You are on page 1of 7

SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : IDENTIFIKASI

MIKROORGANISME PENYEBAB KEPUTIHAN PADA ORGAN


REPRODUKSI WANITA.
(Praktikum Penulisan Karya Ilmiah)

Oleh
Tina Pertiwi
2017021058

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : IDENTIFIKASI
MIKROORGANISME PENYEBAB KEPUTIHAN PADA ORGAN
REPRODUKSI WANITA.

Tina Pertiwi, Endah Setyaningrum


Jurusan S1 Biologi Fakultas MIPA. Universitas Lapung,
Jalan Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung 35141
e-mail : tinapertiwi25@gmail.com

Abstract: The vagina is a very important organ in life, one of which is to produce offspring.
Maintaining vaginal health is an important part of maintaining a woman's overall health.
Damage to the vagina can affect fertility, desire for sex and the ability to reach orgasm.
Ongoing vaginal health problems can also cause stress or relationship problems and affect self-
confidence. The main problem in the vagina that is often faced by millions of women around the
world is vaginal discharge. Vaginal discharge is a condition that is often experienced by women
throughout their life cycle, starting from adolescence, reproduction and menopause. vaginal
discharge is classified into two, namely normal vaginal discharge and abnormal vaginal
discharge, in normal vaginal discharge, namely vaginal discharge that occurs due to metabolic
processes and hormonal changes in the body. While abnormal vaginal discharge is caused by
microorganisms such as bacteria, fungi, parasites and viruses. The purpose of this paper is to
find out what are the microorganisms that cause vaginal discharge in the female reproductive
organs. The research method used is to collect journals from research on the Google Scholar
database. Journals used for data extraction obtained 5 main reference journals. The journal
selection criteria were based on the type of experimental research, Completely Randomized
Design, publication year above 2017. The results of this search show microorganisms that cause
vaginal discharge in women.
Keywords: woman; Vagina; Fluor Albus.

Abstrak : Vagina merupakan organ yang sangat penting dalam kehidupan, salah satunya untuk
menghasilkan keturunan. Menjaga kesehatan vagina merupakan bagian penting dari menjaga
kesehatan wanita secara keseluruhan. Kerusakan pada vagina dapat mempengaruhi kesuburan,
keinginan untuk berhubungan seks dan kemampuan untuk mencapai orgasme. Masalah
kesehatan pada vagina yang sedang berlangsung juga dapat menimbulkan stres atau masalah
hubungan dan mempengaruhi kepercayaan diri. Masalah utama pada vagina yang sering dihadapi
oleh jutaan wanita diseluruh dunia adalah keputihan. Keputihan merupakan kondisi yang sering
dialami oleh wanita sepanjang siklus kehidupannya mulai dari masa remaja, masa reproduksi
maupun masa menopause. keputihan tergolong menjadi dua yaitu keputihan normal dan
keputihan abnormal, pada keputihan normal yaitu keputihan yang terjadi karena proses
metabolisme dan perubahan hormon pada tubuh. Sedangkan keputihan abnormal disebabkan
oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, parasit dan virus. Tujuan dari penulisan ini adalah
untuk mengetahui apa saja mikroorganisme penyebab keputihan pada organ reproduksi wanita.
Metode penelitian yang digunakan adalah mengumpulkan jurnal dari penelitian pada database
google scholar. Jurnal yang digunakan untuk ektraksi data didapatkan 5 jurnal acuan utama.
Kriteria pemilihan jurnal berdasarkan pada jenis penelitian ekperimental, Rancangan Acak
Lengkap, tahun publikasi diatas 2017. Hasil penelusuran ini menunjukkan mikroorganisme
penyebab keputihan pada wanita
Kata kunci : Wanita; Vagina; Keputihan.

PENDAHULUAN
Keputihan adalah salah satu masalah kesehatan reproduksi remaja khususnya yang sering
dikeluhkan oleh wanita. Masalah keputihan yang terjadi pada remaja perlu mendapatkan
perhatian khusus. Jika keputihan pada saat remaja dibiarkan maka akan menimbulkan penyakit
yang serius. Keputihan adalah sesuatu hal yang wajar. Keputihan terjadi menjelang saat
menstruasi. Keputihan masih dalam batas normal selama berwarna bening atau jernih, selama
tidak berbau, tidak terasa gatal dan dalam jumlah yang tidak berlebihan. Bila cairan berubah
menjadi warna kekuningan, berbau dan disertai gatal maka telah menjadi keputihan yang tidak
normal. Di Indonesia wanita yang mengalami keputihan disebabkan keadaan iklim di Indonesia
yang lembab, berbeda dengan iklim kering yang ada di eropa sehingga wanita di Eropa tidak
mudah terinfeksi jamur yang menjadi penyebab keputihan.
Berdasarkan data penelitian kesehatan reproduksi di dapatkan wanita di dunia sebanyak
75% pernah mengalami keputihan setidaknya satu kali dalam hidupnya. Di Eropa angka kejadian
keputihan hanya 25%, sedangkan untuk di Indonesia didapatkan sebanyak 50% wanita
mengalami keputihan. angka kejadian keputihan terus meningkat pada tiap tahunnya hingga
mencapai 70% .
Penyebab utama keputihan patologis ialah infeksi (jamur, kuman, parasit dan virus).
Keputihan patologis dapat juga disebabkan karena kurangnya perawatan remaja putri terhadap
alat genetalia seperti mencuci vagina dengan air yang tergenang di ember, menggunakan
pembilas secara berlebihan, memakai celana dengan bahan yang tidak menyerap keringat, jarang
mengganti celana dalam, dan tak sering mengganti pembalut saat menstruasi.

METODE
Penelitian ini menggunakan Systematic Literatur Review (SLR) dimana pada pencarian
jurnal didasarkan sesuai dengan pedoman PRISMA Flow. Sumber data yang digunakan pada
penelitian ini mengacu pada sumber database yang dapat diakses pada Google Scholar. Dengan
menggunakan kata kunci “keputihan, organ reproduksi kewanitaan, vagina”
Jurnal penelitian didapatkan dari database Google Scholar. Tahun publikasi jurnal yang
digunakan untuk seleksi yaitu tahun 2017-2022. Jurnal yang didapat diseleksi berdasarkan judul
dan abstrak. Jurnal diseleksi kembali kembali berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Data diekstraksi dengan formulir yang dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk tabel.
Formulir tersebut berisi tentang: penulis, tahun terbit junal, golongan mikroorganisme penyebab
keputihan patologis, nama mikroorganisme uji, dan hasil penelitian.
Strategi analisis data dilakukan dengan cara deskriptif dimana jurnal penelitian yang
sudah terkumpul telah memenuhi kriteria secara inklusi dan dibuat dengan tabel maupun narasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pencarian jurnal penelitian mengacu pada sumber database google scholar.
Didapatkan jumlah jurnal keseluruhan sebanyak kurang lebih 241 jurnal dari google scholar .
Jurnal yang telah dilakukan proses asesmen kelayakan dan ekstraksi data di peroleh sebanyak 4
jurnal sesuai dengan kriteria inklusi sehingga dapat dilakukan Systematic literatur review.
Keputihan adalah merupakan masalah utama yang paling sering dihadapi wanita di
semua umur. Keputihan dapat dibagi menjadi dua yaitu: keputihan fisiologis (normal) dan
keputihan patologis (abnormal). Keputihan fisiologis biasanya dapat disebabkan oleh kemacetan
membran mukosa vagina karena rangsangan hormonal. Hal ini mungkin dapat terjadi selama
masa ovulasi dan kehamilan. Sementara itu Keputihan patologis biasanya disebabkan karena
infeksi saluran genital wanita bagian atas dan bawah. Patogen yang paling sering ditularkan
secara seksual yang terkait dengan keputihan adalah Chlamydia trachomatis, Neisseria
gonorrhoeae, dan Trichomonas vaginalis.
Ciri-ciri dari Keputihan fisiologis adalah keluarnya cairan yang tidak terlalu kental, jernih,
warna putih atau kekuningan, jika terkontaminasi oleh udara, tidak disertai rasa nyeri, tidak
timbul rasa gatal yang berlebih, dan tidak berbau. Keputihan yang bersifat fisiologis
mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Sementara keputihan patologis sering
disebut dengan keputihan abnormal atau keputihan tidak normal yang dikategorikan sebagai
penyakit. Ada terdapat banyak penyebab keputihan yang dapat bersifat patologis maupun bersifat
non patologis. Ciri-ciri dari keputihan patologis yaitu cairan yang keluar sangat kental dan warna
kekuningan sampai kehijauan, bau yang sangat menyengat, jumlahnya yang berlebih dan
menyebabkan rasa gatal, nyeri juga rasa sakit dan panas saat berkemih, serta banyak
mengandung leukosit.
Keputihan atau Fluor albus (fluor=cairan kental, albus=putih) atau dikenal dengan istilah
leukorrhea vaginal discharge adalah nama yang diberikan untuk cairan yang dikeluarkan dari alat
genital yang tidak berupa darah. Dalam dunia kedokteran, keputihan (fluor albus) adalah
keluarnya cairan selain darah dari liang vagina diluar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, dan
disertai rasa gatal setempat. Terdapat dua faktor yang mendorong terjadinya keputihan yaitu
faktor endogen dari dalam tubuh dan faktor eksogen dari luar tubuh. Faktor endogen antara lain:
kelainan pada vagina, sedangkan faktor eksogen dibedakan menjadi dua kelompok yakni infeksi
dan non infeksi. Faktor infeksi bisa oleh karena bakteri, jamur, parasit, virus, sedangkan faktor
non infeksi adalah masuknya benda asing ke vagina baik sengaja maupun tidak, membersihkan
vagina dengan cara yang kurang bersih, daerah sekitar vagina lembab, kondisi tubuh yang
menurun, aktivitas yang terlalu lelah, dan pada kelainan endokrin atau hormonal. Kandidiasis
vulvovaginalis (KVV) banyak diderita oleh wanita usia reproduktif yaitu wanita usia 15–44 tahun
sebanyak 70–75% wanita pernah menderita atau terinfeksi Kandidiasis vulvovaginalis (KVV)
sekali dalam hidupnya. Sekitar 50% wanita dengan usia reproduktif dapat terinfeksi untuk kedua
kalinya, dan sekitar 5–8% wanita usia reproduktif dapat terinfeksi Kandidiasis vulvovaginalis
(KVV) sebanyak 4 kali atau lebih atau biasa disebut dengan infeksi berulang
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 50 orang wanita usia subur di kawasan Asia
Selatan terutama India yang terdeteksi Trikomoniosis vaginalis sebanyak 3 kasus (6%) dan
Candida albicans dalam 26 kasus (52%). Terinfeksi Trikomoniosis vaginalis dan Candidia
albicans sebanyak 4 kasus (8%). Hampir 83 % penyebab keputihan adalah jamur Candidia
albicans yang banyak terjadi pada wanita usia subur dan berasal dari daerah pedesaan. Keputihan
dapat disebabkan oleh jamur Candida albicans (Kandidiasis vulvovaginalis) maupun oleh
bakteri Gardnerella vaginalis (Bakterial vaginosis) serta Trichomonas vaginalis
(Trichomoniasis). Kebanyakan wanita mengalami Kandidiasis vulvovaginalis setidaknya sekali
dalam seumur hidupnya, dan diperkirakan rata–rata 70–75%. Sebanyak 40–50% dari mereka
mengalami Kandidiasis rekurens.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Umumnya masalah kesehatan reproduksi dialami
oleh hampir seluruh remaja dunia. Jumlah penduduk remaja yang meningkat ini menimbulkan
banyak permasalahan, terutama berhubungan dengan kesehatan bagian reproduksi. Masalah
remaja hakikatnya bersumber pada perubahan organo-biologik akibat pematangan organ-organ
reproduksi yang sering kali tidak diketahui oleh remaja sendiri. Perubahan fisik yang cepat dan
pesat serta pematangan organ-organ reproduksi menyebabkan remaja mengalami beberapa
gangguan organ reproduksi salah satu diantaranya adalah keputihan atau Fluor albus .
Keputihan yang patologis paling sering disebabkan oleh adanya infeksi, dimana salah
satunya adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya Bakterial Vaginosis (BV)
yang merupakan penyebab dari keputihan patologis sekitar 40%-50% kasus telah ditemukan.
Selain infeksi oleh bakteri, keputihan patologis juga dapat terjadi akibat adanya infeksi oleh
jamur. Dimana infeksi jamur merupakan penyebab tersering terjadinya keputihan patologis dan
mikroorganisme jamur yang paling sering menjadi penyebab keputihan patologis adalah jamur
Candida albicans yang dapat menyebabkan terjadinya Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) sekitar
80- 90% kasus. Sementara infeksi parasit yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis yang
dapat menyebabkan terjadinya penyakit Trichomoniasis merupakan penyebab paling jarang yang
menyebabkan terjadinya keputihan patologis sekitar 5–20% kasus telah ditemukan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut organisme penyebab keputihan sangat beragam mulai dari
bakteri, jamur, virus hingga parasit. Bakteri penyebab keputihan antara lain Chlamydia
trachomatis, dan Neisseria gonorrhoeae. Jamur penyebab keputihan antara lain Candida sp.
penyebab candidiasis . Jamur Candida adalah merupakan suatu mikroorganisme yang bersifat
oportunistik, dan dapat dijumpai diseluruh badan, terutama didaerah vagina, saluran anorektal,
mulut, kolon, dan kuku. Parasit yang dapat menimbulkan gejala keputihan adalah Trichomonas
vaginalis. Trichomonas vaginalis ini merupakan satu–satunya spesies Trichomonas vaginalis
yang bersifat pathogen pada manusia dan dapat dijumpai di daerah traktus urogenital. Keputihan
yang diakibatkan oleh infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks Genitalis dan
Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya
kanker serviks, penis, dan vulva.
DAFTAR PUSTAKA
Widya I,.Z. 2019. Profil Mikroorganisme Penyebab Keputihan Pada Wanita Usia Reproduktif Di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan. Program Studi Magister Ilmu
Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara Medan
Monica A,. S, & Ismail I. 2018. Uji Potensi Antimikroba Hasil Fraksinasi Ekstrak Daun
kecombrang (Etlingera elatior) terhadap Candida albicans Penyebab Keputihan pada Ibu Hamil
Jurnal Media FarmasiVol. 14 (2), 45-50
https://scholar.google.com/scholar?as_q=mikroorganisme+penyebab+keputihan&as_epq=&as_o
q=&as_eq=&as_occt=any&as_sauthors=&as_publication=&as_ylo=2018&as_yhi=&hl=id&as_s
dt=0%2C5#d=gs_qabs&u=%23p%3DLz4jF25phc8J
Diakses pda tanggal 4 april 2022, pukul 22.00

Remi A., K. 2021. Gejala Tanda Keputihan. Jurnal OSF Preprints


https://scholar.google.com/scholar?as_q=mikroorganisme+penyebab+keputihan&as_epq=&as_o
q=&as_eq=&as_occt=any&as_sauthors=&as_publication=&as_ylo=2018&as_yhi=&hl=id&as_s
dt=0%2C5#d=gs_qabs&u=%23p%3DFDqwgmb7vdkJ
Diakses pda tanggal 4 april 2022, pukul 22.00

Yustini A. 2018. Uji Potensi Antijamur Candida Albicans Ekstrak Daun Gelinggang (CASSIA
ALATA L.) Dibandingkan Dengan Sediaan Daun Sirih Yang Beredar Di Pasaran Secara In Vitro
Jurnal kimia riset Vol.3 (2), 108-115
https://scholar.google.com/scholar?start=10&q=mikroorganisme+penyebab+keputihan&hl=id&a
s_sdt=0,5&as_ylo=2018#d=gs_qabs&u=%23p%3D0_Dt9iDb92MJ
Diakses pda tanggal 4 april 2022, pukul 22.00

You might also like