyarakat), dan pelanggan harus menjadikan
Harga barang lain. bukti keunggulan produk agar
dapat bersaing terhadap produk
obat lainnya lainnya.

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


15

DAFTAR PUSTAKA Peter, J. Paul, Olson, C. Jerry b,


2000, Costumer Behavior and
Agoes, G. 1999. Perspektif Industri Marketing Strategy, Ed.4, Cet
Farmasi Nasional Menuju Era 1. Jilid 1, Dialih bahasa oleh
Globalisasi. Damos Sihombing, editor
Info Logkes. I (3): 5-8. Yati Sumiharti, Erlangga,
Jakarta.
Baye 2000, M.R managerial
economics and business PT BERNOFARM Pekanbaru, 2013.
strategy, mac grawl hill 2007.
Book (7) PT KIMIA FARMA
Pekanbaru,2013.
Bisnis Indonesia 2012.
Purwanto SK, 2004, Metodologi
Biantoro, L.C. 2003. Prospek Saham Penelitian Gramedia.Pustaka
Sektor Farmasi masih Menjanjikan. Utama, Jakarta.
Suara
Karya Ed. 31 Januari. Rosyidi, Suherman, 2004, ,
Pengantar Ekonomi Mikro, Raja
Eneng Dahlia Sri Lestari, Analisis Grafindo Persada, Jakarta.
Industri Farmasi di Indonesia:
Pendekatan Organisasi Industri Sekaran, Uma, 2007. Metodologi
2006. Penelitian untuk Bisnis, Buku 1 Edisi
IV, Jakarta.
Husein Umar, 2007, Metode Sijabat Edwin K, Persaingan Industri
Penelitian Untuk Skripsi dan Kertas Indonesia: Analisis
Tesis Bisnis, Jakarta, PT Raja Structur Conduct Performance,
Grafindo Persada. dan Ekonometrik dari Pabrik
Kertas di Indonesia 2010.
IMS Health, Intercontinental
Marketing Service Health. Sugiarto dkk, 2005, Ekonomi Mikro
Sebuah Kajian Komprehensif,
Jaya,W.K. 2001. Ekonomi Industri. Gramedia Pustaka Utama,
Yogyakarta : BPFE. Jakarta.
Martin, S. 1998. Industrial Economics;
Sukirno, 2006, Rajawali Pers, Mikro,
Economic Analysis and Public Policy.
Jakarta. Ekonomi Teori
Ch.1 p8, Ch.1 p3. New York:
Machmillan Publishing Company.
Pengantar. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Peter, J. Paul, Olson, C. Jerry a,
1999, Costumer Behavior and Suliyono, Joko. 2010. 6 Hari Jago
Marketing Strategy, Ed.4, Cet SPSS 17. Yogyakarta : Cakrawala.
1. Jilid 1, Dialih bahasa oleh
Damos Sihombing, editor Suparmoko, Drs. M., M.A., Ph.D,
Yati Sumiharti, Erlangga, 1998. Pengantar Ekonomika
Jakarta. Mikro, Ed. 3, BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta.

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015


16

Umar, 2003, Metodologi Penelitian


Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis
Jakarta, PT Gramedia
Pustaka, Jakarta.

Waldma, Don E., & Jensenn


Elizabeth J. (2000). Industrial
organization: theory and
Practice. Addison Wesley.

JOM FEKON Vol 2. 1 Februari 2015

You might also like