You are on page 1of 28

12 Cerita Rakyat dalam Bahasa Inggris dan Terjemahannya 

Onion and Garlic (Bawang Merah dan Bawang Putih)

In the ancient time, lived a little family. The family consists of father, mother, and a beautiful girl named
Garlic. They are a harmonious and happy family despite his father worked as an ordinary merchant. One
day, the happiness in this family was lost because the mother died. Garlic was very sad because she was
very fond of her mother. Her father was also so sad because he loved his wife so much.

After Garlic’s mother died, her house was visited frequently by a widow who had a daughter named
Onion. The widow often came with Onion to the Garlic’s home by bringing food, helping to clean the
house, and chatting with Garlic’s father. Finally, the father thinks that he should marry the widow and
made the widow as a new mother for Garlic.

He asked for consideration of the proposal to Garlic. After being allowed to get married by Garlic, then
her father immediately carried out the marriage. They become a new family and lived in a house. At first,
the mother and Onions behaved Garlic very well. However, the good behavior did not to be last long.
Soon, the Onion and her mother began to show their bad attitude. Garlic was often scolded and given
heavy works when the father went to trade. She had to do a lot of housework while the Onions just sit and
did not work at all. However, the situation was never told by her to his father, so the Garlic continued to
be treated badly by Onions and her mother.

One day, his father was sick and passed away. Since then, Garlic was treated worse than before. Garlic
almost never had a break every day. In the morning, she had to get up in order to prepare breakfast and
the water for Onion and her mother. Later, she also gave eating to the livestock, washing clothes, and
even watering the entire garden. Although she should do so many works, she always did it happily. She
hoped, with such sincerity, her mother would love her sincerely someday.

On the morning, Garlic went to the river to wash the clothes. She was so excited and washed vigorously.
Because of getting too excited, she was not aware that there was a shirt that washed away. She realized
that the shirt had been washed away when the flow carried it far enough. Later, she pursued but did not
get the shirt. She felt hopeless and immediately went home.

The shirt was her mother's favorite. Of course, the mother was angry and told her to look for the shirt
until she could found it. Garlic came back to the river and walked to the west to seek her mother's favorite
shirt. She walked along the river up to tens of kilometers. After that, Garlic suddenly saw someone who
was bathing the buffalo in the river. She asked the man about the clothes were washed away. Later, she
was informed that the shirt drifting and it was not far from where she was standing. At that moment,
Garlic immediately ran down the river to find the shirt.

It was getting dark and the Garlic found a home. Because of completely exhausted, she decided to take a
break in the house. Apparently, it housed an old lady who had previously found the shirt. The old lady
wanted to return the shirt to her, but she should accompany the old lady during a week. She agreed to stay
with the lady for a week. Within a week, she made the old lady to be so happy because she was diligent
and never complained even though felt so tired.

After accompanying for a week, she was given a pumpkin as the gift. When opening it, she was very
surprised because there were so much gold and gems. She immediately went home and told the happening
to her mother and also Onion. However, the gold and jewels that she got immediately seized and she was
forced to tell where the jewelry could be obtained. Garlic immediately said that she got it from an old
lady who lived near the river.

In the next day, Onion came to that house and stayed for a week like what Garlic did. However, because
Onion was a lazy girl, the old lady gave a different pumpkin from Garlic. Onion did not care and Onion
immediately went home to open the pumpkin with her mother. Apparently, the content was not gems or
gold, but the venomous snake that bit of Onion and the mother. Both of them died because of their greed.

After the happening, Garlic was living alone, but she was more calm and lived happily with its gold and
gems.
Terjemahan :

Bawang Merah dan Bawang Putih

Pada zaman dahulu, ada sebuah keluarga kecil yang hidup bahagia. Keluarga tersebut terdiri dari ayah,
ibu, dan seorang gadis cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang harmonis dan bahagia
meskipun sang ayah hanya bekerja sebagai seorang pedagang biasa. Suatu hari, kebahagiaan yang ada di
dalam keluarga tersebut hilang karena sang ibu meninggal. Bawang putih sangat sedih karena ia sangat
menyayangi ibunya, begitu juga sang ayah yang sangat sedih karena sang istri telah meninggal.

Setelah ibu bawang putih meninggal, rumahnya sering dikunjungi oleh seorang janda yang mempunyai
anak bernama bawang merah. Ibu bawang merah sering datang ke rumah bawang putih dan membawakan
makanan, membantu membersihkan rumah, dan mengobrol dengan ayah bawang putih. Akhirnya, ayah
bawang putih berpikir bahwa sebaiknya ia menikah dengan janda tersebut dan menjadikannya sebagai ibu
baru untuk bawang putih.

Ia meminta usul dan pertimbangan dari bawang putih. Setelah diizinkan untuk menikah oleh bawang
putih, maka sang ayah segera melaksanakan pernikahan dengan ibu bawang merah. Mereka menjadi
sebuah keluarga baru dan tinggal di rumah tersebut. Pada awalnya, ibu bawang merah dan bawang merah
sangat baik terhadap bawang putih. Namun, perilaku baik tersebut tidak bertahan lama. Lama-kelamaan
bawang merah dan ibunya mulai menunjukkan sikap buruk mereka. bawang putih sering dimarah dan
diberikan pekerjaan berat ketika sang ayah pergi berdagang. Ia harus mengerjakan banyak pekerjaan
rumah sementara bawang merah hanya duduk dan tidak bekerja sama sekali. Namun, keadaan tersebut
tidak pernah diceritakan olehnya kepada sang ayah, sehingga bawang putih terus diperlakukan secara
buruk oleh bawang merah dan ibunya.

Pada suatu hari sang ayah sakit dan meninggal dunia. Sejak saat itu, bawang merah dan ibunya  
memperlakukan bawang putih semakin buruk. Bawang putih hampir tidak pernah istirahat setiap hari. di
pagi hari, ia harus bangun untuk mempersiapkan air dan sarapan bagi bawang merah dan ibunya.
Kemudian, ia juga harus member makan ternak, mencuci baju, dan bahkan menyirami seluruh kebun.
Meskipun pekerjaan yang harus ia kerjakan begitu banyak, namun bawan putih melakukan semua itu
dengan gembira. Ia berharap, dengan keikhlasan tersebut, sang ibu mau menyayanginya dengan tulus dan
menganggapnya sebagai anak kandung.

Pada suatu pagi, bawang putih pergi ke sungai untuk mencuci baju. Dia begitu gembira dan mencuci
dengan penuh semangat. Karena terlalu semangat, ia tidak sadar bahwa ada sebuah baju yang hanyut. Ia
menyadari bahwa baju tersebut hanyut ketika telah terbawa aliran yang cukup jauh. Kemudian, ia
mengejarnya dan tidak mendapatkan baju tersebut. Ia merasa putus asa dan segera pulang ke rumah.

Baju tersebut merupakan baju kesayangan ibu bawang merah. Tentu saja, sang ibu marah dan
menyuruhnya untuk mencari baju tersebut hingga ditemukan. Bawang putih kembali lagi ke sungai dan
berjalan ke arah barat untuk mencari baju kesayangan ibunya. Ia berjalan menyusuri aliran sungai hingga
puluhan kilometer. Setelah itu, bawang putih tiba-tiba melihat seseorang yang sedang memandikan
kerbau di sungai. Ia bertanya kepada orang itu mengenai baju yang hanyut. Kemudian, ia mendapat
informasi bahwa baju ibu bawang merah hanyut namun baju tersebut tidaklah jauh dari tempatnya berdiri.
Saat itu juga, bawang putih segera berlari menyusuri sungai untuk menemukan baju tersebut.

Hari semakin gelap dan bawang putih menemukan sebuah rumah. Karena sangat lelah, ia memutuskan
untuk beristirahat sejenak di rumah tersebut. Ternyata, di dalamnya tinggal seorang nenek yang
sebelumnya sudah menemukan baju milik ibu bawang putih. Sang nenek ingin mengembalikan baju
tersebut kepada bawang putih, dengan syarat bawang putih harus menemaninya selama seminggu.
Bawang putih begitu iba dengan nenek tersebut, dan ia setuju untuk tinggal bersama sang nenek selama
seminggu. Dalam waktu satu minggu, ia membuat nenek tersebut amat gembira karena bekerja dengan
rajin dan tidak pernah mengeluh.

Setelah bawang putih menemani sang nenek selama seminggu, ia diberikan satu buah labu sebagai
hadiah. Ketika membuka labu tersebut, ia sangat terkejut karena didalamnya terdapat emas dan permata
yang begitu banyak. Ia segera pulang dan memberitahukan kejadian tersebut kepada sang ibu dan juga
bawang merah. Namun, emas dan permata yang ia dapatkan segera direbut dan ia dipaksa untuk
memberitahukan dimana perhiasan tersebut dapat diperoleh. Bawang putih segera mengatakan bahwa ia
mendapatkannya dari seorang nenek yang tinggal di dekat sungai.
Esok hari, bawang merah datang ke rumah nenek tersebut dan tinggal selama satu minggu. Namun,
karena bawang merah adalah gadis yang malas, maka sang nenek memberikannya labu yang berbeda dari
bawang putih. Bawang merah tidak peduli dan ia segera pulang dan membuka labu tersebut bersama
ibunya. Ternyata, isi labu tersebut bukanlah permata atau emas, namun ular berbisa yang menggigit
bawang merah dan ibunya. Kedua orang tersebut meninggal karena keserakahannya.

Bawang putih kini hidup sendiri namun ia lebih tenang karena tidak ada lagi orang yang menganggunya.
Ia hidup bahagia dengan emas dan permata yang dimilikinya. 

 
The Golden Slug (Keong Mas)

In the ancient time, lived a young man named Galoran. He was respected because of
his wealth and honor. His parents were nobleman so he could live with luxury.
However, he was very wasteful and every day just squandered the wealth of his
parents.

One day, his parents died, but he did not care and continued to spend money as well
as before. Because his life was so extravagant, all the treasure that he had was
running out and he became an unemployed person. Many people sympathized with
him and offered a job. But every time he got the job, he just dallied and it made him
always be fired. Several months later, there was a wealthy widow who interested
him. He married the widow and of course, he was very happy to be living in luxury
again.

The widow had a daughter who was very diligent and clever to weave. Her name is
Jambean, a beautiful girl and had been famous because of her weaving. However,
Galoran did not like the girl, because the girl often scolded him because of his
laziness. Finally, he threatened to torture and kill Jambean. He revealed the plan to
his wife and the wife was very sad to hear of the threat.

Hearing the news, Jambean was very sad but she volunteered herself to be killed by
her father. She told that she wanted to be dumped into a dam and did not burry
under the ground after the death. The mother agreed and did all of her wants. In the
dam, her body and head suddenly turned into the golden slugs.

Several years later, there are two widows who were looking for firewood. They were
kindred, the first widow named Mbok Sambega Rondo and the second called Mbok
Rondo Sembagil. When looking for the firewood in the jungle, they were very
surprised because of finding the beautiful golden slugs. They brought it and
maintained at home.

Once they brought the snails, there was always a miracle every day. Their kitchen was
always filled with the delicious food when they came home from work. They were
very surprised, and wanted to know the person who made those foods. They
pretended to go to work and hid in the back of the house. A few moments later, there
was a beautiful girl came from the inside of the conch and she began to cook the
delicious meals.
Both widows then secretly held and did not let the girl to get into the snail anymore.
The girl apparently was Jambean who had been killed by her father. Both widows
then allowed her to stay with them. Because of their versatility in weaving, she got
her famous back and made a handsome prince attracted. In the end, she married the
prince and lived happily.
Terjemahan :

Keong Mas

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda yang bernama Galoran. Ia merupakan
salah satu orang yang disegani karena mempunyai kekayaan dan kehormatan. Orang
tuanya merupakan bangsawan sehingga ia dapat hidup dengan mewah. Namun, ia
merupakan seseorang yang sangat boros dan setiap hari hanya menghambur-
hamburkan harta orang tuanya.

Suatu hari, orang tuanya meninggal dunia namun ia tidak peduli dan terus
menghabiskan uang seperti sebelumnya. Karena hidupnya begitu boros, maka harta
yang ia miliki habis dan ia menjadi seorang pengangguran. Banyak warga yang iba
terhadapnya, namun setiap kali ia mendapatkan pekerjaan, ia hanya bermalas-
malasan dan membuat ia sering dipecat. Beberapa bulan kemudian, terdapat seorang
janda kaya raya yang tertarik dengannya. Ia kemudian menikah dengan janda
tersebut. Tentu saja, ia sangat senang karena bisa hidup mewah seperti sebelumnya.

Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai
menenun. Namanya  Jambean, seorang gadis yang tenunannya sangat indah dan
terkenal di desa tersebut. Namun, Galoran tidak menyukai gadis tersebut, karena
sang gadis selalu menegurnya karena selalu bermalas-malasan. Karena begitu benci
dengan Jambean, ia mengancam akan menyiksa dan membunuhnya. Ia
mengungkapkan rencana tersebut kepada istrinya dan sang istri sangatlah sedih
mendengar ancaman tersebut.

Mendengar berita tersebut, Jambean sangat sedih namun ia merelakan dirinya


dibunuh oleh sang ayah. Ia berpesan ketika ia telah meninggal, ia ingin agar mayatnya
dibuang ke sebuah bendungan dan jangan dikubur di dalam tanah. Setelah meninggal,
sang ibu memenuhi permintaan tersebut dengan membawa mayatnya ke bendungan
dan menceburkannya. Di dalam bendungan, tubuh dan kepalanya berubah menjadi
udang dan siput atau disebut sebagai keong dalam bahasa jawa.

Beberapa tahun kemudian, dua orang janda sedang mencari kayu bakar. Mereka
adalah kakak beradik dengan nama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembagil.
Ketika sedang mencari kayu di hutan, mereka sangat terkejut karena menemukan
keong dan siput yang berwarna emas serta sangat indah. Keduanya kemudian
membawa keong dan siput tersebut untuk dipelihara di rumah.

Setelah mereka membawa siput tersebut dan menjadikannya sebagai hewan


peliharaan, selalu ada keajaiban setiap hari. Dapur mereka selalu dipenuhi makanan
lezat ketika mereka pulang dari bekerja. Mereka sangat heran, dan mereka ingin
mengetahui siapa orang yang selalu membuat makanan lezat tersebut. Mereka
berpura-pura pergi bekerja dan bersembunyi di belakang rumah. Beberapa saat
kemudian, muncullah seorang gadis cantik dari dalam keong tersebut dan ia mulai
memasak makanan-makanan lezat.

Kedua janda tersebut kemudian secara diam-diam memegang gadis tersebut dan tidak
membiarkannya lagi untuk masuk ke dalam keong. Gadis itu ternyata adalah Jambean yang
telah dibunuh oleh ayahnya. Kedua janda tersebut kemudian mengizinkan Jambean untuk
tinggal bersama mereka. Karena kepandaiannya dalam menenun, ia sangat terkenal dan
seorang pangeran tampan tertarik kepadanya. Pada akhirnya, ia menikah dengan pangeran
dan hidup bahagia.
Mouse Deer and Crocodile
One day, Mouse Deer went down to the river to take a drink. But he knew that the crocodile
might be waiting underwater to eat him, so he said out loud. “I wonder if the water’s warm. I’ll
put in my leg and find out.” Of course Mouse Deer didn’t put in his leg. He picked up a stick
instead and put one end into the water. Chomp…! Crocodile grabbed the stick and pulled it
underwater. Mouse Deer laughed. “Ha… ha…ha… Stupid crocodile! Cant you tell the difference
between a stick and a leg?” Then Mouse Deer ran off to drink somewhere else.
In the next day, Mouse Deer wanted to cross the river. He wanted to eat the fruits on the other
side of the river. He saw a floating log in the river. He knew that Crocodile looked like a log
when he floated. Mouse Deer didn’t want to be eaten by Crocodile when he crosses the river. He
had an idea. He called out loud, “Crocodile!” Crocodile rose from the water, “Hello, Mouse
Deer. Have you come to be my lunch?” Mouse Deer smiled. “Sorry, not today, Crocodile. I have
orders from the King. He wants to invite all the crocodiles in this river to a party. He wants me to
count all the crocodiles so he could prepare enough meal for you.”
“Really…? Tell us what to do,” said Crocodile. “You must line up from this side of the river to
the other side,” said Mouse Deer. Crocodile then got all his friends and family. They lined up
across the river. Mouse Deer then jumped onto Crocodile’s back. “One,” he counted. He jumped
onto the next crocodile, “Two.” And the next crocodile, “Three.” Mouse Deer kept jumping until
he arrived on the other side of the river. “How many are there?” asked Crocodile. “Just enough,”
said Mouse Deer. He laughed as he ran to the forest.***

Terjemahan

Cerita Kancil dan Buaya dalam Bahasa Inggris

Suatu hari, Kancil pergi ke sungai untuk minum. Tapi ia tahu bahwa buaya mungkin menunggu
didalam air untuk memakannya, jadi dia berteriak keras-keras. “Aku ingin tahu apakah air
hangat. Aku akan memasukkan kaki saya ke dalam air dan mencari tahu. “Tentu saja Kancil
memasukkan kakinya. Dia mengambil tongkat dan memasukkan satu ujung ke dalam air. Chomp
…! Buaya menyambar tongkat dan menariknya ke bawah air. Kancil tertawa. “Ha … ha … ha …
buaya bodoh! Tidak bisakah membedakan antara tongkat dan kaki? “Lalu Kancil lari untuk
minum di tempat lain.
Pada hari berikutnya, Kancil ingin menyeberang sungai. Dia ingin makan buah-buahan di sisi
lain sungai. Dia melihat batang kayu mengambang di sungai. Dia tahu bahwa Buaya tampak
seperti kayu mengambang ketika ia mengambang. Kancil tidak mau dimakan oleh buaya ketika
ia melintasi sungai. Dia punya ide. Ia berseru keras, “Buaya!” Buaya terangkat dari air, “Halo,
Kancil. Apakah kamu datang untuk menjadi makan siang saya? “Kancil tersenyum. “Maaf, tidak
hari ini, Buaya. Saya mendapat perintah dari Raja. Dia ingin mengajak seluruh buaya di sungai
ini ke pesta. Dia ingin aku menghitung semua buaya sehingga ia bisa mempersiapkan cukup
makanan untuk kamu. ”
“Sunggu…? Beritahu kami apa yang harus dilakukan, “kata Buaya. “kamu harus berbaris dari
sisi sungai ke sisi lain,” kata Kancil. Buaya kemudian memanggil semua teman-temannya dan
keluarganya. Mereka berbaris di seberang sungai. Kancil lalu melompat ke punggung buaya.
“Satu,” ia menghitung. Dia melompat ke buaya berikutnya, “Dua.” Dan buaya berikutnya,
“Tiga.” Kancil terus melompat sampai ia tiba di sisi lain sungai. “Berapa banyak?” Tanya Buaya.
“Cukup,” kata Kancil. Dia tertawa sambil berlari ke hutan.
Terjemahan :

Pinokio
Dia di hutan pinus Italia yang besar, kesepian. Dia selalu memimpikan memiliki seorang anak
laki-laki.

Setiap hari, ia pergi memotong kayu untuk orang-orang kota. Suatu hari, sebuah ide terlintas
dalam pikirannya, sebuah ide membuat sebuah boneka, yang akan ia beri nama Pinokio. Dia
membuat boneka itu dan pada malam hari, boneka tersebut menjadi hidup!
Satu tahun kebahagiaan dan ketakutan berlalu, pada hari Minggu pagi, Gepetto berkata pada
Pinokio :
"hari ulang tahun saya segera tiba, putra kecilku! Saya harap kamu tidak lupa!"
"Euh, tentu, saya tidak lupa!"

Pinokio merasa canggung. Dia tidak memikirkan hal itu. Ulang tahun Gepetto hanya tiga hari
lagi, dan dia bahkan belum punya kado.

Setelah malam yang panjang dan berfikir, Pinokio akhirnya memutuskan untuk membuatkan kue
coklat buatannya sendiri untuk Gepetto sebagai hadiah ulang tahunnya.
Ketika matahari terbit, Pinokio sudah siap untuk pergi ke luar untuk mendapatkan bahan-
bahannya. Masalah utama ia bahkan tidak tau bahan-bahan dan resepnya.

Jadi sepulang sekolah, ia memutuskan bertanya ke seseorang bahan-bahan untuk membuat kue.
Selama perjalanannya, Pinokio, si boneka kayu, bertemu penyihir kota.

"Hei, anak kecil, kamu membutuhkan bantuan untuk kue cokelatmu?"

"Hum ... Anda dapat membantu saya?", Tanya Pinokio.

"Tentu, aku bisa. Ikuti aku!"

Setelah berjalan beberapa menit, Pinokio melihat rumah permen yang sangat besar. Mereka
masuk bersama-sama dan Pinokio tertangkap oleh kandang besar.

"Mouahahaha! Saya akhirnya berhasil menangkap mu! Kamu akan menjadi milikku, kau akan
bekerja untuk ku!", Kata penyihir jahat.
Pinokio sangat takut. Ketika penjaga datang dan membawanya keluar dari kandang, dia segera
lari dengan sangat cepat dan dia berhasil melarikan diri.

Pada saat yang sama, penyihir jahat, memanggil semua pasukannya, berlari mengejarnya dan dia
mengeluarkan tongkat sihirnya. Iblis jahat mengubah boneka kayu kecil itu menjadi kue cokelat!

Ketika ia kembali ke rumah, dia menceritakan semuanya kepada ayahnya dan mereka pergi
mencari peri dewa.
Setelah perjalanan panjang, mereka akhirnya menemukan peri dewa dan mereka mendapatkan
ramuan ajaib untuk Pinokio.
Pinocchio

He great Italian pine forest, was lonely. He always dreamed about having a son.

Each day, he went cutting woods for the town’s people. One day, an idea illuminated his mind,
the idea of crafting a puppet, which he will call it Pinocchio. He crafted that puppet and during
the night, the puppet becomes alive!
One year of happiness and thriller passed, on a Sunday morning, Gepetto told Pinocchio:
"It’s my birthday soon, my little son! I hope you didn’t forget it!"
"Euh, sure, I didn’t!"

Pinocchio felt awkward. He didn’t thought about that. Gepetto’s birthday was coming in only
three days, and he hadn’t even a present.

After a long night of reflecting, Pinocchio finally decided to offer a homemade chocolate cake to
him as a present.
When the sun rose, Pinocchio was already ready to go outside to find the ingredients. The main
problem was he didn’t even known the ingredients and the recipe.

So after school, he decided to go ask someone for the ingredients to bake a cake. During his
walk, Pinocchio, the wooden puppet, met the town’s sorcerer.

"Hey, little boy, do you need some help for your chocolate cake?"
"Hum… You can help me?", asked Pinocchio.
"Sure, I can. Follow me!"

After walking few minutes so, Pinocchio saw a big, big, big candy house. They entered together
and Pinocchio got caught by a big cage. 

"Mouahahaha!!! I finally caught you! You’ll be mine, you’re going to work for me!", said the
evil sorcerer.
Pinocchio was so scared. When the guards came and took him out of the cage, he immediately
ran away very fast and he succeeded to escape.

At the same time, the evil sorcerer, calling all his troops with him, ran after him and he took out
his magic wand. The evil devil changed the little wooden puppet into a chocolate cake!

When he came back home, he told the entire story to his father and they went to find the god
fairy.
After a long trip, they finally find the god fairy and they got the magical potion for Pinocchio.
Snow White

Once upon a time there lived a little, named Snow White. She lived with her aunt and
uncle because her parents were died.
One day she heard her aunt and uncle talking about leaving Snow White in the castle
because they wanted to go to America and they didn't have enough money to take Snow White
with them.
Snow White didn't want her uncle and aunt to do this. So she decided to run away. The
next morning she run away from home when her aunt and uncle were having breakfast, she run
away into the wood.
In the wood she felt very tired and hungry. Then she saw this cottage. She knocked but
no one answered so she went inside and felt asleep
Meanwhile seven dwarfs were coming home from work. They went inside. There, they
found Snow White woke up. She saw the dwarfs. The dwarfs said; “What is your name?”. Snow
White said; “My name is Snow White”. One of the dwarfs said; “If you wish, you may live here
with us”. Snow White told the whole story about her. Then Snow white and the seven dwarfs
lived happily ever after.

Terjemahan :

Putri Salju

Dahulu kala hiduplah sedikit , bernama Putri Salju . Dia tinggal bersama bibi dan
pamannya karena orang tuanya meninggal.
Suatu hari ia mendengar bibi dan pamannya berbicara tentang meninggalkan Putri Salju
di benteng karena mereka ingin pergi ke Amerika dan mereka tidak punya cukup uang untuk
membawa Putri Salju dengan mereka .
Salju tidak ingin paman dan bibinya untuk melakukan hal ini . Jadi, dia memutuskan
untuk melarikan diri . Keesokan harinya dia lari dari rumah ketika bibi dan pamannya sedang
sarapan , ia melarikan diri ke dalam hutan .
Dalam kayu ia merasa sangat lelah dan lapar . Lalu ia melihat pondok ini . Dia mengetuk
tapi tidak ada yang menjawab jadi dia masuk ke dalam dan merasa tertidur
Sementara tujuh kurcaci datang pulang dari kerja . Mereka masuk ke dalam. Di sana,
mereka menemukan Putri Salju terbangun . Dia melihat kerdil . Para kurcaci mengatakan , "
Siapa namamu ? " . Putri Salju mengatakan , " Nama saya Snow White" . Salah satu kurcaci
berkata , " Jika Anda ingin, Anda dapat tinggal di sini bersama kami " . Putri Salju menceritakan
seluruh kisah tentang dia . Kemudian Putri Salju dan tujuh kurcaci hidup bahagia selamanya .
A bear and a lion

One upon a time a lion and a bear caught and killed a goat. They had a quarrel over it.
“It is mine,” said the bear. “I caught it with my strong paws.”
“It is not yours. It is mine,” said the lion. “I killed it with my strong jaws.”
Then they began to fight over it. They ran up and down the hill, under and over the fallen
trees, in and out of the forest. They bit and scratched with their strength, but no one could
overcome the other.
At last they both were tired out and could fight no longer. They lay upon the ground,
panting and looking at each other.
A fox who was passing by at the time saw them with a dead goat near by. She ran up to
them, took the goat home and ate it up.

Terjemahan :

Beruang dan singa

Suatu ketika seekor singa dan seekor beruang menangkap dan mebunuh seekor kambing.
Mereka pun berdebat.
“Ini milikku,” kata beruang “Saya menagkapnya dengan kekuatan cakarku.”
“itu bukan milikmu. Itu milikku,” kata singa. “Saya membunuhnya dengan kekuatan
rahangku.”
Mereka pun mulai bertengkar. Mereka saling kejar naik turun bukit melewati bawah dan
atas batang pohon tumbang, keluar dan masuk hutan. Mereka saling menggigit dan mencakar
dengan kekuatan mereka yang mereka miliki, tapi tidak ada yang mampu mengalahkan satu
sama lain.
Dan pada akhirnya mereka berdu letih dan tidak bias berkelahi lagi. Mereka berbaring
dengan nafas terengah-engah dan saling melihat.
Pada saat yang bersamaan tiba-tiba seekor rubah lewat dan melihat mereka bersama seekor
kambing mati di dekatnya. Dia pun mendekat, dan membawa pergi kambing tersebut.
The fools of two men
Gotham (Go’tem) was a little town in England.
Once there was a man from Gotham going to market to buy sheep. At gotham bridge, he
met a man who had just come back from the market.
“Where are you going?” asked the man who had come back to Gotham.
“I am going to market to buy sheep,” answered the other.
“Which way are you going to bring your sheep home?” asked the first man again.
“Over this bridge,” answered the second man.
“You shall not go over this bridge,” said the first man. “You shall go that way,”
“I will go over this bridge,” said the second man.
“You shall not,” said the first man again.
“But I will,” replied the other.
Soon the two men began to fight. They fought and fought until they both got quite hurt.
How foolish they were! They fought over the sheep which were not here.

Terjemahan :

Kebodohan dua orang pria

Gotham adalah sebuah kota kecil di Inggris.


Suatu hari seorang pria dari Gotham pergi ke pasar untu membeli domba. Pada Jembatan
Gotham, di bertemu dengan seorang pria yang baru pulang dari pasar.
“mau kemana?” Tanya pria yang baru pulang dari pasar.
“Saya akan ke pasar untuk membeli domba,” jawabnya
“Jalan yang mana akan kamu lalui untuk membawa dombamu pulang ke rumah?” Tanya
pria pertama lagi
“Lewat jembatan ini,” jawab pria kedua
“Kamu tidak boleh melewati jembatan ini,” Kata pria pertama. “kamu harus lewat jalan
sana,”
“Saya akan lewat jembatan ini,” kata pria kedua
“Tidak boleh,” kata pria pertama
“tapi saya akan tetap lewat sini,” jawab pria kedua.
Akhirnya keduanya pun bertengkar. Mereka berkelahi dan berkelahi sampai mereka
kesakitan.
Betapa bodohnya mereka! Mereka mempermasalahkan jalan yang kakan dilalui domba
yang belum ada.
The Legend of Malin Kundang

A long time ago, in a small village near the beach in West Sumatra, a woman and her son lived.
They were Malin Kundang and her mother. Her mother was a single parent because Malin
Kundang's father had passed away when he was a baby. Malin Kundang had to live hard with his
mother
.
Malin Kundang was a healthy, dilligent, and strong boy. He usually went to sea to catch fish.
After getting fish he would bring it to his mother, or sold the caught fish in the town. One day,
when Malin Kundang was sailing, he saw a merchant's ship which was being raided by a small
band of pirates. He helped the merchant. With his brave and power, Malin Kundang defeated the
pirates. 

The merchant was so happy and thanked to him. In return the merchant asked Malin Kundang to
sail with him. To get a better life, Malin Kundang agreed. He left his mother alone. Many years
later, Malin Kundang became wealthy. He had a huge ship and was helped by many ship crews
loading trading goods. Perfectly he had a beautiful wife too. When he was sailing his trading
journey, his ship landed on a beach near a small village. The villagers recognized him. The news
ran fast in the town; “Malin Kundang has become rich and now he is here”. An old woman ran to
the beach to meet the new rich merchant. She was Malin Kundang’s mother. 

She wanted to hug him, released her sadness of being lonely after so long time. Unfortunately,
when the mother came, Malin Kundang who was in front of his well dressed wife and his ship
crews denied meeting that old lonely woman. For three times her mother begged Malin Kundang
and for three times he yelled at her. At last Malin Kundang said to her "Enough, old woman! I
have never had a mother like you, a dirty and ugly woman!" After that he ordered his crews to
set sail. He would leave the old mother again but in that time she was full of both sadness and
angriness. Finally, enraged, she cursed Malin Kundang that he would turn into a stone if he didn't
apologize. Malin Kundang just laughed and really set sail
.
 In the quiet sea, suddenly a thunderstorm came. His huge ship was wrecked and it was too late
for Malin Kundang to apologize. He was thrown by the wave out of his ship. He fell on a small
island. It was really too late for him to avoid his curse. Suddenly,
he turned into a stone.
Terjemahan :

The Legend of Malin Kundang

Dahulu kala, di sebuah desa kecil dekat pantai di Sumatera Barat, seorang wanita dan anaknya
tinggal. Mereka adalah Malin Kundang dan ibunya. Ibunya adalah seorang single parent karena
ayah Malin Kundang telah meninggal ketika ia masih bayi. Malin Kundang harus hidup keras
dengan ibunya
.
Malin Kundang adalah, rajin, dan kuat laki-laki yang sehat. Dia biasanya pergi ke laut untuk
menangkap ikan. Setelah mendapatkan ikan dia akan membawanya kepada ibunya, atau menjual
ikan yang ditangkap di kota. Suatu hari, ketika sedang berlayar Malin Kundang, ia melihat
sebuah kapal pedagang yang sedang diserbu oleh sekelompok kecil pembajak.

Dia membantu pedagang. Dengan berani dan kekuasaannya, Malin Kundang mengalahkan bajak
laut. Pedagang itu sangat senang dan berterima kasih kepadanya. Sebagai imbalannya pedagang
meminta Malin Kundang untuk berlayar bersamanya. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik, Malin Kundang setuju. Dia meninggalkan ibunya sendirian. Bertahun-tahun kemudian,
Malin Kundang menjadi kaya. Dia memiliki kapal besar dan dibantu oleh banyak awak kapal
memuat barang dagangan. Sempurna dia punya istri yang cantik juga.

Ketika ia sedang berlayar perjalanan trading, kapal mendarat di pantai dekat sebuah desa kecil.
Penduduk desa mengenalinya. Berita itu berlari cepat di kota, "Malin Kundang telah menjadi
kaya dan sekarang dia ada di sini". Seorang wanita tua berlari ke pantai untuk memenuhi
saudagar kaya baru. Dia adalah ibu Malin Kundang ini. Dia ingin memeluknya, dirilis
kesedihannya menjadi kesepian setelah sekian lama. Sayangnya, ketika ibu datang, Malin
Kundang yang berada di depan berpakaian istri dan awak kapalnya membantah pertemuan yang
tua wanita kesepian. Selama tiga kali ibunya meminta Malin Kundang dan tiga kali ia berteriak
padanya. 

Akhirnya Malin Kundang berkata kepadanya "Cukup, wanita tua! Saya tidak pernah memiliki
ibu seperti Anda, wanita kotor dan jelek!" Setelah itu ia memerintahkan kru untuk berlayar. Dia
akan meninggalkan ibu tua lagi tapi pada saat itu dia penuh baik kesedihan dan angriness.
Akhirnya, marah, dia mengutuk Malin Kundang bahwa ia akan berubah menjadi batu jika dia
tidak meminta maaf. Malin Kundang hanya tertawa dan benar-benar berlayar
.
 Di laut yang tenang, tiba-tiba badai datang. Kapal yang besar rusak dan itu terlalu terlambat bagi
Malin Kundang untuk meminta maaf. Ia dilemparkan oleh gelombang dari kapalnya. Dia jatuh di
sebuah pulau kecil. Itu benar-benar terlambat baginya untuk menghindari kutukan. Tiba-tiba,
ia berubah menjadi batu.
Lutung Kasarung
Cerita rakyat from West Java

Prabu Tapa Agung had led a kingdom in West Java for a long time. He was getting old and therefore
wanted to choose a successor. But unfortunately, he had no son. He thought of choosing one of his
daughters, Purbararang and Purbasari. But it wasn’t an easy choice. They were both very pretty and
smart. The only difference was their temperament. Purbararang was rude and dishonest, while Purbasari
was kind and caring. With those considerations, Prabu Tapa Agung finally chose Purbasari to be his
successor.
Purbararang didn’t agree with her father’s decision. “It’s supposed to be me, Father. I’m the eldest
daughter!” Purbararang said. Prabu Tapa Agung smiled. “Purbararang, to be a queen takes more than age.
There are many other qualities that one must possess,” explained Prabu Tapa Agung wisely. “What does
Purbasari have that I don’t?” Purbararang pouted. “You’ll find out when Purbasari has replaced me,”
Prabu Tapa Agung answered.
After the discussion, Purbararang went back to her room. “Is there something wrong?” asked Indrajaya.
Indrajaya is Purbararang’s future husband. “I’m upset! Father chose Purbasari as his successor and not
me! I have to do something!” Purbararang said. Driven mad by her anger, she came to a witch and asked
her to send rash all over Purbasari’s body. Before going to bed, Purbasari started to feel itch all over her
body. She tried applying powder to her body, but it’s no use. Instead, the itching grew even worse. She
didn’t want to scratch it, but she just couldn’t help it. In the next morning, there were scratch mark all
over Purbasari’s body. “What happened to you?” asked Purbararang, pretending to be concerned. “I don’t
know, sis. Last night, my body suddenly felt very itchy. I scratched and scratched, and this is what
happened,” Purbasari answered. Purbararang shook her head. “You must have done something really
awful. You’ve been punished by the gods!”
That day, the whole kingdom was scandalized. “What have you done, Purbasari?” demanded Prabu Tapa
Agung. Purbasari shook her head. “I didn’t do anything that would upset the gods, Father,” she answered.
“Then how can you explain what happened to your body?” Prabu Tapa Agung asked again. “If you don’t
confess, I’ll banish you to the woods.” Purbasari took a deep breath. “Like I said before, I didn’t do
anything wrong. And I’d rather be thrown into the woods than to confess to a deed I didn’t commit.”
After a short discussion with his advisor, Prabu Tapa Agung ordered Purbasari to be moved to the woods.
Purbasari was very sad, but she couldn’t do anything to defy her father’s order. She was accompanied to
the woods by a messenger. He built a simple hut for Purbasari. After the messenger left, suddenly a black
monkey came to Purbasari’s hut. He carried a bunch of bananas. From behind him, some animals looked
on. “Are the bananas for me?’ Purbasari asked. The black monkey nodded, as if he understood what
Purbasari said. Purbasari took the bananas with pleasure. She also said thanks. The other animals that
were looking on also seemed to smile. “Are you willing to be my friend?” Purbasari asked them. All the
animals nodded happily. Although she was living by herself in the woods, Purbasari never lacked of
supplies. Everyday, there were always animals bringing her fruits and fish to eat.
A long time had passed since Purbasari was banished to the woods, but her body still itched. At some
places, her skin was even ulcerating. What am I supposed to do?” Purbasari sighed. The monkey who was
sitting next to her stayed still, there were tears in his eyes. He hoped Purbasari would remain patient and
strong.
One night, on a full moon, the monkey took Purbasari to a valley. There is a pond with hot spring water.
The monkey suddenly spoke, “The water of this pond will heal your skin,” he said. Purbasari was
surprised, ”You can talk? Who are you?” she asked. “You’ll find out, in time,” the monkey said.
Purbasari didn’t want to force the monkey. She then walked to the pond. She bathed there. After a few
hours, Purbasari walked out of the pond. She was shocked to see her face reflected on the clear pond
water. Her face was beautiful again, with smooth and clean skin. Purbasari observed her entire body.
There were no traces of any skin ailments. “I’m cured! I’m cured!” Purbasari shouted in joy. She quickly
offered thanks to the gods and also to the monkey.
The news of Purbasari’s condition quickly spread to the kingdom, irritating Purbararang. She then
accompanied by Indrajaya go to the woods to see Purbasari. Purbasari asked if she would be allowed to
go home. Purbararang said she would let Purbasari return to the palace if Purbasari’s hair were longer
than hers. Purbararang then let her hair down. It was so long, it almost touched the ground. But it turned
out that Purbasari’s hair was twice longer than Purbararang’s hair.
“Fine, so your hair is longer than mine.” Purbararang admitted. “But there is one more condition you
must fulfill, do you have a future husband who is handsomer than mine?” said Purbararang as she walked
toward Indrajaya. Purbasari felt miserable. She didn’t have a future husband yet. So, without much
thought, she pulled the black monkey beside her.
Purbararang and Indrajaya burst out, but their laughter didn’t last long. The monkey meditates and
suddenly transformed into a very handsome young man, a lot more handsome than Indrajaya. “I’m a
prince from a kingdom far away. I was cursed to be a monkey because of a mistake I committed. I could
regain my true form only if there’s a girl who would be willing to be my wife,” said the young man.
Finally, Purbararang gave up. She accepted Purbasari as the queen, and also confessed everything she had
done. “Please forgive me. Please don’t punish me,” Purbararang said, asking for forgiveness. Instead of
being angry, Purbasari smiled. “I forgive you, sis,” she said. Soon after, Purbasari become queen. Beside
her was the handsome prince, the former monkey known as Lutung Kasarung.

Terjemahan :

Lutung Kasarung
Prabu Tapa Agung telah memimpin kerajaan di Jawa Barat untuk waktu yang lama . Dia sudah tua dan
karena itu ingin memilih penggantinya . Namun sayangnya , ia tidak punya anak . Dia berpikir untuk
memilih salah satu putrinya , Purbararang dan Purbasari . Tapi itu bukan pilihan yang mudah . Mereka
berdua sangat cantik dan cerdas . Satu-satunya perbedaan adalah temperamen mereka . Purbararang kasar
dan jujur , sementara Purbasari adalah baik dan peduli . Dengan pertimbangan tersebut , Prabu Tapa
Agung akhirnya memilih Purbasari menjadi penggantinya .Purbararang tidak setuju dengan keputusan
ayahnya . " Ini seharusnya menjadi aku , Ayah . Aku adalah putri sulung ! " Kata Purbararang . Prabu
Tapa Agung tersenyum . " Purbararang , untuk menjadi seorang ratu memakan waktu lebih dari usia . Ada
banyak kualitas lain bahwa seseorang harus memiliki, "jelas Prabu Tapa Agung bijaksana . " Apa
Purbasari memiliki aku tidak? " Purbararang cemberut . " Anda akan menemukan ketika Purbasari telah
menggantikan saya, " jawab Prabu Tapa Agung .
Setelah diskusi , Purbararang kembali ke kamarnya . " Apakah ada sesuatu yang salah ? " Tanya Indrajaya
. Indrajaya adalah suami Purbararang masa depan . " Aku marah ! Bapa memilih Purbasari sebagai
penggantinya dan bukan aku! Aku harus melakukan sesuatu ! " Kata Purbararang . Gila karena
kemarahannya , dia datang ke penyihir dan memintanya untuk mengirim ruam seluruh tubuh Purbasari itu
. Sebelum tidur , Purbasari mulai merasa gatal di seluruh tubuhnya . Dia mencoba menerapkan bubuk
tubuhnya , tapi itu tidak ada gunanya . Sebaliknya , gatal tumbuh bahkan lebih buruk . Dia tidak ingin
menggaruknya , tapi dia tidak bisa menahannya . Pada keesokan paginya , ada goresan tanda seluruh
tubuh Purbasari itu . " Apa yang terjadi padamu ? " Tanya Purbararang , berpura-pura menjadi khawatir .
" Saya tidak tahu , sis . Tadi malam , tubuh saya tiba-tiba merasa sangat gatal . Aku menggaruk dan
menggaruk , dan ini adalah apa yang terjadi , "jawab Purbasari . Purbararang menggeleng . " Anda harus
melakukan sesuatu yang benar-benar mengerikan. Anda telah dihukum oleh para dewa ! " Hari itu ,
seluruh kerajaan itu tersinggung . " Apa yang telah Anda lakukan, Purbasari ? " Menuntut Prabu Tapa
Agung . Purbasari menggeleng . " Aku tidak melakukan apa pun yang akan mengganggu para dewa ,
Bapa , " jawabnya . " Lalu bagaimana Anda bisa menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh Anda? " Tanya
Prabu Tapa Agung lagi . " Jika Anda tidak mengaku , aku akan mengusirmu ke hutan . " Purbasari
menarik napas panjang . " Seperti saya katakan sebelumnya , saya tidak melakukan sesuatu yang salah .
Dan aku lebih suka dilemparkan ke dalam hutan daripada mengakui perbuatan yang tidak saya lakukan . "
Setelah diskusi singkat dengan penasihat , Prabu Tapa Agung memerintahkan Purbasari untuk
dipindahkan ke hutan . Purbasari sangat sedih , tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk menentang
perintah ayahnya . Dia ditemani ke hutan oleh seorang utusan . Ia membangun sebuah pondok sederhana
untuk Purbasari . Setelah utusan kiri , tiba-tiba seekor monyet hitam datang ke gubuk Purbasari itu . Dia
membawa setandan pisang . Dari belakangnya , beberapa hewan memandang . " Apakah pisang untuk
saya? " Tanya Purbasari . Monyet hitam mengangguk , seolah-olah ia mengerti apa yang dikatakan
Purbasari . Purbasari mengambil pisang dengan senang hati. Dia juga mengucapkan terima kasih .
Hewan-hewan lain yang mencari di juga tampak tersenyum . " Apakah Anda bersedia menjadi teman saya
? " Purbasari bertanya kepada mereka . Semua binatang mengangguk senang . Meskipun ia hidup
sendirian di hutan , Purbasari tidak pernah kekurangan pasokan . Setiap hari , selalu ada hewan yang
membawa buah-buahan dan ikan untuk makan .
Sebuah waktu yang lama berlalu sejak Purbasari dibuang ke hutan, tapi tubuhnya masih gatal . Di
beberapa tempat , kulitnya bahkan ulserasi . Apa yang harus saya lakukan? " Purbasari mendesah .
Monyet yang duduk di sampingnya tinggal diam, ada air mata di matanya . Dia berharap Purbasari akan
tetap sabar dan kuat .
Suatu malam , pada bulan purnama , monyet mengambil Purbasari ke sebuah lembah . Ada sebuah kolam
dengan mata air panas. Monyet tiba-tiba berbicara , " Air kolam ini akan menyembuhkan kulit Anda , "
katanya . Purbasari terkejut , " Anda dapat berbicara ? Siapa kau ? " Tanyanya . " Kau akan tahu , pada
waktunya , " kata monyet . Purbasari tidak mau memaksa monyet . Dia kemudian berjalan ke kolam . Dia
mandi di sana. Setelah beberapa jam , Purbasari keluar dari kolam. Dia terkejut melihat wajahnya
tercermin pada air kolam jernih . Wajahnya cantik lagi , dengan kulit halus dan bersih . Purbasari
mengamati seluruh tubuhnya . Tidak ada jejak penyakit kulit apapun. " Saya sembuh ! Aku sembuh ! "
Purbasari berteriak dalam sukacita . Dia cepat menawarkan berkat para dewa dan juga untuk monyet .
Kabar kondisi Purbasari dengan cepat menyebar ke kerajaan , menjengkelkan Purbararang . Dia
kemudian disertai oleh Indrajaya pergi ke hutan untuk melihat Purbasari . Purbasari bertanya apakah dia
akan diizinkan pulang ke rumah . Purbararang mengatakan dia akan membiarkan Purbasari kembali ke
istana jika rambut Purbasari yang lebih panjang daripada miliknya . Purbararang kemudian membiarkan
rambutnya turun . Itu begitu lama , hampir menyentuh tanah . Tapi ternyata bahwa rambut Purbasari
adalah dua kali lebih panjang dari rambut Purbararang itu . " Baik-baik saja , sehingga rambut Anda lebih
panjang dari saya . " Purbararang mengakui . " Tapi ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi, apakah
Anda memiliki calon suami yang tampan dariku ? " Kata Purbararang sambil berjalan menuju Indrajaya .
Purbasari merasa sengsara . Dia tidak memiliki calon suami belum. Jadi , tanpa banyak berpikir , ia
menarik monyet hitam di sampingnya .
Purbararang dan Indrajaya meledak , tapi tawa mereka tidak berlangsung lama . Monyet bermeditasi dan
tiba-tiba berubah menjadi seorang pemuda yang sangat tampan , jauh lebih tampan dari Indrajaya . " Saya
seorang pangeran dari kerajaan yang jauh . Aku dikutuk menjadi kera karena kesalahan yang saya
lakukan. Saya bisa mendapatkan kembali bentuk saya benar hanya jika ada seorang gadis yang bersedia
untuk menjadi istriku , " kata pemuda itu . Akhirnya , Purbararang menyerah . Dia menerima Purbasari
sebagai ratu , dan juga mengakui semua yang telah ia lakukan . " Maafkan saya . Tolong jangan
menghukum saya, " kata Purbararang , meminta pengampunan . Alih-alih marah , Purbasari tersenyum . "
Aku memaafkanmu , sis , " katanya . Segera setelah itu , Purbasari menjadi ratu . Di sampingnya adalah
pangeran tampan , mantan monyet yang dikenal sebagai Lutung Kasarung .
Cindelaras
 Cerita rakyat from East Java
Raden Putra was the king of Jenggala kingdom. He had a beautiful queen and concubine. Unlike the
queen, the concubine had bad personalities. She was envious and jealous with the queen, so she planned
to make the queen leave the palace. The concubine then asked the royal healer to help her in her plan. One
day, the concubine pretended to be ill. Raden Putra called the royal healer to give the concubine
treatments. “What is her disease?” Raden Putra asked the royal healer. “I’m very sorry, My Majesty. She
is sick because the queen put poison in her meal,” the royal healer lied.
Raden Putra was shock and angry to hear the explanation. He called the queen and asked her if the story
was true. Of course the queen denied, but Raden Putra won’t listen. “Please Your Majesty, have mercy. I
really didn’t do anything,” cried the queen in her tears. Raden Putra’s anger ended in a decision. The
queen should be banished to the woods and terminated. He did not know that the queen was already
pregnant. Raden Putra commanded one of his general to do the punishment. The queen was banished to
the woods, but the wise general didn’t have the heart to kill her. He built a simple house in the woods for
her. On his way back to the palace, he smeared his sword with rabbit blood, so Raden Putra would believe
that he had killed the queen.
After the general left, the queen lived by herself in the woods. Several months later, she gave birth to a
healthy baby boy. The baby was named Cindelaras. He grew up as a nice, healthy, and handsome boy.
One day, while Cindelaras helped her mother to collect some fire woods, an eagle dropped an egg.
Cindelaras brought the egg to be brooded by a chicken behind their house. The egg hatched into a chick
and then it slowly became a strong rooster. The rooster is no ordinary rooster. The rooster could sing.
Every morning, the rooster woke Cindelaras up with its beautiful song, “My master is Cindelaras. His
house is in the woods. He’s the son of Raden Putra.” The rooster often sang that song.
Cindelaras always woke up early in the morning and listen happily to his rooster’s song. He didn’t realize
the meaning of the song until one day, he started to think. “Who is Raden Putra?” he asked his mother.
The queen then told him the whole story. She also told him why they were banned from the kingdom and
lived in the woods. Cindelaras was very surprised. He decided to go to the palace to meet the king, his
father. Cindelaras asked her mother’s permission to go to the kingdom and to tell the king what really
happened. He also brought his rooster that grew bigger and stronger each day.
On his way, Cindelaras stopped at a village. There, he met some people who were involved in
cockfighting. They challenge him to see how strong his rooster was. “If your rooster wins, you’ll get a
reward,” said the man who challenged him. Cindelaras accepted the challenge. In a few minutes, his
rooster defeated the opponent’s rooster. He was challenged again by other man, and one more time, his
rooster won. He won again and again.
The news about Cindelaras’ rooster quickly spread to the whole Jenggala kingdom and made Raden Putra
curious. So, he invited Cindelaras to the palace. “What is your name, boy?” Raden Putra asked as
Cindelaras arrived in the palace. “My name is Cindelaras, Your Majesty,” Cindelaras answered. He felt
both thrilled and happy to see Raden Putra.
Raden Putra challenged Cindelaras with one condition. If Raden Putra’s rooster won, Cindelaras’ head
would be cut off. But if Cindelaras’ rooster won, Raden Putra would share half of his wealth. Cindelaras
accepted the condition. The competition was held in the front yard of the palace. The two roosters fought
bravely. But in just a few minutes, Cindelaras’ rooster won the fight! Raden Putra shook his head and
stared at Cindelaras from his seat, “That rooster is no ordinary rooster, and the boy is not an ordinaty boy
either. Who is he exactly?” he thought. Raden Putra was about to asked when suddenly Cindelaras’
rooster sang the song, “My master is Cindelaras. His house is in the woods. He’s the son of Raden Putra.”
Raden Putra was surprised. “Is it true?” he asked. “Yes, My Majesty. My name is Cindelaras and my
mother was the queen,” said Cindelaras. Raden putra called the general who had banished the queen. The
general then confessed that he never killed the queen. Later, the royal healer also admitted his mistake.
Raden Putra was so shocked. He immediately went to the woods to pick up the queen. Ever since,
Cindelaras and his parents lived happily together. As for the concubine, she was sent to the jail as
punishment.

Terjemahan :

Cindelaras
Cerita rakyat dari Jawa Timur
Raden Putra adalah raja dari kerajaan Jenggala . Dia memiliki seorang ratu yang cantik dan selir .
Tidak seperti ratu , selir memiliki kepribadian buruk . Dia iri dan cemburu dengan ratu , jadi dia
berencana untuk membuat ratu meninggalkan istana . Selir kemudian meminta penyembuh
kerajaan untuk membantunya dalam rencananya . Suatu hari , selir pura-pura sakit . Raden Putra
disebut penyembuh kerajaan untuk memberikan perawatan selir . " Apakah penyakit itu ? "
Raden Putra meminta penyembuh kerajaan . " Saya sangat menyesal , Yang Mulia saya . Dia
sakit karena ratu menaruh racun dalam makan nya , " penyembuh kerajaan berbohong .
Raden Putra syok dan marah mendengar penjelasan . Dia disebut ratu dan bertanya apakah cerita
itu benar . Tentu saja Ratu membantah , tapi Raden Putra tidak akan mendengarkan . " Tolong
Yang Mulia , kasihanilah . Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa , "teriak ratu dalam air
matanya . Kemarahan Raden Putra berakhir dengan keputusan. Ratu harus dibuang ke hutan dan
dihentikan . Dia tidak tahu bahwa ratu sudah hamil . Raden Putra memerintahkan salah satu
jenderalnya untuk melakukan hukuman . Ratu dibuang ke hutan, tapi umum bijaksana tidak tega
membunuhnya . Dia membangun sebuah rumah sederhana di hutan untuknya . Dalam perjalanan
kembali ke istana , ia mengoleskan pedangnya dengan darah kelinci , sehingga Raden Putra akan
percaya bahwa ia telah membunuh ratu .
Setelah kiri umum , ratu tinggal sendirian di hutan . Beberapa bulan kemudian , ia melahirkan
bayi laki-laki yang sehat . Bayi itu diberi nama Cindelaras . Ia dibesarkan sebagai baik , sehat ,
dan tampan anak laki-laki . Suatu hari , sementara Cindelaras membantu ibunya untuk
mengumpulkan beberapa kebakaran hutan , seekor elang menjatuhkan telur . Cindelaras
membawa telur untuk merenung oleh ayam di belakang rumah mereka . Telur menetas menjadi
ayam dan kemudian perlahan-lahan menjadi ayam jantan yang kuat . Ayam ada ayam biasa .
Ayam bisa menyanyi . Setiap pagi , ayam Cindelaras terbangun dengan lagu yang indah , "
Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . "
Ayam sering menyanyikan lagu itu .
Cindelaras selalu bangun pagi-pagi dan mendengarkan dengan senang hati lagu ayam nya . Dia
tidak menyadari makna dari lagu hingga suatu hari , ia mulai berpikir . " Siapa Raden Putra ? " Ia
bertanya kepada ibunya . Ratu kemudian menceritakan seluruh cerita . Dia juga mengatakan
kepadanya mengapa mereka dilarang dari kerajaan dan tinggal di hutan . Cindelaras sangat
terkejut . Dia memutuskan untuk pergi ke istana untuk bertemu raja , ayahnya . Cindelaras
meminta izin ibunya untuk pergi ke kerajaan dan memberitahu raja apa yang sebenarnya terjadi .
Dia juga membawa ayam jantan nya yang tumbuh lebih besar dan kuat setiap hari .
Dalam perjalanannya , Cindelaras berhenti di sebuah desa . Di sana, ia bertemu dengan beberapa
orang yang terlibat dalam adu ayam . Mereka menantang dia untuk melihat seberapa kuat nya
ayam jantan . " Jika menang ayam Anda , Anda akan mendapatkan hadiah , " kata pria yang
menantangnya . Cindelaras menerima tantangan itu . Dalam beberapa menit , ayam jantan nya
mengalahkan ayam lawan . Dia ditantang lagi oleh pria lain, dan sekali lagi , ayam nya menang.
Dia menang lagi dan lagi .
Berita tentang ayam Cindelaras ' dengan cepat menyebar ke seluruh kerajaan Jenggala dan
membuat Raden Putra penasaran . Jadi , ia mengundang Cindelaras ke istana . " Siapa namamu ,
anak laki-laki ? " Tanya Raden Putra sebagai Cindelaras tiba di istana . " Nama saya Cindelaras ,
Yang Mulia , " jawab Cindelaras . Dia merasa baik senang dan senang melihat Raden Putra .
Raden Putra menantang Cindelaras dengan satu syarat . Jika ayam Raden Putra memenangkan ,
kepala Cindelaras ' akan dipotong . Tetapi jika ayam Cindelaras ' menang , Raden Putra akan
berbagi setengah dari kekayaannya . Cindelaras menerima kondisi tersebut . Kompetisi ini
diadakan di halaman depan istana . Kedua ayam jantan bertempur dengan gagah berani . Tapi
hanya dalam beberapa menit , ayam Cindelaras ' memenangkan pertarungan! Raden Putra
menggeleng dan menatap Cindelaras dari tempat duduknya , " ayam jantan Itu bukan ayam biasa
, dan anak itu bukan anak ordinaty baik . Siapa dia sebenarnya ? " Pikirnya. Raden Putra hendak
bertanya ketika tiba-tiba ayam Cindelaras ' menyanyikan lagu , " Tuanku adalah Cindelaras .
Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . "
Raden Putra terkejut . " Apakah itu benar? " Tanyanya . " Ya , saya Yang Mulia . Nama saya
Cindelaras dan ibu saya adalah ratu , " kata Cindelaras . Raden putra disebut jenderal yang telah
dibuang ratu . Jenderal itu kemudian mengaku bahwa ia tidak pernah membunuh ratu .
Kemudian , penyembuh kerajaan juga mengakui kesalahannya . Raden Putra sangat terkejut . Dia
segera pergi ke hutan untuk mengambil ratu . Sejak saat itu, Cindelaras dan orang tuanya hidup
bahagia bersama-sama . Adapun selir , ia dikirim ke penjara sebagai hukuman .
Timun Mas
Long time ago in the island of Java, Indonesia, lived a couple of farmer.  They had married for
some years but they had no children.  So they prayed to a monster called Buta Ijo to give them
children.  Buta Ijo was a ferocious and powerful monster.  He granted their wish on one
condition.  When their children had grown up, they had to sacrifice them to Buta Ijo.  He liked
eating fresh meat of human being.  The farmers agreed to his condition.  Several months later the
wife was pregnant.
She gave birth to a beautiful baby girl.  They named her Timun Emas.  The farmers were happy. 
Timun Emas was very healthy and a very smart girl.  She was also very diligent. When she was a
teenager Buta Ijo came to their house.  Timun Emas was frightened so she ran away to hide.  The
farmers then told Buta Ijo that Timun Emas was still a child.  They asked him to postpone.  Buta
Ijo agreed.  He promised to come again.  The following year Buta Ijo came again.  But again and
again their parents said that Timun Emas was still a child.
When the third time Buta Ijo came their parents had prepared something for him.  They gave
Timun Emas several bamboo needles, seeds of cucumber, dressing and salt.
‘Timun, take these things’
‘What are these things?’
‘These are your weapons.  Buta Ijo will chase you.  He will eat you alive.  So run as fast as you
can.  And if he will catch you spread this to the ground.  Now go!’
Timun Emas was scared so she ran as quickly as she could.  When Buta Ijo arrived she was far
from home.  He was very angry when he realized that his prey had left.  So he ran to chase her. 
He had a sharp nose so he knew what direction his prey ran.
Timun Emas was just a girl while Buta Ijo was a monster so he could easily catch her up.  When
he was just several steps behind Timun Emas quickly spread the seeds of cucumber.  In seconds
they turned into many vines of cucumber.  The exhausted Buta Ijo was very thirsty so he grabbed
and ate them.  When Buta Ijo was busy eating cucumber Timun Emas could run away.
But soon Buta Ijo realized and started running again.  When he was just several steps behind
Timun Emas threw her bamboo needles.   Soon they turned into dense bamboo trees. Buta Ijo
found it hard to pass.  It took him some time to break the dense bamboo forest.  Meanwhile
Timun Emas could run farther.
Buta Ijo chased her again.  When he almost catch her again and again Timun Emas threw her
dressing.  This time it turned into a lake.  Buta Ijo was busy to save himself so Timun Emas ran
way.  But Buta Ijo could overcome it and continued chasing her.
Finally when Timun Emas was almost caught she threw her salt.  Soon the land where Buta Ijo
stood turned into ocean.  Buta Ijo was drowned and died instantly.
Timun Emas was thankful to god and came back to her home.
Terjemahan :

Timun Mas

Lama waktu yang lalu di pulau Jawa , Indonesia , tinggal beberapa petani . Mereka telah
menikah selama beberapa tahun , tetapi mereka tidak punya anak . Jadi mereka berdoa kepada
rakasa yang disebut Buta Ijo untuk memberi mereka anak-anak . Buta Ijo adalah rakasa ganas
dan kuat . Dia mengabulkan permintaan mereka dengan satu syarat . Ketika anak-anak mereka
telah dewasa, mereka harus mengorbankan mereka untuk Buta Ijo . Dia suka makan daging segar
manusia . Para petani setuju untuk kondisinya . Beberapa bulan kemudian istri sedang hamil .
Dia melahirkan seorang bayi perempuan cantik . Mereka menamai dia Timun Emas . Para petani
senang . Timun Emas sangat sehat dan seorang gadis yang sangat cerdas . Dia juga sangat rajin .
Ketika ia masih remaja Buta Ijo datang ke rumah mereka . Timun Emas ketakutan sehingga dia
melarikan diri untuk bersembunyi . Para petani kemudian mengatakan Buta Ijo bahwa Timun
Emas masih anak-anak. Mereka memintanya untuk menunda . Buta Ijo setuju . Dia berjanji
untuk datang lagi . Tahun berikutnya Buta Ijo datang lagi. Tapi lagi dan lagi orang tua mereka
mengatakan bahwa Timun Emas masih anak-anak.
Ketika ketiga kalinya Buta Ijo datang orang tua mereka telah mempersiapkan sesuatu untuknya .
Mereka memberi Timun Emas beberapa jarum bambu , biji mentimun , saus dan garam .
' Timun , mengambil hal-hal ini '
' Apa ini ? '
' Ini adalah senjata Anda . Buta Ijo akan mengejar Anda . Dia akan makan Anda hidup . Jadi
berlari secepat Anda bisa. Dan jika ia akan menangkap Anda menyebarkan ini ke tanah .
Sekarang pergi! '
Timun Emas takut sehingga ia berlari secepat yang dia bisa . Ketika Buta Ijo tiba ia jauh dari
rumah . Dia sangat marah ketika ia menyadari bahwa mangsanya telah meninggalkan . Jadi dia
berlari mengejarnya . Dia memiliki hidung yang tajam sehingga ia tahu apa arah berlari
mangsanya .
Timun Emas hanya seorang gadis sementara Buta Ijo adalah rakasa sehingga ia bisa dengan
mudah menangkapnya up . Ketika ia hanya beberapa langkah di belakang Timun Emas cepat
menyebar benih-benih mentimun . Dalam hitungan detik mereka berubah menjadi banyak
tanaman merambat mentimun . The kelelahan Buta Ijo sangat haus sehingga ia meraih dan
makan mereka . Ketika Buta Ijo sedang sibuk makan mentimun Timun Emas bisa melarikan
diri .
Tapi segera Buta Ijo menyadari dan mulai berlari lagi . Ketika ia hanya beberapa langkah di
belakang Timun Emas melemparkan jarum bambu nya . Tak lama kemudian mereka berubah
menjadi pohon bambu lebat . Buta Ijo merasa sulit untuk lulus . Ini membawanya beberapa
waktu untuk memecahkan hutan bambu lebat . Sementara itu Timun Emas bisa berlari lebih
jauh .
Buta Ijo mengejarnya lagi . Ketika ia hampir menangkapnya lagi dan lagi Timun Emas
melemparkan riasnya . Kali ini berubah menjadi danau . Buta Ijo sedang sibuk menyelamatkan
diri sehingga Timun Emas berlari jalan . Tapi Buta Ijo bisa mengatasinya dan terus
mengejarnya .
Akhirnya ketika Timun Emas hampir tertangkap ia melemparkan garam itu . Segera tanah tempat
Buta Ijo berdiri berubah menjadi laut . Buta Ijo itu tenggelam dan tewas seketika .
Timun Emas bersyukur kepada Tuhan dan kembali ke rumahnya .
 Roro Jonggrang
Long time ago, there was a kingdom named Prambanan. All the people of Prambanan lived
peacefully. But then, Prambanan kingdom was attacked and occupied by the Pengging kingdom.
Prambanan then was ruled by Bandung Bondowoso of Pengging kingdom. He was a mean king.
He also had great supernatural power. His soldiers were not only humans, but also genies.
The king of Prambanan had a beautiful daughter named Loro Jonggrang. Bandung Bondowoso
fell in love with her and wanted to marry her. “You’re very beautiful. Would you be my queen?”
asked Bandung Bondowoso. Loro Jonggrang was shocked. She didn’t like Bandung Bondowoso
because he was a mean person. She wanted to refuse, but she afraid that Bandung Bondowoso
would be angry and endangered the people of Prambanan. Then, she came up with a plan. “If
you want to marry me, you have to build a thousand temples for me in just one night,” said Loro
Jonggrang. “What? That’s impossible!” said Bandung Bondowoso. But he did not give up. He
consulted with his advisor. “Your Majesty can asked the genies to help built the temples,” said
the advisor.
So, Bandung Bondowoso summoned his entire genies soldier and commanded them to help him
built a thousand temples. The genies worked in unbelievable speed. Meanwhile, Loro Jonggrang
heard from her servant that the building of a thousand temples was almost finished. She was so
worried. But again, she came up with a great idea. She asked all of her servants to help her.
“Please prepare a lot of straw and mortar. Please hurry up!” said Loro Jonggrang. “Burn the
straw and make some noise pounding the mortar, quickly.” All those servants did what Loro
Jonggrang ordered them; burning straw and pounding the mortar, making the genies think that
the sun is going to rise.
“It’s already dawn. We have to go,” said the leader of the genies to Bandung Bondowoso. All the
genies immediately stopped their work and ran for cover from the sun, which they afraid of.
They didn’t know that the light was from the fire that burning the straw, not from the sun.
Bandung Bondowoso can’t stop the genies from leaving. He was angry. He knew Loro
Jonggrang had just tricked him. “You cannot fool me, Loro Jonggrang. I already have 999
temples. I just need one more temple. Now, I will make you the one-thousandth temple.” He
pointed his finger to Loro Jonggrang and said some mantras. Magically, Loro Jonggrang’s body
turned into stone. Until now, the temple is still standing in Prambanan area, Central Java. And
the temple is called Loro Jonggrang temple.
Terjemahan :

Roro Jonggrang

Lama waktu yang lalu , ada sebuah kerajaan bernama Prambanan . Semua orang dari Prambanan
hidup damai . Tapi kemudian , Kerajaan Prambanan diserang dan diduduki oleh kerajaan
Pengging . Prambanan kemudian diperintah oleh Bandung Bondowoso Pengging kerajaan . Dia
adalah raja berarti . Dia juga memiliki kekuatan gaib yang besar . Tentara -Nya tidak hanya
manusia , tetapi juga jin .
Raja Prambanan memiliki seorang putri cantik bernama Loro Jonggrang . Bandung Bondowoso
jatuh cinta padanya dan ingin menikahinya . " Kau sangat cantik . Apakah Anda menjadi ratu
saya? " Tanya Bandung Bondowoso . Loro Jonggrang terkejut . Dia tidak suka Bandung
Bondowoso karena dia orang yang berarti . Dia ingin menolak , tapi dia takut bahwa Bandung
Bondowoso akan marah dan membahayakan orang-orang Prambanan . Kemudian , dia datang
dengan rencana. " Jika Anda ingin menikah , Anda harus membangun seribu candi untuk saya
hanya dalam satu malam , " kata Loro Jonggrang . " Apa? Itu tidak mungkin! " Kata Bandung
Bondowoso . Tapi dia tidak menyerah . Dia berkonsultasi dengan penasihat . " Yang Mulia bisa
meminta jin untuk membantu membangun kuil , " kata penasehat .
Jadi , Bandung Bondowoso memanggil jin seluruh prajurit dan memerintahkan mereka untuk
membantunya membangun seribu candi . Para jin bekerja dalam kecepatan yang luar biasa .
Sementara itu, Loro Jonggrang mendengar dari pelayannya bahwa pembangunan seribu candi itu
hampir selesai . Dia sangat khawatir . Tetapi sekali lagi, dia datang dengan ide bagus . Dia
meminta semua pelayannya untuk membantunya . " Silahkan persiapkan banyak jerami dan
mortir . Tolong cepat sedikit ! " Kata Loro Jonggrang . " Membakar jerami dan membuat
beberapa kebisingan berdebar mortir , dengan cepat . " Semua hamba-hamba itu melakukan apa
Loro Jonggrang memerintahkan mereka , membakar jerami dan menumbuk lesung , membuat jin
berpikir bahwa matahari akan meningkat .
" Ini sudah fajar . Kita harus pergi , " kata pemimpin jin ke Bandung Bondowoso . Semua jin
segera menghentikan pekerjaan mereka dan berlari untuk berlindung dari matahari , yang mereka
takut . Mereka tidak tahu bahwa terang itu dari api yang membakar jerami , bukan dari matahari .
Bandung Bondowoso tidak dapat menghentikan jin meninggalkan . Dia marah . Dia tahu Loro
Jonggrang baru saja menipunya . " Anda tidak bisa membodohi saya , Loro Jonggrang . Saya
sudah memiliki 999 candi . Aku hanya perlu satu kuil lagi. Sekarang, saya akan membuat Anda
candi satu per seribu . " Dia menunjuk jarinya ke Loro Jonggrang dan mengatakan beberapa
mantra . Ajaib , tubuh Loro Jonggrang berubah menjadi batu . Sampai saat ini , candi masih
berdiri di wilayah Prambanan , Jawa Tengah . Dan candi Loro Jonggrang disebut candi .
BATU MENANGIS

Alkisah, di sebuah desa terpencil di daerah Kalimantan Barat, Indonesia, hiduplah


seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di
sebuah gubuk yang terletak di ujung desa. Sejak ayah Darmi meninggal, kehidupan mereka
menjadi susah. Ayah Darmi tidak meninggalkan harta warisan sedikit pun. Untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka, ibu Darmi bekerja di sawah atau ladang orang lain sebagai buruh
upahan.
Sementara putrinya, Darmi, seorang gadis yang manja. Apapun yang dimintanya harus
dikabulkan. Selain manja, ia juga seorang gadis yang malas. Kerjanya hanya bersolek dan
mengagumi kecantikannya di depan cermin. Setiap sore ia selalu hilir-mudik di kampungnya
tanpa tujuan yang jelas, kecuali hanya untuk mempertontonkan kecantikannya. Ia sama sekali
tidak mau membantu ibunya mencari nafkah. Setiap kali ibunya mengajaknya pergi ke sawah, ia
selalu menolak.
”Nak! Ayo bantu Ibu bekerja di sawah,” ajak sang Ibu. ”Tidak, Bu! Aku tidak mau pergi
ke sawah. Nanti kuku dan kulitku kotor terkena lumpur,” jawab Darmi menolak. ”Apakah kamu
tidak kasihan melihat Ibu, Nak?” tanya sang Ibu mengiba. ”Tidak! Ibu saja yang sudah tua
bekerja di sawah, karena tidak mungkin lagi ada laki-laki yang tertarik pada wajah Ibu yang
sudah keriput itu,” jawab Darmi dengan ketus. Mendegar jawaban anaknya itu, sang Ibu tidak
dapat berkata-kata lagi. Dengan perasaan sedih, ia pun berangkat ke sawah untuk bekerja.
Sementara si Darmi tetap saja tinggal di gubuk, terus bersolek untuk mempecantik dirinya.
Setelah ibunya pulang dari sawah, Darmi meminta uang upah yang diperoleh Ibunya untuk
dibelikan alat-alat kecantikan.
”Bu! Mana uang upahnya itu!” seru Darmi kepada Ibunya.”Jangan, Nak! Uang ini untuk
membeli kebutuhan hidup kita hari ini,” ujar sang Ibu. ”Tapi, Bu! Bedakku sudah habis. Saya
harus beli yang baru,” kata Darmi.”Kamu memang anak tidak tahu diri! Tahunya menghabiskan
uang, tapi tidak mau bekerja,” kata sang Ibu kesal. Meskipun marah, sang Ibu tetap memberikan
uang itu kepada Darmi. Keesokan harinya, ketika ibunya pulang dari bekerja, si Darmi meminta
lagi uang upah yang diperoleh ibunya untuk membeli alat kecantikannya yang lain. Keadaan
demikian terjadi hampir setiap hari.
Pada suatu hari, ketika ibunya hendak ke pasar, Darmi berpesan agar dibelikan sebuah
alat kecantikan. Tapi, ibunya tidak tahu alat kecantikan yang dia maksud. Kemudian ibunya
mengajaknya ikut ke pasar. ”Kalau begitu, ayo temani Ibu ke pasar!” ajak Ibunya. ”Aku tidak
mau pergi ke pasar bersama Ibu!” jawab Darmi menolak ajakan Ibunya. ”Tapi, Ibu tidak tahu
alat kecantikan yang kamu maksud itu, Nak!” seru Ibunya. Namun setelah didesak, Darmi pun
bersedia menemani Ibunya ke pasar. ”Aku mau ikut Ibu ke pasar, tapi dengan syarat Ibu harus
berjalan di belakangku,” kata Darmi kepada Ibunya. ”Memang kenapa, Nak!” tanya Ibunya
penasaran. ”Aku malu kepada orang-orang kampung jika berjalan berdampingan dengan Ibu,”
jawab Darmi. ”Kenapa harus malu, Nak? Bukankah aku ini Ibu kandungmu?” tanya sang Ibu.
”Ibu seharusnya berkaca. Lihat wajah Ibu yang sudah keriput dan pakaian ibu sangat kotor itu!
Aku malu punya Ibu berantakan seperti itu!” seru Darmi dengan nada merendahkan
Ibunya.Walaupun sedih, sang Ibu pun menuruti permintaan putrinya. Setelah itu, berangkatlah
mereka ke pasar secara beriringan. Si Darmi berjalan di depan, sedangkan Ibunya mengikuti dari
berlakang dengan membawa keranjang. Meskipun keduanya ibu dan anak, penampilan mereka
kelihatan sangat berbeda. Seolah-olah mereka bukan keluarga yang sama. Sang Anak terlihat
cantik dengan pakaian yang bagus, sedangkan sang Ibu kelihatan sangat tua dengan pakaian yang
sangat kotor dan penuh tambalan.
Di tengah perjalanan, Darmi bertemu dengan temannya yang tinggal di kampung lain.
”Hei, Darmi! Hendak ke mana kamu?” tanya temannya itu. ”Ke pasar!” jawab Darmi dengan
pelan. ”Lalu, siapa orang di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?” tanya lagi temannya sambil
menunjuk orang tua yang membawa keranjang. ”Tentu saja bukan ibuku! Dia adalah
pembantuku,” jawab Darmi dengan nada sinis. Laksana disambar petir orang tua itu mendengar
ucapan putrinya. Tapi dia hanya terdiam sambil menahan rasa sedih.
Akhirnya, sang Ibu berhenti, lalu duduk di pinggir jalan.”Bu! Kenapa berhenti?” tanya
Darmi heran. Beberapa kali Darmi bertanya, namun sang Ibu tetap saja tidak menjawab
pertanyaannya. Sesaat kemudian, Darmi melihat mulut ibunya komat-komit sambil
menengadahkan kedua tangannya ke atas. ”Hei, Ibu sedang apa?” tanya Darmi dengan nada
membentak. Sang Ibu tetap saja tidak menjawab pertanyaan anaknya. Ia tetap berdoa kepada
Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu. ”Ya, Tuhan! Ampunilah hambamu yang
lemah ini. Hamba sudah tidak sanggup lagi menghadapi sikap anak hamba yang durhaka ini.
Berikanlah hukuman yang setimpal kepadanya!” doa sang Ibu. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba
langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan suara guntur bergemuruh memekakkan
telinga. Hujan deras pun turun. Pelan-pelan, kaki Darmi berubah menjadi batu. Darmi pun mulai
panik. ”Ibu...! Ibu... ! Apa yang terjadi dengan kakiku, Bu?” tanya Darmi sambil berteriak.
”Maafkan Darmi! Maafkan Darmi, Bu! Darmi tidak akan mengulanginya lagi, Bu!” seru Darmi
semakin panik.
Namun, apa hendak dibuat, nasi sudah menjadi bubur. Hukuman itu tidak dapat lagi
dihindari. Perlahan-lahan, seluruh tubuh Darmi berubah menjadi batu. Perubahan itu terjadi dari
kaki, badan, hingga ke kepala. Gadis durhaka itu hanya bisa menangis dan menangis menyesali
perbuatannya. Sebelum kepala anaknya berubah menjadi batu, sang Ibu masih melihat air
menetes dari kedua mata anaknya. Semua orang yang lewat di tempat itu juga ikut menyaksikan
peristiwa itu. Tidak berapa lama, cuaca pun kembali terang seperti sedia kala. Seluruh tubuh
Darmi telah menjelma menjadi batu. Batu itu kemudian mereka letakkan di pinggir jalan
bersandar ke tebing. Oleh masyarakat setempat, batu itu mereka beri nama Batu Menangis. Batu
itu masih tetap dipelihara dengan baik, sehingga masih dapat kita saksikan hingga sekarang.
STONE CRY

Once upon a time, in a remote village in West Kalimantan, Indonesia, there lived an old
widow with a daughter named Darmi beautiful girl. They lived in a hut located at the end of the
village. Since Darmi father died, their lives became difficult. Darmi father did not leave the
estate in the slightest. To make ends meet, mother Darmi working in the fields of others as wage
laborers.
While her daughter, Darmi, a spoiled girl. Whatever he asked to be granted. Besides
spoiled, he is also a lazy girl. It works just primp and admire her beauty in front of the mirror.
Every afternoon he was always up and down the village without a clear purpose, but only to
show off her beauty. He did not want to help her mother earn a living. Every time her mother
asked her to go into the fields, he always refused.
"Son! Come help me work in the fields, "urged the mother. "No, ma'am! I do not want to
go into the fields. Later nails and skin stained with mud, "said Darmi refused. "Do you not feel
sorry for Mom, son," asked his mother pleaded. "No! Old mother who has been working in the
fields, because it is no longer possible there are men who are interested in the mother's face was
wrinkled it, "replied curtly Darmi. answer his son, the mother can not say any more. With
feelings of sadness, he also went into the fields to work. While the Darmi still live in shacks,
continues to primp for mempecantik himself. After his mother home from the fields, asking
Darmi mother wages earned money to buy beauty tools.
"Mom! Where's the reward money! "Exclaimed Darmi to the mother." No, my boy! The
money to buy the necessities of life we are today, "said the mother. "But, Mom! Bedakku is up. I
had to buy a new one, "said Darmi. 'You did not know the children themselves! Him to spend
money, but do not want to work, "said the mother was very upset. Although angry, mother still
give the money to Darmi.
The next day, when his mother came home from work, the more money Darmi ask her
earned wages to buy another beauty tool. Such circumstances occur almost every day.One day,
when his mother was about to market, Darmi advised that bought a beauty tool. However, her
mother did not know he meant beauty tool. Then she had him to the market. "Then, let's
accompany Mom to the market!" Asked his mother. "I do not want to go to the market with my
mother!" Said Darmi say no to his mother. "But, she did not know the beauty tools that you mean
it, boy," cried his mother. But after much insistence, Darmi was willing to accompany her
mother to the market. "Mom I want to come to the market, but on condition that she should walk
behind me," said the mother Darmi. "So what, kiddo!" His mother asked curiously. "I'm ashamed
to people walking side by side with the villagers if the mother," replied Darmi. "Why should I be
ashamed, boy? Am I not your real mother? "Said the mother."I should look in the mirror. View
Mother's face was wrinkled and dirty clothes so that mothers! I'm ashamed to have a mother like
that mess! "Exclaimed Darmi derogatory Ibunya.Walaupun sad, his mother had followed the
request of his daughter. After that, they went to the market in tandem. The Darmi walk in front,
while the mother of followed with a basket. Although both mother and child, they look very
different appearance. As if they are not the same family. Son looks gorgeous with nice clothes,
while his mother looked very old with very dirty clothes and full of fillings.
Along the way, Darmi met with a friend who lived in another village. "Hey, Darmi!
Where do you want to? "Said his friend. "To the market!" Replied Darmi slowly. "So, who is
behind it? Is she your mother? "Asked again, pointing his parents who carry baskets. "Of course
not my mother! He was a servant, "said Darmi with sarcasm. Like a lightning struck the old man
heard his daughter. But he was silent while retaining a sense of sadness.
Finally, the mother stopped, and sat on the side of the road. "Mom! Why stop? "Asked
Darmi wonder. Darmi asked several times, but the mother still did not answer the question. A
moment later, Darmi see hum and commit her mouth as she lifted her arms above. "Hey, Mom
what are you doing?" Asked Darmi with tone snaps. Mother still did not answer his question. He
kept praying to God to punish the rebellious son. "Yes, Lord! Forgive this weak servant.
Servants could no longer face the rebellious attitude of the servant boy. Give appropriate
punishment to him! "Prayer of the mother. A few moments later, suddenly the sky became
overcast. Darting lightning and deafening thunder rumbled. Heavy rain also fell. Slowly, foot
Darmi turned to stone. Darmi began to panic. "Mom ...! Mother ... ! What happened to my leg,
ma'am? "Asked Darmi shouting. "Forgive Darmi! Darmi sorry, Mom! Darmi will not repeat it
again, Mom! "Exclaimed Darmi increasingly frantic.
However, what is about to be made, rice has become porridge. The penalty can no longer
be avoided. Slowly, the whole body Darmi turned to stone. Changes occur on the legs, the body,
to the head. Disobedient girl was just crying and crying regretted his actions. Prior to his head
turned to stone, the mother still see the water dripping from her eyes. All who pass by that place
also witnessed the incident. Not long ago, the weather was again bright as usual. Darmi whole
body has been transformed into stone. Then they put the stone in the street leaning against the
cliff. By the local community, the rock they named the Weeping Stone. The rock is still
maintained, so that we can still see today.

You might also like