You are on page 1of 12

Kajian Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR)

Yayasan Unilever Indonesia

Abdul Kohar Irwanto1, Angga Prabowo1


1
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

ABSTRACT
Since the year of 2000 until 2007, PT Unilever Indonesia Tbk has put in place the CSR
program into the working agenda of the company from the corporate structure through the whole
related business part. The company has been emphasizing the effort to achieve the better prosper of
public quality of life. The main objective of the research is to understand the effectiveness of the
CSR program of Unilever Indonesia Foundation as part of the CSR program definition which so far
has been conducted and in order to compare the CSR program among other similar companies. The
information and data that has been collected within this research are covering both the primary and
secondary data based on the date of August 2008 to October 2008. The method of the analysis are
using the descriptive analysis and Rank Spearman correlation analysis. Based on the research, to
conclude, there are three CSR program operated by the Unilever Indonesia Foundation which
include environmental program, recycling, and education. Based on the regression analysis, the
results show the factors affecting the environmental program that are including organizational issue
and priority of needs. As for the recycle program, the factors that affect the effectiveness of the CSR
program are the party who receive the support and organizational issue. Additionally, the education
program is mainly driven by the priority of needs.

Keywords: Effectiveness, Corporate Social Responsibility, Environmental Preservation.

PENDAHULUAN seperti memberi kesempatan beribadah sesuai


keyakinan, kesempatan belajar bagi
Latar Belakang perkembangan karyawan, tidak membedakan
Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya karyawan laki-laki maupun perempuan, dan
memerhatikan catatan keuangan perusahaan menjunjung tinggi kesetaraan.
semata (single bottom line), melainkan juga Untuk setiap program CSR yang akan
aspek sosial dan lingkungan yang biasa disebut dilaksanakan oleh perusahaan, terdapat
triple bottom line. Sinergis dari tiga elemen ini beberapa hal yang terlebih dahulu disepakati:
merupakan kunci dari konsep pembangunan (a) siapa kelompok penerima, (b) apa indikator
berkelanjutan (sustainable development) keberhasilannya, dan (c) bagaimana
(Wibisono, 2007). tindaklanjutnya. Program CSR harus efisien,
Seiring dengan itu, berbagai kalangan efektif, bermutu, dan bisa diandalkan sehingga
swasta, pemerintah, organisasi masyarakat, dan harus dilakukan secara ekonomis dan rasional
dunia pendidikan berupaya merumuskan dan untuk dapat meningkatkan laba perusahaan.
mempromosikan tanggung jawab sosial sektor Agar dapat dilakukan secara efektif dan
usaha dalam hubungannya dengan masyarakat efisien, program CSR membutuhkan suatu alat
dan lingkungan. atau teknik yang digunakan dalam perencanaan
PT Unilever Indonesia Tbk, misalnya dan pengendalian fungsi-fungsi CSR tersebut.
mengistilahkan hal tersebut dengan people and Selama ini dalam pelaksanaan program
brand. Dua hal ini dianggap sebagai aset utama CSR pada PT Unilever Indonesia Tbk sangat
perusahaan, yaitu orang menjadi unsur yang menyadari pentingnya memberi dan berbagi,
sangat penting. Jika pabrik rusak mungkin kita bukan semata untuk meningkatkan reputasi,
bisa membangun lagi, tetapi kalau orang yang tetapi membantu perusahaan terus tumbuh dan
rusak apa yang bisa kita lakukan. Unsur people berkembang.
yang dimaksud dalam sebuah perusahaan Bagi perusahaan tanggung jawab sosial
adalah karyawan. Untuk itu PT Unilever perusahaan tidak terpisahkan dari bisnis. Hal
Indonesia Tbk benar-benar berusaha ini yang mendorong perlu adanya suatu kajian
memperlakukan setiap karyawan secara adil, evaluasi bagaimana manfaat program CSR

99
yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia untuk program CSR rata-rata setiap perusahaan
Tbk bagi masyarakat luas dan bagi perusahaan itu adalah sebesar 2% dari keuntungan bersih
itu sendiri. perusahaan.
Selama tahun 2000 sampai tahun 2007 Makin tinggi tingkat keuntungan bersih
PT Unilever Indonesia melakukan sebuah perusahaan maka makin tinggi pula
perencanaan terhadap program CSR ke dalam dana yang dikeluarkan perusahaan untuk
rencana kerja (RK) perusahaan baik secara program CSR. Secara lebih jelas, kerangka
korporasi maupun pada masing-masing bagian pemikiran penelitian dapat dilihat pada
yang terkait. Perusahaan berusaha untuk Gambar 1.
memberikan kontribusi dalam pencapaian
kualitas hidup yang lebih baik. Misi Unilever
perusahaan adalah menggali dan
memberdayakan potensi masyarakat,
memberikan nilai tambah bagi masyarakat,
Program CSR Sasaran masyarakat
memadukan kekuatan para mitra, dan menjadi Profit Program
katalisator bagi pembentukan kemitraan. CSR
Dalam meningkatkan reputasi, perusahaan
menekankan pentingnya kesinambungan dalam
Analisis :
pelestarian lingkungan, kehidupan sosial, Perbandingan -Korelasi : Ukuran yang menggambarkan
maupun pertumbuhan usaha. Analisis hubungan linier antara dua peubah ( X dan
Deskriptif Y)
-Regresi : Salah satu metode untuk
Tujuan menentukan tingkat pengaruh suatu
1. Menganalisis tujuan dan sasaran CSR variable
Yayasan Unilever Indonesia yang paling -Analisis Varian : uji model regresi secara
menonjol. simultan
2. Menganalisis efektivitas program CSR
Yayasan Unilever Indonesia. Hasil Hasil
3. Menganalisis profit untuk program CSR.

METODOLOGI PENELITIAN Gambaran Umum Hasil Keseluruhan

Kerangka Pemikiran
Saran
PT Unilever Indonesia Tbk merupakan
salah satu perusahaan di Indonesia yang
memunyai program CSR sebagai bagian dari Gambar 1. Kerangka Pemikiran Konseptual
strategi bisnisnya. Dalam setiap kegiatan CSR Penelitian
perusahaan harus memerhatikan faktor-faktor
yang memengaruhi efektivitas program CSR. Penentuan Lokasi Penelitian
Program CSR pada PT Unilever Indonesia Tbk Penelitian ini dilakukan pada bulan
dijalankan oleh bagian Yayasan Unilever Agustus - November 2008 bertempat di PT
Indonesia yang masing-masing bagian Unilever Indonesia Tbk yang terdapat di kota
memiliki beberapa program khusus. Jakarta.
Selama pelaksanaan kegiatan CSR pada
PT Unilever Indonesia Tbk terdapat program- Jenis dan Sumber Data
program CSR yang paling menonjol. Penelitian Jenis data yang digunakan dalam
ini digunakan untuk mengetahui seberapa penelitian ini adalah data primer dan data
efektif program CSR dalam batas pengendalian sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil
yang masih bisa ditoleransi perusahaan, pengamatan dan wawancara dengan pihak
sehingga dapat diketahui faktor-faktor perusahaan atau pihak-pihak lainnya yang
terjadinya penyimpangan program CSR berhubungan dengan masalah perusahaan (key
dengan realisasi. informants), hasil pencatatan lapangan, dan
Efektivitas perencanaan dan kuesioner.
pengendalian suatu kegiatan sangat Pengambilan sampel dilakukan dengan
dipengaruhi oleh adanya data-data program teknik purpose sampling, di mana
CSR dan data-data nonprogram CSR yang pertimbangan terhadap responden yang diteliti
memungkinkan manjemen memperoleh adalah karyawan PT Unilever Indonesia Tbk
informasi dan sebagai bahan analisis guna dan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari
pengambilan keputusan selanjutnya dan pengumpulan data program CSR dan berbagai
menjadi ukuran untuk melihat sejauh mana sumber kepustakaan yang berhubungan dengan
kinerja perusahaan. Biaya yang digunakan penelitian ini.

100
Metode Pengumpulan Data responden yang dipilih tidak perlu terlalu
Data mengenai efektivitas program besar. Jumlah pertanyaan yang diuji dalam uji
CSR perusahaan diperoleh melalui: reliabilitas ini terdiri dari 43 pertanyaan.
1. Pengisian kuesioner, dilakukan dengan Adapun metode yang digunakan untuk
membagikan pertanyaan mengenai bidang mengukur koefisien kekonsistenan internal
yang diteliti kepada para responden adalah dengan menggunakan Cronbach Alpha
masyarakat Pasar Minggu Jakarta. (α).
2. Wawancara, dilakukan dengan pihak Rumus Cronbach Alpha adalah:
⎛ k ⎞⎛⎜ ∑ σ b
manajemen Yayasan Unilever, khususnya 2

pada bidang CSR, untuk memperoleh r11 = ⎜ ⎟ 1− ⎟
gambaran dan kejelasan mengenai masalah ⎝ k − 1 ⎠⎜⎝ σt2 ⎟ ............................ (2)

yang sedang diteliti. Di mana:
3. Observasi, yaitu peneliti melakukan
r11 = keandalan instrumen
pengamatan langsung di PT Unilever Tbk
dan daerah Pasar Minggu, Jakarta. k = jumlah butir pertanyaan
4. Studi kepustakaan, dengan cara mencari
∑σ
2

literatur, penelusuran data kepustakaan, b


= jumlah ragam butir
∑σ
2
buku, surat kabar, dan internet. t
= ragam total

Pengolahan dan Analisis Data 2. Analisis Deskriptif


Data yang dikumpulkan diuji dengan Statistika deskriptif berusaha
dua macam uji, yaitu uji validitas dan uji menjelaskan atau menggambarkan berbagai
reliabilitas. Kemudian dilakukan analisis karakteristik data seperti rata-rata, median,
deskriptif terhadap data. Selanjutnya, untuk maupun variasi data. Kegiatan statistika
menguji hubungan sebab-akibat digunakan deskriptif antara lain menyajikan data dalam
metode regresi linier berganda, sementara bentuk tabel dan grafik. Sebuah tabel berguna
analisis varian dilakukan sebagai uji model untuk mengetahui hubungan antara beberapa
regresi secara simultan. Untuk mengetahui variabel.
pengaruh peubah independen (X) terhadap Y
digunakan uji t. 3. Regresi Linier Berganda
Regresi dalam statistika adalah salah
1. Uji Validitas dan Reliabilitas satu metode untuk menentukan tingkat
Sebelum kuesioner disebarkan, terlebih pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang
dahulu dilakukan suatu pengujian kuesioner lain. Variabel yang pertama disebut dengan
yaitu uji validitas dan reliabilitas. Menurut bermacam-macam istilah: variabel penjelas,
Singarimbun dan Effendi (1995), uji validitas variabel eksplanatorik, variabel independen,
menunjukkan sejauh mana alat mengukur apa atau secara bebas variabel X (karena sering
yang ingin diukur. Uji validitas digunakan kali digambarkan dalam grafik sebagai absis,
untuk mengetahui tingkat valid suatu butir atau sumbu X). Variabel yang kedua adalah
pertanyaan dalam kuesioner. Perhitungan nilai variabel yang dipengaruhi, variabel dependen,
korelasi antara data pada masing-masing variabel terikat, atau variabel Y. Kedua
pertanyaan dan skor total dengan memakai variabel ini dapat merupakan variabel acak
rumus teknik korelasi Product Moment sebagai (random), namun variabel yang dipengaruhi
berikut: harus selalu variabel acak.
n∑XY−(∑X)(∑Y) Regresi berganda sering kali digunakan
r= ....... (1) untuk mengatasi permasalahan analisis regresi
[n∑X2 −(∑X2)][n∑Y2 −(∑Y2)] yang melibatkan hubungan dari dua atau lebih
variabel bebas. Modelnya adalah sebagai
Di mana: berikut:
X = skor masing-masing pertanyaan Y = β0 + β1 X1+ β2X2 + β3 X3 + ε …...........(3)
Y = skor total Di mana:
N = jumlah responden Y = peubah tak bebas yang dipengaruhi
r = angka korelasi oleh peubah bebas
Setelah dilakukan uji validitas, maka X = peubah bebas yang memengaruhi
langkah selanjutnya adalah uji reliabilitas. Uji peubah tak bebas
keterandalan kuesioner dilakukan dengan ε = galat
pendekatan internal yaitu pengambilan data
dilakukan sekali pada responden yang 4. Analisis Varian (Uji Simultan/Uji-F)
karakteristiknya mirip dengan karakteristik Analisis varian dilakukan sebagai uji
responden yang akan diteliti dan jumlah model regresi secara simultan. Analisis ini

101
untuk menguji apakah model regresi yang
dibangun berpengaruh signifikan pada taraf
nyata 5% terhadap pendidikan. Prosedur ini Jenis Kelamin
menggunakan hipotesis:
33% peremp
Ho: β0 = β1 = β2 =......= βn =0
H1: Model regresi berpengaruh signifikan uan
Tolak Ho jika nilai p lebih kecil dari laki‐laki
alpha/taraf nyata atau F hitung > F tabel. 67%
5. Uji t/Uji Parsial
Uji ini untuk mengetahui peubah Gambar 2. Jenis Kelamin
independen (X) yang berpengaruh nyata
terhadap Y. Hipotesisnya adalah: 2. Usia
H0 : βi = 0 Berdasarkan hasil penyebaran
H1 : βi ≠ 0 kuesioner, persentase terbesar usia responden
Jika T hitung > T tabel atau nilai p < α artinya berada pada rentang usia 20 – 30 tahun
peubah X berpengaruh nyata terhadap Y. sebesar 45%, dan persentase terkecil berada
pada usia < 20 tahun sebesar 14% dari total
HASIL DAN PEMBAHASAN responden.

Gambaran Umum Perusahaan


PT Unilever Indonesia Tbk didirikan
pada tahun 5 Desember 1993 dengan nama
Usia 45%
14% 20‐30 
Lever’s Zeepfabrieken N.V. Berawal tahun
1933 dengan pabrik sabun kecil Batavia, tahun
16%
perusahaan telah tumbuh selama lebih dari 75 30‐40 
tahun bersama bangsa Indonesia. Kini, tahun
perusahaan menghasilkan 100 produk di pabrik >40 tahun
Cikarang dan Rangkut, mulai dari sampo dan 25%
teh, sampai sabun cuci dan margarin. Produk
Unilever dapat ditemukan di seluruh nusantara, Gambar 3. Usia
di berbagai outlet, mulai dari warung hingga
jaringan supermarket besar. Karena itu, 3. Tingkat Pendidikan
dampak operasi perusahaan terasa di seluruh Pada Gambar 4, pendidikan terakhir
nusantara. responden Program CSR Yayasan Unilever
sebagian besar adalah SMU dengan jumlah
Deskriptif Demografi Responden 49%, SMP 31%, SD 18%, dan mahasiswa 2%.
Penyebaran kuesioner pada penelitian
ini dilakukan terhadap 50 masyarakat Pasar SMU
Minggu Jakarta yang telah ditetapkan Tingkat 
berdasarkan (a) jenis kelamin, (b) usia, (c) SMP
tingkat pendidikan, dan (d) pendapatan per Pendidikan2% 49%
bulan. 18% SD

1. Jenis Kelamin Mahasisw


Karakteristik responden berdasarkan 31% a
jenis kelamin dijelaskan dalam gambar 2. Gambar 4. Tingkat Pendidikan
Sebanyak 67% responden dalam penelitian ini
berjenis kelamin laki-laki dan 33% kelamin 4. Pendapatan per Bulan
berjenis perempuan. Proporsi terbesar responden untuk
pendapatan per bulan adalah kurang dari
Rp1.000.000, yakni 96%. Sedangkan
persentase terkecil yaitu 4% adalah yang
memiliki pendapatan per bulan lebih dari
Rp1.000.000.

102
Kondisi jalan masuk ke pemukiman
adalah gang-gang yang ukurannya hanya bisa
Pendapatan Per  dilalui 2 (dua) sepeda motor. Apabila
Bulan berpapasan dua gerobak, maka salah satu harus
4% ada yang mengalah. Itu dulu sebelum
dipinggiran gang-gang tersebut dibariskan pot-
<= 1 juta pot yang berisi kembang. Sekarang setelah
96% > 1 juta banyak sekali pot-pot mengisi pinggiran gang-
gang tersebut, maka dapat dibayangkan jalan
masuk ke tempat tinggal mereka akan semakin
sulit.
Gambar 5. Pendapatan per Bulan Tapi, karena perubahan sikap mereka
ke arah yang lebih baik, hal tersebut tidak
Kegiatan CSR Yayasan Unilever Indonesia menjadi masalah. Selain itu, jika dilihat saat ini
1. Program Lingkungan mereka memiliki kesadaran untuk
Pada awalnya perusahaan memarkirkan sepeda mereka di ujung gang.
mengidentifikasi wilayah-wilayah yang Padahal dulu sebelum ada program ini, sepeda
mungkin dijadikan sasaran pelaksanaan motor parkir di depan rumah mereka masing-
Program JGC ini yang tentunya di sana belum masing.
ditemukan lingkungan yang hijau dan juga Belum lagi dengan seringnya
aspek lainnya seperti belum ada pembuatan kunjungan-kunjungan dari luar, sikap
kompos. Dari identifikasi seluruh wilayah DKI masyarakat sangat dapat menerima para tamu.
Jakarta salah satunya yang ada di Jakarta Bahkan ada yang dari luar negeri, seperti
Selatan. Dari hasil identifikasi tersebut, setiap Jepang dan Singapura, yang sengaja datang
RW diminta mengirimkan 2 (dua) orang untuk melihat hasil kerja keras mereka dalam
fasilitator untuk diberikan pelatihan dan menata lingkungan. Sungguh suatu perubahan
pembinaan terlebih dahulu. Kemudian, yang sangat luar biasa.
keseluruhan fasilitator se-DKI Jakarta yang
telah mendaftar diundang oleh perusahaan 2. Program Daur Ulang
untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan. Di dalam program JGC, selain program
Pelatihan dan pembinaan fasilitator ini lingkungan, PT Unilever Indonesia Tbk juga
dilakukan selama 3 (tiga) hari penuh. mengajarkan kepada masyarakat Pasar Minggu
Materi yang diberikan mencakup agar bisa menjadi seorang entrepreuner, yaitu
pentingnya pelestarian lingkungan, bagaimana mengajarkan kepada masyarakat cara
memberikan pendampingan/memotivasi mengolah limbah dengan baik dan bisa
masyarakat, serta brainstorming di antara para berguna bagi masyarakat. Perusahaan
peserta dan pelaksana. Juga banyak dilakukan bermaksud agar masyarakat bisa menjadi
diskusi-diskusi dan simulasi. Seluruh pelatihan warga yang mandiri, tidak bergantung kepada
ini dilaksanakan gratis kepada para peserta. Di perusahaan, dan agar bisa terus menjalin
samping fasilitator, perusahaan juga hubungan dengan masyarakat. Pengertian
mengarahkan agar setiap RT membentuk program daur ulang tersebut adalah program di
beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa mana mendaur ulang bahan-bahan yang sudah
kepala keluarga yang masing-masing tidak bisa terpakai menjadi barang berguna
kelompok memiliki satu orang ketua kelompok bagi masyarakat.
yang disebut sebagai Kader Lingkungan.
Sebelum melaksanakan tugasnya sebagai 1. Program Pendidikan
Kader Lingkungan, mereka yang telah terdaftar PT Unilever Indonesia Tbk memunyai
terlebih dahulu juga diberikan pelatihan fasilitator dengan tugas ,mengunjungi sekolah-
selama 1 (satu) hari di tempat yang sama. sekolah yang ada di Jalan Mesjid Al-Fallah
Pelatihan yang diberikan kepada Kader Pejaten Indah 2 Pasar Minggu. Kemudian
Lingkungan ini lebih menitikberatkan tentang anak-anak diberi pengarahan dan pengetahuan.
sharing atau berbagi pengalaman dari berbagai Perlombaan-perlombaan pun diadakan, seperti
pihak yang terlibat. lomba cerdas cermat, menggambar, puisi, dan
Sikap para anggota masyarakat lain-lain. Program ini bertujuan agar anak-anak
terhadap pentingnya menjaga kebersihan dan lebih kreatif, semangat dalam belajar,
kelestarian lingkungan berubah bila meningkatkan sosialisasi dengan teman-teman,
dibandingkan dengan sebelum program ini dan membuat anak-anak terhibur.
dilaksanakan. Seluruh anggota masyarakat
memahami betapa lingkungan sangat perlu
untuk ditata dengan baik.

103
Demografi Deskriptif Masyarakat Pasar Program CSR yang Efektif sebesar 53%
Minggu yaitu program daur ulang dan lingkungan,
1. Sebelum CSR kemudian 12% program daur ulang, 5%
Lingkungan Pasar Minggu sebelum program pendidikan, program daur ulang, dan
diadakan program CSR sebesar 78% program lingkungan, 4% program lingkungan,
lingkungannya kotor dan 22% kurang lahan 4% program pendidikan dan program daur
pekerjaan. ulang, dan 2% program pendidikan dan
program lingkungan.

Sebelum CSR
Program CSR yang Efektif
22% Daur ulang
Kurangnya lahan 
pekerjaan Daur ulang dan Lingkungan
78% Lingkungan yang  25% 4% 2% 12%
Pendidikan dan Daur Ulang
kotor
53% Pendidikan, Daur Ulang 
dan Lingkungan
Lingkungan
4%
Gambar 6. Sebelum Program CSR
Gambar 9. Program CSR yang Efektif
2. Manfaat Program CSR
Manfaat Program CSR yaitu 53% 5. Keuntungan Program CSR
membuat Lingkungan menjadi bersih, 41% Keuntungan program-program CSR
menambah lahsan pekerjaan, dan 6% daerah yang di lakukan oleh PT Unilever Indonesia
menjadi terkenal. Tbk yaitu 65% ekonomi masyarakat
meningkat, 31% kelestarian dan kebersihan
lingkungan, 2% lingkungan menjadi aman, dan
Manfaat CSR Menambah lahan  2% pengetahuan tentang kebersihan dan daur
6% pekerjaan ulang meningkat.
41%
Lingkungan 
53% bersih
Daerah terkenal Keuntungan CSR
Ilmu
31% 2%
Gambar 7. Manfaat Program CSR 2% Ekonomi masy arak at 
mening kat
3. Program CSR yang Paling Dirasakan Kelestarian dan k ebersihan 
PT Unilever Indonesia Tbk lingk ung an
mengadakan 3 (tiga) program CSR untuk 65% Keamanan
daerah Pasar Minggu Jakarta, yaitu program
lingkungan yang menjadi program yang paling Gambar 10. Keuntungan Program CSR
dirasakan sebesar 59%, program daur ulang
sebesar 31%, program pendidikan sebesar 2%, 6. Harapan Masyarakat
dan masyarakat merasakan semuanya sebesar Program CSR yang di lakukan oleh
8%. Yayasan Unilever Indonesia belum maksimal
dan harapan masyarakat yang paling terbesar
yaitu peningkatan program secara kualitatif
CSR yang Paling  dan kuantitatif.
Dirasakan Lingkunga
2%
31% Semua
59% Daur ulan
Pendidika
8%
Gambar 8. Program CSR yang Paling Dirasakan
4. Program CSR yang Efektif

104
8. Keefektifan Program CSR
Peningk at an program sec ara 
Harapan  k ualitatif dan kuantitatif Walaupun masih ada beberapa
kekurangan dalam pelaksanaan program CSR
Masyarakat PT. Unilever Undonesia menjadi 
yang dilakukan Yayasan Unilever Indonesia
lebih baik
Perubahan y ang lebih baik   untuk masyarakat daerah Pasar Minggu
dalam masy arak at Jakarta, tetapi untuk efektivitas Program CSR
Kontinuitas bantuan sudah 100%, dalam arti program-program yang
8% 2% 4% dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia
37%
Perluas daerah sasaran sudah mengenai sasaran masyarakat.
31%
Perusahaan lain meng ikuti 
lang kah unilever
12% 6% Kehidupan masyarakat dan  Keefektifan CSR
ekonomi yang baik

Gambar 11. Harapan Masyarakat


0%
7. Cara Pandang Masyarakat terhadap PT Efektif
Unilever Indonesia Tbk
Masyarakat menilai bahwa PT Unilever
Indonesia Tbk peduli terhadap lingkungan,
Tidak
tanggung jawab sosial, dan kesejahteraan
masyarakat sebesar 55%, 37% masyarakat 100%
menilai baik, dan 8% sangat membantu. Brand
image PT Unilever Indonesia Tbk meningkat.
Gambar 13. Keefektifan Program CSR
Melalui hal ini masyarakat lebih mengenal
perusahaan.

Cara Pandang 
37% 8% Masyarakat …
Sangat membantu
Peduli
55%
Baik

Gambar 12. Cara Pandang Masyarakat terhadap


PT Unilever Indonesia Tbk

Faktor-faktor yang Memengaruhi Program CSR

Tabel 1. Sebaran Responden terhadap Faktor Pihak Penerima Bantuan


Jumlah Responden
Pertanyaan Skala Skala Skala Skala Skala Rata- Keterangan
1 2 3 4 5 rata
Faktor Latar belakang pendidikian 4 3 11 14 14 3,67 Berpengaruh
Pihak Kemampuan dalam 0 6 13 13 13 3,76 Berpengaruh
Penerima mengerjakan proses daur ulang
Bantuan
Partisipasi 0 1 3 6 36 4,67 Sangat
berpengaruh
masyarakat atas
Latar belakang umur 2 4 1 18 11 3,69 Berpengaruh
Komunikasi dengan Sangat
masyarakat sekitar 0 0 6 5 35 4,63 berpengaruh
Pencarian informasi tetang Sangat
perlombaan 0 4 3 7 32 4,45 berpengaruh
Hubungan baik dengan Sangat
perusahaan 0 1 4 8 33 4,58 berpengaruh
Peran aktif organisasi Sangat
masyarakat 0 1 3 5 37 4,69 berpengaruh
Kesimpulan 6 20 43 76 191 4,27 Sangat
berpengaruh

105
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap dengan perusahaan sebesar 4,58 dengan
faktor latar belakang pendidikan diperoleh nilai penilaian sangat berpengaruh dan atribut peran
untuk atribut latar belakang pendidikan sebesar aktif organisasi masyarakat sebesar 4,69
3,67 dengan penilaian berpengaruh, atribut dengan penilaian sangat berpengaruh.
kemampuan dalam mengerjakan proses daur Sehingga diperoleh kesimpulan faktor atribut
ulang sebesar 3,76 dengan penilaian partisipasi masyarakat atas program CSR,
berpengaruh. Untuk atribut partisipasi komunikasi dengan masyarakat sekitar,
masyarakat atas program CSR sebesar 4,67 pencarian informasi tentang perlombaan,
dengan penilaian sangat berpengaruh, atribut hubungan baik dengan perusahaan, dan peran
latar belakang umur sebesar 3,67 dengan aktif organisasi merupakan atribut yang sangat
penilaian berpengaruh. Untuk atribut berpengaruh dalam menjalankan program
komunikasi dengan masyarakat sekitar sebesar CSR. Tanpa atribut tersebut masyarakat tidak
4,63 dengan penilaian sangat berpengaruh, akan mengetahui program CSR yang ada di PT
atribut pencarian informasi tentang perlombaan Unilever Indonesia Tbk.
sebesar 4,45 dengan penilaian sangat
berpengaruh. Untuk atribut hubungan baik

Tabel 2. Sebaran Responden terhadap Faktor Organisasi


Jumlah Responden

Pertanyaan Keterangan

   Skala Skala Skala Skala Skala Rata-


1 2 3 4 5 rata
Faktor Kinerja karyawan dalam melakukan 0 1 5 7 33 4,56 Sangat
Organisasi program CSR berpengaruh
Informasi dari perusahaan ke 0 0 3 11 32 4,63 Sangat
masyarakat berpengaruh
Sosialisasi dari perusahaan ke 0 0 3 12 31 4,6 Sangat
masyarakat berpengaruh
Konsistensi perusahaan dalam 0 0 2 9 35 4,71 Sangat
melakukan program CSR berpengaruh
Kesimpulan 0 1 13 39 131 4,63 Sangat
berpengaruh

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap penilaian sangat berpengaruh. Secara


faktor organisasi diperoleh nilai untuk atribut keseluruhan faktor organisasi sangat
kinerja karyawan dalam melakukan program berpengaruh dalam menjalankan program
CSR sebesar 4,56 dengan penilaian sangat CSR. Semua atribut sangat berpengaruh dalam
berpengaruh, atribut informasi dari perusahaan menjalankan program CSR. Konsistensi
ke masyarakat sebesar 4,63 dengan penilaian perusahaan sangat dibutuhkan sebab
sangat berpengaruh. Untuk atribut sosialisasi masyarakat sangat membutuhkan pelatihan dan
dari perusahaan ke masyarakat sebesar 4,71 pengetahuan agar kualitas barang produk daur
dengan penilaian sangat berpengaruh dan ulang bisa meningkat dan pemasaran produk
atribut konsistensi perusahaan dalam bisa meluas.
melakukan program CSR sebesar 4,63 dengan

Tabel 3. Sebaran Responden terhadap Faktor Prioritas Kebutuhan


Jumlah Responden
Pertanyaan Skala Skala Skala Skala Skala Rata Keterangan
1 2 3 4 5 -rata
Faktor Karakteristik daerah 0 12 7 15 22 4,23 Sangat
Prioritas tersebut berpengaruh
Kebutuhan Jumlah individu yang 0 2 4 22 19 4,26 Sangat
membutuhkan berpengaruh
Desar tertinggal 0 2 4 15 25 4,36 Sangat
berpengaruh
Tingkat pengaruh 0 2 4 15 25 4,36 Sangat
bantuan terhadap berpengaruh
masalah
Kesimpulan 0 18 19 67 101 4,31 Sangat
berpengaruh

106
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap terhadap masalah sebesar 4,36 dengan
faktor prioritas kebutuhan diperoleh nilai untuk penilaian sangat berpengaruh. Secara
atribut karakteristik daerah tersebut sebesar keseluruhan faktor prioritas kebutuhan sangat
4,23 dengan penilaian sangat berpengaruh, berpengaruh dalam menjalankan program
atribut jumlah individu yang membutuhkan CSR. Semua atribut sangat berpengaruh dalam
sebesar 4,26 dengan penilaian sangat menjalankan program CSR. Tanpa atribut
berpengaruh. Untuk atribut desa tertinggal tersebut perusahaan tidak akan bisa
sebesar 4,36 dengan penilaian sangat mengetahui daerah mana yang baik untuk
berpengaruh, atribut tingkat pengaruh bantuan menjalankan program CSR perusahaan.

Tabel 4. Sebaran Jawaban Responden terhadap Pengaruh Program CSR


Jumlah Responden
Pertanyaan Skala Skala Skala Skala Skala Rata- Keterangan
1 2 3 4 5 rata
Pengaruh Faktor pihak 0 3 0 12 31 4,27 Sangat
Program penerima berpengaruh
CSR bantuan
Faktor 0 0 2 8 36 4,63 Sangat
organisasi berpengaruh
Faktor prioritas 0 2 3 12 29 4,31 Sangat
kebutuhan berpengaruh
Kesimpulan 0 5 5 32 96 4,40 Sangat
berpengaruh

Berdasarkan hasil perhitungan di atas Kedua peubah memiliki hubungan linier


terhadap faktor-faktor yang memengaruhi yang positif (jika Organisasi naik,
program CSR diperoleh nilai yang terbesar Lingkungan juga naik).
diberikan oleh faktor organisasi yaitu sebesar - Lingkungan memiliki korelasi dengan
4,31 dengan penilaian sangat berpengaruh. Prioritas dengan koefisien korelasi sebesar
Dari hasil sebaran jawaban responden untuk 0,509. Korelasi ini signifikan pada taraf
masing-masing faktor yang di bentuk oleh nyata 5%, dengan nilai-p 0,0003. Kedua
atribut-atribut pengaruh program CSR, faktor peubah memiliki hubungan linier yang
yang memiliki pengaruh signifikan terhadap positif (jika Prioritas naik, Lingkungan juga
pengaruh program CSR adalah faktor naik).
organisasi.
Tabel 6. Korelasi Program Pendidikan
Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever Pendidik- Pendidik- Pendidik-
Indonesia an vs an vs an vs
Korelasi Penerima Organisasi Prioritas
Tabel 5. Korelasi Program Lingkungan Koefisien
korelasi 0,140 -0,1 0,497
Korelasi Lingkung- Lingkung- Lingkung-
an vs an vs an vs Nilai-p 0,355 0,509 0,001
Penerima Organisasi Prioritas
Koefisien 0,484 0,539 0,509 Dari output korelasi di atas dapat dilihat
korelasi bahwa:
Nilai-p 0,0007 0,0001 0,0003 - Pendidikan memiliki hubungan dengan
Penerima dengan koefisien korelasi sebesar
Dari output korelasi di atas dapat dilihat 0,140. Korelasi ini tidak signifikan pada
bahwa: taraf nyata 5%, dengan nilai-p 0,355.
- Lingkungan memiliki hubungan dengan Kedua peubah tidak ada hubungan.
Penerima dengan koefisien korelasi sebesar - Pendidikan memiliki korelasi dengan
0.484. Korelasi ini signifikan pada taraf Organisasi dengan koefisien korelasi
nyata 5%, dengan nilai-p 0,0007. Kedua sebesar -0,1. Korelasi ini tidak signifikan
peubah memiliki hubungan linier positif pada taraf nyata 5%, dengan nilai-p 0,509.
(jika Penerima bertambah, Lingkungan juga Kedua peubah tidak memiliki hubungan
naik). linier.
- Lingkungan memiliki korelasi dengan - Pendidikan memiliki korelasi dengan
Organisasi dengan koefisien korelasi Prioritas dengan koefisien korelasi sebesar
sebesar 0,539. Korelasi ini signifikan pada 0,497. Korelasi ini signifikan pada taraf
taraf nyata 5%, dengan nilai-p 0,0001. nyata 5%, dengan nilai-p 0,001. Kedua

107
peubah memiliki hubungan linier yang sebesar 0,602. Korelasi ini signifikan pada
positif. taraf nyata 5%, dengan nilai-p 0,000.
Kedua peubah memiliki hubungan linier
Tabel 7. Korelasi Program Daur Ulang yang positif (jika Penerima bertambah,
Korelasi
Daur vs Daur vs Daur vs Daur juga naik).
Penerima Organisasi Prioritas - Program Daur Ulang memiliki korelasi
Koefisien
korelasi 0,602 0,644 0,260
dengan Organisasi dengan koefisien
korelasi sebesar 0,644. Korelasi ini
Nilai-p 0,000 0,000 0,081 signifikan pada taraf nyata 5%, dengan
Daur vs Daur vs Daur vs
Korelasi nilai-p 0,000. Kedua peubah memiliki
Penerima Organisasi Prioritas
hubungan linier yang positif (jika
Koefisien
korelasi 0,602 0,644 0,260 Organisasi naik, Daur juga naik).
Nilai-p 0,000 0,000 0,081
- Program Daur Ulang memiliki korelasi
dengan Prioritas dengan koefisien korelasi
sebesar 0,260. Korelasi ini tidak signifikan
Dari output korelasi di atas dapat dilihat
pada taraf nyata 5%, dengan nilai-p 0,081.
bahwa:
- Program Daur Ulang memiliki hubungan
dengan Penerima dengan koefisien korelasi

Tabel 8. Regresi untuk Program Lingkungan


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2,519 ,327 7,700 ,000
Penerima ,075 ,066 ,156 1,147 ,258 ,645 1,551
Organisasi ,220 ,074 ,393 2,955 ,005 ,674 1,483
Prioritas ,170 ,046 ,417 3,699 ,001 ,938 1,066
a. Dependent Variable: Lingkungan

R-square untuk Program Lingkungan sebesar program lingkungan PT Unilever Indonesia


50%. Tbk yang di laksanakan oleh masyarakat Pasar
Dari 3 uji T di atas, hanya variabel atau Minggu. Dari semua faktor yang memengaruhi
peubah Organisasi dan Prioritas yang proses lingkungan oleh masyarakat Pasar
berpengaruh terhadap Lingkungan dengan Minggu, faktor yang berpengaruh paling tinggi
nilai-p sebesar 0,005 dan 0,001. adalah faktor Organisasi dan faktor yang
Faktor yang berpengaruh nyata memiliki pengaruh sedikit terhadap program
terhadap Program Lingkungan dari model di lingkungan ini adalah faktor Penerima
atas adalah faktor Prioritas Kebutuhan dan Bantuan. Sedangkan pada faktor Penerima
faktor Organisasi. Ini bisa dilihat dari masing- Bantuan ini adalah atribut yang tidak memiliki
masing nilai-p yang kurang dari 5%. Artinya pengaruh signifikan terhadap proses
faktor Penerima Bantuan dan faktor Organisasi pendidikan.
memengaruhi dalam proses pelaksanaan

Tabel 9. Regresi Program Pendidikan


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2.626 .909 2.889 .006
Penerima .189 .182 .167 1.037 .305 .645 1.551
Organisasi -.344 .207 -.263 -1.666 .103 .674 1.483
Prioritas .469 .128 .492 3.673 .001 .938 1.066
a. Dependent Variable: Pdidikan

R-square untuk Program Pendidikan sebesar Dari 3 uji T di atas, hanya variabel
29,4%. Prioritas yang berpengaruh terhadap
Pendidikan dengan nilai-p sebesar 0,002.

108
Faktor yang berpengaruh nyata Dari semua faktor yang memengaruhi proses
terhadap program pendidikan dari model di daur ulang oleh masyarakat Pasar Minggu,
atas adalah faktor Penerima Bantuan dan faktor faktor yang berpengaruh paling tinggi adalah
Organisasi. Ini bisa dilihat dari masing-masing faktor Organisasi dan faktor yang memiliki
nilai-p yang kurang dari 5%. Artinya faktor pengaruh sedikit terhadap program daur ulang
Penerima Bantuan dan faktor Organisasi ini adalah faktor Penerima Bantuan.
memengaruhi proses pelaksanaan program Sedangkan faktor Prioritas Kebutuhan adalah
pendidikan PT Unilever Indonesia Tbk yang atribut yang tidak memiliki pengaruh terhadap
dilaksanakan oleh masyarakat Pasar Minggu. proses pendidikan.

Tabel 10. Regresi untuk Program Daur Ulang


Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 1.660 .458 3.628 .001
Penerima .216 .092 .317 2.356 .023 .645 1.551
Organisasi .353 .104 .446 3.392 .002 .674 1.483
Prioritas .069 .064 .120 1.071 .290 .938 1.066
a. Dependent Variable: Daur

R-square untuk Program Lingkungan sebesar Profit Program CSR


50,09%. Biaya rata-rata yang digunakan untuk
Dari 3 uji T di atas, hanya variabel atau program CSR setiap perusahaan adalah sebesar
peubah Penerima Bantuan dan Organisasi yang 2% dari laba bersih perusahaan. Semakin
berpengaruh terhadap Daur Ulang dengan tinggi tingkat laba bersih sebuah perusahaan
nilai-p sebesar 0,023 dan 0,002. maka semakin tinggi pula dana yang
Faktor yang berpengaruh nyata dikeluarkan sebuah perusahaan untuk suatu
terhadap program daur ulang dari model di atas program CSR dan semakin banyak pula
adalah faktor Penerima Bantuan dan faktor program-program yang dibuat untuk kegiatan
Organisasi. Ini bisa di lihat dari masing-masing CSR.
nilai-p yang kurang dari 5%. Artinya faktor
Penerima Bantuan dan faktor Organisasi KESIMPULAN
memengaruhi proses pelaksanaan program
daur ulang PT Unilever Indonesia Tbk yang 1. Program CSR yang dilakukan oleh Yayasan
dilaksanakan oleh masyarakat Pasar Minggu. Unilever Indonesia yang paling menonjol
Dari semua faktor yang memengaruhi proses adalah Daur Ulang, Lingkungan, dan
daur ulang oleh masyarakat Pasar Minggu, Pendidikan di daerah Pasar Minggu.
faktor yang berpengaruh paling tinggi adalah Faktor-faktor yang memengaruhi program
faktor Organisasi dan faktor yang memiliki CSR tersebut adalah Pihak Penerima
pengaruh sedikit terhadap program daur ulang Bantuan, Organisasi, dan Prioritas
ini adalah faktor Penerima Bantuan. Kebutuhan.
Sedangkan faktor Prioritas Kebutuhan adalah 2. Dari hasil analisis diketahui persentase
atribut yang tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas program CSR yang dilakukan
proses daur ulang. oleh Yayasan Unilever Indonesia pada
program Daur Ulang sebesar 4,55 dengan
Laba Bersih yang Diperoleh PT Unilever penilaian Sangat Efektif, kemudian
Indonesia Tbk dan Perusahaan Sejenis program Lingkungan sebesar 4,59 dengan
Pada tahun 2002–2004 laba bersih PT penilaian Sangat Efktif, dan program
Unilever Indonesia (dalam miliar rupiah): Pendidikan sebesar 3,89 dengan penilaian
• Pada tahun 2002 sebesar 978. Efektif.
• Pada tahun 2003 sebesar 1.297. 3. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa
• Pada tahun 2004 sebesar 1.468. faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas
Pada tahun 2002–2004 laba bersih program CSR Yayasan Unilever Indonesia
perusahaan sejenis (dalam miliar rupiah): adalah faktor Pihak Penerima Bantuan
• Pada tahun 2002 sebesar 802. sebesar 4,27 dengan penilaian Sangat
• Pada tahun 2003 sebesar 603. Berpengaruh, kemudian faktor Organisasi
• Pada tahun 2004 sebesar 378. sebesar 4,63 dengan penilaian Sangat
Berpengaruh, dan faktor Prioritas
Kebutuhan sebesar 4,31 dengan penilaian
Sangat Berpengaruh.

109
4. Dari hasil analisis regresi untuk program
Daur Ulang, faktor yang memengaruhi
efektivitas program CSR adalah faktor
Pihak Penerima Bantuan dan faktor
Organisasi. Kemudian untuk program
Lingkungan, faktor yang memengaruhi
efektivitas program CSR adalah faktor
Organisasi dan faktor Prioritas Kebutuhan,
dan untuk program Pendidikan yang
memengaruhi efektivitas program CSR
adalah faktor Prioritas Kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Metodologi
Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report
2002 The Journey to Excellence.
PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report
2003 Grow People for Growth.
PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report
2004.
PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report
2005 Winning With Customers.
PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report
2006 Growing Superior Brands.
PT. Unilever Indonesia Tbk. Sustainbability
Report 2006 Menambah Vitalitas
dalam kehidupan.
PT. Unilever Indonesia Tbk. Annual Report
2007 Fit to Compete.

110

You might also like