You are on page 1of 17

ANALISA JURNAL DENGAN TOPIK DISASTER

OLEH :
LOVIAN SINAMBELA (190204029)

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Keperawatan Bencana :

Ns. Johansen Hutajulu M. Kep

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA


Nama : Lovian Sinambela
Nim : 190204029

Jurnal : Does Tabletop Exercise Enhance Knowledge and Attitude in Preparing Disaster Drills?

Peneliti : Cut Husna, Hajjul Kamil, Mustanir Yahya, Teuku Tahlil, Darmawati Darmawati

Abstract
Background: Tabletop Exercise (TTE) is a specific learning method through a simulation designed
to test the competency and the ability of a group to respond to disasters. Using the map of
disaster events is considered effective to prepare disaster drills rather than other methods. TTE
method has been carried out annually to train the students, however, limited studies reported
the effect of this method.

Purpose: The study aimed to evaluate the effect of TTE on enhancing nursing students’
knowledge and attitude in a disaster drill.

Methods: This study was conducted with one-group pre and post-test of a quasi-experimental
design. The total samples were 80 nursing students of the fourth year who undertook the
disaster nursing course. The intervention of the study was started using the scenario of an
earthquake disaster simulation using TTE media divided into four groups. The instruments
consisted of two questionnaires: Students’ Knowledge on Tabletop Exercise (SKTE), and
Students’ Attitude on Tabletop Exercise (SATE) which were tested for their validity and
reliability. The data were analyzed using a dependent paired t-test.

Results: The study showed that the tabletop exercise had a positive effect in enhancing the
knowledge (p=0.001) and the attitude of nursing students in disaster drills (p=0.001) (df=79).

Conclusion: TTE Intervention was an effective direct learning method to improve students’
competencies in disaster response. TTE might be considered as a learning method in improving
students’ competencies in preparing disaster drills.

Keywords: Attitude; disaster; knowledge; nursing student, tabletop exercise

No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking


1 P Ya Populasi and The total samples were 80 nursing
Problem students of the fourth year who undertook the
disaster nursing course

2 I Ya The intervention of the study was started by


Intervensi using the scenario of an earthquake disaster
simulation using TTE media for 80 nursing
students, that were divided into four groups. TTE
lasted for 90 minutes in the nursing laboratory.
The students had been given their respective
roles to carry out TTE. To avoid the bias of the
study, the students were not provided any
materials about TTE before doing the pretest.
Prior to TTE simulations, briefings about theroles
and functions of team members were
conducted. TTE scenario was carried out by
determining the roles of each student using the
TTE media provided. TTE study was conducted in
the second week of full-day learning in the
laboratory phase. The students were given roles
according to their duties and responsibilities, as
follows:
(1) incident commander, (2) search and rescue
team, (3) triage team, (4) first aid team, (5) the
ambulance team, (6) police and fireman team,
(7) disaster victim identification team, and (8)
field hospital team.

3 C Ya From the result of the study, it could be


Comparatif explained that the understanding of the TTE
simulation has changed nursing students’
mindset and attitudes to be more prepared and
responsive in facing disasters. Compared to the
other methods, TTE is superior to support the
nursing students to overcome their lack of
knowledge, skills, and attitude in the
preparedness, mitigation, and disaster responses
(Jose & Dufrene, 2014).

4 O Ya The study showed that the tabletop exercise


Put Come had a positive effect in enhancing the knowledge
(p=0.001) and the attitude of nursing students in
disaster drills (p=0.001) (df=79).
Conclusion: TTE Intervention was an effective
direct learning method to improve students’
competencies in disaster response. TTE might be
considered as a learning method in improving
students’ competencies in preparing disaster
drills.
5 T Ya Penelitian dilakukan pada tahun 2020
Time

Kesimpulan :

This finding reported that TTE significantly improved nursing students’ knowledge and attitudes in
preparing disaster drill. TTE improved the attitude more than the knowledge of the nursing
students through the acquisition of real experiences that were attractive and enthusiastic during
TTE simulations. Therefore, this learning method could be implemented and developed in
educational institutions by integrating it into the disaster nursing curriculum, generating TTE-based
disaster drill practices to improve students’ competencies. Further studies should also consider to
enlarge the sample size and use control groups as a comparison.
Judul : UPAYA PERAWAT DALAM FASE MITIGASI BENCANA GUNUNG KELUD BERDASARKAN ICN
FRAMEWOR

Peneliti : Agus Khoirul Anam, Sri Winarni, Astarina Winda

Abstrak :

Peran perawat sebagai tenaga kesehatan mempunyai keahlian dalam siklus kebencanaan salah
satunya pada tahap mitigasi bencana. Dengan demikian, perawat memiliki kesiagaan dari
populasi rentan di masyarakat yang mungkin berisiko tinggi terhadap bencana.
Tujuan penelitian menggambarkan upaya perawat dalam fase mitigasi bencana Gunung Kelud
berdasarkan ICN Framewok.

Metode penelitian menggunakan rancangan deskriptif.

Populasi penelitian perawat Kawasan Rawan Bencana II, sampel sebanyak 44 perawat diambil
menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dengan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan upaya baik yaitu 36,3% 16 perawat. Upaya perawat baik
ditujukan pada upaya perawat dalam pengurangan risiko dan pencegahan penyakit sedangkan
upaya perawat cukup pada promosi kesehatan dan melakukan upaya kurang pada
pengembangan kebijakan dan perencanaan. Hal ini dipengaruhi karena sebagian besar perawat
pernah mengikuti tanggap darurat bencana. Rekomendasi untuk perawat meningkatkan
kapasitas dalam managemen bencana.

Kata Kunci: Upaya, Perawat, Mitigasi, Bencana, ICN Framework

No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking

1 P Ya Bagaimana peran perawat dalam kesiagaan dari


populasi rentan di masyarakat yang mungkin
Problem
berisiko tinggi terhadap bencana berdaskan ICN
Framework. Populasi sebanyak 44 perawat
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perawat puskesmas yang berada di kawasan
rawan bencana II Gunung Kelud yang diambil dari
bulan Mei tahun 2017 sebanyak 44 perawat.

2 I Ya Peneliti menggunakan instrument pengumpulan


data menggunakan kuesioner (angket) yang
Intervensi
dibuat berdasarkan ICN Framework (2009) yang
sebelumnya telah dilakukan uji coba. Kuesioner
yang disediakan peneliti, kemudian skor yang
didapatkan dijumlahkan dan di prosentasekan.

3 C Ya Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan


pada tanggal 17 November 2016 di Puskesmas
Comparatif
Gandusari dengan tekhnik wawancara pada 6
perawat didapatkan hasil 2 perawat mengatakan
sudah berupaya dalam penanggulangan bencana
yaitu dengan mengikuti workshop Rapid Health
Assesment (RHA) dan mengikuti pelatihan seperti
evakuasi korban banjir, sedangkan 4 lainnya
mengatakan hanya mengikuti pelatihan PPGD dan
BCLS sebagai syarat dalam memperpanjang surat
ijin perawat (SIP). Dalam penanggulangan mitigasi
bencana dua perawat mengatakan mengetahui
peran perawat dalam penanggulangan mitigasi
bencana yaitu meliputi akomodasi dan logistik
sesuai dengan workshop yang pernah diikutinya.
Sedangkan empat perawat lainnya kurang
mengetahui apa saja tentang mitigasi bencana
Gunung Kelud.

4 O Ya upaya perawat dalam fase mitigasi bencana


Gunung Kelud berdasarkan ICN Framework
Put Come
adalah 36,3% atau sebanyak 16 perawat Baik.
Pelaksanaan upaya perawat dalam fase mitigasi
bencana pada penelitian ini baik dalam hal upaya
pengurangan risiko dan pencegahan penyakit.
Berkategori cukup 34,1% atau sebanyak 15
perawat melalui upaya promosi kesehatan, serta
perawat kurang melakukan upaya pengembangan
kebijakan dan perencanaan sebanyak 29,6% (13
perawat).
5 T Ya Penelitian dilakukan pada tahun 2018

Time

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya perawat dalam fase mitigasi bencana
Gunung Kelud berdasarkan ICN Framework adalah 36,3% atau sebanyak 16 perawat Baik.
Pelaksanaan upaya perawat dalam fase mitigasi bencana pada penelitian ini baik dalam hal upaya
pengurangan risiko dan pencegahan penyakit. Berkategori cukup 34,1% atau sebanyak 15 perawat
melalui upaya promosi kesehatan, serta perawat kurang melakukan upaya pengembangan
kebijakan dan perencanaan sebanyak 29,6% (13 perawat). Hal ini dapat dikatakan bahwa upaya
ternyata dipengaruhi pengetahuan dan pengalaman. Semakin banyak pengalaman dalam mitigasi
bencana maka pengetahuan seseorang dalam hal mitigasi bencana akan semakin baik.

Judul : Peran Perawat dalam Penanggulangan Bencana

Peneliti : Anatolia K. Doondori, Yustina P. M. Paschalia

Abstrak :

Pendahuluan: Penerapan kesiapsiagaan bencana tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi


juga melibatkan masyarakat dan petugas kesehatan. Perawat memiliki peran yang sangat besar
dalam mempersiapkan maupun menangani masyarakat saat menghadapi bencana. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Peran Perawat Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Wilayah
Kecamatn Kota Baru, Rukun Lima dan Nangapanda. Metode: Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif, dengan jumlah sampel sebanyak 42 orang perawat yang dipilih secara
purposive. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner peran perawat yang terdiri dari pra
bancana 8 pernyataan, saat bencana 9 pernyataan dan pasca bencana 6 pernyataan. Hasil: Dari
analisis data didapatkan hasil bahwa Peran Perawat dalam penanggulangan bencana masih
berada pada kategori kurang yaaitu tahap pra bencana 88%, intra bencana 76% dan post
bencana 81%. Kesimpulan: Perawat yang dipersiapkan untuk menghadapi bencana bisa
diperbantukan dalam upaya perawatan fisik, mental, dan emosional.Sebagai langkah awal
kesiapsiagaan bencana, pemerintah perlu mengembangkan sistim pendidikan, pelatihan, dan
pembiayaan yang memadai sehingga tenaga keperawatan yang ada tidak menjadi mubazir
tetapi berguna secara maksimal.

Kata Kunci:Peran Perawat; Penanggulangan Bencana

No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking

1 P Ya perawat memiliki peran yang sangat besar dalam


Problem mempersiapkan maupun menangani masyarakat
saat menghadapi bencana. Kegagalan peran dan
tanggung jawab perawat berdampak kegagalan
dalam menangani korban bencana. Maka selain
perawat ahli dalam bidangnya, perawat juga
harus mengetahui bagaimana kesiapsiagaan
bencana diterapkan sehingga bisa meminimalisir
risiko bencana dan memperbesar keberhasilan
penanganan korban bencana.

2 I Ya survey pada perawat yang berada di Wilayah


Kerja Puskesmas Kota Baru, Puskesmas Rukun
Intervensi
Lima dan Puskesmas Nangapanda yang
memenuhi kriteria inklusi memiliki pendidikan
minimal D3 keperawatan, minimal telah bekerja 1
tahun, tidak sedang tugas belajar yangberjumlah
42 orang. Alat ukur yang digunakan adalah
kuesioner terstruktur dengan penilaian
menggunakan skala Likert dan dikategorikan
menjadi baik, cukup dan kurang.

1.Peran Perawat pada Pra Bencana menunjukkan


bahwa sebagian besar Peran responden pada Pra
bencana

2. Peran Saat Bencana menunjukkan bahwa Peran


responden saat bencana

3. Peran Pasca Bencana menunjukkan bahwa


Peran responden Pasca Bencana

4. Peran Saat Bencana menunjukkan bahwa Peran


responden dalam penanggulangan bencana.

3 C Ya Penelitian sebelumnya dilakukan Fung, Loke, dan


Lai (2008) kepada 164 perawat Register Nurse
Comparatif
(RN) yang melanjutkan study S2 Keperawatan di
Universitas di Hongkong. Penelitian ini
menyebutkan, untuk mendukung kemampuan
perawat dalam penanganan bencana, terdapat
beberapa kompetensi yang harus dipenuhi yaitu:
First aid, Basic Life Support (BCLS), Advanced
Cardiovascular Life Support (ACLS), infection
control, field triage, pre-hospital trauma life
support, advancedtrauma care nursing, post
traumatic psychological care, dan peri-trauma
counseling. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa responden di
Puskesmas Kota Baru, Rukun Lima dan
Nangapanda yang hampir tidak pernah
medapatkan ilmu maupunketrampilan yang
mendukung Perawat berperan aktif dalam
penanggulangan bencana.

4 O Ya Dari analisis data didapatkan hasil bahwa Peran


Perawat dalam penanggulangan bencana masih
Put Come
berada pada kategori kurang yaaitu tahap pra
bencana 88%, intra bencana 76% dan post
bencana 81%.

5 T Ya Penelitian dilakukan pada tahun 2021

Time

Kesimpulan :

Perawat yang dipersiapkan untuk menghadapi bencana bisa diperbantukan dalam upaya
perawatan fisik, mental, dan emosional. Sebagai langkah awal kesiapsiagaan bencana, pemerintah
perlu mengembangkan sistim pendidikan, pelatihan, dan pembiayaan yang memadai sehingga
tenaga keperawatan yang ada tidak menjadi mubazir tetapi berguna secara maksimal.

Judul : PENGARUH PEMBERIAN METODE SIMULASI SIAGA BENCANA GEMPA BUMI TERHADAP
KESIAPSIAGAAN ANAK DI YOGYAKARTA

Penelitian : Fika Nur Indriasari

ABSTRACT
Background: Indonesia is located within the ring of fire and Yogyakarta is one of the area which
is experiencing with earthquake. The earthquake happened in 2006 left many victims. Most of
them are elderly and children. Not all children are trained to deal with disaster, therefore it is
necessary to conduct a training to elementary school so the children have a knowledge how to
deal with this disaster if it is suddenly happened.
Objective: The main aims of this research is to find out the effect of disaster simulation method
toward the children readiness.
Method: The research design applies quasi experiment with one pre post test design. Thesample
are taken by using purposive sample for 31 respondents and the data are collected by using
questioners. The hypothesis is tested by using Wilcoxon test.
Result: The results of this study showed there is influence on the preparedness of
disastersimulation method children with a value of P <0.001.
Conclusion: The training of readiness to face an earthquake disaster increase the level of
children awareness. All of the level 6 Giwangan elementary students is able and involved after
the training was repeated 5 times and most of the children showed that the level of awareness
is categorised as less ready
Keywords: Disaster Preparedness Training, The Readiness to deal with disaster, simulation
method

No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking

1 P Ya Bagaimana pengaruh pelatihan siaga bencana


gempa bumi terhadap kesiapsiagaan anak-anak
Problem
sekolah dasar dalam menghadapi bencana.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa


SD di kelurahan Giwangan Yogyakarta dengan
populasi terjangkau adalah siswa SD Negeri
Giwangan sebanyak 370. Sampel dalam penelitian
merupakan purposive sampel sebanyak 31 siswa
dengan kriteria inklusi adalah anak kelas 6; tidak
sedang mengalami sakit; bersedia menjadi
responden penelitian. Sedangkan kriteria
eksklusinya adalah tidak hadir pada saat
dilakukan intervensi dan anak berkebutuhan
khusus (ABK) dengan tuna netra, tuna rungu dan
disabilitas intelektual.

2 I Ya Pemberian metode simulasi siaga bencana gempa


bumi memberikan pengaruh positif dengan
Intervensi
kategori lemah terhadap kesiapsiagaan
menghadapi bencana gempa bumi pada anak-
anak.

3 C Ya

Comparatif

4 O Ya Pemberian metode simulasi siaga bencana gempa


bumi memberikan pengaruh terhadap
Put Come
kesiapsiagaan anak sekolah dasar yang
ditunjukkan dengan nilai P < 0,001 sehingga
target kecakapan anak-anak untuk bisa menolong
diri sendiri tercapai.

5 T Ya Penelitian dilakukan pada tahun 2018

Time

Kesimpulan :

Pemberian metode simulasi siaga bencana gempa bumi memberikan pengaruh positif dengan
kategori lemah terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi pada anak-anak

Judul : Disaster and its impact on mental health:

Peneliti : Nikunj Makwana

Abstract
The purpose of this study is to understand the linkages between disaster and its impact on
mental health. To fulfil this objective, an attempt has been made to examine the existing
qualitative literature on disaster and mental health. In this paper, disaster and mental health as
a concept has been used in a holistic sense. Based on the review of literature, the following
broad themes have been identified: natural disaster and its impact on mental health, man-made
disaster and its effect on mental health, effects of industrial disaster on mental health. It
examines the post-disaster behavioural and psychological symptoms associated with an
impairment in functioning. By this review, various protective factors, including resilience and
other coping strategies which amplified the individual’s capacity while encountering negative
situations, have been identified. The effectiveness of post-disaster intervention techniques is
also highlighted. Better preparedness and community empowerment can improve the condition
of the vulnerable population affected by the disaster. Thus, efforts should be given for holistic
rehabilitation of the affected population.

Keywords: Disaster, mental health, review, protective factors, post-disaster intervention,


rehabilitation

No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking

1 P Ya These interventions assist the victims in


normalising their mental health despite their loss.
Problem
The victims who might develop psychotic
symptoms are guided with the help of psycho-
education and are encouraged to lead a better
and positive life.

2 I Ya The second was the high-level psychological


intervention which worked with emotions,
Intervensi
characteristics, economic change and other
factors.

This intervention technique was based on specific


individuals and specific communities. Different
techniques were responsible for different
individuals and communities, depending on the
personal resilience and social system resilience.

3 C Ya .

Comparatif

4 O Ya various protective factors, including resilience and


other coping strategies which amplified the
Put Come
individual’s capacity while encountering negative
situations, have been identified. The effectiveness
of post-disaster intervention techniques is also
highlighted. Better preparedness and community
empowerment can improve the condition of the
vulnerable population affected by the disaster.
Thus, efforts should be given for holistic
rehabilitation of the affected population.

5 T Ya Penelitian dilakukan pada tahun 2019

Time

Judul : Disaster Preparedness Training for Emergency Medicine Residents Using a Tabletop
Exercise

Peneliti : Ariel Sena, MD, Frank Forde, MD, , and M. Meredith Masters, MD

Abstract

Introduction

Emergency medicine (EM) physicians serve at the frontline of disasters in our communities. The
2016 Model of Clinical Practice according to the American Board of EM identifies disaster
management as an integral task of EM physicians. We described a low-cost and feasible tabletop
exercise to implement such training for EM residents.
Methods

The exercise took place during 2 hours of resident didactic time. A lecture introduced the
incident command system (ICS) and triage concepts, followed by a tabletop scenario with a map
of a disaster scene or emergency department. Facilitators presented situational prompts of tasks
for residents to address during the exercise. These exposed residents to challenges in disaster
scenarios, such as surge and limited resources. The exercise concluded with a debrief and short
lecture reviewing scenario-specific topics and challenges. Residents completed an online pre-
and postexercise assessment, evaluating knowledge and perceptions of disaster scenario
management.

Results

Eighteen residents participated in this exercise. The response rates to the pre- and postsurvey
were 76% and 72% respectively. Using a Mann Whitney U test, no statistically significant
difference was demonstrated on the medical knowledge component of the survey. There was,
however, a statistically significant increase in perceived confidence of the residents' ability to
manage disaster incidents.

Discussion

We developed a simple exercise that is an easily adaptable and practical option for introduction
to disaster preparedness training. These concepts are difficult to teach and assess among
learners, however it remains an important component of education for EM physicians-in-
training.

Keywords: Emergency Medicine, Disaster Medicine, Tabletop Exercise, Games

No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking

1 P Ya While the importance of disaster preparedness


remains a high priority at the national or federal
Problem
level, local hospitals, which are vital to a proper
disaster response, have traditionally experienced
disasters much more rarely and have therefore
made disaster preparedness of lower priority.
2 I Ya A tabletop exercise is a specific type of exercise
where a scenario is presented to a group involved
Intervensi
in the disaster response

3 C Ya

Comparatif

4 O Ya All 22 residents who completed the pre-exercise


survey reported feeling unprepared. From pre- to
Put Come
postsurvey there was no statistically significant
difference in the perception of the importance of
disaster medicine training in residents (5 to 4.5
out of 5, p = .704). There was a statistically
significant increase in residents' self-reported
confidence from 2 at presurvey to 4 at postsurvey
on a 5-point Likert scale (p = .011). On the
postexercise survey, all residents agreed that a
tabletop exercise was an effective education tool.

5 T Ya Penelitian dilakukan pada tahun 2020

Time

Kesimpulan :

Conclusion

Strong responses from the residents in improving their confidence and ability to encounter similar
disaster scenarios in the future support its use for implementation into residency curricula. This
disaster preparedness training has the potential to be expanded outside of residency teaching for
collaborate staff training in EDs, as it was used in Ghana. This exercise is low cost, easy to
reproduce, and can be adapted for many types of disasters that could threaten a local community.

Judul : GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM MANAJEMEN BENCANA DI


PUSKESMAS WILAYAH RAWAN BENCANA

Peneliti : Arsi Susilawati, Ferry Efendi and Setho Hadisuyatman

ABSTRAK
Pendahuluan: Manajemen bencana merupakan faktor yang sangat penting untuk mengurangi
dampak dari kejadian bencana. Sejauh ini, kesiapan tenaga kesehatan dalam manajemen
bencana di puskesmas rawan bencana di kabupaten Sumbawa Barat belum pernah dievaluasi.
Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi faktor sosiodemografi serta menggambarkan kesiapan
tenaga kesehatan dalam manajemen bencana.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah
tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, dan bidan di puskesmas di Kabupaten Sumbawa Barat.
Besar sampel adalah 211 sampel yang dipilih random di 9 puskesmas, dengan cara mengambil
kertas yang berisi nomor urut sesuai dengan daftar nama tenaga kesehatan di setiap puskesmas.
Variabel dependen adalah pengetahuan dalam manajemen bencana, sedangkan variabel
independen adalah faktor sosiodemografi. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner elektronik
KAP DM Questionnaire yang mencakup 7 pertanyaan terkait data sosiodemografi dan 17
pertanyaan terkait pengetahuan tentang manajemen bencana. Data kemudian dianalisis
menggunakan uji statistik Chi-Square.
Hasil: Sebagian besar tenaga kesehatan memiliki pengetahuan yang baik dalam manajemen
bencana. Diantara faktor sosiodemografi yang dipelajari, tingkat pendidikan, tempat bekerja,
dan pengalaman terlibat dalam kegiatan tanggap darurat bencana secara signifikan
berhubungan dengan pengetahuan dalam manajemen bencana.
Kesimpulan: Dengan keragaman latar belakang, responden menunjukkan pengetahuan yang
baik. Peningkatan pendidikan terkait manajemen bencana dan peningkatan kapasitas tempat
bekerja perlu ditingkatkan untuk memperbaiki pengetahuan tenaga kesehatan di puskesmas.
Kata Kunci: manajemen bencana, Tenaga kesehatan, kesiapan

No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking

1 P Ya faktor sosiodemografi serta menggambarkan


kesiapan tenaga kesehatan dalam manajemen
Problem
bencana.

2 I Ya Uji pengetahuan tentang manageman bencana.


Kuisioner tersebut digunakan untuk
Intervensi
mengeksplorasi pengetahuan, sikap, dan praktik
pada staf perawat, dokter dan asisten petugas
medis dalam penanggulangan bencana.
Penggunaan instrumen penelitian ini telah
mendapatkan izin dari Nurul’Ain Ahayalimudin
sebagai peneliti sebelumnya. Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki dua
domain: data sosiodemografi yang berisi 7
pertanyaan, dan pengetahuan yang berisi 17
pertanyaan tentang manajemen bencana.

3 C Ya Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa


lemahnya kompetensi profesional telah
Comparatif
menyebabkan tenaga kesehatan gagal untuk
berperan saat bencana (Tatuil, Mandagi and
Engkeng, 2015). Dalam penelitian ini bermaksud
mengidentifikasi sosiodemografi tenaga
kesehatan di puskesmas serta menggambarkan
pengetahuan tenaga kesehatan dalam
manajemen bencana di Puskesmas wilayah rawan
bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.

4 O Ya Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian


besar tenaga kesehatan (dokter, perawat, dan
Put Come
bidan) memiliki pengetahuan yang baik tentang
manajemen bencana, khususnya terkait
pengertiannya, dan upaya-upaya yang dilakukan
di setiap fasenya, walaupun sebagian besarnya
masih salah dalam membedakan klasifikasi
bencana alam, non alam daan bencana sosial.

5 T Ya Penelitian dilakukan pada tahun 2019

Time

Latar Belakang: Tabletop Exercise (TTE) merupakan metode pembelajaran khusus melalui simulasi
yang dirancang untuk menguji kompetensi dan kemampuan suatu kelompok dalam merespon
bencana. Penggunaan peta kejadian bencana dianggap lebih efektif untuk mempersiapkan latihan
bencana daripada metode lain. Metode TTE telah dilakukan setiap tahun untuk melatih
mahasiswa, namun tidak ada penelitian yang melaporkan efek dari metode ini. Tujuan: Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh TTE terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap
mahasiswa keperawatan dalam latihan bencana.

Metode: Penelitian ini dilakukan dengan one-group pre and post-test of quasi-experimental
design. Jumlah sampel adalah 80 mahasiswa keperawatan tahun keempat yang mengikuti mata
kuliah keperawatan bencana. Intervensi penelitian dimulai dengan skenario simulasi bencana
gempa bumi menggunakan media TTE yang dibagi menjadi empat kelompok. Instrumen terdiri dari
dua angket yaitu Pengetahuan Siswa tentang Latihan Meja (SKTE), dan Sikap Siswa pada Latihan
Meja (SATE) yang diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis menggunakan uji-t berpasangan
dependen. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa TTE berpengaruh positif dalam
meningkatkan pengetahuan (p=0,001) dan sikap mahasiswa keperawatan dalam latihan bencana
(p=0,001) (df=79). Kesimpulan: Intervensi TTE merupakan metode pembelajaran langsung yang
efektif untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam tanggap bencana.

TABEL PICOT

No

1.

P Metode: Penelitian ini dilakukan dengan one-group pre and post-


test of quasi-experimental design. Jumlah sampel adalah 80
(Populasi)
mahasiswa keperawatan tahun keempat yang mengikuti mata
kuliah keperawatan bencana

I Intervensi penelitian dimulai dengan skenario simulasi bencana


gempa bumi menggunakan media TTE yang dibagi menjadi empat
(Intervensi)
kelompok. Instrumen terdiri dari dua angket yaitu Pengetahuan
Siswa tentang Latihan Meja (SKTE), dan Sikap Siswa pada Latihan
Meja (SATE) yang diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis
menggunakan uji-t berpasangan dependen.

(Comparation)

O Hasil penelitian menunjukkan bahwa TTE berpengaruh positif


dalam meningkatkan pengetahuan (p=0,001) dan sikap mahasiswa
( Outcome)
keperawatan dalam latihan bencana (p=0,001) (df=79).

T Dalam jurnal literatur diambil di 5 tahun Terakhir (2018)

(Time)

You might also like