Pertemuan Ilmiah PP PKFI

26 November 2021

Synergistic Effect of Polyherbal Formulation

on Hepatoprotection and Immunomodulation
in Post-Pandemic Era

Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si.

 A WAY FORWARD FOR HEALTH PROMOTION
AND WELLNESS IN A POST-PANDEMIC WORLD

• The main concerns in post-pandemic world is still related to the pandemic,

both physically — with post-COVID syndrome and inflammation issues —
and mentally (Hildebrandt, 2021).
• COVID-19 has amplified the urgency and importance of health promotion
and disease prevention, increasing the recognition on why staying healthy
and keeping diseases at bay is critical (Oliver Wyman, 2021).
• Health promotion is even more important now – to combat COVID-19 and
to better respond and support the growing NCD “pandemic” - a rise of non-
communicable diseases (NCDs).
• Health promotion will continue to be crucial in a post-pandemic world.
• People are expected to grow and nurture a healthy lifestyle in addition to
maintaining health protocol discipline and getting vaccine protection.
• Patients with COVID-19
are at an increased risk
of co-morbidities
associated with liver
dysfunction and injury.
• Moreover, hepatotoxicity
induced by antiviral
therapy is gaining
importance and is an
area of great concern.

(Sikander, et.al., 2021)

 Paliasa
(Kleinhovia hospita)
• Nama lain: Tahongai, Timoho, Berora, Tokulo/ Tokule
• Kleinhovia hospita merupakan tumbuhan tropis berhabitus pohon dengan tinggi 5-20 m
• Salah satu Provinsi yang memiliki penyebaran Paliasa yang paling besar adalah Sulawesi Selatan
• Secara tradisional empirik, paliasa sudah lama digunakan oleh masyarakat untuk mengobati
peradangan hati
• Minyak daun paliasa mengandung linoleic acid (asam lemak omega-6) yang bersifat immune enhancer
Mengandung senyawa Cycloartane Triterpenoid dan flavonoid,
yang terbukti memiliki aktivitas :
▪ Antioksidan, anti-inflamasi, antibakteri
▪ Sitotoksik terhadap sel kanker hati HepG2
▪ Mengandung bioaktif Kleinhospitines A,B,C, dan D yang
memiliki aktivitas hepatoprotektor
▪ Mengurangi efek hepatotoksik yang diinduksi senyawa kimia
▪ Memperbaiki peradangan hati
▪ Menurunkan aktivitas SGOT dan SGPT
Antioxidant Activity and Cytotoxicity of the
Traditional Indonesian Medicine Tahongai
(Kleinhovia hospita L.) Extract
Enos Tangke Arung1*, Irawan Wijaya Kusuma1, Sri Purwatiningsih1, Seong-Soo Roh2, Chae
Ha Yang2, Soohyeon Jeon3, Yong-Ung Kim3*, Edi Sukaton1, Joko Susilo1, Yuli Astuti1,
Britanto Dani Wicaksono4, Ferry Sandra4, Kuniyoshi Shimizu5, Ryuichiro Kondo5
1Wood Chemistry Laboratory, Department of Forest Product Technology, Forestry Faculty,
Mulawarman University, Samarinda, East Kalimantan, Indonesia
2Department of Preparatory Oriental Medicine, College of Oriental Medicine, Daegu Haany

University, Daegu, South Korea

3Department of Herbal Pharmaceutical Engineering, College of Herbal Bio-industry,

Daegu Haany University, Gyeongsangbuk-do, South Korea

4Stem Cell and Cancer Institute, Jakarta, Indonesia
Ekstrak Paliasa (Kleinhovia hospita) terbukti memiliki aktivitas antioksidan
5Department Systematic Forest and Forest Products Sciences, Agriculture Faculty,

Kyushu University, Fukuoka, Japan

yang kuat (96Abstract
%) dan memiliki aktivitas sitotoksik pada sel kanker hati HepG2
We investigated the leaves of Kleinhovia hospita, a plant which has been traditionally used in Indonesia as
phytotherapy to cure liver disease, to describe antioxidant materials from plant sources. K. hospita leaves were
extracted with methanol and further partitioned into n-hexane, diethyl ether, and ethyl acetate. The antioxidant
activity of each fraction and the residue was assessed using a 1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl (DPPH) radical
scavenging method and their cytotoxicity on HepG2 liver cancer cells was determined by a MTT assay. The K.
hospita leaf methanol extract showed strong antioxidant activity (96%) compared with vitamin C (98%) by the
DPPH method and the measured activity from the subsequent extracts of the methanol extract were 48.9% for n-
hexane, 74.0% for diethyl ether, 84.3% for ethyl acetate, and 77.1% for the residue. The MTT assay showed the
cytotoxicity of the methanol extract on HepG2 cells at 14%, 76%, and 80% at concentrations of 50 μg/mL, 87.5
μg/mL, and 125 μg/mL, respectively. Leaf extracts of the medicinal plant K. hospita showed potent antioxidant
activity and moderate cytotoxicity on HepG2 liver cancer cells.
 Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza)

Mengandung senyawa utama kurkumin, yang terbukti memiliki

aktivitas :
▪ Antioksidan yang mampu menangkap ion superoksida dan
memutus rantai antar ion superoksida (O2-) sehingga
mencegah kerusakan sel hepar karena peroksidasi lipid.
▪ Menghambat sitokin proinflamasi seperti NF-ĸB dan TNF-
▪ Menghambat ekspresi gen dan replikasi virus hepatitis B
melalui down-regulation dari PGC-1
▪ Mengurangi inflamasi dan patologi kerusakan hati karena
alkohol
Curcuminoids
Activities of Curcumin

Anti-microbial effect
Xanthorrhizol

Xanthorrhizol and Immunity

 Curcumin and Immunity
Three main functions of
Curcumin in Immune
System:
• Increase B cell
production
• Enhance
phagocytosis by
macrophage
• Inhibit Cytokine
Storm
Kandungan curcumin dalam Ekstrak Temulawak dapat melindungi hati dengan cara
meningkatkan glutation, menghambat inflamasi dan menghambat replikasi virus
hepatitis.
 Jintan Hitam
(Nigella sativa)

1. Mengandung senyawa :
▪ Thymoquinone (TQ),
▪ Dithymoquinone (DTQ),
▪ Thymohydroquinone (THQ), dan
▪ Thymol (THY)
2. Mempunyai efek hepatoregeneratif pada hepatitis akut
3. Memiliki efek antioksidan
4. Bersifat anti-inflamasi
5. Memiliki efek imunomodulasi
6. Mempunyai sifat sebagai antivirus
7. Teruji secara klinik bermanfaat sebagai terapi
komplementer COVID-19
Potensi Habbatussauda pada
Penanganan COVID-19

Peran Sentral
Habbatussauda
dalam Sistem
Pertahanan
Tubuh
Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) terbukti memiliki aktivitas hepatoprotektif
dengan cara meningkatkan aktivitas antioksidan serta menekan peroksidasi lipid
dan produksi ROS
 Sambiloto
(Andrographis paniculata)

Memiliki kandungan andrographolide (Derivat

Flavonoid), yang terbukti memiliki aktivitas :
• Meningkatkan aktivitas enzim antioksidan (super
okside dismutase, katalase, glutathione peroksidase
dan glutathion reduktase) sehingga mencegah
kerusakan sel hepar.
• Menurunkan pembentukan malondialdehid (produk
hasil peroksidasi lipid) dan mengurangi deplesi
glutathione
• Antivirus
• Anti-inflamasi
• Imunomodulasi
2. Teruji secara klinik bermanfaat sebagai terapi
komplementer COVID-19 ringan
 Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata) terbukti memiliki aktivitas
hepatoprotektif dengan cara meningkatkan aktivitas enzim antioksidan (super okside
dismutase, katalase, glutathione peroksidase dan glutathion reduktase) sehingga
mencegah kerusakan sel hepar
 Ikan Gabus
(Ophiocephalus striatus)

Ekstrak ikan gabus terbukti memiliki efek :

▪ Anti inflamasi
▪ Immunomodulator
Ekstrak Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi
dengan cara meningkatkan sel Treg, menurunkan jumlah sel makrofag dan sitokin
proinflamasi seperti TNF, IFN dan IL-6, serta menghambat aktivitas NF – ĸβ pada sel T
limfosit
 Ekstrak Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) terbukti memiliki aktivitas sebagai
immunomodulator dengan cara meningkatkan proliferasi sel imunokompeten, terutama Sel T
CD4+CD62L+ yang berperan dalam imunitas seluler respon, sel B220+ yang bertindak dalam
respon imun humoral dan pembentukan antibodi, dan sel Treg yang sangat diperlukan untuk
mempertahankan homeostasis sel imunokompeten.
Penelitian :
Role Of Fitopharmacy As Hepatoprotector
In Chronic Hepatitis
450

400
p= 0,007
403
350

300 45.06% p= 0,007

250 294.9 48.63
Sebelum
200 Sesudah
200.3
150
151.1
100

50

0
AST (SGOT) ALT (SGPT)

Pasien hepatitis B atau C kronis, dan telah mendapat terapi antivirus + Heparmin 3 x 1 selama 7 hari
Pemberian HEPARMIN dapat memperbaiki jaringan hati lebih baik dibandingkan
dengan pemberian Silymarin dan LOLA
 Kesimpulan

Peran Poliherbal (ekstrak paliasa +

temulawak + jinten hitam + sambiloto +
ikan gabus)
1. Meningkatkan aktivitas enzim antioksidan
2. Menurunkan stres oksidatif (malondialdehyde)
3. Menurunkan penanda inflamasi di hati (ALT/AST
SGOT/SGPT)
4. Memperbaiki profil lipid
5. Memperbaiki fungsi metabolik (bilirubin direct-
indirect-total, alkaline phosphatase, albumin)
6. Mencegah Fibrosis (liver histology, Ishak score)
7. Menurunkan eosinophil dan IL-13 pada pasien asma
stabil yang tidak terkontrol
8. imunomodulator