You are on page 1of 6

Proceeding 6th Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.

Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

OPTIMALISASI DESAIN SISTEM PERPIPAAN DISTRIBUSI AIR


BERSIH DI WILAYAH KEDUNGTURI SIDOARJO

Muhammad Bagas Wicaksono 1*, Projek Priyonggo Sumangun 2, Priyo Agus Setiawan 3

Program Studi D-IV Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,
Surabaya, Indonesia1*
Program Studi D-IV Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,
Surabaya, Indonesia 2
Program Studi D-IV Teknik Perpipaan, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,
Surabaya, Indonesia 3

Email: mbagas@student.ppns.ac.id1*; projekme@gmail.com2*; priyo.as@ppns.ac.id3*;

Abstract - Clean water services in the Sidoarjo Regency are under the management of PDAM Delta
Tirta Sidoarjo. According to PERDA Sidoarjo No. 6 of 2009, several sub-districts in Sidoarjo receive
priority for clean water services, one aspect of the service is water pressure received by customers and
according to SNI the minimum pressure received by customers is 0.75 bar. Pressure data from the
Kedungturi area in June 2020 shows that Kedungturi has water pressure below the minimum pressure
of 0.5 bar. With this problem, it is necessary to add a pump in the Kedungturi area to meet the water
pressure in the Kedungturi area. The activities carried out are calculating the amount of water needed,
calculating the pump head and pump power, determining the minimum number of pumps installed, and
determining the type of pump and modeling with the help of software. The total discharge requirement
in the Kedungturi area is 6,264 m3/day, with an inline pump head of 210.101 m and a booster pump
head of 216,080 m and an inline pump power of 74.4586 kW and a booster pump power of 76.5775 kW,
and choose an inline pump with the Grundfos type. Model TP 300-750/4 and booster pump with type
Ebara Model 100X65 FS2KA575, based on Analysis assisted by WaterCAD, obtained several variables
such as flow demand and pressure values that have met the standard above the minimum pressure of
0.75 bar.

Keyword:Minimum Pressure, pump head, pump power

Nomenclature kecamatan di Sidoarjo merupakan wilayah yang


Q Debit (m3/s) mendapatkan prioritas pelayanan air bersih, salah
𝑽 Kecepatan aliran (m/s) satu aspek pelayanannya seperti tekanan air yang
𝑨 Luas penampang (m2) diterima pelanggan dan menurut SNI tekanan
ρ Massa jenis fluida kg/m3) minimum yang diterima pelanggan sebesar 0,75
D Diameter pipa (m) bar. Data tekanan dari wilayah kedungturi pada
L Panjang pipa (m) bulan juni 2020 menunjukkan bahwa kedungturi
g Percepatan gravitasi (9,81m/s2) memiliki tekanan air dibawah tekanan minimum
K Koefisien headloss minor yakni sebesar 0,5 bar. Dengan adanya masalah
H Head pompa (m) tersebut perlu ditambahkan pompa pada daerah
Hp Head tekanan (m) kedungturi untuk memenuhi tekanan air
Hk Head kecepatan (m) diwilayah kedungturi. Pengerjaan penelitian ini
Ha Head statis (m) diawali dengan menentukan nilai base demand
Hl Headloss (m) (kebutuhan air) di wilayah Kedungturi. Setelah
P Daya pompa (kW) mendapatkan nilai base demand, selanjutnya
Qd Kebutuhan air domestik menghitung head pompa dan daya pompa yang
q Debit kriteria (120 l/orang/hari) dibutuhkan untuk mendistribusikan air ke wilayah
Qt Kebutuhan air domestic + 20% yang telah ditentukan yang diawali dengan
menghitung secara manual, setelah itu mendesain
1. PENDAHULUAN sistem perpipaan mulai jalur pipeline hingga
Kepengurusan Pelayanan air bersih di district meter area, kemudian melakukan analisa
wilayah Kabupaten Sidoarjo telah dilimpahkan hidrolika dengan menggunakan bantuan dari
kepada PDAM Delta Tirta Sidoarjo. Menurut software WaterCAD. Untuk menghasilkan
PERDA Sidoarjo no 6 tahun 2009, beberapa perencanaan yang baik, maka penelitian ini
merujuk pada SNI 7509:2011 mengenai tata cara
Proceeding 6th Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

perencanaan teknik jaringan distribusi dan unit tersuplai dari alat penyalur fluida cair atau yang
pelayanan sistem penyediaan air minum, SNI 03- biasa disebut dengan pompa.
7065:2005 tata cara perencanaan sistem H = Hp + Hk + Ha + Hl (4)
plambing. 2.5 Headloss Major dan Minor
2. METODOLOGI . Kerugian-kerugian energi yang terjadi dalam
2.1 Prosedur Penelitian aliran internal perpipaan, dimana kerugian itu
Pengerjaan penelitian ini diawali dengan disebabkan oleh komponen perpipaan sendiri,
menentukan nilai base demand (kebutuhan air) di seperti pipa, katup-katup, elbow, reducer, tee, dan
wilayah Kedungturi. Setelah mendapatkan nilai lain sebagainya. Tetapi berdasarkan kerugian
base demand, selanjutnya menghitung head yang terjadi maka headloss dibagi menjadi dua,
pompa dan daya pompa yang dibutuhkan untuk yaitu headloss major dan headloss minor,
mendistribusikan air ke wilayah yang telah uraiannya sebagai berikut:
ditentukan yang diawali dengan menghitung Headloss Major
secara manual, setelah itu mendesain sistem Headloss Major dapat terjadi karena adanya
perpipaan mulai jalur pipeline hingga district gesekan antara aliran fluida yang mengalir dengan
meter area, kemudian melakukan analisa suatu dinding pipa. Headloss major dapat dihitung
hidrolika dengan menggunakan bantuan dari dengan rumus berikut : [4]
software WaterCAD. 10,675 𝑥 𝑄1,85
𝐻𝑙𝑚𝑎𝑗𝑜𝑟 = 𝐶1,85 𝑥 𝑑4,87
𝑥𝐿 (5)
2.2 Kebutuhan Air Headloss Minor
Kebutuhan air yang dimaksud adalah Headloss minor dapat terjadi karena adanya
kebutuhan air bersih bagi para penduduk untuk sambungan pipa, seperti katup (valve), belokan
kepentingan sehari - hari. Jumlah kebutuhan (elbow), saringan (strainer), percabangan (tee),
didasarkan pada banyaknya penduduk dengan dan lain-lain. Headloss minor dapat dihitung
sambungan sambungan rumah tangga. Kebutuhan dengan menggunakan persamaan berikut: [3]
air untuk fasilitas-fasilitas sosial ekonomi harus 𝑉2
𝐻𝑙 = 𝐾. (6)
dibedakan menurut peraturan PDAM dan 2.𝑔
memperhatikan kapasitas produksi sumber yang 2.6 Head Kecepatann
ada, tingkat kebocoran dan pelayanan. Faktor Velocity head merupakan head yang
utama dalam analisis kebutuhan air adalah jumlah disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan
penduduk dan potensi pelanggan pada daerah fluida di suction reservoir dengan discharge
studi. reservoir.
Terdapat perhitungan dalam menentukan nilai 𝑉22 𝑥 𝑉12
kebutuhan air yakni dengan menggunakan
Hk = (7)
2𝑥𝑔
beberapa persamaan yang dapat ditinjau berikut
ini: 2.7 Head Tekanan
Energi yang terdapat pada fluida akibat
perbedaan tekanan antara suction reservoir
𝑄𝑑 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑥 𝑞 (1) [1]
dengan discharge reservoir.
𝑃2−𝑃1
Hp =
𝜌𝑥𝑔
(8)
𝑄𝑡 = 𝑄𝑑 + 20% (𝑄𝑑) (2) [2]
2.8 Head Elevation
2.3 Debit Fluida Head yang disebabkan oleh adanya perbedaan
Fluida mengalir dengan kecepatan tertentu, ketinggian dari permukaan fluida di suction
misalnya V meter per detik. Penampang tabung reservoir dengan permukaan fluida di discharge
alir seperti pipa berpenampang A, maka yang reservoir dengan sumbu pompa sebagai acuannya.
dimaksud dengan “Debit Fluida” adalah volume Ada dua macam instalasi pada pipa suction, yaitu:
fluida yang mengalir persatuan waktu melalui suction head, suatu instalasi suction dimana
suatu pipa dengan luas penampang A dan dengan permukaan fluida terletak diatas sumbu pompa.
kecepatan V. Besarnya elevation head adalah
Q=V.A (3) 𝐻𝑎 = 𝐻𝑑 − 𝐻𝑠 (9)

2.4 Head Pompa 2.9 Daya Pompa


Head total pompa yang harus disediakan untuk Daya pompa dihitung dengan mengalikan
mengalirkan jumlah air seperti yang jumlah N fluida yang mengalir per detik (ρ.g.Q)
direncanakan, dapat ditentukan dari kondisi dengan energi H dalam J/N. Jadi menghasilkan
instalasi yang akan dilayani oleh pompa [5] persamaan sebagai berikut:
𝜌𝑥𝑔𝑥𝑄𝑥𝐻
Adanya kerugian yang terjadi pada aliran 𝑃= 1000
(10)
internal maka hal tersebut menjadi faktor yang
mempengaruhi efisiensi dari energi yang harus
Proceeding 6th Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

PERUMAHAN
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 STAR SAFIRA 274 1096
REGENCY
3.1 Perhitungan Jumlah Penduduk RAYA
Dengan asumsi setiap rumah yang 23 459 1836
JUANDA, JHP
berlangganan air PDAM sebanyak 4 orang, maka 24
TAMAN
784 3136
jumlah penduduk di wilayah kedungturi dan ALOHA
TAMAN
sekitarnya yang menggunakan air PDAM dapat
25 SURYA 301 1204
dihitung dengan jumlah pelanggan dari PDAM AGUNG
dikalikan 4 orang. Data tersebut dapat dilihat pada 26 TARUNA 112 448
tabel 1 TARUNA
27 315 1260
RATU AYU
Tabel 1: Jumlah penduduk
28 WAGE 855 3420
Jumlah WAGE
29 171 684
Penduduk PERMAI
Nama Daerah Jumlah dalam 30 WISMA SARI 165 660
No.
Berlangganan Pelanggan setiap
daerah DIAMOND
(orang) 31 PARK 275 1100
RESIDENCE
1 ASPOL WAGE 181 724
2 BOHAR 95 380 3.2 Perhitungan Kebutuhan Debit
BUMI Dalam pengoptimalan dari desain Sistem
3 KOPERASI 157 628 Perpipaan Distribusi Air Bersih di wilayah
SUKO LEGOK Kedungturi Sidoarjo diperlukan mengitung daya
4 DESA BANGA 601 2404 pompa, dan untuk menghitung daya pompa
GREEN PARK diperlukan debit air yang mengalir diwilayah
5 283 1132
RESIDENCE
kedungturi dan sekitarnya. Dengan melihat tabel
GRIYA CIPTA
6 KARYA 305 1220 1 dan debit kriteria, sehingga telah menghasilkan
BOHAR kebutuhan debit total sebesar 6.264.000 l/hari atau
GRIYA 72,5 l/s.
7 PERMATA 1043 4172
GEDANGAN
GRIYA WAGE
3.3 Perhitungan Headloss major dan minor
8 328 1312
ASRI I
GRIYA WAGE
9 259 1036
ASRI II
JAYA
10 564 2256
MASPION
KAV.POLDA
11 JL.JERUK 78 312
WAGE
12 KEBOANSIKEP 189 756
13 KEDUNGTURI 494 1976
KEDUNGTURI
14 81 324
KAMPUNG
PERUM GRIYA
15 257 1028
SEPANJANG
Gambar 1. Gambar Isometri Line AA-FW-S026-PVC-250
PERUM
16 54 216
ISPATINDO
PERUM Dalam perhitungan headloss ini, panjang pipa
17 KEDUNG TURI 288 1152 mengacu pada gambar isometri dan debit (Q)
PERMAI II yang digunakan mengacu pada perhitungan
PERUM
18 PONDOK 227 908 kebutuhan debit untuk setiap penduduk. Hasil dari
WAGE INDAH I perhitungan headloss major dapat dilihat pada
PERUM tabel 2.
PONDOK Tabel 2 Perhitunagn Headloss major pada section AF
19 826 3304
WAGE INDAH LINE Hmajor
II ID (m) Q (m3/s) L (m) (m)
NUMBER
PERUM AF-FW-
SURYA INTI S021-PVC- 0,1476 0,004290 475,5 0,328651
20 385 1540
PERMATA 150
(JUANDA) AF-FW-
PERUMAHAN 0,0692 0,002100 77,3 0,569295
T039-PVC-75
GRAND AF-FW-
21 469 1876
ROYAL T040-PVC- 0,1030 0,001095 127,1 0,040397
REGENCY 100
Proceeding 6th Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

AF-FW- zat cair pada sisi tekan denga zat cair pada sisi
T041-PVC- 0,1030 0,001095 121,1 0,038490
100 isap. Dengan diketahui permukaan zat cair
AF-FW-
0,0692 0,001500 225 0,888610 tertinggi terletak pada ketinggian 20,2 mdpl
T042-PVC-75
Total 1,865443
sedangkan permukaan zat cair pada sisi isap 17,9
Perhitungan headloss major total dari section
AA hingga section AW adalah sebesar 161,521m mdpl maka, head ini dapat dinyatakan dengan
Setelah didapatkan nilai headloss major, maka persamaan sebagai berikut.
selanjutnya akan dilakukan perhitungan headloss
minor, hal pertama yang dilakukan adalah Ha = Hd - Hs
menghitung kecepatan aliran dari setiap line
number. Setelah mendapatkan kecepatan aliran,
Ha = 20,2 – 17,9
selanjutnya adalah mengitung headloss minor Ha = 2,3 m
dengan menggunakan rumus dari headloss minor
dan menggunakan tabel koefisien dari fitting. Setelah Head loss, Head kecepatan, Head
Contoh perhitungan headloss minor terdapat pada tekanan dan Head elevasi ditemukan maaka
tabel 3 berikut selajutnya adalah menghitung Head total, sebagai
Tabel 3 Perhitungan headloss minor pada section AW. safety factor maka ditambahkan 20% dari head
Line K V2 Hlminor
Fitting total. Sehingga jumlah dari head pompa adalah
number value n (m2/s) (m)
AW-FW-
sebagai berikut
Reducer 5,02E- Htot in-line = (2,3 m + 2,559 m + 166,597 m +
T240-PVC- 0,06 1 0,041
100 0,1mx0,075m 06
AW-FW- 3,628 m) x 20% (2,3 m + 2,559 m +
Reducer 8,03E-
T243-PVC- 0,06 1 0,162
100 0,1mx0,075m 05 166,597 m + 3,628 m)
AW-FW- Htot in-line = 210,101 m
Reducer 5,02E-
T244-PVC- 0,06 1 0,041
100 0,1mx0,075m 06
Htot booster = (2,3 m + 7,542 m + 166,597 m
9,038E-
Total 05 + 3,628 m) x 20% (2,3 m + 7,542
m + 166,597 m + 3,628 m)
3.4 Perhitungan Head Pompa
Perbedaan antara head kecepatan fluida pada Htot booster = 216,080 m
saluran tekan dengan head kecepatan pada saluran
3.5 Daya Pompa
isap. Head kecepatan dapat dinyatakan dengan
Untuk mendapatkan besar daya pompa yang
persamaan sebagai
2𝑚
berikut
2𝑚
:
0,86 𝑥0 dibutuhkan dalam sistem, maka perhitungan daya
𝑠 𝑠 pompa dapat dilakukan dengan persamaan
Hk = 2 𝑥 9,81
𝑚
sebagai berikut :
𝑠2
Hk = 3,268 m Pin-line=
𝑘𝑔 𝑚 𝑚3
Head tekanan merupakan perbedaan tekanan 995,75 3 𝑥 9,81 2𝑥 210,101 𝑚 𝑥 0,03628 𝑠
𝑚 𝑠
yang bekerja pada permukaan zat cair pada sisi 1000
tekan dengan tekanan pada permukaan zat cair
Pin-line = 74,4586 kW
pada sisi isap. Dimana in-line pump dengan Pbooster =
𝑘𝑔 𝑚 𝑚3
tekanan pada sisi isap sebesar 1,5 bar dan booster 995,75 𝑥 9,81 2 𝑥 216,080 𝑚 𝑥 0,03628 𝑠
𝑚3 𝑠
pump dengan tekanan pada sisi isap sebesar 1 atm 1000
atau 1,01325 bar dengan tekanan pada sisi tekan Pbooster = 76,5775 kW
sebesar 1,75 bar, maka head tekanan dapat Setelah memiliki daya pompa, langkah
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : selanjutnya adalah memilih jenis pompa, disini
175000−150000 saya mengambil produk pompa dari Grundfos
Hpin-line =
995,75 𝑥 9,81 untuk pompa In-line dan Ebara untuk pompa
Hpin-line = 2,559 m Booster. Untuk selection chart nya dapat dilihat
175000−101325 pada gambar 2.
Hpbooster =
995,75 𝑥 9,81

Hpbooster = 7,542 m

Dalam head ketinggian (static head) nilai yang


dicari adalah perbedaan tinggi antara permukaan
Proceeding 6th Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

selisih antara headloss dari hitungan manual


dengan simulasi software sebesar 5,109 m, maka
dapat disimpulkan bahwa perbedaan nilai
headloss dari hitungan manual dengan simulasi
software tidak jauh berbeda yaitu 5,109 m atau
sekitar 3,07%

Untuk analisa Tekanan yang dihasilkan oleh


Watercad dapat dilihat pada gambar 4 untuk
tekanan dari simulasi in-line pump dan gambar 5
untuk tekanan dari simulasi dari booster pump.

(a)

Gambar 4. Grafik tekanan simulasi In-line pump

(b)
Gambar 2. (a) Selection Chart pompa In-line, (b)
Selection Chart pompa Booster
Dari pembacaan selection chart dengan data
debit dan head yang dibutuhkan oleh pompa in-
line yaitu masing-masing sebesar 150 m3/hr dan
71 m maka didapatkan jenis pompa Grundfos
Model TP 300-750/4, dan dari pembacaan
selection chart dengan data debit dan head yang
dibutuhkan oleh pompa booster yaitu masing- Gambar 5. Grafik tekanan simulasi Booster pump
masing sebesar 2,2 m3/min dan 109 m maka Berdasarkan data statistik tekanan pada
didapatkan jenis pompa Ebara Model 100X65 gambar 4.6 dapat dilihat bahwa pada simulasi
FS2KA575. dengan rangkaian 2 booster pump yang dipasang
seri menghasilkan tekanan minimum sebesar 1,22
3.6 Analisa Hidrolis dibantu dengan software bar, tekanan rata-rata sebesar 8,594 bar, dan
WaterCAD tekanan maksimal sebesar 12,677 bar, dan pada
Berdasarkan hasil dari simulasi kondisi gambar 4.7 pada simulasi dengan rangkaian 3 in-
jaringan pada software WaterCAD, akan line pump yang dipasang seri menghasilkan
diperoleh nilai tekanan, kecepatan, headloss, dan tekanan minimum sebesar 1,011 bar, tekanan rata-
debit yang mengalir dalam jaringan. Hasil dari rata sebesar 8,385 bar, dan tekanan maksimal
simulasi sistem distribusi air bersih dapat dilihat sebesar 12,468 bar. Sehingga dari simulasi
pada gambar 3 dibawah ini. tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua
rangkaian telah memenuhi standar yaitu diatas
0,75.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis
data yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang
dapat diambil pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Jumlah Pelanggan yang berada pada daerah
Gambar 3. Hasil Runing nilai headloss WaterCAD
kedungturi dan sekitarnya berjumlah
Berdasarkan hasil dari simulasi sistem
berjumlah 10.875 pelanggan, dengan asumsi 1
distribusi air bersih dengan bantuan software
rumah pelanggan terdapat 4 orang maka dapat
WaterCAD diperoleh nilai headloss pada sistem
diketahui jumlah penduduk yaitu 43.500
tersebut, yakni dengan jumlah headloss sebesar
orang. Dengan jumlah tersebut maka
161,488 m. Sedangkan untuk jumlah headloss
didapatkan kebutuhan air bersih yang
pada perhitungan manual sebesar 166,597 m, dan
Proceeding 6th Conference of Piping Engineering and its Application e-ISSN No.
Program Studi D4 Teknik Perpipaan – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

dibutuhkan setiap hari yaitu 6.264.000


liter/hari atau 6.264 m3/hari.
2. Berdasarkan perhitungan manual, diperoleh
nilai head pompa untuk In-line Pump sebesar
210,101 m dan head pompa untuk Booster
Pump sebesar 216,080 m.
3. Berdasarkan perhitungan manual, daya pompa
yang dibutuhkan untuk In-line Pump sebesar
74,4586 kW, dan daya pompa untuk Booster
Pump sebesar 76,5775 kW.
4. Total debit sebesar 6.264 m3/hari, untuk
rangkaian In-line Pump akan dipasang 3
pompa secara seri pada ketiga jalur parallel
dengan tipe pompa Grundfos Model TP 300-
750/4, dan untuk rangkaian Booster Pump
akan dipasang 2 pompa secara seri pada ketiga
jalur parallel dengan tipe pompa Ebara Model
100X65 FS2KA575.
5. Berdasarkan analisa hidrolika menggunakan
software WaterCAD, berhasil mendapatkan
beberapa variabel seperti nilai headloss, debit
dan tekanan fluida. Selisih perhitungan
headloss manual dan software yaitu 3,07%.
Tekanan fluida yang dihasilkan baik
menggunakan rangkaian In-line pump
maupun Booster pump telah sesuai dengan
standar yaitu diatas 0,75 bar, sehingga
disarankan untuk menambahkan salah satu
rangkaian untuk menstabilkan tekanan air
dalam pipa.

5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Hamdani, Sulistio, H. & Syahputra, Z.
(2014). Perencanaan Pipa Distribusi Air
Bersih Kelurahan Sambaliung Kecamatan
Sambaliung Kabupaten Berau. Teknik Sipil
dan Arsitektur, 4(1), 1-9.
[2] Komalia, K. & Indrawan, I. (2013). Analisa
Pemakaian Air Bersih (PDAM) untuk Kota
Pemantang Siantar, Jurnal Teknik Sipil USU,
2(2).
[3] Mahardhika, P. (2018). EVALUASI
INSTALASI PLAMBING AIR BERSIH
RUMAH TIPE 42 MENGGUNAKAN PIPE
FLOW EXPERT BERDASARKAN SNI 03-
7065-2005 DAN BIS 6700
[4] Nasional, B. S. (2005). SNI 03-7065-2005
Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
[5] Sularso, H. T., & Tahara, H. (2000). Pompa
dan kompresor: pemilihan, pemakaian dan
pemeliharaan. PT Pradnya Paramitha.
Jakarta, Hal, 31

You might also like